a. Pengertian
BPH (Benigna Prostat Hipertropi) adalah kondisi patologis yang yang paling
umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering untuk intervensi
medis pada pria diatas usia 60 tahun ke atas.
BPH (Benigna Prostat Hipertropi) adalah hiperplasia kelenjar peri uretra yang
mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah.
Klasifikasi Prostat
Skor Madsen-Iversen
Pertanyaan 1 2 3 4 5
- Pancaran Normal Berubah- Lemah Menetes
- Mengedan pada saat Tidak ubah Ya
berkemih
- Harus menunggu Tidak Ya
saat akan kencing
- Buang air kencing Tidak Ya
terputus-putus
- Kencing tidak Tidak Tidak 1 kali >1 kali
Lampias tahu Berubah- lampias retensi retensi
- lnkontenensia ubah Ya
- Kencing sulit Sedang berat
Ditunda Tidak ada 3-4 >4
- Kencing malam hari 0 - 1 Ringan Setiap 1- 2 < 1 jam
- Kencing siang hari >3 jam 2 jam sekali sekali
sekali Setiap 2-3
jam sekali
c. Pemeriksaan Penunjang
2) Pemeriksaan fisik
a) Konservatif
- Mengurangi nyeri
- Waterisasi
b) Terapi Medikamentosa
(3) Fitoterapi
2) Pembedahan
Dari sekian terapi pembedahan yang dapatdilakukan pada pasien yang menderita
BPH (Benigna Prostat Hipertropi) seperti uraian di atas, waktu penanganan untuk
tiap pasien bervariasi tergantung beratnya gejala dan komplikasi. Indikasi absolut
untuk terapi bedah, yaitu:
1) Retensio berulang
2) Hematuria
a. Pengkajian
1) Identitas
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Status :
Suku/bangsa :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Penanggung
2) Keluhan
Sering kencing
Pancaran melemah
b. Diagnosa Keperawatan
1. Retensi Urine
Penyebab :
Blok springter
Objektif :
Subjektif : Dribbling
Objektif :
Inkontinensia berlebihan
Residu urine 150ml atau lebih
Kondisi klinis terkait :
Rektokel
2. Nyeri akut
Penyebab :
Objektif :
Tampak meringis
Bersikap protektif
Gelisah
Sulit tidur
Gejala dan tanda minor :
Objektif :
Menarik diri
Diaforesis
Kondisi pembedahan
Cedera traumatis
Infeksi
Glaukoma
3. Inkontinensia fungsional
Definisi : pengeluaran urin tidak terkendali karena kesulitan dan tidak mampu
mencapai toilet pada waktu yang tepat.
Penyebab :
Hambatan mobilisasi
Faktor psikologis, penurunan perhatian pada tanda-tand akeinginan
berkemih( depresi, bingung, delirium)
Hambatan lingkungan
Gangguan penglihatan
Subjektif :
Cedera kepala
Neuropati alkoholik
Penyakit parkinson
Penyakit dimielinisasi
Sklerosis multipel
Stroke
Dimensi progresif
Depresi
4. Disfungsi seksual
Definisi : Perubahan fungsi seksual selama fase respon seksual berupa hasrat,
terangsang, orgasme, dan relaksasi yang dirasa tidak memuaskan, tidak
bermakna atau tidak adekuat.
Penyebab :
Kurang privasi
Ketiadaan pasangan
Kesalahan informasi
Kelainan seksual
Konflik nilai
Penganiayaan fisik
Subjektif :
Definis :Kerusakan kulit dermis atau epidermis atau jaringan membran mukosa,
kornea, fasia, otot , tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi atau ligamen
Penyebab :
Perubahan sirkulasi
Perubahan status nutrisi
Penurunan mobilitas
Kelembaban
Proses penuaan
Neuropati periver
Nyeri
Perdarahan
Kemerahan
Hematoma
Imobilisasi
Gagal jantung kongestif
Gagal ginjal
Diabetes melitus
Imunodefisiensi
6. Ansietas
Definisi :Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk emnghadapi ancaman.
Penyebab :
Krisis situasional
Kebutuhan tidak terpenuhi
Krisis maturasional
Penyalahgunaan zat
Subjektif :
Merasa bingung
Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
Sulit berkonsentrasi
Objektif :
Tampak gelisah
Tampak tegang
Sulit tidur
Subjektif :
Mengeluh pusing
Anoreksia
Palpitasi
Objektif :
Diaforesis
Tremor
Suara bergetar
Sering berkemih
Hospitalisasi
Rencana operasi
Penyakit neurologis
3. Intervensi
Berikut ini adalah intervensi yang dirumuskan untuk mengatasi masalah keperawatan
pada klien dengan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) (Wilkinson, 2015)
1. Retensi Urine(470)
Tujuan: menunjukan eliminasi urine, yang dibuktika oleh indikator berikut
(sebutkan 1-5: selalu, sering, kadang-kadang, jarang, atau tidak mengalami
gangguan): pola eliminasi, mengosongkan kandung kemih secara tuntas
Kriteria hasil:
Implementasi :
Edukasi :
Ajarkan pasien tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih yang harus
dilaporkan(misalnya, demam menggigil, nyeri pinggang, hematuria, serta
perubahan konsistensi dan bau urine)
Perawatan retensi urine (NIC): instruksikan pasien dan keluarga untuk
mencatat haluaran urine, bila diperlukan.
Kolaboratif :
Edukasi:
Tujuan: menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut
(sebutkan 1-5: sangat berat, berat, sedang, ringan, atau tidak ada): ekspresi nyeri
pada wajah, gelisah atau ketegangan otot, durasi episode nyeri, merintih dan
mengangis, dan gelisah
Kriteria hasil :
Tindakan:
Teurapeutik :
Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum,
frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan interaksi obat,
kewaspadaan khusus saat mengonsumsi obat tersebut (misalnya pembatasan
aktivitas fisik, pembatasan diet), dan nama orang yang harus dihubungi bila
mengalami nyeri membandel.
Manajemen nyeri (NIC) : libatkan pasien dalam modalitas peredaan nyeri jika
memungkinkan, pastikan pemberian analgesic terapi atau strategi non
farmakologi sebelum melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri.
Kolaboratif :
Tindakan :
Observasi :
Edukasi :
Ajarkan pasien dan pemberi asuhan tentang tanda dan gejala infeksi
saluran kemih
Kolaboratif :
Kriteria hasil :
Tindakan :
Observasi :
Edukasi:
Kolaboratif :
Keutuhan kulit
Kriteria hasil :
Drainase purulen(atau lainnya) atau bau luka minimal
Tidak ada lepuh atau maserasi pada kulit
Tindakan :
Observasi :
Kaji fungsi alat-alat seperti alat penurunan tekanan meliputi kasur udara
statis, terapi low-air loss, terapi udara yang di cairkan,
Rawat area insisi (NIC) : infeksi adanya kemerahan, pembengkakan, atau
tanda-tanda dehisensi atau eviserasi pada area insisi.
Lakukan perawatan luka kulit secara rutin seperti: ubah dan atur posisi
pasien secara sering, pertahankan jaringan sekitar terbebas dari drainase
dan kelembapan yang berlebihan dan lindungi pasien dari kontaminase
feses atau urine.
Edukasi :
Kolaborativ :
Kriteria hasil :
Tindakan :
Observasi :
Edukasi :
Kolaboratif :
Penurunan ansietas (NIC) : berikan obat untuk menurunkan ansietas, jika perlu.
Teuraputik :
Pada saat ansietas berat, damping pasien, bicara dengan tenang, dan
berikan ketenangan serta rasa nyaman.
Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran
dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas.
Bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk
mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi
ansietas.
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, J. M. (2016). Buku saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.