Pembimbing :
dr Gatot Sugiharto, Sp.B
Oleh :
Lulu Nuraini Rahmat
KEPANITERAAN KLINIK
STASE BEDAH
RSUD SEKARWANGI CIBADAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UMJ
2020
ANATOMI
• Uretra adalah saluran kecil yang dapat
mengembang, yang berjalan dari kandung
kemih sampai keluar tubuh.
• Panjangnya pada wanita sekitar 4 cm dan
pada pria sekitar 20 cm.
DEFINISI
FAKTOR EKSTRINSIK :
• Asupan air
FAKTOR INTRINSIK :
• Iklim dan temperatur
• Herediter (keturunan)
• Diet : purin, oksalat, dan
• Umur
kalsium mempermudah
• Jenis kelamin : terjadinya penyakit batu
saluran kemih.
• Pekerjaan
TEORI PEMBENTUKAN BATU
• TEORI NUKLEASI
Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang
terlalu jenuh (supersaturated) akan mengendap di
dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk
batu.
• TEORI MATRIKS
Matriks organik terdiri atas serum/protein urine
(albumin, globulin, dan mukoprotein) merupakan
kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal batu.
• PENGHAMBAT KRISTALISASI
Urine orang normal mengandung zat penghambat
pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat,
pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika
kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang,
akan memudahkan terbentuknya batu di dalam
saluran kemih.
BATU KALSIUM
• Anamnesis
– keluhan
– Penyakit terdahulu
• Pemeriksaan Fisik
– Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia, syok
– Pemeriksan fisik khusus urologi
• Sudut kosto vertebra
• Supra simfisis
• Genitalia eksterna
• Colok dubur
• Pemeriksaan Laboratorium
– Pemeriksaan urin rutin untuk melihat eritrosituri, lekosituria,
bakteriuria (nitrit), pH urin dan kultur urin
– Pemeriksaan darah berupa hemoglobin, lekosit, ureum dan
kreatinin.
– Urinalysis : pH > 7.5 : lithiasis karena infeksi dan pH < 5.5 : lithiasis
karena asam urat
Diagnosis Banding KOMPLIKASI
• Pielonefritis akut,
• Tumor ginjal, ureter dan
vesika urinaria, ■ Hidronefrosis
■ pielonefrosis
• Tuberkulosis ginjal,
■ uremia
• Kolesistitis akut, dan
■ gagal ginjal
• Appendisitis akut.
BATU GINJAL
(NEFROLITIASIS)
• Laboratorium
• Pemeriksaan sedimen urin
• Pemeriksaan darah perifer lengkap
• Pemeriksaan kadar ureum kreatinin serum
• Pemeriksaan fungsi ginjal
• Pemeriksaan elektrolit
• Radiologi
• Foto polos abdomen
• Pemeriksaan intra vena pielografi (IVP)
• CT urografi tanpa kontras
• Pielografi retrogard
• USG
PENATALAKSANAAN
• Mengatasi nyeri
• Menghilangkan batu yang sudah ada
• Mencegah terjadinya pembentukan batu
berulang, batu yang telah berhasil dikeluarkan
dianalisis untuk mengetahui komposisinya
sehingga dapat menentukan strategi
pencegahan yang sesuai.
TERAPI KONSERVATIF ATAU TERAPI EKSPULSIF
MEDIKAMENTOSA (TEM)
• Terdiri atas :
- Peningkatan asupan minum dan pemberian simpatolitik atau
antiprostaglandin, analgesic.
- Pemantauan berkala setiap 1-4 hari sekali selama maksimal 6
minggu untuk menilai posisi batu dan derajat hidronefrosis.
PELARUTAN
• Menggunakan • Kontraindikasi:
gelombang kejut yang • Hamil
dialirkan melalui air • Perdarahan diatesis
dan dipusatkan pada • Infeksi saluran kemih
batu, tanpa adanya tidak terkontrol
perlukaan pada kulit.
• Obesitas berat
• Batu diharapkan pecah
menjadi ukuran < 2 mm • Aneurisma arteri di
dan keluar bersama sekitar batu
urin. • Obstruksi anatomis
distal dari batu
Ureteroskopi
PEMBEDAHAN
Indikasi :
• Batu kaliks : adanya hidrokaliks, kasus nefrolitiasis
kompleks, tidak berhasil dengan ESWL
• Batu pelviks : jika terjadi hidronefrosis, infeksi, nyeri
hebat, batu berbentuk tanduk rusa
• Batu ureter : terjadi gangguan fungsi ginjal, nyeri
hebat, terdapat impaksi ureter
• Batu buli-buli : ukuran > 3 cm