Anda di halaman 1dari 31

RISIKO

COVID-19
PADA
GERIATRI
Siti Setiati
Divisi Geriatri Penyakit Dalam RSCM-FKUI
Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia
(PERGEMI)
Epidemiologi COVID-19
• Di dunia:
• 421.792 total kasus
• 18.901 jumlah kematian
• 103.349 pasien dinyatakkan sembuh
• Di Indonesia:

https://www.covid19.go.id/situasi-virus-corona/
https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda7594740fd40299423467b48e9ecf6
Indonesia berada pada rank-
5 di dunia dengan case
fatality tertinggi

Case Fatality
Rate COVID-
19
https://www.cebm.net/global-covid-19-case-fatality-rates/
Patofisiologi SARS-
CoV
• Penempelan dan masuk virus ke sel host
diperantarai oleh Protein S yang ada
dipermukaan virus.
• SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di
sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin
converting enzyme 2)
• ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa oral
dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus
halus, usus besar, kulit, timus, sumsum
tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel
alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel
endotel arteri vena, dan sel otot polos.
• Translasi replikasi gen dari RNA genom virus 
replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Pneumonia COVID-19: Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. 2020
• Virus bereplikasi terutama di saluran napas
bawah diikuti dengan respons sistem imun
bawaan dan spesifik.
• Terjadi kerusakan difus alveolar, makrofag, dan
infiltrasi sel T dan proliferasi pneumosit tipe 2.
• Pada rontgen toraks diawal tahap infeksi terlihat
(lanjutan) infiltrat pulmonar seperti bercak-bercak.
• Organisasi terjadi sehingga terjadi perubahan infiltrat
atau konsolidasi luas di paru.
• Infeksi tidak sebatas di sistem pernapasan tetapi
virus juga bereplikasi di enterosit sehingga
menyebabkan diare dan luruh di feses, juga
urin dan cairan tubuh lainnya

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Pneumonia COVID-19: Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. 2020
Gejala Klinis
COVID-19
• Demam (43.8%) pada awal masuk rumah sakit
yang meningkat menjadi 88.7% selama rawat.
• Batuk (67.8%)
• Cepat Lelah (38.1%)
• Batuk berdahak/produktif (33,7)
• Sesak napas (18.7)
• Nyeri otot/nyeri sendi (14.9)
• Sakit tenggorokan (13.9)
• Sakit kepala (11.6)
• Menggigil (11.5)
• Mual muntah (5)
• Hidung tersumbat (4.8)
• Diare (3.8)
• Selaput mata bengkak (0.8)

Guan, EJ, Ni, ZY, Liang, WH, et al. Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 in china, NEJM; 2020
• Mengacu pada data dari Korea Selatan, populasi tertinggi adalah 20-
29 tahun, dilanjut dengan pra-lansia (50-59 tahun)
• 20-29 tahun: GEJALA ASIMPTOMATIK!
• Namun, angka mortalitas BERTAMBAH dengan usia!

https://www.cdc.go.kr/board/board.es?mid=a30402000000&bid=0030&act=view&list_no=366553&tag=&nPage=#
• Usia terbanyak: 15-49 tahun (55,1%), pasien
usia ≥65 tahun 41,9%
• Sering disertai penyakit lain seperti
Apakah Usia • Hipertensi
lanjut lebih • Diabetes

berisiko? •
Penyakit Jantung coroner
Hepatitis B

YA!!! •


CVD (cardiovascular disease)
PPOK (penyakit paru obstruktif kronik
Kanker
• Gagal ginjal kronik
• Gangguan daya tahan tubuh

Guan, EJ, Ni, ZY, Liang, WH, et al. Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 in china, NEJM; 28 Feb 2020
https://www.wsj.com/articles/italy-with-elderly-population-has-worlds-highest-death-rate-from-virus-11583785086

“85 percent of patients who


have died of the disease in
Italy were 65 years old and
over, and in other parts of
the world the mortality rate
is 75 percent”

https://focustaiwan.tw/society/202003090016

https://www.forbes.com/sites/miriamknoll/2020/03/06/why-coronavirus-is-so-serious-in-the-el
derly/#434b6aac7a78
Gejala yang tidak khas

Memiliki gangguan fungsional


Mengapa Memiliki banyak penyakit
Lansia? Mudah terjadi malnutrisi

Mengalami gangguan daya tahan tubuh


Kasus COVID-19 di
Indonesia (27/3/2020)

• Belum ada data mengenai jumlah lansia


di Indonesia yang terkena infeksi COVID-
19
• DKI Jakarta
• Banten (Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan)
• Jawa Barat (Kabupaten Bekasi, Kota
Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor,
Kota Depok, Kabupaten Karawang),
• Jawa Tengah (Solo)
• Jawa Timur (Kabupaten Malang,
Kabupaten Malang, Kabu Kota Surabaya)
• Kalimantan Barat (Kota Pontianak)
• Sulawesi Selatan (Kota Makassar
Sebuah Contoh Kasus
pada Lansia
- Laki-laki usia 64 Saat di RS:
tahun di Singapura - Suhu: 39 C
awalnya mengalami - RR: 20x , tidak ada ronki
demam sekitar 1 maupun wheezing
minggu, dan sesak 1 - Saturasi: 92% room air
hari terakhir sebelum Pasien positif
ke RS. Laboratorium: infeksi COVID-19 Hari ke-3 perawatan:
Hb: 14.1 Timbul diare pasien semakin
- Pasien seorang supir
Leukosit: 4600 saat 2 hari sesak, gambaran
taksi dan beberapa kali
Limfosit: 0.23 x 109 per L perawatan  infiltrate meluas ke
membawa turis dari
(normal 1-3) kultur = positif seluruh lapang paru
Wuhan, namun pasien
tersebut tidak pernah Trombosit: 147000 COVID-19
keluar dari Singapura. CRP: 87.9 (normal 0.2-9.1)
- Pasien tersebut tidak PCT: 0.55 (normal <0.50
memiliki riwayat Foto Paru: awan2 tipis di ke2
penyakit sebelumnya. paru

Rapid Progression to Acute Respiratory Distress Syndrome: Review of Current Understanding of Critical Illness from COVID-19 Infection Ann Acad Med Singapore: In Press
(lanjutan)

Pasien diintubasi
dengan FiO2 0.7 dan
Positive End-Expiratory Hari ke-5 perawatan: Hari ke-8, hasil CT-Scan
Pressure (PEEP) 10 pasien mendapat menunjukkan GGO dan
volume tidal 350 mL, konsolidasi kedua lapang Hari ke-10
cmH2O.
FiO2 0.4, dan PEEP) 10 paru, konsisten dengan Tampak konsolidasi
Perbandingan PaO2 ARDS. Pasien diberi
dengan FiO2 sebesar
cmH2O. baru pada paru kiri
antibiotik broad-spectrum
114 dan pasien AGD: pH 7.31, PaCO2 51 namun dihentikan karena
bagian tengah
dinyatakan dalam mmHg, PaO2 78 mmHg. kultur darah negatif.
keadaan ARDS
sedang-berat.

Rapid Progression to Acute Respiratory Distress Syndrome: Review of Current Understanding of Critical Illness from COVID-19 Infection Ann Acad Med Singapore: In Press
Case Fatality
Rate pada
Lansia
• Berdasarkan data dari China
dan Korea Selatan, dengan
bertambahnya usia, maka
Korea Selatan risiko hospitalisasi, admisi
ICU, dan mortalitas
meningkat.
• Hal ini disebabkan oleh
komorbiditas serta
penurunan fungsi fisiologis
pada lansia
• ARDS dapat terjadi dalam
hitungan hari!!
Orang dalam Pemantauan
• Seseorang yang mengalami demam (≥38oC) atau riwayat demam; ATAU gejala gangguan sistem
pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk/sesak.
DAN
• tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
DAN
• pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memenuhi salah satu kriteria berikut:
• Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan transmisi lokal*;
• Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia (DKI Jakarta, Jawa
Barat (Kab.Bekasi, Depok, Cirebon, Purwakarta, Bandung), Banten (Kab. Tangerang, Kota Tangerang,
Tangerang Selatan), Jawa Tengah (Solo), Kalimantan Barat (Pontianak), Sulawesi Utara (Manado),
Bali dan DI Yogyakarta).

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Revisi ke-3. Maret 2020.
Pasien dalam Pengawasan
• Seseorang yang mengalami demam (≥38oC) atau
• Seseorang yang mengalami demam (≥38 C) atau riwayat
o
riwayat demam; ATAU gejala gangguan sistem
demam, DAN batuk atau pilek atau sakit tenggorok DAN
sesak napas (pneumonia ringan hingga berat) pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk/sesak.
DAN
• tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis DAN
yang meyakinkan
• tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran
DAN klinis yang meyakinkan.
• pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memenuhi
salah satu kriteria berikut: DAN
• Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar • pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala,
negeri yang melaporkan transmisi lokal memiliki kontak langsung dengan pasien PDP lain
• Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area atau terkonfirmasi COVID-19
transmisi lokal di Indonesia

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Revisi ke-3. Maret 2020.
Pernah kontak dengan pasien positif COVID-19 (berada dalam satu
ruangan yang sama/kontak dalam jarak 1 meter) ATAU pernah
berkunjung ke negara/daerah endemis COVID-19 dalam 14 hari terakhir

YA TIDAK

Alur Hubungi 119 EXT 9 atau Sedang atau pernah

Diagnostik di
periksakan diri ke rumah mengalami:
sakit dengan alat deteksi Demam (>38oC)
Rapid Test* atau rumah sakit Pilek

Komunitas
rujukan COVID-19 di Batuk
daerah Anda Sesak napas

YA TIDAK

Anda tidak perlu


memeriksakan diri di rumah
sakit. Cukup melakukan self-
isolation dan social-distancing.
Prinsip Umum Tatalaksana

• Sedapat mungkin tidak meninggalkan lansia sendirian tanpa caregiver/keluarga di rumah


• Isolasi pasien. Bed-rest dan hindari perpindahan pasien atau ruangan. Jika perlu menunggu, pastikan ruang
tunggu terpisah.
• PDP: Rawat inap & pemeriksaan spesimen. Surveilans terhadap kontak erat keluarga maupun petugas
kesehatan yang merawat.
• ODP: Isolasi diri di rumah & pemeriksaan spesimen (hari ke-1 dan hari ke-2). Surveilans fasilitas pelayanan
kesehatan (fasyankes) setiap hari selama 14 hari dilakukan untuk mengevaluasi adanya perburukan gejala.
• Dianjurkan untuk menilai fungsi hati, fungsi ginjal, serta kondisi jantung (minimal dengan EKG)
sebelum memulai terapi farmakologi
• Pada lansia: apabila cenderung tidur/mengantuk, sulit dibangunkan, meracau, sesak memberat, tidak mau
makan dan minum, diare, mual muntah hebat, SEGERA BAWA KE FASKES TERDEKAT!
SELF-
ISOLATION
UNTUK
MASYARAKA
T UMUM
Tata Laksana Pasien COVID-19
dengan pneumonia berat

• Obat simptomatik dan obat lain sesuai komorbid


• Tidak dianjurkan kortikosteroid
• Berikan antibiotik empiris untuk pneumonia bakterial 
• Berikan terapi cairan konservatif (jika tanpa hipoperfusi)
• Suplementasi oksigen 5 LPM untuk pasien dengan syok, hipoksemia, distress napas.
• Target SpO2 ≥ 90% (tanpa tanda gawat)
• Target SpO2≥ 94% (ada tanda gawat, syok, obstruksi,
distress napas berat, sianosis sentral, kejang dan koma).
• Target SpO2 ≥ 92-95% (pasien hamil) 
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Pneumonia COVID-19: Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. 2020.
World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory infection (SARI) when COVID-19 disease is suspected: Interim guidance. 2020.
Suplementasi Oksigen
Intubasi
Tingkatkan usaha bantuan napas jika target tidak
jika tidak ada
tercapai dan/atau terdapat distress napas
perbaikan dalam 1-
 
2 jam 

Oksigen 10-15 LPM (Reservoir bag) 

Ventilasi mekanik
(lung protective ventilation)
volume tidal 4-8 mL/kg berat badan ideal
tekanan inspirasi rendah platform pressure < 30 cmH2O

Salvage treatment:
Lung expansion dengan posisi tengkurap ECMO
12-16 jam / hari 

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Pneumonia COVID-19: Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. 2020.
World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory infection (SARI) when COVID-19 disease is suspected: Interim
guidance. 2020.
Tata Laksana Pasien COVID-19
dengan pneumonia berat
BELUM DITEMUKAN ANTIVIRUS SPESIFIK
Beberapa obat yang digunakan dalam kasus COVID-19:
• Klorokuin
• Klorokuin bekerja sebagai zinc ionophore pada studi in vitro, sehingga menghambat replikasi virus
korona.
• Direkomendasikan dalam guideline Korea Selatan (hidroksiklorokuin 1 x 400 mg p.o. per hari).
• Direkomendasikan dalam konsensus ahli di Tiongkok (klorokuin 2 x 500 mg p.o. selama 10 hari
jika tidak ada kontraindikasi), berdasarkan uji klinis 100 pasien.
• Sebelum pemberian obat:
• Anamnesis: Riwayat gangguan penurunan penglihatan (contoh: pandangan tirai), Riwayat
pengobatan sekarang. Riwayat pengobatan sekarang yang mengakibatkan hepatotoksisitas
dan pemanjangan interval QT.
• Pemeriksaan fisik & penunjang: Funduskopi, EKG, Ur/Cr
• Setelah pemberian obat:
• EKG, anemia, trombositopenia, leukopenia, elektrolit, SGOT/SGPT, Ur/Cr.
• Oleh karena itu, perlu pengawasan dokter dalam memb
Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat
(cont.)
• Obat lainnya:
• Oseltamivir

Dalam proses uji klinis.

Obat infeksi influenza virus.

Digunakan pada pasien COVID-19 di Singapura dan Tiongkok.

Relatif aman digunakan, bahkan pada pasien usia >80 tahun.

Dosis untuk influenza: 2 x 75 mg per oral (durasi 5 hari).
• Favipiravir
• Lopinavir/Ritonavir, dll.
Gao J, Tian Z, Yang X. Breakthrough: Chloroquine phosphate has shown apparent efficacy in treatment of COVID-19 associated pneumonia in clinical studies. Biosci
Trends. 2020 Mar 16; 14(1): 72-3. doi: 10.5582/bst.2020.01047.
Multicenter collaboration group of Department of Science and Technology of Guangdong Province and Health Commission of Guangdong Province for chloroquine
in the treatment of novel coronavirus pneumonia. [Expert consensus on chloroquine phosphate for the treatment of novel coronavirus pneumonia]. Zhonghua Jie
He He Hu Xi Za Zhi. 2020 Feb 20; 43(0): E019. doi: 10.3760/cma.j.issn.1001-0939.2020.0019.
Abe M, Smith J, Urae A, Barrett J, Kinoshita H, Rayner CR. Pharmacokinetics of oseltamivir in young and very elderly subjects. Ann Pharmacother. 2006 Oct; 40(10):
1724-30.
• Tetap menggunakan APD lengkap sesuai
dengan petunjuk WHO dalam menangani
Himbauan pasien usia lanjut.
• Tetap usahakan jaga jarak minimal 1 meter
untuk tenaga dari pasien.
kesehatan • Tenaga kesehatan harus mencuci tangan
(hand hygiene) sebelum dan setelah kontak
dengan pasien.
1. Self-Isolation
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3. Hand hygiene (sering cuci tangan seditnya 20 detik)
4. Vit D didapatkan dengan berjemur di bawah sinar matahari
Himbauan dan edukasi maupun dari suplemen
• Suplementasi Vitamin D untuk pencegahan infeksi
pencegahan penyakit saluran pernapasan akut secara keseluruhan
• Meta analisis dan systematic review menyimpulkan
bahwa suplementasi vitamin D aman untuk
dikonsumsi. Efek protektif tertinggi didapatkan pada
pasien yang tidak mendapatkan dosis bolus vitamin
D dan pasien dengan defisiensi vitamin D.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Pneumonia COVID-19: Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. 2020.
Martineau AR, et al. Vitamin D supplementation to prevent acute respiratory tract infections: systematic review and meta-analysis of individual
participant data. BMJ. 2017 Feb 15; 356: i6583. doi: 10.1136/bmj.i6583.
5. Cara penggunaan masker medis yang efektif. Masker
bedah digunakan jika memiliki gejala infeksi saluran napas
(walaupun gejala hanya ringan).
• Masker bahan katun tidak direkomendasikan. Masker
N95 tidak direkomendasikan secara umum
6. Gunakan masker jika berada di bus, busway, kapal,
Himbauan dan edukasi kereta, pesawat, pasar hewan, dan tempat ramai lainnya.
pencegahan penyakit 7. Hindari kunjungan ke peternakan unggas dan pasar. Jika
mengunjungi, hindari menyentuh hewan.
(cont.) 8. Disinfeksi permukaan dan benda yang sering disentuh
secara rutin.
9. Profilaksis belum tersedia.
10. Vaksin belum tersedia.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Pneumonia COVID-19: Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. 2020.
Guidelines on Prevention of Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) for the General Public. Hong Kong. Centre for Health Protection, Department
of Health The Government of the Hong Kong Special Administrative Region. March 2020.
Himbauan PERGEMI bagi para Lansia
• Tinggal di rumah, jangan berpergian kemana-mana
• Tunda pergi ke rumah sakit bila tidak urgent
• Jaga kebersihan rumah
• TETAP KONSUMSI OBAT RUTIN, usahakan tidak putus!
• Cuci tangan dengan cara yang benar (minimal 20 detik menggunakan sabun
cair dan air mengalir atau alkohol 70-80% handrub)
• Hindari memegang mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan
• Menerapkan etika batuk
Himbauan PERGEMI bagi para Lansia
• Istirahat bila sakit, istirahat yang cukup bagi yang sehat
• Menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan sayur kaya vitamin dan
makan makanan bergizi
• Makan makanan yang bergizi
• Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit infeksi saluran napas. Jika
merasa kesehatan tidak nyaman, gunakan masker dan pergilah ke layanan
kesehatan
• Pastikan caregiver atau keluarga di rumah tidak ada yang sakit dan
menulari; Masker wajib untuk orang yang sakit

Anda mungkin juga menyukai