Anda di halaman 1dari 39

BATU SALURAN

KEMIH
Batu Saluran Kemih (BSK) adalah suatu kondisi didapatkannya batu di saluran kemih (mulai dari kaliks
sampai dengan uretra anterior)
EPIDEMIOLOGI

■ Di Indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus tersering di antara
seluruh kasus urologi.
■ Di beberapa negara di dunia berkisar antara 1-20%.
■ Di negara-negara berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangakan di
negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas
■ Laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan perempuan yaitu 3:1 dengan puncak insiden
terjadi pada usia 40-50 tahun.
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih:

■ FAKTOR INTRINSIK ■ FAKTOR EKSTRINSIK

1. Herediter 1. Geografis
2. Iklim dan temperatur
2. Umur : lebih sering 30-50 tahun
3. Asupan air : kurangnya asupan air dan
3. Jenis kelamin : Laki-laki > tingginya kadar mineral kalsium pada air
perempuan. 3:1 yang di konsumsi
4. Diet : diet banyak purin, oksalat, dan
kalsium
5. Pekerjaan : sering dijumpai pada orang
yang pekerjaannya banyak duduk atau
kurang aktifitas
Faktor risiko tinggi
pembentukan batu menurut
Guideline BSK IAUI 2018
TEORI PROSES PEMBENTUKAN
BATU SALURAN KEMIH
TEORI NUKLEASI TEORI INHIBITOR

Terdiri atas kristal presipitasi Terbentuk atau tidaknya batu di


–kristal salam saluran kemih ditentukan
Dipengaruhi oleh : oleh adanya keseimbangan antara
• Suhu
• PH larutan zat pembentuk batu dan inhibitor
• Konsentrasi solut dalam urin
• Laju aliran urin
• Korpus alienum

Agregasi nukleasi

Menempel pada epitel saluran kemih


(membentuk retensi kristal)
KOMPOSISI BATU
KOMPOSISI BATU
• Paling banyak dijumpai  70-80%
BATU • Terdiri dari  kalsium oksalat, kalsium fosfat, campuran
KALSIUM • Bentuk bergerigi
Faktor terjadinya batu kalsium
hiperkalsiuria Kadar kalsium urin >250-300 mg/hari Penyebab :
Adanya gangguan pada
1. Absorbsi
2. Renal
3. resorptif

hiperoksaluria Ekskresi oksalat urine > 45 gr/hari • Gangguan usus


• Konsumsi oksalat >>
hiperurikosuria Kadar asam urat dalam urine > 850 mg/24 Konsumi purin >>
jam
hipositraturia • Penyakit RTA (renal tubular asidosis)
• Pemakaian diuretik golongan thiazide jangka lama
hipomagnesuria Penyakit inflamasi usus (inflamatory bowel disease)
BATU STRUVIT = BATU
INFEKSI

Kuman golongan pemecah urea


(urea splitter) = enzim urease

Proteus Spp, Klebsiella, Serratia,


Enterobakter, Pseudomonas, dan CO(NH2)2 + H20  2NH3 + CO2
Stafilokokus

Urine menjadi basa


Garam Magnesium,amonium fosfat, karbonat  Batu triple-phospat (Ca, Mg, NH4)
• Batu magnesium amonium fosfat (MAP)
[MgNH₄PO₄.H₂O]
• karbonat apatit [Ca₁₀[PO₄]₆CO₃]
BATU ASAM URAT

■ 5-10% dari seluruh batu saluran kemih


■ 75-80% asam urat murni, sisanya campuran kalsium oksalat

Faktor predisposisi
- Penyakit gout,
- Terapi antikanker, obat urikosurik (sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat)
- kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein
METABOLISME ASAM
URAT
• Diet purin Asam inosinat hipoxantin
• Metabolisme endogen
Xantin oxidase

xantin
Xantin oxidase
Pada manusia
Ekskresikan ke dalam urin :
- Asam urat bebas  batu asam urat Asam urat
- Garam urat  + natrium  natrium urat
Urikase  tidak ada
(> larut dalam air)
pada manusia

Allantoin
(larut dalam air)
FAKTOR PENYEBAB
• Urin yang bersifat asam (pH <6)
• Volume urin sedikit (<2L/hari), dehidrasi
• Hiperurikosuria  Kadar asam urat dalam urine > 850 mg/24 jam

SIFAT BATU
• Ukuran batu  bervariasi  besar : staghorn (mengisi seluruh pelvikalises ginjal)
• Bentuk batu  Batu bulat, halus  seringkali keluar spontan
BATU JENIS LAIN

 Batu sistin  kelainan absorpsi sistin di mukosa usus


 Batu xanthin  defisiensi enzim xanthin oxidase
 Batu silikat  penggunaan antasida berlebihan atau jangka panjang
GAMBARAN KLINIS
■ ANAMNESIS
KELUHAN UMUM PASIEN DENGAN BSK:
1. Nyeri (tergantung pada lokasi batu saluran kemih)
2. Nause dan muntah
3. Disuria
4. Retensi urin
5. Hematuria akibat trauma pada mukosa saluran kencing
6. Keluhan ini dapat disertai dengan penulit berupa demam, tanda-tanda gagal ginjal
KELUHAN PASIEN BSK SESUAI LOKASI BATU

BATU GINJAL
(NEFROLITHIASIS)

■ Nyeri di daerah pinggang dapat dalam bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus
menerus dan hebat karena adanya pielonefritis. Nyeri terasa mulai dari pinggang
menjalar ke depan dan ke arah kemaluan
BATU URETER
(URETEROLITIASIS)

■ Nyeri kolik yang disebabkan karena sumbatan pada ureter.


■ Nyeri disertai mual dengan atau tanpa muntah dengan nyeri
alih khas.
■ Selama batu bertahan di tempat yang menyumbat, selama
itu kolik akan terjadi berulang sampai batu bergeser dan
memberi kesempatan pada urin untuk lewat.
■ Hematuria yang didahului oleh serangan kolik
■ Pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim
kaliks ginjal, yang turun ke ureter
BATU BULI-BULI
(VESIKOLITHIASIS)

■ Sering terjadi pada pasien yang menderita gangguan miksi atau terdapat benda asing di
buli.
■ Gejala khas : berupa gejala iritasi  disuria hingga stranguria, perasaan tidak enak
sewaktu kencing, dan kencing tiba-tiba akan berhenti kemudian menjadi lancar kembali
dengan perubahan posisi tubuh.
■ Nyeri pada saat miksi seringkali dirasakan pada ujung penis, skrotum, perineum,
pinggang sampai kaki.
■ Pada anak  mengeluh adanya enuresis nokturna, disamping sering menarik-narik
penis (pada anak laki-laki, dan menggosok-gosok vulva (pada anak perempuan)
■ Batu Kandung Kemih : karena batu menghalangi aliran kemih akibat penutupan leher
kandung kemih, aliran urin yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan
menetes disertai dengan rasa nyeri.
BATU URETRA
(URETROLITHIASIS)

■ Berasal dari ureter dan kandung kemih yang oleh aliran urin
sewaktu miksi terbawa ke uretra.
■ Angka kejadian  1% dari seluruh batu saluran kemih
■ Gejala yang ditimbulkan antara lain miksi tiba-tiba berhenti,
menjadi menetes, dan nyeri  sebelumnya didahului nyeri
pinggang
■ Batu uretra anterior  dapat diraba oleh pasien berupa
benjolan keras di uretra pars bulbosa ataupun pendularis,
kadang tampak di meatus uretra eksternum
■ Batu uretra posterior  nyeri perineum atau rektum
Penjalaran nyeri pada
berbagai lokasi batu
dalam sepanjang saluran
kemih
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik pada pasien BSK dapat bervariasi mulai tanpa kelainan
fisik sampai tanda-tanda sakit berat tergantung pada lokasinya

■ Pemeriksaan fisik umum ■ Pemeriksaan fisik khusus urologi


1. Febris 1. Sudut kosto vertebra : nyeri tekan, nyeri
ketok, pembesaran ginjal
2. Anemia
2. Supra simfisis : nyeri tekak, buli-buli
3. Syok penuh
3. Genetalia eksterna : taraba batu di uretra
4. Colok dubur : teraba batu pada buli-buli
(palpasi bimanual)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

■ Pemeriksaan sedimen urin: menunjukkan adanya leukosituria, hematuria,


kristal pembentuk batu
■ Kultur urin
■ Pemeriksaan fungsi ginjal:
■ Pemeriksaan elektrolit: yang diduga sebagai
faktor penyebab timbulnya batu saluran kemih,
antara lain kadar kalsium, oksalat, fosfat, maupun
asam urat di dalam darah maupun urin
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

 FOTO POLOS ABDOMEN : melihat kemungkinan adanya batu radio opak


di saluran kemih (batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat)

 Urutan Radio-opasitas beberapa jenis batu saluran kemih

JENIS BATU RADIO-OPASITAS


Kalsium Opak
MAP Semiopak
Urat/sistin Non-opak
BNO POLOS NORMAL NEFROLITHIASIS SINISTRA
■ Pemeriksaan IntraVena Pielografi (IVP) : menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal.
Selain itu IVP dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang
tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen.

60 menit

30menit

15 menit

5 menit Post miksi


■ USG
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani oemeriksaan IVU, yaitu pada
keadaan-keadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada
wanita hamil.

Batu ginjal kiri Batu UVJ kiri


■ CT Urografi tanpa kontras
1. Standar baku untuk evaluasi batu pada ginjal dan traktus urinarius, termasuk
batu asam urat
2. Sensivitas dan spesivitas terbaik

CT Scan normal Batu pelvis renal Batu ureter


TATALAKSANA

ESWL(Extracorporea
Indikasi untuk melakukan tindakan/terapi Medikamentosa l Shockwave
Lithotripsy)
pada batu saluran kemih adalah jika batu
telah menimbulkan obstruksi, infeksi,
atau harus dilakukan pengangkatan.
Endourologi Pembedahan
MEDIKAMENTOSA
■ Terapi medikamentosa ditunjukkan untuk batu yang berukuran <5mm, karena
diharapkan batu dapat keluar spontan.
■ Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri (NSAID), memperlancar aliran
urin dengan pemberian diuretik, dan minum banyak agar dapat mendorong batu keluar
dari saluran kemih.
INDIKASI PENGELUARAN BATU
SALURAN KEMIH (EAU, 2014)
• KEMUNGKINAN KECIL UNTUK BATU KELUAR SPONTAN
Didasarkan pada :
• OBSTRUKSI SALURAN KEMIH PERSISTEN • ukuran,

• UKURAN BATU > 15 MM • lokasi,

• INFEKSI • ada tidaknya infeksi,

• • fungsi ginjal
NYERI MENETAP ATAU BERULANG
• DISERTAI INFEKSI Tujuan tatalaksana :
• BATU METABOLIK YANG CEPAT TERBENTUK 1. Mengurangi nyeri
• ADANYA GANGGUAN FUNGSI GINJAL 2. Menghilangkan batu yang sudah ada
3. Mencegah pembentukan batu
INDIKASI SOSIAL berulang
Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL)
■ ESWL menggunakan gelombang kejut untuk menghancurkan batu menjadi pecahan
kecil  keluar bersama urin
■ Tidak jarang pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan
menyebabkan hematuria
■ Batu dengan komposisi kalsium oksalat dihidrat, asam urat, dan amonium magnesium
fosfat lebih lunak  mudah di hancurkan
■ Batu dengan komposisi kalsium oksalat monohidrat dan batu sistin lebih susah
dihancurkan
ENDOUROLOGI
 Tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih tindakan memecah
batu dan mengeluarkan dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke
dalam saluran kemih  alat dimasukkan melalui uretra/insisi kecil pada kulit
(perkutan).
 Macam tindakan:
1. Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL)
2. Litotripsi
3. Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi)
4. Ekstraksi Dormia
Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL)

Pengeluaran batu saluran ginjal dengan cara


memasukkan alat endoskopi ke sistem
kalises
Melalui insisi kulit  batu dikeluarkan atau
dipecah menjadi fragmen kecil

Litotripsi

Memecah batu buli-buli atau uretra.


Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator
ellik.
Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi)

• Untuk melihat keadaan ureter atau


sistem pielokaliks ginjal.
• Dengan menggunakan energi tertentu,
batu yang berada di dalam ureter
maupun sistem pelvikalises dapat
dipecah melalui tuntunan
ureteroskopi/URS.

Ekstraksi Dormia

Mengeluarkan batu ureter dengan menjaring


dengan alat keranjang dormia
PEMBEDAHAN
■ Bedah Laparoskopi
■ Bedah Terbuka : dilakukan jika belum terdapat fasilitas yang memadai untuk tindakan
endourologi, laparoskopi, maupum ESWL

Pembedahan terbuka antara lain:


1. Pielolithomi atau Nefrolithotomi
2. Uretrolithotomi
3. Vesicolithotomi
4. Urethrolithotomi
5. Nefrektomi
KOMPLIKASI

■ OBSTUKSI : Hidroureter, hidronefrosis


■ INFEKSI : urosepsis
■ GAGAL GINJAL AKUT ATAU KRONIS
PENCEGAHAN
■ Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urin sebanyak 2-
3 liter per hari
■ Diet untuk mengurangi kadar zat komponen pembentukan batu
■ Aktivitas harian yang cukup
■ Pemberian medikamentosa
Beberapa diet yang dianjurkan untuk
mengurangi kekambuhan
■ Rendah protein, karena protein akan memicu ekskresi kalsium urine dan memyebabkan
suasana urine menjadi lebih asam
■ Rendah oksalat
■ Rendah garam karena natriuresis akan memicu timbulnya hiperkalsiuri
■ Rendah purin

Anda mungkin juga menyukai