Anda di halaman 1dari 6

Negara INDONESIA SINGAPURA

Landasan negara
Ideologi (landasan) Sistem Kesehatan Nasional Landasan dari sistem kesehatan
(SKN) Indonesia meliputi landasan idiil yang Singapura terdiri dari tiga poin besar
berupa pancasila, landasan konstitusional yang yaitu (1) negara memiliki tujuan untuk
berupa UUD 1945 khususnya pasal 28A, serta menciptakan populasi yang sehat
landasan operasional yang berupa UU No. 36 tahun dengan lebih menekankan kepada
2009 tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan pelayanan kesehatan preventif serta
perundang-undangan lainnya yang berkaitan upaya untuk melakukan gaya hidup
dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan sehat, (2) Singapura lebih menekankan
kesehatan.1 Berdasarkan ketiga ideologi (landasan) kepada tanggung jawab pribadi atau
tersebut, SKN dilaksanakan secara berkelanjutan, masing-masing penduduknya
sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan mengenai kesehatan mereka atau
tanggap terhadap perubahan dengan menjaga dalam kalimat lebih sederhana adalah
kemajuan, kesatuan dan ketahanan nasional.1 SKN kesehatan merupakan tanggung jawab
ini dilaksanakan oleh pemerintah (baik pusat masing-masing individu, dan (3)
maupun daerah) dan/atau masyarakat. Pemerintah diharuskan untuk
mempertahankan biaya pelayanan
Intervensi pemerintah dalam pembiayaan
kesehatan serendah mungkin dengan
kesehatan masyarakat Indonesia juga diatur dalam
cara mengontrol tingkat supply
Perpres No.72/2012 dalam sebuah ayat yang
pelayanan kesehatan serta penyediaan
menyampaikan bahwa pembiayaan kesehatan
subidi untuk pelayanan kesehatan
Indonesia berasal dari berbagai sumber seperti
publik.2
pemerintah (pusat atau daerah), swasta, organisasi
masyarakat dan masyarakat itu Dalam praktiknya, sistem kesehatan
sendiri.1 Pembiayaan pelayanan kesehatan Singapura diatur baik oleh pihak
masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah pemerintah maupun pihak swasta
karena tergolong ke dalam barang dengan sangat baik dan teratur. Pihak-
publik.1 Sedangkan untuk pembiayan pelayanan pihak pemerintah yang terlibat tersebut
perseorangan, pemerintah hanya memberikan adalah Ministry of Health (MOH),
bantuan pembiayaan untuk masyarakat miskin Central Provident Fund (CFP), dan
(tidak mampu) saja.1 Monetary Authority of Singapore
(MAS).2 MOH bertanggung jawab
terhadap regulasi sebagian besar sistem
kesehatan seperti mempromosikan
edukasi kesehatan, memonitor
aksesibilitas serta kualitas pelayanan
kesehatan, mencegah dan mengontrol
penyakit, serta mengalokasikan SDM
dan infrastruktur kesehatan. Sedangkan
CFP dan MAS bertanggung jawab
dalam pengaturan biaya jaminan social
yang ada di Singapura.2

Sistem Sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia terbagi


Singapura memberikan jaminan
Pembiayaan menjadi dua sistem yakni sistem Fee for
kesehatan menyeluruh bagi
Service (Out of Pocket) serta sistem Health
penduduknya melalui sebuah sistem
Insurance.3 Sistem Out of Pocket ini merupakan
pembiayaan yang berdasarkan kepada
sistem yang dipakai pada sebagian besar pelayanan
tanggung jawab individual dan
kesehatan dimana pasien yang berobat akan
pelayanan kesehatan yang
membayar kepada pemberi layanan kesehatan
terjangkau.5 Sistem pembiayaan yang
secara pribadi berdasarkan layanan yang
dipakai oleh Singapura merupakan
didapatkannya. Melalui sistem ini, dokter akan
sistem pembiayaan campuran yang
mendapatkan pendapatan sesuai dengan pelayanan
terdiri dari beberapa tingkatan sistem.
yang diberikan. Semakin banyak pasien, semakin
Tingkat perlindungan (sistem
banyak pendapatan yang diterima. Sebagian besar
pembiayaan) yang pertama dilakukan
masyarakat Indonesia masih sangat bergantung
melalui subsidi pemerintah yang
kepada sistem ini.3 Berdasarkan data WHO, pada
berasal dari perolehan pajak.5 Subsidi
tahun 2011 saja masih terdapat 75,7% masyarakat
ini biasanya menutupi hingga 80% dari
Indonesia yang memakai sistem pembiayaan Out
keseluruhan tagihan biaya pelayanan
of Pocket ini dan hanya 8,4% yang melaksanakan
kesehatan.5 Tingkatan sistem
sistem Health Insurance.4 Untuk sistem health
pembiayaan selanjutnya dilakukan
insurancesendiri Indonesia masih menganut sistem
melalui social insurance (asuransi
kapitasi dan sistem DRG (Diagnose related
sosial) yang telah ditetapkan oleh
Group).3
pemerintah Singapura.5 Asuransi sosial
ini terdiri dari MediSave (pembiayaan
bersumber dari potongan uang yang
sengaja disimpan oleh masing-masing
individu untuk persiapan biaya
pelayanan kesehatan), MediShield dan
ElderShield (asuransi dengan biaya
premi rendah), serta Medifund
(bantuan pembiayaan dari pemerintah
untuk mereka yang tidak mampu
menutupi biaya pelayanan
kesehatannya dengan subsidi,
MediSave, dan MediShield).5 Sistem
pembiayaan pelayanan kesehatan
seperti yang telah disebutkan diatas
hanya berlaku untuk pelayanan
kesehatan yang dilakukan di sektor
publik.2,5 Sedangkan pelayanan
kesehatan yang dilakukan di sektor
privat (swasta) dibiayai oleh sumber
pribadi serta asuransi komersial yang
ada.2,5

Health Economy: Health


Expenditure Per Capita dan Porsi
Anggaran Kesehatan

Indonesia sendiri memiliki total expenditure on Singapura memiliki total expenditure


health per capita mencapai $127 pada tahun 2011 on health per capita yang lebih besar
atau sekitar 2,7% dari GDP.6 Porsi anggaran dibandingkan Indonesia yakni
kesehatan dalam APBN mencapai 5% atau sekitar mencapai $2.787 pada tahun 2011 atau
4,7 triliun rupiah ($ 470 juta).7 sekitar 4,6% dari total GDP.8 Porsi
anggaran kesehatan Singapura
mencapai $5.7 miliar.9
Mekanisme Singapura juga mempunyai beberapa
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
sistem rujukan jenjang pelayanan kesehatan seperti
Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 mengenai sistem
pelayanan kesehatan primer (poliklinik
rujukan pelayanan kesehatan perorangan, sistem
atau klinik GP), pelayanan rumah sakit,
rujukan pelayanan kesehatan merupakan
serta Intermediate and Long Term Care
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
Service (ILTC).11Pelayanan kesehatan
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab
primer diselenggarakan oleh dokter
pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
umum, dokter keluarga dan perawat di
vertikal maupun horizontal.10 Pemberian rujukan
dalam komunitas.11 Pelayanan
ini dimaksudkan agar pasien mendapat pelayanan
kesehatan jenis inilah yang pertama
kesehatan yang adekuat yang tidak bisa disediakan
kali berkontak dengan pasien dan
oleh seorang penyelenggara kesehatan. Namun,
kemudian memiliki kemampuan untuk
pemberian rujukan ini tidak bisa dilakukan dengan
merujuk pasien ke spesialisasi
sembarangan, karena harus dilaksanakan secara
kedokteran tertentu ataupun rumah
berjenjang, sesuai dengan kebutuhan medis pasien
sakit untuk diagnosis dan tata laksana
yang diawali dengan pelayanan kesehatan pada
yang lebih lanjut.11 Untuk layanan
tingkat primer. Secara definisi, pelayanan
rumah sakit sendiri, singapura
kesehatan tingkat primer ini meliputi pelayanan
menyediakan delapan rumah sakit
kesehatan yang diberikan oleh dokter atau dokter
publik yang terdiri dari enam rumah
gigi di puskesmas, tempat praktik perorangan, serta
sakit umum, satu rumah sakit ibu dan
klinik umum, dan termasuk di antaranya adalah
anak, serta satu rumah sakit
dokter keluarga.10 Berdasarkan Permenkes di atas,
psikiatri.12 Sedangkan ILTC sendiri
pelayanan kesehatan tingkat sekunder (pelayanan
digunakan untuk pasien-pasien yang
kesehatan spesialistik oleh dokter spesialis atau
tidak memerlukan perawatan di dalam
dokter gigi spesialis) hanya dapat diberikan atas
rumah sakit lagi, akan tetapi tetap
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat
membutuhkan perawatan dalam jangka
pertama.10 Sedangkan pelayanan kesehatan tingkat
waktu yang panjang.12 Biasanya ILTC
tersier (subspesialistik) dapat diberikan atas
ini bersifat community-based.
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua
atau tingkat pertama.10 Hal ini menunjukkan bahwa
dokter umum atau dokter keluarga bisa langsung
melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan tersier.
Jadi di sini, peran dokter keluarga adalah sebagai
pengatur atau coordinator pelayanan rujukan atau
istilahnya berperan sebagai gate keeper dalam
menentukan pelayanan kesehatan jenis apa yang
bisa diberikan kepada pasien, apakah hanya sebatas
pelayanan kesehatan spesialistik atau pelayanan
kesehatan subspesialistik.

Kapasitas Rasio dokter per 100.000 penduduk pada tahun Rasio dokter per 1.000 populasi di
Tenaga 2012 menurut Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) negara Singapura mencapai 1.9 dokter
Kesehatan: mencapai 33:100.000.13 Pemerataan dokter atau 190:100.000.14 Singapura
Rasio Dokter menjadi salah satu permasalah di Indonesia. Bisa termasuk ke dalam negara yang tidak
per Penduduk kita lihat bahwa hampir sebagian besar provinsi di mempunyai daerah rural, sehingga
dan Pemerataan Indonesia masih kekurangan tenaga dokter semua dokter bekerja di sektor
Dokter dibandingkan dengan provinsi DKI Jakarta, urban.14Pembagian dokter yang ada
Sulawesi Utara, dan DI Yogyakarta yang memiliki juga tidak bergantung kepada urban
penumpukan jumlah dokter.13 atau rural akan tetapi pembagiannya
dilakukan berdasarkan sektor publik
dan sektor privat.14 Geografi negara
yang kecil juga membuat pemerataan
dokter di Singapura sudah tergolong
baik.14

Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang sudah ada di atas, dapat disimpulkan bahwa Singapura memiliki

Sistem Kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan Indonesia. Melihat dari ideologi

sistem kesehatan kedua negara saja, kita sudah dapat membandingkan perbedaan yang cukup

signifikan dimana Indonesia tidak menegaskan sistem kesehatan seperti apa yang diinginkan.

Berbeda dengan Singapura yang sejak awal menegaskan bahwa sistem kesehatan nasional

akan dicapai melalui upaya preventif dan gaya hidup sehat. Selain itu, dilihat dari segi

pembiayaan pelayanan kesehatan, Singapura jelas lebih unggul dibandingkan dengan


Indonesia. Salah satu filosofi dari Sistem Kesehatan Singapura yang sangat saya kagumi

tercermin dalam kalimat di bawah ini

The fundamental philosophy is that individuals should have the responsibility to take care of

their own health-care expenditure, but no citizen should be denied of health care because of

financial difficulties, and the government is organizing different measure to help the citizens

to achieve these goals.

Untuk mewujudkan filosofi tersebut, Singapura memiliki sistem pembiayaan berlapis

untuk mencover penduduknya agar semua penduduk tanpa terkecuali memiliki akses ke

kesehatan.

Di Indonesia, hal tersebut masih belum bisa diterapkan karena sebagian besar

masyarakatnya masih menggunakan sistem pembiayaan Out of Pocket yang sangat

bergantung kepada kemampuan ekonomi masing-masing individu. Dengan demikian,

masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah akan sangat sulit untuk mengakses pelayanan

kesehatan.

Namun, apabila kita perhatikan lebih lanjut, jumlah penduduk Singapura serta

wilayah geografis yang kecil membuat Singapura lebih mudah untuk mencapai tingkat

kesehatan nasional yang lebih baik jika dibandingkan dengan Indonesia yang memiliki

tantangan berupa jumlah penduduk yang sangat banyak dan luas wilayah geografi yang

cukup besar. Untuk itu, Indonesia harus terus berbenah diri di bidang sistem kesehatan

nasionalnya agar penduduk Indonesia mampu mencapai tingkat kesehatan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai