Muskuloskeletal Prinsip Umum Prinsip adalah kebenaran mendasar yang berisi penalaran mendasar dan panduan untuk berperilaku. Dalam praktek kedokteran, prinsip-prinsip umum diformulasikan dari hukum alam ("laws of nature") - hukum kebiasaan dari jaringan tubuh dalam berbagai kondisi serta hukum perilaku manusia - hukum yang harus terus-menerus kamu hormati. Seperti yang dinyatakan oleh Leonardo da Vinci, Alam tidak pernah melawan hukumnya. Sehingga, prinsip umum dari pengobatan harus menjadi dasar bagi kita untuk mendasari pemilihan metode yang spesifik dalam penanganan pasien serta sebagai tuntunan perilaku kita dalam merawat pasien secara total. Ini sangat penting mengetahui apa yang kamu lakukan atau rencanakan tapi juga mengetahui alasan mengapa dilakukan. Prinsip-prinsip umum berikut diekspresikan dalam bentuk saran kepada kita sebagai dokter di masa depan. Prinsip-prinsip pengobatan, seperti hati nurani anda sebagai profesional, harus selalu ditaati. 1. Pertama tidak membahayakan (primum non necere) Sebagai hasil dari banyak kemajuan ilmiah penting dalam beberapa tahun terakhir, anda akan memiliki metode pengobatan yang kuat dan efektif untuk membantu pasien. Namun tetap harus diingat walaupun metode ini memiliki keuntungan yang besar, mereka juga memiliki potensi bahaya yang besar. Pengobatan bisa seperti pisau bermata 2. Timbulnya penyakit iatrogenik berarti sebuah kondisi berbahaya pada pasien yang muncul tanpa disadari dan secara tidak sengaja oleh praktisi. Dalam merencanakan metode pengobatan untuk pasien Anda, potensi keuntungan harus lebih besar dari potensi bahayanya. 2. Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat Sangat jelas kita tidak dapat menolong pasien apabila kita mengobati pasien dengan diagnosa yang salah sebagai contoh, jika anda mengobati mereka untuk demam rematik ketika nyatanya mereka menderita osteomielitis akut, atau mengobati osteomielitis ketika mereka menderita sarkoma pada tulang. Atau anda juga tidak akan banyak menolong jika Anda menangani gejala dari penyakitnya tanpa membuat diagnosa yang akurat pada penyakit dasarnya- sebagai contoh, jika kita hanya mengobati keluhan nyerinya tanpa mendiagnosa penyebabnya atau jika Anda mengobati kelainan paralitik kaki mereka tanpa mengetahui penyebab utamanya. 3. Pilih pengobatan dengan tujuan spesifik Walaupun prinsip umum dari pengobatan adalah membantu pasien, Pengobatan harus memiliki tujuan spesifik untuk berhadapan dengan permasalahan yang spesifik. Oleh karena itu, setelah membuat diagnosis yang akurat yang mendasari, atau utama, terhadap kondisi yang bertanggung jawab atas masalah yang diajukan atau keluhan dan telah memiliki rencana perawatan kondisi utama, Anda juga harus memilih pengobatan dengan tujuan khusus untuk mengatasi dengan keluhan itu sendiri. 2
Pengobatan muskuloskeletal akan memiliki tujuan spesifik pada satu atau lebih dari hal berikut : 1. Mengatasi nyeri., 2. Memperbaiki fungsi, 3. Mencegah dan memperbaiki deformitas, dan 4. Perbaikan dari gaya berjalan. 4. Bekerja sama dengan hukum alam Kemampuan memperbaiki diri dari manusia sangat luar biasa dan merupakan sekutu terkuat Anda dalam mengobati gangguan dan cedera pasien. Seperti yang dinyatakan oleh Ambroise Pare, dokter bedah Perancis yang terkenal pada abad ke-16, menyatakan Je le pansay, Dieu le guarit yang artinya Saya membersihkan luka, Tuhan yang menyembuhkan mereka. 5. Dalam pengobatan anda harus realistis dan praktis Akal sehat dan penilaian yang baik akan membawa Anda bertanya pada diri sendiri tiga pertanyaan penting tentang terapi yang diusulkan : Tepatnya apa yang anda ingin capai dengan metode pengobatan - apa tujuan spesifiknya? Apakah saya dapat mencapai tujuan dengan metode terapi ini jika jawabannya tidak, anda harus mencari pilihan yang lain. Jika jawabannya iya maka anda harus menanyakan pertanyaan ketiga pada diri sendiri. Akankah hasil akhir yang diantisipasi membenarkan cara atau metode, akan hal itu ada nilainya bagi pasien Anda dalam hal apa yang akan dia lalui - risiko, ketidaknyamanan, periode jauh dari rumah, kantor, atau sekolah? jika jawaban untuk pertanyaan ketiga ini adalah ya, Anda akan memilih metode pengobatan yang realistis dan praktis untuk pasien Anda. Namun jika, jawabannya adalah tidak. Anda harus memilih metode pengobatan lain dan mengajukan lagi ketiga pertanyaan. 6. Pilih pengobatan bagi pasien anda sebagai individu Pengobatan dari banyak gangguan non traumatic pada sistem muskuloskeletal bersifat elektif dari pada darurat. Ini berarti akan ada waktu yang cukup untuk memilih metode pengobatan yang sesuai pada pasien tertentu dengan gangguan tertentu dan kebutuhan tertentu. Dalam hal ini, Anda akan menghindari pemilihan metode pengobatan untuk kasus atau untuk diagnosis tapi lebih berdasarkan kebutuhan individu. Penyakit tertentu akan memeberikan masalah yang berbeda pada individu yang berbeda.
Bentuk umum dan metode khusus dari pengobatan Bentuk Pengobatan Pasien dengan gangguan muskuloskeletal dapat ditangani dengan berbagai bentuk umum, atau tipe pengobatan, yang masing-masing terdiri dari metode spesifik, dimana masing-masing metode spesifik didapat melalui bervariasi teknik yang mengkhusus. Tujuh bentuk umum atau tipe dari pengobatan termasuk hal berikut : 1. Pertimbangan psikologis, 2. Obat terapi, 3. Alat-alat orthopaedi, 4. Terapi fisik dan kerja, 5. Manipulasi bedah, 6. Perbaikan dan rekonstruksi bedah, 7. Stimulasi elektrik, 8. Gerakan pasif yang terus 3
menerus, dan 9. Terapi radiasi. Pengobatan kadang disebut sebagai konservatif (ketika tidak ada tindakan pembedahan yang terlibat) atau radikal (ketika pengobatan melibatkan pembedahan). Namun, dalam beberapa keadaan, istilah ini kehilangan makna dan signifikansinya, istilah non operatif dan operatif dianggap lebih sesuai.
Metode spesifik dari pengobatan Untuk masing-masing metode spesifik dari pengobatan, dimana terdapat keadaan tertentu metode ini harus digunakan (indikasi) atau dimana terdapat keadaan dimana metode tersebut tidak digunakan (kontraindikasi). Pengetahuan tentang indikasi dan kontraindikasi merupakan hal yang penting dalam memilih metode spesifik dari pengobatan pada pasien tertentu dengan masalah tertentu. Tidak selalu ada kebulatan pendapat, bahkan diantara para ahli, tentang indikasi dan kontraindikasi dalam hubungannya dengan pengobatan dari berbagai penyakit dan cidera karena pendapat ini tidak hanya berdasarkan prinsip umum tapi juga pengalaman pribadi dan adanya pengetahuan terbaru. 1. Psikologis Socrates, sekitar 400 SM, menegur bahwa kita tidak seharusnya mengobati tubuh tanpa pikiran. Setiap pasien anda layak mendapat pertimbangan psikologis dalam bentuk kasih sayang dan pemahaman simpati serta jaminan bahwa segala sesuatu yang akan dilakukan adalah untuk membantu dia. 2. Terapi obat Banyak dari penyakit dan cidera sistem muskuloskeletal adalah kondisi fisik dimana tidak terdapat terapi obat yang spesifik. Sebagai contoh, tidak terdapat terapi spesifik yang tersedia yang akan mempercepat penyembuhan normal dari cidera jaringan muskoloskeletal atau yang dapat mebuat otot yang lemah menjadi kuat, ligamen yang longgar menjadi ketat, sendi yang kaku menjadi bergerak, atau tulang yang deformitas menjadi lurus. Tetapi terdapat, beberapa tipe obat yang memiliki tempat penting dalam pengobatan muskuloskeletal.
Analgetik Menghilangkan rasa nyeri, merupakan hal yang penting pada pasien, dan harus didapatkan dari analgetik yang sesuai. Tetapi, penyebab dari nyeri juga harus ditentukan jangan sampai anda membuat kesalahan dengan hanya mengobati gejala dimana penyebabnya juga perlu mendapatkan penanganan spesifik. Salisilat dan analgetik ringan lainnya efektif dalam menangani nyeri muskuloskeletal yang ringan. Penggunaan narkotik harus dengan pertimbangan yang baik, terutama pada pasien dengan nyeri kronis karena adanya bahaya dari ketergantungan obat iatrogenik.
Nonsteroidal Anti-inflamatory Drugs Selama dua dekade terakhir, NSAID, yang sangat bervariasi, merupakan salah satu obat yang paling sering diresepkan, terutama pada gangguan sistem muskuloskeletal. Obat ini menghambat peradangan dengan menghambat sintesis dari prostaglandin. 4
Namun mekanisme ini juga dapat menimbulkan komplikasi keracunan, seperti ulkus gastrointestinal dan pendarahan, juga dapat menimbulkan gagal ginjal dan memperparah gagal jantung yang sudah ada.
Agen-agen kemoterapi. Antibiotik dan agen kemoterapi lainnya akan memberikan keuntungan yang besar pada infeksi muskuloskeletal yang spesifik, seperti osteomielitis dan septik atritis. Namun pemberiannya harus dilakukan dengan cerdas, dengan menentukan organisme penyebab dan sensitifitasnya, atau resistensinya. Dalam dua dekade ini, penggunaan agen sitotoksik yang kuat pada kemoterapi dapat meningkatkan angka keselamatan dan memperpanjang kehidupan, walaupun tidak teralalu merubah kualitasnya.
Kortikosteroid Aktifitas anti inflamasi dari kortikosteroid memiliki beberapa manfaat dalam mengatasi manifestasi dari peradangan tdak spesifik seperti bursitis dan atritis rematik, tapi obat ini tidak mengatasi penyakit utamanya. Lebih lanjut, pemberian jangka panjang dari kortikosteroid dapat menimbulkan efek yang berbahaya. Sehingga, obat ini harus diberikan dengan perhatian khusus pada pengobatan sistemik dari kelainan muskuloskeletal yang kronis.
Vitamin Vitamin C merupakan agen pengobatan spesifik untuk scurvy, dan vitamin D merupakan spesifik untuk riketsia vitamin D-defisiensi.
Obat Spesifik Kolkisin merupakan satu dari sedikit contoh dari obat untuk terapi spesifik untuk satu keadaan spesifik gout atritis akut.
3. Peralatan Orthopaedi Sebelum perkembangan dari anestesi pada abad ke-19, banyak dari pengobatan penyakit dan cidera muskuloskeletal melibatkan penggunaan berbagai alat orthopaedi untuk memberikan istirahat secara lokal, penunjang, dan kekuatan korektif.
Istirahat Untuk berabad-abad, telah dipikirkan, atas dasar empiris, bahwa mengistirahatkan badan secara penuh merupakan hal yang penting pada penyakit dan cidera sistem muskuloskeletal tertentu. Tetapi, istirahat yang terus menerus dan berkepanjangan berkaitan dengan efek yang berbahaya, termasuk 1. Atrofi karena tidak digunakannya otot yang dapat menyebabkan kelemahan menyeluruh, 2. Atrofi karena tidak digunakan dari tulang (osteoporosis menyeluruh), 3. Meningkatkan ekskresi kalsium, 4. Deep vein thrombosis dengan ancaman terjadinya emboli paru, dan 5. Ulkus dekubitus yang dapat diatasi dengan perawatan yang baik. Sehingga pasien yang istirahat di tempat tidur harus disarankan untuk melatih tungkai yang tidak terlibat, 5
dan jika mampu, harus dibantu untuk pindah dari tempat tidur ke kursi, kursi roda, ataupun alat bantu jalan setidaknya sebagian dari setiap hari. Untuk berabad-abad, ini juga telah dipikirkan, dalam dasar empiris, bahwa mengistirahatkan secara lokal membantu proses penyembuhan dari inflamasi dan cidera dari jaringan muskuloskeletal dan membantu untuk meringankan rasa nyeri yang berkaitan engan pergerakan. Relative rest untuk tungkai dapat dicapai dengan membatasi secara sederhana dari fungsi pada umumnya dengan sling pada tungkai atas dan tongkat pada tungkai bawah untuk mengurangi beban tubuh pada tungkai bawah. Relative rest lainnya adalah traksi terus-menerus (continous traction), yang dilakukan dengan berbagai teknik. Traksi ini bertujuan untuk : 1. Untuk meregangkan secara perlahan jaringan lunak yang telah memendek yang terjadi karena deformitas atau dislokasi sendi. 2. Untuk mengatasi rasa nyeri karena spasme otot yang berkaitan dengan cidera atau peradangan sendi. 3. Untuk mempertahankan panjang dari tungkai dan mensejajarkan fragmen fraktur pada fraktur yang tidak stabil dari tulang panjang. Metode yang berguna dalam membantu lutut atau panggul yang nyeri, adalah dengan memberikan pasien untuk menggerakkan sendi yang terkena secara bebas dengan kombinasi dari sling dan spring. Imobilisasi yang kaku dan terus-menerus digunakan untuk menstabilkan fraktur atau dislokasi setelah dilakukan tindakan reduksi juga digunakan untuk mempertahankan posisi yang diinginkan setelah dilakukan tindakan pembedahan. Tipe dari imobilisasi ini biasanya didapat dengan menggunakan gips plaster of Paris dengan berbagai disain.
Sokongan untuk kelemahan otot dan ketidakstabilan sendi Pasien dengan kelemahan otot pada tungkai atas dapat dibantu dengan penggunaan functional braces yang didesain untuk menghantarkan gerakan pada bagian yang lemah dari tungkai dari beberapa kelompok otot lainnya. Tulang belakang yang nyeri dan lemah atau tidak stabil dapat dibantu dengan penggunaan spinal brace. Pada tungkai bawah, baik pada kelemahan otot atau ketidakstabilan sendi yang berhubungan dengan penopang berat tubuh dan berjalan, tungkai yang terlibat dapat dibantu dengan brace yang sesuai, yang mencegah gerakan yang tidak diinginkan dan memberikan pergerakan yang diinginkan. Sendi yang hipermobil pada kaki biasanya memerlukan sokongan sementara dengan menggunakan sepatu seperti arch suport dan sole wedges. Cidera ringan pada jaringan lunak dari sendi dapat dibantu sementara dengan penggunaan adhesive tape strapping. Dalam beberapa tahun terakhir pengunaan istilah braces dan splint telah digantikan dengan istilah orthoses. Beberapa material plastik ringan seperti polipropilen telah membuat orthoses saat ini lebih ringan dan secara kosmetik lebih dapat diterima.
6
Pencegahan dan koreksi dari deformitas Ketika perkembangan dari deformitas sendi dapat di antisipasi, seperti pada ketidakstabilan otot baik pada kekakuan dan kelemahan paralisis atau dengan kekakuan otot pada atritis kronis, ini telah sering dapat mencegah deformitas dengan cara imobilisasi yang intermiten pada splint yang dapat digerakan yang dibuat dari plaster of Paris atau material plastik ringan. Koreksi perlahan dari deformitas torsional tertentu pada tulang panjang yang masih tumbuh dapat dilakukan dalam beberapa bulan dengan removable night splint yang didesain untuk menghantarkan energi koreksi ke bagian epifisal plate. 4. Terapi fisik dan kerja Tujuan dari terapi fisik dan kerja adalah untuk mendapatkan kembali dan mempertahankan gerakan sendi, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan fungsi muskuloskeletal. Walaupun sering terjadi tumpang tindih, terapi fisik lebih fokus kepada fungsi motorik kasar, sementara terapi kerja lebih kepada fungsi motorik halus.
Gerakan sendi Cara teraman untuk mendapatkan kembali gerakan pada sendi kaku yang nyeri adalah dengan gerakan aktif melalui rentang gerakan yang ada. Ini dibantu dan diarahkan oleh terapis. Nyeri yang muncul dari setiap akhir dari rentang gerakan terjadi karena reflek inhibisi dari gerakan otot yang melindungi sendi dari dorongan untuk bergerak. Gerakan pasif yang berkala (oleh terapis) dari sendi dapat berbahaya, terutama bila dipaksakan, karena hal ini dapat menyebabkan iritasi lebih lanjut dan cidera dari membran sinovial dan kapsul sendi dan pada akhirnya akan menyebabkan kekakuan. Gerakan pasif yang berkala memiliki nilai dalam mempertahankan gerakan sendi dan mencegah deformitas pada sendi yang tidak dapat digerakan oleh pasien atau karena paralisis.
Kekuatan otot Otot dapat dikuatkan hanya dengan latihan aktif. Walaupun ketika tungkai di imobilisasi, seperti pada penggunaan gips, otot dapat dikuatkan dengan latihan isometrik (gerakan otot tanpa gerakan sendi). Latihan isotonic (terdapat gerakan sendi) memberikan dua tujuan untuk menguatkan otot dan mengembalikan gerakan otot. Ketika otot masih memiliki suplai saraf tapi dihambat selama cidera atau operasi, dapat distimulasi untuk berkontraksi dengan cara faradic yang diaplikasikan pada saraf motorik sehingga pasien dapat mengontrol sesuai kehendak sendiri. Pasien yang kehilangan suplai saraf secara perlahan akan mengalami atrofi dan fibrosis, tapi jika masih ada harapan untuk mengembalikan suplai saraf, perubahan ini dapat diminimalisasi denagn cara galvanic yang menstimulasi serat otot secara langsung.
7
Perbaikan dari fungsi muskuloskeletal Pelatihan fungsional melibatkan lebih dari gerakan sendi dan kekutan otot; ini melibatkan koordinasi dari otot dalam aktifitas yang terampil dan bertujuan oleh pasien. Terapis membantu pasien untuk membantu dirinya sendiri dengan melatih muskoloskeletal untuk kebutuhan sehari-hari seperti berjalan, naik dan turun tangga, berpakaian, dan makan.
5. Manipulasi pembedahan Tujuan dari manipulasi pembedahan adalah untuk memperbaiki deformitas baik pada tulang yang mengalami patah atau sendi yang mengalami dislokasi, untuk mendapatkan kembali gerakan pada sendi yang kaku. Manipulasi tertentu, yang dilakukan dalam pengaruh anestesi, yang melibatkan gerakan pasif oleh ahli bedah. Sebagian besar patah dan dislokasi dapat ditangani dengan manipulasi ke posisi yang diinginkan (reduksi tertutup). Perbaikan yang bertahap dari deformitas sendi yang disebabkan oleh kontraktur dari otot dan kapsul dapat diperoleh dengan peregangan berulang yang lembut dari struktur yang kaku; imobilisasi dari sendi pada posisi koreksi selain dapat mempertahankan koreksi tapi juga dapat melemaskan kontraktur sehingga koreksi lebih lanjut dapat diperoleh pada saat peregenagan berikutnya.
6. Rekontruksi pembedahan sebagai akibat dari kemajuan pengetahuan klinis dan eksperimental, teknik bedah yang membaik, dan peningkatan anestesi, operasi bedah terbuka telah memainkan peran yang semakin penting dalam pengobatan gangguan muskuloskeletal dan cedera. Operasi bedah memiliki potensi untuk menyediakan manfaat besar bagi pasien, tetapi mereka juga memiliki potensi untuk menyebabkan kerugian besar bagi pasien tersebut. Tujuan dari pembedahan dari muskuloskeletal adalah untuk mengurangi nyeri, memperbaiki fungsi dan kemampuan, dan mencegah atau memperbaiki deformitas. Metode umum dari pembedahan melibatkan bebagai kombinasi dari perbaikan, pelepasan, pemotongan, rekontruksi, dan penggantian yang melibatkan jaringan.
Operasi pada otot, tendon dan ligamen peningkatan tekanan karena perdarahan atau edema dalam kompartemen otot tertutup (compartment syndrome) dapat dikurangi dengan pembedahan fascia (fasciotomy). Tendon yang terputus diperbaiki dengan penjahitan (tenorraphy). Jika segmen dari tendon sudah tidak dapat diperbaiki lagi, segemen tersebut dapat digantikan dengan free tendon graft menggunakan tendon autogen, tapi tidak berguna (seperti tendon pada otot plantar). Ketika tendon itu ditambatkan dengan adhesi, mungkin dapat dibebaskan (tenolysis), atau jika rangkaian dibatasi oleh sebuah terowongan konstriksi fibrosa, mungkin akan dirilis dengan satu insisi atau eksisi terowongan. Otot yang memendek dapat ditangani dengan pembagian sederhana tendon nya, secara subkutan atau operasi terbuka, atau dengan pemanjangan tendon. Tindakan pada otot yang lumpuh atau rusak dapat diganti dengan mentransfer penyisipan tendon dari otot normal di dekatnya untuk 8
meningkatkan keseimbangan otot (otot atau tendon transfer). untuk memeriksa, atau batas, sebuah gerakan bersama yang tidak diinginkan, tendon dari otot (biasanya otot yang paralisis) dapat dipisahkan dari otot dan ditanamkan pada tulang untuk melayani sebagai kendali atau ligamen (tenodesis). Sebuah ligamen utama yang telah benar- benar robek dapat dijahit (perbaikan ligamen), tetapi jika sudah rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi, mungkin harus diganti dengan tendon, atau dengan cangkok bebas dari fasia lata (rekonstruksi ligamen).
Operasi pada saraf Saraf yang terpotong diperbaiki dengan penjahitan saraf, tapi jika terdapat jarak yang cukup jauh diperlukan pencangkokan saraf. Penebalan yang tidak normal pada lembaran perineural, atau jaringan lunak yang mengalami konstriksi, dapat menekan saraf, yang kemudian harus dilepaskan (neurolysis) atau dekompresi. Ketika saraf tulang belakang mengalami penekanan yang terus menerus oleh diskus intervertebralis yang menonjol (nukleus pulposus), dekompresi dari akar saraf dilakukan setelah terekspos dengan menghilangkan lamina yang melapisi (laminectomy). Jika saraf tepi meregang dan teriritasi pada sendi yang terlibat, jalur dari saraf dapat dirubah dengan memindahkannya ke bagian fleksor dari sendi.
Operasi dari sendi Sendi dapat dibuka (arthrotomy) dan di eksplorasi untuk menyingkirkan bagian yang lepas; jika perlu, semua meniskus fibrokartilage yang rusak; untuk mengurangi dislokasi yang sulit (baik kongenital maupun yang didapat); atau untuk mendapatkan drainase yang cukup dari nanah pada septik atritis. Untuk dislokasi berulang atau kongenital, longgar, pemanjangan kapsul fibrosa dari sendi diketatkan dan diperbaiki (capsulorrhaphy). Pada kontraktur sendi yang parah, ini sangat perlu untuk memisahkan dan melepaskan kapsul fibrosa yang memendek (capsulotomy) atau bahkan memotongnya (capsulectomy). Pada kondisi yang serius dari sendi sinovial, seperti pada rematik atritis dan sinovitis villonodular, dapat dilakukan reseksi dari membran sinovial (synovectomy). Operasi rekontruksi yang didesain untuk mendapatkan kembali atau mempertahankan gerakan pada nyeri sendi yang kronis, dengan merubah atau mengganti satu atau kedua permukaan sendi disebut artroplasti; menghilangkan satu lapisan sendi adalah reseksi atau eksisi artroplasti; penggantian satu lapisan sendi, atau keduanya, adalah replacement arthroplasty atau prosthetic joint replacement. Menghilangkan lapisan kartilago dan interposisi dari jaringan atau dari cetakan metal adalah interposition arthroplasty. Ketika satu sendi rusak dengan parah dan nyeri, atau tidak stabil, atau kehilangan kemampuan geraknya, ini dapat di gabungkan dengan penyatuan tulang melaluinya (athrodesis) pada posisi yang optimal.
9
Penggantian sendi prostetik (total artificial joint) Perkembangan teknologi orthopaedi yang paling dramatis dan signifikan pada abad ke 20 adalah konsep dari penggantian sendi prostetik, ini adalah eksisi total dari sendi artritis dan penggantian dengan endoprostesi yang tebuat dari bahan buatan. Penggantian sendi prostesis diindikasikan terutama pada artritis yang parah pada pasien dengan umur lebih dari 60 tahun, yang memiliki angka harapan hidup hanya satu atau dua dekade. Prosedur ini juga diindikasikan pada pasien yang lebih muda dengan artritis yang menonaktifkan dan penyakit menyeluruh yang serius dengan harapan hidup yang terbatas; kontraindikasi pada anak-anak yang sehat, remaja dan dewasa muda. Komplikasi dari sendi prostetik adalah lepasnya satu atau kedua komponen prostesis, fatigue fracture dari batang metal, dislokasi, penggunaan acetabulum plastik, dan infeksi, yang ke semuanya memerlukan operasi ulang. Waluapun konsep sendi prostesis dimulai pada panggul, namun saat ini sudah dapat diaplikasikan pada hampir semua sendi pada tungkai atas dan tungkai bawah. Setelah amputasi eksternal pada tungkai, prostesi eksternal, atau tungkai buatan, dapat diperbaiki atau diganti tanpa operasi berulang. Sebaliknya, eksisi sendi total seperti pada internal amputasi dengan internal prostesis atau sendi buatan, prostesis tidak dapat diperbaiki atau diganti tanpa operasi berulang.
Alograf oseteokartilage Sebagai alternatif dari penggantian sendi lutut prostesis pada remaja dan dewasa muda dimana hanya satu sendi yang mengalami artritis, Gross dan Langer telah menggunakan alograf osteokartilage kecil sejak tahun 1971 dengan hasil yang menjanjikan tanpa adanya bukti penolakan secara klinis maupun radiologis walaupun faktanya pasien diberikan terapi imunosupresif.
Operasi Arthroskopik Prosedur operasi tertentu pada sendi lutut sekarang dapat dilakukan tanpa arthrotomi terbuka dengan menggunakan artroskopi dan instrumen operasi khusus yang dimasukan ke sendi lutut. Cakupan dari pembedahan arthroskopik saat ini termsuk menyingkirkan bagian yang lepas, total atau parsial menisektomi, perbaikan robekan perifer dari meniskus, gangguan pada pernukaan artikular dan area abrasi dari kondromalasia, sinovektomi, bahkan rekonstruksi dari robekan anterior ligamen krusiatus.
Operasi pada tulang Mengalirkan nanah dari dalam metafise tulang penting pada osteomielitis hematogen akut dan dilakukan dengan pengeboran tulang. Pada osteomielitis kronis, sequestrum, yang merupakan bagian terpisah dari tulang mati yang terinfeksi, dihilangkan (sequestrectomy). Pada osteomielitis yang parah dan luas, perlu membiarkan tulang tetap terbuka untuk drainase dengan membuka korteks pada satu sisi. Menghilangkan sebagian atau seluruh tulang merupakan hal yang penting pada keganasan tertentu. Membuka tulang dengan alat yang tajam (osteotomi) efektif pada operasi rekontruksi. Osteotomi digunakan untuk memperbaiki deformitas baik yang 10
menyudut atau rotasi pada tulang; untuk behadapan dengan deformitas sendi dengan membentuk deformitas tulang yang dekat dengan sendi; untuk mengarahkan kembali permukaan sendi atau menurunkan tekanan diantara permukaan sendi; untuk memberikan baik pemendekan tulang dengan pembedahan atau pemanjangan tulang pada anak. Pemanjangan dengan pembedahan dari tulang dengan tekhnik Ilizarov, dengan melibatkan penundaan dan distraksi lambat dari kalus, dan juga modifikasi Debastiani, dapat memberikan hasil yang dramatis dan mengesankan. Pada pengobatan dari fraktur tertentu yang sulit dan tidak stabil, kadang diperlukan mengekspos bagian yang patah untuk mengganti fragmen yang langsung tampak dan sekaligus memperbaiki fragmen secara kaku dengan menggunakan bahan metal seperti screw, staples, plates atau paku intermedular (internal skeletal fixation). Pada diskrepansi panjang kaki, epifisial plate pada tungkai yang lebih pendek dapat distimulasi untuk tumbuh sedikit lebih cepat dengan meningkatkan sirkulasi, atau episisal plate pada tungkai yang lebih panjang dapat dihambat pertumbuhannya (epiphyseal plate arrest) baik dengan cangkok tulang (epiphyseodesis) atau metal staples. Transplantasi dari tulang dari satu lokasi ke tempat lain, atau pencangkokan tulang, dapat melibatkan beberapa fragmen-fragmen kecil, atau strips, dari tulang kanselosa, atau bagian yang solid dari tulang kortikal. Tulang yang di transplantasikan (donor) menyatu dengan lambat dengan tulang dari resipien dengan menginduksi deposisi dari tulang baru pada bagian resepien. Cangkok tulang yang paling ideal berasal dari pasien sendiri (autugraft) karena tidak terjadi fenomena penolakan secara imnulogi. Yang kurang memuasakan, tapi kandang lebih praktis, adalah penyimpanan dari tulang dari orang lain (homograft, allograft). Yang paling tidak memuaskan dan jarang digunakan adalah tulang dari spesies lain (heterograft, xenograft). Pencangkokan tulang digunakan untuk memicu penyambungan tulang pada patah yang gagal untuk menyatu (nonunion) atau menyatu dengan lambat (delayed union), untuk memicu fusi dari sendi, atau epifial plate, memepertahankan angulasi dari open wedge osteotomi; dan untuk mengisi dan memperkuat tulang yang terganggu setelah dilakukan reseksi atau kuretase dari tulang dengan lesi kistik atau neoplasma intermedulari yang jinak. Pada keadaan yang serius, seperti neoplasma ganas yang radioresisten, cidera yang dapat diperbaiki, ganggren, atau deformitas kongenital yang parah yang tidak dapat diperbaiki dengan operasi rekontruksi, ini mungki perlu dilakukan menghilangkan sebagian (atau seluruhnya) tungkai sampai ketulang (amputasi) atau sampai ke sendi (disarticulation) dan memberikan penggunaan tungkai buatan pada pasien (prosthesis)
Microsurgery Pembedahan yang dilakukan dengan pembesaran mikroskop menggunakan alat-alat mikro dan penjahitan mikro (microsurgery) telah berkembang dengan cepat sejak tahun 1960. Perkembangan pada tehknik pembedahan ini memiliki dampak yang besar pada pembedahan gangguan dan cidera sistem muskuloskelatal yang sekarang mampu memperbaiki jari dan tungkai yang rusak parah (surgical replantation), untuk memeperbaiki dengan akurasi yang baik untuk memisahkan saraf perifer, untuk 11
mentransfer pembuluh darah cangkok tulang autogen dengan atau tanpa kulit dan jaringan lunak lainnya, untuk mentransfer ibu jari kaki untuk menggantikan ibu jari tangan, dan bahkan mentransfer cangkok otot dengan pembuluh darah atau saraf yang kan berfungsi segera setelah saraf motorik teregenerasi ke saraf motorik yang di transplatasi.
7. Stimulasi elektrik pada penyembuhan patah Selama 3 dekade terakhir, elektrik telah digunakan pada binatang percobaan dan pada manusia sebagai alternatif pada pencangkokan tulang untuk menstimulasi osteogenesis pada pengobatan patahan yang tidak menyatu. Saat ini penggunaan elektrik telah berkembang: constant direct current melalui percutaneous wire cathodes (semi-invasive); constant direct current melalui eletroda yang ditanamkan dan power pack (invasive); dan inductive coupling melalui kumparan elektromagnetik (noninvasive). Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan.
8. Gerakan pasif yang terus menerus Indikasi dari CPM postoperatif pada penelitian awal, pada beberapa tipe prosedur pembedahan pada pasien remaja dan dewasa : 1. Artrotomi, kapsulotomi, debridement, dan artrolisis dari sendi dengan pembatasan gerakan karena nyeri akibat atritis postraumatik; 2. Reduksi terbuka dari patah intra-artikular termasuk patah metafise dan diafise; 3. Patelektomi; 4. Perbaikan dari cidera ligamen; 5. Sinovektomi untuk artritis rematik dan hemofilik atropati; 6. Artrotomi dan drainase (dikombinasikan dengan antibiotik yang sesuai) untuk septik atritis akut; 7. Biological resurfacing (dengan pencangkokan periosteal) untuk gangguan pada permukaan sendi; 8. Perbaikan dengan laserasi total dengan pembedahan; 9 fiksasi internal yang kaku dari osteotomi metafise; dan 10. Penggantian total sendi prostesa. Sepeerti pada kelinci, alat CPM telah diaplikasikan pada tungkai yang terlibat pada pasien pada akhir dari tindakan pembedahan saat pasien masih dalam pengaruh anestesi. Alat ini menggerakan sendi secara terus menerus siang dan malam dengan perkiraan satu siklus per menit untuk setidaknya satu minggu sampai pasien merasa nyaman dan setelah itu pasien tetap dapat mempertahankan gerakan dengan usaha mereka sendiri.
9. Terapi Radiasi (Radioterapi) Terapi radiasi atau radioterapi, merupakan bentuk terapi teknikal yang melibatkan pemberian radiasi ionisai yang diresepkan oleh dokter dengan spesialisasi yang diketahui sebagai radiation oncology. Nilai dari radiasi ionisasi sebagai terapi berlandaskan pada penghancuran secara selektif dari sel yang bermultiplikasi pada neoplasma yang malignant dan pada kondisi tertentu. Sel yang tidak dewasa atau sel yang tidak berdiferensiasi biasanya lebih lemah, atau sensitif, terhadap efek dari raidasi ionisasi (radiosensitive). Radiasi pada dosis terapi menghasilkan perubahan kromosomal pada sel, tapi efek dari perubahan ini tidak tampak sampai waktu pembelahan sel berikutnya (mitosis), ketika sel akan gagal untuk membelah dan akan dilakukan juga pada cara yang abnormal. 12
Efek radiasi berhubungan dengan tingkat pergantian dari polulasi sel dari berbagai tipe sel jaringan yang teradiasi. Sel neoplasma, memiliki tingkat pergantian yang cepat, sehingga efek radiasi tampak lebih cepat, sementara yang ada pada dasar neoplasma (jaringan fibrosa dan pembuluh darah), memiliki tingkat pergantian yang lambat, menunjukkan efek radiasi lebih lambat. Sehingga efek terapi radiasi secara keseluruhan muncul lebih lambat, Sumber dari terapi radiasi ionisasi biasanya baik dari mesin high-voltage x-ray atau isotop radiaktif seperti cobalt (the cobalt bomb). Tiga tipe energi yang dilepaskan selama disintegrasi radium (sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma), sejauh ini sinar gamma memiliki kemampuan yang paling besar dalam menembus jaringan sehingga menjadi yang paling efektif dalam terapi radiasi. unit fisik kuantitatif radiasi yang diserap yang digunakan untuk menjadi rad, sekarang disebut Gray (gy) dan sama dengan 100 rad. Dibandingkan dengan neoplasma yang timbul dalam jaringan lain, yang timbul pada tulang lebih radio resisten dn memerlukan dosis radiasi yang relatif lebih tinggi (70 gy atau lebih difraksinasi selama beberapa minggu). Namun, neoplasma tulang tertentu, seperti sarkoma Ewing dan limfoma ganas tulang, mungkin setidaknya dihancurkan secara oleh terapi radiasi yang tepat dan dapat menjadi pengobatan pilihan, sedangkan neoplasma yang lebih radioresisten, seperti sarkoma osteogenik dan, pada tingkat lebih rendah chondrosarcoma, biasanya memerlukan reseksi bedah radikal atau amputasi baik dengan atau tanpa radiasi. Terapi radiasi telah digunakan secara empiris dalam pengobatan kondisi kurang dipahami seperti yang histiocytosis sel Langerhan dan ankylosing spondylitis serta sinovitis villonodular, tetapi hal ini digunakan dengan hati-hati. Secara umum, kondisi tidak ganas yang dapat diobati secara memuaskan dengan beberapa bentuk pengobatan lain tidak boleh diobati dengan radiasi. Efek radiasi paling serius pada jaringan tulang yang normal adalah sebagai berikut: kerusakan epiphysial plate yang menyebabkan gangguan pertumbuhan , nekrosis tulang yang selanjutnya dapat mengakibatkan fraktur patologis; dan jarang, di kemudian hari, radiasi yang memicu keganasan.
Rehabilitasi filsafat dalam aksi Sebagai praktisi medis di masa depan, terlepas dari apakah Anda seorang dokter keluarga atau spesialis, yg akan terlibat dalam rehabilitasi pasien yang menderita baik masalah kronis atau permanen. Rehabilitasi bukan teknik khusus pengobatan, bukan metode pengobatan, bahkan bukan prinsip pengobatan, rehabilitasi adalah filosofi dalam aksi - filosofi perawatan total pasien Anda serta melanjutkan perawatan bagi mereka. tujuan yang luas, atau tujuan, rehabilitasi adalah untuk memperbaiki, sejauh mungkin, masalah pasien Anda (baik itu fisik, mental atau sosial) dan di samping untuk terus membantu dia dengan pengobatan, pelatihan, pendidikan, dan dorongan untuk mengatasi bagian sisa masalah yang tidak dapat diatasi dan sikapnya terhadap hal itu, agar hidupnya bisa berubah dari tergantung menjadi mandiri, dari satu yang kosong untuk satu yang penuh. Pasien-pasien dengan gangguan disabilitas dan cedera dari sistem muskuloskeletal membutuhkan, dan pantas mendapatkan rehabilitasi dalam arti luas. 13
beberapa contoh kondisi disabilitas muskuloskeletal tersebut seperti kelumpuhan yang luas dari spina bifida dengan meningomyelocele, poliomyelitis, cedera tulang belakang (paraplegia), cedera kepala, cerebral palsy, dan kecelakaan pembuluh darah otak (" stroke "); cacat bawaan luas dan kekurangan anggota badan dan amputasi yang diperoleh, luka muskuloskeletal parah dan beberapa, penyakit otot umum seperti distrofi otot, gangguan saraf seperti sclerosis dan amyotrophic lateral sclerosis (penyakit Lou Gehrig), dan arthritis kronis. Rehabilitasi pada pasien tersebut, perawatan total pada mereka serta perawatan berkelanjutan bagi mereka, tidak dapat dicapai oleh satu orang, memang filosofi rehabilitasi memerlukan upaya terkoordinasi dari kelompok besar, atau tim dari orang-orang profesional, termasuk dokter rehabilitasi, ahli bedah ortopedi, perawat, terapis fisik dan terapis okupasi, pembuat brace (orthotist), pembuat ekstremitas (prosthetist), psikolog, pekerja sosial medis, guru, seorang penasihat kejuruan. Melalui kemajuan dalam semua bidang ini, rehabilitasi menjadi semakin lebih realistis dan efektif, dan itu akan bahkan lebih penting di masa depan dibandingkan di masa lalu.
Komunikasikan dengan pasien Anda tentang pengobatan yang direkomendasikan Lewatlah sudah hari-hari ketika itu adat dan bahkan diterima untuk dokter untuk menunjukkan sikap paternalistik atau maternalistic terhadap pasien dengan menyampaikan pesan, "saya dokter, saya tahu apa yang terbaik untuk Anda, jadi jangan mempertanyakan keputusan saya ". Era saat ini, pasien dan keluarga mereka lebih mengetahui hal-hal medis dan memiliki harapan yang tinggi dari dokter atau ahli bedah bahwa bahkan melebihi sebelumnya. Namun demikian, banyak pasien Anda, akan, benar-benar berharap untuk belajar dari Anda rincian perawatan yang Anda dianjurkan; implikasi pengobatan bagi mereka, termasuk manfaat dan risiko, dan juga perjalanan alami kondisi mereka tanpa pengobatan, serta pro dan kontra dari pilihan pengobatan lain, sehingga ketika mereka menandatangani formulir persetujuan itu benar-benar informed consent. Pada intinya, Anda akan bijaksana untuk memungkinkan pasien untuk mengekspresikan pandangan mereka dalam proses pengambilan keputusan mengenai perawatan yang Anda anjurkan.
Hubungan dokter pasien sebagai bagian dari pengobatan Filosofi memotivasi merawat pasien Anda tidak hanya untuk mengobati gangguan atau cedera tertentu secara efektif, tetapi juga memperlakukannya sebagai sesama manusia dalam cara di mana Anda ingin salah satu dari orang yang Anda cintai, atau bahkan diri Anda sendiri, harus diperlakukan, yaitu, sesuai dengan aturan baku "lakukan kepada orang lain seperti Anda ingin diperlakukan," sebuah konsep religius dan filosofis yang diterima secara luas. Filosofi yang mendasari hubungan dokter-pasien yang ideal memerluka anda untuk : 1. Menunjukkan kualitas berikut terhadap pasien Anda sebagai bagian dari pengobatan mereka: kehangatan, kebaikan, kasih sayang, sopan santun, hormat, 14
sensitivitas, kesadaran terhadap kecemasan, empati, profesionalisme dan kesabaran 2. Berikan waktu untuk mendengarkan dan memberi informasi 3. Kontak mata yang sering 4. Menggunakan istilah awam sebanyak yang diperlukan dalam percakapan dengan pasien agar dapat dipahami 5. Membuat pasien Anda merasa bahwa Anda bersedia untuk mempertimbangkan keinginan mereka sehubungan dengan semua yang relevan dalam proses pengambilan keputusan 6. Mendorong pasien untuk mengajukan pertanyaan, tidak hanya selama setiap pertemuan tetapi juga, jika perlu, antara pertemuan melalui telepon atau surat.
Sebagai mahasiswa kedokteran saat ini, dan praktisi medis di esok hari, Anda akan melakukannya dengan baik untuk mengembangkan kebiasaan membangun hubungan pasien dokter yang baik sejak awal kehidupan profesional Anda. dengan demikian, Anda akan lebih bahagia, lebih menghargai, lebih berpendapat, dan pasien lebih kooperatif serta hasil klinis yang lebih baik bagi mereka. Sebagai konsekuensi, Anda, para praktisi medis, akan memperoleh lebih banyak kesenangan dan kepuasaan dari perawatan pasien Anda.