Anda di halaman 1dari 6

Aneurisma Serebral

Pengertian :
Dilatasi atau pelebaran atau penonjolan pada dinding pembuluh darah arteri.

Epidemiologi
Frekuensi aneurisma sebanding dengan meningkatnya usia. Resiko aneurisma berbeda diantara
ras. Puncak insidens tertinggi pada usia decade 6; perempuan lebih banyak menderita kelaianan
ini daripada laki-laki.

Klasifikasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi ruptur aneurisma


Aneurisma diklasifikasi berdasarkan morfologi(saccular, fusiform, dissecting), ukuran dan
lokasi( anterior dan posterior). Ruptur aneurisma dipengaruhi aktivitas saat terjadi ruptur,
merokok, alcohol dan tindakan angiografi.

Anamnesis
1. Nyeri kepala yang tumpul, pasien bangun tengah malam karena nyeri kepala, paling berat
saat bangun tidur dan berkurang dengan aktivitas, memberat pada perubahan postur,
batuk atau olahraga. Nyeri kepala pada sisi tumor atau pada semua
2. Muntah, defisit neurologis fokal tergantung lokasi tumor kejang fokal atau umum
3. Perubahan status mental seperti gangguan konsentrasi, memori, afek, kepribadian,
inisiatif dan kebingungan

Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan fisik neurologik :
1. Kesadaran

2. Fungsi luhur (berbahasa, memori)


3. Tanda rangsang meningeal
4. Saraf kranialis
5. Motoris
6. Sensoris
7. Autonom
8. Reflek (fisiologis, patologis)
3. Pemeriksaan funduskopi

Kriteria diagnosis
Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang. Pemeriksaan klinis yang
patut dicurigai sebagai rupture aneurisma adalah sakit kepala di seluruh bagian atau terlokalisir,
letargi, perburukkan atau gangguan ekstraokular, defek lapang pandang, meningismus, koma,
mual muntah dan perubahan reflex. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah CT
Scan atau CT angiografi dan angiografi.

Tatalaksana
Tatalaksana aneurisma sebaiknya dilakukan dalam waktu 48 jam sejak rupture atau timbul
gejala. Obliterasi aneurisma sebaiknya dilakukan sebelum terjadi vasospasme dengan tindakan
endovascular. Antifibrinolitik dapat diberikan untuk menyediakan waktu sampai dilakukan ya
tindakan operatif.

Diagnosis kerja : ANEURISMA SEREBRAL

Diagnosis banding
1. Perdarahan subdural
2. Hidrosefalus
3. Kista
4. Benign intrcranial hypertension
5. Abses otak
6. Progresssive multifocal leucoencephalopathy
7. Multple scerosis
8. CNS vaskulitis
9. Malformasi vaskuler
10. Infark serebri
11. Penyakit degeneratif (misalnya Alzheimers disease)
12.Kelainan kongenital (misalnya malformasi Chiari)

Pemeriksaan Penunjang
1. Darah lengkap, BUN, ureum, kreatinin,SGOT/PT, albumin, GDA, GD puasa/GD 2 jam
PP, lipid profile
2. Faal hemostasis, urine lengkap, analisis gas darah, dan serum elektrolit (sesuai indikasi)
3. Elektroensefalografi (EEG) sesuai indikasi
4. Foto thoraks, ECG
5. CT Scan kepala
6. MRI dengan kontras, MR angiografi, PET scan, SPECT scan

Terapi

1. Head of bed elevation 30o


2. Infus NaCl 0.9% atau RL atau Ringer asering
3. Oksigen (bila saturasi < 95 %)
4. Pemasangan pipa oropharing, pipa nasopharing dan intubasi ETT sesuai indikasi
5. Deksametason injeksi dosis awal 10 mg lalu 4 x 4 10 mg/hari
6. Ranitidine atau omeprozole atau lanzoprazole (jika terjadi tukak lambung)
7. Neurotropik
8. Multivitamin yang diperkaya dengan (atas indikasi)
9. Anti konvulsi (atas indikasi)
10. Analgesik parasetamol infus 31 gr atau 3-4 x 500 mg (per oral) atau ketorolac atau
tramadol (atas indikasi)
11. Terapi untuk menurunkan tekanan intrakranial : manitol dosis awal 0.75 1 g/kg lalu
0.25 0.5 g/kg setiap 3 5 jam dengan target osmolaritas 300 310 mOsm/L dan
diuretik furosemide 20 40 mg diberikan 15 menit sebelum manitol
12. Diet cair, bubur halus, bubur saring, nasi tim, nasi biasa dengan kalori 30 kkal/kgBB dan
protein 1.2 gr (disesuaikan kondisis)
13. Terapi definitif : evakuasi tumor/radioterapi/kemoterapi

Edukasi
1. Kontrol rutin klinik saraf

Prognosis
1. Ad vitam

: dubia ad bonam

2. Ad sanationam : dubia ad bonam


3. Ad fumgsionam: dubia ad bonam

Indikator medis :

Prognosis tergantung klinis, terapi yang diberikan dan diagnosa patologis

Pada astrositoma grade 1 dan 2 yang dilakukan pembedahan (65%) bertahan hidup
minimal 5 yahun, grade 3 (27%) bertaham hidup minimal 5 tahun , grade 4 bertahan
hidup kurang dari 1 tahun

Meningioma : five year survival (FYS) 96.3% Craniofaringioma : FYS 30 85 %

Limfoma CNS : Median survival 10 bulan Medulloblastoma : FYS 56 %

Kepustakaan :
1. Samuel, Martin A and Stiven
Science : Philadelphia

Office Practice of Neurology, 2003. Elsevier

2. Rapper, Allan H and Robert H.Brown. Adams and Victors Priciple of Neurology.
2005.McGraw Hill : USA
3. Samuel, Martin A. Manual of Neurologic Therapeutic, 2004 Lippincott Williams &
Wilkins : Boston

Anda mungkin juga menyukai