Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ANTI NARKOBA DAN

DERADIKALISME

“Peran Mahasiswa Dalam Pencegahan Korupsi”

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Dila Permatasari/19010108052
Wa Ode Rezky Amalya/19010108046
Helda Afriani/2021010108017

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KENDARI
2023

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah tentang
Pendidikan Anti Korupsi dan Narkoba dan Deradikalisme yang berjudul “Peran
Mahasiswa Dalam pencegahan Korupsi” ini dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun sebagai tugas semester VI oleh setiap kelompok mahasiswa yang telah
diberikan oleh dosen. Penulisan dan penyusunan makalah ini merupakan
serangkaian aktivitas terpadu dan komprehensif dalam mencapai sasaran
pembelajaran agar tercapai secara maksimal dan optimal.
Penulisan Makalah Pendidikan Anti Korupsi dan Narkoba dan
Deradikalisme “Peran Mahasiswa Dalam pencegahan Korupsi” ini tentu saja
masih ditemukan beberapa kekurangan dan kelemahan. Semoga bermanfaat dan
saya ucapkan terima kasih.

Kendari, 23 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Gerakan Antikorupsi Di Indonesia.................................................................3
2.2 Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Pemberantasan Antikorupsi....................5
2.3 Keterlibatan Mahasiswa Dalam Gerakan Antikorupsi...................................6
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Perkembangan tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia sudah
sangat memperihatinkankan. Korupsi seakan menjadi budaya (Hartini, 2008) yang
telah menyebar keseluruh tubuh pemerintahan sejak tahun 1960-an (Indrawan,
2014), baik penyelenggara negara di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Hal
ini tidak terjadi begitu saja, pelimpahan wewenang yang berlebihan di bidang
administrasi dan keuangan kepada daerah masing-masing dengan pengawasan
yang sangat minim merupakan salah satu faktor tumbuh dan berkembangnya
tindak pidana di tingkat daerah. Karakteristik korupsi yang unik, multi dimensi,
dan merusak (destruktif) merupakan salah satu tindak pidana yang sulit untuk
dibongkar, karena membutuhkan langkah-langkah yang bersifat Extra ordinary
way melalui piranti hukum pidana materilnya maupun hukum pidana formilnya
(Kholiq, 2014). Hal tersebut juga ternyata menimbulkan pendapat dan penafsiran
yang berbeda-beda, baik di kalangan praktisi hukum maupun teoritisi hukum,
tentang batasan korupsi.

Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak


banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran
mahasiswa. Walaupun jaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak
berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme. Semangat-semangat yang
berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk
melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-
mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme.
Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.
Sejarah mencatat dengan tinta emas, perjuangan mahasiswa dalam memerangi ketidak
adilan. Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari
mahasiswa dan dari pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh dan pemimpin bangsa.
Apabila kita menengok ke belakang, ke sejarah perjuangan bangsa, kebangkitan bangsa
Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda dimotori oleh para mahasiswa kedokteran
STOVIA.

iv
Demikian juga dengan Soekarno, sang Proklamator Kemerdekaan RI merupakan
tokoh pergerakan mahasiswa. Ketika pemerintahan bung Karno labil, karena situasi
politik yang memanas pada tahun 1966, mahasiswa tampil ke depan memberikan
semangat bagi pelaksanaan tritura yang akhirnya melahirkan orde baru. Demikian pula,
seiring dengan merebaknya penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan oleh orde baru,
mahasiswa memelopori perubahan yang kemudian melahirkan jaman reformasi.
Demikianlah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya, untuk
memerangi ketidakadilan. Namun demikian, perjuangan mahasiswa belumlah berakhir.
Di masa sekarang ini, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah besar
dibandingkan dengan kondisi masa lampau. Kondisi yang membuat Bangsa Indonesia
terpuruk, yaitu masalah korupsi yang merebak di seluruh bangsa ini. Mahasiswa harus
berpandangan bahwa korupsi adalah musuh utama bangsa Indonesia dan harus diperangi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah gerakan anti korupsi di Indonesia?
2. Bagaimanakah peran mahasiswa dalam gerakan pemberantasan anti korupsi?
3. Bagaimana keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui gerakan antikorupsi di Indonesia
2. Untuk mengetahui peran mahasiswa dalam gerakan pemberantasan anti korupsi
3. Untuk mengetahui keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gerakan Anti korupsi Di Indonesia


Gerakan antikorupsi berdasarkan undang-undang No.30 tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi pencetus lahirnya
KPK di masa Kepresidenan Megawati Soekarno Putri. Ketika itu, Kejaksaan dan
Kepolisian dianggap tidak efektif memberantas tindak pidana korupsi sehingga
dianggap perlu adanya lembaga khusus untuk melakukannya. Sesuai amanat UU
tersebut, KPK dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan
manapun. UU ini kemudian disempurnakan dengan revisi UU KPK pada 2019
degan terbitnya Undang-Undang No 19 Tahun 2019. Dalam UU 2019 diatur soal
peningkatan sinergitas antara KPK, kepolisian dan kejaksaan untuk penanganan
perkara tindak pidana korupsi. 

Memberantas korupsi di Indonesia bukan pekerjaan mudah dan perlu kerja


berkelanjutan yang melibatkan semua pihak. Ada tiga strategi pemberantasan
korupsi yang tengah dijalankan di Indonesia, KPK menyebutnya: Trisula
Pemberantasan Korupsi. Mari kita bahas satu per satu Trisula Pemberantasan
Korupsi KPK:

1. Sula Penindakan
Sula Penindakan adalah strategi represif KPK dalam menyeret koruptor ke
meja hijau, membacakan tuntutan, serta menghadirkan saksi-saksi dan alat bukti
yang menguatkan. Strategi ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu penanganan
laporan aduan masyarakat, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, hingga
eksekusi. Pengaduan masyarakat merupakan sumber informasi yang sangat
penting bagi upaya pemberantasan korupsi. Karena itulah, KPK memperkuat
whistleblowing system yang mendorong masyarakat mengadukan tindak pidana
korupsi. Pengaduan masyarakat atas dugaan tindak pidana korupsi bisa dilakukan

vi
di situs KPK. KPK akan melakukan proses verifikasi dan penelaahan untuk
memastikan apakah sebuah aduan bisa ditindaklanjuti ke tahap penyelidikan. Di
tahap penyelidikan, KPK akan mencari sekurang-kurangnya dua alat bukti untuk
melanjutkan kasus ke proses penyidikan. Pada tahap ini, salah satunya ditandai
dengan ditetapkannya seseorang menjadi tersangka. Selanjutnya adalah tahap
penuntutan dan pelimpahan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Tahapan
berikutnya adalah pelaksanaan putusan pengadilan. Eksekusi yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, dilakukan oleh jaksa.
2. Sula Pencegahan
Harus diakui masih banyak sistem di Indonesia yang membuka peluang
terjadinya korupsi. Misalnya, rumitnya prosedur pelayanan publik atau
berbelitnya proses perizinan sehingga memicu terjadinya penyuapan dan
penyalahgunaan kekuasaan. Sistem dengan celah korupsi juga kerap terjadi pada
proses pengadaan barang dan jasa yang sarat konflik kepentingan. Sula
Pencegahan mencakup perbaikan pada sistem sehingga meminimalisasi terjadinya
tindak pidana korupsi. Pada strategi ini, KPK akan melakukan berbagai kajian
untuk kemudian memberikan rekomendasi kepada kementerian atau lembaga
terkait untuk melakukan langkah perbaikan. Di antara perbaikan yang bisa
dilakukan misalnya, pelayanan publik yang dibuat transparan melalui sistem
berbasis online atau sistem pengawasan terintegrasi. KPK juga mendorong
penataan layanan publik melalui koordinasi dan supervisi pencegahan
(korsupgah), serta transparansi penyelenggara negara (PN). Untuk transparansi
PN, KPK menerima laporan atas Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN) dan gratifikasi. Penyerahan LHKPN wajib dilakukan semua
penyelenggara negara. Sedangkan untuk gratifikasi, penerima wajib melaporkan
kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak menerimanya. Jika tidak
melaporkannya, maka pegawai negeri tersebut dianggap menerima suap.
3. Sula Pendidikan
Sula Pendidikan digalakkan dengan kampanye dan edukasi untuk
menyamakan pemahaman dan persepsi masyarakat tentang tindak pidana korupsi,
bahwa korupsi berdampak buruk dan harus diperangi bersama. Harus diakui,

vii
masyarakat tidak memiliki pemahaman yang sama mengenai korupsi. Contoh
paling mudah adalah soal memberi "uang terima kasih" kepada aparat pelayan
publik yang masih dianggap hal lumrah. Padahal uang terima kasih adalah
gratifikasi yang dapat mengarah kepada korupsi.  Melalui Sula Pendidikan, KPK
ingin membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai dampak korupsi, mengajak
masyarakat terlibat dalam gerakan pemberantasan korupsi, serta membangun
perilaku dan budaya antikorupsi. Salah satu bentuk konkret edukasi anti korupsi
adalah diterbitkannya Permenristekdikti Nomor 33 Tahun 2019 tentang
Kewajiban Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di Perguruan
Tinggi. Melalui Peraturan Menteri ini, perguruan tinggi negeri atau swasta wajib
mengadakan mata kuliah pendidikan antikorupsi untuk para mahasiswanya.Tidak
hanya bagi mahasiswa dan masyarakat umum, pendidikan antikorupsi juga
disampaikan kepada anak-anak usia dini, sekolah dasar hingga sekolah menengah
atas. Salah satu bentuknya dengan berbagai permainan dan tontonan anak yang
bertemakan integritas. Dengan sasaran usia yang luas tersebut, KPK berharap,
pada saatnya nanti di negeri ini akan dikelola oleh generasi antikorupsi.

2.2 Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Pemberantasan Anti korupsi


Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah
dimulai dari pembenahan terhadap diri sendiri dan kampusnya. Dengan kata lain,
mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan
jauh dari perbuatan korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya
pemberantasan korupsi dimulai dari awal masuk perkuliahan. Pada masa ini
merupakan masa penerimaan mahasiswa, dimana mahasiswa diharapkan
mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus melakukan pressure kepada
pemerintah agar undang-undang yang mengatur pendidikan tidak memberikan
peluang terjadinya korupsi. Di samping itu, mahasiswa melakukan kontrol
terhadap jalannya penerimaan mahasiswa baru dan melaporkan kepada pihak-
pihak yang berwenang atas penyelewengan yang ada.

Selain itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-


rekannya ataupun calon mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik

viii
yang tidak sehat dalam proses penerimaan mahasiswa. Selanjutnya adalah pada
proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu penekanan terhadap moralitas
mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang setinggi-tingginya
tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yang dapat dilakukan
adalah dengan jalan membentengi diri dari rasa malas belajar. Hal krusial lain
dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang ada dilingkungan kampus.
Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan kajian kritis terhadap
laporan-laporan pertanggungjawaban realisasi penerimaan dan pengeluarannya.
Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi dapat dilakukan
melalui media berupa seminar, diskusi, dialog. Selain itu media berupa lomba-
lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa seni baik
lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan juga. Selanjutnya pada
tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini mahasiswa memperoleh gelar
kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal. Mahasiswa harus
memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki konsekuensi berupa
tanggung jawab moral sehingga perlu dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas.

2.3 Keterlibatan Mahasiswa Dalam Gerakan Anti korupsi


Keterlibatan seorang mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu
tidak seperti yang dilakukan para institusi penegak hukum. Peran yang perlu
dilakukan mahasiswa cukup dengan ikut membangun budaya anti korupsi di
masyarakat. Dengan adanya mahasiswa, diharapkan dapat memakai perannya
sebagai agen menuju perubahan sekaligus sebagai motor penggerak gerakan anti
korupsi di masyarakat. Maka dari itu, mahasiswa perlu dibekali dengan
pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya.
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan berdampak
buruk luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi telah
menghancurkan sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem
hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan di negeri ini.
Dilain pihak upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan selama ini belum
menunjukkan hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai tingkatan tetap saja
banyak terjadi seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan kita yang bahkan

ix
sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Jika kondisi ini tetap kita biarkan
berlangsung maka cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan negeri ini.

Melihat akan dampaknya tersebut, hendaknya kita sebagai mahasiswa dan


juga bagian dari NKRI ikut turut serta dalam menjaga keutuhan negeri ini.
Upayanya dapat berupa melakukan pembekalan terlebih dahulu tentang korupsi.
Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain :
kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan. Pendidikan anti korupsi
bagi mahasiswa bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang
seluk beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti
korupsi. Tujuan jangka panjangnya adalah menumbuhkan budaya anti korupsi di
kalangan mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk dapat berperan serta aktif
dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

Upaya perbaikan perilaku manusia antara lain dapat dimulai dengan


menanamkan nilai-nilai yang mendukung terciptanya perilaku anti-koruptif. Nilai-
nilai yang dimaksud antara lain adalah kejujuran, kepedulian, kemandirian,
kedisiplinan, tanggungjawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan
keadilan. Penanaman nilai-nilai ini kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai
cara yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penanaman nilai-nilai ini juga penting
dilakukan kepada mahasiswa. Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat
dilepaskan dari karakteristik yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda,
dan idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang
penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu
mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa
peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa berperan
sangat penting sebagai agen perubahan (agent of change).

Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat


dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungan
kampus, di masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional. Lingkungan keluarga
dipercaya dapat menjadi tolak ukur yang pertama dan utama bagi mahasiswa
untuk menguji apakah proses internalisasi anti korupsi di dalam diri mereka sudah

x
terjadi. Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus
tidak bisa dilepaskan dari status mahasiswa sebagai peserta didik yang
mempunyai kewajiban ikut menjalankan visi dan misi kampusnya. Sedangkan
keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di masyarakat dan di tingkat
lokal/nasional terkait dengan status mahasiswa sebagai seorang warga negara
yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat lainnya.

xi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Gerakan Antikorupsi Di Indonesia
Gerakan antikorupsi berdasarkan undang-undang No.30 tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi
pencetus lahirnya KPK di masa Kepresidenan Megawati Soekarno Putri.
Ketika itu, Kejaksaan dan Kepolisian dianggap tidak efektif memberantas
tindak pidana korupsi sehingga dianggap pelu adanya lembaga khusus
untuk melakukannya. Sesuai amanat UU tersebut, KPK dibentuk dengan
tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi.
2. Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Pemberantasan Antikorupsi
Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi
adalah dimulai dari pembenahan terhadap diri sendiri dan kampusnya.
Dengan kata lain, mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa dirinya dan
kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi. Untuk
mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari awal
masuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan
mahasiswa, dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal
kampus dan sekaligus melakukan pressure kepada pemerintah agar
undang-undang yang mengatur pendidikan tidak memberikan peluang
terjadinya korupsi.
3. Keterlibatan Mahasiswa Dalam Gerakan Antikorupsi
Keterlibatan seorang mahasiswa dalam upaya pemberantasan
korupsi tentu tidak seperti yang dilakukan para institusi penegak hukum.
Peran yang perlu dilakukan mahasiswa cukup dengan ikut membangun
budaya anti korupsi di masyarakat. Dengan adanya mahasiswa, diharapkan
dapat memakai perannya sebagai agen menuju perubahan sekaligus
sebagai motor penggerak gerakan anti korupsi di masyarakat.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Gani Wahyudi Andika dan Jamil Resa, Peran Mahasiswadalam Upaya Mencegah
Tindak Pidana Korupsi, Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian
Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Makassar,
ISBN:978-623-7496-01-4.
https://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/
peranan_mahasiswa.pdf
https://www.okenusra.com/opini/pr-4765471992/peran-mahasiswa-dalam-
pemberantasan-korupsi-di-lingkungan-kampus
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220511-trisula-strategi-
pemberantasan-korupsi-kpk-untuk-visi-indonesia-bebas-dari-korupsi
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220510-kenali-dasar-hukum-
pemberantasan-tindak-pidana-korupsi-di-indonesia
https://www.kompasiana.com/indiraseptiani9515/637a11bcc76ba05dcf4ab7b2/
keterlibatan-siswa-dalam-gerakan-anti-korupsi#:~:text=Keterlibatan
%20siswa%20dalam%20gerakan%20anti%20korupsi%20pada%20dasarnya
%20dapat%20dibedakan,di%20tingkat%20lokal%20atau%20nasional
https://www.kompasiana.com/lutfiadi/61af321575ead648f352df42/keterlibatan-
mahasiswa-dalam-pendidikan-anti-korupsi-di-masyarakat

xiii

Anda mungkin juga menyukai