Anda di halaman 1dari 29

MAKALA

KEGAWADARURATAN KEBIDANAN

SOLUSIO PLACENTA
DI SUSUN OLEH:

ALIH JENJANG
1. AIDA FITRIANA
2. EFRIYANA SAHLIN
3. WIDYASTUTI
4. WIDYA ASMARA DEWI
5. IRMAWATI
PENDAHULUAN
 A.   LATAR BELAKANG
Plasenta atau ari-ari ini
merupakan organ
manusia yang berfungsi
sebagai media nutrisi
untuk embrio yang ada
dalam kandungan.
Umumnya placenta
terbentuk lengkap pada
kehamilan < 16 minggu
dengan ruang amnion
telah mengisi seluruh
kavum uteri.
Letak placenta umumnya di depan/di
belakang dinding uterus, agak ke atas
kearah fundus uteri. Karena alasan
fisiologis, permukaan bagian atas
korpus uteri lebih luas, sehingga lebih
banyak tempat untuk berimplementasi.
Pada awal kehamilan, plasenta mulai
terbentuk, berbentuk bundar, berupa
organ datar yang bertanggung jawab
menyediakan oksigen dan nutrisi untuk
pertumbuhan bayi dan membuang
produk sampah dari darah bayi.
Solusio plasenta atau disebut abruption
placenta / ablasia placenta adalah
separasi prematur plasenta dengan
implantasi normalnya di uterus (korpus
uteri) dalam masa kehamilan lebih dari
20 minggu dan sebelum janin lahir.
Dalam plasenta terdapat banyak
pembuluh darah yang memungkinkan
pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin,
jika plasenta ini terlepas dari implantasi
normalnya dalam masa kehamilan
maka akan mengakibatkan perdarahan
yang hebat.
Perdarahan pada solusio plasenta
sebenarnya lebih berbahaya daripada
plasenta previa oleh karena pada kejadian
tertentu perdarahan yang tampak keluar
melalui vagina hampir tidak ada / tidak
sebanding dengan perdarahan yang
berlangsung internal yang sangat banyak
pemandangan yang menipu inilah yang
sebenarnya yang membuat solusio
plasenta lebih berbahaya karena dalam
keadaan demikian seringkali perkiraan
jumlah, darah yang telah keluar sukar
diperhitungkan, padahal janin telah mati
dan ibu berada dalam keadaan syok.
RUMUSAN MASALAH
Ada pun rumusan masalah dari makala ini
ialah;
1. Apa yang di maksud dengan solusio plasenta?

2. Apa saja klasifikasi dari solusio plasenta?

3. Apa saja etiologi dari solusio plasenta?

4. Apa saja tanda dan gejala dari solusio placenta?

5. Apa tanda klinis dan diagnosis dari solusio


placenta?
6. Apa saja terapi yang diberikan dari solusio
placenta?
7. Apa saja komplikasi dari solusio placenta?

8. Apa penatalaksanaan dari solusio placenta?


TUJUAN
Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makala ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi solusio plasenta

2. Untuk mengetahui klasifikasi dari solusio plasenta

3. Untuk mengetahui etiologi dari solusio plasenta

4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari solusio


placenta
5. Untuk mengetahui diagnosis dari solusio placenta

6. Untuk mengetahui terapi yang diberikan

7. Untuk mengetahui komplikasi solusio placenta

8. Cara rujukan dari solusio placenta


TINJAUAN TEORI
DEFINISI
1. Winkjosastro (2002) Solusio plasenta adalah lepasnya
plasenta dari tempat melekatnya yang normal pada
uterus sebelum janin dilahirkan.
2. Manuaba (1998) Batasan solusio plasenta adalah
terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan
implantasi normal pada kehamilan trimester III. 
3. Mochtar (1998) Solusio plasenta adalah suatu
keadaan dimana plasenta yang letaknya normal
terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.
Biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.
4. Cunningham dalam bukunya mendefinisikan solusio
plasenta sebagai separasi prematur plasenta dengan
implantasi normalnya korpus uteri sebelum janin lahir.
5. Solusio plasenta adalah terlepasnya
sebagian atau keseluruhan plasenta
dari implantasi normalnya (korpus uteri)
setelah kehamilan 20 minggu dan
sebelum janin lahir.
6. Solusio plasenta adalah terlepasnya
plasenta yang letaknya normal pada
korpus uteri sebelum janin lahir, dengan
masa kehamilan 22 minggu / berat janin
di atas 500 gr. Solusio plasenta
merupakan lepasnya plasenta (organ
yang memberi nutrisi kepada janin) dari
tempat perlekatannya di dinding uterus
(rahim) sebelum bayi dilahirkan.
KLASIFIKASI
Trijatmo Rachimhadhi
membagi solusio plasenta
menurut derajat pelepasan
plasenta :
1) Solusio plasenta totalis,
plasenta terlepas
seluruhnya.
2) Solusio plasenta partialis,
plasenta terlepas
sebagian.
3) Ruptura sinus
marginalis, sebagian kecil
pinggir plasenta yang
terlepas.
Pritchard JA membagi solusio
plasenta menurut bentuk perdarahan
:
1) Solusio plasenta dengan perdarahan
keluar
2) Solusio plasenta dengan perdarahan
tersembunyi, yang
membentuk hematoma
retroplacenter
3) Solusio plasenta yang
perdarahannya masuk ke dalam
kantong amnion .
 Cunningham dan Gasong masing-masing dalam
bukunya mengklasifikasikan solusio plasenta
menurut tingkat gejala klinisnya, yaitu:

1) Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak


tegang, belum ada tanda renjatan, janin
hidup,pelepasan plasenta <1/6 bagian
permukaan,kadar fibrinogen plasma >150 mg%.
2) Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang,
terdapat tanda pre renjatan, gawat janin atau janin
telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian
permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.
3) Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik,
terdapat tanda renjatan, janin mati, pelepasan
plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau
keseluruhan.
ETIOLOGI
Penyebab primer belum diketahui pasti, namun ada beberapa
faktor yang menjadi predisposisi:

 Faktor kardio-reno-vaskuler :
Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma
preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland,
ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus
solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi
tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya
hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.

 Faktor trauma :
Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli,tarikan pada
tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang
banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan,
dan trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-
lain.
 Faktor paritas ibu :
Lebih banyak dijumpai pada multipara dari
pada primipara. Beberapa penelitian
menerangkan bahwa  makin tinggi paritas ibu
makin kurang baik keadaan endometrium
 Faktor usia ibu :

Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi


hipertensi menahun
 Faktor pengunaan kokain :

Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian


tekanan darah dan peningkatan pelepasan
katekolamin yang bertanggung jawab atas
terjadinya vasospasme pembuluh darah uterus
dan berakibat terlepasnya plasenta. Namun,
hipotesis ini belum terbukti secara definitive
 Faktor kebiasaan merokok :
Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus
solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤
1 (satu) bungkus per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang
perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan
beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya.
 Riwayat solusio plasenta sebelumnya :

Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan


riwayat solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya
kejadian ini pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki riwayat
solusio plasenta
 Pengaruh lain :

seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada


vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh
adanya kehamilan dan lain-lain. A
TANDA DAN GEJALA
Pada awalnya kejadian ini tak
memberikan gejala apapun. Namun
beberapa saat kemudian, arteri
spiralis desidua pecah sehingga
menyebabkan terjadinya hematoma
retroplasenta yang menjadi semakin
bertambah luas. Daerah plasenta
yang terkelupas menjadi semakin
luas sampai mendekati tepi plasenta.
Bila lepasnya plasenta mengenai daerah
luas, terjadi nyeri abdomen dan uterus yang
tegang disertai dengan :
a.    Gawat janin (50% penderita)
b.    Janin mati ( 15%)
c.    Tetania uteri
d.    DIC- Disseminated Intravascular
Coagulation
e.    Renjatan hipovolemik
f.     Perdarahan pervaginam ( 80% penderita)
g.    Uterus yang tegang (2/3 penderita)
h.    Kontraksi uterus abnormal (1/3 penderita
DIAGNOSIS

Diagnosis solutsio ditegakkan dengan


adanya gejala-gejala klinis dan beberapa
pemeriksaan:
Anamnesis :
Perdarahan biasanya pada trimester ketiga,
perdarahan pervaginan berwarna kehitam-
hitaman yang sedikit sekali dan tanpa rasa
nyeri sampai dengan yang disertai nyeri
perut, uterus tegang perdarahan
pervaginan yang banyak, syok dan
kematian janin intra uterin.
Periksa Dalam : perabaan fornises hanya
dilakukan pada janin presentasi kepala, usia
gestasi di atas 28 minggu dan curiga plasenta
praevia. Nilai keadaan serviks,
apakah persalinan dapat terjadi kurang dari 6
jam, berapa pembukaan, apa presentasi janin,
dan adakah kelainan di daerah serviks dan
vagina.Pelvimetri Klinis : dilakukan pada
kasus yang akan dilahirkan per vaginam
dengan usia gestasi 36 minggu atau TBJ 2500
gram.
Pemeriksaan Penunjang :
 Pemeriksaan laboratorium darah :
hemoglobin, hemotokrit, trombosit, waktu
protombin, waktu pembekuan, waktu
tromboplastin, parsial, kadar fibrinogen,
dan elektrolit plasma. Cardiotokografi
untuk menilai kesejahteraan janin.
 USG untuk menilai letak plasenta, usia
gestasi dan keadaan janin.Pemeriksaan
ultrasonografi tak memberikan banyak
manfaat oleh karena pada sebagian besar
kasus tak mampu memperlihatkan
adanya hematoma retroplasenta
TERAPI
Terapi untuk solusio pasenta dibagi menjadi dua, yaitu :

Terapi Medik
 Tidak terdapat renjatan : usia gestasi < 36 minggu atau TBJ < 2500

gram.
Ringan :
Terapi konservatif bila ada perbaikan (perdarahan berhenti, kontraksi
uterus tidak ada, janin hidup dan keadaan umum ibu baik) dan dapat
dilakukan pemantauan ketat keadaan janin dan ibu. Pasien tirah baring,
atasi anemia, USG dan KTG serial (bila memungkinkan) dan tunggu
partus normal. Terapi aktif dilakukan bila ada perburukan (perdarahan
berlangsung terus, kontraksi uterus terus berlangsung, dan dapat
mengancam ibu dan atau janin). Bila perdarahan banyak, skor pelvik <
5 atau persalinan masih lama > 6 jam, lakukan seksio sesarea. Bila
partus dapat terjadi < 6 jam, amniotomi dan infus oksitosin.
Tidak terdapat renjatan : usia gestasi 36
minggu atau 2500 gram.
Solusio plasenta derajat
ringan/sedang/berat bila persalinan lebih
dari 6 jam, lakukan seksio sesarea.
 Terdapat renjatan :
Atasi renjatan, resusitasi cairan dan
transfusi darah. Bila renjatan tidak
teratasi, upayakan tindakan
penyelamatan yang optimal. Bila renjatan
dapat diatasi, pertimbangkan untuk
seksio sesarea bila janin hidup atau
partus lebih lama dari 6 jam.
Terapi Bedah
1). Partus per vaginam dengan kala
dua dipercepat.
2). Seksiosesarea atas indikasi medik.
3). Seksiohisterektomi bila terdapat
perdarahan postpartum
KOMPLIKKASI
Komplikasi pada solutsio plasenta yaitu :
 Langsung (immediate) :perdarahan,infeksi ,emboli
dan syok abtetric.
 Tidak langsung (delayed) :
 couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik,
menyebabkan perdarahan post partum.
 hipofibrinogenamia dengan perdarahan post
partum
 nikrosis korteks neralis, menyebabkan anuria dan
uremia
 kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis.
PENATALAKSANAAN
Dalam melakukan rujukan,
bidan data memberikan
pertolongan darurat dengan:
1) Memasang infuse
2) Tanpa melakukan
pemeriksaan dalam
3) Menyertakan petugas dalam
merujuk pasien
4) Mempersiakan donor darah
dari keluarga/ masyarakat
5) Menyertakan keterangan
tentang apa yang telah
dilakukan dalam pemberian
pertolongan pertama
SECTIO CAESARIA
Indikasi section saesaria dapat
dilihat dari sisi ibu dan anak.
Tindakan section caesaria di pilih bila
persalianan di perkirakan tidak akan
berakhir dalam waktu singkat
(dengan dilatasi 3-4 cm kejadian
solusio placenta padaa nuliara).
KESIMPILAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya
normal pada korpus uteri sebelum janin lahir, dengan masa
kehamilan 22 minggu / berat janin di atas 500 gr.
Terkadang darah tidak keluar tetapi terkumpul di belakang placenta
membentuk hematoma retroplacenta yang di sebut pendaran
tersembunyi.

SARAN
Dengan membaca makalah ini diharapkan kepada petugas
pelayanan kesehatan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan
kepada ibu hamil yang mengalami solutsio plasenta. Dan segera
melakukan rujukan ke rs bila menemui kasus tersebut
DAFTAR PUSTAKA
 Prawiraharjo, Sarwono. 2008. ILMU KANDUNGAN.
Jakarta: YBP
 Sukarni, Icesmi. dkk. 2013.Kehamilan, Persalinan dan
Nifas.Yogyakarta: Nuha Medika
 Mansjouer, Arif. Dkk.2001.KAPITA SELEKTA
KEDOKTERAN.Jakarta: MA
 Sukarni, Icesmi. Dkk. 2014. PATOLOGI, Kehamilan,
Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi.
Yogyakarta: Nuha Medika
 Norma, Nita.dkk. 2013. Asuhan Kebidanan, PATOLOGI.
Yogyakarta: Nuha Medika
 Sukarni, Icesmi. Dkk. 2013. Buku Ajar, KEPERAWATAN
MATERNITAS. Yogyakarta: Nuha Medika
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai