Anda di halaman 1dari 29

KEGAWATDARURATAN

BEDAH PADA NEONATUS


M.Ramandhika T.P
2011730067
Pembimbing : dr. Lukman Sp,B

INVAGINASI

Definisi
Suatu keadaan masuknya suatu segmen
usus ke segmen bagian distal sehingga
menimbulkan gejala obstruksi usus
strangulasi

Insiden
Dapat terjadi pada semua umur
70% terjadi pada usia <1 tahun,

bulan.
Pria >wanita

paling sering pada usia 6-7

Etiologi
Tidak jelas
90%-95% pada anak <1 tahun tidak ditemukan
kelainan.
Diduga karena adanya penebalan dinding usus

Diagnosis
Bayi tampak sehat. Beberapa hari sebelumnya menderita radang saluran
napas atau diare.
Bayi tiba-tiba menangis seperti menahan sakit lalu beberapa menit diam,
dan main atau aktivitas seperti biasa kembali.
Rangsangan muntah.
Dances sign yaitu gejala dan tanda obstruksi belum jelas, pada
pemeriksaan abdomen mugkin teraba massa dikanan atau kiri atas dan
bagian bawah abdomen teraba kosng
TRIAS INVAGINASI
Nyeri perut yang bersifat klik
Muntah
Berak darah disertai lendir

Penatalaksanaan
Pemasangan sonde lambung (NGT)
Rehidrasi
Antibiotik
Obat sedative/ muscle relacon/analgetika
Operatif : laparatomi

HERNIA DIAFRAGMA HEPATIKA


Definisi
Hernia bochladeck dikenal juga dangan hernia diafragma
hepatika yaitu masuknya organ-organ abdomen melalui defek
pada diafragma ke dalam rongga dada.

Etiologi
Belum diketahui
30% janin meninggal sebelu lahir terkait dengan kelainan
kromosom atau kongenital lain.

Epidemiologi
Insiden

berkisar 1 dari 2000-4000 kelahiran hidup


Laki-laki : perempuan 1,5:1

Diagnosis
Dapat ditegakkan langsung atau setelah 2-3 hari setelah
kelahiran terdapat sindroma distress pernapasan
Manifestasi awal : takipneu, retraksi dinding dada, sianosis
USG perinatal ditujukan untuk menyingkirkan polihidramnion,
karena sekitar 80% penderita hernia diaframatika kongenital

Tata Laksana
Pertahankan neonatus tetap hangat.
Bila perlu menggunakan intubasi endotrakeal dan
pemakaian ventilator yang disesuaikan dengan
keparahan herniasi organ abdomen.
Pasang sonde lambung, pemeriksaan pH dan gas
darah.
Pemberian glukortikotikoid antenatal untuk
memperbaiki maturitas paru dan meningkatkan
oksigenasi kemampuan paru.
Tindakan bedah dilakukan laparotomi.

OMFALOKEL

Definisi

Epidemiolo
gi

Disebut juga exomfalos terjadi bila


terdapat kegagalan intestin kembali
ke rongga abdomen dalam minggu
ke-10 kehidupan janin dalam
kandungan
Defek dinding abomen (diameter >4cm) pada
daerah cincin umbilikus dan terdapat
herniasiasi organ-organ abdomen yang dilapisi
oleh lapisan peritoneum dan amnion, dari
rongga abdomen
Insidensi 1:5000 kelahiran hidup
60%-70% disertai anomali ongenital lain
terutama kelainan jantung dan kromosom

Etiologi
Etiologi belum jelas
10%-50% karena kelahiran prematur
20% pada kasus IUGR

Diagnosis
Diagnosis

dengan melihat defek disaerah umbilikus dengan


bagian tertutup selaput tipis transparan.
Dibagian dalam terlihat usus, sebagian hepar, mungkin lambung
dan lien tergantung pada luas defek

Tatalaksana
Bayi dipertahankan dalam lingkungan yang hangat.
Pemasangan sonde lambung untuk mencegah distensi
lambung dan usus-usus
Pertahankan selaput omfalokel tetap dalam keadaan
basah dan steril
Pemberian antibiotika profilaksis untuk mencegah
invasi kuman melalui dinding omfalokel
Pemebedahan definitif untuk menutup defek dinding
abdomen perlu dilakukan segera sebelum kantong
omfalokel terinfeksi.

Gastroskisis

Definisi
Epidemiolo
gi

Defek pada dinding abdomen yang


biasanya bagian dari abdomen
keluar dari dinding abdomen
dengan tanpa adanya kantung
yang menutupi

Defek seluruh lapisan


dinding perut anterior
(diameter <4cm), usus diluar
rongga abdomen terbungkus
peritonium dan amnion

Etiologi
Belum jelas

Diagnosis
Defek

dinding abdomen terbuka tanpa tertutup peritoneum.


Umbilikus tampak normal. Usus terlihat tebal dan pendek

Tatalaksana
Pemasangan sonde lambung untuk mencegah distensi
usus
Pemberian cairan dan elektrolit
Antibiotika dengan spektrum luas secara intravena
pada dan pada pra bedah
Suhu tubuh harus dipertahankan dengan baik
Pencegahan kontaminasi usus dengna menutup
menggunakan kasa steril lembab dengan cairan NaCl
steril

MALROTASI DAN VOLVULUS


Malrotasi merupakan anomali kongenital berupa
gagalnya suatu rotasi/perputaran dan fiksasi normal
pada organ, terutama usus selama perkembangan
embriologik.
Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari
segmen usus terhadap usus itu sendiri, mengelilingi
mesenterium dari usus tersebut dimana mesenterium
itu sebagai aksis longitudinal sehingga menyebabkan
obstruksi saluran cerna.

Etiologi
Penghentian proses gerakkan rotasi sekum dan usus
halus pada setiap tempat.
Pembentukkan pita (Ladds band) yang menyilang
duodenum dari sekum yang tidak berotasi sempurna
dan menyebabkan mesenterium usus halus tidak
terfiksasi pada dinding posterior abdomen sehingga
usus halus tidak bebas bergerak dan menyebabkan
volvulus

Epidemiologi
Insiden malrotasi usus terdapat pada 1 dari 500
kelahiran.
Hampir 75% kasus terjadi pada bayi baru lahir.
sekitar 20% kasus terjadi pada usia 1 bulan sampai 1
tahun, dan sisanya muncul pada usia lebih dari 1 tahun,
yaitu pada masa anak-anak bahkan dapat terjadi pada
orang dewasa dengan insiden yang lebih kecil
dibandingkan anak.

Diagnosis
Gangguan pasase saluran cerna setinggi duodenum
terjadi segera setelah terjadi malrotasi.
Muntah hijau dan lebih sering tidak disertai kembung
abdomen.
Udara yang telah berada di usus distal duodenim akan
keluar atau diabsorbsi
Obstruksi partial setinggi duodenum bila malrotasi
tanpa disertai volvulus.
Pertumbuhan dan perkembangan terhambat.

Penatalaksanaan
Pembedahan berupa pemotongan pita yang menyilang
doudenum dengan cara membebaskan dan selanjutnya
duidenum diletakkan vertikal disebelah kanan. Sekrm
dan kolon diletakkan di daerah sebelah kiri.
Appendectomy selalu dikerjakan (prosedur Ladd)

Komplikasi
Perforasi dan infeksi dari rongga perut bila volvulus
yang menyumbat usus tersebut tidak segera diperbaiki.
Komplikasi juga dapat timbul post-operasi, yaitu
sindrom usus yang pendek (akibat pemotongan saat
operasi) dan radang pada peritoneum (peritonitis).

PENYAKIT HICHPRUNG
Megacolon aganglionik kongenital, merupakan
penyakit perkembangan (neurocristhophaty) dari
sistem nervus enterik, ditandai dengan tidak adanya sel
ganglion di submukosa dan plexus myenterika.

Insidensi
Penyakit Hirschsprung merupakan penyakit yang
sering menyebabkan obstruksi usus bagian bawah pada
neonatus, dengan insidensi 1 : 5000 kelahiran. Rasio
laki laki dan perempuan pada penyakit Hirschsprung
yaitu 4 : 1 untuk segmen pendek.

Gejala Klinis
Distensi abdomen
Mekoneum yang tidak dapat
lewat
Emesis empedu

(Source :
http://www.natural-health-news.com/wp-content/uploads/2014/12/HirschsprungsDisease.jpg)

Diagnosis
Biopsi rektal (Gold standar)
Anorektal manometry
Barium enema

Penatalaksanaan

Prognosis Post Operasi


Memuaskan karena dapat mengontrol buang air besar

Komplikasi Post Operasi


Enterokolitis
Konstipasi
Striktur anastomosis

TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Darmawan. 2010. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Tanggerang: bagian ilmu
bedah FKUI/RSCM.
Shanding B. Diaphragmatic hernia. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE,
Vaughan VC, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi keempat belas.
Philadelphia: W.B. Saunders company, 2000. h. 1032-3.
Sanjaya, putra. 2006. Hernia Bochladek. Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, hal 232-236.
Bali: bagian ilmu kesahatan anak. Dikutip:
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/7-4-10.pdf.
Sato TT. Abnormal rotation and fixation of the intestine. Dalam: Wyllie R, Hyams JS,
eds. Pediatric gastrointestinal and liver disease. Edisi 4. Philadelphia: Elsevier
Sauders Company, 2006: h. 757-63
Pierro A, Ong EGP. Malrotation, Dalam: Puri P, Hollwarth ME, eds. Pediatric surgery.
Germany: Springer-Verlag: 2006: h. 197-202

Anda mungkin juga menyukai