Faktor Risiko
- Adiposisdolorosis
- Riwayat keluarga dengan lipoma
- Sindrom Gardner
- Usia menengah dan usia lanjut
PENETALAKSANAAN
Penatalaksanaan
Biasanya Lipoma tidak perlu dilakukan tindakan apapun.
a. Pembedahan dengan indikasi kosmetika tanpa keluhan lain.
Cara: Eksisi Lipoma. Dilakukan sayatan di atas benjolan, lalu
mengeluarkan jaringan lipoma
b. Terapi pasca eksisi: antibiotik, anti nyeri Simptomatik: obat
anti nyeri
Faktor Risiko
1. Biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa sehat.
2. Pekerjaan yang berhubungan dengan daging mentah.
3. Imunodefisiensi.
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis
Papul berwarna kulit sampai keabuan dengan permukaan verukosa.
Papul ini dapat dijumpai pada kulit, mukosa dan kuku. Apabila
permukaannya rata, disebut dengan veruka plana. Dengan goresan
dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fenomena Koebner).
Gambar.Veruka vulgaris
Sumber: http://www.orlandoskindoc.com/verruca_vulgaris.htm
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
Biasanya Lipoma tidak perlu dilakukan tindakan apapun.
a. Pembedahan Dengan indikasi kosmetika tanpa keluhan lain.
Cara:EksisiLipoma. Dilakukan sayatan di atas benjolan, lalu
mengeluarkan jaringan lipoma
b. Terapi pasca eksisi: antibiotik, anti nyeri Simptomatik: obat anti
nyeri
Kriteria rujukan:
Ukuran massa> 6 cm dengan pertumbuhan yang cepat.
Ada gejala nyeri spontan maupun tekan.
Predileksi di lokasi yang berisiko bersentuhan dengan pembuluh
darah atau saraf.
DIAGNOSIS VARISELA
KODE ICD 10 B01.9Varicella without complication (Varicella NOS)
ANAMNESIS Keluhan
Demam, malaise, dan nyeri kepala. Kemudian disusul timbulnya lesi kulit
berupa papul eritem yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi
vesikel. Biasanya disertai rasa gatal.
Faktor Risiko
1. Anak-anak.
2. Riwayat kontak dengan penderita varisela.
3. Keadaan imunodefisiensi.
Gambar. Varisela
Sumber: http://www.hiv.va.gov/provider/image-library/varicella-zoster.asp?
post=1&slide=110
PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan
Gesekan kulit perlu dihindari agar tidak mengakibatkan
pecahnya vesikel. Selain itu, dilakukan pemberian nutrisi
TKTP, istirahat dan mencegah kontak dengan orang lain.
Gejala prodromal diatasi sesuai dengan indikasi. Aspirin
dihindari karena dapat menyebabkan Reye’s syndrome.
Losio kelamin dapat diberikan untuk mengurangi gatal.
Pengobatan antivirus oral, antara lain:
1. Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/hari, anak-anak 4 x 20
mg/kgBB (dosis maksimal 800 mg), atau
2. Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg/hari.
Pemberian obat tersebut selama 7-10 hari dan efektif
diberikan pada 24 jam pertama setelah timbul lesi.
Kriteria rujukan
Terdapat gangguan imunitas
Mengalami komplikasi yang berat seperti pneumonia, ensefalitis,
dan hepatitis.
DIAGNOSIS URTIKARIA
KODE ICD 10 L50 Urticaria
L50.9Urticaria, unspecified
ANAMNESIS Keluhan
Pasien datang dengan keluhan biasanya gatal, rasa tersengat atau
tertusuk.
Gatal sedang-berat di kulit yang disertai bentol-bentol di
daerah wajah, tangan, kaki, atau hampir di seluruh tubuh.
Keluhan dapat juga disertai rasa panas seperti terbakar atau
tertusuk. Kadang-kadang terdapat keluhan sesak napas, nyeri
perut, muntah-muntah, nyeri kepala, dan berdebar-debar
(gejala angioedema).
Faktor Risiko
Riwayat atopi pada diri dan keluarga.
Riwayat alergi.
Riwayat trauma fisik pada aktifitas.
Riwayat gigitan/sengatan serangga.
Konsumsi obat-obatan (NSAID, antibiotik – tersering
penisilin, diuretik, imunisasi, injeksi, hormon, pencahar,
dan sebagainya).
Konsumsi makanan (telur, udang, ikan, kacang,, dsb).
Riwayat infeksi dan infestasi parasit.
Penyakit autoimun dan kolagen.
Umur rerata adalah 35 tahun.
Riwayat trauma faktor fisik (panas, dingin, trauma sinar x dan
cahaya).
Tempat predileksi
Bisa terbatas di lokasi tertentu, namun dapat generalisata
bahkan sampai terjadi angioedema pada wajah atau bagian
ekstremitas.
Pemeriksaan fisik perlu dilengkapi dengan pemeriksaan
lainnya yang dapat menyingkirkan adanya infeksi fokal (THT,
dan sebagainya).
Gambar.Urtikaria
Sumber: http://urticariahelp.org
Urtikaria akut
Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat
terjadi obstruksi saluran napas. Penanganan dapat dilakukan di
Unit Gawat Darurat bersama-sama dengan/atau
dikonsultasikan ke Spesialis THT.
Urtikaria kronik
Pasien menghindari penyebab yang dapat menimbulkan urtikaria,
seperti:
- Kondisi yang terlalu panas, stres, alkohol, dan agen fisik.
- Penggunaan antibiotik penisilin, aspirin, NSAID, dan ACE
inhibitor.
- Agen lain yang diperkirakan dapat menyebabkan urtikaria.
Pemberian farmakoterapi dengan:
- Antihistamin (AH) oral nonsedatif, misalnya Loratadin
10 mg/hari pemakaian 1 x sehari selama 1 minggu.
- Bila tidak berhasil dikombinasi dengan Hidroksizin 3 x
25 mg atau diphenhydramine 4 x 25-50 mg / hari
selama 1 minggu.
- Apabila urtikaria karena dingin, diberikan
Siproheptadin (3 x 4 mg) lebih efektif selama 1 minggu
terus menerus.
- Antipruritus topikal: cooling antipruritic lotion, seperti
krim menthol 1% atau 2% selama 1 minggu terus
menerus.
- Apabila terjadi angioedema atau urtikaria generalisata,
dapat diberikan Prednison oral 60-80 mg mg per hari
dalam 3 kali pemberian selama 3 hari dan dosis
diturunkan 5- 10 mg/hari.
Kriteria Rujukan
1. Rujukan ke spesialis bila ditemukan fokus infeksi.
2. Jika urtikaria berlangsung kronik dan rekuren.
3. Jika pengobatan first-line therapygagal.
4. Jika kondisi memburuk, yang ditandai dengan makin
bertambahnyapatch eritema, timbul bula, atau bahkan
disertai sesak.
DIAGNOSIS DERMATOFITOSIS
KODE ICD 10 B35 Dermatophytosis
B35.0 Tinea barbae and tinea capitis
B35.1 Tinea unguium
B35.2 Tinea manuum
B35.3 Tinea pedis
B35.4 Tinea corporis
B35.5 Tinea imbricate
B35.6 Tinea cruris
B35.8 Other dermatophytoses
ANAMNESIS Keluhan
Pada sebagian besar infeksi dermatofita, pasien datang dengan
bercak merah bersisik yang gatal. Adanya riwayat kontak
dengan orang yang mengalami dermatofitosis.
Faktor Risiko
Lingkungan yang lembab dan panas
Imunodefisiensi
Obesitas
Diabetes Melitus
Gambar. Dermatofitosis
Sumber: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/tinea
PENETALAKSANAAN Penatalaksanaan
Hygiene diri harus terjaga, dan pemakaian handuk/pakaian
secara bersamaan harus dihindari.
Untuk lesi terbatas, diberikan pengobatan topikal, yaitu dengan:
Antifungal topikal seperti krim klotrimazol, mikonazol,
atau terbinafin, yang diberikan hingga lesi hilang dan
dilanjutkan 1-2 minggu kemudian untuk mencegah
rekurensi.
Untuk penyakit yang tersebar luas atau resisten terhadap
terapi topikal, dilakukan pengobatan sistemik dengan:
a. Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g
untuk orang dewasa dan 0,25 – 0,5 g untuk anak-anak
sehari atau 10-25 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis.
b. Golongan azol, seperti:
o Ketokonazol: 200 mg/hari,
o Itrakonazol: 100 mg/hari, atau
o Terbinafin: 250 mg/hari
Pengobatan diberikan selama 10-14 hari pada pagi hari setelah
makan.
Kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila:
1. Penyakit tidak sembuh dalam 10-14 hari setelah terapi.
2. Terdapat imunodefisiensi.
3. Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan multifarmaka.
Gambar.Moluskum kontagiosum
Sumber: http://health.detik.com/read/2009/11/12/105627/1240281/770/
PENETALAKSANAAN Penatalaksanaan
Pasien perlu menjaga hygiene kulit.
Terapi dilakukan dengan mengeluarkan massa yang
mengandung badan moluskum dengan menggunakan alat
seperti ekstraktor komedo, jarum suntik, atau alat kuret
kulit.
Kriteria Rujukan
1. Tidak ditemukan badan moluskum
2. Terdapat penyakit komorbiditas yang terkait dengan kelainan
hematologi
3. Pasien HIV/AIDS
Gejala klinis
1. Amenore yang disertai muntah yang hebat
2. Nafsu makan turun
3. Beratbadan turun
4. Nyeri epigastrium
5. Lemas
6. Rasa haus yang hebat
7. Gangguan kesadaran
Faktor Risiko
Belum diketahui secara pasti namun diperkirakan erat
kaitannya dengan faktor endokrin, biokimiawi, dan psikologis.
Faktor Predisposisi
1. Faktor adaptasi dan hormonal
2. Faktor organik
3. Alergi
4. Faktor psikologik
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan tanda vital: nadi meningkat 100x/mnt, tekanan
darah menurun (pada keadaan berat), subfebris, dan
gangguan kesadaran (pada keadaan berat).
2. Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi : mata cekung, bibir kering,
turgor berkurang.
3. Pemeriksaan generalis: kulit pucat, sianosis, berat badan
turun> 5% dari berat badan sebelum hamil, uterus besar
sesuai usia kehamilan, pada pemeriksaan inspekulo tampak
serviks yang berwarna biru.
PENETALAKSANAAN Penatalaksanaan
Mengusahakan kecukupan nutrisi ibu dengan
menganjurkan makan makanan yang banyak mengandung
gula
Makan porsi kecil, tetapi lebih sering
Menghindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.
Istirahat cukup
Defekasi yang teratur
Farmakologis:
Penanganan awal diberikan :
- H2 Blocker per oral/IV.
- Piridoksin 10 mg per oral tiap 8 jam.
- Anti emetik IV.
- Berikan cairan intravena sesuai derajat dehidrasi.
- Berikan suplemen multivitamin (B kompleks) IV
Faktor Risiko:
Faktor Maternal
- Penyakit infeksi
- Gangguan nutrisi yang berat
- Penyakit menahun dan kronis
- Alkohol dan merokok
- Anomali uterus dan serviks
- Gangguan imunologis
- Trauma fisik dan psikologis
PENETALAKSANAAN
Penatalaksanaan
a. Abortus imminens terdiri atas :
- Istirahat tirah baring.
- Tablet penambah darah
- Vitamin ibu hamil diteruskan
b. Abortus insipiens
- Observasi tanda vital
- Bila kondisi stabil rujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih lengkap untuk rencana pengeluran
hasil konsepsi
- Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan
kuret vakum atau dengan cunam abortus, disusul
dengan kerokan
c. Abortus inkomplit
- Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
- Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena
perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera
berikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer
laktat disusul dengan darah.
- Setelah syok teratasi rujuk ke fasilitas selnjutnya untuk
dilakukan kerokan (D/C). Pasca tindakan berikan
ergometrin IM.
d. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila
menderita anemia perlu diberikan sulfas ferosus dan
dianjurkan supaya makanannya mengandung banyak
protein, vitamin dan mineral.
Pencegahan
1. Pemeriksaan rutin antenatal
2. Makan makanan yang bergizi(sayuran, susu,ikan, daging,telur).
3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan
dengan tujuan mencegah infeksi yang bisa mengganggu
proses implantasi janin.
4. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif
sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta.
5. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet sulfas
ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu,bila anemia berat
maka berikan transfusi darah.
Faktor Risiko: -
PENETALAKSANAAN Penatalaksanaan
Pembatasan aktivitas pasien
Apabila belum in partu berikan eritromisin 4x250 mg selama 10
hari
Apabila sudah in partu segera dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis obstetri
dan ginekologi.
DIAGNOSIS VAGINITIS
KODE ICD 10 N76.0 Acute Vaginitis
ANAMNESIS Keluhan
Bau adalah keluhan yang paling sering dijumpai.
Gejala klinis:
- Bau
- Gatal (pruritus)
- Keputihan
- Dispareunia
- Disuria
Faktor Risiko
1. Pemakai AKDR
2. Penggunaan handuk bersamaan
3. Imunosupresi
4. Diabetes melitus
5. Perubahan hormonal (misal : kehamilan)
6. Penggunaan terapi antibiotik spektrum luas
7. Obesitas.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan mikroskopik cairan atau sekret vagina.
2. Pemeriksaan pH cairan vagina.
3. Pemeriksaan uji whiff: jika positif berarti mengeluarkan
mengeluarkan bau seperti anyir (amis), pada waktu
ditambahkan larutan KOH.
PENETALAKSANAAN Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan diri terutama daerah vagina
Hindari pemakaian handuk secara bersamaan
Hindari pemakaian sabun untuk membersihkan daerah
vagina yang dapat menggeser jumlah flora normal dan dapat
merubah kondisi pH daerah kewanitaan tersebut.
Jaga berat badan ideal
Farmakologis:
a. Tatalaksana Vaginosis Bakterialis
- Metronidazol 500 mg peroral 2 x sehari selama 7 hari
- Metronidazol pervagina 2 x sehari selama 5 hari
- Krim Klindamisin 2% pervagina 1 x sehari selama 7 hari
b. Tatalaksana Vaginosis trikomonas
- Metronidazol 2 g peroral (dosis tunggal)
- Pasangan seks pasien sebaiknya juga diobati
c. Tatalaksana vulvovaginitis kandida
- Flukonazol 150 mg peroral (dosis tunggal)
Kriteria Rujukan: -