Anda di halaman 1dari 20

SMF BEDAH UROLOGI

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

BATU BULI-BULI
(VESICOLITHIASIS)
DM KELOMPOK K33 | RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI
Pembimbing : dr. Gunandar, Sp.U

Bayu Destiawan
201920401011117
Definisi
Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih
akibat penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula-
mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan menetes disertai
dengan rasa nyeri (Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 2017).

Vesikolitiasis adalah batu kandung kemih yang merupakan


keadaan tidak normal di kandung kemih, batu ini mengandung
komponen kristal dan matriks organik (Soeparman, 2001).
Prevalensi dan Epidemiologi
 7-10 dari 1000 pasien menderita batu saluran kemih
 Di beberapa negara di dunia insidensinya sekitar 1-20%
 Laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan perempuan
yaitu 3:1
 Puncak insiden terjadi pada usia 40-50 tahun.
 Insiden batu buli sebesar 18,1% dari semua kasus batu
saluran kemih
Etiologi
Faktor Intrinsik
• Genetik
• Usia
• Jenis kelamin

Faktor Ekstrinsik
• Cuaca atau Iklim
• Jenis pekerjaan
• Intake cairan
• Infeksi
• Penyakit penyerta
• Intake gizi
Patofisiologi
Klasifikasi
Batu Buli Migran
Batu terbentuk di ginjal lalu turun ke buli

Batu Buli Primer


Batu terbentuk akibat metabolisme

Batu Buli Sekunder


Batu terbentuk akibat kelainan patologis
Komposisi Batu
Batu kalsium Disebabkan hiperkalsiuri, hiperoksaluri, hiperurikosuri
(70%)
Batu struvite Sering pada infeksi
(15%)
Batu asam Sering pada urin yang terlalu asam, dehidrasi dan tingginya
urat (5-10%) asam urat darah

Batu jenis Batu sistin, santin, silikat


lainnya (1-2%)
Manifestasi Klinis
 Dapat bersifat asimptomatis
 Nyeri pada suprapubik
 Nyeri pada saat miksi/ disuria hingga stranguria
 Nyeri pada saat miksi sering dirasakan (refered pain) pada ujung penis,
skrotum, perineum, pinggang sampai kaki.
 Kencing tiba-tiba berhenti namun dapat lancar kembali dengan
perubahan posisi tubuh
 Pada anak-anak seringkali mengeluh enuresis nokturna, sering
menarik–narik penisnya (pada laki-laki) atau menggosok vulva (pada
perempuan).
 Disuria
 Hematuria
Anamnesis
• Keluhan pasien (tanpa keluhan, sakit pinggang ringan hingga berat, disuria, hematuria,
retensi urine, dan anuria)
• Keluhan lain / penyulit (demam dan tanda gagal ginjal)
• Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit batu saluran kemih
(obesitas, hiperparatiroid primer, malabsorbsi gastrointestinal, penyakit usus atau pancreas)
• Riwayat pola makan (asupan kalsium, cairan yang sedikit, garam yang tinggi, buah dan
sayur kurang, serta makanan tinggi purin yang berlebihan, jenis minuman yang dikonsumsi,
jumlah dan jenis protein yang dikonsumsi.
• Riwayat pengobatan dan suplementasi (probenesid, inhibitor protease, inhibitor lipase,
kemoterapi, vitamin C, vitamin D, kalsium, dan inhibitor karbonik anhydrase)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum :
• Hipertensi
• Demam
• Anemia
• Syok

Pemeriksaan fisik urologi


• Sudut kostovertebra : Nyeri tekan, nyeri ketok, dan pembesaran ginjal
• Supra simfisis : Nyeri tekan, teraba batu, buli kesan penuh
• Genitalia eksterna : Teraba batu di uretra
• Colok dubur : Teraba batu di buli-buli (palpasi bimanual)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Urine
Jika curiga adanya infeksi dan untuk menentukan jenis batu
•pH : pH yang lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman organisme dapat berbentuk batu
magnesium amonium phosphat, pH yang rendah menyebabkan pengendapan batu asam urat.
•Sedimen : sel darah meningkat (90 %), bila terjadi infeksi maka sel darah putih akan
meningkat.
•Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri dalam proses pembentukan batu saluran
kemih.
•Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam : Untuk melihat apakah terjadi hiperekskresi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah
• Nilai Hb  Terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
• Nilai Lekosit  Terjadi infeksi.
• Nilai Ureum dan Kreatinin  Melihat fungsi ginjal.
• Nilai Kalsium, fosfat dan asam urat

Pemeriksaan Imaging
• Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi bendungan atau tidak.

• Retrogad pielografi atau dilanjutkan dengan antegrad pielografi bila tidak memberikan informasi
yang memadai.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan USG
Modalitas CT Scan
Sistoskopi
USG

BOF IVP
CT Scan Sistoskopi
Tata Laksana Pengangkatan Batu

Litotripsi
Sistolitotomi intracorporeal / Extracorporeal
Vesikolitomi • Pasien anak Shockwave Lithotripsi
• Konservatif
• Batu besar (>4cm)
Sistolitolapaksi
• Open surgery
• Kegagalan
• Ultrasound, (ESWL)
Elektrohidrolik • Pasien dengan resiko tinggi
litotripsi
• Swiss litoklas • Terapi kombinasi
• Holmium: YAG laser
Vesikolitotomi Sistolitolapaksi

Sistolitotomi

ESWL
Edukasi
Mengatur pola makan yang seimbang
Hindari soft drinks,
Kurangi masukan protein (sebesar 1 g/Kg BB /hari),
Membatasi masukan natrium dan diet rendah natrium (80-100 meq/hari),
Membatasi masukan kalsium.
Minum air putih 2-3L / hari
Jangan menahan saat ingin kencing
Melakukan pemeriksaan berkala (apabila beresiko tinggi)
Sumber
 Rasyid, Nur dkk. 2018. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih, edisi 1.
Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI). Jakarta
 Sanjaya, Gde,. Birowo, Ponco,. Rasyid. Batu kandung kemih: Patofisiologi,
diagnosis dan penatalaksanaan. J Indon Med Assoc Volum:63 No 7 2013.
 Sjamsuhidajat dan Wim De Jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 4, vol.3. EGC.
Jakarta
 Soeparman D., 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta
TERIMA KASIH
DM KELOMPOK K33 | RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

Anda mungkin juga menyukai