Anda di halaman 1dari 30

DIVERTIKULOSIS

SMF BEDAH FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS
CENDERAWASIH
2020
Penyakit divertikular (atau
diverticulosis) merupakan keadaan di
mana terdapat banyak penonjolan
PENDAHULUAN mukosa yang menyerupai kantong
(divertikula) yang tumbuh dalam
usus besar, khususnya kolon sigmoid
tanpa adanya inflamasi.
Peradangan akut dari divertikulum
menyebabkan divertikulitis
• Divertikulosis sangat sering dijum
pai pada masyarakat Amerika dan Er
opa.

• Diperkirakan sekitar separuh popul


asi dengan umur lebih dari 50 tahu
n memiliki

• Kolon sigmoid adalah tempat yang p


aling sering terjadinya divertikul
osis.

• Diverticulosis colon merupakan pen


yebab yang paling umum dari perdar
ahan saluran cerna bagian bawah, b
erperan hingga 40% sampai 55% dari
semua kasus perdarahan.
EPIDEMIOLOGI

wanita sedikit lebih banyak dibandingkan dengan pria :


wanita adalah 1 : 1,5.
Insidens tertinggi pada usia 40 tahun dan 50-an.
Insidens tertinggi di negara-negara barat dimana terjadi
pada 50% dari warga yang berusia lebih dari 60 tahun.

Pada pemeriksaan kolonoskopi terhadap 876 pasien di


RS Pendidikan Makassar, ditemukan 25 pasien (2,85%)
penyakit divertikular dengan perbandingan laki-laki dan
perempuan 5:3, umur rata-rata 63 tahun dengan
presentase terbanyak pada kelompok umur 60-69
tahun.
ANATOMI dan FISIOLOGI
• Usus besar atau colon memanjang mulai dari katup ileocecal kearah p
roksimal hingga ke rectosigmoid junction di arah distal dengan panjan
g sekitar 3-5 kaki.
• Kolon menempati bagian perifer dari cavum abdomen terdiri dari caec
um, kolon ascending di bagian kanan, kolon transversum, kolon desce
nding dan sigmoid di bagian kiri.
• Fleksura splenikus sangat berhubungan dengan limpa dan dilekatkan
oleh ligament splenocolic.
• Hampir seluruh usus besar memiliki empat lapisan morfolo
gik seperti yang ditemukan pada bagian usus lain.

• Muskulus longitudinal membentuk tiga berkas/pita yang di


sebut taenia coli. Ketiga taenia berjarak 120 derajat da
ri kolon circumference.

• Haustra, atau sakulus , terbentuk karena taenia mengecil


kan kolon itu sendiri sehingga kolon nampak berlipat-lip
at.

• Permukaan serosa mengandung tambahan lemak yang disebut


appendices epiploicae
Histologi 4 lapisan dinding kolon yaitu :

• Tunika mukosa terdiri dari epitel • Tunika muskularis terdiri atas oto
kolumnar simpleks, mempunyai t sirkular bagian dalam dan otot l
sel goblet yang lebih banyak dari ongitudinal bagian luar. Otot sirku
usus halus. lar berbentuk utuh tapi otot longi
tudinal terbagi tiga untaian besar
• Tunika submukosa merupakan j
yang disebut taenia koli. Diantara
aringan ikat longgar yang banyak nya dipisah oleh pleksus Auerbac
mengandung pembuluh darah, s h.
el lemak dan nervus pleksus Mei
ssner. • Tunika serosa/adventitia merupa
kan peritoneum visceral dengan e
pitel squamous simpleks yang diis
i oleh pembuluh darah dan sel-sel
lemak.
• Arteri mesenterika superior mensuplai
kolon ascendens dan kolon transversu
m bagian kanan melalui arteri ileokolik
a (ileocecal), a.kolika dextra (right coli
c brach artery), dan a. kolika media (m
iddle colic branch artery).
• Arteri mesenterika inferior mensuplai
colon descendens, kolon transversum
bagian kiri, kolon sigmoid dan sebagia
n besar rektum melalui a. kolika sinistr
a (left colic branch artery) , a.sigmoid
dan a.hemoroidalis superior.
• Pembuluh vena kolon berjalan p
aralel dengan arterinya. Aliran da
rah vena disalurkan melalui vena
mesenterika superior untuk kolo
n ascendens dan kolon transvers
um, dan melalui v. mesenterika i
nferior untuk kolon descendens,
sigmoid, dan rectum.
• Keduanya bermuara di vena port
a, tetapi v. mesenterika inferior
melalui vena lienalis.
• Alirah darah vena dari kanalis an
alis menuju ke vena cava inferior
• Kolon dipersarafi oleh serabut simpatis yang berasal dari n.splenikus d
an pleksus presakralis serta serabut parasimpatis yang berasal dari n.v
agus.
FISIOLOGI

Segmentasi, pergerakan massa, dan peristaltik retrograde.


Motilitas

Absorbsi 02
600mlcairan/har, sodium, klorida, asam lemak rantai pendk

Kolon mensekresi bikarbonat dan potassium. Bikarbonat


Sekresi disekresikan untuk
ditukarkan dengan klorida. Sekresi potassium adalah sekresi
aktif dari kolon.
Endokrin Kolon mengandung sel-sel L, K dan N, yang melepaskan
enteroglukagon
peptide YY (PYY), dan neurotensin
04
Etiologi
1. Peningkatan Tekanan Intralumen Kelemahan otot dinding kolon

Diet rendah serat menyebabkan t • Penyebab lain terjadinya divertik


erjadinya peningkatan tekanan int ulosis adalah terdapat daerah ya
ralumen kolon sehingga menyeba ng lemah pada dinding otot kolo
bkan herniasi mukosa melewati la n dimana arteri yang membawa
pisan dinding otot nutrisi menembus submukkosa d
kolon yang menebal dan memend an mukosa.
ek (sebuah kondisi yang disebut-m • Biasanya pada usia tua karena pr
ychosis). oses penuaan yang dapat melem
ahkan dinding kolon.
Faktor Resiko

Konstipasi
Pertambahan Usia
Konstipasi menyebabkan otot-otot menjadi tegang karena tinja
Pada usia lanjut terjadi penurunan tekanan mekanik/ daya yang terdapat di dalam usus besar. Tekanan yang berlebihan
regang dinding kolon sebagai akibat perubahan struktur jaringan menyebabkan titik-titik lemah pada usus besar menonjol dan
kolagen dinding usus. membentuk divertikula

Diet rendah serat


Gangguan jaringan ikat
Pada mereka yang kurang mengkonsumsi makanan berserat,
akan menyebabkan penurunan massa feses menjadi kecil-kecil Gangguan jaringan ikat seperti pada sindrom Marfan dan Ehlers
dan keras, waktu transit kolon yang lebih lambat sehingga Danlos dapat menyebabkan kelemahan pada dinding kolon.
absorpsi air lebih banyak dan output yang menurun
menyebabkan tekanan dalam kolon meningkat untuk mendorong
massa feses keluar mengakibatkan segmentasi kolon yang
berlebihan.
Patogenesis
• Divertikulosis sigmoid sering disertai obstipasi yang dipengaruhi oleh
diet, terutama makanan kurang berserat.
• Patogenesis dipengaruhi tekanan intralumen dan defek dinding sigmoi
d.
• Tekanan intralumen bergantung pada kepadatan feses yang meningka
t bila kekurangan serat.
• Divertikulum merupakan penonjolan pada titik-titik yang lemah, biasanya pada titik dimana p
embuluh darah arteri masuk ke dalam lapisan otot dari usus besar.
• Kejang (spasme) diduga menyebabkan bertambahnya tekanan dalam usus besar, sehingga aka
n menyebabkan terjadinya lebih banyak divertikula dan memperbesar divertikula yang sudah
ada
• Divertikulosis terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa kolon mengalami herniasi sepanj
ang dinding muskuler yang mengalami kelemahan yaitu pada titik tempat masuknya arteri ke
dalam usus akibat, tekanan intraluminal yang tinggi, volume kolon yang rendah (isi kurang me
ngandung serat), dan penurunan kekuatan otot dalam dinding kolon (hipertrofi muskuler akib
at massa fekal yang mengeras).
• Divertikulum menjadi tersumbat dan kemudian terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Infl
amasi cenderung menyebar ke dinding usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan s
pastisitas kolon.
• Abses dapat terjadi, menimbullkan peritonitis, sedangkan erosi pembuluh darah (arterial) dap
at menimbulkan perdarahan.
• Divertikulanya sendiri tidak berbahaya, tetapi tinja yang terperangkap di dalamnya bukan saja
bisa menyebabkan perdarahan, tetapi juga menyebabkan peradangan dan infeksi sehingga ti
mbul diverticulitis.
Dikenal 3 gambaran anatomi penyakit divertikular yang khas

Prediventrikuler Divertikulosis Divertikulitis


Prediventikuler

Menunjukkan hipertrofi dari kedua otot sirkular dan longitudinal (taen


ia coli)
dengan tanpa disertai dengan penonjolan kantong yang dapat diperlih
atkan.
Menebalnya taenia sering menyebabkan pemendekan dan pengeruta
n dinding kolon yang bersangkutan.
Divertikulosis

• Adanya penonjolan kantung dengan dia


meter 1mm sampai dengan beberapa s
entimeter yang menonjol ke dalam jarin
gan lemak perikolik atau appendices epi
ploicae. Kelainan ini khususnya terdapat
di antara taenia mesenterika dan antim
esenterika, jarang di taenia antimesente
rium
• Kantong berisi feses yang mungkin tidak
dapat segera dikeluarkan sebab leher di
vertikel lebih sempit dari kantongnya
• Secara histologist, dinding kantong hany
a terdiri dari mukosa dan submukosa da
n biasanya tanpa lapisan otot sama seka
li dan tanpa disertai dengan inflamasi.
Divertikulitis :
Merupakan peradangan sekunder dari satu atau lebih divertikel yang te
rjadi bila feses yang ada di dalam kantong mengalami pemadatan dan k
emudian disertai dengan infeksi sekunder e. coli dan organism enteric l
ainnya. Sering terjadi perforasi kecil pada kantong.
Diverticulosis yang berkembang menja Divertikel dengan tinja yang terperangk
di diverticulitis ap di dalamnya
Gejala Klinis
Kebanyakan penderita divertikulosis tidak menunjukkan gej
ala. Tetapi beberapa ahli yakin bila bahwa seseorang mengal
ami nyeri kram, diare, dan gangguan pencernaan lainnya, ya
ng tidak diketahui penyebabnya, bias dipastikan penyebabn
ya adalah divertikulosis. Gejala klinis yang bisa ditemukan

1. Sebagian besar asimptomatik. 4. Perforasi : Peritonitis + gambaran diverticulitis


2. DIVERTIKULOSIS yang nyeri : 5. Obstruksi usus besar :
a. Nyeri pada fossa iliaka kiri a. Konstipasi absolute
b. Konstipasi b. Distensi
c. Diare. c. Nyeri kolik abdomen
3. DIVERTIKULOSIS akut : d. Muntah
a. Malaise 6. Fistula : ke kandung kemih, vagina, atau usus hal
b. Demam us.
c. Nyeri dan nyeri tekan pada fossa iliaka kiri den 7. Perdarahan saluran cerna bagian bawah : spont
gan atau tanpa an
teraba massa. dan tidak nyeri.
d. Distensi abdomen
Diagnosis

Anamnesis
Perubahan pola defekasi, frekuensi, dan konsist Gejalan dan tanda yang sering ditemukan pada kelainan kolo
n adalah dyspepsia, hematokezia, anemia, benjolan, dan obs
ensi feses. truksi karena radang dan keganasan
Nyeri perut. Perlu dibedakan antara nyeri kolik Pada divertikulosis 80% penderita tidak bergejala (asimptom
dan nyeri menetap, serta hubungannya dengan atik). Keluhan lain yang bisa didapat adalah nyeri, obstipasi,
makan dan dengan defekasi. dan diare oleh karena adanya gangguan motilitas dari sigmoi
d.
Warna feses, terang atau gelap, bercampur lend
er atau darah, dan warna darah segar atau tidak
.
Juga perlu ditanyakan apakah terdapat rasa tida
k puas setelah defekasi, bagaimana nafsu maka
n, adakah penurunan nafsu makan, dan rasa lel
ah.
Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisis didapatkan nyeri tekan local


ringan dan sigmoid sering dapat diraba sebagai stru
ktur padat.
Tidak ada demam maupun leukositosis bila tidak a
da radang. Bisa teraba tegang pada kuadran kiri ba
wah, dapat teraba massa seperti sosis yang tegang
pada sigmoid yang terkena.

Pada pemeriksaan fisis dilakukan rectal touché ke d


alam rectum untuk mengetahui adanya nyeri tekan
, penyumbatan,maupun darah.
Didapatkan juga keadaan umum tidak terganggu da
n tanda sistemik juga tidak ada
Enter your title
here
Pada foto roentgen, barium tampak divertikel dengan
Barium Enema spasme local dan penebalan dinding yang
menyebabkan penyempitan lumen

USG Abdomen memiliki sensitivitas sekitar 69-89% dan


spesifisitas sekitar 75-100% dimana pada pemeriksaan
USG Abdomen dapat ditemukan gambaran penebalan
USG dinding kolon dan massa kistik. USG Abdomen juga
sangat berguna untk menyingkirkan kelainan pada pelvis
dan ginekologi.
Pemeriksaan
Penunjang kolonoskopi adalah
dimungkinkannya pemeriksaan maupun intervensi kolon
Kolonoskopi secara menyeluruh. Pada saat ditemukan suatu tumor
ataupun polip, dapat dilakukan biopsy

CT-Scan dapat memberikan gambaran yang lebih definitive dengan


evaluasi keadaan usus dan mesenterium yang lebih baik dibandingkan
pemeriksaan lainnya.
CT Scan Pada pemeriksaan CT scan dapat ditemukan penebalan kolon, streaky
mesenteric fat dan tanda abses/phlegmon.
Barium ENEMA

Kolonoskopi

USG

CT-SCAN
Diferensial Diagnosis
1. Sindrom Usus Iritatif ( Irritable bowel syndrome)

Merupakan suatu penyakit gastrointestinal fungsional denga Kriteria lain yang digunakan untuk diagnosis IBS adalah Krite
n gejala nyeri perut, distensi abdomen, gangguan pola defek ria Manning. Adapun Kriteria Manning untuk diagnosis IBS a
asi tanpa adanya gangguan organik. ntara lain:
untuk menegakkan diagnosis digunakan Kriteria Rome II yan • Onset nyeri berhubungan dengan perubahan frekuensi B
g didasarkan pada adanya keluhan berupa: AB
• Rasa tidak nyaman atau nyeri yang teiah berlangsung sela • Keluhan BAB berlendir berhubungan dengan onset nyeri a
ma 12 minggu (tidak perlu berurutan) dan telah berlangs bdomen
ung dalam 12 bulan terakhir dan tidak bisa dijelaskan ole
h adanya abnormalitas secara kelainan struktur maupun • Nyeri berkurang setelah BAB
biokimiawi. • Perut kembung (abdominal bloating)
• Terdapat 2 dari 3 hal berikut: • Sensasi tidak puas saat BAB lebih dari 25% massa BAB
 Nyeri hilang setelah defekasi • Diare disertai mukus lebih dari 25% pada waktu tersebut
 Perubahan frekuensi dari defekasi (diare atau konstipasi)
 Perubahan bentuk feses.
2. Penyakit Inflamasi Usus ( Inflamator 3. Karsinoma Kolorektal
y Bowel disease)

Merupakan penyakit inflamasi yang melibatkan sal Karsinoma kolorektal umumnya juga teijadi pa
uran cerna dengan penyebab pastinya sampai saat da usia di atas 50 tahun.
ini belum diketahui. Secara garis besar, IBD terdiri
dari 3 jenis: Adapun keluhan yang paling sering adaiah ber
upa: perubahan pola BAB, heraatokezia, dan k
• Kolitis ulseratif
onstipasi.
• Penyakit Crohn (Crohn's Disease)
Pada kasus karsinoma kolorektal yang perkemb
• Indeterminate colitis angannya lamban, keluhan dan tanda-tanda fis
ik yang timbul seperti gejala obstruksi.
Gejala klinis yang paling umum adalah: Diare kroni Pada obstruksi parsial awalnya ditandai dengan
s yang disertai dengan atau tanpa nyeri perut dan nyeri abdomen, namun pada obstruksi total da
hematokezia. Untuk membedakan dengan divertik pat menyebabkan nausea, vomiting, distensi
ulosis, dapat dilakukan pemeriksaan kolonoskopi.
abdomen, dan obstipasi. Untuk membedakan
Pada kolonoskopi didapatkan: lesi inflamasi pada k
olon (hiperemis, ulserasi, dll), lesi mudah berdarah dengan divertikulosis, perlu dilakukan pemerik
, ada keterlibatan rektum, dll saan kolonoskopi.
Penatalaksanaan
Medikamentosa Pembedahan
a. Nyeri dan Asimptomatik Pasien yang memerlukan operasi segera adalah yang menunjukkan ta
nda-tanda peritonitis atau obstruksi loop tertutup
Diet tinggi serat (buah, sayuran, roti gandum, kulit padi) Tingkatkan

asupan cairan
b. Divertikulitis akut
Antibiotik dan istirahatkan usus Drainase yang dipandu radiologi
untuk abses local

Pada kasus divertikulosis asimptomatik diberikan modifikasi diet ber


upa
makanan atau suplemen tinggi serat untuk mencegah konstipasi dan
diberikan ntake cairan yang cukup.
Pemberian tambahan serat sekitar 30-40 gram/hari atau pemberian
laktulosa yang dapat meningkatkan massa feses (sebagai osmotic lak
satif pada divertikulosis simptomatik yaitu 2x15ml/hari.
Pada kasus diverticulitis, usus diistirahatkan dengan menunda asupa
n oral,memberikan cairan intravena, dan melakukan pemasangan NG
T bila ada muntah atau distensi abdomen, memperbanyak makan sa
yur dan buah-buahan, mengurangi makan daging dan lemak, antispa
smodic seperti propantelin bromide (Pro-Banthine) dan oksifensiklim
in (daricon) dapat diberikan, dan antibiotic spectrum luas diberikan s
elama 7-10 hari.
Komplikasi

Komplikasi Prognosis
1. Perdarahan rectum (Hematoke Penyakit divertikular merupakan keadaan ji
zia) nak, tetapi memiliki mortalitas dan
morbiditas yang signifikan akibat komplikas
2. Abses, perforasi dan peritoniti i. Sekitar 10-20% pasien dengan
s divertikulosis dapat berkembang menjadi d
3. Fistula ivertikulitis atau perdarahan dalam
beberapa tahun. Perforasi dan peritonitis d
4. Obstruksi usus apat menyebabkan angka kematian hingga
35%dan memerlukan tindakan bedah seger
a
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai