Anda di halaman 1dari 49

Batu Saluran Kemih

Nindra Prasadja
Bag. Urologi Dep. Bedah
RSPAD Gatot Soebroto
Jakarta
ANATOMI
 Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang,
terletak retroperitoneal, di kedua sisi kolumna vertebralis
daerah lumbal. Setiap ginjal terdiri dari 600.000 nefron yg
berfungsi sebagai filter

 Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya 25 sampai


30 cm, yangberjalan dari ginjal sampai kandung kemih

 Kandung kemih adalah salah satu kantong berotot yang dapat


mengempis dan berdilatasi, terletak di belakang. Dua fungsi
kandung kemih adalah sebagai tempat penyimpanan kemih
dan mendorong kemih keluar dari tubuh melalui uretra.
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang,
yang berjalan dari kandung kemih sampai keluar
tubuh. Panjangnya pada wanita sekitar 4 cm dan pada
pria sekitar 20 cm.

Sebagian besar reseptor rasa sakit dari saluran kemih


bagian atas yang bertanggung jawab untuk persepsi
kolik ginjal terletak di submukosa pelvis renalis,
kalises, kapsul ginjal, dan ureter atas.
Insidensi
di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-
buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai
batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter)
Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-
12 % penduduk menderita batu saluran kemih.
Puncak insiden terjadi pada orang berusia 35-45 tahun
laki-perempuan rasio 3:1
Batu di saluran kemih jauh lebih umum terjadi pada
orang Asia dan kulit putih daripada di penduduk asli
Amerika, Afrika, Afrika Amerika, dan beberapa
penduduk asli wilayah Mediterania
ETIOLOGI
FAKTOR INTRINSIK :
Herediter (keturunan) : Faktor risiko yang lebih tinggi
mungkin karena kombinasi dari predisposisi genetik
dan eksposur lingkungan yang lama (misalnya, diet).

Umur : Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia


30-50 tahun

Jenis kelamin :Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih


banyak dibandingkan dengan pasien perempuan
FAKTOR EKSTRINSIK :
Asupan air : Kurangnya asupan air dan tingginya
kadar mineral kalsium meningkatkan insiden batu
saluran kemih.
Geografi
Iklim dan temperatur
Diet : purin, oksalat, dan kalsium mempermudah
terjadinya penyakit batu saluran kemih.
Pekerjaan : Sering dijumpai pada orang yang
pekerjaannya banyak duduk dan kurang aktifitas atau
sedentary life.
TEORI PEMBENTUKAN BATU
TEORI NUKLEASI
Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu
sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada
dalam larutan yang terlalu jenuh (supersaturated) akan
mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya
membentuk batu.

TEORI MATRIKS
Matriks organik terdiri atas serum/protein urine
(albumin, globulin, dan mukoprotein) merupakan
kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal batu.
PENGHAMBAT KRISTALISASI
Urine orang normal mengandung zat penghambat
pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat,
pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika
kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan
memudahkan terbentuknya batu di dalam saluran
kemih.
KOMPOSISI BATU
umumnya mengandung unsur kalsium oksalat atau
kalsium fosfat (75%), asam urat (8%), magnesium-
amonium-fosfat (MAP) (15%), xanthyn, dan sistin,
silikat dan senyawa lain (1%)
BATU KALSIUM
dijumpai lebih dari 80% batu saluran kemih, baik
yang berikatan dengan oksalat maupun fosfat.
Etiologi :
- Hiperkalsiuri : kalsium dalam urine lebih besar dari
250-300 mg/24 jam
- Hiperoksaluri : ekskresi oksalat urine melebihi 45
gram per hari
- Hiperorikosuria, yaitu kadar asam urat dalam urine
melebihi 850 mg/24 jam.
- Hipersitraturi
- Hipomagnesuria
BATU STRUVIT
- Disebut juga batu infeksi.

- Kuman penyebab adalah kuman golongan pemecah


urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim
urease dan mengubah pH urine menjadi basa melalui
hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini
memudahkan garam-garam magnesium, amonium,
fosfat dan karbonat untuk membentuk batu magnesium
amonium fosfat (MAP).
Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea
diantaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella,
Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan
Stafilokokus. E.coli bukan termasuk pemecah urea.
BATU URAT
- merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih.

- Penyakit ini banyak diderita oleh pasien dengan


penyakit gout, penyakit mieloproliferatif, pasien
yang mendapatkan terapi antikanker, dan yang
banyak menggunakan obat urikosurik.Obesitas,
peminum alkohol, dan diet tinggi protein
mempunyai peluang besar untuk mendapatkan
penyakit ini
Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam
urat adalah :
1. urine yang terlalu asam (pH urine < 6),
2. volume urine yang jumlahnya sedikit (< 2 liter/hari)
atau dehidrasi,
3. hiperurikosuri atau kadar asam urat yang tinggi.

. Bersifat radiolusen, sehingga pada pemeriksaan PIV


tampak sebagai bayangan filling defect
. Batu jenis lain
Batu sistin, batu xanthin, batu triamteren, dan batu silikat
sangat jarang dijumpai.

Batu sistin didapatkan karena kelainan metabolisme


sistin, yaitu kelainan absorpsi sistin di mukosa usus.
Batu xantin terbentuk karena penyakit bawaan berupa
defisiensi enzim xanthin oksidase.
MANIFESTASI KLINIS
 tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit
yang telah terjadi
nyeri ketok di daerah kosto-vertebra
teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis,
ditemukan tanda-tanda gagal ginjal
retensi urine
jika disertai infeksi didapatkan demam/menggigil
• kolik renalis
DIAGNOSIS
Anamnesis
keluhan
Penyakit terdahulu
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia,
syok
Pemeriksan fisik khusus urologi
 Sudut kosto vertebra
 Supra simfisis
 Genitalia eksterna
 Colok dubur
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan urin rutin untuk melihat eritrosituri,
lekosituria, bakteriuria (nitrit), pH urin dan kultur urin
Pemeriksaan darah berupa hemoglobin, lekosit, ureum
dan kreatinin.
Urinalysis : pH > 7.5 : lithiasis karena infeksi dan pH <
5.5 : lithiasis karena asam urat
Diagnosis Banding
Pielonefritis akut,
Tumor ginjal, ureter dan vesika urinaria,
Tuberkulosis ginjal,
Nekrosis pielocaliceal ginjal,
Kolesistitis akut, dan
Appendisitis akut.
KOMPLIKASI
Hidronefrosis
pielonefrosis
uremia
gagal ginjal
BATU GINJAL
(NEFROLITHIASIS)
Gejala klinis
Rasa nyeri yang berat dan tiba-tiba di daerah pinggang
yang menjalar sampai pangkal paha
Biasanya ada keluhan mual dan muntah.
Hematuria. Hal ini terjadi karena batu mengiritasi
saluran kemih sehingga menimbulkan luka
Perasaan terbakar di saluran kemih saat kencing
Rasa sangat ingin kecing.
Demam
Pencegahan
Minum banyak air (8-10 gelas sehari)
Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari
Jangan menahan kencing
Pola makan seimbang
Berolahraga
menjaga berat badan tetap ideal.
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Ditujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena
batu diharapkan dapat keluar spontan. Terapi yang
diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar
aliran urine dengan pemberian diuretikum, dan minum
banyak supaya dapat mendorong batu keluar.
1. untuk batu kalsium :
diuretika tiazid
diet rendah kalsium
diet rendah purin
diet rendah oksalat
diet rendah lemak dan kolestiramin

2. untuk batu infeksi : antibiotika


3. untuk batu urat :
urin alkali (Na bikarbonat)
alopurinol, diamok
diet rendah purin.
ESWL (Extracorporeal Shockwave
Lithotripsi)
Indikasi: Kontraindikasi:
Batu saluran kemih Pasien dengan hipertensi
dengan diameter 5-20 yang tidak dikontrol
mm Pasien dengan gangguan
Fungsi ginjal masih baik pembekuan darah
Batu terletak di ginjal Pasien dengan gangguan
dan ureter fungsi ginjal berat
Wanita hamil dan anak-
anak.
Keuntungan ESWL :
Dapat menghindari operasi terbuka,
Lebih aman,
Lebih akurat dan efektif, dan
Biaya lebih murah, terutama untuk prosedur ESWL
yang sederhana sehingga tidak memerlukan perlakuan
berkali-kali.
Ilustrasi
ESWL

A) sebelum penembakan; B) gelombang kejut yang


difokuskan pada ginjal; C) tembakan dihentikan
hingga serpihan batu cukup kecil untuk dibuang
secara natural bersama urine.
Endourologi
PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)
Litotripsi
Ureteroskopi atau uretero-renoskopi
Ekstraksi Dormia
Bedah Laparoskopi
Bedah terbuka
Pielolitotomi atau nefrolitotomi : mengambil batu di
saluran ginjal

Uretrolitotomi : mengambil batu di uretra.


Ureterolitotomi : mengambil batu di ureter.

Vesikolitotomi : mengambil batu di vesica urinaria


PEDOMAN PENATALAKSANAAN
BATU CETAK GINJAL/ STAGHORN
Modalitas terapi untuk batu cetak ginjal adalah:
PNL monoterapi
Kombinasi PNL dan ESWL
ESWL monoterapi
Operasi terbuka
Kombinasi operasi terbuka dan ESWL
BATU KANDUNG KEMIH (VESIKOLITHIASIS)
Definisi
Batu vesika urinaria adalah suatu keadaan
ditemukannya batu di dalam vesika urinaria.
Predisposisi terjadinya batu
obstruksi infravesika,
neurogenic bladder,
infeksi saluran kemih (urea-splitting bacteria),
adanya benda asing,
Divertikel kandung kemih.
Etiologi
Berasal dari batu ginjal atau ureter yang turun, akibat
statis pada striktur uretra, kontraksi leher buli-buli,
sistokel, buli-neurogenik dan divertikel, infeksi traktus
urinarius, hiperparatiroid atau adenoma paratiroid, diet
yang banyak mengandung kalsium dan oksalat.
Gejala
• Rasa nyeri waktu miksi (disuria, stranguria) biasanya
pada akhir miksi, dirasakan refered pain pada ujung
penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki.
• Hematuria diserta urine yang keruh
• Pancaran urine tiba-tiba berhenti dan keluar lagi pada
perubahan posisi
• Polakisuria (sering miksi)
• Pada anak nyeri miksi ditandai oleh kesakitan,
menangis, menarik-narik penis, miksi mengedan
sering diikuti defekasi atau prolapsus ani
Penatalaksanaan

Vesikolitotripsi
1. Elektrohidrolik (EHL)
– Merupakan salah satu sumber energi yang cukup kuat untuk menghancurkan batu
kandung kemih.
– Masalah timbul bila batu keras maka akan memerlukan waktu yang lebih
– lama dan fragmentasinya inkomplit.
– EHL tidak dianjurkan pada kasus batu besar dan keras.
– Angka bebas batu : 63-92%.
– Penyulit : sekitar 8%, kasus ruptur kandung kemih 1,8%.
– Waktu yang dibutuhkan : ± 26 menit.
2. Ultrasound
– Litotripsi ultrasound cukup aman digunakan pada kasus batu kandung kemih,
dapat digunakan pada batu besar, dapat menghindarkan dari tindakan ulangan
dan biaya tidak tinggi.
– Angka bebas batu : 88% (ukuran batu 12-50 mm).
– Penyulit : minimal (2 kasus di konversi).
– Waktu yang dibutuhkan : ± 56 menit.
3. Laser
– Yang digunakan adalah Holmium YAG. Hasilnya sangat baik pada kasus
batu besar, tidak tergantung jenis batu.
– Kelebihan yang lain adalah masa rawat singkat dan tidak ada penyulit.
– Angka bebas batu : 100%.
– Penyulit : tidak ada.
– Waktu yang dibutuhkan : ± 57 menit.
4. Pneumatik
– Litotripsi pneumatik hasilnya cukup baik digunakan sebagai terapi batu
kandung kemih. Lebih efisien dibandingkan litotripsi ultrasound dan
EHL pada kasus batu besar dan keras.
– Angka bebas batu : 85%.
– Penyulit : tidak ada.
– Waktu yang dibutuhkan : ± 57 menit.
Vesikolitotomi perkutan
• Merupakan alternatif terapi pada kasus batu pada anak-anak atau pada
penderita dengan kesulitan akses melalui uretra, batu besar atau batu múltipel.
Tindakan ini indikasi kontra pada adanya riwayat keganasan kandung kemih,
riwayat operasi daerah pelvis, radioterapi, infeksi aktif pada saluran kemih
atau dinding abdomen.
• Angka bebas batu : 85-100%.
• Penyulit : tidak ada.
• Waktu yang dibutuhkan : 40-100 menit.
Vesikolitotomi terbuka
• Diindikasikan pada batu dengan stone burden besar, batu keras, kesulitan
akses melalui uretra, tindakan bersamaan dengan prostatektomi atau
divertikelektomi.
• Angka bebas batu : 100%.
ESWL
• Merupakan salah satu pilihan pada penderita yang tidak
memungkinkan untuk operasi. Masalah yang dihadapi adalah
migrasi batu saat tindakan.
• Adanya obstruksi infravesikal serta residu urin pasca miksi akan
menurunkan angka keberhasilan dan membutuhkan tindakan
tambahan per endoskopi sekitar 10% kasus untuk mengeluarkan
pecahan batu.
• Dari kepustakaan, tindakan ESWL umumnya dikerjakan lebih
dari satu kali untuk terapi batu kandung kemih.
• Angka bebas batu : elektromagnetik; 66% pada kasus dengan
obstruksi dan 96% pada kasus non obstruksi. Bila menggunakan
piezoelektrik didapatkan hanya 50% yang berhasil.
BATU URETRA
Batu yang umumnya berasal dari batu kandung kemih
yang turun ke uretra.
 Sangat jarang batu uretra primer kecuali pada keadaan
stasis urin yang kronis dan infeksi seperti pada striktur
uretra atau divertikel uretra.
Dua pertiga batu uretra terletak di uretra posterior dan
sisanya di uretra anterior.
Gejala

• Keluhan
– tidak bergejala
– disuria,
– aliran mengecil atau retensi urin.
– Jika batu berasal dari ureter yang turun ke buli-buli
kemudian ke uretra,
• pasien mengeluh nyeri pinggang sebelum mengeluh kesulitan
miksi ( riwayat kolik ).
– Nyeri dirasakan pada glands penis atau pada tempat batu
berada. Batu yang berada pada uretra posterior, nyeri
dirasakan di perineum atau rektum.
Penatalaksanaan

• Batu pada meatus uretra externus atau fossa navicularis dapat


diambil dengan forsep setelah terlebih dahulu dilakukan pelebaran
meatus uretra (meatotomi).
• batu kecil di uretra anterior dapat dicoba dikeluarkan dengan
melakukan lubrikasi terlebih dahulu dengan memasukkan jelly dan
lidokain 2% intrauretra dengan harapan batu dapat keluar spontan.
• Batu yang masih berukuran cukup besar dan berada di uretra
posterior didorong terlebih dahulu ke buli-buli kemudian dilakukan
litotripsi.
• Batu yang yang besar dan menempel di uretra sehingga berpindah
tempat meskipun telah dilubrikasi, mungkin perlu dilakukan
uretrolitotomi atau dihancurkan dengan pemecah batu transuretra.
Operasi per endoskopik :
• Dengan berkembangnya teknologi, beberapa alat dapat
digunakan untuk batu uretra.
• Laser Holmium merupakan salah satu modalitas yang
paling sering digunakan untuk menangani kasus batu
uretra khususnya yang impacted diluar operasi
terbuka. Angka bebas batu 100%, tanpa penyulit.
• Modalitas lain yang digunakan adalah litrotripsi
pneumatik, angka bebas batu 100%, penyulit tidak
disebutkan.
Operasi terbuka :
Pada kasus-kasus batu uretra impacted, adanya striktur
uretra, divertikel uretra, batu di uretra anterior/fossa
navikularis, merupakan indikasi untuk operasi terbuka.
Angka bebas batu 100%, penyulit berupa infeksi, fistel
uretrokutan
Pedoman pilihan terapi :
Pedoman untuk batu uretra posterior: Push-back, lalu
diterapi seperti batu kandung kemih.

Pedoman untuk batu uretra anterior.


 Lubrikasi anterior
 Push-back, lalu diterapi seperti batu kandung kemih
 Uretrotomi terbuka

Anda mungkin juga menyukai