• Nama : Ny. E
• Usia : 30 th
Pasien datang dengan ke bagian Urologi RS Polri dengan keluhan nyeri pada pinggang kiri
sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri timbul secara tiba-tiba dan hilang timbul. Nyeri seperti ditusuk-
tusuk. Sejak 1 bulan terakhir, nyeri tersebut menjalar ke punggung kiri.
Pasien merasa BAK terputus-putus sejak 2 minggu yang lalu. BAK disertai rasa nyeri namun
tidak ada darah saat berkemih. BAK berwarna jernih. Pasien juga mengeluhkan adanya BAK
yang sering di malam hari. Keluhan tidak tuntas saat BAK disangkal.
Pasien menyangkal adanya penurunan berat badan. Pasien mengatakan adanya rasa mual
namun tidak muntah. Pasien juga sering merasakan sakit kepala.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Obat maag
PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala : Normocephal
• Mata : Pupil bulat , isokor, diameter pupil kanan 3 mm dan diameter pupil kiri 3 mm,
CA -/-, SI -/-, RCL +/+, RCTL +/+
• Telinga : Simetris, sekret (-)
• Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)
• Tenggorokan : Faring hiperemis (-), T1/T1
• Leher : Pembesaran KGB (-)
• Ekstremitas : Kekuatan otot 4 4 / 4 4
• Thoraks :
– Inspeksi : Pergerakan dada simetris keadaan statis dan dinamis, jejas (-)
– Palpasi : Fremitus vokal dan taktil simetris
– Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
– Auskultasi : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-.
• Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler. Murmur (-). Gallop (-)
• Abdomen :
– Inspeksi : Datar
– Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) pada regio kiri bawah, pembesaran organ (-)
– Perkusi : Timpani
– Auskultasi : Bising usus (+) normal
STATUS LOKALIS
• Regio Flank :
– Inspeksi : kemerahan (-/-), benjolan (-/-)
– Palpasi : ballottement test (-/-), nyeri tekan (-/-)
– Perkusi : nyeri ketok CVA (+/+)
• Suprapubik :
– Inspeksi : datar, kemerahan (-/-), benjolan (-/-)
– Palpasi : nyeri tekan (-/-)
• Genital : perempuan, tidak terpasang kateter, tidak ada kemerahan pada genital
• DRE : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Lab 6/07/20
– Ureum Darah 13 (20-40)
– Kreatinin Darah 1,10 (0.35-0.93)
– eGFR 62
URINALISA
Urin Lengkap
Warna KuningKuning
KejernihanAgak Keruh Jernih
Darah/Hb 1+ Negatif
Leukosit Esterase 1+ Negatif
MIKROSKOPIK
Leukosit 8-10 0-3
Eritrosit 2-4 0-2
Sel Epitel Epitel +1 Negatif
Bakteria 1+ Negatif
IMUNOLOGI
HBsAg Reaktif
• HASIL USG
• HASIL CT SCAN ABDOMEN
• Hasil CT Scan Abdomen
- Ginjal kanan: bentuk dan ukuran normal. Sistem pelviokalises tidak melebar. Lesi hiperdens, diameter +/- 0,7
cm di kortikal ginjal kanan. Tidak tampak massa
- Ginjal kiri: bentuk dan ukuran normal. Sistem pelviokalises melebar. Tampak multiple lesi hiperdens kecil di
papilla pole atas dan bawah ginjal kiri. Tidak tampak massa
- Ureter kanan: bentuk dan ukuran normal. Tidak tampak batu.
- Ureter kiri: lesi hiperdens dengan ukuran +/- 1 x 0,6 x 1,5 cm di ureter proksimal kiri dengan dilatasi ureter di
proksimalnya.
- Buli: bentuk dan ukuran normal. Tidak tampak massa.
Kesan :
-Hidronefrosis dan hidroureter kiri ec. Ureterolithiasis kiri
-Nefrolithiasis kanan
-Kalsifikasi renal papilla kiri
DIAGNOSIS
• ESWL
• Pro URS Sinistra
BAB I
PENDAHULUAN
BSK pengendapan substansi yang
terdapat dalam air kemih yang
jumlahnya berlebihan atau karena
faktor lain yang mempengaruhi daya
larut substansi
JENIS-JENIS
BATU • lebih dari 80% kasus
Batu Kalsium
Batu Struvit
• Kuman urea splitter, menjadikan suasana
basa sehingga memudahkan Mg, amonium,
phosphat, dan karbonat untuk membentuk
batu magnesium amonium fosfat (MAP)
UROLITHIASIS BATU ASAM
•URAT
5-10% dari seluruh batu saluran kemih
• Seringa pada pasien penyakit gout, penyakit
mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi
antikanker, obat urikosurik, seperti sulfinpirazone,
thiazide, dan salisilat
• Obesitas, peminum alkohol, dan diet tinggi protein
• halus dan bulat shg sering keluar spontan
BATU
RADAN
STASIS
G
UROLITHIASIS
PATOFISIOLOGI
Supersaturasi
Infeksi
UROLITHIASIS
PATOFISIOLOGI
Penyakit batu asam urat banyak diderita oleh pasien-pasien penyakit gout,
penyakit mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan
yang banyak mempergunakan obat urikosurik diantaranya adalah
sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet
tinggi protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk mendapatkan
penyakit ini.
MANIFESTASI
KLINIS
Nyeri hebat (kolik). Nyeri ini dapat
Batu yang terletak di sebelah distal
menjalar hingga ke perut bagian
ureter dirasakan oleh pasien
depan, perut sebelah bawah,
sebagai nyeri pada saat kencing
daerah inguinal, dan sampai ke
atau sering kencing.
kemaluan.
ANAMNESIS
RPS RPD
PEMERIKSAAN FISIK
Sudut kosto vertebra:
nyeri tekan, nyeri Supra simfisis : nyeri Genitalia eksterna: Colok dubur: teraba
ketok, pembesaran tekan, teraba batu, teraba batu di uretra batu pada buli-buli
ginjal buli-buli penuh (palpasi bimanual)
DIAGNOSIS
Pielonefritis akut
Massa ginjal, ureter, dan
vesika urinaria
Tuberkulosis ginjal
Kolesistitis akut
Appendisitis akut
Urolithiasis
MANAGEMENT
Konservatif & Operasi
http://pluiyhospital.com/index.php?option=com_contetnt&task=view&id=117&Itemed=1.
MANAGEMENT PEMILIHAN
TERAPI
Uremia &
Hidronefrosis Pielonefrosis
Gagal Ginjal
Sjamsuhidayat. De jong, wim. Buku ajar ilmu Bedah. Hlmn 1024-1034. EGC :
Jakarta.
Daftar Pustaka
1. Tanagho, Emil A, McAninch, Jack W. 2008. Smith’s GENERAL UROLOGY
Seventeenth Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
Manufactured in the United States of America.
2. Campbell-Walsh Urology. – 10th ed. 2012/ editor-in-chief, Alan J. Wein ; editors, Louis
R. Kavoussi [et al.]. Printed in the United States of America.
3. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 th ed. US: FA Davis
Company; 2007.
4. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2018.
5. Guyton dan Hall. 2010. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. EGC: Jakarta
6. Soeparman, dkk. 2017. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Hlmn 378. Balai Penerbit FKUI :
Jakarta
Daftar Pustaka
• Sjamsuhidayat. De jong, wim. Buku ajar ilmu Bedah. Hlmn 1024-1034. EGC : Jakarta.
• Cookson Michael S, MD, et all : Urology, Chapter 73, pp 1659, Sobiston Textbook of
Surgery, 16 ed. Tahun 2010
• ESWL, Alternatif Terapi Penderita Batu GInjal dan Saluran Kemih, Available at :
http://pluiyhospital.com/index.php?option=com_contetnt&task=view&id=117&Itemed=1.
(Accessed September 24, 2019)
• Himawan S : Patologi Khusus, Ginjal hal 252 – 89, Patologi, Edisi 2, Bagian PAtologi
Anatomi FKUI, Jakarta, tahun 2005.
• Rahardjo D : Extracorporal Shock Wave Lithotripsy, Available at :
http://medicastore.com/penyakit/90/Batu_Saluran_Kemih.html. akses tanggal 28
September 2019.
• Menon M, R., Martin I. Urinary Lithiasis,
Etiologi and Endourologi, in: Chambell's Urology, 8 th.
W.B. Saunder Company, Philadelphia, 2002. Vol 14: p. 3230-3292
Daftar Pustaka
• Sherwood, L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed. 6. Jakarta: EGC; 2011
• Purnomo, Basuki 2007. Dasar-dasar Urologi. edisi kedua. Sagung seto: Jakarta
• Turk C, Knoll T, Petrik A, Sarica K, Seitz C, Straub M. Guidelines on Urolithiasis. European Association of
Urology; 2011. P.289-293.
• Sorensen, C. M., & Chandhoke, P. S. (2002). Hyperuricosuric calcium nephrolithiasis. Endocrinology and
metabolism clinics of North America, 31(4), 915-925
• Takahashi, Naoki, Akira Kawashima, Randy D. Ernst, Illya C. Boridy, Stanford M. Goldman, George S. Benson,
and Carl M. Sandler. "Ureterolithiasis: can clinical outcome be predicted with unenhanced helical CT?."
Radiology 208, no. 1 (1998): 97-102.
• Shires, Schwartz. Intisari prinsip – prinsip ilmu bedah. ed-6. EGC : Jakarta. 588-589
• Knoll T. Epidemioloy, Pathogenesis and Pathophysiology of Urolithiasis. European Urology Supplements 9
(2010). Department of Urology, Sindelfingen-Boeblingen Medical Center, Germany. P.802-806.
• Wein, Kavoussi, Novick, Partin, Peters. Campbell-Walsh Urology. Tenth Edition. Philadelphia; 2012.
• Tanagho E, McAninch J. Smith’s General Urology. 17 th edition. The McGraw-Hill companies; 2008. P.246
• Pearle, S. Margaret. Urolithiasis Medical and Surgical Management. USA: Imforma healthcare ;2009.p.1-6
PASIEN 2
BENIGN PROSTAT
HYPERPLASIA
(BPH)
PRESENTASI KASUS
Nama: Tn. K
Usia: 82 tahun
• Pasien memiliki keluhan yang sama sejak 13 tahun lalu dan sudah
dilakukan tindakan operasi, namun 3 minggu terakhir pasien merasakan
keluhan serupa kembali.
• HT (-)
• DM (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Kepala : Normocephal
• Mata : Pupil bulat , isokor, diameter pupil kanan 3 mm dan
diameter pupil kiri 3 mm, CA -/-, SI -/-, RCL +/+, RCTL +/+
• Telinga : Simetris, sekret (-)
• Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)
• Tenggorokan : Faring hiperemis (-), T1/T1
• Leher : Pembesaran KGB (-)
• Ekstremitas : Kekuatan otot 4 4 / 4 4
STATUS GENERALIS
• Thoraks :
– Inspeksi : Pergerakan dada simetris keadaan statis dan dinamis,
jejas (-)
– Palpasi : Fremitus vokal dan taktil simetris
– Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
– Auskultasi : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-.
• Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler. Murmur (-). Gallop (-)
• Abdomen :
– Inspeksi : Datar
– Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), pembesaran organ (-)
– Perkusi : Timpani
– Auskultasi : Bising usus (+) normal
STATUS LOKALIS
• Regio Flank :
– Inspeksi : kemerahan (-/-), benjolan (-/-)
– Palpasi : ballottement test (-/-), nyeri tekan (-/-)
– Perkusi : nyeri ketok CVA (-/-)
• Suprapubik :
– Inspeksi : datar, kemerahan (-/-), benjolan (-/-)
– Palpasi : nyeri tekan (-/-)
• Genital : laki-laki, terpasang kateter, jumlah urin 200 cc sejak pk 10.00-
13.00, warna urin kuning keruh tidak ada darah, skrotum tidak ada benjolan
• DRE : tidak dilakukan
Tn. K, 55 tahun
3
4
3
5 Interpretasi Skor:
4 • 0–7 = Ringan
2 • 8 – 19 = Sedang
• 20 – 35 = Berat
5
26
5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KESAN:
- BPH (Volume +/- 124,8cc)
- Hepar, lien, KE, Pancreas, kedua ginjal, KK: Normosonografik
DIAGNOSIS
• Prostat adalah suatu organ kelenjar fibromuskular yang terletak persis dibawah
kandung kemih. Berat prostat pada orang dewasa normal kira-kira 20 gram.
• Menurut Lowsley kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus :
1. Lobus medius
2. Lobus lateralis (2 lobus)
3. Lobus anterior
4. Lobus posterior
Menurut Mcneal Zona Kelenjar Prostat :
• Benign prostate hyperplasia adalah pembesaran jinak dari kelenjar prostat akibat hiperplasia
dari epitel dan stroma periuretral.
ETIOPATOGENESIS
1. Teori dihidrotestosteron
– Status Urologis
• Ginjal
• Kandung kemih
• Genitalia eksterna
– Colok Dubur (Digital Rectal Examination)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium berperan dalam menentukan ada tidaknya komplikasi.
A.Darah
– Ureum dan Kreatinin
– Elektrolit
– Blood urea nitrogen
– Prostate Specific Antigen (PSA)
– Gula darah
B.Urin
– Kultur urin + sensitifitas test
– Urinalisis dan pemeriksaan mikroskopik
– Sedimen
PEMERIKSAAN PENCITRAAN
• Uroflowmetri
• Pemeriksaan Volume Residu Urin
• Voiding diary
DIAGNOSIS BANDING
• Karsinoma Prostat
• Prostatitis
• Striktur Uretra
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Penatalaksanaan
1. Watchful waiting
2. Medikamentosa
A. Alpha-blockers
B. Penghambat 5α-reduktase
3. Pembedahan
-TURP
-laser prostatektomi
-
PEMBEDAHAN
• Indikasi operasi pada BPH Indikasi absolut:
• 1.Gross Hematuri
• 2.Gagal medikamentosa (TIDAK adanya perbaikan skor IPSS (subjektif) atau nilai
uroflowmetri(objektif) setelah penggunaan pengobatan medikamentosa)
• 3.Penurunan fungsi ginjal(ur/cr) / Gagal ginjal
• 4.Vesicolithiasis
• 5.ISK berulang
• 6.Retensi berulang (terjadinya retensi ke 2 setelah retensi pertama kali lalu dilakukan
pemasangan kateter urine disertai pemberian alfa blocker, lalu retensi pada saat
TWOC(trial without catheter/pelepasan FC)
• 7.Divertikel buli
TATALAKSANA KONSERVATIF
• Skor IPSS 0 – 7 watchful waiting
• Edukasi:
– jangan banyak minum dan mengkonsumsi kopi atau alkohol setelah makan malam,
– kurangi konsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan iritasi pada kandung
kemih (kopi atau cokelat),
– batasi penggunaan obat-obat influenza yang mengandung fenilpropanolamin,
– jangan menahan kencing terlalu lama.
– penanganan konstipasi 1
• Kontrol berkala 3-6 bulan atau bila keluhan memburuk dengan cepat
TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA
• Diberikan pada pasien dengan skor IPSS >7
• Pilihan medikamentosa
– α1-blocker
– 5α-reductase inhibitor
– Antagonis reseptor muskarinik
– Phospodiesterase 5 inhibitor
– Terapi kombinasi
• α1-blocker + 5α-reductase inhibitor
• α1-blocker + antagonis reseptor muskarinik
TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA
α1 – BLOCKER
• Indikasi tindakan pembedahan, yaitu pada BPH yang sudah menimbulkan komplikasi,
seperti:
– retensi urine akut
– gagal Trial Without Catheter (TWOC)
– infeksi saluran kemih berulang
– hematuria makroskopik berulang
– batu kandung kemih
– penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh obstruksi akibat BPH
– dan perubahan patologis pada kandung kemih dan saluran kemih bagian atas
TRANSURETHRAL RESECTION OF THE PROSTATE (TURP)
• Secara umum, TURP dapat memperbaiki gejala BPH hingga 90% dan meningkatkan
laju pancaran urine hingga 100%
• Mekanisme Aksi : TURP Bipolar (TURP-B) perbedaan dengan TURP monopolar dimana pada
bipolar menggunakan normal saline sebagai cairan irigasi
• Komplikasi TURP : disfungsi ereksi, sindroma TUR
LASER PROSTATEKTOMI
• Terdapat 5 jenis energi yang dipakai untuk terapi invasif BPH, yaitu: Nd:YAG,
Holmium:YAG, KTP:YAG, Green Light Laser, Thulium:YAG (Tm:YAG), dan diode
• Kelenjar prostat akan mengalami koagulasi pada suhu 60-65ºC dan mengalami
vaporisasi pada suhu yang lebih dari 100ºC
• Penggunaan laser pada terapi pembesaran prostat jinak dianjurkan khususnya
pada pasien yang terapi antikoagulannya tidak dapat dihentikan
BEDAH
Dilihat dari sudut pandang perjalanan penyakitnya, hiperplasia prostat dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
• Inkontinensia Paradoks
• Batu Kandung Kemih
• Hematuria
• Sistitis
• Pielonefritis
• Retensi Urin Akut Atau Kronik
• Refluks Vesiko-Ureter
• Hidroureter
• Hidronefrosis
• Gagal Ginjal
PROGNOSIS
• Tergantung dari lokasi, lama dan kerapatan retensi.
• Keparahan obstruksi yang lamanya 7 hari dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Jika
keparahan obstruksi diperiksa dalam dua minggu, maka akan diketahui sejauh mana
tingkat keparahannya. Jika obstruksi keparahannya lebih dari tiga minggu maka akan
lebih dari 50% fungsi ginjal hilang.
• Prognosis lebih buruk ketika obstruksi komplikasi disertai dengan infeksi.
• Umumnya prognosis lebih bagus dengan pengobatan untuk retensi urin.
DAFTAR PUSTAKA
• Homma Y., Gotoh M., Yokoyama O. et al. 2011. JUA Clinical Guidelines for
Benign Prostatic Hyperplasia. Japan: International Journal of Urology.
• IAUI. 2009. Pedoman Penatalksanaan BPH di Indonesia. Available from :
www.iaui.or.id/ast/filebph.pdf ( Accessed 26 Juli 2015).
• Parnham A dan Ahsanul H. 2013. Benign Prostatic Hyperplasia. England:
Journal of Clinical Urology.
• Presti JC. Neoplasm of The Prostate Glands In: Tanagho Emil A, McAninch Jack
W, Editors. Smith’s General Urology, 17th Edition. USA. Mc-Graw-Hill
Professional. 2007. p. 367-374.
• Purnomo B B. 2000. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta : CV Sagung Seto.
• Tanto C. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.
• Wein A J. 2012. Campbell-Walsh Urology 10 th Edition Vol.1. Philadelphia :
E;sevier Saunders.