Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

“PENERAPAN NILAI-NILAI DAN PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI


DALAM KEGIATAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW“

DISUSUN OLEH :

NAMA : WIDYASTUTI

NIM : PO7124319116

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN PRODID-IV KEBIDANAN PALU
ALIH JENJANG
TAHUN 202
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................1

A.    Latar Belakang..................................................................................................1

B.     Rumusan Masalah............................................................................................1

C.     Tujuan Penulisan..............................................................................................1

D.    Manfaat Penulisan............................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN................................................................................2

A.    Deskripsi Study kasus/kegiatan........................................................................2

B.     Penerapan Nilai-nilai Anti Korupsi dalam Kegiatan .......................................4

C.     Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi dalam Kegiatan................................5

BAB III. PENUTUP........................................................................................9

A.    KESIMPULAN...............................................................................................9

B.     SARAN............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingginya angka korupsi di Indonesia membuat pemerintah Indonesia membuat berbagai
usaha dalam pencegahan atau upaya pemberantasan korupsi seperti membuat sebuah
lembaga yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK , upaya lain adalah dengan Kementrian
Pendidikan yang memasukkan mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi di perguruan
tinggi guna meningkatkan rasa anti korupsi sehingga dapat diharapkan membantu
mengurangi angka korupsi di Indonesia.
Korupsi adalah salah satu faktor yang menyebabkan suatu kemunduran suatu negara
sehingga sangat penting untuk menanamkan sifat/sikap anti korupsi sejak dini.
Pada pembelajaran kali ini membahas tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi
sehingga mahasiswa mengetahui bagaimana penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Berikut masalah yang akan dibahas:
1. Memahami deskripsi study kasus/kegiatan yang akan dibahas.
2. Bagaimana penerapan nilai-nilai anti korupsi dalam kegiatan yang dijadikan contoh.
3. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip anti korupsi dalam kegiatan yang dijadikan
contoh.
C. Tujuan Penulisan
Seperti yang kita ketahui, korupsi adalah tindak pidana yang dapat merugikan orang
banyak, oleh karena itu penulis akan memaparkan atau menguraikan tentang penerapan
nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi dalam contoh study kasus/kegiatan organisasi
kemahasiswaan.
D. Manfaat Penulisan
Dari penulisan makalah ini dapat diharapkan menjadi referensi dalam menambah
pengetahuan mahasiswa/i atau masyarakat umum lainnya serta menambah rasa anti korupsi
pada diri pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kegiatan
Pada study kasus penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi ini akan
mengambil contoh suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh salah satu organisasi
kemahasiswaan yang ada di Poltekkes Kemenkes Palu yaitu UKM FOSMA (Unit Kegiatan
Mahasiswa Fosma).
UKM Fosma (Unit Kegiatan Mahasiswa Fosma ) adalah sebuah wadah mahasiswa islam
untuk berorganisasi. Status organisasi kemahasiswaan ini berada dibawah Kementrian
Agama BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Poltekkes Kemenkes Palu. UKM Fosma (Unit
Kegiatan Mahasiswa Fosma) memiliki program kerja khususnya untuk biro PHBI
(Peringatan Hari Besar Islam) yaitu salah satunya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
yang akan dilaksanakan pada hari Rabu 09 Oktober 2019.
Berikut rencana anggaran yang diperlukan untuk kegiatan tersebut.
A SEKSI PERLENGKAPAN
JUMLAH TOTAL Rp.6.660.000
Rp 500.000,-
1.      Dekorasi
,- Rp 300.000,-
2.      2 Spanduk 4m × 1m @150.000
3.      Sewa Tempat Rp 250.000,-
Rp 1.050.000,-
Subtotal
B SEKSI KONSUMSI
1.       Makanan @ 15.000,- x 250 Rp 3.750.000,-
2.       Snack Rp 250.000,-
Rp 4.000.000,-
Subtotal
C SEKSI ACARA
1.       Ceramah Agama Rp 400.000,-
2.       Habsy Rp 400.000,-
Rp 800.000,-
Subtotal
D SEKSI SEKRETARIAT
1.       Fotocopy Rp 210.000,-
2.       Map Rp 10.000,-
3.       Lain-lain Rp 190.000,-
Rp 410.000,-
Subtotal
E SEKSI DOKUMENTASI
1.       Cetak foto Rp 150.000,-
2.       2 kaset video @ 50.000 Rp 100.000,-
Rp 250.000,-
Subtotal

F HUMAS
Transportasi Rp 75.000,-

G USAHA DANA
Pembuatan kotak sumbangan Rp 75.000,-

Dana Mahasiswa @ Rp 20.000,- x 200 orang Rp. 4.000.000,-


Kekurangan dana anggaran Rp. 2.660.000,-
Palangka Raya, 9 Januari 2014
Ketua Panitia Sekretaris

NASRULLAH UKI ROHMADHONI

B. Penerapan Nilai-nilai Anti Korupsi dalam Kegiatan


Dalam hal ini nilai-nilai anti korupsi akan dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu :
1. Inti
a. Jujur
Pada kegiatan ini dapat dikatakan semua panitia saling terbuka dan jujur untuk
bekerja sama.
b. Disiplin
Kedisplinan ini dapat dilihat dari rapat untuk persiapan hingga kegiatan ini dapat
terlaksana sesuai dengan hari/tanggal yang telah ditentukan/direncanakan.
c. Tanggung Jawab
Masing-masing panitia dapat bertanggung jawab dengan terselesainya persiapan
dari tugas masing-masing seksi. Hal ini terbukti dari siapnya berbagai keperluan yang
diuperlukan dalam kegiatan tersebut.
2. Sikap
a. Adil
Sikap ini terlihat dengan pembagian tugas untuk masing-masing anggota
kepanitiaan sesuai dengan seksi-seksi yang dibentuk dan sikap ketua panitia yang
tidak membeda-bedakan angggota panitia lainnya.
b. Berani
Sikap ini ditunjukan dengan berani berpendapat baik dalam memberikan
koreksi/kritikan atau ide-ide dari panitia satu ke panitia yang lainnya sehingga dapat
menutupi kekurangan yang ada dalam kegiatan yang akan dilaksanakan.
c. Peduli
Sikap ini ditunjukan dengan sikap yang saling mengingatkan antar panitia agar
menambah kekurangan persiapan dan saling mengingatkan jika akan diadakan rapat
kembali.
3. Etos Kerja
a. Kerja Keras
Kerja keras dalam kegiatan ini dapat ditunjukan dengan usaha dari pencarian
dana, mengatur susunan acara, melengkapi berbagai perlengkapan yang dibutuhkan.
b. Sederhana
Terselenggaranya kegiatan ini dengan sederhana namun tidak mengurangi kesan
kehikmatan acara ini. Cukup baik dan tidak berlebihan dalam menggunakan dana
yang ada tanpa melebihkan, mengurangi atau menggunakan dana sesuai dengan
kebutuhan.
c. Mandiri
Mandiri dalam kegiatan ini dapat ditunjukan dengan usaha pencarian dana dengan
menggunakan seksi usaha dana yang membuat kripik atau makanan ringan lainnya
yang dijual ke mahasiswa lain atau dosen dengan harapan dapat membantu pencarian
dana demi terlaksananya kegiatan ini.
C. Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi dalam Kegiatan
Dalam hal ini prinsip-prinsip anti korupsi akan dikelompokan menjadi lima bagian yaitu:
1. Akuntabilitas
Penerapan akuntabilitas dapat dilihat pada saat pelaksanaan kegiatan yang mana
ketua panitia melaporkan kepada para undangan.
2. Transparasi
a. Proses Penganggaran
Proses ini dikatakan baik karena penganggaran dalam kegiatan ini bersifat
transparasi dengan memberitahukan dana yang diperoleh, dana yang dikeluarkan serta
sisa dana dari kegiatan tersebut.
b. Proses Penyusunan Kegiatan
Penyusunan kegiatan sistematis/teratur secara rinci mengenai waktu, tempat dan
diberitahukan kepada panitia pelaksana serta dosen dan mahasiswa islam di poltekkes
kemenkes palangka raya.
c. Proses Pembahasan
Pembahasan tentang adanya kegiatan juga melibatkan bimbingan Dosen, Presiden
BEM, dan perwakilan dari semua HMJ (Himpuanan Mahasiswa Jurusan) sehingga
tidak terjadi kesalahan komunikasi dan diharapkan mendapatkan dukungan dari
semua pihak.
d. Proses Pengawasan
Dalam melaksanakan kegiatan ini juga mendapatkan izin serta pengawasan dari
Dosen pembimbing organisasi, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) serta HMJ
(Himpunan Mahasiswa Jurusan) semua jurusan.
e. Proses Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan tidak hanya oleh panitia terkait namun juga dapat
disampaikan oleh semua pihak yang diharapkan dapat memperbaiki berbagai
kekurangan sehingga akan memperbaikinya.
3. Kewajaran (Fairness)
Ada lima langkah penegakan prinsip fairness yaitu :
a. Komprehensif dan disiplin
Koordinator dari tiap seksi harus memberikan laporan tentang hal serta dana yang
dibutuhkan sehingga dapat disimpulkan dari semua kebutuhan serta dana yang
diperlukan untuk tercapainya kegiatan tersebut.
b. Fleksibilitas
Semua anggota kepanitiaan dapat saling membantu walaupun berbeda seksi.
c. Terprediksi
Langkah ini ditunjukkan dengan panitia dapat memprediksi berapa banyak dana
yang diperlukan dengan membuat rincian dana perseksi sehingga mendapatkan target
dana yang dibutuhkan.
d. Kejujuran
Langkah ini ditunjukan dengan memberikan bukti dalam pengeluaran dana contoh
pemesanan makanan/snack yang dilakukan oleh seksi konsumsi dengan memberikan
bukti nota dari tempat pemesanan makanan/snack tersebut.
e. Informatif
Langkah ini ditunjukkan dengan memberikan informasi secara transparan tentang
rincian penggunaan dana oleh masing-masing seksi.
4. Kebijakan Anti Korupsi
Untuk mengatur interaksi agar tidak terjadi penyimpangan terdapat empat aspek
kebijakan anti korupsi yaitu:
a. Isi
Berikut contoh isi kebijakan dari kepanitiaan kegiatan ini :
1) Ketua panitia dan semua anggotanya berkewajiban hadir dalam setiap rapat yang
diadakan terkecuali sakit atau kepentingan mendesak.
2) Menargetkan dana yang akan dibutuhkan dengan meminta rincian dana yang
diperlukan masing-masing seksi.
3) Memberikan bukti dalam penggunaan dana berupa nota/kwitansi.
4) Membuat target bahwa persiapan untuk kegiatan harus selesai/siap dalam waktu
kurang dari satu minggu sebelum hari pelaksanaan.]
b. Pembuat
Ketua panitia dengan kesepakatan semua anggota kepanitiaan.
c. Pelaksana
Ketua panitia dan semua anggota kepanitiaan.
d. Kultur
Semua anggota kepanitiaan melaksanakan isi dari kebijakan tersebut tanpa
terkecuali ataupun merasa terpaksa.
5. Kontrol Kebijakan
Ada tiga model kontrol kebijakan yang dapat dilakukan yaitu :
a. Partisipasi
Semua anggota kepanitiaan dapat berpartisipasi dalam mengontrol kebijakan yang
telah dibuat.
b. Evolusi
Semua anggota kepanitiaan tanpa terkecuali dapat memberikan ide/masukan
alternatif kebijakan baru yang berguna untuk sesuai dengan situasi dan kondisi.
c. Reformasi
Penggantian/reformasi kebijakan yang baru dapat dilakukan sesuai dengan yang
di usulkan serta kebijakan baru tersebut telah mendapat persetujuan oleh anggota
kepanitiaan lainnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip budaya anti korupsi pada contoh kegiatan tersebut sudah cukup baik dan
dapat diterapkan dalam kegiatan berikutnya. Sehingga hal ini akan
memunculkan/menanamkan sifat anti korupsi serta melatih diri untuk terbiasa dengan nilai-
nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi pada masing-masing mahasiswa.

B. Kritik dan Saran


Dalam penulisan makalah ini penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan pada
penulisan makalah dan sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Semoga
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Arsip UKM FOSMA (Unit Kegiatan Mahasiswa Fosma)

Anda mungkin juga menyukai