Anda di halaman 1dari 38

Tirotoksokosis dan

Hipertiroidsme

M. JUFRI MAKMUR
Learning Objektif
 Mahasiswa mampu menegakkan diagnosis pasien
hiperthiroid berdasarkan keluhan utama dan
keluhan-keluhan lain yang terkait keluhan utama
yang disampaikan pasien, dan pemeriksaan fisik yang
didapat
 Mahasiswa memahami pemeriksaan penunjang yang
perlu dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis pasien hiperthiroidi
 Mahasiswa memahami penatalaksanaan pasien
hiperthiroidi
Anatomi thyroid
Histologi
Hormon thyroid
 Hormon thyroid utama: Tiroksin (T4)
 Triodotironin (T3), bentuk aktif
 Bahan baku pembentukan hormon:
Iodium
 Thyroid stimulating hormon (TSH)
berperan dalam mengatur sekresi
hormon, dihasilkan oleh klj Hipopise
(pituitary anterior), mekanisme
pengaturan umpan balik negatip
MEKANISME UMPAN BALIK
Fisiologi
 Menghasilkan hormon tiroid utama (T4)
 Efek pada laju metabolisme basal
 Efek kalorigenik
 Efek metabolisme perantara (lemak,
KH, Protein)
 Efek simpatomimetik
 Efek kardiovaskuler
 Efek terhadap sistem saraf
 Tirotoksikosis: manifestasi klinis
kelebihan hormon tiroid yang beredar
dalam sirkulasi

 Hipertiroidisme: tirotoksikosis yang


diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang
hiperaktif
 Apapun sebabnya, manifestasi kliniknya
sama, karena efek ini disebabkan ikatan
T3 dg reseptor di jaringan
 Rangsangan oleh TSH atau TSH like
substances (TSI, TS Ab), autonomi
instrinsik kelenjar menyebabkan tiroid
meningkat (radioaktive neck-uptake
naik)
 Sebaliknya pada destruksi kelenjar
(radang, inflamasi, radiasi) akan terjadi
kerusakan sel sehingga hormon yg
tersimpan dalam folikel akan keluar,
dan masuk ke dalam aliran darah
(radioaktive neck-uptake turun)
 Dapat juga terjadi akibat
mengkonsumsi hormon tiroid berlebihan
(radioaktive neck-uptake turun)
 Dalam setiap diagnosis penyakit tiroid
dibutuhkan deskripsi mengenai:
1. Kelainan faalnya (status tiroid);
Euthyroid, Hyperthyroid,
Hypothyroid
2. Gambaran anatominya (difus,
uni/multi nodul dsb)
3. Etiologi (autoimun, tumor, radang)
Penyebab tirotoksikosis
 Penggolongan sebab tirotoksikosis dg atau
tanpa hipertiroidisme amat penting
 Tirotoksikosis tanpa hipertiroidisme, dapat
sembuh spontan (self-limiting desease)
 Penyebab Tirotoksikosis:
1. Penyakit Grave (70 %)
2. Gondok multinodosa toksik
3. Adenoma toksis
 1. Hipertiroidisme primer:
1. Penyakit Grave
2. Gondok multinodosa toksik
3. Adenoma toksik
4. Obat: yodium lebih, litium
5. Karsinoma tiroid yg berfungsi
6. Struma ovarii (ektopik)
7. Mutasi TSH-r, Gsa
 2. Tirotoksikosis tanpa hipertiroidisme
1. Hormon tiroid berlebih
(tirotoksikosis faktisia)
2. Tiroiditis subakut (viral)
3. Silent tiroiditis
4. Destruksi kelenjar: amiodaron,
I 131, radiasi, adenoma, infark
 3. Hipertiroidisme sekunder:
1. TSH secreting tumor, chGH
secreting tumor
2. Tirotoksikosis gestasi (trimester 1)
3. Resistensi hormon tiroid
Diagnosis Tirotoksikosis
Simtom/Subjektif Skor
Sesak bila aktifitas +1
Jantung berdebar +2
Terasa lelah +2
Nyaman suasana Panas -5
Nyaman suasana dingin +5
Keringat berlebihan +3
Nervousnes +2
Napsu makan meningkat +3
Napsu makan menurun -3
BB meningkat -3
BB menurun +3
INDEK KLINIK WAYNE
Sign/Objek didapatkan Tidak
tif didapat

Tiroid membesar +3 -3
Bruit di tiroid +2 -2
Exopthalmus +2
Lid retraksi +2
Lid lag +1
Telapak +2 -2
tangan panas
Telapak tangan +1 -1
lembab
Hiperkinesis +4 -2
Nadi < 80 - 3
Nadi > 90 +3
Atrial fibrilasi +4
Weyne indek:
 > 19 Tirotoksokosis

 11 – 18 Tidak jelas tirotoksikosis

 < 11 Eutiroid
 2. Pemeriksaan penunjang (anatomis,
status tiroid, dan etiologi):
untuk fungsi tiroid diperiksa kadar
hormon tiroid yg beredar (Kadar T3,
T4, dan TSH, ekskresi Iod urin,
kadar tiroglobulin, uji tangkap I 131),
scintigrafi, FNA (fine needle aspirasi
biopsi)
 Untuk fase awal penentuan diagnostik:
diperiksa T3, T4, TSH
Hipertiroidisme:
T3 dan T4 tinggi, TSH rendah
(tersupresi)
 Pada pemantauan terapi: diperiksa fT4
 TSH tetap rendah walaupun keadaan
membaik
Gejala serta tanda hipertiroidisme
umumnya dan pada penyakit Grave

 1. Umum: Tak tahan hawa panas,


hiperkinesis, cape, BB turun,
tumbuh cepat
2. Gastrointestinal: hiperdefekasi, lapar,
makan banyak, haus,
muntah, disfagia,
splenomegali
3. Muskuler: rasa lemah
 4. Genito urinaria: Oligomenorea,
amenorea, libido turun,
infertil, ginekomasti
5. Kulit: rambut rontok, berkeringat,
kulit basah, silky hair,
onikolisis
6. Psikis dan saraf: labil, iritabel,
tremor, psikosis, nervositas,
paralitik periodik,
 7. Jantung: dispneu, hipertensi, aritmia,
palpitasi, gagal jantung
8. Darah dan limfatik: limfositosis,
anemia, splenomegali, leher
membesar
9. Skleletal: osteoporosis, epifisis cepat
menutup, nyeri tulang
 Pada kelompok usia lanjut gejala dan
tanda-tanda tidak sejelas usia muda.
Fibrilasi atrium, payah jantung, blok
jantung sering merupakan gejala awal,
takhiaritmia, apatis.
Pengobatan
 Prinsip: tergantung etiologi, usia, riwayat
alamiah penyakit, tersedianya modalitas
pengobatan, situasi pasien (mis: ingin punya
anak dlm waktu singkat), resiko pengobatan.
 Pengobatan ada 3 kelompok:
 1. Tirostatika
 2. Tiroidektomi
 3. Yodium radioaktif
 1. Tirostatika:
1. Derivat tioimidazol
(CBZ- carbimazol 5 mg,
MTZ- metimazol/tiamazol 5, 10,
30 mg)
2. Derivat tiouracil
(PTU- Propiltiourasil 50, 100 mg)
 Dosis dimulai dengan 20 mg CBZ, atau
30 mg MTZ, atau 400 mg PTU sehari
dalam dosis terbagi. Biasanya dalam 4 –
6 minggu tercapai keadaan eutiroid.
Kemudian dosis di titrasi sesuai respon
klinik. Lama pengobatan 1 – 1,5 th
kemudian dihentikan untuk melihat
apakah terjadi remisi
 Terapi simtomatis:
 1. Beta-blocker (propranolol): untuk
mengatasi gejala perifer tirotoksikosis
terutama hiperdinamik jantung dan
takhikardi. Dosis: 3 x (20-40) mg/hari
 2. Obat penenang (transquilizer): untuk
mengurangi kegelisahan
 2. Tiroidektomi: operasi baru dilakukan
kalau keadaan pasien eutiroid klinis
maupun biokimiawi
 3. Yodium radioaktif:
Krisis Tiroid
 Merupakan keadaan krisis yg
mengancam keselamatan jiwa
 Merupakan eksaserbasi dari
tirotoksikosis
 Gejala: hiperpireksia/hipertermi,
delirium, muntah, mencret, gaduh
gelisah, koma, ikterus, gagal jantung,
aritmia
 Biasanya dipresipitasi oleh penyakit
akut: infeksi, stroke, trauma, operasi
tirois, KAD,
Penatalaksanaan
 Rawat intensif, monitoring ketat cairan,
suhu tubuh, oksigen, monitor denyut
jantung
 Identifikasi dan pengobatan faktor
pencetus
 Menekan produksi hormon tiroid: PTU
600 mg (loading dose), dilanjutkan 200
– 300 mg/6jam (PO, per NGT, suppos)
 KI 5 tts/6jam
 Propranolol: 40 – 60 mg/PO tiap 4 jam
 Glikokortikoid: deksametason 2
mg/6jam
 Sekian

Anda mungkin juga menyukai