Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Peranan Mahasiswa dalam Pencegahan Korupsi

Disusun Oleh :

Muhammad Dimas A ( 011191003 ) Umi Rahmawati (011191055)


Andhika Rifqi ( 011191005 ) Hilda Iryana Atika Khan (011191021)
Dewi Wulandari ( 011191080) Novi Anggraeni (011191074)
Dina Christiana ( 011191100) Wahyu Ningtyas H (011191053)
I Kadek Arta W ( 011191056 ) Indah Sulistiyowati (011191028)
Afia Malinda Era K ( 011191004 ) Devi Triana (011191040)
I Gusti A Pt Wulandariyani ( 011191048 ) Nur Septiyan Endaryanti (011191118)
Nina Widayati ( 011191020 ) Putri Laila Nur Haliza (011191023)

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “Peranan Mahasiswa dalam Pencegahan Korupsi” Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, dan semoga untuk kedepannya kami
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca.

Semarang, 23 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................... ........................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................... 1
1.3 Tujuan penulisan ........................................................................... 2
Bab II Pembahasan
2.1 Gerakan anti korupsi .................................................................... 3
2.2 Peranan mahasiswa………………………………………….......
2.3 Keterlibatan mahasiswa ............................................................... 6
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korupsi adalah suatu tindak pidana yang merugikan banyak pihak.
Penyebab adanya tindakan korupsi sebenarnya bervariasi dan beraneka
ragam. Akan tetapi, secara umum dapatlah dirumuskan, sesuai dengan
pengertian korupsi diatas yaitu bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
pribadi atau orang lain secara tidak sah.
Banyak kasus korupsi yang sampai sekarang tidak diketahui ujung
pangkalnya Korupsi tidak akan pernah bisa kita pisahkan dari apa yang
dinamakan kekuasaan. Di mana ada kekuasaan, pasti ada korupsi. Hal ini
telah menjadi kodrat dari kekuasaan itu sendiri, yang menjadi “pintu masuk”
bagi terjadinya tindakan korupsi. Kekuasaan dan korupsi yang selalu
berdampingan, layaknya dua sisi mata uang, merupakan hakikat dari
pernyataan yang disampaikan oleh Lord Acton, dari Universitas Cambridge,
“Power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely.
Sesuai dengan definisinya, korupsi sebagai prilaku yang
menyimpang merupakan suatu tindakan yang melanggar aturan etis formal
yang dilakukan oleh seseorang dalam posisi otoritas publik (penguasa).
Korupsi cenderung dilakukan oleh orang yang memiliki kuasa atau
wewenang terhadap sesuatu. Apabila seseorang tersebut tidak memiliki
kuasa, kecil kemungkinan bagi dirinya untuk melakukan korupsi. Namun,
merupakan suatu kemustahilan bagi manusia yang tidak memiliki sebuah
‘kekuasaan’.Selain itu, ciri paling utama dari korupsi adalah tindakan
tersebut dilakukan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi semata dan
merugikan pihak lain di luar dirinya.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud gerakan anti korupsi ?
2. Bagaimana peranan mahasiswa dalam upaya pencegahan korupsi ?
3. Bagaimana keterlibatan mahasiswa dalam upaya pencegahan korupsi ?

1
4. Apa hambatan dalam penerapan Pendidikan anti korupsi di lingkungan
kampus?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi yang
diberikan oleh dosen pembimbing
2. Untuk mengetahui apa itu Pendidikan anti korupsi
3. Untuk mengetahui dan memahami peranan mahasiswa dalam pencegahan
korupsi
4. Untuk mengetahui keterlibatan mahasiswa dalam mencegah korupsi
5. Untuk mengetahui hambatan dalam penerapan Pendidikan anti korupsi di
lingkungan kampus

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gerakan Anti Korupsi

Upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan selama ini belum dapat


menunjukkan hasil maksimal. Hal ini antara lain terlihat dari masih rendahnya
angka Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia. Berdasarkan UU No.30 Tahun
2002, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dirumuskan sebagai rangkaian
tindakan untuk mencegah dan memberanas tindak pidana korupsi melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang
pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Dengan demikian dalam strategi pemberantasan korupsi terdapat 3 (tiga)


unsur utama, yaitu: pencegahan, penindakan, dan peran serta masyarakat. Salah
satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukan suatu Gerakan
Anti-Korupsi di masyarakat. Dengan tumbuhnya budaya anti-korupsi di
masyarakat diharapkan dapat mencegah munculnya perilaku koruptip. Gerakan
anti-korupsi adalah suatu gerakan jangka panjang yang harus melibatkan seluruh
pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Pada dasarnya korupsi yang terjadi jika ada pertemuan antara tiga factor utama,
yaitu: niat, kesempatan, dan kewenangan. Sehingga upaya memerangi korupsi
pada dasarnya adalah upaya untuk menghilangkan atau setidaknya meminimalkan
ketiga faktor tersebut. Karena, gerakan anti korupsi adalah suatu gerakan yang
memperbaiki perilaku individu dan sistem untuk mencegah terjadinya perilaku
koruptif, sehingga dapat memperkecil peluang berkembang luasnya korupsi di
negeri ini. Upaya perbaikan perilaku manusia antara lain dapat dimulai dengan
menanamkan nilai-nilai yang mendukung terciptanya perilaku anti-koruptif.
Nilai-nilai yang dimaksud antara lain adalah kejujuran, kepedulian, kerja keras,
kemandirian, kedisiplinan, tanggungjawab, kesederhanaan, keberanian dan
keadilan. Penanaman nilai-nilai ini kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai

3
cara yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penanaman nilai-nilai ini juga penting
dilakukan kepada mahasiswa.

2.2 Peranan Mahasiswa dalam mencegah Korupsi

Karena sifatnya yang sangat luar biasa, maka untuk memerangi atau memberantas
korupsi diperlukan upaya yang luar biasa pula . Upaya pemberantasan korupsi
sama sekali bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Upaya memberantas korupsi
tentu saja tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab institusi penegak hukum atau
pemerintah saja. Tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama seluruh
konponen bangsa. Oleh karena itu upaya memberantas korupsi harus melibatkan
semua pemangku kepentingan yang terkait yaitu pemerintah, swasta dan
masyarakat, Dalam konteks inilah mahasiswa sebagai salah satu bagian penting
dari masyarakat, sangat diharapkan dapat berperan aktif.

Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tercatat bahwa mahasiswa


mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan tersebut tercatat dalam
peristiwa-peristiwa besar yang dimulai dari Kebangkitan Nasional tahun 1908,
Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan NKRI tahun 1945,
lahirnya Orde Baru tahun 1966, dan Reformasi tahun 1998. Tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut mahasiswa tampil di
depan sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan, semangat dan idealisme
yang mereka miliki. Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari
karakteristik yang mereka miliki, yaitu : intelektualitas, jiwa muda dan idealisme.

Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh


semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu
mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa
peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa berperan
sangat penting sebagai agen perubahan (agent of change). Dalam konteks gerakan
anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat tampil di depan menjadi motor
penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yag mereka miliki, yaitu :
intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan
kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa

4
diharapkan (KementerianPendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, 2013)

a. Mampu menjadi agen perubahan.


b. Mampu menyuarakan kepentingan rakyat
c. Mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif
d. Mampu menjadi watch dog (anjing penjaga), lembaga - lembaga negara
dan penegak hukum.

2.3 Keterlibatan mahasiswa dalam pencegahan korupsi

Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukan suatu
gerakan anti korupsi di masyarakat. Gerakan ini adalah upaya bersama yang
bertujuan untuk menumbuhkan Budaya Anti Korupsi di masyarakat. Dengan
tumbuhnya budaya anti korupsi di masyarakat diharapkan dapat mencegah
munculnya perilaku koruptif. Gerakan anti korupsi adalah suatu gerakan jangka
panjang yang harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan

yang terkait, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Dalam konteks ini peranan
mahasiswa sebagai salah satu bagian penting dari masyarkat sangat diharapkan.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi empat wilayah yaitu :

1. Di lingkungan keluarga
Internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa dapat di mulai dari
lingkungan keluarga. Kegiatan tersebut dapat berupa melakukan pengamatan
terhadap perilaku keseharian anggota keluarga, misalnya :
1) Apakah penghasilan orang tua tidak berasal dari tindak korupsi ?
2) Apakah ada diantara keluarga yang menggunakan produk bajakan ?

Tahapan proses internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiwa yang
diawali dari lngkungan keluarga sangat sulit untuk dilakukan. Justru karena
anggota keluarga adalah orang-orang terdekat, yang setiap saat bertemu dan
berkumpul. Maka pengamatan terhadap adanya perilaku korupsi yang dilakukan
dalam keluarga seringkali menjadi bias.

5
2. Di Lingkungan Kampus

Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus dapat


dibagi ke dalam dua wilayah, yaitu :

1) Untuk individu mahasiswanya sendiri

Seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar dirinya sendiri


tidak berprilaku koruptif dan tidak korupsi

2) Untuk komunitas mahasiswanya

Seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar rekan-rekannya


sesama mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di kampus tidak berprilaku
koruptif dan tidak korupsi.

3. Di Masyarakat Sekitar

Hal yang sama dilakukan oleh mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk
mengamati lingkungan di lingkungan masyarakat sekitar, misalnya:

1) Apakah kantor-kantor pemerintah menjalankan fungsi pelayanan


kepada masyarakatnya dengan sewajarnya: pembuatan KTP, SIM, KK,
laporan kehilangan. Adakah biaya yang diperlukan untuk pembuatan
surat menyurat, pembuatan suratsurat atau dokumen tersebut?
wajarkah jumlah biaya tersebut?
2) Apakah akses publik kepada berbagai informasi sudah didapatkan?
3) Apakah pelayanan publik untuk masyarakat miskin sudah memadai?
misalnya: pembagian kompor gas, Bantuan Langsung Tunai, dan
sebagainya.
4. Di Tingkat Lokal Dan Nasional

Dalam konteks nasional, keterlibatan seorang mahasiswa dalam gerakan anti


korupsi bertujuan agar dapat mencegah terjadinya perilaku koruptif dan tindak
korupsi yang masif dan sistematis di masyarakat. Mahasiswa dengan kompetensi
yang dimilikinya dapat menjadi pemimpin (leader) dalam gerakan mahasiswa
anti korupsi baik yang bersifat lokal mupun nasional.

6
2.4 Hambatan dalam penerapan Pendidikan anti korupsi di dalam kampus

1. Penegakan hokum yang tidak konsisten dan cenderung setengah-setengah


2. Peraturan perundang undangan hanya sekedar menjadi huruf mati yang
tidak pernah memiliki roh sama sekali
3. Karena beberapa perilaku social yang terlalu toleran terhadap korupsi
4. Kurang optimalnya fungsi komponen – komponen pengawas atau
pengontrol,sehingga tidak ada check and balance.
5. Banyaknya celah atau lubang-lubang yang dapat dimasuki tindakan
korupsi.
6. Kesulitan dalam menempatkan atau merumuskan perkara,sehingga dari
contoh-contoh kasus yang terjadi para pelaku korupsi begitu gampang
mengelak dari tuduhan yang diajukan oleh jaksa

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pendidikan anti korupsi dini diharapkan mampu memberikan pola pikir baru
terhadap generasi muda dalam mewujudkan negara yang bebas dari KKN
(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
2. Pedidikan merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat demokrasi
yang madani, sudah sepantasnya mempunyai andil dalam hal pencegahan
korupsi. Salah satu yang bisa menjadi gagasan baik dalam kasus korupsi ini
adalah penerapan anti korupsi dalam pendidikan karakter bangsa di Indonesia,
khususnya ditujukan bagi mahasiswa. Karena pada dasarnya mereka adalah
agen perubahan bangsa dalam perjalanan sejarah bangsa.
3. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat,
dan idealisme yang murni terlah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil
peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa
besar perjalanan bangsa ini telah terbukti mahasiswa berperan penting sebagai
agen perubahan (agent of change).

7
3.2 Saran
1. Pendidikan anti korupsi (PAK) seharusnya diterapkan di bangku Perguruan
Tinggi sebagai mata kuliah wajib maupun pilihan. Karena, Mahasiswa
sebagai salah satu bagian dari generasi penerus bangsa memiliki kompetensi
intelektual, ide-ide inovatif, kebijakan, dan pola pikir yang lebih diplomatis
menjadikan mereka agen perubahan pembelajaran kehidupan kebangsaan.
2. Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di tingkat Perguruan Tinggi memberikan
pembelajaran lebih efektif dan pengalaman aktif bagi mahasiswa tentang
realitas sosial, masalah-masalah yang berkaitan dengan profesi, pelayanan
umum, dll. Sehingga termotivasi untuk kreatif dan mandiri mengajak dirinya
sendiri, keluarga dan lingkungannya untuk proaktif memberantas korupsi.
3. Pemerintah seharusnya mampu memperbaiki kinerja lembaga peradilan baik
dari tingkat kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga pemasyarakatan.
4. Adanya kerjasama masyarakat, pemerintah serta instansi terkait secara
sinergis untuk dapat mengimplementasikan dan menerapkan pendidikan anti
korupsi dini di segala aspek kehidupan

8
DAFTAR PUSTAKA

Evi Hartanti, 2012, Tindak Pidana Korupsi, Edisi Kedua, Sinar Grafika,
Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Khoiri, Mishad : 2013. Pendidikan Anti Korupsi.
http://kualitaindonesia.blogspot.com/2012/03/pendidikan-antikorupsi.html

http://ridwanmuslim.wordpress.com/2013/04/03/makalah-korupsi-
indonesia/

Rizani, Ahmad. 2013. Peran serta Pemuda sebagai Agen Pemberantasan


Korupsi.http://kompasiana.com/post/hukum/2011/01/29/peran-
sertapemuda-sebagai-agen-pemberantasan-korupsi/

http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/upaya-pemberantasan-korupsi-
di.html

Anda mungkin juga menyukai