Anda di halaman 1dari 18

BATU SALURAN KEMIH

OLEH KELOMPOK 3 :

1. A D L I YA N U R ’ A I N I R A D J A K
2. HADJRA MEERADJI
3. M I L AWA T I H U N T A
4. N A D I A PA K AYA
5. S R I R A H M AT I A B . N O N U
6. W I N D Y AWA T I L I M O N U
Apa itu batu saluran
kemih?

Batu saluran kemih ( urolithiasis ) merupakan keadaan


patologis karena adanya masa keras seperti batu yang
terbentuk di sepanjang saluran kencing dan dapat
menyebabkan nyeri, perdarahan, atau infeksi pada saluran
kencing. Terbentuknya batu disebabkan karena air kemih
jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau
karena air kemih kekurangan materi-materi yang dapat
menghambat pembentukan batu,kurangnya produksi air
kencing,dan keadaan lain yang idiopatik ( Dewi,2007 )
Untuk mengetahui adanya batu pada saluran
Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea kemih terkadang perlu dilakukan
(mual), muntah, demam, hematuria ( kencing berdarah). pemeriksaan terlebih dahulu melalui USG
Urine berwarna keruh seperti teh atau merah. (Brunner and atau rontgen, bahkan terkadang ditemukan
Suddarth, 2002). pula ginjal yang sudah rusak atau tidak
berfungsi lagi akibat batu saluran kemih ini . 
KLASIFIKASI BATU SALURAN KEMIH
MENURUT JOYCE M BLACK DALAM BUKU MEDICAL SURGICAL NURSING, DAN  BUKU BASUKI B PURNOMO,  

 Batu Kalsium     Batu asam urat


Batu kalsium merupakan jenis batu terbanyak, batu Factor yang menyebabkan terbentuknya batu asam
kalsium biasanya terdiri dari fosfat atau kalsium urat adalah:
oksalat. Dari bentuk partikel yang terkecil disebut a. Urine jumlahnya (<2 liter perhari) atau
pasir atau kerikil sampai ke ukuran yang sangat dehidrasi.
besar “staghorn” yang berada di pelvis dan dapat
masuk ke kaliks. b. Hiperurikosuri: kadar asam urat melebihi 850
mg/ 24jam.
 Batu struvit
Batu sistin
Batu struvit dikenal juga dengan batu infeksi karena
terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya Cystunuria mengakibatkan kerusakan metabolic
infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini secara congetinal yang mewarisi
adalah kuman golongan pemecah urea  yang dapat pengahambat atosomonal.
menghasilkan enzim urease dan  Batu xanthine
merubah urine menjadi basa melalui hidrolisis Batu xanthine terjadi karena kondisi hederiter hal
urea menjadi amoniak. ini terjadi karena defisiensi oksidasi xathine.
• Faktor Intrinsik

a. Heriditer/ Keturunan
Salah satu penyebab batu ginjal adalah faktor keturunan misalnya Asidosis tubulus ginjal (ATG).
b. Umur
Batu salutan kemih banyak terdapat pada golongan umur 30-60 tahun.
c. Jenis kelamin
Kejadian batu saluran kemih berbeda antara laki-laki dan wanita. Pada laki-laki lebih sering terjadi dibanding
wanita 3:1. Serum testosteron menghasilkan peningkatan produksi oksalat endogen oleh hati. Rendahnya serum
testosteron pada wanita dan anak-anak menyebabkan rendahnya kejadan batu saluran kemih pada wanita dan
anak-anak.

• Faktor Ekstrinsik
ETIOLOGI a. Geografi
. Faktor geografi mewakili salah satu aspek lingkungan seperti kebiasaan makan di suatu daerah, temperatur,
kelembaban yang sangat menentukan faktor intrinsik yang menjadi predisposisi batu saluran kemih.
b. Faktor Iklim dan cuaca
Temperatur yang tinggi akan meningkatkan keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih. Konsentrasi air
kemih yang meningkat akan meningkatkan pembentukan kristal air kemih.
c. Jumlah air yang diminum
Pembentukan batu juga dipengaruhi oleh faktor hidrasi
d.        Diet/Pola makan
Diet berbagai makanan dan minuman mempengaruhi tinggi rendahnya jumlah air kemih dan substansi
pembentukan batu yang berefek signifikan dalam terjadinya batu saluran kemih.
e.          Jenis pekerjaan
Kejadian batu saluran kemih lebih banyak terjadi pada orang-orang yang banyak duduk
dalam melakukan pekerjaannya
f.     Stres
diketahui bahwa orang-orang yang stres dapat mengalami hipertensi, daya tahan tubuh
rendah, dan kekacauan metabolisme yang memungkinkan kenaikan terjadinya batu saluran
kemih.
g.    Olah raga
telah terbukti batu saluran kemih jarang terjadi pada orang yang bekerja secara fisik
dibanding orang yang bekerja di kantor dengan banyak duduk.
h.     Kegemukan (Obesitas)
Pada penelitian kasus batu kalsium oksalat yang idiopatik didapatkan 59,2% terkena
kegemukan. Hal ini disebabkan pada orang yang gemuk pH air kemih turun, kadar asam
urat, oksalat dan kalsium naik
i.      Kebiasaan menahan buang air kemih
ISK yang disebabkan kuman pemecah urea sangat mudah menimbulkan jenis batu struvit.
Selain itu dengan adanya stasis air kemih maka dapat terjadi pengendapan kristal .
j.      Tinggi rendahnya pH air kemih
Hal lain yang berpengaruh terhadap pembentukan batu adalah pH air kemih ( pH 5,2 pada
batu kalsium oksalat).
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis penyakit batu saluran kemih bergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan edema. Ketika batu menghambat aliran
urine, terjadi obstruksi yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter
proksimal. Namun, beberapa batu jika ada gejala tetapi hanya sedikit dan secara perlahan akan merusak inti fungsional (nefron) ginjal, dan
gejala lainnya adalah nyeri yang luar biasa (kolik).
Gejala klinis dari batu saluran kemih yang dapat dirasakan adalah : 
1.         Rasa Nyeri
Lokasi rasa nyeri tergantung dari letak batu. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebral tidak
jarang disertai mual dan muntah, maka dapat disimpulkan pasien tersebut sedang mengalami kolik ginjal. Batu yang berada di ureter dapat
menyebabkan nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar ke paha dan genitalia. Pasien yang mengalami kolik ureter akan sering
ingin merasa berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar, dan biasanya air kemih disertai dengan darah.
2.  Demam
Demam ini dapat terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah sehingga menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas
normal.
 3. Infeksi
Batu saluran kemih jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi sekunder akibat obstruksi dan statis di proksimal dari sumbatan.
Infeksi yang terjadi di saluran kemih karena kuman Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, dan Staphylococcus.
4.  Hematuria dan Kristaluria
Diagnosis adanya penyakit batu saluran kemih dapat dibantu dengan adanya hematuria dan kristaluira. Hematuria adalah terdapatnya sel
darah merah di dalam air kemih, sedangkan kristaluria adalah air kemih yang berpasir.
5.  Mual dan Muntah
Obstrusi saluran kemih bagian atas, ginjal dan ureter, seringkali menyebabkan mual dan muntah.
PATOFISIOLOGI

Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolitiasis
belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor predisposisi terjadinya
batu antara lain : Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan
yang kurang dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran
kemih. pH urin juga mendukung pembentukan batu. 
Imobilisasi yang lama akan menyebabkan pergerakan kalsium menuju tulang akan
terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan yang akan
diekskresikan. Jika cairan masuk tidak adekuat maka penumpukan atau
pengendapan semakin bertambah dan pengendapan ini semakin kompleks
sehingga terjadi batu.
Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi, ada batu yang kecil
dan batu yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin dan akan
menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah
dalam urin. Sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi saluran
kemih yang menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi refluks
urin dan akibat yang fatal dapat timbul hidronefrosis karena dilatasi ginjal. 
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.        Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum menunjukkan adanya sel darah
merah, sel darah putih dan kristal serta serpihan, mineral, bakteri, pus, pH urine asam.
b.      Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin meningkat.
c.       Kultur urine : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.
d.      Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat, protein dan
elektrolit.
e.     Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat
menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal.
f.     Darah lengkap : Sel darah putih : meningkat menunjukkan adanya infeksi.
Sel darah merah : biasanya normal.
Hb, Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
g.   Foto rontgen : menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan
sepanjang ureter.
h.   IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis, seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul.
i.    USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.
PENATALAKSANAAN MEDIS
a.   Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu dengan diameter kurang dari 5 mm,
karena diharapkan batu dapat keluar tanpa intervensi medis. Setiap pasien batu saluran kemih harus minum paling
sedikit 8 gelas air sehari.
b.   Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatan
Analgesik dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar batu dapat keluar sendiri secara spontan.
c.  ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini digunakan gelombang kejut eksternal
yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu.
d.  Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas
memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam
saluran kemih. Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).  
e.  Tindakan Operasi
Penanganan batu saluran kemih, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu secara spontan
tanpa pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan
lainnya.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 4.  Makanan / cairan

Gejala     :
  PENGKAJIAN a)    Mual / muntah, nyeri tekan abdomen
a.  Identitas Klien
b)   Diet tinggi purin, kalsium oksalat, dan / atau fosfat
Identitas klien terdiri atas nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,
bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat. c)    Ketidak cukupan   pemasukan   cairan;   tidak minum air dengan cukup
b.  Riwayat Keperawatan Tanda     : Distensi abdominal, penurunan / tak adanya bising usus. Muntah.
1. Riwayat kesehatan masa lalu
5.  Nyeri / Kenyamanan
2. Apakah klien pernah menderita batu saluran kemih sebelumnya atau infeksi saluran kemih, apakah
klien pernah dirawat atau dioperasi sebelumnya Gejala  : Episode akut nyeri berat, nyeri kolik. Lokasi tergantung pada  
lokasi  batu, contoh    pada panggul di region sudut kostovertebral, dapat
3. Riwayat kesehatan sekarang
menyebar kepunggung, abdomen, dan turun ke lipat  paha/genetalia.  Nyeri 
 4. Biasanya klien mengalami nyeri pada sudut kostovertebralis, dan didapatkan nyeri tekan dan nyeri dangkal  konstan menunjulkkan          kalkulus ada di pelvis            atau
ketok, biasanya klien mengalami mual, muntah, hematuri, Buang Air Kecil (BAK) menetes, BAK tidak kalkulus ginjal. Nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat tidak hilang
tampias, rasa terbakar, penurunan haluaran urin, dorongan berkemih. dengan posisi atau tindakan lain.
c.  Riwayat kesehatan keluarga Adakah riwayat batu saluran kemih dalam keluarga
Tanda     : Melindungi ; perilaku distraksi. Nyeri tekan pada area ginjal pada
d.  Riwayat psikososial Adakah ditemukan depresi, marah atau stress palpasi
 e.    Pola kebiasaan sehari-hari
6.  Keamanan
1.  Aktivitas / Istirahat Gejala : Pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan
bersuhu tinggi.  Keterbatasan aktivitas / mobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya Gejala     : Penggunaan alcohol. Demam, menggigil.

2. Sirkulasi Tanda : Peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal Ginjal), Kulit kemerahan dan hangat; 7.  Penyuluhan / Pembelajaran
pucat.
Gejala      :
3.  Eliminasi
a)   Riwayat  kalkulus  dalam  keluarga,  penyakit ginjal, hipertensi, cout,
Gejala     :
ISK kronis
a) . Riwayat adanya    ISK     kronis, obstruksi sebelumnya (kalukulus)
b)   Penurunan haluaran          urine,   kandung          kemih penuh. b)   Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya,
hiperparatinoklisme
c)    Rasa terbakar, dorongan berkemih
d)   Diare c)    Penggunaan antibiotic, antihipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol,
fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.
Tanda     : Olisuria, hematuria, piuria, perubahan pola berkemih
DIAGNOSA KEPERAWATAN
  Diagnosa keperawatan yang dapat kami angkat yakni :
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi / dorongan kontraksi ureteral, trauma
jaringan ditandai dengan
2.  Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi
ginjal atau ureteral, obstruksi mekanik
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan suhu tubuh diatas normal
4. Resiko infeksi d.d dengan infeksi sekunder akibat obstruksi dan statis di proksimal dari
sumbatan
  Diagnosa Tujuan dan  
no keperawatan Kriteria hasil Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut Tujuan : INTERVENSI Manajemen nyeri
b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi
peningkatan frekuensi/dorongan keperawataan 3x24jam nyeri dapat 1.Identifikasilokasi,karakterisik,durasi,frekuensi,kualias,inten
kontraksi ureteral,trauma jaringan teratasi sitas nyeri 
  2. Identitas skala nyeri
Kriteria Hasil ; 3. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan
Nyeri berkurang skala nyeri nyeri
i menurun,klien dapat beristirahat dan 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
n tampak rileks 5. Monitor efek samping penggunaan analgetik
t Teraputik
1.Berikan teknik nonfarmakologis untukmengurangi rasa
e nyeri ( mis. TENS,hipnosisi,akupresur,terapi
r music,biofeedback,teapi pijat,aromaterapi,teknik imajinasi
v terbimbing,kompres hangat/dingin,terapi bermain)
e 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri(mis.
Suhu ruangan,pencahayaan,kebisingan
n 3. Fasilitasi istrahat tidur
s 4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
i strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
2. jelaskan strategi meredakan nyeri
3. anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu

2 Gangguan eliminasi urin Tujuan : Dukungan perawatan diri: BAB/BAK
b.d Setelah dilakukan Observasi
stimulasi kndung kemih oleh tindakkan keperawatan - Identifiksi kebiasaan BAK/BAB sesuai usia
batu iritasi ginjal atau 3x24 jam gangguan - monitor integritas kulit pasien
ureteral,obstruksi mekanik eliminasi urine teratasi Terapeutik
  - Buka pakaian yang di perlukan utuk memudahkan eliminasi
Kriteria hasil : - Dukung penggunaan toilet/commode/pispot/urinal secara konsisten
Nyeri saat berkemih - latih BAB/BAK sesuai jadwal,jika perlu
berkurang, berkemih - sediakan alat bantu (mis. Kateter eksternal,urinal),jika perlu
tidak menetes,pola Edukasi
berkemih kembali - Anjurkan BAB/BAK secararutin
normal - Anjurkan ke kamar mandi/toilet,jikaperlu
3. Hipertermi berhubungan dengan proses Tujuan : Manajemen hipertermi
infeksi ditandai dengan suhu tubuh Setelah dilakukan perawata Observasi
diatas normal selama 3 kali 24 jam suhu badan - Identifikasi penyebab hipertermia ( mis.
pasien akan normal Dehidrasi,terpapar lingkungan panas,penggunaan
incubator)
Kriteria hasil : - monitor suhu tubuh
Suhu tubuh membaik,suhu kulit - monitor kadar elektrolit
membaik, kadar glukosa - monitor keluaran urine
membaik,pengisian kapiler
membaik,ventilasi Terapeutik
membaik,tekanan darah - Sediakan lingkungan yang dingin
membaik - longgarkan atau lepaskan pakaian
- ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
menglami hiperdrosis(keringat berlebih)

Edukasi
- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena,jika perlu
4 . Resiko infeksi d.d dengan infeksi Tujuan Pencegahan nfeksi
sekunder akibat obstruksi dan statis Setelah dilakukan perawatan
di proksimal dari sumbatan selama 3 kali 24 jam derajat infeksi Observasi
klien berkurang - monitor tanda dan gejala infeksi local dan
sistemik
Krieria hasil Terpeutik
Kadar sel darah putih - Batasi jumlh pengunjung
memaik,kultur darah - pertahankan tehnik aseptic pada pasien
membaik,kultur urine membaik beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- ajarkan cara menuci tangan dengan benar
- anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisai jika perlu
IMPLEMENTASI
Implementasi
Menurut Patricia A. Potter (2005), Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan yang telah disusun/
ditemukan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan oleh pasien
itu sendiri ataupun perawat secara mandiri dan juga dapat bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi dan
fisioterapis. Perawat memilih intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.
Berikut ini metode dan langkah persiapan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat :
1.      Memahami rencana keperawatan yang telah ditentukan
2.      Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan
3.       Menyiapkan lingkungan terapeutik
4.      Membantu dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
5.      Memberikan asuhan keperawatan langsung
6.      Mengkonsulkan dan memberi penyuluhan pada klien dan keluarganya.
 
Implementasi membutuhkan perawat untuk mengkaji kembali keadaan klien, menelaah, dan memodifikasi rencana keperawatan
yang sudah ada, mengidentifikasi area dimana bantuan dibutuhkan untuk mengimple-mentasikan, mengkomunikasikan intervensi
keperawatan. Implementasi dari asuhan keperawatan juga membutuhkan pengetahuan tambahan keterampilan dan personal.
Setelah implementasi, perawat menuliskan dalam catatan klien deskripsi singkat dari pengkajian keperawatan, Prosedur spesifik
dan respon klien terhadap asuhan keperawatan atau juga perawat bisa mendelegasikan implementasi pada tenaga kesehatan lain
termasuk memastikan bahwa orang yang didelegasikan terampil dalam tugas dan dapat menjelaskan tugas sesuai dengan standar
keperawatan.
EVALUASI

Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi
keperawatan ditetapkan. Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Batu Saluran Kemih ialah
nyeri akut dapat tertangani dengan tepat, proses eliminasi urin kembali normal, kekurangan
volume cairan dapat terhindari dan pasien memiliki pengetahuan mengenai penyakit yang
dialaminya.
~TERIMA KASIH~

Anda mungkin juga menyukai