Asma dan alergiToleransi operasi Lemonpencegahan untuk batu oxalat Gita; kenapa tidak dilakukan pemeriksaan BNO-IVP allergy contrast, ur/cr di poli tinggi DD/ dari anam dan pf, bagaimana menyingkirkan dull pain, nyeri dalam: ginjal Rifri; pemeriksaa analisis batu untuk pengturan diet, supaya kekambuhan minimal
ANATOMI
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terletak retroperitoneal, di kedua sisi kolumna vertebralis daerah lumbal. Setiap ginjal terdiri dari 600.000 nefron yg berfungsi sebagai filter
Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya 25 sampai 30 cm, yangberjalan dari ginjal sampai kandung kemih Kandung kemih adalah salah satu kantong berotot yang dapat mengempis dan berdilatasi, terletak di belakang. Dua fungsi kandung kemih adalah sebagai tempat penyimpanan kemih dan mendorong kemih keluar dari tubuh melalui uretra.
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, yang berjalan dari kandung kemih sampai keluar tubuh. Panjangnya pada wanita sekitar 4 cm dan pada pria sekitar 20 cm. Sebagian besar reseptor rasa sakit dari saluran kemih bagian atas yang bertanggung jawab untuk persepsi kolik ginjal terletak di submukosa pelvis renalis, kalises, kapsul ginjal, dan ureter atas.
Insidensi
di negara berkembang banyak ditemukan batu bulibuli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter) Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 112 % penduduk menderita batu saluran kemih. Puncak insiden terjadi pada orang berusia 35-45 tahun Laki-perempuan rasio 3:1 Batu di saluran kemih jauh lebih umum terjadi pada orang Asia dan kulit putih daripada di penduduk asli Amerika, Afrika, Afrika Amerika, dan beberapa penduduk asli wilayah Mediterania
ETIOLOGI
FAKTOR INTRINSIK : Herediter (keturunan) : Faktor risiko yang lebih tinggi mungkin karena kombinasi dari predisposisi genetik dan eksposur lingkungan yang lama (misalnya, diet).
Umur : Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun Jenis kelamin :Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan
FAKTOR EKSTRINSIK : Asupan air : Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium meningkatkan insiden batu saluran kemih. Geografi Iklim dan temperatur Diet : purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih. Pekerjaan : Sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk dan kurang aktifitas atau sedentary life.
PENGHAMBAT KRISTALISASI Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu di dalam saluran kemih.
KOMPOSISI BATU
umumnya mengandung unsur kalsium oksalat atau kalsium fosfat (75%), asam urat (8%), magnesium-amonium-fosfat (MAP) (15%), xanthyn, dan sistin, silikat dan senyawa lain (1%)
BATU KALSIUM
Dijumpai lebih dari 80% batu saluran kemih, baik yang berikatan dengan oksalat maupun fosfat. Etiologi : - Hiperkalsiuri : kalsium dalam urine lebih besar dari 250-300 mg/24 jam - Hiperoksaluri : ekskresi oksalat urine melebihi 45 gram per hari - Hiperorikosuria, yaitu kadar asam urat dalam urine melebihi 850 mg/24 jam. - Hipersitraturi - Hipomagnesuria
BATU STRUVIT
- Disebut juga batu infeksi. - Kuman penyebab adalah kuman golongan pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah pH urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat untuk membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP).
Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus. E.coli bukan termasuk pemecah urea.
BATU URAT
- merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. - Penyakit ini banyak diderita oleh pasien dengan penyakit gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan yang banyak menggunakan obat urikosurik.Obesitas, peminum alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mendapatkan penyakit ini
Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah : 1. urine yang terlalu asam (pH urine < 6), 2. volume urine yang jumlahnya sedikit (< 2 liter/hari) atau dehidrasi, 3. hiperurikosuri atau kadar asam urat yang tinggi. . Bersifat radiolusen, sehingga pada pemeriksaan PIV tampak sebagai bayangan filling defect
MANIFESTASI KLINIS
tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit yang telah terjadi nyeri ketok di daerah kosto-vertebra teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, ditemukan tanda-tanda gagal ginjal retensi urine jika disertai infeksi didapatkan demam/menggigil
kolik renalis
DIAGNOSIS
Anamnesis keluhan Penyakit terdahulu Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia, syok Pemeriksan fisik khusus urologi Sudut kosto vertebra Supra simfisis Genitalia eksterna Colok dubur
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan urin rutin untuk melihat eritrosituri, lekosituria, bakteriuria (nitrit), pH urin dan kultur urin Pemeriksaan darah berupa hemoglobin, lekosit, ureum dan kreatinin. Urinalysis : pH > 7.5 : lithiasis karena infeksi dan pH < 5.5 : lithiasis karena asam urat
Pencitraan
Pemeriksaan rutin meliputi foto polos perut (BNO), dengan pemeriksaan ultrasonografi atau intravenous pyelography (IVP)
Diagnosis Banding
Pielonefritis akut, Tumor ginjal, ureter dan vesika urinaria, Tuberkulosis ginjal, Nekrosis piala ginjal, Kolesistitis akut, dan Appendisitis akut.
KOMPLIKASI
Hidronefrosis pielonefrosis uremia gagal ginjal
Gejala klinis
Rasa nyeri yang berat dan tiba-tiba di daerah pinggang yang menjalar sampai pangkal paha Biasanya ada keluhan mual dan muntah. Hematuria. Hal ini terjadi karena batu mengiritasi saluran kemih sehingga menimbulkan luka Perasaan terbakar di saluran kemih saat kencing Rasa sangat ingin kecing. Demam
Pencegahan
Minum banyak air (8-10 gelas sehari) Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari Jangan menahan kencing Pola makan seimbang Berolahraga menjaga berat badan tetap ideal.
Penatalaksanaan
Medikamentosa Ditujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena batu diharapkan dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar.
1. untuk batu kalsium : diuretikatiazid diet rendah kalsium diet rendah purin diet rendah oksalat diet rendah lemak dan kolestiramin 2. untuk batu infeksi : antibiotika 3. untuk batu urat : urin alkali (Na bikarbonat) alopurinol, diamok diet rendah purin.
Keuntungan ESWL : Dapat menghindari operasi terbuka, Lebih aman, Lebih akurat dan efektif, dan Biaya lebih murah, terutama untuk prosedur ESWL yang sederhana sehingga tidak memerlukan perlakuan berkali-kali.
Ilustrasi ESWL
A) sebelum penembakan; B) gelombang kejut yang difokuskan pada ginjal; C) tembakan dihentikan hingga serpihan batu cukup kecil untuk dibuang secara natural
Endourologi
PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) Litotripsi Ureteroskopi atau uretero-renoskopi Ekstraksi Dormia
Bedah Laparoskopi
Bedah terbuka Pielolitotomi atau nefrolitotomi : mengambil batu di saluran ginjal
Definisi
Batu vesika urinaria adalah suatu keadaan ditemukannya batu di dalam vesika urinaria.
Etiologi
Berasal dari batu ginjal atau ureter yang turun, akibat statis pada striktur uretra, kontraksi leher buli-buli, sistokel, bulineurogenik dan divertikel, infeksi traktus urinarius, hiperparatiroid atau adenoma paratiroid, diet yang banyak mengandung kalsium dan oksalat.
Gejala
Rasa nyeri waktu miksi (disuria, stranguria) biasanya pada akhir miksi, dirasakan refered pain pada ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki. Hematuria diserta urine yang keruh Pancaran urine tiba-tiba berhenti dan keluar lagi pada perubahan posisi Polakisuria (sering miksi) Pada anak nyeri miksi ditandai oleh kesakitan, menangis, menarik-narik penis,
Penatalaksanaan
Vesikolitotripsi
1. Elektrohidrolik (EHL) Merupakan salah satu sumber energi yang cukup kuat untuk menghancurkan batu kandung kemih. Masalah timbul bila batu keras maka akan memerlukan waktu yang lebih lama dan fragmentasinya inkomplit. EHL tidak dianjurkan pada kasus batu besar dan keras. Angka bebas batu : 63-92%. Penyulit : sekitar 8%, kasus ruptur kandung kemih 1,8%. Waktu yang dibutuhkan : 26 menit. 2. Ultrasound Litotripsi ultrasound cukup aman digunakan pada kasus batu kandung kemih, dapat digunakan pada batu besar, dapat menghindarkan dari tindakan ulangan dan biaya tidak tinggi. Angka bebas batu : 88% (ukuran batu 12-50 mm). Penyulit : minimal (2 kasus di konversi). Waktu yang dibutuhkan : 56 menit.
3. Laser Yang digunakan adalah Holmium YAG. Hasilnya sangat baik pada kasus batu besar, tidak tergantung jenis batu. Kelebihan yang lain adalah masa rawat singkat dan tidak ada penyulit. Angka bebas batu : 100%. Penyulit : tidak ada. Waktu yang dibutuhkan : 57 menit. 4. Pneumatik Litotripsi pneumatik hasilnya cukup baik digunakan sebagai terapi batu kandung kemih. Lebih efisien dibandingkan litotripsi ultrasound dan EHL pada kasus batu besar dan keras. Angka bebas batu : 85%. Penyulit : tidak ada. Waktu yang dibutuhkan : 57 menit.
Vesikolitotomi perkutan Merupakan alternatif terapi pada kasus batu pada anak-anak atau pada penderita dengan kesulitan akses melalui uretra, batu besar atau batu mltipel. Tindakan ini indikasi kontra pada adanya riwayat keganasan kandung kemih, riwayat operasi daerah pelvis, radioterapi, infeksi aktif pada saluran kemih atau dinding abdomen. Angka bebas batu : 85-100%. Penyulit : tidak ada. Waktu yang dibutuhkan : 40-100 menit. Vesikolitotomi terbuka Diindikasikan pada batu dengan stone burden besar, batu keras, kesulitan akses melalui uretra, tindakan bersamaan dengan prostatektomi atau divertikelektomi. Angka bebas batu : 100%.
ESWL Merupakan salah satu pilihan pada penderita yang tidak memungkinkan untuk operasi. Masalah yang dihadapi adalah migrasi batu saat tindakan. Adanya obstruksi infravesikal serta residu urin pasca miksi akan menurunkan angka keberhasilan dan membutuhkan tindakan tambahan per endoskopi sekitar 10% kasus untuk mengeluarkan pecahan batu. Dari kepustakaan, tindakan ESWL umumnya dikerjakan lebih dari satu kali untuk terapi batu kandung kemih. Angka bebas batu : elektromagnetik; 66% pada kasus dengan obstruksi dan 96% pada kasus non obstruksi. Bila menggunakan piezoelektrik didapatkan hanya 50% yang berhasil.
BATU URETRA
Batu yang umumnya berasal dari batu kandung kemih yang turun ke uretra. Sangat jarang batu uretra primer kecuali pada keadaan stasis urin yang kronis dan infeksi seperti pada striktur uretra atau divertikel uretra. Dua pertiga batu uretra terletak di uretra posterior dan sisanya di uretra anterior.
Gejala
Keluhan tidak bergejala disuria, aliran mengecil atau retensi urin. Jika batu berasal dari ureter yang turun ke buli-buli kemudian ke uretra, pasien mengeluh nyeri pinggang sebelum mengeluh kesulitan miksi ( riwayat kolik ). Nyeri dirasakan pada glands penis atau
Penatalaksanaan
Batu pada meatus uretra externus atau fossa navicularis dapat diambil dengan forsep setelah terlebih dahulu dilakukan pelebaran meatus uretra (meatotomi). batu kecil di uretra anterior dapat dicoba dikeluarkan dengan melakukan lubrikasi terlebih dahulu dengan memasukkan jelly dan lidokain 2% intrauretra dengan harapan batu dapat keluar spontan. Batu yang masih berukuran cukup besar dan berada di uretra posterior didorong terlebih dahulu ke buli-buli kemudian dilakukan litotripsi. Batu yang yang besar dan menempel di uretra sehingga berpindah tempat meskipun telah dilubrikasi, mungkin perlu dilakukan uretrolitotomi atau dihancurkan dengan pemecah batu transuretra.
Operasi per endoskopik : Dengan berkembangnya teknologi, beberapa alat dapat digunakan untuk batu uretra. Laser Holmium merupakan salah satu modalitas yang paling sering digunakan untuk menangani kasus batu uretra khususnya yang impacted diluar operasi terbuka. Angka bebas batu 100%, tanpa penyulit. Modalitas lain yang digunakan adalah litrotripsi pneumatik, angka bebas batu 100%, penyulit tidak disebutkan.
Operasi terbuka : Pada kasus-kasus batu uretra impacted, adanya striktur uretra, divertikel uretra, batu di uretra anterior/fossa navikularis, merupakan indikasi untuk operasi terbuka. Angka bebas batu 100%, penyulit berupa infeksi, fistel uretrokutan
Pedoman pilihan terapi : Pedoman untuk batu uretra posterior: Pushback, lalu diterapi seperti batu kandung kemih. Pedoman untuk batu uretra anterior. Lubrikasi anterior Push-back, lalu diterapi seperti batu kandung kemih Uretrotomi terbuka
ILUSTRASI KASUS
WAKTU PENGAMBILAN DATA Pengambilan data pasien : 18 Juni 2013.
IDENTITAS PASIEN No RM Nama Alamat Status : 01215044 : Ny. MS : Villa Pertiwi Blok H-3 No. 3 : Menikah
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang pasien datang ke RS Fatmawati dengan keluhan nyeri di pinggang kanan sejak satu tahun sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul, tidak menjalar dan tidak di pengaruhi dengan aktivitas. Saat serangan nyeri bisa sampai tiga sampai lima jam, nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk
Anamnesis
Keluhan utama
Nyeri pinggang kanan sejak satu tahun sebelum masuk rumah sakit
Riwayat penyakit sekarang pasien datang ke RS Fatmawati dengan keluhan nyeri di pinggang kanan sejak satu tahun sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul, tidak menjalar dan tidak di pengaruhi dengan aktivitas. Saat serangan nyeri bisa sampai tiga sampai lima jam, nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk
Alergi -
Hipertensi
+
Asma -
Hipertensi -
Diabetes melitus -
Asma -
RIWAYAT KEBIASAAN
Olahraga (-)
Merokok (-)
alkohol (-)
Kesan umum: tampak sakit ringan. Kesadaran : kompos mentis. Gizi : kesan gizi berlebih. TB : 155 cm. BB : 65 kg. BMI : 27,08.
Tanda Vital
Tekanan darah 160/90
Nadi 88 X/m
Tanda vital
Pernafasan 18 X/m
Suhu 36,7 c
STATUS GENERALIS
Kepala : normochepal, rambut tersebar merata, tidak mudah dicabut. Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-. Telonga : normotia, liang telinga lapang, serumen -/-, Hidung : deviasi septum nasal (-), sekret hidung -/-, konka hipertrofi -/-, Mulut : uvula di tengah, arkus faring simetris, faring hiperemis (-), tonsil T1/T1. Leher : trakea terletak di tengah, kelenjar getah bening tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar. JVP 5-2 cm H2O.
PEMERIKSAAN THORAKS
INSPEKSI
Ictus Cordis tidak terlihat
PALPASI
Ictus cordis teraba setinggi 5th ICS Midclav Sinistra
PERKUSI
Batas Kanan Jantung : ICS 3-5 Sternalis Dextra Batas Kiri Jantung: ICS 5 1cm medial Midclav Sinistra Batas Atas Jantung: ICS 3 Sternalis Sinistra
AUSKULTASI
PARU
Inspeksi : Simetris, Retraksi Supraclavicula (-) Retraksi Intercosta (-) Palpasi : VF simetris kanan dan kiri Perkusi : Sonor +/+ Auskultasi :Suara nafas vesikuler +/+ Wh -/-, Rh -/-
Abdomen : Inspeksi : datar, tidak ada benjolan, tidak ada perubahan warna, tidak ada memar, tidak ada spider nevi. Palpasi : nyeri tekan (-), tidak ada benjolan, hepar dan lien tidak teraba besar. Perkusi : timpani, shifting dullness (-). Auskultasi : bising usus (+) normal.
Pemeriksaan Ekstremitas
AKRAL HANGAT
OEDEM
-
STATUS UROLOGI
REGIO SUPRASIMFISIS
REGIO CVA
Inspeksi : datar, bekas luka (-) benjolan (-), perubahan warna (-), memar (-), bulging (-/-). Palpasi : massa -/-, ballotement -/-, nyeri tekan -/-, Perkusi : nyeri ketok CVA +/-. Auskultasi : bruit -/-.
Inspeksi : datar, bekas luka (-), benjolan/ massa (-), perubahan warna (-), memar (-). Palpasi : buli tidak teraba penuh, nyeri tekan (-), benjolan/ massa (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
14 Maret 2013 URINALISA Urobilinogen Protein Urin Berat Jenis Bilirubin Keton Nitrit PH Lekosit Darah /HB Glukosa urin Warna Kejernihan : 0,2 E.U/dl : 1+ : 1.025 : negative : negative : positive : 6.0 : 2+ : 2+ : negative : yellow : clear
HEMATOLOGI Hemoglobin : 11,6 g/dl Hematokrit : 38% Leukosit : 8300 /ul Eritrosit : 4,06juta/ul Trombosit : 354 ribu/ul
FUNGSI GINJAL Asam urat darah : 4,5 mg/dl Ureum darah : 32 mg/dl Kreatinin darah : 1,0 mg/dl
SEDIMEN URIN Epitel Eritrosit Lekosit /LPB Silinder Kristal Bakteri : positive : 3-5 /LPB : 40 - 45 : negative : negative : positive
URINALISA
Urobilinogen Protein Urin Tanggal 22 April 2013 : 0,2 E.U/dl : 1+
HEMATOLOGI
Hemoglobin Hematokrit Leukosit Eritrosit Trombosit LED : 11,8 g/dl : 37% : 7500 /ul :4,01juta/ul : 374 ribu/ul : 76,0 mm
Berat Jenis Bilirubin Keton Nitrit PH Lekosit Darah /HB Glukosa urin Warna Kejernihan
SEDIMEN URIN FUNGSI GINJAL Asam urat darah : 5,5 mg/dl Ureum darah : 34 mg/dl Kreatinin darah : 1,0 mg/dl Epitel Eritrosit Lekosit Silinder Kristal Bakteri : positive : 3 - 5 /LPB : >50 /LPB : negative : negative : positive
RESUME
Pasien perempuan , 72 tahun, datang ke RSUP fatmawati dengan keluhan nyeri di pinggang kanan sejak satu tahun sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul tidak menjalar dan tidak di pengaruhi dengan aktivitas. Saat serangan nyeri bisa sampai tiga sampai lima jam, nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk. Pasien mengaku pernah mengalami nyeri yang lebih berat dari sebelumnya kurang lebih dua bulang sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan menjalar sampai ke paha kanan dan pasien mengeluhkan urin bercampur dengan pasir pasir saat BAK
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bulging negatif, ballotement negatif, nyeri tekan pada regio CVA kanan positif. Pada pemeriksaan laboratorium terakhir sebelum dilakukan operasi (22 April 2013) menunjukkan adanya peningkatan LED (76 mm) dan pada urinalisa didapatkan Protein Urin 1+, Nitrit positive, Lekosit 3+, Darah /HB 1+. Dan pada sedimen urin ditemukan Eritrosit 3 - 5 /LPB,Lekosit >50 /LPB, bakteri positive serta pada pemeriksaan BNO polos ditemukan gambaran batu cetak ginjal kanan.
Minum air putih minimal 3 liter per hari. Kurangi makanan dan minuman yang tinggi purin dan oksalat. Minum jeruk nipis atau lemon sesudah makan malam. Berolah raga dan perbanyak berjalan, tidak hanya duduk sehari-hari. Hindari kebiasaan menahan kencing.
Prognosis
AD VITAM
Ad bonam
AD FUNCTIONAM Ad bonam
Laporan Operasi
Tanggal Operasi : 18 Juni 2013 Nama Ahli Bedah : dr. Asrorudin, SpU Jenis Anestesi : General Anestesia Diagnosis Sebelum Operasi : Batu Staghorn Kanan Diagnosis Paska Operasi : Batu Staghorn Kanan Nama/ Macam Operasi : Open Ext. Pielolitotomi Dexstra Jaringan Yang Dieksisi/ Insisi: Ginjal Komplikasi/ Penyulit : Tidak ada Jumlah perdarahan : 100 cc
PROSEDUR OPERASI
Insisi lumbotomi intercostal XI-XII sinistra menembus kutis dan subkutis, fascia, musculus obliqus externus, musculus obliqus internus dan musculus transversus abdominis. Peritoneum disisihkan ke medial tampak peritoneum terbuka, dilakukan penjahitan dengan interrupted suturing. Fascia gerota dibuka, ginjal dibebaskan. Tampak lemak berkonglomerasi sekitar pielum. Ureter dicari dan dibebaskan sampai dengan sekitar pielum. Dilakukan ext. pielolitotomi dikeluarkan batu sesuai foto, disondase ke ginjal, Sondase ke distal lancar Pielum dijahit. Luka operasi dijahit lapis demi lapis dengan meninggalkan drain 18F retroperitoneal. Operasi selesai.
Tanggal 20 Juni 2013 S : Nyeri pada luka operasi berkurang, vas 3 - 4. O : Baik, CM. TD: 130/80, Nadi: 84x/m, Napas: 18x/m, Suhu: 36,5 oC, BU (+). Status lokalis: regio flank kanan : tertutup kassa, rembesan darah (-). Drainase (+), produksi drain: 10 cc/24 jam. BAK spontan (+) sedikit pispot. A : Pasca Ext. Pielolitotomi H+2. P: - Th/ lanjutkan. - Boleh makan.
Tanggal 21 Juni 2103 S : Nyeri luka operasi berkurang, vas 2, BAK (+) kuning jernih. O : Baik, CM. TD: 140/80, Nadi: 85x/m, Napas: 18x/m, Suhu: 36,6 oC. Status lokalis: regio flank kanan: tertutup kassa, rembesan darah (-). Drainase (+), drain: 10 cc/24 jam. BAK spontan (+) pispot. A : Pasca Ext. Pielolitotomi H+3. P: - banyak minum. - mobilisasi duduk di tempat tidur. - Th/ lain lanjutkan.
ANALISIS KASUS
Diagnosa
ANAMNESIS
Satu tahun SMRS Nyeri di pinggang kanan Hilang timbul Tidak menjalar
Dua bulan SMRS Nyeri di pinggang kanan yang menjalar ke paha BAK urin bercampur dengan pasir
Batu pada kaliks ginjal memberikan keluhan nyeri ringan sampai berat karena distensi dari kapsul ginjal. Begitu juga batu pada pelvis renalis, dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien penderita batu ginjal umumnya adalah nyeri pada pinggang
SISTEM GASTROINTESTINAL
SISTEM VASKULAR
Nyeri pinggang
SISTEM UROGENITAL
SISTEM VASKULAR
Sistem Gastrointestinal
tidak ada demam, riwayat buang air besar yang normal, lokasi nyeri pada kuadran kanan bawah yang tidak menjalar, tidak terdapat riwayat kembung, dan kram perut.
tidak terdapat nyeri seperti tembus ke arah punggung, keadaan hemodinamik yang stabil, dan tidak terdapat bruit pada auskultasi abdomen
SISTEM NEUROLOGI DAN KULIT tidak terdapat keluhan nyeri menjalar, rasa baal, kesemutan, ataupun nyeri pada satu dermatom disertai timbulnya tonjolan-tonjolan kecil berair.
Batu
Infeksi
Sistem Urogenital
keganasan
Trauma
INFEKSI
KEGANASAN
Riwayat demam dan gangguan berkemih seperti disuria ataupun kencing berwarna keruh disangkal laboratorium TRAUMA
Hematuria makroskopis, nyeri pinggang, dan massa. Penurunan berat badan drastis disangkal oleh pasien, nafsu makan pasien baik, dan status gizi pasien juga tidak buruk. Karakteristik nyeri pinggang yang muncul tiba-tiba tidak seperti nyeri pada keganasan ginjal yang timbul secara gradual karena peregangan kapsul ginjal.
nyeri pada pinggang kanan yang hilang timbul, nyeri dirasakan tidak menjalar dan nyeri tidak dipengaruhi oleh aktivitas sejak sau tahun. Dua bulan sebelum masuk Rumah Sakit Pasien juga mengatakan pernah mengeluhkan nyeri yang menjalar sampai ke paha dan saat BAK urin bercampur dengan pasir pasir. NYERI KOLIK karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises / ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih tekanan intraluminal meningkat peregangan dari terminal saraf sensasi nyeri.
Faktor Intrinsik
Untuk wanita, tingkat insiden tampaknya lebih tinggi pada pada usia 50 pasien 72 tahun
Faktor ekstrinsik
Pasien jarang melakukan aktifitas
LED 76mm, Urinalisa : lekosit 3+, darah 1+ Sedimen urin : lekosit >50/LPB, eritrosit 3 5/LPB, Bakteri +
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
AD VITAM Ad bonam
AD FUNCTIONAM
Ad bonam
AD SANATIONAM
Dubia ad bonam
Kesimpulan
Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi Berdasarkan letaknya, batu saluran kemih terdiri dari batu ginjal, batu ureter, batu buli-buli dan batu uretra.Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan- keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Penegakkan diagnosis dan rencana terapi Foto Polos Abdomen, Pielografi Intra Vena (PIV), Ultrasonografi, CT Scan, pemeriksaan mikroskopik urin, Renogram, analisis batu, kultur urin, DPL, ureum, kreatinin, elektrolit. Prognosis tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta obstruksi
DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006. Sherwood Lauralee,2001; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Human Physiology: From cells to systems); Edisi II, EGC, Jakarta; 377 380. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis Company; 2007 Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. EGC: Jakarta Price, S.A. Dan Wilson, L.M (2002). Patofisiology : konsep klinis proses terjadinya penyakit. Alih bahasa : Brahm, U. Edisi 6. Jakarta :EGC http://medicastore.com/penyakit/90/Batu_Saluran_Kemih.html. akses tanggal 01 Juni 2013. Purnomo, Basuki 2007. Dasar-dasar Urologi. edisi kedua. Sagung seto: Jakarta http://www.emedicine.com/med/topic1599.htm/nefrolitiasis. akses tanggal 01 Juni 2013. http://www.aku.edu/akuh/health_awarness/pdf/Stones-in-the-Urinary-Tract.pdf. akses tanggal 01 Juni 2013. Shires, Schwartz. Intisari prinsip prinsip ilmu bedah. ed-6. EGC : Jakarta. 588-589 Hassan, Rusepno (2005). Ilmu Kesehatan Anak Vol.1. Jakarta : Bagian Kesehatan Aanak FKUI. Glenn, James F. 1991. Urologic Surgery Ed.4. Philadelphia : Lippincott-Raven Publisher