wb
Refreshing:
Pemeriksaan Fisik Neonatus
Pembimbing: dr. Jhonwan Usman, Sp.A
Mahasiswa: Aqmarina Ajrina 2015730013
Pemeriksaan
fisis neonates
- Melihat gangguan
- Agar kelainan yang - Untuk melihat
adabtasi
luput dari adanya kelainan pada
intrauterine-
pemeriksaan BBL yang belum
ekstrauterin
pertama akan menghilang saat
- Melihat adanya
ditemukan pada dipulangkan atau
cacat bawaan
pemeriksaan ini. kelainan yang baru
- Apakah bayi dapat
muncul.
rawat gabung
Pemeriksaan di
kamar bersalin
1. Pemeriksaan 2. Mencari
Adaptasi kelainan
Neonatus kongenital
Cairan amnion
Polihidramnion: obstruksi
APGAR Score traktus intestinal bagian
atas, anensefalus.
Oligohidramnion:
agenesis ginjal bilateral
atau sindrom Potter.
Tanda 0 1 2
• Kelenjar payudara BBL baik pada • Frekuensi nafas yang normal pada • Denyut nadi bervariasi dari
wanita atau lelaki oleh karena BBL adalah 40-60 kali per menit. 90/menit saat bayi tidur tenang
pengaruh hormon ibu kadangkala (diukur saat bayi bernafas sampai 180/menit selama
tampak membesar dan sering kali tenang). BBL dengan frekuensi aktivitas.Denyut jantung bayi
disertai sekresi air susu. Keadaan nafas yang terus menerus di atas prematur yang tenang berkisar
ini tidak perlu dikhawatirkan 60 kali per menit perlu diamati antara 140-150/menit.
kecuali terdapat tanda-tanda lebih teliti untuk kemungkinan • Pulsasi yang lemah di semua
peradangan adanya kelainan paru, jantung, ekstremitas menandakan curah
atau metabolik. jantung buruk atau vasokontriksi
• Nafas yang tersendat-sendat dan perifer. Pulsasi femoral yang
tidak teratur (irregular gasping) melemah atau tidak ada
yang kadang-kadang diikuti oleh mengarahkan dugaan pada lesi
gerakan spasme mulut dan dagu jantung ductal-dependent seperti
menunjukkan gangguan pusat koarktasio aorta. Palpasi dan
pernafasan yang berat auskultasi mampu menunjukkan
(pneumonia, cacat bawaan, atau pergeseran letak jantung seperti
gangguan mekanis lainnya di pada dekstrokardia.
paru.)
• untuk membedakan atelektasis
dan emfisema harus dinilai
bentuk dan ukuran dada, perkusi,
dan pemeriksaan rontgen.
Abdomen Genitalia Eksterna Anus
• Dinding perut abdomen lebih datar • Lubang uretra terpisah dari lubang vagina; • Melihat adanya atresia ani dan fistula
daripada dinding dadanya. perut sangat bila hanya terdapat satu lubang berarti • Pengeluaran mekonium biasanya terjadi
cekung: hernia diafragmatika. Abdomen ada kelainan. Kadang-kadang tampak dalam 24 jam pertama. Bila setelah 48
membuncit: hepato-splenomegali atau sekret yang berdarah dari vagina, hal ini jam belum juga keluar mekonium, perlu
tumor lainnya ataupun cairan didalam disebabkan oleh pengaruh hormon ibu dipikirkan kemungkinan mekonium plug
rongga perut, bila perut bayi kembung (withdrawal bleeding). syndrome, megakolon, atau obstruksi
harus diteliti kemungkinan enterokolitis • Pada bayi lelaki sering terdapat fimosis. saluran pencernaan. Mekonium yang
nekrorikans, perforasi usus atau ileus. Ukuran penis bayi berkisar antara 3-4 cm keluar in utero pada bayi yang letak
• Hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm (panjang) dan 1-1,3 cm (lebar). kepala adalah salah satu tanda gawat
dibawah arkus costae kanan. Limpa juga • Testis biasanya sudah turun ke dalam janin. Bila terdapat darah dalam
sering teraba 1 cm di bawah arkus costae scrotum pada bayi cukup bulan; pada bayi mekonium perlu dibedakan apakah darah
kiri, karena masih terjadi hematopoiesis kurang bulan tidak jarang terdapat berasal dari bayi atau dari darah ibu yang
ekstramedular. kriptorkismus (testis yang belum turun ke tertelan.
• Batas bawah ginjal dapat diraba setinggi dalam kantong skrotum). Torsi testis
umbilicus di antara garis tengah dan tepi dapat terjadi in utero dan dapat dilihat
perut. Biasanya ginjal dapat diraba sekitar pada saat lahir berupa testis yang
2-3 cm. Pembesaran ginjal dapat membesar dan keras.
disebabkan oleh neoplasma, kelainan
bawaan atau thrombosis vena renalis.
• Trauma pada abdomen oleh karena
kelahiran yang sukar, misalnya pada letak
sungsang, dapat mengakibatkan
perdarahan hati, limpa, atau kelenjar
adrenal.
Pemeriksaan Neurologis
Pada waktu memulangkan dilakukan lagi pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa tidak ada kelainan
kongenital atau kelainan akibat trauma yang terlewatkan. Perlu diperhatikan: