Anda di halaman 1dari 3

Keterkaitan mahasiswa terhadap pemberantasan korupsi di indonesia

LANDASAN TEORI

Salah satu permasalahan yang paling sulit negara Indonesia tangani merupakan korupsi.
Istilah korupsi ini sudah sering terdengar bagi kita. Hampir setiap tahun atau bahkan bulan
kemungkinan besar kita akan selalu melihat kasus-kasus korupsi baru yang ditayangkan
oleh media media massa. Kegiatan korupsi ini sudah seperti hal yang normal yang tidak ada
habisnya bagi bangsa kita. Korupsi tidak melulu terjadi dalam sektor pemerintahan dan
lembaga kemasyarakatan. Korupsi pun sudah mulai ditemukan pada kehidupan masyarakat
umum. sayangnya, tidak sedikit pula para generasi millenial yang mulai mencoba dan ikut
andil dalam praktik korupsi ini. meski pada awalnya hanya mencoba, namun tidak menutup
kemungkinan praktik korupsi ini bisa terjadi pada sektor apapun mulai dari sektor
pemerintahan sampai sektor pendidikan sekalipun dapat menjadi tempat munculnya
praktik korupsi ini yang sangat ditakutkan dapat menjadi budaya yang dinormalkan di negara
kita, Indonesia.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi, tindak pidana korupsi digolongkan sebagai perbuatan melawan hukum,
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau badan,
menyalahgunakan wewenang maupun kesempatan atau sarana yang ada karena
kedudukan atau jabatan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara

Dibutuhkan para tokoh pemberantas korupsi(KPK) yang memiliki integritas, keberanian, dan
kecerdikan untuk mengungkap semua kasus korupsi yang masih sulit diselesaikan. Bahkan
saat sudah terungkap dan diproses, para tersangka masih berani mengelak dari kasus yang
sedang mereka hadapi, ditambah, saat sedang dalam status tahanan, mereka masih
memiliki banyak ruang untuk beraktifitas. Sungguh merupakan ironi yang menyedihkan.

Hal ini menunjukan hukum di Indonesia sangat lemah. Lemahnya aturan perundangan yang
ada dan aparat penegak hukum mulai dari polisi, jaksa, sampai hakim yang kurang tegas
dan akurat dalam menegakkan hukum menyebabkan hukum terasa tidak memiiki efek jera
terhadap para pelaku kasus korupsi. Belum lagi para penegak hukum yang kurang
berintegritas, yang semakin memperumit permasalahan korupsi di Indonesia. Segala
permasalahan di atas hanya sebagian dari penyebab korupsi yang seakan membudaya
dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Mahasiswa, aset berharga yang sangat berperan dalam menentukan masa depan bangsa,
sesungguhnya dapat menciptakan solusi atas segala permasalahan di Negara ini. Tapi,
kali ini mereka seakan bungkam. Tidak tahu harus berbuat apa, melangkah kemana, dan
bagaimana harus bergerak. Tidak seperti generasi sebelumnya, yang banyak membuat
perubahan bagi negeri. Tak akan ada reformasi tanpa ada pergerakan dari mahasiswa
sendiri. Korupsi sangat mengkhawatirkan dan nyata dampaknya, perubahan harus segera
dilakukan untuk menyelamatkan bangsa dari kehancuran.
Mahasiswa saat ini hanya memikirkan dirinya sendiri daripada bersikap kritis terhadap
fenomena yang terjadi di sekitar. Arus globalisasi yang sangat cepat menyebabkan
lunturnya idealisme mahasiswa sehingga mereka lebih cenderung memikirkan gaya hidup
dan budaya konsumtif. Mereka seakan tidak merasakan transformasi yang terjadi dari fase
siswa menuju mahasiswa. Mereka menjadi terlalu fokus terhadap kegiatan akademik
mereka semata, sehingga tampaknya mereka tak kritis dengan fenomena yang terjadi di
sekitar mereka. Hal ini tak lain dan tak bukan adalah akibat dari kebijakan dan pola pikir
pendidikan masa kini.

Oleh karena itu, indikator dalam kesuksesan kita itu tidak hanya angka-angka yang
dihasilkan dari nilai akademik kita, sedangkan potensi dari kehidupan yang ada di luar sana
juga sangat berdampak besar bagi kesuksesan seorang mahasiswa mulai dari pergaulan,
serta orang-orang yang ada di sekitar kita. Pergerakan mahasiswa menjadi sangat lesu
karena yang mereka perhatikan hanya nilai-nilai dari akademik saja sedangkan mereka cuek
dengan keadaan di sekitar mereka. Mahasiwa memiliki karakteristik yaitu intelektualitas, jiwa
muda, dan idealisme. Intelektualisme yang tinggi membuat semangat jiwa para kaum muda,
dan idealisme yang terbukti bahwa mahasiswa itu selalu mengambil peran penting di dalam
perjalanan bangsa ini. Terbukti dalam beberapa tahun silam sampai saat ini perubahan-
perubahan yang telah terjadi memberikan dampak positif bagi negara ini.

Mereka berfungsi sebagai wakil masyarakat dalam mengawal segala kebijakan pemerintah.
Termasuk juga mengawal pencegahan dan pemberantasan korupsi. Untuk mewujudkan hal
tersebut, mahasiswa dapat memulai dari lingkup yang lebih kecil. Yaitu menciptakan
lingkungan kampul yang berintegritas. Oleh karena mereka adalah calon pemimpin bangsa
di masa depan, melatih diri sejak dini untuk menghilangkan perilaku-perilaku koruptif adalah
termasuk langkah dalam pencegahan korupsi di masa mendatang. Kemudian mashasiswa
juga dapat berperan untuk melakukan pencegahan dengan terjun langsung ke
masyarakat. Mahasiswa dapat mensosialisasikan segala hal yang merupakan pencegahan
terjadinya korupsi dan menghilangkan budaya perilaku koruptif di dalam masyarakat.
Kemudian yang lebih vital lagi adalah mahasiswa harus mengontrol segala kebijakan yang
dihasilkan oleh pemerintah. Pemerintah butuh untuk diawasi dan dikritisi supaya terwujud
kebijakan-kebijakan yang dapat menghasilkan keadilan dan dan kesejahteraan bagi
masyarakat. Termasuk hal terkait pemberantasan korupsi, mahasiswa bisa menuntut
pemerintah untuk lebih aktif dan serius dalam segala upaya pemberantasan korupsi.

Maka, dengan harapan besar untuk kejayaan negeri ini dan kesejahteraan negeri, marilah
kita mulai dari diri kita sendiri dan satukan langkah untuk memerangi korupsi. Tidak ada
yang tidak mungkin, sesuatu yang besar selalu dimulai dengan satu langkah kecil namun
pasti dan penuh integritas.

REFERENSI:
UU No. 20 tahun 2001 .
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dirjen pendidikan Tinggi, Pendidikan Anti-
Korupsi untuk Perguruan Tinggi,( Jakarta:Kemendikbut, 2011), 145.
Achmad, Asfi, Burhanudin, 2019. “Kontribusi Mahasiswa dalam Upaya Pencegahan
Korupsi”. http://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/faqih/article/download/40/68

Afifah Mahdiy Mufidah, Guruh Aryo Santoso, Muhammad Amar Ma’ruf, 2019. “PERAN
MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI”
https://www.review-unes.com/index.php/law/article/view/114/58

Antoni, Putra. 2018. “Aktivis Mahasiswa dan Perilaku Korupsi”.


https://www.kpk.go.id/id/berita/publik-bicara/341-aktivis-mahasiswa-dan-perilaku-korupsi

Ita, Suryani. 2015. “PENANAMAN NILAI-NILAI ANTI KORUPSI DI LEMBAGA PENDIDIKAN


PERGURUAN TINGGI SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PENCEGAHAN KORUPSI”
http://publikasi.mercubuana.ac.id/files/journals/16/articles/425/submission/copyedit/425-
1086-1-CE.pdf

Anda mungkin juga menyukai