Pembimbing
dr. Dedy Yulidar,Sp.B (K) onk
• Penyakit ini juga dapat diderita pada laki - laki dengan frekuensi
sekitar 1%. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada
pada stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit
dilakukan
Anatomi
Histologi
Faktor Risiko
Faktor risiko yang erat kaitannya dengan peningkatan
insiden kanker payudara antara lain:
– Jenis kelamin wanita, – Riwayat reproduksi
usia > 50 tahun (tidak memiliki anak dan
– Riwayat keluarga dan tidak menyusui),
genetik – Hormonal,
– Riwayat penyakit – Obesitas,
payudara sebelumnya – Konsumsi alkohol,
– Riwayat menstruasi dini – Riwayat radiasi dinding
(< 12 tahun) atau dada
menarche lambat (>55 – Faktor lingkungan.
tahun),
Langkah Penegakan Diagnosis
●
Anamnesis
●
Pemeriksaan Fisik
●
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
– Keluhan Utama
• Benjolan di payudara
• Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
• Nipple discharge, retraksi puting susu, dan krusta
• Kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, ulserasi,
venektasi
• Benjolan ketiak dan edema lengan
– Keluhan Tambahan
• Nyeri tulang (vertebra, femur)
• Sesak dan lain sebagainya
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan status lokalis, regionalis,
dan sistemik.
Hasil Pemerisaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Laboraorium • Pemeriksaan Patolgi Anatomi
– Darah rutin dan kimia – Biopsi
darah
– Tumor marker • Pemeriksaan Imunohistokimia
• Pemeriksaan Pencitraan – Reseptor hormonal yaitu
– Mammografi payudara reseptor estrogen (ER) dan
– USG payudara reseptor progesteron (PR)
– MRI – HER2
– Ki-67
Stadium Tumor
Ukuran
Tumor (T) Interpretasi
T0 Tidak ada bukti adanya suatu tumor
Tis Lobular carninoma in situ (LCIS), ductus carninoma in
situ (DCIS), atau Paget’s disease
T1 Diameter tumor ≤ 2cm
T1a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T1b Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T2 Diameter tumor 2-5 cm
T2a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T2b Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T3 Diameter tumor > 5 cm
T3a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T3b Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T4 Berapa pun diameternya, tumor telah melekat pada
dinding dada dan mengenai pectoral lymph node
Palpable Lymph Node (N) Interpretasi
Metastasis Interpretasi
M1 Tidak ada metastase ke organ yang jauh
M2 Metastase ke organ jauh
Stadium Ukuran Palpable Metastase
Tumor Lymph Node
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T1 N1 M0
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
IIIA T1, T2 N2 M0
T3 N1 M0
IIIB T4 N3 M0
IV T N M1
Stadium I T1a, T1b N0, N1a, N1b M0 Tumor terbatas pada payudara
dan dapat digerakkan dari otot
dinding dada
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Identitas Pasien
• Nama : Ny. HS
• Umur : 57 th
• Pekerjaan : Guru
• Alamat : Lembata
• MRS : 7/7/2020
• No MR : 513416
Anamnesis
• Keluhan utama : Lemas
• Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan lemas
sejak ±4 jam SMRS. suami pasien mengatakan sejak siang pasien
mulai tidak mau makan dan mulai lemas, saat malam pasien tidak
mau makan dan lebih banyak menutup mata seperti tertidur.
Sebelumnya pasien pernah mengalami hal yang sama pada bulan juni
2020 pasien sempat lemas dan lebih banyak tidur sehingga suami
pasien memilih untuk membawa pasien ke RS. Pasien juga
mengeluhkan adanya nyeri kepala sebelah kanan sejak pagi SMRS.
Pasien juga mengalami lemah separuh badan bagian kiri sehingga
pasien lebih banyak berbaring. Mual(-), muntah(-), BAB dan BAK
dalam batas normal.
Riwayat Perjalanan Penyakit
●
Pasien merasakan adanya benjolan sebesar kelereng pada payudara
2017
2017 kanan namun pasien memilih menggunakan obat herbal. Benjolan
sering hilang namun muncul kembali saat pasien beraktivitas berat.
●
Pada bulan januari benjolan pada payudara semakin membesar dan menyebabkan
nyeri sehingga pasien dibawa ke Maumere dan menjalani pengobatan herbal.
2019
2019 ●
Pada bulan april benjolan pada payudara mulai luka dan berdarah.
●
Pada bulan mei pasien di biopsi dan dirujuk ke RS W Z Johannes Kupang
●
Bulan Maret pasien setelah menjalani target terapi ke 2 pasien mulai
2020
2020 merasakan lemas pada tangan . Lemah dirasakan semakin memberat
sampai pada bulan april pasien merasakan lemah separuh tubuh kiri.
Riwayat Reproduksi dan Hormonal
• Riwayat menstruasi :
– Pasien menstruasi pertama pada usia 16 tahun (SMA kelas 2)
– Pasien terakhir menstruasi pada usia 52 tahun (2018)
• Usia kehamilan pertama : 38 tahun
• Riwayat Menyusui : Pasien mempunyai 1 orang anak dan
Pasien menyusui hanya dengan menggunakan payudara sebelah
kiri.
• Riwayat penyakit dahulu : Pasien terdiagnosis ca mammae
dextra sejak tahun 2019, Hipertensi dan Diabetes Melitus
terdiagnosis sejak tahun 2019, hiperkolesterolemia sejak bulan
april 2020.
• Riwayat Pengobatan : Pasien pernah menjalani kemoterapi
untuk Ca mammae dextra sebanyak 6 kali, operasi mastectomy
mammae dextra pada bulan oktober 2019, target terapi Ca
mammae sebanyak 2 kali, kemoterapi untuk metastatis otak
sudah 3 kali, konsumsi metformin dan captopril.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
• GCS : E3V3M6
• TTV
TD : 140/80 mmHg
HR : 105x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36.5 ℃
SpO2 : 100%
• Kepala : Normocephal
• Mata : Konjungtiva : Anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
• Hidung : Rhinorrhea (-/-), deviasi septum (-)
• Mulut : Mukosa bibir kering (-), sianosis (-)
• Telinga : Othorea (-/-),nyeri tekan tragus (-)
• Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran
tiroid(-)
• Thoraks
Bentuk : Normal, pelebaran vena (-), luka ataupun scar (-)
– Paru-Paru
• Inspeksi : Simetris, pelebaran sela iga (-), jejas (-)
• Palpasi : Vocal Fremitus D=S normal, Nyeri tekan (-)
• Perkusi : Sonor (+/+)
• Auskultasi : Vesikular (+/+), Wheezing (-/-), Ronki (-/-)
– Jantung
• Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
• Auskultasi : S1-S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
– Inspeksi : Perut tampak datar, jejas/ massa (-) kontur usus
pada dinding abdomen(-), gerakan usus pada dinding
abdomen(-)
– Auskultasi : Bising Usus (+) kesan Normal
– Palpasi : Abdomen supel, Hepar: sulit dievaluasi, lien: tidak
teraba membesar
– Perkusi : Timpani pada seluruh lapangan abdomen
• Ekstremitas
– Akral hangat , Edema (-/-)
– Motorik : Kesan lateralisasi sinistra
Histopatologi
Imunohistokimia
CT Scan Kepala
LABORATORY
IDTITAS
LABORATORY
07-07-2020 Unit Reference
Hemoglobin 12,8 g/dL 13,00-18,00
Leukosit 6,17 x 10^3 /uL 11,0-16,0
Hematokrit 41,6 % 37,0 – 47,0
Trombosit 219 x 10^3 150-400
Na 140 mmol/ L 132-147
K 2,7 mmol/L (L) 3,5 – 4, 5
Cl 101 mmol/L 96-111
Glukosa 215mg/dL (H) 70-150
BUN 150 mg/dL <48
Cr 0,26 mg/dL (L) 0,7 -1,3
Calcium ion 1,490 mmol/L (H) 1,120 – 1,320
Total Calcium 3,2 mmol/L (H) 2,2 – 2,55
Diagnosis
• Carcinoma mammae stadium 4 TNM1
metastase otak
• Decrease of conciousness
• Elektrolit imbalance
Penatalaksanaan
• IVFD NaCl 0,9% 20tpm
• Pemasangan NGT
• O2 2 lpm
• Inj. Dexa 3x1 amp iv
• Inj. Ranitidine 2 x 50 mg iv
• Terapi paliatif
Pembahasan epid
Teori Kasus
• Otak merupakan organ • Ny.HS usia 57 tahun
pertama metastasis pada terdiagnosis kanker
12% penderita kanker payudara sejak tahun
payudara. 2019 dan terdiagnosis
• Waktu antara diagnosis metastase otak sejak
kanker dan bulan april 2020.
teridentifikasinya
metastasi otak bervariasi
dari 1-97 bulan.
Pembahasan
Teori Kasus
• Faktor yang diduga • Pada kasus diketahui
mempengaruhi metastasis ukuran Ca mammae
otak pada kanker payudara pasien >5cm.
adalah • Pasien terdiagnosis Ca
– Usia muda,
Mammae dextra stadium
– Ukuran kanker payudara
III dengan hasil
besar,
pemeriksaan HER2
– Grading sel kanker yang
menunjukan ekspresi
tinggi,
HER +3
– Kanker payudara tanpa
ekspresi reseptor
estrogen, dengan ekspresi
HER2
– Metastasis limfonodi
Pembahasan
Teori Kasus
• Manifestasi klinis metastasis • Pada kasus diketahui
otak tergantung pada lokasi pasien mengalami gejala
metastasis. Gejala dapat berupa nyeri kepala,
muncul bergantung pada perubahan tingkat
ukuran dan jumlah
kesadaran, adanya kesan
metastasis.
lateralisasi sinistra,
• Lesi pada hemisfer dapat
menunjukan adanya gejala
berupa:
– Nyeri kepala, dan
gangguan cara berjalan
– Perubahan kognitif, status
mental dan perubahan
perilaku
Pembahasan pemeriksaan
Teori Kasus
• CT scan kepala dapat • Pada pasien telah dilakukan
menjadi modalitas pertama CT scan kepala dan diketahui
dalam deteksi metastasis adanya Metastase proses
otak dengan gambaran lesi intracranial dengan gambaran:
tunggal maupun multipe dan Multiple lesi ring anhance,
dikelilingi edema vasogenik. dinding tebal, irreguler,
• Jika tidak ada perdarahan, multinodular, ukuran terbesar
metastasis tampak hipodens, ±3 cm di grey white matter
isodens maupun hiperdens junction parietal kanan disertai
dan cenderung tidak perifokal tentakel edema yang
berkasifikasi. Perdarahan tampak mendesak ventrikel.
tumor otak metastasis • tampak adanya edema
tampak hiperdens hemisfer cerebri kanan.
Pembahasan
Teori Kasus