Anda di halaman 1dari 45

LONG CASE

Batu Buli (vesicolithiasis)


Yansensius F. Ray Come, S.Ked | 2008010033
Pembimbing :
dr. Arley Telussa, Sp.U

BAGIAN ILMU BEDAH


Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
2019
ANATOMI
VESICOLITHIASIS

“batu pada vesika urinaria/ batu


buli”
EPIDEMIOLOGI
• Di Indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus
tersering di antara seluruh kasus urologi.
• DI Amerika Serikat, insiden batu buli sebanyak 5% dari total kejadian batu
saluran kemih
• Belum terdapat data angka prevalensi batu saluran kemih nasional di
Indonesia.
• Laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan perempuan yaitu dengan ratio
4:1 dengan puncak insiden terjadi pada anak usia 3 tahun dan usia 60
tahun
ETIOLOGI
• Idiopatik yang menghasilkan urease (Proteus
• Gangguan Aliran Urin mirabilis)
– Fimosis • Dehidrasi
– Striktur meatus – Kurang minum, suhu lingkungan tinggi
– Hipertrofi prostat • Benda asing (Iatrogenik & Non-iatrogenik)
– Reflux vesikoureteral – Fragmen kateter
– Ureterokele – Telur skistosoma
– Konstriksi hubungan ureteropelvik
• Gangguan Metabolisme
– Hiperparatiroidisme
– Hiperurisemia
– Hiperkalsiuria
• Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme
PATOFISIOLOGI
1. Primer
2. Sekunder
3. Migran
Batu Kalsium : 70- 80% dari seluruh batu saluran kemih. Kandungan 
kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran keduanya
Sebab : Hiperkalsiuri, hiperoksaluri, hipositraturia, hipomagnesia

Batu Struvit: terbentuk karena infeksi pada saluran kemih. Urea 


JENIS JENIS BATU
suasana basa mengendapnya magnesium fosfat, ammonium,
karbonat.
Sebab : Proteus spp, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, dan
Staphyilococcus.

Batu Asam Urat: pada penyakit gout, pasien yang mendapat terapi
antikanker dan banyak menggunakan obat urikosurik (tiazid dan
salisilat), diet tinggi protein, minum 
FAKTOR RESIKO

GENETIK JENIS KELAMIN USIA

GEOGRAFI ASUPAN MINUM DIET


MANIFESTASI KLINIS
 batu buli sering asimtomatik
- Kencing lancar tiba-tiba terhenti dan menetes
- Rasa sakit yang menjalar ke ujung penis, skrotum, perineum,
pinggang sampai kaki
- Urin dapat keluar lagi pada perubahan posisi
• perasaan ingin kencing, sering kencing di malam hari
- Perasaan tidak enak sewaktu berkemih
- Gross hematuri
- Anak : nyeri miksi ditandai oleh kesakitan, menangis, menarik-narik
penis atau menggosok-gosok vulva, miksi mengedan sering diikuti
defekasi atau prolapsus ani.
• Inspeksi : vesika urinaria tampak penuh
• Palpasi : adanya nyeri tekan suprasimpisis karena infeksi atau teraba
adanya urin yang banyak (bulging), hanya pada batu yang besar dapat
diraba secara bimanual
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• LABORATORIUM
• URINALISA
– Berat jenis
– pH asam  batu as. urat
– Sel darah merah (+)
• DARAH LENGKAP
– Leukositosis
– Shift to the left
– Anemia
• PANEL METABOLIK
– Kreatinin
• KULTUR URIN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• RADIOGRAFI

• Urografi
JENIS BATU RADIOOPASITAS

Kalsium Opak

MAP Semiopak

Urat / sistin Non opak


PEMERIKSAAN PENUNJANG
• RADIOGRAFI

• INTRAVENOUS
PYELOGRAM (IVP)

IVP menunjukkan batu


sebagai filling defect di
kandung kemih.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• RADIOGRAFI

• USG
Batu buli akan terlihat
sebagai gambaran
hiperechoic, efektif
untuk melihat batu
yang radiopaque atau
radiolucent.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• SISTOSKOPI
Pada pemeriksaan ini dokter akan memasukkan
semacam alat endoskopi melalui uretra yang
ada pada penis, kemudian masuk kedalam
blader
TATALAKSANA

• Konservatif  Pengelolaan penyebab utama


pembentukan batu misalnya penyumbatan sumbatan
kandung kemih, infeksi, benda asing, atau diet
- Batu < 5 mm
- Memberikan minum yang berlebihan disertai diuretik
- Pemberian anti nyeri
- Batu struvit : antibiotik (Acetohidroxamic acid)
- Batu asam urat : alkalinasasi urin disertai dengan makanan
alkalis atau dengan Alopurinol 1 x 300 mg
LITOTRIPSI
• melalui sistoskop
• ESWL = Extracorporeal Shock Wave
Lithotripsy  memecahkan batu tanpa
perlukaan ditubuh sama sekali.
TERAPI PEMBEDAHAN
Indikasi apabila batu kandung kemih selalu menyebabkan gangguan miksi yang hebat

Vesikolitotripsi Transuretra

Vesikolitotripsi Perkutan

Vesicolithotomy
Vesikolitotripsi Transuretra
batu ditunjukkan dengan sistoskopi,
kemudian diberikan energi untuk
membuatnya menjadi fragmen yang
akan dipindahkan dari dalam buli
dengan alat sistoskopi. Energi yang
digunakan dapat berupa energi
mekanik (pneumatic jack hummer),
ultrasonic dan elektrohidraulik dan
laser.
Vesikolitotripsi Perkutan
tehnik percutaneus menggunakan
endoskopi untuk membuat fragmen
batu lebih cepat hancur lalu dievakuasi.
Vesicolithotomy
untuk memindah batu dengan ukuran
besar, jumlah banyak, yang melekat
pada mukosa buli dan sisi kasar serta
untuk memgambil bag. prostat
PENCEGAHAN

• Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan


diusahakan produksi urine sebanyak 2-3 liter per hari
• Aktivitas harian yang cukup
• Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen
pembentuk batu
– Rendah protein
– Rendah oksalat
– Rendah garam
– Rendah purin
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. TD
• Tanggal lahir : 26 Mei 1950
• Umur : 70 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Kristen Protestan
• Status Pernikahan : Menikah
• Tanggal MRS : 10 Maret 2021
• Tanggal KRS : 20 Maret 2021
Kel. Utama •Nyeri saat berkemih sejak 1 bulan SMRS.

• Pasien dirujuk dari Puskesmas Oesao pada tanggal 10 Maret


2021 dengan keluhan utama nyeri saat berkemih sejak ± 1 bulan
SMRS. Nyeri awalnya ringan lalu makin memberat saat berkemih
sehingga pasien datang berobat. Pasien juga merasa aliran
RPS kencingnya berkurang sejak 1 bulan SMRS. Kencing berdarah
sejak 1 minggu SMRS. Pasien mengatakan sering merasa setelah
kencing masih belum puas sehingga pasien perlu kencing
berulang kali
•Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 1 tahun
lalu tidak terkontrol.
Riwayat Penyakit •Pasien sebelumnya mengaku nyeri pinggang sejak
Terdahulu
2 tahun yg lalu namun hilang sendiri di waktu yang
tidak diketahui

• Adik kandung pasien memiliki riwayat penyakit yang


Riwayat Keluarga serupa dengan pasien dan sebelumnya pernah menjalani
vesiculithotripsy..
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : baik
• Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6
• Tanda Vital :
 Tekanan darah : 158/71 mmHg
 Nadi : 63x/menit, reguler
 Pernapasan : 21 x/menit
 SpO2 : 98%
 Suhu : 37ºC
• Kulit : pucat (-), sianosis (-), ikterik (-)
• Kepala :
− Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
3mm/3mm isokor, RCL +/+, RCTL +/+
− Telinga : dalam batas normal
− Hidung : dalam batas normal
− Mulut : dalam batas normal
• Leher : Pembesaran KGB (-)
• Toraks : normothorax
Cor
− Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
− Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicula sinistra
− Perkusi :
Batas atas ICS 2 linea parasternal sinistra
Batas bawah ICS 5 linea midclavicularis sinistra
Batas kanan ICS 2-4 linea parasternal dextra
Batas kiri ICS 3-5 linea midklavikula sinistra
− Auskultasi : BJ1-2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
− Inspeksi : Pengembangan dada simetris
− Palpasi : Nyeri tekan (-), taktil fremitus D=S
− Perkusi : sonor (+/+)
− Auskultasi : vesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
• Abdomen
− Inspeksi : datar
− Auskultasi : bising usus (+)
− Palpasi : supel, nyeri tekan (-) organomegali (-)
− Perkusi: timpani (+)
• Ekstremitas : Edema (-), akral hangat, CRT <2 detik
• Genitalia
 Inspeksi : Terdapat DC kateter, tidak ada massa, jejas (-)
 Palpasi : tidak teraba massa , NT tidak dapat dievaluasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan :
• Ginjal kiri dan kanan :
normal
• Terdapat batu ukuran 2,63
cm
• Volume prostat : 24,8 ml
Kesimpulan :
• Batu buli
• BPH ringan
Lab
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hb 13.7 g/dL 13.0 – 18.0
Jumlah eritrosit 5.01 10^6/uL 4.50 – 6.20
Hematokrit 37,4 % 37.0 – 50.0
MCV 74.8 (L) fL 81.0 – 96.0
MCH 29.2 Pg 27.0 – 36.0
MCHC 35.8 (H) g/L 32.0 – 36.0
Jumlah Leukosit 10.2 (H) 10^3/ul 4.0 – 10.0
Neutrofil 62.8 % 50.0 – 70.0
Limfosit 28.6 % 20.0 – 40.0
Monosit 8.6 % 3.0 – 9.0
Jumlah Neutrofil 6.9 10^6/uL 2.0 -7.0
Jumlah Limfosit 2.9 10^6/uL 0.8 – 4.0
Jumlah Monosit 0,9 10^6/uL 0.1 – 0.7
Jumlah Trombosit 242 10^3/ul 140 – 392
Pemeriksaan Hasil Rujukan

Urin Lengkap Makroskopis Urin


Warna Kuning Kuning muda- kuning
Kejernihan Urin Keruh Jernih
Berat Jenis Urin 1.020 1.000 – 1.030
pH Urine 6.0 7.0
Protein Urine Positif (+++)3 Negatif
Glukosa Urine Negatif Negatif
Keton Urin Negatif Negatif
Bilirubin Urin Positif (+)1 Negatif
Urobilinogen Negatif 0,2 mg/dL Urine
Nitrit Urin Negatif Negatif
Eritrosit Urin Positif (++)2 Negatif
Leukosit Urin Negatif Negatif
Mikroskopis Urin
Leukosit Sedimen Urin 2-3 0-5 sel/LPB
Eritrosit Sedimen Urin 15-17 0-3 sel/LPB
Epitel Sedimen Urin 7-9 0-3 sel/LPB
Bakteri Sedimen Urin Basil (+) Negatif
Silinder Sedimen Urine Hialin (+) Negatif
Kristal Sedimen Urine Negatif Negatif
Parasit Sedimen Urine Negatif Negatif
Lain-lain Negatif Negatif
Urea/BUN
Ureum 36,0 mg/dL 10-50
Kreatinin
Kreatinin 2,2 mg/dL 0,5-1,5
• Batu Buli
DIAGNOSIS • AKI
• ISK (Infeksi Saluran Kemih)

•Pro OP Vesicolithotripsi
• IVFD RL 20tpm
TATALAKSANA • Inj. Ceftriaxone 2x1 gr (iv)
• Inj. Ranitidine 2x1 amp (iv)
• Inj. Ketorolac 3x 30 mg (iv)
• Inj Kalnex 3x500 mg (iv)
LAPORAN OPERASI
• DPJP Operator : dr. Arley, Sp.U
• DPJP Anestesiologi : dr. Marlon, Sp.An
• Diagnosis Prebedah : Batu Buli + AKI
• Diagnosis pascabedah : Batu Buli + AKI
• Tindakan Pembedahan : Vesicolithotripsi
• Uraian Pembedahan :
Didapatkan : batu buli
Dilakukan : vesiculithotripsi dengan stone punch. Lesi (+)
minimal /slight hematuria
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Vesikolithiasis disebut sebagai batu pada Pada USG urologi juga didapatkan gambaran
vesika urinaria/ batu buli. batu ukuran 2,63 cm.

Berdasarkan epidemiologi diketahui insiden sesuai dengan keadaan pasien yang berjenis
batu buli pada laki-laki lebih sering terjadi kelamin laki-laki dan berumur 70 tahun.
dibandingkan perempuan yaitu dengan ratio
4:1 dengan puncak insiden terjadi pada anak
usia 3 tahun dan usia 60 tahun
Teori Kasus
Manifestasi klinis utama yang dapat timbul Pada pasien mengalami gejala yang sesuai
pada pasien yang mempunyai batu buli dengan manifestasi klinis batu buli yaitu
sering asimtomatik, tetapi pada anamnesis nyeri saat berkemih sejak ± 1 bulan SMRS.
Nyeri awalnya ringan lalu makin memberat
biasanya dilaporkan bahwa penderita saat berkemih sehingga pasien datang
mengeluh nyeri suprapubik, disuria, gross berobat. Pasien juga merasa aliran
hematuri terminal, perasaan ingin kencing, kencingnya berkurang sejak 1 bulan SMRS.
sering kencing di malam hari, perasaan tidak Kencing berdarah sejak 1 minggu SMRS.
enak saat kencing. Pasien mengatakan sering merasa setelah
kencing masih belum puas sehingga pasien
perlu kencing berulang kali.
Teori Kasus
Pada pemeriksaan fisik didapatkan vesika Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan
urinaria tampak penuh pada inspeksi, ketika
dipalpasi didapatkan blader distended pada tidak terdapat kelainan karena
retensi akut dan danya nyeri tekan suprasimpisis pemeriksaan dilakukan setelah tindakan
karena infeksi vesiculitotripsy dan pasien masih dalam
pengaruh obat anastesi.
Sebelumnya pasien mengaku merasa
nyeri di suprapubic sebelum operasi.
Teori Kasus
Batu buli dapat menyebabkan infeksi Pada urinalisis didapatkan
• urin keruh
• protein urine positif (+++)3
• bilirubin urin positif (+)1
• eritrosit urin positif (++)2
• eritrosit sedimen urin 15-17
• epitel sedimen urin 7-9
• bakteri sedimen urin basil (+)
• silinder sedimen urine hialin (+).
Teori Kasus
Patogenesis batu buli atau batu kandung kemih • Pada kasus ini, saat dilakukan USG ditemukan BPH ringan
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu primer, sekunder, dengan volume prostat 24,8 ml. Kemungkinan awalnya dapat
dan migran. berhubungan dengan BPH yang menyebabkan terjadinya
Batu kandung kemih primer adalah batu yang stasis urine sehingga terjadi kristalisasi dan terbentuk batu.
terbentuk di buli tanpa adanya disfungsi traktus • Tetapi terdapat kemungkinan juga berasal dari ginjal dan
urinarius bagian bawah kemudian turun ke kandung kemih. Namun karena
Batu kandung kemih sekunder adalah batu yang kemungkinan ukuran batunya tidak cukup untuk melewati
terbentuk di buli akibat disfungsi traktus urinarius leher kandung kemih, maka batu tersebut bertahan disana.
bagian bawah. Hal ini dibuktikan dengan keluhan pasien yang ssebelumnya
Batu migran berasal dari traktus urinarius bagian mengaku nyeri pinggang sejak 2 tahun yg lalu namun hilang
atas, yaitu ginjal dan ureter, yang kemudian sendiri di waktu yang tidak diketahui.
pindah ke kandung kemih
Teori Kasus
Penatalaksaan pada pasien batu buli dapat Pada pasien diberikan terapi simtomatis
berupa tatalaksana simptomatis dan berupa analgesic dan dilakukan prosedur
tatalaksana pembedahan. Tindakan yang Vesikolitotripsi Transuretra dengan stone
punch.
dapat dikerjakan adalah: SWL,
Vesikolitotripsi Transuretra dan
Vesikolitotripsi Perkutan.
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus vesicolithiasis pada seorang pria
Tn. TD berusia 70 tahun. Pasien ini didiagnosis berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pasien dipulangkan dalam keadaan membaik. Selama perawatan
di rumah sakit pasien mendapatkan perawatan yang sesuai
indikasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai