Anda di halaman 1dari 24

Benign Prostat

Hiperplasia (BPH)

Pembimbing:
dr. Lukman Sp.B

Aqmarina Ajrina
2015730013
Anatomi Prostat

• Prostat berbentuk seperti pyramid terbalik, merupakan organ kelenjar


fibromuskuler yang mengelilingi uretra pars prostatica.

• tebalnya ± 2 cm dan panjangnya ± 3 cm dengan lebarnya ± 4 cm, dan


berat 20 gram.

• Pertumbuhan kelenjar ini tergantung pada hormone testosterone yang


didalam kelenjar prostat, hormone ini dirubah menjadi
dehidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim alfa reduktase.
Dehidrotestosteron inilah yang secara langsung memacu m-RNA
didalam sel-sel kelenjar prostat untuk mensintesis protein sehingga
terjadilah pertumbuhan kelenjar prostat.
Zona Sentralis.
Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan
lobus tengah meliputi 25% massa glandular prostat.
Zona Transisional.
Zona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga
sebagai kelenjar preprostatik. Merupakan bagian terkecil dari
prostat, yaitu kurang lebih 5% tetapi dapat melebar bersama
jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi benign
prostatic hyperpiasia (BPH).

Zona Anterior
Sesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma
fibromuskular. Zona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat.
Zona Perifer
Sesuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa
kelenjar prostat. Zona ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan
tempat asal karsinoma terbanyak.
Fisiologi Prostat

• Sekret kelenjar prostat adalah cairan seperti susu yang bersama-sama


dengan sekret dari vesikula seminalis yang merupakan komponen
utama dari cairan semen. Semen berisi sejumlah asam sitrat sehingga
pH nya agak asam (6,5). Selain itu dapat ditemukan enzim yang
bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat, fosfatase asam, enzim-enzim
lain dan lipid.
• Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui kontraksi otot
polos. kelenjar prostat juga menghasilkan cairan dan plasma
seminalis, dengan perbandingan cairan prostat 13-32% dan cairan
vesikula seminalis 46-80% pada waktu ejakulasi. Kelenjar prostat
dibawah pengaruh Androgen Bodies dan dapat dihentikan dengan
pemberian Stilbestrol.
Definisi BPH

Hiperplasia Prostat Benigna adalah perubahan histopatologi jinak berupa hyperplasia sel
stroma dan sel epitel kelenjar prostat yang bersifat jinak dan terjadi pada pria yang berusia
diatas 60 tahun yang dapat mengakibatkan terganggunya aliran urin sehingga menimbulkan
gangguan miksi.
Epidemiologi BPH

• Suatu penelitian menyebutkan bahwa prevalensi Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) yang bergejala
pada pria berusia 40–49 tahun mencapai hampir 15%. Angka ini meningkat dengan bertambahnya
usia, sehingga pada usia 50–59 tahun prevalensinya mencapai hampir 5% dan pada usia 60 tahun
mencapai angka sekitar 43%.
• Angka kejadian BPH di Indonesia sebagai gambaran hospital prevalensi di dua Rumah Sakit besar
di Jakarta yaitu RSCM selama 3 tahun (1994–1999) terdapat 1040 kasus
• Meskipun jarang mengancam jiwa, BPH memberikan keluhan yang mengganggu aktivitas sehari-
hari
Etiologi BPH

Teori Ketidakseimbangan
Interaksi stroma
Dihidrotestosteron estrogen dan
epitel
(DHT) testosteron

Berkurangnya
kematian sel Teori stem cell
prostat (Apoptosis)
Patofisiologi BPH
Proses penuaan

Ketidak seimbangan hormon estrogen-testosteron

Hiperplasia sel epitel dan stroma pada kelenjar prostat

Penyempitan lumen ureter prostatika

Menghambat aliran urin

Peningkatan tekanan intra vesikal

Peningkatan kontraksi otot detrusor

Hipertrofi otot detrusor,


Gambaran Klinis

• Keluhan pada saluran kemih bagian bawah (LUTS) terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritatif:

Obstruksi Iritasi
Hesitansi Bertambahhnya Frekuensi miksi
Pancaran miksi lemah Nokturi
Miksi terputus Miksi sulit ditahan
Miksi tidak lampias Disuri
Menetes setelah miksi  
I-PSS (International Prostatic Symptom Score)
Gejala dalam satu bulan terakhir Tidak <1 dalam Kurang dari Kadang-kadang Lebih dari Hampir selalu
pernah 5 hari setengan setengah
Apakah anda merasa buli-bili tidak 0 1 2 3 4 5
kosong setelah BAK?
Berapa kali anda hendak BAK lagi 0 1 2 3 4 5
setelah 2 jam BAK?
Berapa kali arus kemih berhenti 0 1 2 3 4 5
sewaktu BAK?
Berapa kali anda tidak dapat menahan 0 1 2 3 4 5
kemih?
Berapa kali arus lemah sekali sewaktu 0 1 2 3 4 5
BAK?
Berapa kali anda kesulitan untuk 0 1 2 3 4 5
memulai BAK?
Berapa kali anda bangun untuk BAK 0 1 2 3 4 5
diwaktu malam?
Tidak 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali atau
pernah lebih
Kualitas hidup akibat keluhan Senang puas Campur Tidak puas Tidak Buruk sekali
berkemih antara puas senang
dan tidak
Ringan : skor 0-7
Seandainya anda harus menghabiskan 1 2 3 4 5 6
Sedang : skor 8-19 sisa hidup dengan fungsi kencing
seperti ini, bagaimana perasaan anda?
Berat : skor 20-35
Diagnosis

• Anamnesis
Tanyakan keluhan utama pasien dan berapa lama keluhan telah dirasakan mengganggu.
Seluruh gejala iritasi dan obstruksi ditanyakan secara lengkap
Tanyakan riwayat penyakit lain dan penyakit pada saluran urogenital

• Pemeriksaan fisik
Buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa kistus di daerah supra simfisis akibat retensi urin. Kadang-kadang didapatkan urine yang
selalu menetes yang merupakan pertanda dari inkontinensia paradoks
• Pemeriksaan colok dubur:
tonus sfingter ani, mukosa rektum, adanya kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum
Pada perabaan prostat harus diperhatikan :
• Konsistensi
• Adakah asimetri
• Adakah nodul pada prostat
• Apakah batas atas dapat diraba, jika teraba besar prostat diperkirakan <60 gr
• Derajat berat hipertrofi prostat berdasarkan gejala klinis dibagi menjadi 4
derajat.

Derajat Colok dubur Sisa volume urin


I Penonjolan prostat, batas atas mudah diraba <50%
II Penonjolan prostat jelas, batas atas dapat dicapai 50-100%
III Batas atas prostat tidak dapat diraba >100%
IV Retensi urin total
Penunjang
1. Laboratorium
• Sedimen urin
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih. Mengevaluasi adanya
eritrosit, leukosit, bakteri, protein atau glukosa.
• Kultur urin
Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan sensifitas kuman terhadap
beberapa antimikroba yang diujikan
• Faal ginjal
Mencari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas. Elektrolit, dan kreatinin
berguna untuk insufisiensi ginjal kronis pada pasien yang memiliki postvoid residu (PVR) yang tinggi.
• Gula darah
Mencari kemungkinan adanya penyakit diabetes mellitus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada
buli-buli (buli-buli neurogenik)
• PSA (prostat spesifik antigen)
2. Pemeriksaan Patologi Anatomi
BPH dicirikan oleh berbagai kombinasi dari hiperplasia epitel dan stroma di prostat. Beberapa kasus
menunjukkan proliferasi halus-otot hampir murni, meskipun kebanyakan menunjukkan pola
fibroadenomyomatous hyperplasia

Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Benigna Prostat Hiperplasia


3. Pencitraan pada BPH

•Foto polos
Berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih, adanya batu prostat dan kadangkala
menunjukan bayangan buli-buli yang penuh terisi urin, yang merupakan tanda suatu retensi urine
• Sistoskopi
Dalam pemeriksaan ini, disisipkan sebuah tabung kecil melalui pembukaan urethra di dalam
penis. Tabung, disebut sebuah “cystoscope” , berisi lensa dan sistem cahaya yang membantu
melihat bagian dalam uretra dan kandung kemih. Tes ini memungkinkan untuk menentukan
ukuran kelenjar dan mengidentifikasi lokasi dan derajat obstruksi.

Gambaran Sistoskopi Benigna Prostat Hiperplasia


• Ultrasonografi trans abdominal
Gambaran sonografi benigna hyperplasia prostat menunjukan pembesaran bagian dalam glandula,
yang relatif hipoechoic dibanding zona perifer. Zona transisi hipoekoik cenderung menekan zona
central dan perifer. Batas yang memisahkan hyperplasia dengan zona perifer adalah “surgical
capsule”.
USG transabdominal mampu pula mendeteksi adanya hidronefrosis ataupun kerusakan ginjal akibat
obstruksi BPH yang lama.

Gambaran USG Prostat Normal Gambaran USG Benigna Prostat


Hiperplasia
4. Pemeriksaan lain
Pemeriksaan derajat obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan cara mengukur :

• Jumlah sisa urin setelah miksi, dengan cara melakukan kateterisasi/USG setelah miksi (Residual urin)
• Sisa urin ditentukan dengan mengukur urin yang masih dapat keluar dengan kateterisasi. Sisa urin dapat
pula diketahui dengan melakukan ultrasonografi kandung kemih setelah miksi.
• Sisa urin lebih dari 100cc biasanya dianggap sebagai batas untuk indikasi melakukan intervensi pada
hipertrofi prostat.
• Derajat berat obstruksi dapat pula diukur dengan mengukur pancaran urin pada waktu miksi, yang
disebut uroflowmetri.
• Angka normal pancaran kemih rata-rata 10-12 ml/detik dan pancaran maksimal sampai sekitar 20
ml/detik.
• Pada obstruksi ringan, pancaran menurun antara 6 – 8 ml/detik, sedangkan maksimal pancaran menjadi
15 ml/detik atau kurang.
Keterangan :

Gambaran aliran urin atas : dewasa muda yang


asimtomatik, aliran urin lebih dari 15mL/s, urin residu 9
mL pada ultrasonografi.
Gambaran aliran urin bawah : dewasa tua dengan benigna
hyperplasia prostat, terlihat waktu berkemih memanjang
dengan aliran urin kurang dari 10mL/s, pasien ini urin
residunya 100 mL.

Gambaran Pancaran Urin Normal dan pada BPH


Tatalaksana

• Derajat 1
Belum memerlukan tindakan pembedahan, diberikan pengobatan konservatif, misalnya:
Penghambat adrenoreseptor alfa seperti( alfazosin, prazosin,terazosin dan tamsulosin)
• Derajat 1I
Indikasi untuk pembedahan, tetapi masih dapat dicoba dengan pengobatan konservatif. Dianjurkan
reseksi endoskopik melalui uretra
• Derajat 1II
Reseksi endoskopik, jika prostat sudah cukup besar sebaiknya dilakukan pembedahan terbuka.
• Derajat 1V
Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah membebaskan dari retensi urin total dengan memasang
kateter atau sistostomi. Lakukan terafi definitive dengan TUR (trans urethtral resection) atau
pembedahan terbuka
• Terapi konservatif

• Penghambat adrenoreseptor alfa


Prazosin 2x1-2 mg
Tamsulosin 1x0,2-0,4 mg

• Penghambat 5 ⍺ reductase
Dutasterid 1x 0,5 mg
Finasterid 1x5mg
Terapi Invasif Minimal

• Microwave thermotherapy transurethral (TUMT)


Prosedur menggunakan gelombang mikro untuk memanaskan dan menghancurkan jaringan
prostat yang berlebih, perangkat mengirim gelombang mikro melalui kateter untuk memanaskan
bagian prostat dipilih setidaknya 111 derajat Fahrenheit. Sebuah sistem pendingin melindungi
saluran kemih selama prosedur.
• Transurethral needle ablation (TUNA)
Sistem TUNA memberikan energy radiofrekuensi tingkat rendah melalui jarum kembar untuk
region prostat yang membesar. Shields melindungi uretra dari kerusakan akibat panas. Sistem
TUNA meningkatkan aliran urin dan mengurangi gejala dengan efek samping yang lebih sedikit.

Transurethral Jarum Ablasi Invasif Minimal


Bedah

• Reseksi transurethral dari prostat (TURP)


alat yang disebut resectoscope dimasukkan melalui penis. The resectoscope, yaitu panjang sekitar 12 inci
dan diameter 1 / 2 inci, berisi lampu, katup untuk mengendalikan cairan irigasi, dan loop listrik yang
memotong jaringan dan pembuluh darah.
loop kawat resectoscope untuk menghilangkan jaringan obstruksi satu bagian. Potongan-potongan jaringan
dibawa oleh cairan ke kandung kemih dan kemudian dibuang keluar pada akhir operasi.
• Operasi laser
Kelenjar prostat pada suhu 60-65oC akan mengalami koagulasi dan pada suhu yang lebih dari 100oC
mengalami vaporasi. Serat laser melalui uretra ke dalam prostat menggunakan cystoscope dan kemudian
memberikan beberapa semburan energi yang berlangsung 30 sampai 60 detik. Energi laser menghancurkan
jaringan prostat dan menyebabkan penyusutan.

Operasi Laser pada Prostat


Komplikasi BPH

• Inkontinensia paradoks
• Hidroureter
• Hidronefrosis
• Gagal ginjal
• Hernia dan hemeroid
KA SIH B
, TERIMA WR W
N UM
SEKIA UALAIK
SAL AM
WAS

Anda mungkin juga menyukai