Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

KEHAMILAN DENGAN ANEMIA


Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II
Dosen Pengampu : Ns. Umi Aniroh, S.Kep., M.Kes

Disusun oleh :
Nur Septiyan Endaryanti 011191118
Devi Triana 011191040
Dewi Yuliani 011191001
I Gst A. P. Wulandariyani 011191048

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNINERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan berkah dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Kehamilan dengan Anemia” Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II. Kami
sangat bersyukur kepada Allah SWT, dan sangat berterima kasih kepada dosen yang
selalu membimbing kami hingga dapat menyelesaikan Makalah ini.
Kami sangat menyadari dengan segenap jiwa dan raga, bahwa penyusunan tugas
makalah ini memiliki begitu banyak kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar penyusunan Makalah ini dapat berlangsung
dengan baik dan tak kurang suatu apapun.
Kami sangat berterimakasih kepada Allah SWT, orang tua, dosen, teman-teman,
serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan dan penyusunan Makalah
ini. Tanpa bantuan kalian, kami tidak akan berhasil dalam pelaksanaan penyusunan
Makalah ini.

Ungaran, 2 September 2021

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................7
A. Definisi.................................................................................................................................7
B. Etiologi.................................................................................................................................7
C. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan.................................................................................8
D. Patofisiologi........................................................................................................................10
E. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil........................................................................11
F. Manifestasi Klinis...............................................................................................................11
G. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................................12
H. Komplikasi..........................................................................................................................13
I. Penatalaksanaan Ibu Hamil Dengan Anemia.....................................................................13
J. Pathway...............................................................................................................................15
K. Asuhan Keperawatan..........................................................................................................16
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................................................21
B. Saran...................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menjadi harapan setiap perempuan
yang sudah menikah. Padda nyatanya, tidak semua kehamilan bebas dari masalah.
Masalah yang terjadi pada ibu hamil selama kehamilan diantaranya kehamilan ektopik,
perdarahan vagina, keguguran, hiperemesis gravidarum, demam, plasenta previa, mioma,
abrupsio plasenta, infeksi, diabetes melitus gestasional, preeklamsia dan anemia (Simkin,
dkk,2011). Menurut Prawirohardjo (2013), salah satu yang menjadi masalah besar pada
ibu hamil adalah anemia. Anemia merupakan penyebab kematian non obstetri yang
secara tidak langsung terjadi pada ibu hamil (Triana,dkk,2015).
Word Health Organization (WHO) pada tahun 2012 memperkirakan sekitar 35-
75% ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami
anemia. Indonesia prevalensi anemia pada ibu hamil sekitar 70% atau 7 dari 10 wanita
hamil mengalami anemia. Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil merupakan
masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia (Adawiyani,2013).
Masalah keperawatan pada ibu hamil dengan anemia terbagi dalam ibu hamil
dengan anemia ringan, sedang, dan berat. Ibu hamil dengan anemia ringan biasanya
belum muncul keluhan namun beresiko mengalami anemia sedang pada kehamilan
berikutnya. Pada ibu hamil dengan anemia sedang biasannya muncul keluhan merasa
lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang, pandangan mata berkunang-kunang terutama
bila bangkit dari duduk. Selain itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-
tanda pada ibu hamil seperti: pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku
penderita tampak pucat. Ibu hamil dengan anemia sedang memerlukan asuhan
keperawatan yang mumpuni agar keluhan ibu hamil dapat teratasi dan mencegah menjadi
anemia berat. Pada ibu dengan anemia yang berat dapat berakibat penderita sesak napas
atau pun bisa menyebabkan lemah jantung (Syaftrudin,2011).
Peran perawat dalam pelayanan kesehatan, perawat memiliki peran dalam upaya
promotif dan kuratif. Perawat juga memiliki peranan sebagai pemberi asuhan
keperawatan (perawat berperan sebagai pemberi asuhan yang meliputi tindakan
pendampingan serta membantu klien dalam meningkatkan dan memperbaiki mutu
kesehatan diri melalui proses keperawatan serta pemberian asuhan keperawatan yang
mencakup aspek biopsikososial hingga spiritual pasien), perawat sebagai komunikator
(dalam perannya, perawat mengkomunikasikan informasi yang sebelumnya diproses
melalui identifikasi kepada pasien, baik secara tertulis atau lisan, kemampuan perawat
dalam berkomunikasi dapat menunjang tersampaikannya informasi secara jelas dan
akurat).
Perawat sebagai pendidik (hal ini dimaksudkan perawat sebagai pendidik dalam
membantu pasien untuk mengenal kesehatan dan prosedur asuhan kesehatan yang perlu
mereka lakukan, baik dengan tujuan untuk mencegah atau pun memulihkan), perawat
sebagai advokat pasien (ketika menjalankan tugasnya, perawat dapat mewakili pasien
dalam menyampaikan harapan dan kebutuhannya kepada profesi kesehatan lain. Selain

4
itu perawat juga dapat membantu klien dalam menjaga dan menegakkan hak-haknya,
salah satunya dalam pengambilan keputusan atas tindakan keperawatan yang akan
diberikan) dan perawat sebagai konselor kepada ibu hamil dengan anemia (konseling
merupakan proses membantu klien untuk mengenali dan menghadapi sebuah
permasalahan dan untuk meningkatkan perkembangan personal yang meliputi pemberian
dukungan emosi, intelektual, dan psikologis. Perawat memberikan konsultasi terutama
kepada klien untuk mengembangkan sikap, perasaan, dan perilaku yang sesuai dengan
kondisinya atau perilaku alternatif lain).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anemia pada ibu hamil?
2. Bagaimana etiologi ibu hamil dengan anemia?
3. Apa saja klasifikasi ibu hamil dengan anemia?
4. Bagaimana patofisiologi ibu hamil dengan anemia?
5. Apa saja gejala anemia pada ibu hamil?
6. Bagaimana manifestasi klinis anemia pada ibu hamil dengan anemia?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada ibu hamil dengan anemia?
8. Apa saja komplikasi anemia pada ibu hamil?
9. Bagaimana penatalaksanaan ibu hamil dengan anemia?
10. Bagaimana pathway ibu hamil dengan anemia?
11. Bagaimana asuhan keperawatan ibu hamil dengan anemia?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan maksud dari anemia pada ibu hamil.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi ibu hamil dengan anemia.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi ibu hamil dengan anemia.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi ibubhamil dengan anemia.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan gejala anemia pada ibu hamil.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis anemia pada ibu hamil dengan
anemia.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang pada ibu hamil dengan
anemia.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi anemia pada ibu hamil.

5
9. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan ibu hamil dengan anemia.
10. Mahasiswa mampu menjelaskan pathway ibu hamil dnegan anemia.
11. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan ibu hamil dengan anemia.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono, dkk 20011). Sedangkan menurut
Pratami (2016) anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu
memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester trimester I dan III, atau
kadar hemoglobin hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II.
Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan dipastikan karena ketiga
parameter parameter laboratorium laboratorium tersebut tersebut bervariasi bervariasi
selama periode- periode kehamilan. kehamilan. Umumnya ibu hamil dianggap anemia
jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%. Konsentrasi
Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan <10 g/dl pada trimester kedua
dan ketiga menjadi batas bawah untuk menjadi penyebab anemia dalam kehamila dalam
kehamilan. Nilai n. Nilai – nilai ini kurang lebih sama nilai Hb terendah pada ibu - ibu
hamil yang mendapat suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester trimester pertama
dan 10,5 g/dl pada trimester trimester kedua dan ketiga (Prawirohardjo,2010).

D. Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016) penyebab
anemia dalam kehamilan adalah :
a. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma
b. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat besi
adalah salah satu pembentuk hemoglob besi adalah salah satu pembentuk
hemoglobin.
c. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi danketidaktahuan tentang
pola makan yang benar
d. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak dan
perdarahan akibat luka

7
e. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
f. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
g. Hamil saat masih remaja

E. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan


Menurut Prawirohardjo (2010) klasifikasi anemia dalam kehamilan ialah :
a. Defisiensi Besi
Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat besi berkaitan dengan
asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang
cepat. Kehilangan Kehilangan zat besi terjadi terjadi akibat pengalihan pengalihan
besi maternal maternal ke janin untuk eritropoienis, eritropoienis, kehilanan kehilanan
darah pada saat persalinan, persalinan, dan laktasi laktasi yang jumlah jumlah
keseluruhanya keseluruhanya dapat mencapai mencapai 900 mg atau setara dengan 2
liter darah.
Sebagian perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah,
rendah, maka kebutuhan kebutuhan tambahan tambahan ini berakibat berakibat pada
defesiensi defesiensi zat besi. Pencegahan Pencegahan anemia defesiensi defesiensi
zat besi dapat dilakukan dilakukan dengan suplemen suplemen besi dan asam folat.
WHO menganjurkan menganjurkan untuk memberikan memberikan 60 mg zat besi
selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis selma kehamilan. Namun,
banyak banyak literatur literatur menganjukan menganjukan dosis 100 mg besi setiap
hari selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan
prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplemen sampai 3
minggu postpartum. minggu postpartum.
b. Defisiensi Asam Folat
Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat karena
transfer folat dari ibu kejanin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat maternal.
Peningkatan lebih besar dapat terjadi karena kehamilan multiple, diet yang buruk,
infeksi, adanya anemia hemolitik. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama
kehamilan tampaknya memiliki efek penghambat terhadap absorbsi folat. Defesiensi
asam folat sangat umum terjadi pada kehamilan dan merupakan penyebab utama
anemia megabolik pada kehamilan.

8
Anemia tipe megabolik karena defesiensi asam folat merupakan penyebab kedua
terbanyak anemia defesiensi zat gizi. Penyebabnya oleh gangguan sitesis DNA dan
ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk anemia jenis ini.
Defesiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomaly kongenital
janin, tertama dapat pada penutupan tabung neural (neural tube defects). Selain itu,
defesiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan pada jantung, jantung, saluran
saluran kemih, alat gerak, dan organ lainya. Penatalaksanaan defesiensi defesiensi
asam folat adalah pemberian folat secara oral sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada
dosis 1 mg, anemia umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien mengalami pula
malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya 400 ug folat perhari a 400 ug
folat perhari
c. Anemia Plastik
Ada beberapa laporan mengenai anemia aplastik yang terkait dengan kehamilan,
tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada beberapa kasus eksaserbasi anemia
aplastik yang telah ada sebelumnya oleh kehamilan dan hanya membaik setela
terminasi kehamilan. Pada kasus-kasus lainya, aplasia terjadi selama kehamilan dan
dapat kambuh pada kehamilan berikutnya. Terminasi kehamilan atau persalinan dapat
memperbaiki fungsi sumsum tulang, tetapi meliputi terminasi kehamilan elektif,
terapi suportif, imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang setelah persalinan.
d. Anemia Penyakit Sel Sabit
Kehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia)
disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infar pulmonal, pulmonal,
pneomonia, pneomonia, perdaraan perdaraan antepartum, antepartum, prematuritas,
prematuritas, dan kematian janin. Peningkatan anemia megaloblastik yang responsif
dengan asam folat, terutama pada akhir masa kehamilan, juga meningkat
frekuensinya. Beat lahir bayi dari ibu yang menderita anemia sel sabit dibawah rata-
rata, dan kematian janin tinggi. Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit telah
menurun dari sekitar 33% menjadi 1,5% pada masa kini karena perbaikan pelayanan
prenatal. Pemberian tranfusi darah profilaktin belum terbukti efektifnya n belum
terbukti efektifnya walaupun beberapa pasien tampak memberi hasil yang
memuaskan.

9
F. Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor, antara lain :
kurang zat besi, kehilangan darah yang berlebihan, proses penghancuran eritrosit dalam
tubuh sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama
kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
produksi eritropenin. Akibatnya, volume plasma bertambah bertambah dan sel darah
merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih
besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi Hb (Prawirohardjo, 2010). Sedangkan volume plasma yang terekspansi
menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit,
tetapi tidak menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi spekulasi
bahwa anemia fisiologik fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk viskositas darah
maternal sehingga meningkatkan perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen
serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo,2010).
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu
ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil.
Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak
pada minggu ke 7 sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16
sampai 22 ketika titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2010). Jumlah eritrosit
dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma meningkat 45-65 %,
yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya pengenceran darah
karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah. Pada akhirnya,
volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan dan kembali
normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume plasma yang terjadi
selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.
Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia, sejak usia,gestasi 6
minggu gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit
mulai meningkat pada trimester II dan memuncak pada trimester III (Pratami,2016).

10
G. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia pada ibu hamil sebagai
berikut:
a. Kelelahan
b. Penurunan energy
c. Sesak nafas
d. Tampak pucat dan kulit dingin
e. Tekanan darah rendah
f. Frekuensi pernapasan cepat
g. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
h. Sakit kepala
i. Tidak bisa berkonsentrasi
j. Rambut rontok
k. Malaise

H. Manifestasi Klinis
- Riwayat
1. Menstruasi berlebihan
2. Kehilangan darah kronik
3. Riwayat keluarga
4. Diet yang tidak adekuat
5. Jarak kehamilan yang terlalu dekat
6. Anemia pada kehamilan sebelumnya
7. Pika (nafsu makan terhadap bahan bukan makanan)
- Tanda dan Gejala
1. Keletihan, malaise, atau mudah mengantuk
2. Pusing atau kelemahan
3. Sakit kepala
4. Lesi pada mulut dan lidah
5. Anoreksia, mual, atau muntah
6. Kulit pucat
7. Konjungtiva pucat

11
8. Dasar kuku pucat
9. Takikardi

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Jumlah darah lengkap : hemoglobin dan hemalokrit menurun
2. Jumlah entrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik): MCV (volume korpuskular
rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan
eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).
3. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
4. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan wama dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia)
5. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
6. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal :
pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek. Tes
kerapuhan entrosit : menurun (DB).
7. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik). jumlah trombosit : menurun caplastik: meningkat
(DB): normal atau tinggi (hemolitik)
8. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin. Bilirubin
serum (tak terkonjugasi). meningkat (AP, hemolitik). Folat serum dan vitamin B12
membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi
9. Besi serum : tak ada (DB) tinggi (hemolitik) 10 TBC serum . meningkat (DB)
10. Feritin serum meningkat (DB)
11. Masa perdarahan memanjang (aplastik)
12. LDH serum : menurun (DB)
13. Tes schilling : penurunan ekresi vitamin B12 urine (AP)
14. Analisa Gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tidak adanya asam
hidroklorik bebas (AP)

12
J. Komplikasi
1. Keguguran
2. Lahir sebelum waktunya
3. Berat badan lahir rendah (BBLR)
4. Perdarahan sebelum daan pada waktu persalinan
5. Dapat menyebabkan kematian

K. Penatalaksanaan Ibu Hamil Dengan Anemia


a. Pengobatan
Pengobatan dengan pemberian tablet tambah darah dan kontol setiap bulan ke
pelayanan kesehatan.
b. Konseling
Konseling memberikan pemahaman kepada ibu hamil tentang pengertian anemia,
penyebab anemia, upaya pencegahan anemi, tanda dan gejala anemia dan dampak
anemia pada kehamilan.
c. Informasi pola makan yang baik
Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh dalam mengatasi
permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada kesehatan
bayi yang akan lahir. Pola makan sehat pada seorang ibu hamil adalah memakan
makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil harus memiliki jumlah kalori dan zat-zat
gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, vitamin, mineral, serat,
lemak, protein, dan air (Manuaba, 2012). Menurut Irianto (2014) pola makan
meliputi :
- Frekuensi makan
Ibu hamil harus makan cukup untuk memenuhi kebutuhan dua individu,
yaitu untuk ibu sendiri dan janin yang berada dikandungnya. Makan 1 sampai 2
piring lebih banyak dari sebelum hamil, makan 4 sampai 5 kali sehari. Patuhi
jadwal makan ibu hamil yang telah dibuat, yaitu makan makanan bergizi 3 kali
sehari pada waktu yang tepat, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam,
serta 2 kali makan makanan selingan. Ibu hamil yang jarang mengonsumsi
makanan sumber zat besi menyebabkan kebutuhan zar besi ibu hamil tidak dapat
terpenuhi. Jika makanan yang dikonsumsi tidak terpenuhi maka tubuh akan

13
mengalami kekurangan zat-zat gizi jenis tertentu yang salah satu akibatnya
adalah anemia pada ibu hamil (Bulkis, 2013).
Selain itu, konsumsi zat penghambat seperti tanin dapat
menghambat penyerapan zat besi kedalam tubuh ibu hamil. Penelitian
Riswanda (2017) menyatakan bahwa semakin besar asupan tanin maka
semakin rendah kadar hemoglobin dalam tubuh.
- Jenis makanan
Jenis makanan sangat berpengaruh dalam pemilihan macam macam lauk
pauk untuk memperoleh keadaan gizi yang baik dan seimbang. Gizi yang baik
dapat dipenuhi dengan pilihan menu yang beragam. Tingkat absorbsi zat besi
kedalam tubuh dapat dipengaruhi oleh pola makanan atau jenis makanan yang
menjadi sumber zat besi. Misalnya, zat besi yang berasal dari bahan makanan
hewani dapat diserap tubuh sebanyak 20-30% sedangkan zat besi dari bahan
makanan tumbuh-tumbuhan hanya diserap tubuh sekitar 5%. Pola makan ibu
hamil yang kurang mengkonsumsi lauk hewani seperti daging dan lebih sering
mengkonsumsi protein nabati cenderung akan mempengaruhi absorbs Fe
sehingga akan menyebabkan terjadinya anemia (Mandasari, 2015).
- Jumlah makanan
Kebutuhan fisiologis sewaktu hamil adalah energi bagi tubuh, protein, zat
besi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkem/bangan janin serta
pertambahan besar organ dalam kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu hamil. Dengan begitu, dapat dimengerti bahwa selama
kehamilan kebutuhan terhadap makanan meningkat seiring dengan
perkembangan janin. Apabila konsumsi makanan kurang baik kualitas maupun
kuantitasnya maka akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi
defisit dalam tubuh, termasuk terjadinya anemia (Bulkis, 2013).
- Pemilihan makanan
Pemilihan makanan yang dimakan harus beragam dan bervariasi. Semakin
bervariasi bahan makanan yang dikonsumsi, maka pemenuhan kebutuhan zat
gizi bagi tubuh akan semakin baik. Ibu hamil harus memakan makanan yang
merupakan sumber dari zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh meliputi sumber

14
karbohidrat, sumber protein, sumber lemak, sumber dan mineral terutama zat
besi, serta sumber vitamin terutama vitamin C (Manuaba, 2012).
Absorpsi besi non heme sangat dipengaruhi oleh adanya inhibitor absorpsi
besi dan fasilitator (enhancer) kelarutan zat besi pada usus halus dibagian
proksimal. Konsumsi makanan yang bersumber zat besi perlu diimbangi dengan
konsumsi makanan sumber vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi,
terutama dalam mengonsumsi makanan sumber besi non-heme.

L. Pathway

- Agen neoplastik
- Radiasi
- Obat-obatan
- Infeksi
- Bahan kimia

- Ekimosis
Gangguan hemapoetik - Epitaksis
- Pendarahan
saluran cerna
Leukopenia Eritropetik Trombositopenia - Pendarahan
saluran
kemih
Depresi sistem imun Anemia Hb turun
- Pendarahan
cerebral
Pertahanan sekunder terganggu Aliran darah perifer Oksihemoglobin
terganggu terganggu turun

Resiko
Penurunan transport Perfusi jaringan
infeksi O2 ke jaringan tidak efektif

Kompresi Gangguan
Hipoksia pucat jantung pertukaran gas
Metabolisme aerob
turun, anaerob naik Respirasi
Intoleransi Pola napas
aktivitas meningkat, nadi tidak efektif
meningkat
Keletihan
Resiko jatuh/resiko Gagal
Cardiomegali
cedera Defisit jantung
perawatan diri

15
M. Asuhan Keperawatan
Menurut Potter & Perry (2010), dokumentasi keperawatan harus mencantumkan
seluruh proses asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian dengan menetapkan data dasar
seorang klien, diagnosa keperawatan untuk mengidentifikasi permasalahan yang
ditentukan dalam standar asuhan keperawatan. Aspek yang dinilai dalam
pendokumentasian ini adalah pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasai keperawatan dan catatan
asuhan keperawatan.
6. Pengkajian
Perawatan kehamilan (antenatal care/ANC) adalah perawatan selama kehamilan.
Ibu yang datang ke pelayanan kesehatan, harus melakukan pengkajian pada ibu hamil
tersebut. Beberapa tujuan dari perawatan ibu hamil antara lain (Reeder, Martin,
Griffin,2011) :
a. Pemeliharaan kesehatan janin
b. Penentuan akurat usia kehamilan
c. Penilaian berkelanjutan status risiko dan penerapan manajemen risiko intervensi
yang tepat.
d. Rujukan ke sumber daya yang tepat
Pengkajian pada kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat kehamilan secara
menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium (Reeder, Martin,
Griffin, 2011)
7. Riwayat kehamilan secara menyeluruh, pengkajian riwayat klien meliputi :
a. Identitas pasien (nama, usia, suku, agama, berat badan, tinggi badan, dan lain-
lain)
b. Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan, seperti, penyakit yang
dapat diturunkan secara genetik.
c. Riwayat menstruasi atau haid terkait penentuan hari pertama haid terakhir
(HPHT)
d. Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan, persalinan,
neonatal dan post partum atau nifas
e. Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit sejak awal kehamilan)
f. Kebiasaan penggunaan obat-obatan, merokok dan kafein
g. Sikap terhadap kehamilan saat ini (apakah positif atau negatif)
h. Rencana persalinan
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebagai perawat
dianjurkan untuk mengukur tanda - tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, nadi,
respirasi, dan suhu. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil yang dilakukan meliputi
pemeriksaan (Reeder, Martin, Griffin, 2011) :

16
a. Kepala dan leher lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan mulut.
Palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau tidak.
b. Dada dan jantung lakukan auskultasi menggunakan stetoskop di daerah jantung
dan paru-paru.
c. Payudara inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak, palpasi area
payudara dan axilla.
d. Inspeksi kulit, lihat adanya linea nigra, striae gravidarum.
e. Lakukan pemeriksaan reflek patella pada ekstremitas dengan menggunakan
reflex harmer.
f. Lakukan pengukuran Tinggi Fundus Uterus (TFU), lakukan palpasi abdomen,
auskultasi denyut jantung janin. Denyut jantung janin yang diauskultasi dengan
USG Doppler dalam trimester pertama, biasanya antara kehamilan sekitar 10 dan
12 minggu. Denyut jantung janin normal berada antara 120 x/menit sampai 160
x/menit.
g. Lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak warna kebiruan pada mukosa
vagina, terjadi peningkatan leukorhea/ keputihan.
h. Panggul komponen bimanual pemeriksaan panggul memungkinkan pemeriksa
untuk meraba dimensi pembesaran rahim internal. Informasi ini membantu
memperkirakan usia kehamilan, baik mengkonfirmasikan Taksiran Persalinan
(TP) berdasar HPHT atau menyediakan informasi dalam HPHT tertentu. Hal ini
penting untuk menentukan TP akurat sedini mungkin dalam kehamilan karena
banyak keputusan intervensi yang berkaitan dengan waktu dan pengelolaan
kehamilan didasarkan pada usia kehamilan yang ditentukan oleh TP tersebut.
Pelvimetri klinis (pengukuran dimensi dari tulang panggul melalui palpasi
selama pemeriksaan panggul internal) dapat dilakukan selama pemeriksaan awal
panggul. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi setiap variasi dalam struktur
panggul yang mungkin menghambat atau menghalangi janin melewati panggul
tulang selama kelahiran vagina.
9. Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan untuk memberikan data
tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan dan untuk mengidentifikasi risiko
yang dapat terjadi (Reeder, Martin, Griffin, 2011). Pemeriksaan laboratorium yang
sering dilakukan antara lain pemeriksaan golongan darah, ultrasonografi (USG),
pemeriksaan urin (apakah terdapat proteinuri atau glukosuria), pemeriksaan
hemoglobin, pemeriksaan hematocrit, pemeriksaan eritrosit, dan pemeriksaan
trombosit.
10. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit pengetahuan
b. Intoleransi aktivitas
c. Keletihan
11. Intervensi Keperawatan
17
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
selama 3x24 jam diharapkan masalah pasien - Identifikasi kesiapan
teratasi dengan kriteria hasil : dan kemampuan
- Perilaku sesuai anjuran menerima informasi
meningkat Terapeutik
- Perilaku sesuai dengan - Sediakan materi dan
pengetahuan meningkat media pendidikan
- Persepsi yang keliru kesehatan
terhadap masalah menurun
- Jadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai dengan
kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor resiko
yang mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
- Ajarkan strategi yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
2. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
aktivitas selama 1x24 jam diharapkan masalah pasien - Identifikasi gangguan
teratasi dengan kriteria hasil : fungsi tubuh yang
- Dispnea saat aktivitas menurun menyebabkan
- Tekanan darah membaik kelelahan
- Frekuensi napas membaik - Monitor kelelahan
- Frekuensi nadi meningkat fisik dan emosional
- Saturasi oksigen meningkat - Monitor pola jam
tidur
- Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
- Lakukan latihan

18
rentang gerak pasif
dan aktif
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di
sisi tempat tidur
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
3. Keletihan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
selama 1x24 jam diharapkan masalah klien - Identifikasi gangguan
teratasi dengan kriteria hasi : fungsi tubuh yang
- Verbalisasi kepulihan energi menyebabkan
meningkat kelelahan
- Tenaga meningkat - Monitor kelelahan
- Kemampuan melakukan aktivitas rutin fisik dan emosional
meningkat - Monitor pola jam
- Verbalisasi lelah menurun tidur
- Lesu menurun - Monitor lokasi dan
- Pola istirahat membaik ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
- Lakukan latihan
rentang gerak pasif
dan aktif
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di
sisi tempat tidur
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara

19
bertahap
- Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan

12. Implementasi Keperawatan


Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk
mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
13. Evaluasi
Evaluasi adalah hasil akhir yang didapatkan yang tertera dalam kriteria hasil
setelah dilakukan tindakan keperawatan.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono, dkk 20011). Sedangkan menurut
Pratami (2016) anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu
memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester trimester I dan III, atau
kadar hemoglobin hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II.
Masalah keperawatan pada ibu hamil dengan anemia terbagi dalam ibu hamil
dengan anemia ringan, sedang, dan berat. Ibu hamil dengan anemia ringan biasanya
belum muncul keluhan namun beresiko mengalami anemia sedang pada kehamilan
berikutnya. Pada ibu hamil dengan anemia sedang biasannya muncul keluhan merasa
lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang, pandangan mata berkunang-kunang terutama
bila bangkit dari duduk. Selain itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-
tanda pada ibu hamil seperti: pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku
penderita tampak pucat. Ibu hamil dengan anemia sedang memerlukan asuhan
keperawatan yang mumpuni agar keluhan ibu hamil dapat teratasi dan mencegah menjadi
anemia berat. Pada ibu dengan anemia yang berat dapat berakibat penderita sesak napas
atau pun bisa menyebabkan lemah jantung.

B. Saran
Memberikan penyuluhan terhadap ibu hamil harus ANC ( Ante Natal Care ), tidak
hanya pada ibu hamil saja tetapi keluarga juga harus ikut andil dalam penyuluhan supaya
dapat mengetahui informasi lebih dan juga dapat mengambil keputusan dengan cepat dan
tepat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Gamping, P., & Yogyakarta, I. I. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.R


PRIMIGRAVIDA DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING II
YOGYAKARTA.

Keperawatan, A., Ibu, K., Dengan, H., Meningkatkan, K., Di, N., Rogotrunan, K. P., & Lumajang, K. (2018).
Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember Digital Digital Repository
Repository Universitas Universitas Jember.

22

Anda mungkin juga menyukai