Anda di halaman 1dari 27

BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

OLEH :

Crystine Sinatra
Novianti Nur Pramaliantari

Pembimbing:
Dr. Budi Suharyanto, Sp.Rad
BPH
Benign Prostate Hyperplasia

Pembesaran Prostat Jinak (PPJ) disebut juga Benigna Prostate


Hyperplasia (BPH) adalah hiperplasia kelenjar periuretral prostat yang
akan mendesak jaringan prostat yang asli keperifer dan menjadi simpai
bedah.
Prostat
• Kelenjar : 50 – 70%
• Stroma & muskular :
30 – 50 %

Testis Testosteron
5  reduktase
Dehidrotestosteron

Sinus UG Prostat
Prostat
Bentuk : Terbalik
Seperti konus
Terjepit

Basis Leher buli-buli


Apeks Diafragma UG

Ukuran : Urethra posterior


Panjang : 4-6 cm berjalan ditengahnya
Lebar : 3-4 cm
Tinggi : 2-3 cm
ANATOMI URETRA
ANATOMI PROSTAT
PROSTAT NORMAL & BPH

PROSTAT NORMAL BPH


Etiologi
• Sebab yang pasti belum diketahui
• Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya
dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses aging
(menjadi tua).
• Beberapa teori atau hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya
hiperplasia prostat adalah:
1. Teori Hormonal
2. Teori Growth Factor (Faktor Pertumbuhan)
3. Teori peningkatan lama hidup sel-sel prostat karena berkuramgnya
sel yang mati
4. Teori Sel Stem (stem cell hypothesis)
5. Teori Dehidrotestosteron (DHT)
Beberapa Hipotesa Penyebab
• Dihidrotestosteron
5  reduktase  DHT  + Androgen reseptor

Proliferasi sel prostat


Mc. Neal (1976) membagi prostat dalam beberapa zona, antara lain;
1. Zona fibromuskuler anterior atau Ventral
2. Zona Perifer
3. Zona Sentralis
4. Zona Transisional
5. Kelenjar-Kelenjar Periuretra

anatomi zona kelenjar prostat normal Hiperplasia prostat  pada zona transisional
penyempitan lumen uretra posterior
Gambaran Klinis BPH
1. Gejala pada saluran kemih bagian bawah
Keluhan pada saluran kemih sebelah bawah (LUTS) terdiri atas gejala
obstruktif dan gejala iritatif.
• Gejala obstruktif disebabkan oleh karena penyempitan uretara
parsprostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan
otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukup lama
sehingga kontraksi terputus-putus.
• Gejalanya ialah:
a. Harus menunggu pada permulaan miksi (Hesistancy)
b. Pancaran miksi yang lemah(weakstream)
c. Miksi terputus(Intermittency)
d. Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling)
e. Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete bladder emptying).
• Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaria yang tidak sempurna
pada saat miksi atau disebabkan oleh hipersensitifitas otot detrusor karena
pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada vesica, sehingga vesica sering
berkontraksi meskipun belum penuh.
• Gejalanya ialah:
a. Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency)
b. Nokturia
c. Miksi sulit ditahan (Urgency)
d. Disuria (Nyeri pada waktu miksi)

2. Gejala pada saluran kemih bagian atas


Keluhan akibat penyulit hiperplasi prostat pada saluran kemih bagian atas berupa gejala
obstruksi antara lain nyeri pinggang, benjolan dipinggang (yang merupakan tanda dari
hidronefrosis), atau demam yang merupakan tanda dari infeksi atau urosepsis.

3. Gejala diluar saluran kemih


Pasien mengeluh adanya hernia inguinalis atau hemoroid. Timbulnya kedua penyakit ini
karena sering mengejan pada saat miksi sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan
intra abdominal.
Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa
kistus di daerah supra simfisis akibat retensi urine. Kadang-kadang didapatkan urine yang
selalu menetes tanpa disadari oleh pasien yaitu merupakan pertanda dari inkontinensia
paradoksa.
Diagnosis
Sindroma Prostatism
Non patognomonis
Obstruktif : Iritatif
• Hesitansi •Urgensi
• Pancaran melemah •Frekuensi
•Intermittensi •Disuria
•Terminal Dribbling
•Terasa ada sisa

Lower Urinary Tract Symptoms


LUTS
• WHO menganjurkan klasifikasi untuk menentukan berat gangguan miksi yang disebut Skor
Internasional Gejala Prostat atau I-PSS (International Prostatic Symptom Score)
Pertanyaan Jawaban dan skor

Keluhan pada bulan Tidak


<20% <50% 50% >50% Hampir selalu
terakhir sekali

a. Adakah anda
merasa buli-buli tidak
0 1 2 3 4 5
kosong setelah
berkemih

b. Berapa kali anda


berkemih lagi dalam 0 1 2 3 4 5
waktu 2 menit

• Derajat c. Berapa kali terjadi


arus urin berhenti 0 1 2 3 4 5
• - Ringan : skor 0-7 sewaktu berkemih
• - Sedang : skor 8-19
• - Berat : skor 20-35 d. Berapa kali anda
tidak dapat menahan 0 1 2 3 4 5
untuk berkemih

e. Beraapa kali terjadi


arus lemah sewaktu 0 1 2 3 4 5
memulai kencing

f. Berapa keli terjadi


• bangun tidur anda
0 1 2 3 4 5
kesulitan memulai
untuk berkemih

g. Berapa kali anda


0 1 2 3 4 5
bangun untuk
Diagnosis
1. Anamnesa :
 gejala obstruktif dan iritatif
 IPPS score
 Keluhan yang dirasakan dan berapa lama keluhan itu telah
mengganggu;
 Riwayat penyakit lain dan penyakit pada saluran Urogenitalia
(pernah Mengalami cedera, infeksi, kencing berdarah
(hematuria), Kencing batu,atau pembedahan pada saluran
kemih);
 Riwayat Kesehatan secara umum dan keadaan fungsi seksual;
 Riwayat Konsumsi obat yang dapat menimbulkan keluhan
- Gejala pada saluran kemih bagian atas
• Keluhan akibat penyulit hiperplasi prostat
pada saluran kemih bagian atas berupa
gejala obstruksi antara lain nyeri pinggang,
benjolan di pinggang (yang merupakan
tanda dari hidronefrosis)., atau demam
yang merupakan tanda dari infeksi atau
urosepsis.
- Gejala di luar saluran kemih
• Tidak jarang pasien berobat ke dokter
karena mengeluh adanya hernia inguinalis
atau hemoroid.
• Fisik urologis
-Ginjal : palpasi bimanual
-Buli : inspeksi menonjol ; retensio urine
palpasi : ballotement ; retensio urine
-Genetalia : uretra, testis, epididimi
-Colok dubur
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Foto polos abdomen (BNO)
2. Pielografi Intravena (IVP)
3. SISTOGRAM RETOGRAD
4. USG
5. PEMERIKSAAN SITOGRAFI
6. MRI atau CT scan (jarang dilakukan)

• PEMERIKSAAN LAIN
1. UROFLOWMETRI
2. Pemeriksaan tekanan pancaran
3. Pemeriksaan Volume Residu Urin
USG

• Pemeriksaan USG prostat dilakukan dengan 2 cara, yaitu trans


abdominal ultrasound (TAUS) dan transrectal ultrasound
(TRUS).
• TAUS dilakukan dengan melekatkan transdusen di permukaan
abdomen di atas buli buli dan prostat. TAUS dapat
memperlihatkan adanya pembesaran intravesika akibat
pembesaran lobus medial prostat.
• TRUS dilakukan dengan memasukkan transduser kedalam
rektum pasien. Transduser tersebut mengirim dan menerima
gelombang suara melalui dinding rektum sampai ke prostat
yang terletak tepat didepan rektum.
• TRUS setelah berkemih dapat menggambarkan:
1. Besar volume residu urine (303 cc) (lebih dari 40 cc adalah
abnormal).
2. Pembesaran prostat yang terutama melibatkan zona
transisional.
3. Pembesaran intravesika yang melibatkan lobus median.
4. Kista kecil pada inner gland.
5. Zona perifer yang terdesak oleh pembesaran zona
transisional.
Penatalaksanaan
• Tujuan terapi pada pasien BPH adalah mengembalikan
kualitas hidup pasien. Terapi yang ditawarkan pada
pasien tergantung pada derajat keluhan, keadaan
pasien, maupun kondisi objektif kesehatan pasien yang
diakibatkan oleh penyakitnya.
• Pilihannya adalah mulai dari tanpa terapi (watchful
waiting), medikamentosa, dan terapi intervensi.

A. Tanpa terapi (watchful waiting)


Hanya diberi penjelasan misalnya tidak boleh
mengkonsumsi kopi atau alkohol sebelum tidur malam,
kurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengiritasi
buli-buli (kopi atau cokelat), dan hindari penggunaan obat
dekongestan atau antihistamin.
B. Medikamentosa
o Obat Penghambat adrenergic α-blocker
o Obat Penghambat Enzim 5α-reduktase
o Obat Penghambat reseptor α-adrenergik
o Prasozin
o Tamsulosin

C. Intervensi
o Pembedahan terbuka
o Transurethra Resection of Prostate
o Laser prostatektomi
o Transurethral Needle Ablation of Prostate (TUNA)
Komplikasi
• Dilihat dari sudut pandang perjalanan penyakitnya,
hiperplasia prostat dapat menimbulkan komplikasi sebagai
berikut :
– Inkontinensia Paradoks
– Batu Kandung Kemih
– Hematuria
– Sistitis
– Pielonefritis
– Retensi Urin Akut Atau Kronik
– Refluks Vesiko-Ureter
– Hidroureter
– Hidronefrosis
– Gagal Ginjal
Prognosis
Dubia Ad Bonam
Pencegahan
1. Suplemen kandungan utamanya saw
palmetto.
2. Zat-zat gizi
Zat-zat gizi yang juga amat penting untuk
menjaga kesehatan prostat di antaranya adalah
:
– Vitamin A, E, dan C
– Vitamin B1, B2, dan B6,
– Copper (gluconate) dan Parsley Leaf,
– L-Glysine,
– Zinc

Anda mungkin juga menyukai