Anda di halaman 1dari 3

Scenario Infeksi saluran kemih (blok 11)

Learning objective:

1. Mahasiswa mampu memahami gejala Infeksi saluran kemih


2. Mahasiswa memahami patofisiologi terjadinya Infeksi saluran kemih
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis Infeksi saluran kemih
4. Mahasiswa mampu menginterpretasi hasil pemeriksaan penunjang
5. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan Infeksi saluran kemih
6. Mahasiswa mampu memantau hasil pengobatan Infeksi saluran kemih
7. Mahasiswa mampu mencegah terjadinya komplikasi Infeksi saluran kemih
8. Mahasiswa mampu mngenal penyakit lain yg merupakan factor predisposisi
Infeksi saluran kemih

Skenario:

Ny Reni, usia 30 th datang ke puskesmas dengan keluhan terasa panas diujung kemaluan
saat BAK, terasa tersesak (kebelet) ingin kencing lebih kurang tiap setengah jam namun
keluar kencing sedikit-sedikit. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 2 hari, tidak ada
demam, penyakit seperti ini pernah dirasakan lebih kurang 6 bulan yl, berobat ke
puskesmas sembuh, tidak sedang hamil. Ny Reni mepunyai satu orang anak berusia 2 th
tidak ada riwayat penyakit kencing manis. Pada pemeriksaan Fisik didapatkan: sakit
ringan, CM. T: 120/80 mmHg. N: 72x/mt. R: 16 x/mt. S:36° C. Kepala: anemis (-),
edema palpebra (-). Thoraks: jantung/paru: normal. Abdomen: nyeri tekan daerah supra
pubik

1. Klarifikasi istilah
1. Terasa panas diujung kemaluan saat BAK, kebelet ingin kencing, kencing sering dan
sedikt-sedikit.
2. Demam
3. Anemis,
4. Edema palpebra
5. Keluhan dirasakan sejak 2 hari
6. Hamil
7. Penyakit kencing manis
8. Nyeri tekan supra pubik

2. Identifikasi masalah:
1. Keluhan-keluhan penyakit apa yg diderita Ny Reni.
2. Pernah menderita penyakit serupa 6 bl yl, dan berobat sembuh
3. Tidak sedang hamil
4. Mempunyai seorang anak berusia 2 th
5. Tidak ada riwayat penyakit kencing manis
3. Analisis masalah:
1. Mengapa terasa panas pada waktu BAK, sering kencing dan sedikit-sedikit
2. Apa artinya pernah menderita penyakit serupa 6 bl yl dan berobat sembuh
3. Apa artinya penderita tidak demam, kalau disertai demam penyakit apa yg diderita
pasien
4. Apa artinya tidak sedang hamil dan bagaimana kalau penderita ini sedang hamil
5. Apa artinya mempunyai seorang anak berusia 2 th
6. Apa artinya Penyakit kencing manis dan bagaimana seandainya penderita ini juga
menderita penyakit kencing manis
7. Bagaimana dapat mengetahui bahwa Ny Reni menderita DM atau tidak
8. Apa artinya nyeri tekan supra pubik
9. Apa kuman penyebab ISK tipe sedrhana
10. Bagaimana patofisiologi terjadinya ISK
11. Bagaimana pengeloaan ISK
12. Bagaimana mencegah agar tidak terjadi komplikasi penyakit ginjal kronis

4. Kerangka konsep:
Ny Reni saat ini sedang menderita sistitis, ISK bawah tipa sederhana. Sistitis
merupakan ISK bawah yang sering dialami pada wanita dewasa masa reproduktif.
Tidak ada demam, tidak sedang hamil, pernah menderita penyakit serupa lebih dari 6
minggu yl dan berobat sembuh dan tidak menderita penyakit kencing manis. Apabila
disertai demam/menggigil, atau sedang hamil atau penyakitnya berulang dalam 6
minggu atau menderita DM, ini merupakan ISK tipe complicated yg pengelolaannya
berbeda dengan ISK sderhana

5. Hipotesis:
Ny Reni saat ini sedang menderita ISK bawah tipe sederhana, dengan manifestasi
klinik sistitis.

6. Sintesis:
Gejala sistitis:
ISK bawah (sistitis): sakit supra pubik, polakisuria, noktoria, disuria, dan stranguria

ISK rekuren:
1. Re infeksi: episode infeksi > 6 minggu dengan MO berlainan.
2. Relaps infection: setiap kali infeksi dengan MO yg sama, ini disebabkan terapi yg
tdk adekuat

PNA: panas tinggi, menggigil, sakit pinggang, sering didahului gejala ISK bawah.
ISK tipe berkomplikasi (complicated type) sering menyebabkan insuficiensi ginjal
kronik
ISK sederhana: sistitis non obstruksi dan bukan wanita hamil, merupakan penyakit
ringan (self limited desease) tdk menyebabkan akibat lanjut yg lama
Komplikasi ISK:
ISK tipe berkomplikasi:
1. ISK selama kehamilan: pyelonephritis, bayi prematur, anemia, hipertensi, bayi
retardasi mental, petumbuhan bayi lambat, cerebral palsy, fetal death
2. ISK pada DM: ISK lebih sering pada DM. Komplikasi :pyelonephritis,
penurunan LFG, sepsis.

Pemeriksaan penunjang diagnosis ISK:


1. Analisa urin: pemeriksaan urin segar tanpa putar, kultur urin, dan jumlah kuman
/ml urin (merupakan protokol standar)
2. USG
3. Radiografi: BNO (foto polos abdomen), pielografi, micturing cystogram
4. Isotop scaning

Kuman penyebab ISK:


Escherichia coli, paling sering
Proteus spp, klebsiella spp, staphyllococcus, pseudomonas (paska kateterisasi)

 Patogenesis dan patofisiologi ISK


1. Patogenisitas bakteri: flora saluran cerna (E. Coli) mempunyai kemampuan utk
melekat pada permukaan mukosa sal kemih (mempunyai fimbriae)
2. Faktor tuan rumah: kelainan struktur anatomi sal kemih (dilatasi sal kemih,
refluk vesiko ureter). Status imunologi pasien
Patofisiologi: pada individu normal urin selalu dalam keadaan steril (karena jumlah
dan frekuensi kencing). Urethra distal merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme
nonpatogenic. Hampir semua ISK disebabkan invasi MO asending dari urethra ke
dalam kandung kemih. Pada beberapa pasien MO dapat mencapai ginjal (karena
adanya refluk vesikourether). Hematogen (jarang)

 Pengelolaan:
 ISK bawah:
intake cairan yg banyak, antibiotik yg adekuat, simtomatik bila perlu. Hampir 80
% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotika tunggal (mis
ampisilin 3 gram). Bila infeksi menetap diteruskan sampai 5 – 10 hari. Pada
reinfeksi berulang: disertai faktor predisposisi, perlu dikoreksi faktor resikonya
Cuci setelah bersenggama. Infeksi kuman anaerob diberikan quinolon.

Anda mungkin juga menyukai