Anda di halaman 1dari 6

Cholesistitis

A. Definisi Cholesistitis.

Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi
akut dinding kandung empedu disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan
panas badan.Dikenal klasifikasi kolesistitis yaitu kolesistitis akut serta kronik.

Kolesistiti adalah peradangan kandung empedu baik secara akut ataupun kronis
(Kolesistitis sering disebabkan cholelithiasis (kehadiran choleliths, atau batu empedu, di
kandung empedu itu), dengan choleliths paling sering memblokir saluran cystic
langsung. Hal ini menyebabkan inspissation (penebalan) dari empedu , empedu stasis ,
infeksi sekunder dan organisme usus, terutama E. coli and Bacteroides species. coli dan
Bacteroides spesies.

B. Angka Kejadian
Sejauh ini belum ada data epidemiologis penduduk,insidensi kolesistitis di
Negara kita relative lebih rendah di banding negara-negara barat.
Sebuah diperkirakan 10-20% orang Amerika memiliki batu empedu, dan sebanyak
sepertiga dari orang-orang mengembangkan kolesistitis akut. Kolesistektomi baik untuk
berulang kolik bilier kolesistitis akut atau merupakan prosedur bedah umum utama
sebagian besar dilakukan oleh dokter bedah umum, yang mengakibatkan sekitar
500.000 operasi setiap tahunnya.

C. Penyebaran
1. Kebanyakan pasien dengan kolesistitis akut memiliki remisi lengkap dalam 1-4
hari. Namun, 25-30% dari pasien baik memerlukan operasi atau
mengembangkan beberapa komplikasi.
2. Pasien dengan kolesistitis acalculous memiliki tingkat kematian berkisar antara
10-50%, yang jauh melebihi 4% diharapkan angka kematian yang diamati pada
pasien dengan kolesistitis calculous. Emphysematous kolesistitis memiliki
tingkat mortalitas mendekati 15%.
3. Perforasi terjadi dalam 10-15% kasus.

D. FAKTOR PREDISPOSISI
untuk kolesistitis, memiliki peningkatan prevalensi di kalangan orang-orang
keturunan Skandinavia, Pima India, dan populasi Hispanik, cholelithiasis sedangkan
kurang umum di antara orang dari sub-Sahara Afrika dan Asia. Beberapa faktor resiko
yang lain sebagai berikut:
1. adanya riwayat kolesistitis akut sebelumnya
2. Wanita (beresiko dua jadi lebih besar dibanding laki-laki)
3. Usia lebih dari 40 tahun .
4. Kegemukan (obesitas).
5. Faktor keturunan
6. Aktivitas fisik
7. Kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan)
8. Hiperlipidemia
9. Diet tinggi lemak dan rendah serat
10. Pengosongan lambung yang memanjang
11. Nutrisi intravena jangka lama
12. Dismotilitas kandung empedu
13. Obat-obatan antihiperlipedmia (clofibrate)
14. Penyakit lain (seperti Fibrosis sistik, Diabetes mellitus, sirosis hati, pankreatitis
dan kanker kandung empedu) dan penyakit ileus (kekurangan garam empedu)

E. Etiologi Penyakit
1. Dalam 90% kasus tentang, kolesistitis akut disebabkan oleh batu empedu
menghalangi saluran di kantong empedu
2. pembedahan (terjadi perubahan fungsi)
3. sepsis (infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh)
4. luka bakar
5. Pemasangan ifus dalam waktu lama
6. Trauma abdomen,

F. Mekanisme Etiologi Terhadap Penyakit

a. Batu empedu
Sifat kolesterol yang larut lemak dibuat menjadi larut air dengan cara agregasi
melalui garam empedu dan lesitin yang dikeluarkan bersama kedalam empedu. Jika
konsentrasi kolesterol melebihi kapasitas solubilisasi empedu (supersatusasi), kolesterol
tidak lagi tidak terdispersi sehingga terjadi penggumpalan menjadi kristal kolesterol
monohidrat padat. Sumbatan batu empedu pada duktus sistikus menyebabkan distensi
kandung empedu dan gangguan aliran darah darah dan limfe, bakteri komensal
kemudian berkembang biak sehingga mengakibatkan inflamasi pada saluran kandung
empedu.
b. Pembedahan (terjadi perubahan fungsi)
dapat terjadi sebagai akibat dari jejas kimiawi oleh sumbatan batu empedu yang
menjadi predisposisi terjadinya infeksi atau dapat pula terjadi karena adanya
ketidakseimbangan komposisi empedu seperti tingginya kadar garam empedu atau asam
empedu, sehingga menginduksi terjadinya peradangan akibat jejas kimia.

c. Infeksi
Sudah jelas jika terjadi membentukan batu empedu akan terjadi infeksi dengan
Adanya kuman seperti E. Coli, salmonela typhosa, cacing askaris, atau karena pengaruh
enzim enzim pankreaskarena, Sistem saluran empedu adalah sistem drainase yang
membawa empedu dari hati dan kandung empedu ke daerah dari usus kecil yang disebut
duodenum

d. Luka bakar
Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah penurunan aktivitas
gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan
neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukan luas

e. Pemasangan infus dalam jangka waktu lama
Pemasangan infus lama dapat menyebabkan radang pada kandung empedu karna
cairan infus banyak mengandung elektrolit sehingga jika terpasang lama maka dapat
membentuk kristal yng disebut batu empedu selain itu juga cairan tersebut sangat pekah
sehingga tidak dapat diserap oleh empedu di kandung empedu

f. Trauma abdomen
trauma abdomen adalah suatu keadaan klinik akibat kegawatan di rongga
abdomen biasanya timbul secara mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama yang
memerlukan penanganan segera. Hal ini bisa disebabkan karena pertama adanya
inflamasi/peradangan padak kandung empedu.

G. GEJALA
1. sakit perut sisi kanan atas
2. Nyeri yang berpinda panda
3. Mual, munta, perut terasa kembung
4. Kulit berwarna kuning (apabila batu empedu menghalangi saluran empedu).
5. Suhu badan tinggi (demam)

1. sakit perut sisi kanan atas
Jadi kalau kita mengalami nyeri perut di sebelah kanan, tinggal melihat bagian
atas atau bawah, bila yang nyeri bagian atas, kemungkinan yang mengalami gangguan
adalah organ-organ yang terletak pada bagian kanan atas tadi, diantara berbagai organ
tadi, yang paling sering terjadi gangguan pada sebelah kanan atas adalah Gangguan
Hati, Radang pada kandung empedu akibat adanya batu, serta kadang-kadang bisa
terjadi radang usus kecil. Tetapi kalau tempat nyeri berada agak ditengah dan rasa
nyerinya sampai menembus kebelakang, bisa-bisa organ Ginjal yang lagi mengalami
masalah.

2. Nyeri yang hilang timbul
dan berpindah-pindah tempat dari sebelah kanan atas perut lalu mengarah ke
punggung, dan berpindah lagi ke bahu dan ke dada depan.
3. Mual, munta, perut terasa kembung
Perut terasa kembung terutama sesudah makan-makanan yang berlemak,
makanan yang digoreng yang di sebabkan karna empedu suda tidak ferfungsi secara
maksimal yaitu untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil
pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan
penyerapan lemak.

4. Kulit berwarna kuning apabila batu empedu menghalangi saluran empedu
Penyakit kuning warna kuning di kulit, selaput lendir, atau mata. Pigmen kuning
dari bilirubin. Bilirubin adalah hasil dari sel-sel darah merah tua. Blirubin kuning adalah
warna yang Anda lihat ketika memar adalah penyembuhan. Penyakit kuning terjadi
ketika terjadi terlalu banyak sel darah merah tua dalam darah. Jika ada terlalu banyak
sel darah merah pensiun bagi hati untuk menangani, pigmen kuning menumpuk di
dalam tubuh. Ketika ada cukup untuk bisa dilihat, hasil penyakit kuning.

5. Suhu badan tinggi (demam)
Demam merupakan respon fisiologis tubuh terhadap penyakit yang di perantarai
oleh sitokin dan ditandai dengan peningkatan suhu pusat tubuh dan aktivitas kompleks
imun. Demam banyak ditemukan pada keadaan perjalanan penyakit yang secara nyata
disebabkan oleh infeksi bakteri maupu firus


H. Patofisiologi
Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan empedu
dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara mengabsorpsi air
dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.
Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke kandung empedu pada saat katup
Oddi tertutup. Dalam kandung empedu, cairan empedu dipekatkan dengan
mengabsorpsi air.
Derajat pemekatannya diperlihatkan oleh peningkatan konsentrasi zat-zat padat.
Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif,
perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut. Perubahan metabolisme
yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu, dapat menyebabkan
infeksi kandung empedu. Jika pengobatan tertunda atau tidak tersedia, dalam beberapa
kasus kandung empedu menjadi sangat terinfeksi dan bahkan gangren.
Hal ini dapat mengakibatkan keracunan darah (septikemia), yang sangat serius
dan dapat mengancam hidup. mungkin komplikasi lain termasuk: kantong empedu
dapat perforasi (pecah), atau fistula (saluran) bisa terbentuk antara kandung empedu dan
usus sebagai akibat dari peradangan lanjutan.

I. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Ikterus ringan (Kolesistitis akut,Kolelitiasis dan Kolangitis
akut), Mengigil ( Kolestitis akut,Kolangitis,Amebiasis Hati)
Palpasi : Nyeri tekan Murphy sign + (Kolangitis,kolelitiasis)
Perkusi : Nyeri Ketuk pada Kolangitis,kolelitiasis

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- USG
Melihat ada nya batu dan letaknya (kolelitiasis,kolangitis). Melihat
penebalan dinding > 3mm (Kolesistitis)
- ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography)
Kepekaan tinggi (90%) pada kolangitis namun invasif
- EUS (Endoskopik Ultrasonografi)
Akurasi sama dengan ERCP untuk batu saluarn empedu
- MRCP (Magnetik Resonance Cholangio Pancreato graphy)
Sensitivitas sampai 100% untuk kolangitis

K. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil dari pemeriksaan
tertentu. Pemeriksaan USG bisa membantu memperkuat adanya batu empedu dalam
kandung empedu dan bisa menunjukkan penebalan pada dinding kandung empedu.
Diagnosis yang paling akurat diperoleh dari pemeriksaan skintigrafi hepatobilier,
yang memberikan gambaran dari hati, saluran empedu, kandung empedu dan bagian
atas usus halus.

L. Diagnosis diferensial
Aneurisma aorta abdominal
Iskemia mesenterika akut
Radang usus buntu
Kolik bilier
Penyakit bilier
Cholangiocarcinoma
Cholangitis

M. PENGOBATAN

Penderita dengan kolesistitis akut pada umumnya dirawat di rumah sakit,
diberikan cairan dan elektrolit intravena dan tidak diperbolehkan makan maupun
minum.
Mungkin akan dipasang pipa nasogastrik untuk menjaga agar lambung tetap
kosong sehingga mengurangi rangsangan terhadap kandung empedu.
Antibiotik diberikan sesegera mungkin jika dicurigai kolesistitis akut.

Jika diagnosis sudah pasti dan resikonya kecil, biasanya dilakukan pembedahan
untuk mengangkat kandung empedu pada hari pertama atau kedua.
Jika penderita memiliki penyakit lainnya yang meningkatkan resiko
pembedahan, operasi ditunda dan dilakukan pengobatan terhadap penyakitnya.
Jika serangannya mereda, kandung empedu bisa diangkat 6 minggu kemudian
atau lebih.
Jika terdapat komplikasi (misalnya abses, gangren atau perforasi kandung
empedu), diperlukan pembedahan segera.
Sebagian kecil penderita akan merasakan episode nyeri yang baru atau berulang,
yang menyerupai serangan kandung empedu, meskipun sudah tidak memiliki
kandung empedu.
Penyebab terjadinya episode ini tidak diketahui, tetapi mungkin merupakan
akibat dari fungsi sfingter Oddi yang abnormal. Sfingter Oddi adalah lubang
yang mengatur pengaliran empedu ke dalam usus halus.
Rasa nyeri ini mungkin terjadi akibat peningkatan tekanan di dalam saluran yang
disebabkan oleh penahanan aliran empedu atau sekresi pankreas.

Untuk melebarkan sfingter Oddi bisa digunakan endoskopi. Hal ini biasanya akan
mengurangi gejala pada penderita yang memiliki kelainan sfingter, tetapi tidak akan
membantu penderita yang hanya memiliki nyeri tanpa disertai kelainan pada sfingter.
Pemberian obat hanya untuk membantu mengurangi kesakitan dan mencegah
komplikasi. Obat-obatan yang dipakai antara lain meliputi anti muntah,
analgetik (pereda sakit) dan antibiotik.

N. PROGNOSIS
Angka kesembuhan cukup tinggi apabila kolesistitis ditangani sebelum ada penyulit.
Adapun penyulit-penyulit yang dapat timbul antara lain: empiema kandung empedu,
perluasan sumbatan ke arah usus, sepsis, pankreatitis, dan pecahnya kandung empedu.

Anda mungkin juga menyukai