Feses warna dempul obstruksi empedu tidak bisa mewarnai feses feses pucat
keabuan seperti dempul (acholik)
Jawab :
5. Mengapa dirasakan nyeri terus menerus tidak reda di perut kanan atas ?
Jawab :
Dx: Kolangitis Akut, adalah infeksi bakteri asenden disertai dengan obstruksi ductus bilier.
Gejala yang ditemukan adalah demam, nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas, dan
ikterik yang disebut trias Charcot. Apabila disertai dengan septisemia dan disorientasi, kelima
gejala ini dikenal dengan penta Reynolds. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan
leukositosis, hyperbilirubinemia, dan peningkatan alkali fosfatase serta transaminase.
Eka Adip, dkk. 2018. Kapita Selekta Ed.IV Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius.
DD:
Abses hati, di mana juga didapatkan demam, nyeri perut kanan atas dan mungkin
ikterus. Pemeriksaan laboratorium akan menemukan lekositosis dan tes faal hati bisa
terganggu. Pemeriksaan USG/CT Scan akan dengan mudah menemukan abses
tersebut.
Kolesistitis akut, di mana juga terdapat demam, dan nyeri perut kanan atas, lekositosis,
tes fungsi hati masih dalam batas normal selama tidak terdapat batu di duktus
koledokus. Pada pemeriksaan USG abdomen tidak didapatkan pelebaran saluran
empedu dan gambaran USG kandung empedu adalah khas yakni dinding yang
udematus dan biasanya terdapat batu di dalamnya.
Pankreatitis akut, di sini terdapat juga nyeri perut bagian atas, bisa disertai demam dan
ikterus, tetapi amilase/lipase serum meningkat dengan nyata yang tidak akan
didapatkan pada kolangitis akut.
Karsinoma hepatoseluler di mana bisa didapatkan nyeri perut kanan atas, ikterus dan
bisa disertai dengan demam. Pada pemeriksaan USG abdomen akan didapatkan
gambaran tumor di dalam hati.
A.Nurman. Kolangitis akut dipandang dari sudut penyakit dalam
Jawab :
Etiologi :
Faktor resiko :
Choledochocele dan saluran empedu kaliber sempit adalah faktor risiko lain untuk kolangitis
akut
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan penunjang untuk diagnostic kolangitis akut dapat dilakukan dengan
mendeteksi dilatasi bilier dan pemeriksaan penyebab kolangitis akut adalah EUS
( endoscopic ultrasonography), MRCP ( magnetic resonance
cholangiopancreotography) dan ERCP (endoscopic retrograde
cholangiopancreotography).
Note: Diantara semuanya hanya EMRCP yang tidak bersifat invasive, namun tidak
portable hanya dapat digunakan pada pasien yang dapat dibawa keruang radiologi,
umumnya studi menunjukkan sensivitas >90% untuk MRCP dalam mendeteksi batu
di CBD dan sensivitasnya makin berkurang untuk batu yang kecil.
Masrul Lubis, Julahir H Siregar. Kolangitis Akut. Divisi Gastroenterohepatologi
Ilmu Penyakit Dalam FK USU/RSHAM Medan
PX :
Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan suhu tinggi, takikardia, hipotensi, penyakit kuning,
kuadran kanan atas atau nyeri epigastrium dan perubahan status mental.
Tata Laksana:
Pada semua pasien kolangitis akut, hidrasi agresif harus diberikan segera setelah
akses vena didapatkan untuk koreksi kekurangan volume/dehidrasi dan menormalkan
tekanan darah. Terapi kolangitis akut terdiri dari pemberian antibiotic dan drainase
bilier. beratnya kolangitis akut menetukan perlu tidaknya pasien dirawat di rumah
sakit. bila klinis penyakitnya ringan, dapat berobat jalan, teruma jika kolangitis akut
ringan yang kambuh/berulang (misalnya pada pasien dengan batu intrahepatik).
Namun demikian umumnya dokter menyarankan perawatan rumah sakit pada kasus
kolangitis akut. kolangitis ringan sampai sedang dapat ditatalaksana di ruangan
umum, akan tetapi pada kolangitis berat sebaiknya dirawat di ICU
Terapi Antibiotik
Terapi antibiotic intravena harus diberikan sesegera mungkin. Pedoman pemberian
antibiotic sebaiknya berdasarkan pola infeksi spesifik dan resistensi lokal rumah
sakit. Beberapa panduan (guidelines) menyarankan pada:
a. kolangitis akut ringan, sebaiknya pemberian jangka pendek 2-3 hari dengan
sefalosporin generasi pertama atau kedua, penisilin dan inhibitor β laktamase.
b. kolangitis sedang sampai berat, sebaiknya pemberian antibiotic minimal 5-7
hari dengan sefalosporin generasi ketiga atau keempat, nonbaktam dengan
atau tanpa metronidazol untuk kuman anaerob, atau karbapenem.
Masrul Lubis, Julahir H Siregar. Kolangitis Akut. Divisi Gastroenterohepatologi Ilmu
Penyakit Dalam FK USU/RSHAM Medan
Jawab :
Cholecystitis merupakan inflamasi dinding kandung empedu, dapat bersifat akut maupun
kronis, umumnya diakibatkan oleh obstruksi ductus sistikus (jika tanpa disertai batu empedu
disebut sebagai kolesistitis akalkulus) terjadi peningkatan tekanan intra-lumen kandung
empedu menyebabkan stasis vena yang diikuti stasis arteri mengakibatkan iskemia
dinding dan mukosa kandung empedu.
Eka Adip, dkk. 2018. Kapita Selekta Ed.IV Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius
Cholangitis merupakan komplikasi dari batu saluran empedu. Kolangitis akut adalah infeksi
bakteri asenden disertai dengan obstruksi ductus bilier. Gejala yang ditemukan adalah
demam, nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas, dan ikterik yang disebut trias
Charcot. Apabila disertai dengan septisemia dan disorientasi, kelima gejala ini dikenal dengan
penta Reynolds. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan leukositosis,
hyperbilirubinemia, dan peningkatan alkali fosfatase serta transaminase.
Eka Adip, dkk. 2018. Kapita Selekta Ed.IV Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius.
Jawab :
Dengan diet, pasien yang awalnya dengan Body Mass Index (BMI) tinggi yang
mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadi kolelitiasis diharapkan dapat turun BMI
nya. Ini dikarenakan dengan tingginya BMI maka kadar kolesterol dalam kandung
empedu pun tinggi, dan juga mengurasi garam empedu serta mengurangi kontraksi/
pengosongan kandung empedu. Sehingga diperlukan diet untuk menurunkan BMI
Makanan, selain itu diharapkan dapat memilih makanan yang tepat
Intake rendah klorida, kehilangan berat badan yang cepat (seperti setelah operasi
gatrointestinal) mengakibatkan gangguan terhadap unsur kimia dari empedu dan
dapat menyebabkan penurunan kontraksi kandung empedu.