Anda di halaman 1dari 31

Benign Prostatic

Hyperplasia
ANATOMI KELENJAR
PROSTAT
Organ genitalia pria
yang terletak di sebelah
inferior buli buli, di
depan rectum dan
membungkus uretra
posterior
Mengelilingi uretra pars
prostatica
Tebal: 2 cm, panjang:
3 cm, lebar: 4 cm
Berat 20 gram
5 zona pada kelenjar
prostat:

Zona Anterior atau Ventral


Zona Perifer .
Zona Sentralis
Zona Transisional
Zona Preprostatik Sfingter
Aliran Darah Prostat
Merupakan percabangan dari arteri
pudenda interna, arteri vesikalis
inferior dan arteri rektalis media.
Pembuluh vena mengikuti jalannya
arteri dan bermuara ke pleksus
sekeliling kelenjar. Pleksus vena
mencurahkan isinya ke vena iliaca
interna.
Pembuluh limfe mulai sebagai
kapiler dalam stroma dan mengikuti
pembuluh darah. Limfe terutama
dicurahkan ke nodus iliaka interna
dan nodus sakralis.
Prostat menghasilkan suatu cairan yang
merupakan salah satu komponen dari cairan
ejakulat ( 25% dari seluruh volume ejakulat)
dialirkan melalui duktus sekretorius bermuara
di uretra posterior dikeluarkan bersama
cairan semen yang lain pada saat ejakulasi.
Prostat mendapatkan inervasi otonomik
simpatik dan parasimpatik dari pleksus
prostatikus.
Pleksus prostatikus ( pleksus pelvikus )
menerima masukan serabut parasimpatik
dari korda spinalis S2-4 dan simpatik dari
nervus hipogastrikus ( T10-L2 ).
Stimulasi parasimpatik meningkatkan sekresi
kelenjar pada epitel prostat
Rangsangan simpatik pengeluaran cairan
prostat ke dalam uretra posterior, seperti pada
saat ejakulasi.
Sistem simpatik memberikan inervasi pada otot
polos prostat, kapsula prostat, dan leher buli
buli banyak terdapat reseptor adrenergik
mempertahankan tonus otot polos tersebut.
Definisi
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria
yeng terletak di sebelah inferior buli buli dan
membungkus uretra posterior. Bila mengalami
pembesaran, organ ini membuntu uretra pars prostatika
dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli
buli.

BPH adalah diagnosis klinis menggambarkan gejala BAK


disebabkan obstruksi oleh prostat, meskipun beberapa
pasien dengan BPH mempunyai pembesaran kelenjar
yang minimal, dan beberapa pasien dengan prostat yang
besar tidak memiliki gejala.
ETIOLOGI
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti
penyebab terjadinya hyperplasia prostat tetapi beberapa
hipotesis menyebabkan bahwa hyperplasia prostat erat
kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestoron
(DHT) dan proses aging (menjadi tua).
Teori Dihidrotestosteron
DHT dibentuk dari testosterone di dalam sel prostat oleh
enzim 5- reduktase dengan bantuan koenzim NADPH
berikatan dengan reseptor androgen ( RA ) membentuk
kompleks DHT-RA pada inti sel dan selanjutnya terjadi
sintesis protein growth factor yang menstimulasi
pertumbuhan sel prostat. Aktivitas enzim 5- reduktase dan
jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH.
Ketidakseimbangan Antara Estrogen
testosteron

Pada usia yang semakin tua, kadar testosteron


menurun, sedangkan kadar estrogen relatif tetap
perbandingan estrogen : testosteron .
Estrogen di dalam prostat meningkatkan
sensitifitas sel sel prostat terhadap rangsangan
hormon androgen, meningkatkan jumlah reseptor
androgen dan menurunkan jumlah kematian sel
sel prostat ( apoptosis ) proliferasi sel sel
kelenjar prostat.
Interaksi Stroma Epitel
Setelah sel sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan estradiol, sel
sel stroma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya mempengaruhi
sel sel epitel secara parakrin. Stimulasi itu menyebabkan terjadinya
proliferasi sel sel epitel maupun sel stroma.

Berkurangnya Kematian Sel Prostat


Pada saat terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat dewasa,
penambahan jumlah sel sel prostat baru dengan yang mati dalam keadaan
seimbang. Berkurangnya jumlah sel sel prostat yang mengalami apoptosis
menyebabkan jumlah sel sel prostat secara keseluruhan menjadi meningkat
sehingga menyebabkan pertambahan massa prostat.

Teori Sel Stem


Di dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu sel yang mempunyai
kemampuan berproliferasi sangat ekstensif. terjadinya proliferasi sel sel pada
BPH dipostulasikan sebagai ketidaktepatan aktivitas sel stem sehingga terjadi
produksi yang berlebihan sel stroma atau sel epitel.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Gejala iritatif
Frekuensi: sering miksi
Nokturia : terbangun untuk miksi pada malam hari
Urgensi : perasaan miksi yang sangat mendesak
Disuria : nyeri pada saat miksi
Gejala obstuktif
Pancaran melemah
Rasa tidak puas sehabis miksi
Terminal dribbling : menetes setelah miksi
Hesitancy : bila mau miksi harus menunggu lama
Terjadi karena detrusor membutuhkan waktu yang lama untuk dapat
melawan resistensi uretra.
Straining : harus mengedan jika miksi
Intermittency: kencing terputus putus
Waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensio urin dan
inkontinen karena overflow.
Skor Internasional gejala gejala prostat WHO
( Internasional Prostate Symptom Score, IPSS )
Untuk pertanyaan nomor 1 hingga 6 , jawaban dapat diberikan skor sebagai berikut :
0 = Tidak Pernah 3 = Kira-kira separuh dari seluruh kejadian
1 = Kurang dari sekali dari 5 kali kejadian 4 = Lebih dari separuh dari kejadian
2 = Kurang dari separuh dari seluruh kejadian 5 = Hampir selalu

Dalam satu bulan terakhir berapa seringkah anda :


Merasakan masih terdapat sisa urin sehabis kencing ?
Harus kencing lagi padahal belum ada setengah jam yang lalu anda baru saja kencing ?
Harus berhenti pada saat kencing dan segera mulai kencing lagi dan hal ini dilakukan berkali kali ?
Tidak dapat menahan keinginan untuk kencing ?
Merasakan pancaran urin lemah ?
Harus mengejan dan memulai kencing ?
Untuk pertanyaan nomor 7 jawablah dengan skor seperti dibawah ini : 0 = Tidak Pernah, 1 = satu kali,
2 = dua kali, 3 = tiga kali, 4 = empat kali, 5 = lima kali
Total skor (S) =
Pertanyaan nomor 8 adalah mengenai kualitas hidup sehubungan dengan gejala diatas, jawablah dengan :
1. Sangat senang 2. Senang 3.Puas 4. Campuran antara puas dan tidak puas 5. Sangat tidak puas
6. Tidak bahagia 7. Buruk sekali
8.keluhan seperti ini bagaimanakah anda menikmati hidup ini ?
Kesimpulan :S__, L__, Q__, R__, V__
S : Skor I-PSS, L:Kualitas Hidup, Q:Pancaran Urin Dalam ml/detik, R: Sisa Urin, V:Volum Prostat
Jumlah nilai :
0 = baik sekali
1 = baik
2 = kurang baik
3 = kurang
4 = buruk
5 = buruk sekali
Setiap pertanyaan dihubungkan dengan keluhan miksi diberi nilai dari 0-5,
sedangkan keluhan yang menyangkut kualitas hidup pasien diberi nilai dari
1-7.
Dari skor I-PSS dapat dikelompokkan gejala LUTS dalam 3 derajat, yaitu
(1) ringan : skor 0-7, (2) sedang : skor 8-19, (3) berat : skor 20-35.
PEMERIKSAAN KLINIS

Digital Rectal Examination ( DRE )


Pada perabaan prostat harus diperhatikan :
Konsistensi pada pembesaran prostat kenyal
Adakah asimetri
Adakah nodul pada prostat
Apakah batas atas dapat diraba dan apabila batas atas masih dapat
diraba biasanya besar prostat diperkirakan < 60 gr.
Pada colok dubur diperhatikan :

1. Tonus sfingter ani atau reflex bulbo cavernosus untuk menyingkirkan


kelainan buli buli neurogenik.
2. Mukosa rectum
3. Keadaan prostat antara lain : kemungkinan adanya nodul, krepitasi,
konsistensi prostat, simetri antara lobus dengan batas prostat
Colok dubur pada pembesaran prostat benigna menunjukkan konsistensi
kenyal seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan tidak
di dapatkan nodul, sedangkan pada karsinoma prostat konsisetensi prostat
keras dan teraba nodul dan diantara lobus prostat tidak simetris.
Dalam pemeriksaan rectal toucher pada BPH
terdapat rectal grading:

Stage 0 : prostat teraba < 1cm, berat < 10 gr


Stage 1 : prostat teraba < 1-2 cm, berat < 20-25 gr
Stage 2 : prostat teraba < 2-3 cm, berat < 25-60 gr
Stage 3 : prostat teraba < 3-4 cm, berat < 60-100
gr
Stage 4 : prostat teraba >4 cm, berat >100 gr
Diagnosa Banding
Prostatitis
Karsinoma Prostat
Diabetes Melitus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium:
Sedimen urin
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran
kemih. Mengevaluasi adanya eritrosit, leukosit, bakteri, protein atau glukosa.
Kultur urin
Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan
sensifitas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan
Faal ginjal
Mencari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian
atas. Elektrolit, BUN, dan kreatinin berguna untuk insufisiensi ginjal kronis pada
pasien yang memiliki postvoid residu (PVR) yang tinggi.
Gula darah
Mencari kemungkinan adanya penyakit diabetes mellitus yang dapat
menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli (buli-buli neurogenik)
Penanda tumor PSA (prostat spesifik antigen)
Pemeriksaan Prostat Spesifik Antigen ( PSA ) dilakukan
sebagai dasar penentuan perlunya biopsi atau sebagai
deteksi dini keganasan.
Bila nilai PSA < 4 ng/ml tidak perlu biopsi.
Bila nilai PSA 4 10 ng/ml, hitung Prostate Spesifik
Antigen Density ( PSAD ): PSA serum dibagi dengan
volume prostat Bila PSAD 0,15 maka sebaiknya
dilakukan biopsi prostat, demikian pula bila nilai PSA > 10
ng/ml.
Pencitraan
Foto polos
berguna untuk mencari batu opak disaluran kemih, adanya batu atau
kalkulosa prostat dan kadangkala dapat menunjukkan bayangan buli buli
yang terisi urin, yang merupakan tanda suatu retensi urin.
Pemeriksaan PIV dapat menerangkan adanya :
1. Kelainan pada ginjal maupun ureter berupa hidroureter atau hidronefrosis.
2. Memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan oleh adanya
identasi prostat (pendesakan buli buli oleh kelenjar prostat) atau ureter
disebelah distal yang berebntuk seperti mata kail hookedfish.
3. Penyulit yang terjadi pada buli buli trabekulasi, difertikel, atau sakulasi
buli buli. Pemeriksaan PIV ini sudah tidak di rekomendasikan pada BPH.
Pemeriksaan ultrasonografi transrectal atau TRUS,
dimaksudkan untuk mengetahui : besar atau volume
kelenjar prostat, adanya kemungkinan pembesaran prostat
meligna, sebagai guidance (petunjuk) untuk melakukan
biopsy aspirasi prostat, menentukan jumlah lesidual urin,
dalam mencari kelainan di dalam buli buli
Patologi Anatomi
kombinasi dari hiperplasia epitel dan stroma di prostat
IMAGING
Foto polos
Batu/kalkulosa prostat dan kadangkala menunjukan bayangan buli-buli yang
penuh terisi urine Retensi urin

Pemeriksaan ultrasonografi transrektal


(TRUS)
Digunakan untuk pengukur volume prostat, caranya antara lain :
Metode step planimetry. Yang menghitung volume rata-rata area horizontal
diukur dari dasar sampai puncak.
Metode diameter. Yang menggabungkan pengukuran tinggi (H/height) ,lebar
(W/width) dan panjang (L/length) dengan rumus : (H x W x L).
Sistoskopi
Ultrasonografi trans abdominal
Sistografi buli
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosa banding BPH

Kondisi Gejala

Diabetes mellitus Frekuensi, aliran dan volume urin normal

Sistitis , kanker buli, batu buli Gejala iritasi

Prostatitits Gejala iritasi dan obstruksi


Divertikulum buli
Kondisi neurologis (injuri medulla spinalis,
kelainan medulla spinalis dsb)
Riwayat minum obat (antikolinergik,
antidepresan, dekongestan, tranquilezer)

Kanker prostat Gejala obstruksi


Striktur uretra
Kontraktur/striktur buli
PENATALAKSANAAN
Watchful waiting
untuk pasien BPH dengan skor IPSS dibawah 7, yaitu keluhan ringan yang
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari

Medikamentosa
-Penghambat reseptor adrenergik :
Mengendurkan otot polos prostat dan leher kandung kemih, yang
membantu untuk meringankan obstruksi kemih disebabkan oleh
pembesaran prostat di BPH.

-Penghambat 5 reduktase
sintesis protein dan replikasi sel-sel prostat menurun.
Bedah
Operasi transurethral: reseksi transuretral
dari prostat (TURP)
Open surgery: dilakukan ketika kelenjar
sangat membesar (>100 gram), ketika ada
komplikasi, atau ketika kandung kemih
telah rusak dan perlu diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai