Anda di halaman 1dari 1053

PERINGATAN :

DILARANG MEMPERBANYAK/MENYEBARKAN
SLIDE/ISI SLIDE INI TANPA IZIN

Undang-Undang Hak Cipta


No. 28 Tahun 2014

Barangsiapa memperbanyak atau mengumumkan


suatu ciptaan tanpa izin pencipta atau pemegang hak
ciptanya dipidana dengan pidana penjara masing-
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).

© PADI, 2020
KEYWORDS

• Laki-laki, 58 tahun
• Nyeri pinggang kiri menjalar ke selangkangan,
pekerjaan supir bus dan sering menahan BAK
• PF: ballottement (+) pinggang kiri
• BNO IVP: gambaran kaliks menggembung
(ballooning)

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

D. Hidronefrosis derajat 4
PENJELASAN

Hidronefrosis
Distensi kaliks ginjal akibat penumpukkan cairan
• Paling sering disebabkan
obstruksi pada area distal pelvis
→ paling sering batu ginjal atau
batu ureter
• Gejala
• Sulit buang air kecil
• nyeri pinggang (batu ginjal)
atau menjalar hingga
selangkangan (batu ureter) USG Ginjal → dilatasi pelvis renalis

Terapi medikamentosa pada hidronefrosis terbatas untuk


mengurangi nyeri dan mengobati/mencegah infeksi
PENJELASAN

Grading Hidronefrosis
1. Kaliks berbentuk blunting (tumpul)
2. Kaliks berbentuk flattening (datar)
3. Kaliks berbentuk clubbing (menonjol)
4. Kaliks berbentuk ballooning (menggembung)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Hidronefrosis derajat 1
B. Hidronefrosis derajat 2
C. Hidronefrosis derajat 3
E. Hidronefrosis derajat 5

Pilihan lain lihat di slide penjelasan ☺


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 58 tahun
• Nyeri pinggang kiri menjalar ke selangkangan,
pekerjaan supir bus dan sering menahan BAK
• PF: ballottement (+) pinggang kiri
• BNO IVP: gambaran kaliks menggembung
(ballooning)

Maka diagnosis kasus ini adalah

D. Hidronefrosis derajat 4
KEYWORDS

• Laki-laki, 31 tahun
• BAK anyang-anyangan sejak 3 hari lalu, perut
bawah terasa mengganjal walaupun setelah BAK,
demam (+) suhu naik turun tidak tinggi
• Suhu 37,3oC; PF: nyeri tekan suprapubik (+)
• UL: leukositosis, bakteri (+)

DIAGNOSIS >> SISTITIS KOMPLIKATA


JAWABAN

C. TMP-SMX 2x960 mg PO
selama 7 hari
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih

Anatomis
• Atas → pyelonephritis, renal/perinephric abscess,
prostatitis
• Bawah → urethritis, cystitis

Klinis
• Non-komplikata → ISK bawah pada wanita
• Komplikata → ISK atas pada wanita, ISK pada pria
dan wanita hamil, ISK dengan gangguan
struktural/neurologis/ imunosupresi
Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital
Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN

Etiologi ISK
Non-komplikata
Komplikata
E. Coli (80%), Proteus,
E.Coli (30%),
Klebsiella, S.
enterococci (20%)
saprophyticus

Urethritis
Catheter-associated C. trachomatis, N.
Yeast (30%), E. coli gonorrhoeae,
(25%) Ureaplasma urealyticum,
T. vaginalis, HSV

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN

Manifestasi Klinis
Sistitis
• Dysuria, urgensi, frekuensi, hematuria, nyeri
suprapubik

Urethritis
• Mirip dengan sistitis dengan urethral discharge, nyeri
suprapubic (-)

Prostatitis
• Kronik → mirip dengan sistitis dengan gejala obstruksi
(hesitansi, weak stream)
• Akut → nyeri perineal, demam, nyeri tekan prostat
PENJELASAN

Manifestasi Klinis
Pielonefritis
• Demam, menggigil, nyeri pinggang/flank, mual-
muntah, diare

Abses renal
• Mirip dengan pielonefritis dan demam persisten
dengan pengobatan antibiotik yang adekuat

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
• Urinalisis
• Pyuria + bacteriuria ± hematuria ± nitrit
• Kultur urin
• Kultur darah
• Terutama pada pasien denan demam dan ISK
komplikata
• CT-Scan abdomen
• Kecurigaan abses renal pada pasien dengan
pielonefritis yang tidak membaik dalam 72 jam
pengobatan
• USG renal, voiding cystography
• ISK rekuren pada pria
PENJELASAN

Panel Urinalisis
Angka
Temuan Indikator Infeksi
Normal
Leukosit
- Positif (penanda pyuria)
esterase
Nitrit - Positif (penanda bakteri pereduksi nitrat)
WBC <5 Pyuria; WBC > 10
RBC <5 Pada infeksi sering didapatkan hematuria
Jumlah sel epitel yang tinggi menunjukkan
Epitel <5
adanya kontaminasi flora kulit
pH meningkat pada infeksi bakteri urease
pH 4,5-8
(P. mirabilis, S. aureus, Klebsiella spp.)
PENJELASAN

Kultur Urin
Merupakan pemeriksaan gold standard
untuk mendiagnosis ISK
• Spesimen dapat diambil dari urin pancar
tengah (midstream/clean-catch) atau kateter
(pada pasien yang terpasang kateter)
• Bakteri ≥105 CFU/mL pada wanita
• Bakteri ≥103 CFU/mL pada pria/kateter
• Pada pyuria dan kultur (-) → pyuria steril
• Urethritis, nephritis, renal TB, benda asing
Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital
Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN

Cara pengambilan sampel urin midstream, yaitu


urin yang keluar pertama dan yang menetes saat
sudah selesai BAK TIDAK diambil sebagai sampel
karena kemungkinan kontaminasi yang tinggi
TATALAKSANA

ISK Tatalaksana
Sistitis - Non-komplikata
- Nitrofurantoin 2 x 100 mg PO untuk 5 hari
- TMP – SMX 2 x 960 mg PO untuk 3 hari
- Komplikata
- Fluorokuinolon untuk 7 – 14 hari
- Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO
- Levofloxacin 1 x 250 mg PO
- TMP – SMX 2 x 960 mg PO untuk 7 – 14 hari
Catheterized Lepas kateter (apabila tidak memungkinkan ganti baru) dan
terapi antibiotik sama seperti sistitis
Uretritis Tatalaksana untuk Neisseria dan Chlamydia
- Neisseria → Ceftriaxone 250 mg IM dan Azitromycin 1 gr
PO (single dose)
- Chlamydia → Doxycyxlin 2 x 100 mg PO untuk 7 hari atau
Azitromycin 1 gr PO (single dose)

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
TATALAKSANA

ISK Tatalaksana
Prostatitis Fluorokuinolon/TMP – SMX PO untuk 14 – 28 hari pada
kasus akut dan 6 – 12 minggu pada kasus kronik
Pielonefritis - Rawat jalan
- Fluorokuinolon PO untuk 7 hari
- TMP – SMX PO untuk 14 hari
- Rawat inap
- Ceftriaxone atau Ampisilin-sulbaktam IV untuk 14 hari,
ganti PO bila klinis membaik dan afebris setelah 24-48
jam
Abses renal Drainase dan terapi antibiotik seperti pielonefritis

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ciprofloxacin 2x500 mg PO selama 3 hari →


seharusnya 7-14 hari
B. Amoxicillin 3x500 mg PO selama 5 hari →
bukan regimen pilihan
D. Levofloxacin 1x750 mg IV selama 3 hari →
belum perlu rawat inap
E. Nitrofurantoin 2x250 mg PO selama 3 hari →
untuk kasus non-komplikata
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 31 tahun
• BAK anyang-anyangan sejak 3 hari lalu, perut bawah
terasa mengganjal walaupun setelah BAK, demam (+)
suhu naik turun tidak tinggi
• Suhu 37,3oC; PF: nyeri tekan suprapubik (+)
• UL: leukositosis, bakteri (+)

DIAGNOSIS >> SISTITIS KOMPLIKATA

Maka tatalaksana pada kasus ini adalah

C. TMP-SMX 2x960 mg PO
selama 7 hari
KEYWORDS

• Laki-laki, 65 tahun
• BAK tidak lampias sejak 1 bulan, badan lemas kurang
tidur karena sering BAK saat malam hari, demam (-),
nyeri berkemih (-)
• TD 130/90mmHg, HR 90x/mnt, RR 20x/mnt
• RT: prostat konsistensi kenyal, permukaan licin, tidak
teraba nodul, tidak teraba pole atas, tidak nyeri

DIAGNOSIS >> BPH


JAWABAN

D. Dihidrotestosteron
PENJELASAN

BPH
Diagnosa histologis → proliferasi sel epitel dan
stroma prostat dan gangguan apoptosis sel
sehingga menyebabkan pembesaran kelenjar
• Normal part of aging process → dependen terhadap
hormon testosterone dan dihidrotestosteron (DHT)
• Paling sering pada zona transisional dan periurethral
• Gejala utama → disfungsi berkemih karena prostat
menekan urethra sehingga menyebabkan bladder
outlet obstruction (BOO) → LUTS
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
- Fungsi ginjal
- Urinalisis
- PSA (N <4ng/mL)
- USG
PENJELASAN

Skoring IPSS berguna


untuk melihat keparahan
gejala dan menentukan
terapi selanjutnya
Skor 1 – 7 → Mild
Skor 8 – 19 → Moderate
Skor 20 – 35 → Severe
PENJELASAN

Komplikasi BPH
TATALAKSANA

• Pasien sering kali datang dengan keluhan utama


retensio urin → segera evakuasi
• Pemasangan kateter urin (foley catheter)
• Pungsi suprapubik
• Sistostomi

Evakuasi urin dengan diaspirasi Pemasangan kateter langsung ke


menggunakan spuit buli melalui lubang kecil dari kulit
yang dibuat di regio suprapubik
TATALAKSANA
TATALAKSANA

• Terapi farmakologis
• Alpha 1-blocker
• Selective → prazosin 2 – 20 mg/hari (short
acting), terazosin 1 – 20 mg/hari (long acting)
• Partially Subtype (uroselective) → tamsulosin
0,4 – 0,8 mg/hari, silodosin 8 mg/hari
• 5-alpha reductase inhibitor
• Dutasteride 0,5 mg/hari
• Finasteride 0,5 mg/hari

• Terapi definitif
• TURP, TUIP, Prostatektomi
TATALAKSANA

Reseptor yang spesifik hanya ada di prostat


→ Alpha-1a

• Alpha-1–Receptor Blockade in BPH


• Komponen signifikan LUTS akibat BPH
diakibatkan oleh adanya tegangan pada otot
halus di stroma prostat, uretra, dan leher
vesica → dimediasi alpha-1-adrenergic receptor
• Alpha-adrenergic receptor–blocking agent dapat
menurunkan tegangan di leher vesica, prostat,
dan uretra dengan cara merelaksasi otot halus
dan memperlancar aliran urine
TATALAKSANA

Kelompok penghambat alfa berdasarkan subtipe


selektifitas reseptor dan durasi half-life
• Nonselective alpha-blockers → phenoxybenzamine
• Selective short-acting alpha-1 blockers → prazosin,
alfuzosin, indoramin
• Selective long-acting alpha-1 blockers → terazosin,
doxazosin, slow-release (SR) alfuzosin
• Partially subtype (alpha-1a)–selective agents →
tamsulosin (Harnal®), silodosin
TATALAKSANA

• 5-Alpha Reductase in BPH


• Mengurangi pembentukan dihidrotestosteron
(DHT) dari testosterone
• Dapat memperkecil volume prostat
• Dutasteride memiliki efek supresi lebih hebat dari
finasteride
• Dapat menyebabkan gangguan libido
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Testosteron → tidak berkaitan langsung,


walaupun mempengaruhi BPH
B. Estrogen → tidak tepat
C. Kortisol → tidak tepat
E. Progesteron → tidak tepat
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 65 tahun
• BAK tidak tampias sejak 1 bulan, badan lemas kurang
tidur karena sering BAK saat malam hari, demam (-),
nyeri berkemih (-)
• TD 130/90mmHg, HR 90x/mnt, RR 20x/mnt
• RT: prostat konsistensi kenyal, permukaan licin, tidak
teraba nodul, tidak teraba pole atas, tidak nyeri

DIAGNOSIS >> BPH


Maka hormon yang berkaitan langsung pada kasus ini
adalah

D. Dihidrotestosteron
KEYWORDS

• Laki-laki, 47 tahun
• Benjolan di skrotum, riwayat vasektomi 1 tahun
lalu
• PF: benjolan pada area superoposterior testis,
tes transiluminasi (+), tes valsava (-)

DIAGNOSIS >> SPERMATOKEL


JAWABAN

B. Akumulasi sel sperma pada


caput epididimis
PENJELASAN
PENJELASAN

Spermatocele
Massa kistik pada testis yang berasal dari
akumulasi sperma
• Terletak di jalur sepanjang
testis hingga vas deferens
• Biasanya asimptomatik
• Faktor resiko → vasektomi
• Sulit dibedakan dengan kista
epididimis secara
makroskopis
• Tes valsava (-)
PENJELASAN

Hydrocele
Penumpukan cairan pada skrotum karena
patensi prosesus vaginalis
• Biasanya asimptomatik
• Skrotum membesar dan tidak
simetris Tes transiluminasi (+)
• Testis teraba

• Non komunikans → tidak ada


saluran, namun terjadi karena
imbalance produksi dan
reabsorpsi cairan
• Komunikans → paling sering,
ada saluran patent prosesus
vaginalis
PENJELASAN

Hydrocele
PENJELASAN

Varicocele
Disfungsi katup vena sehingga aliran darah
terhambat → dilatasi vena

• Terjadi 15 – 20% laki-laki dan


40% laki-laki infertil
• Biasanya asimptomatik
• Keluhan muncul karena
infertilitas
• Karakteristik → teraba massa
seperti gumpalan cacing (bag
of worm)
• Tes valsava (+)
• Tes transilluminasi (-)
PENJELASAN

Varikokel Hidrokel Spermatokel

• Asimptomatik, • Biasanya • Seringkali


berhubungan asimptomatik, asimtomatik, bila
dengan hanya teraba terjadi nyeri perlu
infertilitas dan testis membesar disingkirkan
terkadang bisa dan tidak simetris kemungkinan
nyeri skrotal • Teraba testis epididymis
• Teraba gumpalan • Tes • Teraba benjolan
cacing transiluminasi (+) kistik
• Tes Valsalva (+) • Tes Valsalva (-)
• Tes • Tes
transiluminasi (-) transiluminasi (+)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Dilatasi pleksus pampiniformis → varikokel


C. Infeksi testis dan epididymis →
epididimoorkitis
D. Masuknya cairan ke dalam skrotum melalui
prosesus vaginalis → hidrokel
E. Keganasan sel germinal → teratoma
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 47 tahun
• Benjolan di skrotum, riwayat vasektomi 1 tahun lalu
• PF: benjolan pada area superoposterior testis, tes
transiluminasi (+), tes valsava (-)

DIAGNOSIS >> SPERMATOKEL

Maka mekanisme terjadinya keluhan pada kasus ini


adalah

B. Akumulasi sel sperma


pada caput epididimis
KEYWORDS

• Laki-laki, 66 tahun
• BAK bercabang sejak 1 bulan, terkadang demam
dan BAK tidak tampias
• Riwayat dirawat di ICU 1 minggu karena
perdarahan intrakranial
• TTV dan status generalis dalam batas normal

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

D. Striktur uretra
PENJELASAN

Striktur Urethra
Penyempitan urethra akibat terbentuknya
jaringan skar

• Lebih sering pada laki-laki


• Etiologi
• Trauma iatrogenic
(termasuk akibat
pemasangan kateter)
→ paling sering
• Kondisi kongenital
• Infeksi (gonorrhea)
PENJELASAN

Striktur Urethra
Gejala
• Sulit BAK
• Retensi urin
• Kencing bercabang
(spraying or double stream)
• Postvoiding dribbling
• Frekuensi
• Urgensi
PENJELASAN
Penyebab striktur pada urethra
anterior
• Pemasangan instrument
(uretroskopi, kateter, dll)
• Hipospadia
• Lichen sclerosus (penile
urethra, pars bulbosa)
• IMS (penile urethra, pars
bulbosa)
• Crush injury (penile urethra,
pars bulbosa), straddle injury

Penyebab striktur pada urethra


posterior
• Pemasangan instrument
(uretroskopi, kateter, dll)
• Fraktur pelvis (pars
membranosa)
• Terapi radiasi (pars prostatika,
bladder neck)
PENJELASAN

Uretrogram retrograd
• Prosedur diagnostik yang umumnya dilakukan pada
pasien laki-laki untuk mendiagnosis kelainan pada
urethra, misalnya trauma (ruptur) urethra atau
striktura urethra
• Dilakukan dengan cara memasukkan kontras
radioopak melalui OUE, kemudian dilakukan foto
polos
• Lebih tidak invasif dibandingkan dengan uretroskopi
dan sistoskopi
PENJELASAN

Uretrogram retrograd

Kontras radioopak dimasukkan melalui OUE


PENJELASAN

Uretrogram retrograd
TATALAKSANA

• Dilatasi mekanik
• Menggunakan alat (dilator) untuk melebarkan
urethra di lokasi terjadinya striktura
• Uretrotomi internal
• Dilakukan insisi pada lokasi striktura untuk
membebaskan/memisahkan jaringan parut
• Komplikasi: dapat terjadi striktura baru
• Rekonstruksi bedah
• Dilakukan pembuangan pada bagian striktura
dan dilakukan reanastomosis (penyambungan
ulang) → harus dipastikan reanastomosis tidak
menyebabkan tegangan yang tinggi pada
sepanjang urethra
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Pembesaran prostat jinak → gejala LUTS,


usia tua, perabaan prostat kenyal
B. Uretritis → nyeri saat BAK (dysuria), sekret
uretra, riwayat promiskuitas
C. Sistitis → nyeri suprapubik, anyang-anyangan
E. Batu ureter → nyeri menjalar ke pinggang
atau lipat paha
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 66 tahun
• BAK bercabang sejak 1 bulan, terkadang demam dan
BAK tidak tampias
• Riwayat dirawat di ICU 1 minggu karena perdarahan
intrakranial
• TTV dan status generalis dalam batas normal

Maka diagnosis pada kasus ini adalah

D. Striktur uretra
KEYWORDS

• Wanita, 28 tahun
• Nyeri pada ujung jari tangan sejak 2 minggu,
dirasakan setelah ruangan kerja dipasang AC
• Riwayat merokok, hipertensi, DM disangkal
• PF: jari tangan tampak pucat kebiruan

DIAGNOSIS >> RAYNAUD DISEASE


JAWABAN

D. Vasopasme perifer
PENJELASAN

Raynaud Disease
Vasospasme pembuluh darah perifer karena
paparan suhu dingin → ujung jari membiru dan nyeri

Tatalaksana
- Hindari faktor
resiko
- Menggunakan
sarung tangan
- Hindari merokok
- Menghangatkan
tubuh
PENJELASAN
PENJELASAN

Thromboangiitis Obliterans
(Buerger Disease)
• Inflamasi pembuluh
darah perifer terkait
kebiasaan merokok
• Pada pemeriksaan
ujung-ujung jari tampak
iskemik (kehitaman),
ada klaudikasio (nyeri
saat aktivitas akibat
demand O2 meningkat)
• Komplikasi jangka
panjang → gangren
PENJELASAN

Tatalaksana
• Berhenti merokok
• Debridement
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Inflamasi pembuluh darah kecil → Buerger’s


disease
B. Arteriosklerosis
C. Inflamasi pembuluh darah besar → giant cell
arteritis
E. Atherosklerosis → PAD
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 28 tahun
• Nyeri pada ujung jari tangan sejak 2 minggu,
dirasakan setelah ruangan kerja dipasang AC
• Riwayat merokok, hipertensi, DM disangkal
• PF: jari tangan tampak pucat kebiruan

DIAGNOSIS >> RAYNAUD DISEASE

Maka mekanisme yang mendasari pada kasus ini adalah

D. Vasopasme perifer
KEYWORDS

• Wanita, 49 tahun
• Tungkai kanan bengkak sejak 2 bulan, dirasakan
memberat, nyeri betis kanan saat berjalan/istirahat
• TD 160/90mmHg, HR 84x/mnt, RR 22x/mnt
• PF: ulkus pada tungkai kanan, Ø1.5cm, nyeri (+),
pulsasi a. dorsalis pedis melemah

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

A. Critical limb ischemia


PENJELASAN

Chronic limb ischemia /


Peripheral arterial
disease → Penyempitan
progresif lumen arteri
akibat penumpukan plak
aterosklerosis, sehingga
menimbulkan tanda dan
gejala

Faktor Resiko
• Merokok
• Diabetes mellitus
• Hipertensi
• Homosistenemia
• Hiperkolesterolemia
PENJELASAN

ABI Kanan
Sistol tertinggi (tibialis posterior vs dorsalis pedis)
pada tungkai kanan
Sistol tertinggi pada lengan (lengan kanan vs lengan
kiri)
ABI Kiri
Sistol tertinggi (tibialis posterior vs dorsalis pedis)
pada tungkai kiri
Sistol tertinggi pada lengan (lengan kanan vs lengan
kiri)
PENJELASAN

Klaudikasio Intermiten
Menurunnya perfusi ekstremitas inferior akibat atherosclerosis,
ditandai dengan nyeri yang ditimbulkan oleh aktivitas

Pemeriksaan sederhana
menggunakan Ankle
Brachial Index (ABI)

Klaudikasio intermiten
merupakan fase awal
dari perjalanan penyakit
chronic limb ischemia
TATALAKSANA
PENJELASAN

Critical Limb Ischemia


Ditandai dengan nyeri dalam kondisi istirahat (rest pain) atau
kerusakan jaringan (ulkus atau gangrene) yang disebabkan oleh
iskemia

Critical limb ischemia merupakan fase


lanjutan dari perjalanan penyakit chronic
limb ischemia
TATALAKSANA
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Deep vein thrombosis → tungkai edema dan


hiperemis, Homan sign (+), FR : triad Virchow
C. Chronic vein insufficiency → nyeri tungkai
saat diam, membaik saat aktivitas, dilatasi vena
(varicose vein), FR : berdiri lama
D. Klaudikasio intermiten → fase awal dari
spektrum chronic limb ischemia/PAD, nyeri
membaik dengan istirahat
E. Thromboangiitis obliterans → ~Buerger’s
disease, iskemik pembuluh darah kecil, FR
utama : merokok
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 49 tahun
• Tungkai kanan bengkak sejak 2 bulan, dirasakan
memberat, nyeri betis kanan saat berjalan/istirahat
• TD 160/90mmHg, HR 84x/mnt, RR 22x/mnt
• PF: ulkus pada tungkai kanan, Ø1.5cm, nyeri (+),
pulsasi a. dorsalis pedis melemah

Maka diagnosis pada kasus ini adalah

A. Critical limb ischemia


KEYWORDS

• Wanita, 44 tahun
• Mudah lelah bila beraktivitas sejak 2 bulan
• Riwayat HT dan dyslipidemia, rutin berobat sejak
3 bulan terakhir tetapi tidak ingat nama obat
• TD 130/80mmHg, HR 55x/mnt, RR 16x/mnt

DIAGNOSIS >> DRUG-INDUCED AV BLOCK

JAWABAN

D. Verapamil
PENJELASAN

Bradiaritmia
Denyut jantung <50 kali/menit

Paling sering → gangguan konduksi jantung


• SA node disease
• Tachy-bradycardia syndrome
• Sinus arrest → gelombang p muncul terlambat >3
detik
• Atrioventricular block (AV block)
• Pemanjangan PR interval >200 ms (>5 kotak kecil)
• Dibagi menjadi derajat 1, 2 dan 3
PENJELASAN
PENJELASAN

AV Block
AV block derajat 1
• PR interval memanjang
konstan (>5 mm)

AV block derajat 2a
(Mobitz 1)
• PR interval memanjang
progresif, hingga
akhirnya ada kompleks
QRS yang hilang (beat
drop)
PENJELASAN

AV block derajat 2b
(Mobitz 2)
• PR interval memanjang
konstan, hingga akhirnya
ada kompleks QRS yang
hilang (beat drop)
• Butuh pacemaker

AV block derajat 3
• Gelombang P dan QRS
berjalan sendiri-sendiri
• Jarak PP reguler,
begitupun jarak RR
• Butuh pacemaker
PENJELASAN

AV block derajat 3
• Gelombang P dan QRS tidak berhubungan
• P-P regular, R-R regular
PENJELASAN
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Simvastatin → rhabdomyolisis
B. Gemfibrozil → gangguan fungsi hepar
(jarang)
C. Captopril → batuk kering, hiperkalemia
E. Candesartan → hiperkalemia
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 44 tahun
• Mudah lelah bila beraktivitas sejak 2 bulan
• Riwayat HT dan dyslipidemia, rutin berobat sejak 3
bulan terakhir tetapi tidak ingat nama obat
• TD 130/80mmHg, HR 55x/mnt, RR 16x/mnt

DIAGNOSIS >> DRUG-INDUCED AV BLOCK

Maka obat yang menyebabkan kondisi pada kasus ini


adalah

D. Verapamil
KEYWORDS

• Wanita, 44 tahun
• Nyeri tangan kanan sejak 2 jam, disertai pucat
dan dingin, demam (+) suhu naik turun
• TD lengan kanan 90/60mmHg, kiri 110/70mmHg
• PF: pulsasi a. radialis kanan lemah, bruit (+) a.
carotis kanan

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

B. Arteritis Takayasu
PENJELASAN

Arteritis Takayasu
Inflamasi arteri besar dan sedang (vaskulitis)
• Predileksi daerah aorta dan
percabangannya
• Sering terjadi pada wanita
<50 tahun → pada lansia
biasanya disebabkan Giant
Cell Arteritis
• Pada arteritis Takayasu
terdapat gejala inflamasi →
demam, malaise, peningkatan
protein fase akut, LED
PENJELASAN

Arteritis Takayasu
Gejala konstitusional Kelainan neurologis
• Lemas, demam, nyeri • Nyeri kepala
sendi, BB turun • Transient ischemic
attack
Kelainan kardiovaskular
• Ggn. Visual
• Bruit, terutama pada • Diplopia
area carotis • Amaurosis fugax
• Perbedaan TD antar
ekstremitas
• Klaudikasio
• Subclavian steal
syndrome
PENJELASAN

Kriteria Diagnosis
PENJELASAN

Klasifikasi
TATALAKSANA

Arteritis Takayasu
• Kortikosteroid
• Predinsone 1mg/kgbb/hari, tappering off hingga
gejala membaik (biasanya dalam hitungan
beberapa minggu-bulan)

• Operasi (angioplasti atau revaskularisasi) apabila


terjadi oklusi yang parah
• Stenosis renovaskular
• Stenosis a. Koroner
• Koarktasio aorta yang berat
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Deep vein thrombosis → tungkai edema dan


hiperemis, Homan sign (+), FR : triad Virchow
C. Thromboangiitis obliterans → ~Buerger’s
disease, iskemik pembuluh darah kecil, FR
utama : merokok
D. Diseksi aorta thoracalis → nyeri dada
mendadak seperti dirobek/disayat, FR : HT,
aneurisma
E. Raynaud disease → vasospasme perifer, FR :
udara dingin (hipotermia)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 44 tahun
• Nyeri tangan kanan sejak 2 jam, disertai pucat dan
dingin, demam (+) suhu naik turun
• TD lengan kanan 90/60mmHg, kiri 110/70mmHg
• PF: pulsasi a. radialis kanan lemah, bruit (+) a. carotis
kanan

DIAGNOSIS ??

Maka diagnosis pada kasus ini adalah

B. Arteritis Takayasu
KEYWORDS

• Laki-laki, 41 tahun
• Nyeri dada kiri 1 hari lalu, timbul saat beraktivitas
dan membaik saat istirahat, sudah terjadi beberapa
kali tetapi tidak berobat
• Pasien suka makan gorengan dan gulai → FR
• TTV dan PF dalam batas normal
• PP: kol 248mg/dL, GDS 131mg/dL, EKG normal
DIAGNOSIS >> STABLE ANGINA
JAWABAN

A. Asetilsalisilat 80 mg 1x1
tab per hari
PENJELASAN

Angina Pektoris
Iskemi miokardium karena ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan pasokan oksigen →
menimbulkan gejala nyeri dada

Etiologi → aterosklerosis
di pembuluh darah jantung
• Saat aktivitas →
penyempitan pembuluh
darah → supply darah
tidak adekuat → timbul
gejala khas angina
PENJELASAN

Inti dari angina chest


pain adalah adanya
ketidakseimbangan
antara supply dan
demand oksigen
PENJELASAN

Angina Pektoris
• Dibagi menjadi 3 jenis
• Stable angina/classic angina/effort angina
• Unstable angina/crescendo angina
• Variant angina/vasospasm angina/Prinzmetal angina
PENJELASAN

Stable Angina Pectoris


Disebabkan karena obstruksi arteri koronari
karena plak atheroma

Dicetuskan oleh 4 E’s Gejala


• Eating • Nyeri dada kiri 5-10 menit,
• Emotion hilang dengan istirahat/NTG
• Exertion/exercise
• Nyeri dada bersifat
• Extreme temperature
retrosternal → Menjalar ke
bahu, lengan, rahang,
Pemeriksaan Penunjang epigastrik – biasanya
• EKG biasanya normal
disebelah kiri
• Treadmill test
PENJELASAN

Unstable Angina
Pectoris
Disebabkan karena
obstruksi arteri koronari
karena plak atheroma
progresif

Gejala
• Nyeri dada kiri >10 menit,
tidak hilang dengan istirahat
• Bersifat crescendo
• Muncul ketika beraktivitas
maupun istirahat
• Dapat menyebabkan MI
PENJELASAN
PENJELASAN

Prinzmetal Angina
Disebabkan karena vasospasme arteri koronari
• Mekanisme masih
belum diketahui →
kemungkinan karena
disfungsi endotelium
• Tidak berhubungan
dengan aterosklerosis

Gejala
• Nyeri dada timbul saat
istirahat
• Hilang dengan NTG
PENJELASAN
TATALAKSANA
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Asetilsalisilat 80 mg 1x4 tab per hari → dosis


ACS
C. Clopidogrel 75 mg 1x1 tab per hari →
alternatif aspirin
D. Clopidogrel 75 mg 1x4 tab per hari → dosis
ACS
E. ISDN sublingual 5 mg 3x1 tab per hari →
terapi simtomatik, tidak perlu dikonsumsi bila
tidak ada serangan nyeri dada
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 41 tahun
• Nyeri dada kiri 1 hari lalu, timbul saat beraktivitas dan
membaik saat istirahat, sudah terjadi beberapa kali
tetapi tidak berobat, pasien suka makan gorengan dan
gulai
• TTV dan PF dalam batas normal
• PP: kol 248mg/dL, GDS 131mg/dL, EKG normal
DIAGNOSIS >> STABLE ANGINA

Maka tatalaksana yang tepat pada kasus ini adalah

A. Asetilsalisilat 80 mg 1x1
tab per hari
KEYWORDS

• Laki-laki, 68 tahun
• Mudah sesak bila beraktivitas, tidur diganjal 2-3
bantal sejak 3 bulan terakhir
• TD 160/100mmHg, HR 84x/mnt, RR 22x/mnt
• PF: JVP 5±3 cmH2O, edema tungkai minimal

DIAGNOSIS >> HT-CHF


JAWABAN

A. Amlodipine 1x10 mg PO
PENJELASAN

Hipertensi
Penegakan diagnosis dilakukan dengan 2 kali
pengukuran tekanan darah pada 2 kunjungan yang
berbeda
PENJELASAN

Pengukuran
PENJELASAN

Pengukuran

Korotkoff fase 1 = TD sistol


Korotkoff fase 5 = TD diastol
TATALAKSANA

Perbedaan JNC VII dan VIII terletak di target terapi


tekanan darah dan DOC awal
• JNC VII → DOC awal thiazide (non-black, no comorbids)
• JNC VIII → DOC awal thiazide/ACEI/ARB/CCB (non-black, no
comorbids)
TATALAKSANA

Klasifikasi Obat Hipertensi


Diuretic HCT, furosemide
BB Bisoprolol, carvedilol
ACEI Captopril, Ramipril, Lisinopril
ARB Valsartan, Candesartan
CCB Dihydropyridine Amlodipin, Nifedipine
Non- Verapamil, Diltiazem
dihydropyridine
Aldo-ANT Spironolactone
TATALAKSANA
TATALAKSANA
TATALAKSANA

Efek Samping Antihipertensi

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi. 2019


PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Hydrochlorothiazide 1x50 mg PO → diuretik


thiazide
C. Captopril 2x25 mg PO → ACE-i
D. Candesartan 1x8 mg PO → ARB
E. Bisoprolol 1x2,5 mg PO → beta blocker
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 68 tahun
• Mudah sesak bila beraktivitas, tidur diganjal 2-3
bantal sejak 3 bulan terakhir
• TD 160/100mmHg, HR 84x/mnt, RR 22x/mnt
• PF: JVP 5±3 cmH2O, edema tungkai minimal

DIAGNOSIS >> HT-CHF

Maka obat anti-hipertensi yang tidak direkomendasikan


pada kasus ini adalah
A. Amlodipine 1x10 mg PO
KEYWORDS

• Laki-laki, 51 tahun
• Berdebar-debar dan keringat dingin sejak 1 jam
• TD 110/60mmHg, HR 176x/mnt, RR 22x/mnt

DIAGNOSIS >> SVT

JAWABAN

B. Verapamil 80 mg PO
PENJELASAN

Takiaritmia
Gangguan irama jantung dengan HR >100
kali/menit

Lihat kompleks QRS-nya


– Narrow QRS → masalah pada supraventrikel
– Wide QRS → masalah pada ventrikel
PENJELASAN

Takiaritmia
PENJELASAN

Narrow QRS
Atrial Fibrilasi :
• Ireguler (jarak R-R)
• Gelombang P
menghilang

Atrial Flutter:
• Reguler (jarak R-R)
• Gambaran gigi gergaji
(saw-tooth)
PENJELASAN

Wide QRS

Ventricular tachycardia (VT)


monomorfik

Torsades de Pointes
Suatu subtipe VT polimorfik

Ventricular fibrillation (VF)


TATALAKSANA

QRS sempit (supraventrikular)


• SVT
• Manuver vagal, adenosin, CCB non dihidropiridine
(Verapamil, Diltiazem), beta blocker
• Atrial fibrilasi dan flutter
• CCB non dihidropiridine (Verapamil, Diltiazem),
beta blocker

QRS lebar (ventricular)


• VT → antiaritmik (Amiodarone 150 mg IV)
TATALAKSANA

Vagal Maneuver
1. Batuk → kencang dan kuat selama beberapa kali
2. Stimulus dingin → menaruh ice-pack pada wajah sekitar
10 detik (Diver’s reflex)
3. Pijat karotis → posisi leher ekstensi, lalu memijat salah
satu sisi dengan gerakan memutar selama 10 detik
4. Gagging → memicu refleks muntah dengan
menggunakan tongue depressor lalu menyentuh faring
5. Valsava maneuver → mengedan atau meniup spuit 10 cc
hingga plunger bergerak (atau selama 15-20detik)

Kontraindikasi manuver vagal


Riwayat MI, TIA/stroke, VT/VF, bruit pada a. carotis
TATALAKSANA

Vagal Maneuver
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Amlodipine 5 mg PO → CCB dihidropiridine,


bukan rekomendasi
C. Amiodarone 150 mg IV → pada kasus cardiac
arrest
D. Furosemid 40 mg IV → pada kasus edema
paru akut
E. Candesartan 16 mg PO → ARB, bukan
rekomendasi
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 51 tahun
• Berdebar-debar dan keringat dingin sejak 1 jam
• TD 110/60mmHg, HR 176x/mnt, RR 22x/mnt

DIAGNOSIS >> SVT

Maka medikamentosa yang sesuai pada kasus ini adalah

B. Verapamil 80 mg PO
KEYWORDS

• Laki-laki, 65 tahun
• Sesak memberat sejak 2 minggu, sering dirasakan
dan hilang-timbul
• Batuk berdahak berwarna putih sejak 2 tahun, riwayat
merokok (+) saat remaja
• TD 140/90mmHg, HR 90x/mnt, RR 28x/mnt, suhu 36,7oC
• PF: pelebaran sela iga, wheezing +/+, rhonki +/+

DIAGNOSIS >> PPOK


JAWABAN

C. Pleural line
PENJELASAN

Penyakit Paru Obstruktif


Kronis (PPOK)
Hambatan aliran udara di saluran nafas yang
bersifat progresif non-reversibel atau reversibel
parsial
• Gabungan antara obstruksi saluran napas kecil &
kerusakan parenkim → chronic airflow limitation
• Faktor resiko: asap rokok, polusi udara, stress
oksidatif, genetik, tumbuh kembang paru, sosial
ekonomi

GOLD Pocket Guideline of COPD 2019


PENJELASAN

PPOK – PDPI 2003


PENJELASAN

PPOK – PDPI 2003


PENJELASAN

GOLD Pocket Guideline of COPD 2019


PENJELASAN

X-ray toraks PPOK


• Hiperinflasi/Hiperlusen
• Diafragma mendatar
• Corakan bronkovaskuler
meningkat
• Jantung pendulum
PENJELASAN

GOLD Pocket Guideline of COPD 2019


PENJELASAN

Spirometri
• Digunakan untuk diagnosis dan menentukan tingkat
keparahan obstruksi jalan nafas (prognosis)
• TIDAK BOLEH dilakukan dalam keadaan akut

GOLD Pocket Guideline of COPD 2019


TATALAKSANA

Eksaserbasi Akut PPOK


1. Oksigen (bila tersedia)
2. Bronkodilator
• Pada kondisi eksaserbasi, dosis dan atau frekuensi bronkodilator
kerja pendek ditingkatkan dan dikombinasikan dengan antikolinergik.
• Bronkodilator yang disarankan adalah dalam sediaan inhalasi. Jika
tidak tersedia, obat dapat diberikan secara injeksi, subkutan,
intravena atau perdrip, misalnya:
• Adrenalin 0, 3 mg subkutan, digunakan dengan hati-hati
• Aminofilin bolus 5 mg/kgBB (dengan pengenceran) harus
perlahan (10 menit) utk menghindari efek samping.dilanjutkan
dengan perdrip 0,5-0,8 mg/kgBB/jam.
3. Kortikosteroid : diberikan dalam dosis 30 mg/hari diberikan maksimal
selama 2 minggu. Pemberian selama 2 minggu tidak perlu tapering off.
4. Antibiotik yang tersedia di Puskesmas

PPOK – PDPI 2003


TATALAKSANA

GOLD Pocket Guideline of COPD 2019


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Hiperlusen avaskular → tepat


B. Hiperinflasi paru → tepat
D. Diafragma mendatar → tepat
E. Jantung pendulum → tepat
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 65 tahun
• Sesak memberat sejak 2 minggu, sering dirasakan dan
hilang-timbul
• Batuk berdahak berwarna putih sejak 2 tahun, riwayat
merokok (+) saat remaja
• TD 140/90mmHg, HR 90x/mnt, RR 28x/mnt, suhu 36,7oC
• PF: pelebaran sela iga, wheezing +/+, rhonki +/+

DIAGNOSIS >> PPOK


Maka gambaran rontgen yang tidak sesuai pada kasus ini
adalah

C. Pleural line
KEYWORDS

• Anak, 8 tahun
• Sering tertidur di kelas dan prestasi buruk, anak
mengorok saat tidur dan sering terbangun tiba-tiba
lalu menangis
• PF: pandangan kosong pada wajah, mulut
terbuka, gigi atas prominen, anak tampak
bernafas dari mulut

DIAGNOSIS >> HIPERTROFI ADENOID


JAWABAN

E. Facies adenoid
PENJELASAN

Hipertrofi Adenoid
Hiperplasia tonsil faringeal

• Biasanya asimptomatik
hingga terjadi kongesti
koana dan tuba eustachius
→ inflamasi berulang pada
anak-anak
• Etiologi
• EBV, S. aureus, S.
pneumonia, H. influenza,
GABHS, Moraxella
catarrhalis
• Alergen
PENJELASAN

Anatomi Adenoid
• Adenoid jaringan limfoid
pada dinding posterior
nasofaring, termasuk
rangkaian cincin
Waldeyer
• Normalnya, adenoid
membesar pada anak
usia 3 tahun & mengecil-
hilang pada usia 14
tahun
PENJELASAN

Hipertrofi Adenoid
Bila sering terjadi infeksi sal. napas atas, adenoid
dapat membesar → gejala sumbatan koana, sumbatan
tuba, dan gangguan tidur
• Akibat sumbatan koana, pasien akan
bernapas melalui mulut sehingga terjadi
(a) fasies adenoid, (b) faringitis &
bronchitis, (c) gangguan ventilasi &
drainase sinus paranasal → sinusitis
kronik
• Akibat sumbatan tuba, terjadi OMA
berulang → OMSK
• Gangguan tidur kronis menurunkan
asupan O2 → retardasi mental &
pertumbuhan fisik berkurang
TATALAKSANA

Hipertrofi Adenoid
• Simptomatis → atasi penyebab inflamasi
• Kortikosteroid pada kasus alergi
• Antibiotik pada kasus infeksi bakteri

• Adenotonsillectomy
• Otitis media kronik/rekuren pada anak
• Sinusitis kronik/rekuren
• Obstruksi jalan nafas berat (OSA)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Usia > 5 tahun


B. Gangguan menelan
C. Penurunan prestasi
D. Gangguan berbicara
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 8 tahun
• Sering tertidur di kelas dan prestasi buruk, anak
mengorok saat tidur dan sering terbangun tiba-tiba lalu
menangis
• PF: pandangan kosong pada wajah, mulut terbuka,
gigi atas prominen, anak tampak bernafas dari mulut

DIAGNOSIS >> HIPERTROFI ADENOID

Maka indikasi operatif pada kasus ini adalah

E. Facies adenoid
KEYWORDS

• Laki-laki, 41 tahun
• Tenggorokan terasa kering sejak 1 bulan, terasa
ada yang mengganjal dan batuk kadang berdahak
sejak 5 hari terakhir.
• Pasien merupakan tukang bajaj dan aktif merokok
• PF: mukosa dinding posterior faring granular (+),
cobblestone (+)
DIAGNOSIS ??
JAWABAN

D. Faringitis kronik
hiperplastik
PENJELASAN

Faringitis
Peradangan dinding faring yang disebabkan
oleh virus (40- 60%), bakteri (5-40%), alergi,
trauma, iritan, dan lain-lain
PENJELASAN

Faringitis Viral vs Bakterial


PENJELASAN

Faringitis Akut vs Kronik


• Berdasarkan onset dibagi menjadi akut (<10
hari) dan kronik
• Faringitis kronik → nyeri tidak membaik
dengan pengobatan atau sering berulang
• Cari faktor resikonya
• Merokok/paparan polutan
• Infeksi
• Alergi
• Refluks asam lambung
PENJELASAN

Faringitis Kronik
• Catarrhal → penebalan
mukosa, tampak pelebaran
pembuluh darah dan folikel (2)
• Atrophic → tampak membran
tipis yang merupakan lendir
kental dengan mukosa kering
di dasarnya (3)
• Hypertrophic → penebalan
mukosa, dinding posterior
tampak tidak rata dan
bergranular (cobblestone) (4)
• Granular → tampak
pembengkakan KGB pada
dinding faring (5)
PENJELASAN

Centor Score
Skoring untuk mengetahui
penyebab faringitis akibat
infeksi GABHS (Group-A Beta
Hemolyticus Streptococcus)
TATALAKSANA

• Umum → istirahat cukup, minum banyak air,


kumur antiseptik
• Suportif :
– Antitusif-ekspektoran
– Steroid : Dexamethasone 3x0,5 mg selama 3 hari
– Analgetik-antipiretik
• Definitif :
– Viral : simtomatik (mis : Paracetamol 3x500 mg)
– Bakterial : Amoksisilin 3x500 mg (10 hari) atau
Eritromisin 4x500 mg (6-10 hari)
– Gonore : Ceftriaxone 2 g IM/IV (single dose)
Sumber : PPK primer
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Faringitis akut
B. Faringitis kronik atrofi
C. Faringitis fungal
E. Faringitis luetika

Pilihan lain lihat di slide penjelasan ☺


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 41 tahun
• Tenggorokan terasa kering sejak 1 bulan, terasa ada
yang mengganjal dan batuk kadang berdahak sejak 5
hari terakhir.
• Pasien merupakan tukang bajaj dan aktif merokok
• PF: mukosa dinding posterior faring granular (+),
cobblestone (+)

Maka diagnosis pada kasus ini adalah

D. Faringitis kronik
hiperplastik
KEYWORDS

• Anak, 4 tahun
• Sesak nafas sejak 2 jam, nyeri tenggorokan
terutama saat menelan, hot potato voice (+)
• HR 110x/mnt, RR 28x/mnt, suhu 38.5oC
• PF: limfadenopati servikal (+)
• X-ray: gambaran thumbprint

DIAGNOSIS >> EPIGLOTITIS


JAWABAN

B. Haemophilus influenza B
PENJELASAN

Epiglotitis
Inflamasi akut pada area supraglotis, terutama
epiglotis
• Paling sering karena H. influenza B (90%) dan S.
pneumonia
• Onset mendadak dan progresif menjadi gagal nafas
karena obstruksi jalan nafas
• Stridor inspirasi, tripod position
• Pada kasus berat suara nafas menghilang + retraksi
• Demam tinggi
• Nyeri tenggorokan, disfagia, drooling
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN
TATALAKSANA

Epiglotitis
• Jaga jalan nafas sebelum melakukan tindakan lain
yang dapat meng-trigger obstruksi jalan nafas
(terutama pada anak-anak)
• ETT hingga pasien stabil 24 – 48 jam
• Trakeostomi
• Dalam respiratory arrest → menggunakan BMV hingga
penatalaksanaan lebih lanjut
• Oksigenasi
• Antibiotik
• ꞵ-lactamase resistant → Ceftriaxone 50 – 75 mg/kg/hari
single dose (maksimal 2 g/hari)
• Vaksin Hib → pencegahan

https://www.msdmanuals.com/professional/ear,-nose,-and-throat-
disorders/oral-and-pharyngeal-disorders/epiglottitis
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Parainfluenza virus → croup


C. Herpes simplex virus → herpes genital/oral
D. Candida albicans → candidosis
E. Sterptococcus pneumoniae → pneumonia
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 4 tahun
• Sesak nafas sejak 2 jam, nyeri tenggorokan terutama
saat menelan, hot potato voice (+)
• HR 110x/mnt, RR 28x/mnt, suhu 38.5oC
• PF: limfadenopati servikal (+)
• X-ray: gambaran thumbprint

DIAGNOSIS >> EPIGLOTITIS

Maka etiologi tersering pada kasus ini adalah

B. Haemophilus influenza B
KEYWORDS

• Laki-laki, 33 tahun
• Sesak nafas mendadak dan nyeri dada sejak 2 jam lalu,
terutama saat menarik nafas dan disertai batuk berdarah.
Riwayat post-ORIF 1 minggu lalu
• TD 140/90mmHg, HR 124x/mnt, RR 34x/mnt, suhu 37.4oC
• PF: tungkai bawah hiperemis, teraba hangat, Homan
sign (+), X-ray: Westermark sign (+)

DIAGNOSIS >> EMBOLI PARU


JAWABAN

A. Modified Wells
PENJELASAN

Emboli
Obstruksi vaskular oleh
massa intravaskular
(padat, cairan atau gas)
Types of the emboli
- Cardiac → LA, infarct LV,
vegetation in endocarditis
- Arterial → systemic arteries
in the brain, spleen, kidney,
intestines
- Venous → pulmonary
arteries
PENJELASAN

Emboli Vena vs Arteri


PENJELASAN
PENJELASAN

Emboli Paru
Terjadi sumbatan pada
pembuluh darah paru akibat
emboli vena, biasanya akibat
DVT atau SVT
Gejala
• Sesak napas
• Hemoptisis
• Nyeri dada pleuritik
• Sianosis
• Berdebar-debar
• Low grade fever
Infark paru
PENJELASAN

EKG pada Emboli Paru


• Sinus takikardi (44%) → paling sering ditemui
• RV strain (34%) → inverted T pada V1-V4 + II,
III, avF
• SIQIIITIII (20%) → S curam di lead I, gel Q
pada lead III, dan inverted T pada lead III
• RBBB (18%) → risiko mortalitas meningkat
• RAD (16%)
• P pulmonal (9%) → gel. P di lead II lebih
tinggi dari 3 kotak
PENJELASAN

X-ray pada Emboli Paru

Westermark sign: Focal peripheral hyperlucency secondary to oligaemia


PENJELASAN

Deep Vein Thrombosis


Adanya trombus pada vena dalam yang
menghalangi aliran darah ke jantung
• Jika tidak ditangani, dapat
terjadi emboli paru
• Gejala
• Nyeri, swelling,
kemerahan, hangat, dan
pembesaran vena
superfisial, unilateral
• Homan sign (+)
• Pencegahan → Heparin
PENJELASAN

Well’s Score for PE


Pemeriksaan Penunjang
berdasarkan Well’s
Score
• D-dimer → low
• USG → moderate-high
• CT-scan → moderate-high
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Burch-Wartofsky → tirotoksikosis
C. Virchow’s triad → DVT
D. CHADS2 → prediksi stroke iskemik pada
pasien dengan AF
E. Centor → faringitis bakterial
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 33 tahun
• Sesak nafas mendadak dan nyeri dada sejak 2 jam lalu,
terutama saat menarik nafas dan disertai batuk
berdarah. Riwayat post-ORIF 1 minggu lalu
• TD 140/90mmHg, HR 124x/mnt, RR 34x/mnt, suhu 37.4oC
• PF: tungkai bawah hiperemis, teraba hangat, Homan
sign (+), X-ray: Westermark sign (+)

DIAGNOSIS >> EMBOLI PARU


Maka sistem skoring untuk penegakan diagnosis pada
kasus ini adalah

A. Modified Wells
KEYWORDS

• Laki-laki, 68 tahun
• Sering mimisan sejak 1 bulan, hidung terasa
mengganjal, sakit kepala dan pandangan ganda
• PF: limfadenopati colli dextra, laringoskopi
tampak massa pada fossa Rosenmuller

DIAGNOSIS >> CA NASOFARING


JAWABAN

A. Epstein-Barr virus
PENJELASAN

Kanker Nasofaring
Paling sering disebabkan
karena infeksi Ebstein-
barr virus (EBV)
Gejalanya biasa asimptomatik
sampai tumor membesar dan
menganggu struktur
disekitarnya

• Hidung → mimisan, obstruksi, rhinorrhea


• Telinga → tinnitus, penurunan pendengaran
• Leher → edema, limfadenopati
• SSP → nerve palsy (diplopia), headache
PENJELASAN

Kanker Nasofaring
Pemeriksaan fisik
• Pembesaran KGB colli
• Biasanya tidak nyeri
• Bilateral
• Gangguan saraf kranial
(25% kasus)
• Nasofaringoskopi → tampak
massa di daerah nasofaring
(paling sering pada fossa
Rosenmuller)
PENJELASAN
PENJELASAN

Staging Kanker Nasofaring


PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Adenovirus
C. Coronavirus
D. Human Papilloma virus
E. Rhinovirus
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 68 tahun
• Sering mimisan sejak 1 bulan, hidung terasa
mengganjal, sakit kepala dan pandangan ganda
• PF: limfadenopati colli dextra, laringoskopi tampak
massa pada fossa Rosenmuller

DIAGNOSIS >> CA NASOFARING

Maka etiologi yang sesuai pada kasus ini adalah

A. Epstein-Barr virus
KEYWORDS

• Wanita, 60 tahun
• Sesak pada hari kedua perawatan di RS dengan
diagnosis stroke, pasien disuapi makanan dalam posisi
setengah berbaring
• TD 130/80mmHg, HR 100x/mnt, RR 30x/mnt
• PF: rhonki (+) basah kasar pada basal paru kanan
• Xray thorax: infiltrat pada basal paru kanan

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

C. Pneumonia aspirasi
PENJELASAN

Sindroma Aspirasi
Inflamasi parenkim paru akibat masuknya substansi yang
berasal dari orofaring maupun gaster ke dalam saluran
pernapasan

• Aspirasi asam lambung → pneumonitis (sindrom


Mendelson)
• Aspirasi flora normal orofaring → pneumonia
aspirasi
• Aspirasi minyak → exogenous lipoid pneumonia
• Aspirasi benda asing → KEGAWATDARURATAN
PENJELASAN

Pneumonitis Aspirasi
Aspirasi isi lambung yang bersifat steril
• Paling sering terjadi akibat proses anestesi
umum
• Faktor resiko lain → hamil, gangguan
kesadaran (intoksikasi, trauma kepala,
perdarahan otak)
• Aspirasi isi lambung → asam lambung, cairan
empedu, darah atau air
• Gejala → SOB, rhonki, wheezing, edema paru,
hipotensi, progresif menjadi ARDS

Komplikasi → abses, empyema, necrotizing


pneumonia
PENJELASAN

Pneumonia Aspirasi
Aspirasi material dari orofaring yang tidak steril

Faktor risiko
• Gangguan refleks
menelan
• Defisit neurologis
• Abnormalitas traktus
digestif-respiratori

Komplikasi
• Kavitas, dapat terinfeksi
menjadi abses paru
PENJELASAN

Pneumonia Aspirasi
PENJELASAN

Tampak infiltrat pada basal paru Struktur anatomis saluran


pernapasan menyebabkan aspirasi
cenderung ke paru kanan
TATALAKSANA

Pneumonia Aspirasi
Stabilisasi jalan napas

Antibiotik
• Tanpa gejala toksik : Ceftriaxone + Makrolid, atau
florokuinolon respirasi (ex : Levofloxacin)
• Tampak toksik : Imipenem/Cilastatin + Vankomisin
• Aspirasi kronik, sekret busuk → tambahkan
Klindamisin (curiga anaerob)
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Pneumonitis hipersensitif → inflamasi


parenkim paru akibat paparan debu organik,
seringkali disertai keluhan sistemik seperti gatal
dan rash
B. Pneumonia komunitas → batuk, sesak,
demam, infiltrat pada rontgen (tidak spesifik
pada basal paru)
D. Foreign body aspiration → sesak yang
ditimbulkan karena sumbatan/obstruksi airway
oleh suatu objek
E. Bronkiektasis → riwayat infeksi paru
berulang/kronis, sputum 3 lapis, honeycomb
appearance
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 60 tahun
• Sesak pada hari kedua perawatan di RS dengan
diagnosis stroke, pasien disuapi makanan dalam posisi
setengah berbaring
• TD 130/80mmHg, HR 100x/mnt, RR 30x/mnt
• PF: rhonki (+) basah kasar pada basal paru kanan
• Xray thorax: infiltrat pada basal paru kanan

Maka diagnosis pada kasus ini adalah

C. Pneumonia aspirasi
KEYWORDS

• Laki-laki, 40 tahun
• Dibawa ke RS karena KLL, pasien penumpang bis
AKAP dan mengalami kecelakaan karena
kelalaian supir
• Pasien merupakan peserta BPJS mandiri kelas II

MEKANISME PEMBAYARAN ??

JAWABAN

A. Pembayaran dilakukan
oleh Jasa Raharja
PENJELASAN

Kecelakaan, siapa yang bayar?


Jasa Raharja
BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Kesehatan

A B D

C
PENJELASAN

A. Jasa Raharja
KLL yang termasuk di dalam tanggungan Jasa Raharja :
1. Mereka yang tertabrak kendaraan umum atau pribadi
2. Tabrakan dua atau lebih kendaraan bermotor, kecuali
penumpang atau pengemudi kendaraan yang
menyebabkan kecelakaan
3. Korban tabrak lari
4. Korban angkutan umum darat, laut, atau udara,
termasuk pada skenario kecelakaan tunggal
PENJELASAN

A. Jasa Raharja
KLL yang tidak termasuk di dalam tanggungan Jasa Raharja :
1. Kendaraan yang menyebabkan kecelakaan
2. Kendaraan maupun pejalan kaki yang menerobos palang pintu rel
KA yang sedang difungsikan
3. Kecelakaan yang disebabkan perlombaan kecepatan dan
bencana alam (gempa bumi, letusan gunung berapi, dll)
4. Kecelakaan tunggal
5. Mereka yang mengalami kecelakaan karena bunuh diri,
percobaan bunuh diri, mabuk atau tidak sadar, maupun tengah
melakukan kejahatan
PENJELASAN

A. Jasa Raharja
Contoh kasus :
1. Tn. A, seorang pejalan kaki, sedang berjalan di trotoar
ketika dirinya ditabrak oleh Nn. Z yang mengendarai
mobil secara ugal-ugalan. Biaya perawatan di RS
mencapai Rp 12.000.000,00

2. Ny. D, sedang menyeberang dari Ketapang ke


Gilimanuk menggunakan kapal ferry. Kapal ferry tiba-
tiba tenggelam. Ny. D selamat namun menjalani
perawatan di RS karena mengalami hipotermia. Biaya
perawatan di RS mencapai Rp 4.000.000,00
PENJELASAN

B. BPJS Kesehatan
KLL yang termasuk di dalam tanggungan BPJS
Kesehatan:
1. Kecelakaan tunggal
PENJELASAN

B. BPJS Kesehatan
Contoh kasus :
1. Tn. U, dibawa ke RS akibat kecelakaan lalu lintas saat
akan pergi ke restoran. Tn. U menabrak pohon beringin
di tepi jalan akibat mengendarai mobil sambil bermain
kuis di HP. Tidak ada korban lain dalam kasus ini.
PENJELASAN

C. Jasa Raharja – BPJS


Kesehatan
KLL yang termasuk di dalam tanggungan Jasa Raharja-
BPJS Kesehatan :
1. Kategori KLL yang ditanggung oleh Jasa Raharja (lihat
slide sebelumnya), namun besar biaya yang dibutuhkan
lebih dari Rp 20.000.000,00
PENJELASAN

C. Jasa Raharja – BPJS


Kesehatan
Contoh kasus :
1. Tn. G, merupakan korban kecelakaan karambol di jalan
raya. Dari hasil penyelidikan didapatkan penyebab
kecelakaan ini sudah diamankan oleh polisi. Biaya
perawatan di RS sebesar Rp 23.115.000,00.
• Pembayaran oleh Jasa Raharja = Rp 20.000.000,00
• Pembayaran oleh BPJS Kesehatan = Rp 3.115.000,00
• Bila bukan peserta BPJS, maka sisa Rp 3.115.000,00
dibayarkan secara mandiri (out of pocket)
PENJELASAN

D. BPJS Ketenagakerjaan
KLL yang termasuk di dalam tanggungan BPJS
Ketenagakerjaan :
1. Kecelakaan saat pergi ke tempat kerja
2. Kecelakaan di tempat kerja
3. Kecelakaan saat pulang dari tempat kerja
PENJELASAN

D. BPJS Ketenagakerjaan
Contoh kasus :
1. Ny. M, seorang pekerja di pabrik garmen yang berjarak
5 km dari rumahnya. Pada saat Ny. M pulang dari pabrik
dengan mengendarai motor, dirinya ditabrak oleh truk
pasir. Ny. M harus dirawat selama 5 hari di RS.
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Pembayaran dilakukan oleh BPJS Kesehatan


→ tidak tepat
C. Pembayaran harus dilakukan secara out of
pocket → tidak tepat
D. Pembayaran dilakukan oleh BPJS
Ketenagakerjaan → apabila dalam kondisi di
tempat kerja atau dalam perjalanan ke tempat
kerja
E. Pembayaran dibagi rata oleh Jasa Raharja
dan BPJS Kesehatan → tidak tepat
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 40 tahun
• Dibawa ke RS karena KLL, pasien penumpang bis AKAP
dan mengalami kecelakaan karena kelalaian supir
• Pasien merupakan peserta BPJS mandiri kelas II

Maka mekanisme pembayaran pada kasus ini adalah

A. Pembayaran dilakukan
oleh Jasa Raharja
KEYWORDS

• Laki-laki, 38 tahun → lemas sisi tubuh kanan


• Bicara pelo (+), riwayat HT DM (+)
• PF : hemiparesis, palsy N VII, XII dekstra.
Keluhan membaik setelah 6 jam

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

A. Transient Ischemic
Attack; ABCD2 score
PENJELASAN

TIA dan RIND

Transient Ischemic Attack → Defisit


neurologis akut yang kembali menjadi
normal kurang dari 24 jam.

Reversible Ischemic Neurologic


Deficit → Gejala lebih dari 24 jam,
membaik dalam 72 jam
PENJELASAN

Etiologi dan lokasi

Lokasi:
10 % vertebrobasiler,
80% carotid, 10%
uncertain
PENJELASAN

TIA vertebrobasiler/ VBI


(vertebrobasiler insufficiency)
• Merupakan gangguan iskemia pada otak
bagian posterior
• Durasi < TIA karotis
• Simptoms:
• Vertigo
• Defek visual
• Defek pendengaran
• Parestesia
PENJELASAN
Skoring ABCD2 untuk
menilai risiko stroke
setelah TIA
TATALAKSANA

Tatalaksana TIA
• Anti agregasi platelet :
• Aspirin 1 x 80mg
• Klopidogrel 1 x 75mg
• Warfarin (pada pasien dengan AF) → 1 x 2mg
• Tatalaksana faktor risiko :
• Hipertensi
• DM
• Dislipidemia
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Reversible Ischemic Neurology Deficit; ABCD2


score → Bukan RIND
C. Transient Ischemic Attack; Siriraj stroke score →
SSS digunakan untuk membedakan SH dan SNH
D. Reversible Ischemic Neurology Deficit; Child-
Pugh score→ Bukan RIND, child-pugh score
digunakan untuk sirosis hepatis
E. Reversible Ischemic Neurology Deficit; Siriraj
stroke score → SSS digunakan untuk membedakan
SH dan SNH
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Laki-laki, 38 tahun → lemas sisi tubuh kanan
• Bicara pelo (+), riwayat HT DM (+)
• PF : hemiparesis, palsy N VII, XII dekstra.
Keluhan membaik setelah 6 jam

Maka, diagnosisnya adalah

A. Transient Ischemic
Attack; ABCD2 score
KEYWORDS

• Anak, usia 5 tahun → kejang


• Kejang sekitar 1 menit kelojotan seluruh tubuh
• Setelah kejang pasien menangis dan mampu
berkomunikasi
• Riwayat demam (+), kejang disertai demam (+)
• PF : faring hiperemis, tonsil T2/T2, hiperemis
DIAGNOSIS >> KEJANG DEMAM SIMPLEKS
Pernyataan yang tepat terkait terapi rumatan?
JAWABAN

B. Kejang demam lama >15 menit


merupakan indikasi pemberian
terapi rumatan
PENJELASAN

Kejang Demam
• Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal > 380C) tanpa infeksi,
gangguan elektrolit, atau gangguan metabolik lain
• Usia predileksi → 6 bulan – 5 tahun
• Kejang demam kompleks, 1 dari kriteria berikut
– Lebih dari 15 menit
– Fokal (tidak generalisata, misalnya meliputi satu
ekstremitas saja)
– Berulang dalam 24 jam
• Kejang demam sederhana, tidak boleh memenuhi
satupun kriteria diatas

Sumber : REKOMENDASI Penatalaksanaan Kejang Demam, UKK Neurologi IDAI 2016


PENJELASAN

Evaluasi
• Pemeriksaan
– Sesuai indikasi untuk menyingkirkan
diagnosis : darah rutin, gula darah,
elektrolit, urinalisis, feses, dll
– Pemeriksan CSF menyingkirkan
meningitis terutama bayi < 12 bulan
(sangat dianjurkan) dan 12 -18 bulan
(dianjurkan)
– CT scan dan MRI bila ada indikasi
Sumber : REKOMENDASI Penatalaksanaan Kejang Demam, UKK Neurologi IDAI 2016
PENJELASAN

Kejang demam akan berulang kembali pada


sebagian kasus.
• Faktor risiko berulangnya kejang demam
adalah :
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
• Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan
berulangnya kejang demam adalah 80%,
Kemungkinan berulangnya kejang demam
paling besar pada tahun pertama
Sumber : REKOMENDASI Penatalaksanaan Kejang Demam, UKK Neurologi IDAI 2016
TATALAKSANA

Terapi
• Antipiretik: PCT 10-15 mg/kgBB/kali 4-6 kali
perhari
• Anti kejang: praktis bisa diberikan orang tua
dirumah → diazepam supp 5 mg untuk BB < 12
kg, 10 mg untuk BB > 12 kg
• Anti kejang: di IGD → diazepam intravena 0,2-0,5
mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 2
mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan
dosis maksimal 10 mg. Secara umum,
penatalaksanaan kejang akut mengikuti algoritma
kejang pada umumnya.

Sumber : REKOMENDASI Penatalaksanaan Kejang Demam, UKK Neurologi IDAI 2016


TATALAKSANA

ALGORITMA TATALAKSANA KEJANG AKUT


TATALAKSANA

Indikasi pengobatan rumatan:


1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata
sebelum atau sesudah kejang, misalnya
cerebral palsy, hidrosefalus, hemiparesis.
Obat diberikan hingga 1 tahun bebas kejang
o Asam valproate → 15-40 mg/kg/hari dalam
2-3 dosis (DOC)
o Fenobarbital → 3-4 mg/kg per hari dalam
1-2 dosis.

Sumber : REKOMENDASI Penatalaksanaan Kejang Demam, UKK Neurologi IDAI 2016


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Kejang demam >5x dalam 1 tahun


merupakan indikasi pemberian terapi rumatan →
salah
C. Lama pemberian obat rumatan adalah 6
bulan bebas kejang
D. Obat untuk terapi rumatan yang terpilih
adalah fenobarbital → asam valproat
E. Pemberian asam valproat setiap hari dapat
menyebabkan gangguan perilaku dan kesulitan
belajar pada 40 – 50% kasus → fenobarbital
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus :


• Anak, usia 5 tahun → kejang
• Kejang sekitar 1 menit kelojotan seluruh tubuh
• Setelah kejang pasien menangis dan mampu
berkomunikasi
• Riwayat demam (+), kejang disertai demam (+)
• PF : faring hiperemis, tonsil T2/T2, hiperemis
DIAGNOSIS >> KEJANG DEMAM SIMPLEKS

Maka, pernyataan yang tepat terkait terapi rumatan


adalah
B. Kejang demam lama >15 menit
merupakan indikasi pemberian terapi
rumatan
KEYWORDS
• Pria, 69 tahun → pusing berputar sejak 6 jam
• Hilang keseimbangan, diplopia (+)
• Riw. HT dan DM tidak terkontrol
• KU : CM, TTV → TD 160/90, HR 92x, RR 24x
• Kekuatan motorik 5555/3333
• Romberg (+)

DIAGNOSIS >> STROKE NON-HEMORRHAGIC

Lokasi patologis?

JAWABAN

B. Vertebrobasiler artery
PENJELASAN

Stroke
• Kelainan
neurologis fokal
maupun global,
bertahan lebih
dari 24 jam
karena masalah
serebrovaskular.
85% →
ISKEMIK
PENJELASAN

Stroke iskemik vs Stroke hemoragik

• Etiologi : Trombus / • Etiologi : Perdarahan


emboli Intraserebral

• Klinis : • Klinis :
• Defisit neurologis akut • Defisit neurologis akut
• Kesadaran Umumnya • Penurunan Kesadaran
Compos Mentis • Tanda lesi UMN
• Tanda lesi UMN • Hipertensi
(hiperrefleks, refleks
patologis (+)
• CT Scan : Hiperdens
• CT Scan : Hipodens
Updates AHA/ASA Stroke Recommendations
PENJELASAN

Area Perfusi Serebral

Anterior : Bagian eks. Bawah


Media : Bagian eks. Atas
Posterior : Penglihatan
Adams ; Principles of Neurology
PENJELASAN

Perdarahan vertebrobasiler

Brainstem +
cerebellum
PENJELASAN
PENJELASAN
ALGORITMA
GADJAH
MADA
PENJELASAN

Pengecualian !!
• Stroke Iskemik (pada tahap
awal, khususnya pada area
MCA) dapat
menunjukkan middle cerebral
artery (MCA) dot sign
/ Sylvian fissure sign →
tampakan hyperdense pada
Brain CT Scan

https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/01.STR.32.1.84 ; https://radiopaedia.org/articles/mca-dot-sign-brain
PENJELASAN

• Sign ini menunjukkan


thromboemboli pada cabang
segmental dari MCA
• MCA dot sign → early marker of
thromboembolic occlusion of
the distal MCA branches seen
in the Sylvian fissure
• Sensitivitas 35%, Spesifisitas
100%

https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/01.STR.32.1.84 ; https://radiopaedia.org/articles/mca-dot-sign-brain
TATALAKSANA

Stroke iskemik vs Stroke hemoragik


• Trombolitik (r-TPA) • Bedah : Evakuasi Perdarahan
→ 3-4,5 jam setelah • Medikamentosa
onset • Antihipertensi
• Aspirin 325 mg • Agen diuretik osmotik
• Clopidogrel 300 mg (misal manitol)
• Cara pemberian manitol
• Aspirin 325 mg + = manitol 20% dengan
dipyridamole 2x200 mg dosis 0, 50 sampai 1
g/KgBB diberikan secara
IV bolus selama 20 menit
dan dapat diulang setiap
4 sampai 6 jam.
• Antivasospasme

Updates AHA/ASA Stroke Recommendations


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Middle cerebral artery → slide sebelumnya


C. Posterior cerebral artery → slide sebelumnya
D. Labyrinthine artery → vertigo, tanpa
kelemahan anggota gerak
E. Canalis semisirkularis → BPPV
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Pria, 69 tahun → pusing berputar sejak 6 jam
• Hilang keseimbangan, diplopia (+)
• Riw. HT dan DM tidak terkontrol
• KU : CM, TTV → TD 160/90, HR 92x, RR 24x
• Kekuatan motorik 5555/3333
• Romberg (+)

DIAGNOSIS >> STROKE NON-HEMORRHAGIC

Maka, lokasi patologisnya adalah?

B. Vertebrobasiler artery
KEYWORDS

• Wanita, 39 tahun
• Nyeri kepala kronis + pandangan ganda
• Keluar ASI, padahal tidak sedang hamil /
menyusui
• PF : hemianopsia bitemporal

DIAGNOSIS?
JAWABAN

B. Prolaktinoma
PENJELASAN

PROLAKTINOMA

• Tumor pituitary paling


sering dijumpai
• Mikroprolactinoma →
<10mm
• Makroprolactinoma →
>10mm
PENJELASAN
PENJELASAN

GEJALA
Efek Hormonal Efek SOL
• Gejala yang muncul akibat tingginya
hormon prolaktin (hiperprolaktinemia)
• Nyeri kepala
• Gangguan menstruasi / • Defek lapang
infertilitas
pandang akibat
• Galactorrhea
• Hypoestrogenisme → vaginal
kompresi jaras optik
dryness, dyspareunia, penurunan • Bitemporal (chiasma)
BMD
• Total vision loss
• Pada laki-laki :
• Penurunan libido, gangguan
ereksi
• Gynecomastia
• Female body habitus, testis
mengecil
PENJELASAN

Pemeriksaan penunjang
• Serum prolaktin
• Serum tiroid → untuk eksklusi
hiperprolaktinoma sekunder
• Imaging
• MRI → modalitas terbaik untuk menilai jaringan
lunak
• CT dengan kontras → modalitas terpilih untuk
menilai struktur tulang
PENJELASAN

Prolaktinoma pada MRI


TATALAKSANA

TATALAKSANA
• Mikroprolaktinoma → tanpa gejala signifikan
dapat dilakukan observasi (95%
mikroprolaktinoma tidak berkembang menjadi
makroprolaktinoma)
• Makroprolaktinoma → butuh tatalaksana !
• Bromocriptine → start 1.25mg/hari, tingkatkan
hingga 2.5mg 2x/hari
• Radioterapi → kurang efektif
• Pembedahan →transsphenoidal pituitary
adenomectomy
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Encephalitis → Keluhan utama penurunan


kesadaran disertai demam
C. Adenoma hipofisis → Dapat mempengaruhi
produksi hormon lain selain prolaktin
D. Meningioma → keluhan tidak khas yang
mengenai selaput meningens
E. Tumor metastasis → terdapat gejala utama dan
gambaran metastasis pada intrakranial
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Wanita, 39 tahun
• Nyeri kepala kronis + pandangan ganda
• Keluar ASI, padahal tidak sedang hamil /
menyusui
• PF : hemianopsia bitemporal

Maka, diagnosis kasusnya adalah

B. Prolaktinoma
KEYWORDS

• Wanita, 29 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 1 jam yll
• Riwayat kejang (+) → serangan > 5x dalam setahun
• Serangan diawali dengan bengong kemudian mulut
mengecap-ngecap dan gerakan tangan kanan ± 5 detik
• Setelah sadar pasien kembali beraktivitas. Diantara 2
serangan pasien normal
• Defisit neurologis (-)
DIAGNOSIS?
JAWABAN

A. Epilepsi petit mal


PENJELASAN

Kejang
Kejang umum : berasal dari DUA HEMISFER

• Absens/lena (petit mal) : Bengong mendadak, tanpa aura,


umumnya tanpa kebingungan pasca-serangan, bisa disertai
automatisasi maupun tidak.
• Mioklonik : kedutan motorik tidak teratur → Jerking movement
• Klonik : kedutan motorik teratur
• Tonik : ekstensi atau fleksi mendadak pada kepala, badan,
atau ekstremitas
• Tonik-klonik umum primer (grand mal) : berawal sebagai
ekstensi tonik ekstremitas atas dan bawah beberapa detik,
kemudian menjadi gerakan klonik ritmik, kebingungan pasca-
serangan , maupun kelumpuhan pasca serangan.
• Atonik : Tonus tubuh hilang mendadak (pasien tiba-tiba jatuh)
PENJELASAN

Tipe bangkitan kejang


Kejang parsial (fokal) : Bermula SATU HEMISFER
• Sederhana : Tidak ada penurunan kesadaran.
Gejala bisa sensoris, motoris, otonom, atau psikis.
• Kompleks : Ada penurunan kesadaran (amnesia).
Gejalanya bisa berupa kelumpuhan satu sisi maupun
berupa bengong mendadak yang diikuti dengan
aura, automatisme dan kebingungan pasca-
serangan.
• Kejang tonik-klonik umum sekunder : kejang
parsial yang berlanjut menjadi kejang tonik klonik
umum
PENJELASAN

Terapi
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Epilepsi parsial simpleks →tidak ada penurunan


kesadaran
C. Epilepsi parsial kompleks → salah satu dd kuat
untuk soal ini. Ditandai dengan aura, kebingungan
post ictal.
D. Epilepsi Atonik→Tonus tubuh hilang mendadak
(pasien tiba-tiba jatuh)
E. Epilepsi Grand mal→ Tonik-klonik umum primer
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Wanita, 29 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 1 jam yll
• Riwayat kejang (+) → serangan > 5x dalam setahun
• Serangan diawali dengan bengong kemudian mulut
mengecap-ngecap dan gerakan tangan kanan ± 5
detik
• Setelah sadar pasien kembali beraktivitas. Diantara 2
serangan pasien normal

Maka, diagnosis kasus adalah

A. Epilepsi petit mal


KEYWORDS

• Pria, 42 tahun
• KLL 1 jam yll → tidak sadar, - menuju UGD pasien
sadar kembali - jatuh pingsan saat tiba di UGD
• E2M1V2
• TD 100/70 mmHg, Nadi 110x/ menit, respirasi 27x/ menit,
kaku kuduk (-)
• Jejas temporal sinistra
DIAGNOSIS >> EDH

Gambaran CT Scan dan pembuluh darah yang ruptur?

JAWABAN

D. Lenticular Shape; arteri


meningea media
PENJELASAN

EDH
• Arteri meningea media (36%)
• Lucid interval
• Bentuk lenticular pada CT Scan
• Operasi diindikasikan jika volume lebih dari
30cm3
PENJELASAN

EDH vs SDH
PENJELASAN

Tampakan radiologis
PENJELASAN

LUCID INTERVAL
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Biconvex Shape; arteri meningea media →


seharusnya biconcave
B. Crescent Shape; arteri cerebri media →
Seharusnya arteri meningea media
C. Biconcave Shape; arteri cerebri media →
Seharusnya arteri meningea media
E. Crescent Shape; bridging veins → cresent adalah
SDH, bridging veins milik SDH
KESIMPULAN
Jadi, jika menemukan kasus:
• Pria, 42 tahun
• KLL 1 jam yll → tidak sadar, - menuju UGD pasien
sadar kembali - jatuh pingsan saat tiba di UGD
• E2M1V2
• TD 100/70 mmHg, Nadi 110x/ menit, respirasi 27x/ menit,
kaku kuduk (-)
• Jejas temporal sinistra
DIAGNOSIS >> EDH

Maka, gambaran CT Scan dan pembuluh darah yang


rupture adalah

D. Lenticular Shape; arteri


meningea media
KEYWORDS

• Pria, 41 tahun
• Batuk pilek 5HSMRS
• kelemahan anggota gerak, kedua tungkai
dan lengan.
• motorik tungkai bawah 3/3 dan lengan 4/4
• penurunan refleks fisiologis
DIAGNOSIS >> GBS

Tatalaksana utama?
JAWABAN

C. IVIg
PENJELASAN

Guillain Barre Syndrome


Mekanisme : autoantibodi yang memicu demielinisasi saraf
tepi

Faktor Risiko
Infeksi : C. jejuni (diare berdarah), EBV (batuk dan
pilek)
Gejala
Kelemahan, kesemutan, bilateral
Dimulasi dari DISTAL EKSTREMITAS
Kerusakan otonom
Kerusakan nervus kranial
Gagal napas
PENJELASAN

Infeksi awal oleh C. jejuni / EBV


Menjadi reaksi antigen antibodi
Menyerang sistem saraf
DEMILIENISASI

Lancet ; Guillain-Barré syndrome ; UK ;2016


PENJELASAN
PENJELASAN

GBS : Penunjang DIAGNOSIS


• LUMBAL PUNGSI
• Peningkatan protein tanpa peningkatan Leukosit
• ELECTROMYOGRAM
• Penurunan impuls & respon saraf
• NERVE CONDUCTION VELOCITY
• Dilakukan bersamaan dengan EMG
• Penurunan kecepatan hantaran saraf
TATALAKSANA

IVIg 0 - 4 g/kg daily for 5 days

OR

• PLASMAPHARESIS / Plasma Exchange


• Specific treatment di atas diberikan secepatnya sejak
onset dan Dx GBS ditegakkan
• Semakin cepat diberikan, progonis semakin bagus
• Awasi Tanda – tanda gagal napas → Pro ICU

Lancet ; Guillain-Barré syndrome ; UK ;2016


Adams ; Principle of Neurology
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Piridostigmin →parasympathomimetic,
reversible cholinesterase inhibitor utk
myasthenia gravis
B. Prednisone→steroid
D. Carbamazepine→antikonvulsif
E. Metronidazole→antibiotik
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Pria, 41 tahun
• Batuk pilek 5HSMRS
• Kelemahan anggota gerak, kedua tungkai dan
lengan.
• Motorik tungkai bawah 3/3 dan lengan 4/4
• Penurunan refleks fisiologis
DIAGNOSIS >> GBS

Maka, tatalaksana utamanya adalah

C. IVIg
KEYWORDS

• Anak, usia 5 tahun


• Tiba-tiba lemas dan tidak bisa berjalan sejak 2 hari
SMRS.
• Riw. batuk dan pilek (+).
• Riwayat imunisasi pasien tidak diketahui jelas.
• PF: paralisis motorik tipe flaccid yang asimetris,
atrofi ekstremitas inferior, deformitas valgus pada
kedua lutut.
DIAGNOSIS >> POLIOMIELITIS AKUT

Patogenesis?
JAWABAN

C. Adanya infeksi oleh Poliovirus


tipe I
PENJELASAN

Poliomielitis
• Infeksi virus polio
(fekal-oral) → highly
infectious
• Merusak sel neuron
di kornu anterior
medula spinalis
• Klinis: demam,
kelemahan otot akut
yang berat,
umumnya asimetris
→ ekstremitas
bawah lebih parah
Sumber : www.emedicine.Medscape.com
PENJELASAN

Poliomielitis
• Tiga tipe virus polio yaitu tipe 1, 2 dan 3
• Vaksin bivalent OPV hanya mencakup
perlindungan untuk tipe 1 dan 3
• Vaksin IPV mencakup semua serotipe

Sumber : cdc.gov – polio eradication program


PENJELASAN
TATALAKSANA

Tatalaksana

• Tidak ada terapi khusus


• Umumnya bersifat simptomatik
• Pencegahan dengan vaksinasi polio
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Adanya molecular mimicry dari infeksi
bakteri dengan nervus perifer→ GBS
B. Adanya autoantibodi terhadap reseptor
Ach di neuron postsinaptik → Myasthenia
gravis
D. Adanya kematian yang bersifat gradual
dari motor neuron → Amyotrophic lateral
sclerosis
E. Adanya kelainan bawaan pada medulla
spinalis → tidak spesifik
KESIMPULAN
Jadi, jika menemukan kasus:
• Anak laki-laki, 4 tahun
• Tiba-tiba lemas dan tidak bisa berjalan sejak 2 hari
SMRS.
• Riw. batuk dan pilek (+).
• Riwayat imunisasi pasien tidak diketahui jelas.
• PF: paralisis motorik tipe flaccid yang asimetris, atrofi
ekstremitas inferior, deformitas valgus pada kedua
lutut.
DIAGNOSIS >> POLIOMIELITIS AKUT

Maka, patogenesisnya adalah...

C. Adanya infeksi oleh Poliovirus


tipe I
KEYWORDS

•Perempuan, 49 tahun
•Mata kiri cekot-cekot sejak 2 jam yang lalu.
•Mata merah dan pandangan mata kabur.
•Px Oftalmologi : VOS 3/60, injeksi konjungtiva tanpa
sekret, edema kornea dan mid-dilatasi pupil yang
non-reaktif. TIO OS : 45 mmHg.
DIAGNOSIS >> GLAUKOMA AKUT (PACG)

Mekanisme kerja farmakoterapi?

JAWABAN

A. Inhibitor enzim carbonic-


anhidrase
PENJELASAN

Klasifikasi Glaukoma
• Congenital & Developmental Glaucomas
⮚ Primary Congenital Glaucoma
⮚ Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
⮚ Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
⮚ Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
⮚ Primary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma
⮚ Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma,
Inflamatory Glaucoma (uveitis), Pigmentary Glaucoma,
Neovascular Glaucoma, Exfoliation Syndrome, Trauma
(tergantung etiologi & mekanisme ↑ TIO)

Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology, ed. 18th, McGraw Hill : New York, 2011
PENJELASAN

Primary Angle Closure Glaucoma


(PACG) / Glaukoma sudut tertutup akut
• Peningkatan TIO yang mendadak oleh karena tertutupnya
Definisi & sudut iridocornealis (outflow humor aqueous terhambat)
Faktor • Lebih beresiko pada wanita, lebih tua dari 40 tahun
(tertinggi pada 55-65 tahun), rabun dekat (hypermetropia),
Resiko riwayat penyakit serupa di keluarga, ras Asia

• Nyeri mata mendadak, penurunan visus, mual,


muntah, fotofobia, lakrimasi, melihat pelangi/halo
Tanda & • Palpebra edema dan hiperemis, Injeksi konjungtiva
Gejala dan silier, Edema kornea, COA dangkal, Pupil semi-
dilatasi, non reaktif (bisa terdapat Iris Bombe), TIO
↑↑↑ secara akut

• Tonometri
Px • Gonioskopi
Penunjang • Perimetri
• Oftalmoskopi direk dan indirek
PENJELASAN

Penatalaksanaan Glaukoma Akut

• Sight threatening EMERGENCY!!


→ Turunkan tekanan intraokular secepatnya!

– Asetazolamid HCl 500mg p.o, dilanjutkan 4 x


250mg/hari
– Timolol maleat 0,5%, 2 x 1 tetes/hari
– Eye drops kombinasi kortikosteroid + antibiotik
4-6 x 1 tetes/hari
– Pilocarpine 2%, boleh diberikan-boleh tidak
– Terapi simptomatik (analgesik, anti mual-muntah)
TATALAKSANA

Golongan Obat untuk menurunkan TIO


TATALAKSANA

Regimen Terapi
KELOMPOK OBAT REGIMEN MEKANISME AKSI

PROSTAGLANDIN • Latanoprost 0,005% Meningkatkan uveoscleral outflow


ANALOGUE • Bimatoprost 0,03%

BETA BLOCKER • Timolol maleat 0,25-0,5% Menurunkan sekresi humor aquoeus


• Betaxolol 0,25% melalui stimulasi reseptor beta di
• Carteolol 1% prosesus siliaris
CARBONIC ANHIDRASE Acetazolamide 250mg Menurunkan produksi humor
INHIBITOR Dorzolamide 2% aquoeus melalui inhibisi enzim
carbonic anhydrase
PARASYMPATHOMIMETI Pilocarpine 1/2/4% Meningkatkan outflow → membuka
C DRUGS trabecular meshwork (kontraksi M.
Longitudinalis corpus siliaris
SYMPATHOMIMETIC Brimonidine 2% Menurunkan sekresi dan meningkatkan
DRUGS Apraclonidine 0,5-1% outflow humor aqueous melalui
stimulasi reseptor alfa dan beta
TATALAKSANA

Terapi Laser/ Surgical


• Jika medikamentosa tidak berhasil/refrakter
• Laser Treatment
– Laser Trabeculoplasty
– Laser Iridotomy
– Laser Iridoplasty
– Laser Ciliary body Ablation
• Surgical
– Iridectomy
– Trabeculectomy → drainage surgery → terbentuk
bleb

Khaw, PT Shah P, & Elkington AR, ABC of Eyes, ed. 4th, BMJ Books 2004
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Menstimulasi iris untuk mendekati trabecular


meshwork → tidak tepat, sebaiknya jauh kan iris dari
sudut iridocorneal dengan miosis pupil (pilocarpine)
C. Meningkatkan produksi bikarbonat → tidak tepat
D. Menstimulasi produksi humor aqueous → tidak tepat,
seharusnya turunkan produksi maupun sekresi humor
aqueous = gol. kelas obat beta blocker maupun CAI
E. Menurunkan aliran uveoscleral → tidak tepat,
seharusnya meningkatkan outflow = gol. kelas obat
Prostaglandin Analog (tapi kurang tepat untuk kasus
akut / bukan tatalaksana awal, lebih direkomendasikan
untuk POAG)
KESIMPULAN
Jadi, jika menemukan kasus:
•Perempuan, 49 tahun
•Mata kiri cekot-cekot sejak 2 jam yang lalu.
•Mata merah dan pandangan mata kabur.
•Px Oftalmologi : VOS 3/60, injeksi konjungtiva tanpa
sekret, edema kornea dan mid-dilatasi pupil yang
non-reaktif. TIO OS : 45 mmHg.
DIAGNOSIS >> GLAUKOMA AKUT (PACG)

Maka, mekanisme kerja farmakoterapinya adalah

A. Inhibitor enzim carbonic-


anhidrase
KEYWORDS

• Laki – laki, 35 tahun


• Kedua mata gatal, merah, berair
• Px oftalmologis → edema palpebral, sekret
serosa
• Dokter meresepkan steroid
DIAGNOSIS >> KONJUNGTIVITIS ALERGI

Komplikasi okular?
JAWABAN

C. Central serous chorio-


retinopathy
PENJELASAN
PENJELASAN

Konjungtivitis
• Peradangan pada konjungtiva
• Etiologi : Infeksi (Bakteri, Viral, Jamur), Alergi,
Trauma
• MATA MERAH, VISUS NORMAL
• Jenis Eksudat → serosa (viral, iritasi), mucoid
(alergi), mukopurulen( infeksi bakteri, chlamydia),
purulent (infeksi gonococcal)
• Reaksi Konjungtiva
• Folikular → viral, chlamydia
• Papilar → bakteri (termasuk, gonococcal), alergi
PENJELASAN

Konjungtivitis
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana
Bakteri Staphylococci, Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
Streptococci, sensasi terbakar, biasanya Air mata buatan
Gonococci, bilateral, kelopak mata susah
Corynebacterium membuka, injeksi konjungtiva
strains difus, discharge mukopurulen,
papil (+)

Virus Adenovirus, Mata berair unilateral, merah, Memburuk pada hari 3-


Herpes simplex rasa tidak nyaman, fotofobia, 5, sembuh sendiri
virus or varicella- edema kelopak mata, dalam 7-14 hari
zoster virus limfadenopati preaurikular, Air mata buatan:
folikel (+), pseudomembran (+/-) Antiviral → herpes
simplex virus atau
varicella-zoster virus
PENJELASAN

Konjungtivitis
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida sp., Jarang, pasien Antijamur topikal
Blastomyces imunokompromais, pasien
dermatitidis, yang mendapat terapi
Sporothrix antibiotik
schenckii
Vernal Alergi Peradangan konjungtiva Hindari alergen
kronis, riwayat keluarga Antihistamin topikal,
atopik, gatal, fotofobia, mast cell stabilizer,
sensasi benda asing, simptomatik
blefarospasme, cobblestone
pappila, horner trantas dot
Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri selama Doxycycline 100 mg
trachomatis → beberapa minggu/bulan, bid for 21 hari atau
Badan Inklusi sekret mukopurulen, lengket, Erythromycin 250 mg
sensasi benda asing, mata PO qid 21 days
berair, kelopak mata Antibiotik topikal
bengkak,kemosis, Folikel
PENJELASAN

Konjungtivitis Vernal
• Hipersensitivitas Tipe 1
• Rekuren – Bilateral
• Mata merah, gatal, dan berair →
“pink eye”
• Riw. Alergi → asma, rhinitis
alergika, eczema
• Ada 2 tipe (bisa berjalan bersamaan)
• Palpebral → Papil besar di
konjungtiva tarsalis → Cobblestone +
sekret mucoid
• Limbal → degenerasi epitel kornea →
Horner Trantas Dot di limbus
• Tatalaksana : Menghindari alergen,
Mast cell stabilizer, Steroid,
Antihistamin
Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5, Ilyas (2013)
PENJELASAN

Konjungtivitis
Vernal vs Atopik
Characteristics VKC AKC
Generally presents at a younger
Age at onset Second to third decade
age than AKC' first decade

Sex Males are affected preferentially. No sex predilection

Typically occurs during spring


Seasonal variation Generally perennial
months

Discharge Thick mucoid discharge Watery and clear discharge

Moderate incidence of conjunctival Higher incidence of conjunctival


Conjunctival scarring
scarring scarring

Horner-Trantas dots and shield Presence of Horner-Trantas dots is


Horner-Trantas dots
ulcers are commonly seen. rare.

Not present, unless secondary to Deep corneal neovascularization


Corneal neovascularization
infectious keratitis tends to develop

Conjunctival scraping reveals


Presence of eosinophils in Presence of eosinophils is less
eosinophils to a greater degree in
conjunctival scraping likely
VKC than in AKC
PENJELASAN

Komplikasi steroid pada mata


• Peningkatan tekanan intra okular
• Katarak
• Supresi sistem imunitas → memperburuk
infeksi
• Central Serous Chorio Retinopathy (CSCR)
→ edema makula dan vesikel pada retina
bagian luar
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Keratomalacia → pada KVA


B. Glaukoma sudut tertutup akut → kelainan
anatomis
D. Uveitis anterior → infeksi
E. Konjungtivitis medikamentosa → tidak ada
istilah tersebut
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki – laki, 35 tahun
• Kedua mata gatal, merah, berair
• Px oftalmologis → edema palpebral, sekret
serosa
• dokter meresepkan steroid
DIAGNOSIS >> KONJUNGTIVITIS ALERGI

Maka, komplikasi okular penggunaan kortikosteroid


adalah

C. Central serous chorio-


retinopathy
KEYWORDS
• Laki-laki, 58 tahun
• Penderita DM sejak 10 tahun yll → tidak rutin
kontrol.
• Funduskopi : media jernih, papil normal, retina
datar, didapatkan dot hemorrhage (+), hard
exudate (+), neovaskularisasi (+), makula
edema (-), refleks fovea normal.
DIAGNOSIS?

JAWABAN

A. Proliferative diabetic
retinopathy
PENJELASAN

Diabetic Retinopathy
• Tanda dan gejala:
• Melihat titik atau floaters
• Penurunan tajam penglihatan
• Terdapat titik hitam di tengah
lapang pandang → bisa terjadi
edema makula
• Sulit melihat dalam gelap
• Pada pemeriksaan
funduskopi: cotton wool spot,
flame hemorrhages, dot-blot
hemorrhages, hard exudates
• Terdapat 2 tahap : NPDR vs
PDR
PENJELASAN

Stadium Retinopathy Diabetikum


Stadium Hasil oftalmoskopi

Nonproliferatif Mikroaneurisma, pendarahan intraretina (dot &


blot hemorrhage; flame hemorrhage), cotton
wool spot (soft exudate)
Preproliferatif Nonproliferatif + soft & hard exudate

Proliferatif stadium Neovaskularisasi (Hallmark of PDR)


dini
Proliferatif stadium Proliferatif stadium dini + pendarahan viterus
lanjut

• Komplikasi : Pendarahan Vitreus, Edema Makula Diabetik,


Ablasio Retina Traksional, Galukoma Neoaskular
TATALAKSANA

MANAJEMEN
• Cegah progresivitas penyakit, terutama kontrol
diabetes dan faktor risiko lainnya
• Fotokoagulasi laser
• Injeksi intraviteral antiVEGF
• StemCell (masih dalam penelitian)
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Nonproliferative diabetic retinopathy →


kurang tepat karena terdapat neovaskularisasi
yang menjadi hallmark dari PDR
C. CRVO → blood and thunder / splashed
tomato fundus hemorrhage
D. CRAO → cherry red spot
E. Pre-proliferative diabetic retinopathy →
kurang tepat karena terdapat neovaskularisasi
yang menjadi hallmark dari PDR
KESIMPULAN
Jadi, jika menemukan kasus:
• Laki-laki, 58 tahun
• Penderita DM sejak 10 tahun yll → tidak rutin
kontrol.
• Funduskopi : media jernih, papil normal, retina
datar, didapatkan dot hemorrhage (+), hard
exudate (+), neovaskularisasi (+), makula
edema (-), refleks fovea normal.

Maka, diagnosisnya adalah

A. Proliferative diabetic
retinopathy
KEYWORDS

• Laki-laki, 29 tahun
• Benjolan pada kelopak mata sebelah kanan
sejak 4 hari yang lalu. Riwayat batuk pilek (+)
seminggu yang lalu.
• Px Mata kanan (ralat soal) → benjolan
hiperemis dan nyeri pada orbita superior sinistra
& ptosis berbentuk S.
• Terdapat pembesaran KGB.
DIAGNOSIS >> DAKRIOADENITIS E.C VIRAL
INFECTION
Tatalaksana awal?
JAWABAN

E. Kompres hangat,
masase, NSAID
PENJELASAN

Dakrioadenitis
• Peradangan pada kelenjar lakrimal → lokasi :
supratemporal orbit
• Karakter Presentasi Klinis : nyeri unilateral,
kemerahan dan bengkak pada orbita superior
(sisi temporal) dengan ptosis berbentuk S
• Causa : Viral : Mumps Virus (tersering),
EBV, Coxsackievirus, Herpes
Bakterial : S.aureus, Streptococcus,
N.gonorrhea, C.Trachomatis
Fungal : rare
PENJELASAN

Wajib bedakan !
PENJELASAN

Berdasarkan etiologi
• Viral (most common) - Self-limiting,
supportif saja (kompres hangat, masase,
dan NSAID oral)
• Bakterial – Antibiotik broad spectrum →
lakukan kultur untuk tentukan etiologi
• Fungal : antifungal
• Protozoa : specific antiamoebic
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ibuprofen 2x400 mg → bagian dari supportif,


jawaban kurang lengkap
B. Kultur sekret untuk tentukan bakteri penyebab →
kecurigaan etiologi bakterial
C. Amoxicillin 3x500 mg → kecurigaan bakterial
D. Kompres dingin, masase, NSAID → kompres
hangat lebih tepat
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Laki-laki, 29 tahun
• Benjolan pada kelopak mata sebelah kanan sejak 4 hari
yang lalu. Riwayat batuk pilek (+) seminggu yang lalu.
• Px Mata kanan (ralat soal) → benjolan hiperemis dan
nyeri pada orbita superior sinistra & ptosis berbentuk S.
• Terdapat pembesaran KGB.
DIAGNOSIS → DAKRIOADENITIS E.C VIRAL INFECTION

Maka, tatalaksana awalnya adalah

E. Kompres hangat,
masase, NSAID
KEYWORDS

• Laki-laki, 47 tahun
• Keluhan mata buram saat membaca koran
dan gadget tetapi penglihatan jauh tidak
mengalami gangguan.

Pemeriksaan dan koreksi yang tepat?

JAWABAN

A. Tes Jaeger; S +1.50


PENJELASAN

Presbiopia
Jaeger Reading Test Card

• Kondisi yang berhubungan


dengan faktor usia dimana
penglihatan kabur saat
melihat objek berjarak
dekat
• Proses degeneratif yang
dimulai pada usia 40 tahun
→ lensa mata kehilangan
elastisitas dan mengalami
penurunan kemampuan
akomodasi
PENJELASAN

• Koreksi dengan kacamata baca lensa positif


PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Tes Placido; S +1.75 → TES PLACIDO untuk


keratoconus / kelainan pada permukaan kornea
C. Tes Jaeger; S -1.5 → salah kekuatan sferis
D. Snellen chart; S +1.5 → Snellen Chart untuk cek
visus secara subjektif
E. Tes Jaeger; S +1 → kekuatan sferis kurang tepat
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Laki-laki, 47 tahun
• Keluhan mata buram saat membaca koran
dan gadget tetapi penglihatan jauh tidak
mengalami gangguan.

Maka, pemeriksaan dan koreksi yang tepat


bagi pasien adalah

A. Tes Jaeger; S +1.50


KEYWORDS

• Anak, 8 tahun
• Sering terlihat memincingkan matanya apabila
melihat benda jauh.
• VOD 4/60 koreksi S-5 C-1,25 axis 90° → 6/18
• VOS 3/60 koreksi S-6 C-1,25 axis 180° → 6/20

DIAGNOSIS?

JAWABAN

A. Ambliopia
PENJELASAN

AMBLIOPIA
• Kondisi visus turun pada salah satu/kedua
mata akibat gangguan perkembangan jaras
saraf visus penglihatan sejak kecil → otak
hanya ‘belajar/ mengenali’ visus dengan
tajam penglihatan yang normal. Mata
dengan visus kabur ‘terbiasa’ tidak
digunakan → istilah = MATA MALAS

• Tipe: strabismic amblyopia, deprivation


amblyopia (cth: katarak kongenital),
dan refractive amblyopia (cth: anisometropi).
PENJELASAN
PENJELASAN

Refractive Amblyopia
• Uncorrected refractive errors are considered the most
common cause of amblyopia.
• Terdapat 2 tipe amblyopia refraktif :
• Amblyopia Anisometropic → unilateral amblyopia : akibat
perbedaan kekuatan refraksi antara kedua mata yang signifikan
→ 1.0–1.5 D atau lebih pada anisohyperopia, ≥ 2.0 D pada
anisoastigmatism, dan 3.0–4.0 D atau lebih pada anisomyopia
• Amblopia Isoametropic/Bilateral amblyopia → kedua mata
amblyopia akibat kekuatan refraksi yang tinggi. Bisa muncul
pada (-) 5.0–6.0 D atau lebih pada myopia, 4.0–5.0 D atau lebih
pada hyperopia dan 2.0–3.0 D atau lebih pada astigmatisma
• Amblyopia akibat astigmatisma berat disebut meridional
amblyopia.

https://www.aao.org/disease-review/types-of-amblyopia
TATALAKSANA

TATALAKSANA
• Tatalaksana amblyopia: sedini
mungkin (efektif pada usia <14 tahun)
oklusi/ patching mata yang normal,
agar mata yang mengalami gangguan
‘belajar’ untuk memperbaiki visusnya
→Bisa digunakan fulltime/ parttime
(selama beberapa bulan)
• Koreksi gg. Refraktif maksimal
• Pembedahan → biasanya untuk
kasus strabismic amblyopia
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Miopia tinggi →koreksi dengan lensa sferis -6.0 D


– (-9.0 D)
C. Anisometropia → kedua mata memiliki fokus yang
berbeda akibat adanya perbedaan kekuatan refraktif
D. Miopia Ringan-Sedang → istilah yang kurang tepat
E. Astigmatisma miopia kompleks → diagnosis yang
benar, akan tetapi koreksi tidak berhasil membuat
visus kembali normal, ada jawaban yang lebih tepat
untuk kondisi tersebut
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Anak, 8 tahun
• Sering terlihat memincingkan matanya apabila
melihat benda jauh.
• VOD 4/60 koreksi S-5 C-1,25 axis 90° → 6/18
• VOS 3/60 koreksi S-6 C-1,25 axis 180° → 6/20

Maka, diagnosis kasus diatas adalah

A. Ambliopia
KEYWORDS

• Laki-laki, 53 tahun
• Keluhan kedua mata nyeri mendadak sejak 1
jam yang lalu.
• Keluhan disertai mata merah, pandangan buram,
nyeri kepala dan mual.
• VODS 6/60, injeksi sklera (+), COA dangkal, lensa
keruh, shadow test (+), TIO OD / OS : 36 / 38
mmHg.
DIAGNOSIS?
JAWABAN

A. Glaukoma Fakomorfik
PENJELASAN

Glaukoma
• Congenital & Developmental Glaucomas
➢ Primary Congenital Glaucoma
➢ Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
➢ Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
➢ Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
➢Primary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma
➢Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma,
Inflamatory Glaucoma (uveitis), Pigmentary Glaucoma,
Neovascular Glaucoma, Exfoliation Syndrome, Trauma
(tergantung etiologi & mekanisme ↑ TIO)
PENJELASAN

Lens Induced Glaucoma


(Glaukoma Fakogenik)
→ glaukoma akibat lensa, bisa berupa sudut terbuka
maupun sudut tertutup.
• Glaukoma fakomorfik → glaukoma sekunder sudut
tertutup akibat katarak imatur/lensa intumesen,
dislokasi lensa
• Glaukoma fakolitik → glaukoma sekunder sudut terbuka
akibat partikel lensa yang bocor pada katarak hipermatur.
• Glaukoma fakoanafilaktik → akibat reaksi kompleks imun
terhadap partikel lensa akibat operasi katarak

❖Tatalaksana awal: turunkan TIO, pada glaucoma


fakoanafilaktik berikan steroid untuk mengatasi
inflamasi
❖Tatalaksana definitif : ekstraksi katarak
PENJELASAN

Katarak Senilis
• Katarak kongenital → infeksi TORCH (khususnya Rubella)
• Katarak didapat / acquired :
• Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata / bintang
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca operasi katarak
• Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain, misalnya diabetes
melitus sering mengakibatkan katarak subkapsular posterior

• Katarak senilis (age-related cataract) – katarak nuklear


• Berdasarkan tingkat maturitasnya dibagi menjadi :
Imatur Matur Hipermatur/
Morgagni
Kekeruhan Sebagian Seluruh Lensa jatuh
Shadow test Positif Negatif Pseudopositif
Visus > 6/60 < 6/60 <6/60
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Glaukoma Fakolitik → komplikasi katarak


hipermatur (shadow test pseudo+)
C. Glaukoma Sekunder → istilah paying, terlalu
umum
D. Glaukoma Fakoanafilaktik → pada kasus pasca
operasi katarak
E. Glaukoma Primer → tanpa ada penyakit mata
lain yang jadi penyebab : POAG, PACG
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Laki-laki, 53 tahun
• Keluhan kedua mata nyeri mendadak sejak 1
jam yang lalu.
• Keluhan disertai mata merah, pandangan buram,
nyeri kepala dan mual.
• VODS 6/60, injeksi sklera (+), COA dangkal, lensa
keruh, shadow test (+), TIO OD / OS : 36 / 38
mmHg.
Maka, diagnosisnya adalah

A. Glaukoma Fakomorfik
KEYWORDS

• dr. Djohan ingin meneliti pengobatan baru untuk


pasien anak dengan diare – dehidrasi berat.
• Penelitian dilakukan di 2 RS selama bulan
November dan Desember 2018.
• Anak yang mengalami diare dengan dehidrasi
berat sebanyak 350 orang.

Populasi terjangkau?
JAWABAN

B. Semua pasien anak diare – dehidrasi


berat yang datang ke IGD di 2 RS pada
bulan Nov-Des 2018
PENJELASAN

Populasi Penelitian
• Populasi → secara umum : seluruh populasi
yang ada dialam ini, jumlahnya tak terbatas
• Populasi Target → punya karakteristik
tertentu
• Tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Ditandai
dengan karakteristik klinis dan demografis
• Contoh : Pasien Ca Paru berusia dibawah 40 tahun
• Populasi Terjangkau (source/accessible
population)
• Bagian dari populasi target, merupakan populasi
yang terukur dan dibatasi oleh tempat dan waktu
• Contoh : Pasien Ca Paru berusia dibawah 40 tahun
yang berobat ke RSCM selama tahun 1996-2000
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis
PENJELASAN

Populasi Penelitian
• Subyek Penelitian / Sample
• Suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi
yang diharapkan menjadi perwakilan dari populasi
yang hasilnya mewakili keseluruhan populasi
(REPRESENTATIF)
• Butuh pertimbangan dalam menentukan → Metode
sampling
• Subyek yang benar-benar diteliti
• → dikurangi loss to follow up dan subyek yang
menolak

Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis


PENJELASAN
PENJELASAN

Confidence Interval
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Semua anak dengan diare - dehidrasi berat


→ Populasi Target
C. 350 orang anak dengan diare - dehidrasi
berat di 2 RS → Subjek Penelitian
D. Semua pasien anak diare – dehidrasi berat
yang menerima Zinc dan antibiotik
E. 350 orang anak dengan diare – dehidrasi
berat
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• dr. Djohan ingin meneliti pengobatan baru untuk
pasien anak dengan diare – dehidrasi berat.
• Penelitian dilakukan di 2 RS selama bulan
November dan Desember 2018.
• Anak yang mengalami diare dengan dehidrasi
berat sebanyak 350 orang.

Maka, populasi terjangkaunya adalah

B. Semua pasien anak diare – dehidrasi


berat yang datang ke IGD di 2 RS pada
bulan Nov-Des 2018
KEYWORDS

• dr. Mengi meneliti terkait lama pemberian ASI


dengan kejadian asma pada anak > 2 tahun.
• Ia pergi menelusuri buku KIA dan rekam
medis untuk mencari 500 data terkait lama
pemberian ASI, kemudian melihat ada
tidaknya kasus asma pada anak tersebut
saat ini.

Desain penelitian?
JAWABAN

B. Cohort Retrospective
PENJELASAN

Desain Penelitian
Case report
DESKRIPTIF:
tidak ada
pembanding
Case series

Cross
Observasional
sectional
Desain
Penelitian
Eksperimental: ANALITIK: ada
Case control
ada perlakuan pembanding

Cohort
PENJELASAN

KOHORT KASUS POTONG


• 2 Jenis: KONTROL / LINTANG /
• Prospective cohort Case Control Cross Sectional
• Retrospective/histo
rical cohort • Retrospektif • Deskriptif, sewaktu
• Subjek diikuti untuk • Dapat melihat • HUBUNGAN
periode tertentu kausalitas ASOSIASI → TIDAK
KAUSALITAS
• SANGAT BAIK • Umum digunakan
menilai KAUSALITAS pada KASUS • CEPAT DAN MURAH
• Relatif LAMA dan LANGKA • Menghitung RELATIF
MAHAL • Menghitung ODDS RISK (RR)
• Menghitung RELATIF RATIO (OR)
RISK (RR)
PENJELASAN

Kohort Prospektif
RISIKO +

RISIKO - PENYAKIT +

PENYAKIT -
SEKARANG

• Dinilai faktor risiko sekarang


• Apakah ada penyakit/tidak di masa yang akan
datang
• Menggunakan parameter risiko relatif (RR)
PENJELASAN

Kohort Retrospektif

• Modifikasi dari desain kohort prospektif


• Mengetahui hubungan faktor resiko dengan outcome berdasarkan
perjalanan waktu. Dimulai dari identifikasi faktor resiko (var.independent)
• Seluruh kejadiannya di masa lalu (retro)
PENJELASAN
Cohort Retro ≠
Case Control
Elaborasi- Ilustrasi Case
Control vs Cohort Retro
Sebagai contoh :

• Case Control : Penelitian mengenai hubungan kejadian


Glioblastoma dengan penggunaan telepon genggam
(Start : Kasus Glioblastoma → ditelusuri paparan
telepon genggam) ARAH PENELITIANNYA MUNDUR
MELIHAT KE MASA LAMPAU
• Cohort Retro : Penelitian mengenai hubungan
konsumsi pil KB dengan kejadian Mioma Uteri (Start :
Faktor Resiko dengan melihat Penggunaan Pil KB
yang tercatat pada Rekam Medis → diikuti → apakah
terjadi Mioma Uteri atau tidak?) ARAH
PENELITIANNYA MAJU TETAPI DIMULAI DENGAN
MENELUSURI DATA DI MASA LAMPAU
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Case Control → mulai dari kasusnya, cocok


untuk kasus langka
C. Cross Sectional → pengamatan sewaktu, tidak
bisa untuk lihat sebab-akibat
D. Cohort Prospective → pasien diikuti/follow up
hingga jangka waktu yang sudah ditentukan untuk
melihat efek dari faktor resiko yang dianggap
berpengaruh
E. Randomized Control Trial → Eksperimental
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan :


• dr. Mengi meneliti terkait lama pemberian ASI
dengan kejadian asma pada anak > 2 tahun.
• Ia pergi menelusuri buku KIA dan rekam
medis untuk mencari 500 data terkait lama
pemberian ASI, kemudian melihat ada
tidaknya kasus asma pada anak tersebut saat
ini.

Maka, desain penelitiannya adalah

B. Cohort Retrospective
KEYWORDS

• Desa Tersembunyi → jumlah penduduknya


1000 orang.
• Saat ini terdapat 100 orang menderita
disentri. Dalam 2 minggu → total penderita
bertambah menjadi 150 orang.
Secondary attack rate?

JAWABAN

C. 50/900
PENJELASAN

Ukuran-Ukuran Epidemiologi (CDC)


PENJELASAN

Incidence Risk/Proportion =
ATTACK RATE
• Jumlah penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu saat dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit tersebut pada saat yang
sama
→ biasa dinyatakan dalam persentase, ketika ada
epidemic (situasi/kondisi saat itu → sifatnya akut)

kasus baru
populasi berisiko awal pada suatu
interval waktu
PENJELASAN

Secondary Attack Rate

• Biasa diaplikasikan hanya untuk kasus infeksius


• Untuk estimasi penyebaran penyakit dalam suatu
komunitas/kelompok lingkungan beresiko
• Digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dari upaya kontrol
(vaksinasi)
• Pada kasus : setelah primary attack → 50 kasus baru pada 900
populasi beresiko (1000 - 100 orang yang sudah sakit)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. 100/1000 → disease attack rate


B. 50/1000
D. 150/1000
E. 150/900
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Desa Tersembunyi → jumlah penduduknya
1000 orang.
• Saat ini terdapat 100 orang menderita
disentri. Dalam 2 minggu → total penderita
bertambah menjadi 150 orang.

Maka, secondary attack rate-nya adalah

C. 50/900
KEYWORDS

• Tn. Yen, 40 tahun, co-pilot


• Periksa ke dokter → keluhan nyeri kepala,
kemudian tiba-tiba kejang. Riwayat kejang
sebelumnya +.
• Dokter kemudian meminta izin untuk melaporkan
ke atasannya dan menyarankan sebaiknya pasien
tidak menerbangkan pesawat kembali.
Sikap dokter?

JAWABAN

E. Memberikan obat dan


memberitahu atasan pasien
PENJELASAN

Kaidah Dasar Bioetik


Beuchamp & Childress (2001)

Beneficence

• Dokter mengupayakan yang ‘terbaik’ untuk pasien.


• Sering dalam kondisi dokter memiliki banyak waktu dan
banyak pilihan untuk memilih yang terbaik.
• Contoh: memberikan obat generic, menyempatkan edukasi
ke pasien, membuat rujukan yang dianggap perlu

Non-maleficence

• First do no harm.
• Sering dalam keadaan CITO.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis

Beuchamp TL, Childress JF. The principle of biomedical ethics, ed. 3rd. New York : Oxford University Press; 2001.
PENJELASAN

Kaidah Dasar Bioetik


Beuchamp & Childress (2001)

Autonomi

• Dokter menghormati hak/ keputusan pasien (yang


kompeten).
• Contoh: menjaga rahasia medis pasien, melakukan
informed consent

Justice

• Dokter memegang prinsip sama rata.


• Menghormati hak masyarakat/ kepentingan bersama.
• Prinsip keadilan.
• Contoh: dokter memberikan pelayanan medis yang sama
dengan pasien yang berbeda suku maupun agama.
Beuchamp TL, Childress JF. The principle of biomedical ethics, ed. 3rd. New York : Oxford University Press; 2001.
PENJELASAN

KODEKI 2012
PASAL 16
• Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang seorang pasien,bahkan juga
setelah pasien itu meninggal dunia.

Penjelasan pasal → Seorang dokter dapat membuka rahasia


medis seorang pasien untuk kepentingan pengobatan pasien
tersebut, perintah undang-undang, permintaan pengadilan,
untuk melindungi keselamatan dan kehidupan
masyarakat setelah berkonsultasi dengan organisasi
profesi,sepengetahuan/ijin pasien dan dalam dugaan perkara
hukum pihak pasien telah secara sukarela menjelaskan
sendiri diagnosis/pengobatan penyakitnya di media
massa/elektronik/internet
PENJELASAN

ANALISIS SOAL - KODEKI


• Pertentangan antara rahasia medis (jabatan
dokter/patient confidentiality) dengan
kepentingan masyarakat/bersama diatas
kepentingan pribadi & golongan
• Dengan alasan yang kuat dan kokoh →
melepas rahasia jabatan/profesi lebih dianut
dalam perkembangannya masa kini
• Apabila penyakit butuh waktu untuk disembuhkan
→ beri cuti dan obat hingga sembuh. Tetapi
apabila sulit disembuhkan/kambuhan (beresiko) →
edukasi ke pasien terkait penyakit – bahayanya –
kaitannya dengan profesinya
Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia oleh MKEK
INDONESIA , 2006
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Memberikan obat dan menyarankan untuk


pemeriksaan penunjang
B. Memberi cuti panjang untuk berobat hingga
sembuh
C. Merujuk pasien ke dokter spesialis saraf
D. Memberikan obat dan menjaga rahasia
pasien
KESIMPULAN

• Tn. Yen, 40 tahun, co-pilot


• Periksa ke dokter → keluhan nyeri kepala,
kemudian tiba-tiba kejang. Riwayat kejang
sebelumnya +.
• Dokter kemudian meminta izin untuk melaporkan
ke atasannya dan menyarankan sebaiknya pasien
tidak menerbangkan pesawat kembali.

Maka, sikap yang paling sesuai etika adalah

E. Memberikan obat dan


memberitahu atasan pasien
KEYWORDS

• dr. Gabriel hendak melakukan pemeriksaan fisik


dada terhadap pasien
• Setelah dokter mempersilahkan pasien ke
ranjang pemeriksaan, pasien langsung
berbaring dan membuka pakaiannya.

Tindakan tersebut merupakan contoh bentuk


consent?

JAWABAN

B. Implied Consent
PENJELASAN

Jenis Consent
Jenis Keterangan Contoh
Informed consent Adalah persetujuan Istilah umum/
tindakan medis oleh ‘umbrella term’. Di
pasien setelah pasien dalamnya tercakup jenis
menerima penjelasan consent lain.
(jenis tindakan,
prosedur, tujuan, risiko,
dan lain lain).

Expressed consent Pernyataan persetujuan Pasien menandatangani


secara eksplisit, baik surat persetujuan
lisan maupun operasi.
tertulis. Pasien mengiyakan saat
hendak dilakukan
pemeriksaan VT.
PENJELASAN

Jenis Consent
Jenis Keterangan Contoh
Implied consent Persetujuan pasien yang Pasien mengangguk saat
diberikan secara hendak di-PF.
implisit, tersirat. Pasien membuka
pakaian ketika akan
diperiksa leopold.
Presumed consent Persetujuan pasien yang Pasien KLL tidak sadar
diberikan secara implisitdibawa ke UGD kemudian
namun berdasarkan dokter melakukan
‘dugaan’ dokter pemeriksaan dan merawat
bahwa pasien tidak lukanya. Pasien tidak
menolak. Sering menolak perawatan luka
digunakan untuk tindakan sehingga tindakan
yang merupakan ‘general tersebut dianggap
knowledge’. tindakan umum yang
disetujui oleh pas
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Expressed Consent → eksplisit


C. Informed Consent → istilah umum, kurang tepat
D. Presumed Consent → general knowledge.
Pasien yang datang ke IGD pasti tahu bahwa akan
secara otomatis diperiksa tanda vitalnya.
E. Informed Refusal → penolakan tindakan medis
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• dr. Gabriel hendak melakukan pemeriksaan fisik
dada terhadap pasien
• Setelah dokter mempersilahkan pasien ke ranjang
pemeriksaan, pasien langsung berbaring dan
membuka pakaiannya.

Maka, tindakan pasien tersebut merupakan contoh


dari bentuk consent

B. Implied Consent
KEYWORDS

• Laki-laki, 22 tahun
• Mudah lelah sejak 3 bulan SMRS
• 3 kali terjatuh dalam 1 bulan, muncul tremor pada
kedua tangan → curiga gangguan saraf
• Sklera ikterik, Hb 7,5 g/dL bilirubin total 3,1 mg/dl →
pikirkan hemolisis
• Edema pada kedua kaki
• AST 15 U/L, ALT 15 U/L
• Ceruloplasmn 5 mg/dL → gangguan metabolisme Cu

DIAGNOSIS >> WILSON’S DISEASE


JAWABAN

E. Endoskopi
PENJELASAN

Wilson’s disease
• Penyakit yang disebabkan karena gangguan ekskresi
Copper (Cu)
• Etiologi: Genetik autosomal resesif (gangguan gen
ATP7B)
• Patogenesis:
• Defisiensi protein ATP7B
• Penurunan ekskresi Cu melalui empedu
• Akumulasi Cu di organ dalam (terutama hati)
• Reaksi oksidatif Cu → pembentukan radikal bebas
•  katabolisme apoceruloplasmin → ceruloplasmin darah
rendah
PENJELASAN

Wilson’s disease
• Manifestasi Klinis
• Hepar → terjadi dalam beberapa tahap
1. Hepatitis → serum AST/ALT meningkat, ikterik
2. Cirrhosis → hipertensi porta
3. Dekompensasi hepar → ditandai dengan bilirubin ,
albumin dan faktor koagulasi , ascites, edema perfier,
ensefalopati
• Darah → anemia hemolitik terjadi akibat
kerusakan oksidatif dari Cu saat sel hepar mati dan
melepaskan Cu ke aliran darah
• Otak → dystonia, inkoordinasi, tremor, disarthria,
disfagia
PENJELASAN

Wilson’s disease
• Manifestasi Klinis
• Mata
• Sunflower cataracts
• Kayser-Fleischer ring → deposit Cu di bagian luar
kornea, + pada 99% pasien yang memiliki manifestasi
neurologis
• Lainnya
• Amenorrhea
• Kolelitiasis dan nefrolitiasis
• Hematuria mikroskopis
PENJELASAN

Wilson’s disease

Kayser Fleischer ring


Penumpukan Cu pada sisi luar kornea
(perhatikan lingkaran kecoklatan dekat limbus)
PENJELASAN

Wilson’s disease
• Pemeriksaan penunjang
• Serum ceruloplasmin → pemeriksaan awal, rendah
(normal: 180-350 mg/dL)
• Cu urin 24 jam → >1,6 µmol pada pasien simptomatik
(normal 0,3-0,8 µmol)
• Cu hepar (biopsi) → Gold standard, >3,1 µmol (normal 0,3-
0,8 µmol)
• Tes DNA → mutasi 2 gen ATP7B
• Pemeriksaan Haplotipe → hanya bisa dilakukan bila ada
saudara

• Pemeriksaan Hepar → ALT/AST, Bilirubin, Prothrombin time


PENJELASAN

Wilson’s disease
• Indeks Nazer → indeks prognosis dekompensasi hepar

• <7 → terapi farmakologis (chelation)


• 7-9 → terapi tergantung keputusan klinisi
• >9 → transplantasi hepar
TATALAKSANA

Wilson’s disease
• Chelation
• Penisilamin + Pyridoxine 25 mg/hari → sudah
jarang digunakan, toksisitas tinggi, meningkatkan
gangguan neurologis
• Trientine
• Zinc
• paling aman
• digunakan pada pasien tanpa dekom hepar maupun gangguan
neurologis

• Transplantasi hepar
PENJELASAN

Wilson’s disease
• Komplikasi → terkait dengan gangguan hepar
yang terjadi
• Varises esofagus
• Ensefalopati hepatikum
• Sindrom hepatorenal
PENJELASAN

Analisis Kasus
• Manifestasi klinis pasien diikuti hasil lab mengarahkan pasien ke
diagnosis Wilson’s disease
• Keadaan AST dan ALT normal, edema perifer → pasien sirosis
dapat memiliki nilai AST dan ALT yang normal. Dalam kasus ini,
pasien mengalami sirosis hepatis yang mengarah ke dekom hepar
• Sirosis hepatis menyebabkan hipertensi porta yang ditandai
dengan edema tungkai
• Hipertensi porta menyebabkan varises esofagus, salah satu
komplikasi dari sirosis hepatis dan Wilson’s disease
• Endoskopi merupakan pemeriksaan penunjang yang digunakan
untuk menilai varises esofagus
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Elektroforesis protein darah → dilakukan pada


multiple myeloma, ceruloplasmin pada kasus
mengarahkan pada Wilson’s disease
B. Kolonoskopi → Kolonoskopi dilakukan untuk
screening Ca colon pada usia 50 tahun ke atas, tidak
digunakan dalam Wilson’s disease
C. EKG → disfungsi jantung sering terjadi pada
hemochromatosis, sangat jarang pada Wilson’s disease
D. Schilling test → Digunakan untuk diagnosis anemia
megaloblastik, sedangkan pada Wilson’s disease terjadi
anemia hemolitik
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki-laki, 21 tahun
• Mudah lelah sejak 3 bulan SMRS
• 3 kali terjatuh dalam 1 bulan, muncul tremor pada kedua
tangan → curiga gangguan saraf
• Sklera ikterik, Hb 7 g/dL bilirubin total 3,1 mg/dl → pikirkan
hemolisis
• Edema pada kedua kaki
• AST 15 U/L, ALT 15 U/L
• Ceruloplasmn 5 mg/dL → gangguan metabolisme Cu

DIAGNOSIS >> WILSON’S DISEASE


Maka penunjang yang tepat untuk menilai komplikasi
pada kasus ini adalah
E. Endoskopi
KEYWORDS

• Laki-laki, 24 tahun
• Mual muntah
• Nyeri perut bawah sejak 12 jam lalu
• Benjolan selangkangan kanan hilang timbul
diperburuk angkat beban → pikirkan hernia
inguinalis reponibel
• PF: benjolan abdomen nyeri saat ditekan, tidak
ada bising usus

DIAGNOSIS >> HERNIA INGUINALIS


STRANGULATA
JAWABAN

D. Patensi processus vaginalis


PENJELASAN

Hernia
• Definisi: peristiwa keluarnya organ dari
tempatnya secara abnormal melalui
rongga/defek anatomis
• Paling sering terjadi di saluran cerna
• Hernia dinding abdomen
• Groin hernia
• Inguinal
• Femoralis
• Umbilikalis
• Epigastric
PENJELASAN

Groin Hernia
• Faktor risiko
• Riwayat harnia sebelumnya
• Usia tua
• Laki-laki
• Batuk kronik
• Konstipasi kronik
• Riwayat trauma abdomen
• Merokok
PENJELASAN

Groin Hernia
• Patogenesis
• Hernia inguinalis direk/medialis
• Kelemahan pada otot abdomen
• Isi abdomen berjalan dari sisi medial ligamentum inguinale
• Melewati segitiga Hesselbach
• Hernia inguinalis indirek/lateralis
• Kelemahan pada tunica vaginalis → gangguan patensi
• Isi abdomen berjalan melalui kanalis inguinalis
• Dapat menembus hingga skrotum → hernia skrotalis
• Hernia femoralis
• Isi abdomen berjalan inferior dari ligamen inguinale
• Melalui sisi medial kanalis femoralis menuju paha sisi medial
PENJELASAN

Groin Hernia
• Hernia indirek → berjalan
melalui internal inguinal ring
• Hernia direk → menembus
segitiga Hesselbach
• Hernia femoralis → berjalan
di sisi medial kanalis
femoralis (terletak pada sisi
inferior ligamentum
inguinale)
PENJELASAN
PENJELASAN

Groin Hernia
• Reponibilis: bisa direduksi
• Ireponibilis: tidak bisa tidak bisa direduksi
• Inkarserata: terjadi tanda obstruksi (muntah,
konstipasi), tanda nyeri belum ada
• Strangulata: tanda obstruksi (+), terjadi
iskemia → nyeri +
PENJELASAN

Groin Hernia
• Pemeriksaan penunjang → biasanya tidak
diperlukan
• Deteksi hernia okulta
• USG → modalitas awal
• Herniography → Xray abdomen dengan kontras

• Membedakan hernia inguinal dan femoralis →


pada kasus pasien obesitas/benjolan tidak terlihat
• USG
• CT Scan
TATALAKSANA

Groin Hernia
• Tata laksana
• Reduksi manual → bila masih reponibel
• Operasi elektif → kasus reponibel dan ireponibilis
• Operasi cito → inkarserata dan strangulata

• Teknik pembedahan
• Herniotomi → membuka dan melepaskan kantong
hernia (dilakukan pada anak anak)
• Herniorraphy → memperbaiki defek dinding
abdomen/tunica vaginalis
• Hernioplasti → Herniorrhaphy + penggunaan
mesh untuk penguatan dinding abdomen
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Defek membran diafragma kongenital →


patofisiologi hernia diafragmatika
B. Pelebaran cincin inguinalis eksterna → yang
melebar seharusnya adalah cincin inguinalis interna
C. Pelebaran cincin femoralis → merupakan
patofisiologi hernia femoralis. Benjolan pada hernia
femoralis tidak terletak pada abdomen namun pada
paha sisi dalam (dibawah ligamentum inguinale)
E. Kelemahan otot dinding abdomen → patofisiologi
hernia direk, hernia direk sangat jarang mengalami
strangulasi
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki-laki, 24 tahun
• Mual muntah
• Nyeri perut bawah sejak 12 jam lalu
• Benjolan selangkangan kanan hilang timbul diperburuk
angkat beban → pikirkan hernia inguinalis reponibel
• PF: benjolan abdomen nyeri saat ditekan, tidak ada
bising usus

DIAGNOSIS >> HERNIA INGUINALIS


STRANGULATA
Maka patofisiologi yang tepat pada kasus ini adalah

D. Patensi processus vaginalis


KEYWORDS

• Bayi, usia 10 hari


• Demam sejak 2 hari lalu
• Suhu 38,3oC
• Tali pusat bernanah

DIAGNOSIS >> OMFALITIS

JAWABAN

E. Pylephlebitis
PENJELASAN

Omphalitis
• Definisi: peradangan pada sisa tali pusat
• Etiologi → polimikroba
• S. aureus
• Streptococcus grup A
• Escherichia coli
• Klebsiella pneumoniae
• Proteus mirabilis
• Berhubungan dengan kurangnya perawatan
tali pusat
PENJELASAN

Omphalitis
• Faktor predisposisi
• Kolonisasi bakteri pada sisa tali pusat beberapa
saat setelah lahir
• Jaringan pada sisa tali pusat merupakan medium
perkembangan untuk bakteri
• Pembuluh darah pada sisa tali pusat merupakan
port d’entrée ke sistem sirkulasi bayi
PENJELASAN

Omphalitis
• Manifestasi Klinis
• Pus dari sisa umbilikus
• Eritem pada dasar sisa umbilikus
• Perdarahan dari sisa umbilikus
• Bayi rewel
• Demam → tanda bayi berisiko sepsis/meningitis
PENJELASAN

Omphalitis
• Komplikasi
• Selulitis dinding abdomen
• Fasciitis nekrotikans
• Phlebitis/arteritis tali pusat
• Thrombosis vena hepatika
• Abses hepar
PENJELASAN

Omphalitis
TATALAKSANA

Omphalitis
• Tata laksana
• Bersihkan tali pusat dengan larutan antiseptik
8x/hari hingga tidak ada nanah
• Oles salep antibiotik 3-4 kali sehari
• Pengobatan sistemik
• Kloksasilin oral selama 5 hari
• Tanda sepsis + → beta lactam dan aminoglikosida
• Tidak ada perbaikan → pikirkan MRSA, terapi dengan
vancomycin

Disadur dari: PPK Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tiingkat Pertama, 2017
PENJELASAN

Phylephlebitis
• Tromboflebitis pada sistem vena porta
• Disebabkan oleh sepsis intra-abdominal (mis. pada
apendisitis, diverticulitis, atau peritonitis)
• Menyebabkan hipertensi porta
• Jarang terjadi semenjak adanya antibiotik
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Selulitis → komplikasi yang tepat


B. Necrotizing fasciitis → komplikasi yang tepat
C. Peritonitis → komplikasi yang tepat
D. Abses hepar → komplikasi yang tepat
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Bayi, usia 10 hari
• Demam sejak 2 hari lalu
• Suhu 38,3oC
• Tali pusat bernanah

DIAGNOSIS >> OMFALITIS

Maka komplikasi yang tidak tepat pada kasus ini adalah

E. Pylephlebitis
KEYWORDS

• Wanita, 62 tahun
• Mual muntah selama 5 tahun
• BB turun 15 kg dalam 5 tahun
• Endoskopi: mukosa gaster tanpa rugae
• Histopatologi: sel anaplastik terbatas pada
mukosa
• Urea breath test (+) → pikirkan infeksi H. pylori

DIAGNOSIS >> KARSINOMA GASTER


JAWABAN

A. Prognosis baik
PENJELASAN

Karsinoma Gaster
• Neoplasma ganas yang terjadi pada gaster
• Beberapa jenis
• Adenocarcinoma → bentuk paling sering
• Limfoma
• Leiomyosarcoma
• SCC

• Epidemiologi
• Laki-laki:Wanita → 2:1
• Insidensi tertinggi di Asia Timur → terutama Jepang
PENJELASAN

Karsinoma Gaster
• Faktor risiko
• Usia 50-70 tahun
• Makanan yang dibakar/diasap
• Makanan asin dan berMSG
• Infeksi Helicobacter pylori kronik
PENJELASAN

Karsinoma Gaster
• Manifestasi Klinis
• Penurunan berat badan
• Nyeri perut dan nyeri tekan epigastrium
• Disfagia → bila karsinoma terletak pada gastro-
esophageal junction atau gaster proksimal
• Melena
• Massa abdomen → teraba pada tahap lanjut
• Limfadenopati → pada tahap lanjut
• Virchow’s node → supraclavicula sinistra
• Sister Mary Joseph’s nodule → periumbilikus
• Irish node → aksilla kiri
PENJELASAN

Karsinoma Gaster
• Pemeriksaan penunjang
• Endoskopi → pemeriksaan penunjang awal
• Biopsi Histopatologi → bila ditemukan kelainan
pada endoskopi, penunjang terbaik
• CT Scan abdomen → menemukan metastasis
• X ray dada → menemukan metastasis
PENJELASAN

Karsinoma Gaster
• TNM Staging
• T1a – sebatas mukosa
• T1b – mencapai
submukosa
• T2 – mencapai lapisan
otot
• T3 – mencapai tunika
adventitia
• T4a – menembus tunika
adventitia
• T4b – invasi organ dekat
seperti hepar, esofagus,
peritoneum
PENJELASAN

Karsinoma Gaster
• TNM Staging
• N0 – tidak ada metastasis
nodus limfe
• N1 – melibatkan 1-2
nodus limfe sekitar gaster
• N2 – melibatkan 3-6
nodus limfe sekitar gaster
• N3a – melibatkan 7-15
nodus limfe sekitar gaster
• N3b – melibatkan >15
nodus limfe sekitar gaster
PENJELASAN

Karsinoma Gaster
• TNM Staging
• M0 – tidak ada
penyebaran organ jauh
• M1 – penyebaran organ
jauh (+)
PENJELASAN

Karsinoma Gaster
Stage TNM
0 High grade displasia
1A T1 N0 M0
T1 N1 M0
1B
T2 N0 M0
T1 N2 M0
2A T2 N1 M0
T3 N0 M0
T1 N3 M0
T2 N2 M0
2B
T3 N1 M0
T4a N0 M0
PENJELASAN

Karsinoma Gaster
Stage TNM

T2 N3 M0
3A T3 N2 M0
T4a N1 M0

T3 N3 M0
3B T4a N2 M0
T4b N0-N1 M0

T4a N3 M0
3C
T4a N2-3 M0

4 Any T, any N, M1
TATALAKSANA

Karsinoma Gaster
• Tahap awal terlokalisir (T1b-T2, N0) → reseksi
saja

• Tahap lebih lanjut


• Kemoradiasi sebelum reseksi ATAU
• Gastrektomi dengan adjuvan

Disadur dari: PPK Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tiingkat Pertama, 2017
PENJELASAN

Karsinoma Gaster
• Prognosis
• 5 year survival rate
• 71% untuk Stage IA
• 56% untuk Stage IB
• 37% untuk Stage II
• 18% untuk Stage IIIA
• 11% untuk Stage IIIB
• 5% untuk Stage IV
PENJELASAN

Analisis Kasus
• Pada kasus ditemukan kelainan sel anaplastik hanya
sebatas mukosa → staging T1a
• Pembesaran limfoodus tidak ditemukan pada kasus →
staging N0
• Metastasis jauh dan keluhan terkait metastasis jauh
tidak ditemukan pada kasus → staging M0
• Pasien menderita karsinoma gaster Stage 1A (T1a-
N0-M0)
• Prognosis Stage 1A baik dengan 5 year survival rate
mencapai 71%
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Insidensi penyakit ini rendah di Jepang →


Jepang merupakan salah satu negara dengan
prevalensi kanker gaster tertinggi
C. Pasien menderita linitis plastica → merupakan
tahap akhir dari karsinoma gaster, disebabkan oleh
invasi sel kanker ke lapisan muskulus
D. Metastasis hanya terbatas pada limfonodus
regional → karsinoma gaster dapat menyebar ke
hepar dan pankreas, bahkan hingga paru-paru
E. Dapat ditemukan sel signet ring → ditemukan
pada adenokarsinoma gaster tahap akhir
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 62 tahun
• Mual muntah selama 5 tahun
• BB turun 15 kg dalam 5 tahun
• Endoskopi: mukosa gaster tanpa rugae
• Histopatologi: sel anaplastik terbatas pada
mukosa
• Urea breath test (+) → pikirkan infeksi H. pylori

DIAGNOSIS >> KARSINOMA GASTER


Maka pernyataan yang tepat pada pasien ini adalah

A. Prognosis baik
KEYWORDS

• Laki-laki, 65 tahun
• Demam selama 1 minggu
• Nadi 68 kali/menit → bradikardia relatif
• Makula warna salmon yang blanchable → rose spots
• Kultur
• kuman batang Gram (-)
• Berflagel
• Fermentasi glukosa
• Mereduksi nitrat
• Tidak fermentasi laktosa

DIAGNOSIS >> DEMAM TIFOID


JAWABAN

E. S. typhi
PENJELASAN

Demam Tifoid

• Etiologi: Salmonella typhi


• Pada minggu pertama, tifoid memiliki pola
demam remiten:
• Demam dengan fluktuasi suhu tubuh lebih dari 1
derajat.
• Suhu tubuh turun setiap hari namun tidak mencapai
normal
• Demam biasanya rendah di pagi hari dan tinggi di
malam hari
PENJELASAN

Demam Tifoid

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

• Demam • Demam • Komplikasi:


remiten kontinu • Perdarahan
• Nyeri kepala • Bradikardia usus
• Perforasi
• Nyeri perut relatif
usus
• Rose spots • Lidah kotor, • Meningitis
• Konstipasi tepi tifosa
hiperemis • Hepatitis
• Diare juga
dapat muncul • Nyeri perut tifosa
• hepatomegali • Kolesistitis
• splenomegali

Disadur dari: Buku ajar ilmu penyakit dalam, edisi keenam


PENJELASAN

Demam Tifoid
• Penunjang
• Kultur → Gold standard
• Minggu 1 → kultur darah
• Minggu 2 → kultur feses
• Minggu 3 → kultur urin

• Widal → mendeteksi antigen O & H


• Titer O ≥1/320
• Titer H ≥1/640 ATAU
• Kenaikan titer >4x setelah 7-10 hari

• Tubex → mendeteksi IgM O9 (dilakukan pada 4-5 hari


pertama). Dianggp positif bila ≥4
TATALAKSANA

Demam Tifoid
• Kloramfenikol
• DOC tifoid tanpa komplikasi
• Dewasa: 4x500 mg selama 10 hari
• Anak: 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 10 hari

• Seftriakson
• Jika rawat inap
• Dewasa: 2-4gram/hari selama 3-5 hari
• Anak: 80 mg/kgBB/hari, im/iv sekali sehari selama 5 hari

• Amoksisilin
• DOC pada ibu hamil
• Dosis 1,5-2 gram/hari terbagi 3 dosis selama 10 hari
PENJELASAN

Analisis Mikrobiologi Kasus


Organisme Gram Motilitas Fer. Laktosa Red. Nitrat

C. difficile + Filamen - -

S. typhi - Flagel - +
Beberapa
E. coli - berflagel + +

K. pneumoniae - Non-motil + -
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. C. difficile → biasanya infeksi ini terkait


dengan penggunaan antibiotik jangka panjang
B. Entamoeba histolytica → bukanlah bakteri
C. E. coli → E. coli memfermentasi laktosa
D. K. pneumoniae → K. pneumoniae
memfermentasi laktosa
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki-laki, 65 tahun
• Demam selama 1 minggu
• Nadi 68 kali/menit → bradikardia relatif
• Makula warna salmon yang blanchable → rose spots
• Kultur
• kuman batang Gram (-)
• Berflagel
• Fermentasi glukosa
• Mereduksi nitrat
• Tidak fermentasi laktosa

DIAGNOSIS >> DEMAM TIFOID


Maka etiologi yang tepat pada kasus ini adalah
E. S. typhi
KEYWORDS

• Anak, 13 bulan
• BAB berdarah
• Menangis saat abdomen ditekan → nyeri tekan (+)
• Skintigrafi 99mTc: hotspot periumbilikus

DIAGNOSIS >> DIVERTIKULUM MECKEL

JAWABAN

D. Epitel gaster ektopik akibat


duktus omfalomesenterikus
persisten
PENJELASAN

Divertikulum Meckel
• Kelainan kongenital pada usus halus yang
disebabkan karena gagalnya obliterasi duktus
vitellinus
• Duktus ini biasanya menghilang pada usia gestasi 7
minggu.
• Rule of 2:
• 2% populasi
• 2 kaki (~60 cm) proksimal dari katup ileocaecal
• 2 cm (lebar)
• <2 tahun (usia onset)
PENJELASAN

Divertikulum Meckel
• Patofisiologi
• Duktus omfalomesenterikus persisten hingga
kelahiran
• Biasanya mengandung 2 epitel
• Gaster → menghasilkan asam lambung dan
menyebabkan ulkus
• Pankreas
PENJELASAN

Divertikulum Meckel
• Manifestasi Klinis
• Biasanya divertikulum Meckel hanya terdiri dari
mukosa ileum (asimptomatik)

• Namun bisa ada mukosa lainnya (heterotopik) yang


membuat penyakit ini menjadi simptomatik
• Mukosa gaster (62%) → membuat ulkus dan perdarahan
(painless bleeding) hingga perforasi
• Mukosa pankreas (6%) → nyeri perut akibat produksi
enzim autolitik

• Tanda obstruksi (bilious vomiting, nyeri tekan perut,


bising usus meningkat, dll)
PENJELASAN

Divertikulum Meckel
• Pemeriksaan Penunjang
• Darah Lengkap – menilai Hb pada manifestasi
perdarahan

• Meckel Scan – skintigrafi dengan Tc-99m untuk


menilai mukosa gaster heterotopic → hotspot
periumbilikalis dan pada gaster

• Histologi – membuktikan adanya mukosa


heterotopik
Meckel Scan – menunjukkan hotspot pada umbilikus
(tanda panah) pada diverticulum Meckel
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Penyumbatan usus akibat lipatan ileum distal


ke kolon proksimal → patofisiologi intususepsi
B. Rusaknya lapisan musin gaster dan erosi
mukosa gaster → patofisiologi ulkus peptikum
C. Rusaknya epitel usus akibat logam berat →
tidak akan menyebabkan hotspot pada
skintigrafi
E. Defek rotasi usus yang menyebabkan
obstruksi arteri mesenterikus superior →
patofisiologi volvulus usus halus, biasanya
memiliki manifestasi muntah bilier
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Anak, 13 bulan
• BAB berdarah
• Menangis saat abdomen ditekan → nyeri tekan (+)
• Skintigrafi 99mTc: hotspot periumbilikus

DIAGNOSIS >> DIVERTIKULUM MECKEL

Maka patofisiologi yang tepat pada kasus ini adalah

D. Epitel gaster ektopik akibat


duktus omfalomesenterikus
persisten
KEYWORDS

• Wanita, 29 tahun
• Rasa tidak nyaman pada perut sejak 3 bulan
• Lokasi dan intensitas nyeri tidak konsisten
• Diare bergantian dengan konstipasi
• Sering mual dan kentut → bloating (+)
• PF normal
• PP: Hb 9,1 g/dL, ESR 44 mm/jam, feses laktoferrin
(+) → laktoferrin pada feses menandakan inflamasi
usus

DIAGNOSIS >> SUSPEK IBS


JAWABAN

C. Kolonoskopi
PENJELASAN

Irritable Bowel Syndrome


• Definisi: gangguan fungsional (tidak ada
kelainan anatomis) GIT yang ditandai
dengan:
• nyeri perut
• perubahan BAB (frekuensi maupun bentuk)

• Penyakit ini biasanya menyerang usia <45


tahun
• Wanita 2-3 kali lebih sering dibanding pria
PENJELASAN

Irritable Bowel Syndrome


• Kriteria diagnosis Rome IV → Nyeri perut
berulang minimal 1 kali/minggu dalam 3 bulan
terakhir DAN minimal 2 dari kriteria ini:
• Nyeri berhubungan dengan BAB
• Terjadi perubahan frekuensi BAB
• Terjadi perubahan bentuk BAB
PENJELASAN

Irritable Bowel Syndrome


• Manifestasi Klinis
• Nyeri perut → kualitas sering kali seperti keram
• Konstipasi dan diare bergantian → biasanya
salah satu lebih dominan
• Tenesmus
• Flatus dan Sendawa → tanda peningkatan gas
pada GIT
• Gejala upper GI
• Pyrosis
• Mual muntah
• Dispepsia
PENJELASAN

Irritable Bowel Syndrome


• Gejala ALARM!! → bila ada gejala ini, lakukan
pemeriksaan penunjang untuk rule out
penyakit lainnya
• Anemia
• Onset usia >50 tahun
• Darah pada feses
• Bukti inflamasi pada feses
• Demam
• Penurunan berat badan
• Penggunaan antibiotik sebelumnya
PENJELASAN

Irritable Bowel Syndrome


• Pemeriksaan penunjang → digunakan untuk
rule out penyakit lainnya
• Darah rutin → mengetahui infeksi
• Sigmoidoskopi/Kolonoskopi → melihat gangguan
mukosa usus
• Fecalysis → rule out diare akibat bakteri/parasit
• Biopsi → rule out kolitis mikroskopik
• Barium enema → dilakukan pada usia >40 tahun
TATALAKSANA

Irritable Bowel Syndrome


• Hindari faktor yang memperberat
• Kopi
• Biji-bijian/Kacang
• Sorbitol/pemanis buatan
• Diet tinggi serat
• Antispasmodik → untuk mengurangi keram
• Anti-diare → loperamide 2-4 mg setiap 6 jam

Disadur dari: Harrison’s Principles of Internal Medicine, 20th Ed.


TATALAKSANA
PENJELASAN

Analisa Kasus
• Pasien memiliki gambaran klinis khas IBS
• Nyeri perut
• Perubahan pola BAB (diare dan konstipasi bergantian)
• PF normal menguatkan diagnosis IBS
• Namun pasien memiliki gejala ALARM!!
• Anemia
• ESR meningkat dan laktoferrin dalam feses menandakan
terdapat inflamasi pada usus → curiga IBD
• Langkah selanjutnya yang tepat adalah rule-out
penyakit yang dapat menyebabkan gejala ALARM!!
tersebut, dalam hal ini kolonoskopi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Terapi antidepresan → merupakan terapi IBS,


dapat diberikan jika penyakit lain sudah ter-rule
out
B. Terapi ciprofloxacin → tidak tepat pada
diagnosis IBS
D. Edukasi pasien → edukasi terhadap
menghilangkan stres pasien dapat diberikan jika
penyakit lain sudah ter-rule out
E. Terapi Attapulgit → merupakan terapi IBS,
dapat diberikan jika penyakit lain sudah ter-rule
out
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 29 tahun
• Rasa tidak nyaman pada perut sejak 3 bulan
• Lokasi dan intensitas nyeri tidak konsisten
• Diare bergantian dengan konstipasi
• Sering mual dan kentut → bloating (+)
• PF normal
• PP: Hb 9,1 g/dL, ESR 44 mm/jam, feses laktoferrin (+) →
laktoferrin pada feses menandakan inflamasi usus

DIAGNOSIS >> SUSPEK IBS


Maka langkah selanjutnya yang tepat pada kasus ini
adalah

C. Kolonoskopi
KEYWORDS

• Wanita, 21 tahun
• Benjolan payudara kiri 1 minggu lalu
• PF: massa 2,5 cm kuadran inferolateral mammae
sinistra
• Batas tegas, mobil, tidak nyeri, tidak ada
perubahan kulit, tidak ada cairan dari puting →
tanda jinak

DIAGNOSIS >> FAM


JAWABAN

C. Fibrosis stroma, struktur


kelenjar normal
PENJELASAN

Massa Jinak pada Payudara

Fibroadenoma Phylloides Fibrokista

Dapat membesar
Ukuran Biasanya 2-3 cm Biasanya >15 cm
hingga 5-6 cm

Wujud Padat Padat Kistik

Nyeri Tidak nyeri Tidak nyeri Menjelang haid

Discharge Tidak ada discharge Tidak ada discharge Serosa/kehijauan

Kapsul yang robek


Tidak memiliki
Histologi Memiliki kapsul dengan proyeksi
kapsul
seperti jari
PENJELASAN

Fibrokista vs FAM
PENJELASAN

Fibroadenoma Mammae
• Etiologi: gangguan pada hormon estrogen

• Membesar saat kehamilan dan mengecil saat


menopause

• Manifestasi Klinis
• Muncul sebelum usia 30 th
• Tidak nyeri
• Mobile
• Seringkali soliter
• Konsistensi seperti karet
• Batas tegas
PENJELASAN

Fibroadenoma Mammae
• Pemeriksaan Penunjang
• Mamografi → area hipo/isodense dengan tepi rata
dan bulat

• USG mammae → massa makrolobular, berbatas


tegas, dengan sifat hipoekoik yang merata

• Biopsi
• Memiliki komponen fibrosis stroma dan komponen epitel
• Sel-sel epitel tersusun dalam honeycomb pattern
• Membrana basalis tetap intak → ciri massa jinak
PENJELASAN

Fibroadenoma Mammae

Mamografi FAM USG FAM Histologi FAM


Massa isodense Massa hipoekoik Tanda panah → sel epitel
dengan kalsifikasi berbatas tegas → Stroma hiposelular
*
PENJELASAN

Fibroadenoma Mammae
• Terapi
• Pada sebagian besar kasus, tidak diperlukan
• Lumpektomi, jika
• Ukuran besar
• Mengganggu struktur sekitar
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Kista kebiruan dengan hiperplasia epitel atipik


→ ditemukan pada displasia mammae atau
penyakit fibrokista
B. Sel yang membentuk barisan → dapat
merupakan gambaran karsinoma lobularis
D. Sel besar dengan halo sign → jika ditemukan
di payudara merupakan gambaran Paget’s
disease
E. Lobus multisentrik dengan infiltrat limfositik →
gambaran ca mammae tahap lanjut
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 21 tahun
• Benjolan payudara kiri 1 minggu lalu
• PF: massa 2,5 cm kuadran inferolateral mammae
sinistra
• Batas tegas, mobil, tidak nyeri, tidak ada perubahan
kulit, tidak ada cairan dari puting → tanda jinak

DIAGNOSIS >> FAM


Maka hasil biopsi yang paling tepat pada kasus adalah

C. Fibrosis stroma, struktur


kelenjar normal
KEYWORDS

• Wanita, 31 tahun
• Lelah 1 bulan lalu
• Telat haid selama 2 bulan tanpa KB, plano test (+) →
hamil trimester pertama
• Hb 10,1 g/dL → anemia (+)
• MCV 109 fL, MCV 37 pg → makrositik
• MDT hipersegmentasi neutrofil (+)

DIAGNOSIS >> ANEMIA MEGALOBLASTIK

JAWABAN

A. Spina Bifida
PENJELASAN

Anemia pada Kehamilan


• Definisi
• Trimester I → Hb <11 g/dL
• Trimester II → Hb <10,5 g/dL
• Trimester III → Hb <11 g/dL

• Etiologi
• Fisiologis → akibat penambahan plasma darah, namun tidak
akan mencapai angka Hb yang tertera pada definisi
• Defisiensi besi → penyebab paling sering anemia kehamilan
• Defisiensi folat
• Defisiensi kobalamin
• Thalassemia
PENJELASAN

Anemia pada Kehamilan


• Screening → dilakukan pada ANC pertama,
dilakukan dengan pemeriksaan Hb dan
serum feritin (penegakkan diagnosis bial
<30 ng/mL)
• Manifestasi Klinis → sama dengan anemia
umumnya
• Lemah
• Lemas
• Konjungtiva pucat
• Sesak napas → pada kehamilan lebih sering terjadi
PENJELASAN

Anemia pada Kehamilan


• Pemeriksaan penunjang lanjutan → apabila
anemia namun serum feritin dalam kadar
normal
• MCV <80 fL → pikirkan thalassemia
• MCV >100 fL → pikirkan defisiensi kobalamin/folat
• Serum Folat → rendah pada defisiensi folat
• Serum B12 → rendah pada defisiensi kobalamin
• Serum asam metilmalonat
• Normal pada defisiensi folat
• Meningkat pada defisiensi B12
PENJELASAN

Neural Tube Defect (NTD)


• Gagalnya fusi tuba neural semasa perkembangan
janin pada usia gestasi 5-6 minggu
• Etiologi utama: defisiensi folat, teratogen, genetik
• Ada 2 jenis:
• Open (80% kasus) → defek hanya ditutupi oleh
membran/tidak ada sama sekali myelomeningocele
(spina bifida), meningocele, myeloschizis
encephalocele, anencephaly
• Closed → defek ditutupi kulit
lipomyelomeningocele dan lipomeningocele
PENJELASAN

Neural Tube Defect (NTD)


PENJELASAN

Neural Tube Defect (NTD)


• Pemeriksaan penunjang
• USG → skrining prenatal pada usia gestasi 12-14
minggu dan 18-20 minggu
• Peningkatan Alfa fetoprotein (AFP) → dapat
terdeteksi di serum ibu, cairan amnion maupun
plasma janin
TATALAKSANA

Neural Tube Defect (NTD)


• Tata laksana
• Di Indonesia, tidak banyak yang bisa dilakukan. Operasi janin
untuk myelomeningocele dapat dilakukan di Amerika utara
dan Eropa

• Pencegahan
• Belum pernah NTD sebelumnya → Suplementasi asam
folat 400 mcg/hari 1 bulan sebelum percobaan konsepsi dan
diteruskan selama kehamilan
• Pernah NTD sebelumnya → Suplementasi asam folat 4
mg 1-3 bulan sebelum percobaan konsepsi hingga 12
minggu gestasi, kemudian diturunkan menjadi 400 mcg/hari
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Patent ductus arteriosus → tidak disebabkan


oleh anemia defisiensi folat
C. Sindrom Down → disebabkan oleh trisomi 21
D. Makrosefali → tidak disebabkan oleh anemia
defisisiensi folat, biasanya disebabkan oleh
gangguan genetik
E. Chorioretinitis → disebabkan oleh infeksi
selama kehamilan
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 31 tahun
• Lelah 1 bulan lalu
• Telat haid selama 2 bulan tanpa KB, plano test (+) →
hamil trimester pertama
• Hb 10,1 g/dL → anemia (+)
• MCV 109 fL, MCV 37 pg → makrositik
• MDT hipersegmentasi neutrofil (+)

DIAGNOSIS >> ANEMIA MEGALOBLASTIK


Maka komplikasi janin yang paling tepat pada kasus
adalah

A. Spina bifida
KEYWORDS

• Wanita, 26 tahun, G3P0A2, UK 15 minggu


• Tidak ada keluhan
• TFU 8 cm
• DJJ 0x/menit, tidak ada pergerakan katup jantung
→ pikirkan IUFD

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

E. Abortus habitualis
PENJELASAN

Abortus
• Ancaman keluar atau keluarnya hasil konsepsi
pada UG <22 minggu (WHO) atau berat
badan kurang dari 500 gram

• Manifestasi Klinis:
• Perdarahan per vaginam
• Perut nyeri dan kaku
• Keluarnya sebagian / seluruh hasil konsepsi
• Serviks dapat tertutup atau terbuka
• TFU dapat < UG
• Ditemukan pada USG
Hasil
Diagnosis Perdarahan Nyeri Perut TFU Serviks
konsepsi

Abortus = usia
Sedikit Sedang Tertutup Tidak keluar
Iminens gestasi

Abortus Sedang- = usia


Sedang-berat Terbuka Tidak keluar
Insipiens banyak gestasi

Abortus Sedang- = usia Keluar


Sedang-berat Terbuka
inkomplit banyak gestasi sebagian

Abortus < usia Keluar


Sedikit Tanpa/sedikit Tertutup
komplit gestasi seluruhnya

Janin mati
Missed < usia
Tidak ada Tidak ada Tertutup namun tidak
abortion gestasi
keluar

Abortus
habitualis
Abortus 3 kali berturut-turut
DIAGNOSIS TERAPI

- Pertahankan kehamilan
Abortus iminens - Batasi aktivitas
- Kontrol rutin

UG < 16 minggu: evakuasi hasil konsepsi


Abortus insipien Bila tidak bisa segera: ergometrin 0,2 mg IM → evakuasi
dan
Abortus inkomplit UG > 16 minggu: tunggu pengeluaran konsepsi spontan, bila perlu
infus oksitosin 40 IU dalam 1L NaCL 0.9%

- Tidak perlu evakuasi → observasi kondisi ibu


Abortus komplit
- Apabila anemia : Tab. sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu

UG < 12 minggu: evakuasi hasil konsepsi


UG 12 - <16 minggu: pastikan serviks terbuka (atau pematangan
Missed abortion serviks) → dilatasi dan kuretase
UG 16-22 minggu: pematangan serviks (oksitosin 20 Unit dalam 500
mL NaCl 90%) sampai dengan ekspulsi hasil konsepsi
TATALAKSANA

Analisis Kasus
• Pasien saat ini mengalami missed abortion yang
dibuktikan dengan
1. Usia kehamilan < 20 minggu
2. Tidak ada keluhan rasa mulas, perdarahan per vaginam,
maupun keluar jaringan
3. Bukti IUFD
• Dengan riwayat P0A2 sebelumnya, ini merupakan
keguguran ke-3 berturut-turut
• Akibatnya, abortus habitualis dapat ditegakkan
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Abortus iminens → pada abortus iminens masih


terdapat DJJ, pasien pada kasus ini mengalami
missed abortion
B. Abortus inkomplit → pada abortus inkomplit
terdapat jaringan konsepsi yang telah keluar
sebagian, pasien pada kasus ini mengalami missed
abortion
C. Abortus komplit → pada abortus komplit terdapat
jaringan konsepsi yang telah keluar lengkap, pasien
pada kasus ini mengalami missed abortion
D. Abortus insipiens → pada abortus insipiens
terdapat nyeri perut, pasien pada kasus ini
mengalami missed abortion
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 26 tahun, G3P0A2, UK 15 minggu
• Tidak ada keluhan
• TFU 8 cm
• DJJ 0x/menit, tidak ada pergerakan katup jantung →
pikirkan IUFD

Maka diagnosis yang paling tepat pada kasus adalah

E. Abortus habitualis
KEYWORDS

• Wanita, 31 tahun, G2P1A0, UK 36 minggu


• Riwayat preeklampsia sejak UK 28 minggu
• Mendapat terapi metildopa
• Pusing, pandangan kabur, nyeri epigastrium →
pikirkan preeklampsia dengan gejala berat
• Trombosit 88.000 sel/mm3,
• SGOT 80 U/L, SGPT 75 U/L
• LDH 700 U/L

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

D. HELLP syndrome total


PENJELASAN

Hipertensi pada Kehamilan


• Peningkatan tekanan darah hingga sekurang-
kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik
pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada
wanita yang sebelumnya normotensi

• Jenis
• Hipertensi kronik
• Superimposed preeclampsia
• Preeklampsia
• Preeklampsia berat
• Eklampsia
• Sindroma HELLP
PENJELASAN

HELLP Syndrome
• HELLP Syndrome adalah diagnosis
laboratorium dimana terdapat seluruh atau
beberapa dari:
• Hemolysis: LDH ≥600 mg/dL ATAU Bilirubin total
>1,2 mg/dL
• Elevated Liver enzyme: AST >70 U/l atau ALT >70
U/I
• Low Platelet: Trombosit <150.000 sel/mm3
PENJELASAN

HELLP Syndrome
• Faktor risiko → riwayat preeklampsia
• Manifestasi Klinis → tidak ada yang khas
• Urin berbusa
• Hipertensi
• Nyeri RUQ / epigastrium
• Mual muntah
• Nyeri kepala
• Penglihatan kabur
• Ikterik
PENJELASAN

HELLP Syndrome
• HELLP syndrome dapat dibagi 2
• HELLP total → memenuhi keseluruhan kriteria klasifikasi
Tennessee / Mississipi
• HELLP parsial → memenuhi sebagian kriteria klasifikasi
Tennessee / Mississipi

• Klasifikasi Tennessee
1. Hemolisis
• Anemia hemolitik dengan skistosit ATAU
• peningkatan bilirubin direk ≥1,2 mg/dL ATAU
• LDH >600 IU/L
2. Trombositopenia → ≤100.000 sel/mm3
3. AST >2 kali batas atas normal (>70 U/L)
PENJELASAN

HELLP Syndrome
• Klasifikasi Mississipi → membagi HELLP syndrome
menjadi 3 kelas
• Kelas 1
• Hemolisis → LDH ≥600 IU/L
• AST atau ALT ≥70 IU/L
• Trombosit ≤50.000 sel/mm3
• Kelas 2
• Hemolisis → LDH ≥600 IU/L
• AST atau ALT ≥70 IU/L
• Trombosit ≤100.000 sel/mm3
• Kelas 3
• Hemolisis → LDH ≥600 IU/L
• AST atau ALT ≥40 IU/L
• Trombosit ≤150.000 sel/mm3
TATALAKSANA

HELLP Syndrome
• Tata laksana awal
• Antihipertensi → labetalol, hidralazine, nifedipine
• Magnesium Sulfat → mencegah kejang dan
neuroproteksi janin
• Loading dose MgSO4 bolus 6 g dalam 20 menit
• Maintenance MgSO4 IV 2 g per jam dipertahankan hingga
24 jam post partum
• Pematangan paru pada UK ≤34 minggu
TATALAKSANA

HELLP Syndrome
• Persalinan → tata laksana definitif
• Usia kehamilan ≥34 minggu atau <23 minggu
• Jika usia kehamilan diluar ini, tetap lakukan persalinan
namun dengan pematangan paru
• Gawat janin
• CTG non-reassuring
• Penyakit maternal parah → disfungsi multi-organ,
DIC, nekrosis hepar, edema pulmo, gagal ginjal
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Preeklampsia ringan → istilah yang sudah tidak


digunakan lagi
B. Preeklampsia berat → TD ≥140/90 mmHg setelah UK
20 minggu dan proteinuria ≥300 mg/24 jam atau dipstik
minimal +1 DAN gejala berat (penurunan kesadaran,
trombositopenia, kreatinin >1,1 mg/dL, dll)
C. HELLP syndrome parsial → pasien memenuhi
seluruh Kriteria Tennessee
E. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) →
merupakan komplikasi pada HELLP syndrome, terdapat
peningkatan D-dimer
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 31 tahun, G2P1A0, UK 36 minggu
• Riwayat preeklampsia sejak UK 28 minggu
• Mendapat terapi metildopa
• Pusing, pandangan kabur, nyeri epigastrium →
pikirkan preeklampsia dengan gejala berat
• Trombosit 88.000 sel/mm3,
• SGOT 80 U/L, SGPT 75 U/L
• LDH 700 U/L

Maka diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah

D. HELLP syndrome total


KEYWORDS

• Wanita, 30 tahun, post partum


• Keluar darah dari jalan lahir sejak 3 jam
• TD 90/70 mmHg → hipotensi
• Plasenta lahir sempurna → bukan masalah plasenta
• Luka episiotomi terjahit baik
• Fundus teraba 1 jari di bawah pusat → involusi baik
• Kontraksi baik → bukan masalah myometrium

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

D. Ruptur serviks
PENJELASAN

Perdarahan Post-Partum

Trauma Tissue Tonus Thrombin

Robekan
Jalan Lahir Retensio
Plasenta Hemofilia
Ruptur Uteri
Atonia
Sisa Uteri DIC
Inversio Plasenta
Uteri
Penyebab Gejala dan Tanda

• Perdarahan segera
Robekan Jalan Lahir
• Bukti robekan jalan lahir (vagina hingga serviks)

Ruptur Uteri • Nyeri perut yang hebat

• Fundus tidak teraba


Inversio Uteri • Lumen vagina terisi massa
• Nyeri perut

Retensio Plasenta • Plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir

• Plasenta tidak lengkap


Sisa Plasenta
• Subinvolusi uterus

Atonia Uteri • Uterus tidak berkontraksi / lembek

• riwayat gangguan pembekuan darah sebelumnya,


Hemofilia / DIC
hasil lab menunjang gangguan koagulasi
Penyebab Terapi
• Penjahitan jalan lahir
Robekan Jalan Lahir • Bila perdarahan berlanjut berikan 1 g asam
traneksamat IV
Ruptur Uteri • Histerorrhaphy / Histerektomi

• Reposisi manual
Inversio Uteri
• Bila tidak berhasil, laparotomi atau histerektomi

• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L cairan kristaloid


• Peregangan tali pusat terkendali
Retensio Plasenta • Bila tidak berhasil, lakukan manual plasenta
• Bila tidak berhasil, lakukan histerektomi
• Berikan antibiotik profilaksis
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L cairan kristaloid
• Eksplorasi digital / aspirasi vakum manual / dilatasi
Sisa Plasenta
dan kuretase
• Berikan antibiotik profilaksis
Penyebab Terapi

• Masase uterus, pastikan plasenta lahir lengkap


• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L cairan kristaloid
• Bila oksitosin tidak tersedia, beri ergometrin 0,2 mg
IM
Atonia Uteri
• Bila perdarahan berlanjut berikan 1 g asam
traneksamat IV
• Bila tidak berhasil, kompresi bimanual
• Siap rujuk

• Tangani kehilangan darah


Hemofilia / DIC
• Berikan whole blood atau blood component
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Plasenta restan → nama lain sisa plasenta,


pada kasus plasenta lahir lengkap
B. Ruptur uteri → teraba bagian janin dengan
jelas, hemodinamik terganggu
C. Atonia uteri → kontraksi uterus pada kasus
normal
E. Retensio plasenta → plasenta lahir lengkap
pada kasus
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 30 tahun, post partum
• Keluar darah dari jalan lahir sejak 3 jam
• TD 90/70 mmHg → hipotensi
• Plasenta lahir sempurna → bukan masalah plasenta
• Luka episiotomi terjahit baik
• Fundus teraba 1 jari di bawah pusat → involusi baik
• Kontraksi baik → bukan masalah myometrium

Maka diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah

D. Ruptur serviks
KEYWORDS

• Wanita, 24 tahun
• Kehamilan kedua
• Riwayat darah ibu B(-), ayah O(+) → pikirkan
inkompatibilitas rhesus
• Coomb’s test indirek: Aglutinasi (+)

DIAGNOSIS >> INKOMPATIBILITAS RHESUS

JAWABAN

D. Hasil positif, terdapat


antibodi anti-RH pada pasien
PENJELASAN

Golongan Darah Rhesus

Golongan Darah
Genotipe
(Fenotipe)

Rh (-) D(-) D(-)

D(+) D(-)
Rh (+)
D(+) D(+)
PENJELASAN

Inkompatibilitas Darah
• Gangguan yang terjadi saat sistem imun
tubuh ibu tidak mengenal antigen darah
janin
• Biasanya terjadi pada 2 kelompok antigen
• ABO
• Rhesus (Rh)
• Janin akan mendapatkan 1 allele Rh dari ayah
dan 1 allele Rh dari ibu
PENJELASAN

Coomb’s test
• Pemeriksaan untuk menemukan antibodi
terhadap antigen sel darah merah
• Ada 2 jenis → Positif bila ada aglutinasi
• Direk → memeriksa antibodi pada permukaan sel
darah merah
• Diagnosis proses hemolisis autoimun
• Indirek → memeriksa antibodi pada serum (tidak
terikat pada sel darah merah)
• Cross-matching darah
• Skrining prenatal
PENJELASAN

Analisis Kasus
• Ayah Rh (+), Ibu Rh (-) → dapat terjadi
inkompatibilitas rhesus pada janin
• Ini merupakan kehamilan kedua → jika anak
pertama Rhesus (+) maka ada kemungkinan
tubuh ibu telah membentuk antibodi terhadap
rhesus
• Dibuktikan dengan Coomb’s test indirek →
aglutinasi (+) membuktikan adanya antibodi
terhadap rhesus
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Hasil negatif, pasien tidak memiliki antibodi anti-


Rh → Aglutinasi menandakan terdapat antibodi anti-
Rh
B. Prosedur salah, pencampuran perlu dilakukan
dengan sel darah merah Rh (-) → ini merupakan
pemeriksaan Coomb’s test direk, tidak tepat untuk
skrining prenatal
C. Pasien saat ini hamil dengan janin Rh (+) → perlu
dibuktikan dengan melakukan Coomb’s test direk
pada janin
E. Pasien saat ini hamil dengan janin Rh (-) → perlu
dibuktikan dengan melakukan Coomb’s test direk
pada janin
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 24 tahun
• Kehamilan kedua
• Riwayat darah ibu B(-), ayah O(+) → pikirkan
inkompatibilitas rhesus
• Coomb’s test indirek: Aglutinasi (+)

DIAGNOSIS >> INKOMPATIBILITAS RHESUS

Maka interpretasi Coomb’s test yang tepat pada kasus


ini adalah

D. Hasil positif, terdapat


antibodi anti-RH pada pasien
KEYWORDS

• Wanita, 48 tahun
• Perdarahan per vaginam di luar siklus haid → AUB
• USG: massa multipel diameter 5-10 cm
• Biopsi: sel otot polos melingkar
• Tidak ada atipia → bukan keganasan

DIAGNOSIS >> LEIOMYOMA

JAWABAN

B. Massa ini membesar saat


hamil
PENJELASAN

Perdarahan Abnormal Uteri


• Penyebab:
Lokal Sistemik

P olip C oagulopathy

A denomiosis O vulatory dysfunction

L eiomyoma E ndometrial

M alignancy & hiperplasia I atrogenik

N ot yet classified
PENJELASAN

Mioma Uteri
• Nama lain: fibroid uterus, leiomyoma
• Tumor jinak yang berasal dari otot polos
rahim
• Dipengaruhi hormon reproduksi
• Faktor risiko
• Multipara
• Menarche usia <10 tahun
• Obesitas
• Konsumsi alkohol
• Merokok
PENJELASAN

Mioma Uteri
• Klasifikasi berdasarkan lokasi
• Mioma submukosa: berada di lapisan di bawah
endometrium dan menonjol ke dalam kavum uteri.
Jika bertangkai hingga menonjol melalui seviks
atau vagina → Mioma Geburt
• Mioma intramural: berkembang di antara
miometrium
• Mioma subserosa : tumbuh di bawah lapisan
serosa uterus dan dapat tumbuh ke arah luar
• Mioma servikal: mioma terletak pada serviksa
bukan pada corpus uteri
PENJELASAN

Mioma Uteri
• Manifestasi Klinis
• Asimptomatik → sering ditemukan secara tidak sengaja
pada USG pelvis
• Menorrhagia → Perdarahan menstruasi yang lebih lama dan
lebih banyak
• Efek massa → nyeri abdomen, inkontinensia urin
• Disfungsi reproduksi
• Infertilitas
• Komplikasi obstetri
• Gejala lainnya
• Dysparreunia
• Dysmenorrhea
• Polisitemia
• Galaktorrhea
PENJELASAN

Mioma Uteri
• Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium → tidak dibutuhkan
• Pencitraan
• USG Pelvis → pilihan pencitraan terbaik
• Histeroskopi → dapat visualisasi myoma submukosa
atau mioma geburt
• MRI
• Histopatologi
• sel otot polos dengan jaringan ikat fibrosa
• Tidak ada tanda displasia maupun anaplasia
TATALAKSANA

Mioma Uteri
• Tata laksana
• Terapi hormonal
• GnRH agonis → merupakan terapi farmakologi terbaik
• Pil estrogen-progestin
• IUD dengan levonogestrel
• Impan maupun injeksi progestin
• Pembedahan → Terapi definitif leiomyoma
• Indikasi
• AUB dengan gejala efek desak massa
• Infertilitas maupun abortus
• Dapat dilakukan dengan 2 cara → miomektomi atau
histerektomi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Massa ini membesar saat menopause →


membesar saat kehamilan dan mengecil saat
menopause
C. Massa berhubungan dengan kista cokelat →
kista coklat biasanya berhubungan dengan
endometriosis
D. Massa merupakan suatu transformasi
maligna → tumor ini hampir tidak pernah
berubah menjadi maligna
E. Massa berhubungan dengan proses nekrotik
→ tumor ini tidak menyebabkan proses nekrotik
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 48 tahun
• Perdarahan per vaginam di luar siklus haid → AUB
• USG: massa multipel diameter 5-10 cm
• Biopsi: sel otot polos melingkar
• Tidak ada atipia → bukan keganasan

DIAGNOSIS >> LEIOMYOMA

Maka pernyataan yang paling tepat pada kasus adalah

B. Massa ini membesar saat


hamil
KEYWORDS

• Wanita, 30 tahun
• Kenaikan berat badan
• Rambut rontok
• Konstipasi
• Mudah kedinginan
• Riwayat perdarahan post-partum hebat
• PF: Kantong mata besar dengan myxedema
• Lab: TSH 1,5 mikroU/mL → normal

DIAGNOSIS >> SHEEHAN’S SYNDROME


JAWABAN

C. Perdarahan dan syok


PENJELASAN

Sheehan’s Syndrome
• Definisi: panhipopituitarisme post-partum
akibat nekrosis pituitari akibat perdarahan
post-partum hebat
• Patogenesis → vasospasme, thrombosis dan
kompresi arteri hipofisis
• Ditandai dengan defisiensi hormon yang
dikeluarkan oleh pituitari (biasanya sisi
anterior) → lihat slide manifestasi klinis
PENJELASAN

Anatomi kelenjar hipofisis


PENJELASAN

Vaskularisasi kelenjar hipofisis


PENJELASAN

Patogenesis Sheehan’s syndrome


1. Kehamilan membuat organ
pituitari membesar
2. Akibatnya pembuluh darah
pituitari memang sudah tertekan
akibat massa pituitari
3. Kejadian vasospasme (misalnya
pada perdarahan post partum
hebat) akan semakin
menghambat aliran darah ke
pituitari
4. Iskemia pituitari terjadi
5. Gejala hipopituitarisme muncul

Garis tegas → mekanisme yang telah


dibuktikan
Garis putus-putus → mekanisme yang
belum dibuktikan
PENJELASAN

Sheehan’s Syndrome
• Manifestasi Klinis
• ASI tidak keluar → prolaktin 
• Gejala hipotiroid → TSH 
• Mudah kedinginan
• Peningkatan berat badan
• Konstipasi
• Rambut mudah rontok
• Amenorrhea, atrofi vagina → FSH dan LH 
• Poliuria, polidipsia → ADH 
PENJELASAN

Sheehan’s Syndrome
• Manifestasi Klinis
Defisiensi Hormon Tanda dan Gejala

Growth hormone Mudah lelah

Prolactin Tidak dapat laktasi

FSH dan LH Amenore, infertilitas, hair loss


Berat badan meningkat, konstipasi,
TSH
mudah kedinginan
ACTH Kelemahan, hipoglikemia, hipotensi

Vasopressin Poliuria (gejala diabetes insipidus)


PENJELASAN

Sheehan’s Syndrome
• Pemeriksaan penunjang
• Insulin tolerance test → untuk menilai defisiensi GH dan
kortisol
• TSH → untuk menilai kadar TSH (biasanya menurun, namun
dapat normal/meningkat pula akibat kompensasi tubuh
dengan menurunkan metabolisme TSH)
• Stimulasi TRH → pada Sheehan syndrome tidak
menyebabkan peningkatan TSH maupun Prolaktin
• Elektrolit → untuk menilai hiponatremia yang sering muncul
• MRI hipofisis → sella turcica yang kososng, pathognomonik
Sheehan syndrome
TATALAKSANA

Sheehan’s Syndrome
• Terapi pengganti hormon
• Terapi glukokortikoid → untuk meningkatkan
kortisol
• Terapi levothyroxine → untuk meningkatkan fT4
dan fT3
• Terapi estrogen dan progesteron → pada pasien
pre-menopause
• Terapi GH
• Terapi Vasopressin
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Antibodi antimikrosom → ditemukan pada


penyakig Hashimoto, seharusnya ditandai
dengan TSH yang tinggi
B. Sekresi TSH ektopik → pada kasus TSH
rendah
D. Tiroiditis subakut → dapat merujuk pada De
Quarvain’s tiroiditis dengan gejala mirip common
cold, hipotiroidisme, nyeri kelenjar tiroid dan
TSH yang meningkat
E. Antibodi terhadap tiroid → Grave’s disease,
menyebabkan gejala hipertiroid
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 30 tahun
• Kenaikan berat badan
• Rambut rontok
• Konstipasi
• Mudah kedinginan
• Riwayat perdarahan post-partum hebat
• PF: Kantong mata besar dengan myxedema
• Lab: TSH 1,5 mikroU/mL → normal

DIAGNOSIS >> SHEEHAN’S SYNDROME


Maka etiologi yang tepat pada kasus ini adalah

C. Perdarahan dan syok


KEYWORDS

• Wanita, 24 tahun, G1P0A0, UK 36 minggu


• Nyeri kepala dengan pandangan kabur
• TD 170/110 mmHg
• Tidak ada tanda inpartu maupun gawat janin
• Albumin urin +++ → bukti proteinuria

DIAGNOSIS >> PRE-EKLAMPSIA BERAT

JAWABAN

B. Terapi antikonvulsif
PENJELASAN

Hipertensi pada Kehamilan


• Peningkatan tekanan darah hingga sekurang-
kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik
pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada
wanita yang sebelumnya normotensi

• Jenis
• Hipertensi kronik
• Superimposed preeclampsia
• Preeklampsia
• Preeklampsia berat
• Eklampsia
• Sindroma HELLP
PENJELASAN

Istilah Lama
• Preeklampsia Ringan
Sebelumnya, preeklampsia yang tidak memenuhi kriteria berat
dimasukkan dalam kategori preeklampsia ringan, namun
penyakit ini tidak pernah bersifat “ringan” sehingga istilah ini
tidak digunakan lagi.
• Impending Eklampsia
• Dahulu digunakan untuk PEB dengan gejala penglihatan
kabur, nyeri kepala, edema pulmo, dll. Namun sudah tidak
digunakan lagi karena bukan merupakan predictor yang baik
untuk eclampsia. Saat ini, semua digolongkan menjadi PEB.

Baik WHO maupun POGI dalam PNPK Preeklampsia


2016 sudah meninggalkan kedua istilah tersebut.
Superimposed HT
HT kronis Preeklampsia PEB
PE Gestasional

TD S ≥140
Hipertensi TD S ≥140 atau D TD S ≥160 atau D
atau D ≥90
sebelum Hipertensi Kronik ≥90 setelah UK 20 ≥110 setelah UK 20
setelah UK 20
kehamilan minggu minggu
minggu

Atau Dan Tanpa Dan Dan

TD tinggi sebelum
UK 20 minggu Onset baru Proteinuria ≥300 Proteinuria ≥300
(tidak dengan proteinuria 300 mg/24 jam atau mg/24 jam atau ≥1+
Proteinuria
penyakit mg/24 jam pada ≥1+ pada urin pada urin tampung
trofoblastik kehamilan tampung 24 jam 24 jam
gestasionsal)

Dan Atau Dan Atau Atau

Trombosit <100.000
sel/mm3, kreatinin
Trombosit
>1,1 mg/dL,
TD kembali <100.000 sel/mm3,
TD persisten HT dan proteinuria AST/ALT  2x
normal dalam kreatinin >1,1
sampai >12 sejak UK <20 normal, nyeri
12 minggu mg/dL, AST/ALT 
minggu postpartum minggu epigastric, nyeri
postpartum 2x normal, nyeri
kepala, gangguan
epigastrik
visus,
oligohidramnion
PENJELASAN

Pre-eklampsia
• Patofisiologi → gagalnya invasi trofoblas
yang menyebabkan gangguan arteriol
spiralis maternal

• Faktor risiko:
• BMI >30 kg/m2
• Usia maternal >35 tahun
• Multigravida
• Hipertensi sebelumnya
• PCOS
PENJELASAN

Pre-eklampsia
• Manifestasi klinis
• Hipertensi → TD sistolik ≥140 mmHg ATAU TD
diastolik ≥90 mmHg (2 kali pengukuran, sebelumnya
normotensi)
• Edema tungkai
• Oligohidramnion
• Kencing berbusa → salah satu indikator proteinuria
• Gangguan janin
• Gerakan janin berkurang
• Hambatan pertumbuhan janin
• Gejala berat → lihat slide berikutnya
PENJELASAN

Pre-eklampsia
• Pemeriksaan penunjang
• Urinalisis → pemeriksaan awal, mencari bukti
proteinuria
• Urin 24 jam → gold standard, diagnostik bila ≥0,3 g/24 jam
• Dipstick → minimal +1
• USG → menilai pertumbuhan janin serta jumlah
cairan amnion
• Darah lengkap → dapat menunjukkan
trombositopenia, bila <100.000/mm3 merupakan
tanda PEB
• Tes fungsi hati → peningkatan 2x lipat angka normal
merupakan tanda PEB
PENJELASAN

Pre-eklampsia
Gejala Berat Deskripsi

Biasanya frontal, warning sign


Nyeri kepala
eklampsia

Biasanya dia epigastrium / RUQ,


Nyeri perut merupakan gejala HELLP sindom
juga

Photopsia (kilatan cahaya),


Gangguan visus scotomata (hilangnya lapang
pandang), kebutaan
TATALAKSANA

Pre-eklampsia
• Antihipertensi → mulai jika TD sistolik ≥160 mmHg
ATAU TD diastolik ≥110 mmHg
• Labetalol 200 mg PO setiap jam (maksimum 1600 mg/hari)
→ lanjutkan 3x200 mg jika sudah terkontrol
• Nifedipin 10 mg PO setiap jam (maksimum 120 mg/hari) →
lanjutkan 2x10 mg/hari jika sudah terkontrol

• Magnesium Sulfat → antikonvulsan, diberikan jika


ada gejala berat
• Loading dose MgSO4 bolus 6 g dalam 20 menit
• Maintenance MgSO4 IV 2 g per jam dipertahankan hingga 24
jam post partum
TATALAKSANA

Pre-eklampsia
• Persalinan → terapi definitif
• UK <32 minggu
• Gejala terkontrol → tunda persalinan, pematangan paru
sebelum UK 34 minggu
• Gejala memburuk → SC
• UK 32-36 minggu
• Gejala terkontrol → observasi, pematangan paru sebelum
UK 34 minggu
• Gejala memburuk → SC
• UK >36 minggu
• Gejala terkontrol → per vaginam
• Gejala memburuk, sudah inpartu → boleh per vaginam
• Gejala memburuk, belum inpartu → SC
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Rawat inap dan observasi → pada pre-


eklampsia dengan gejala berat sebaiknya
dilakukan pemberian antikonvulsan MgSO4
C. Induksi persalinan → bukanlah tata laksana
awal
D. SC → bukanlah tata laksana awal
E. Pemberian lisinopril → antihipertensi dapat
diberikan namun ACE Inhibitor merupakan
kontraindikasi pada kehamilan
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 24 tahun, G1P0A0, UK 36 minggu
• Nyeri kepala dengan pandangan kabur
• TD 170/110 mmHg
• Tidak ada tanda inpartu maupun gawat janin
• Albumin urin +++ → bukti proteinuria

DIAGNOSIS >> PRE-EKLAMPSIA BERAT

Maka tata laksana awal yang paling tepat pada kasus


adalah

B. Terapi antikonvulsif
KEYWORDS

• Wanita, 28 tahun
• Nyeri perut kanan bawah
• Belum haid selama 6 minggu → pikirkan kehamilan
• Riwayat PID berulang
• TD 90/60 mmHg, HR 110 kali/menit → pikirkan syok
• Defans RLQ → pikirkan peritonitis lokal
• Nyeri pelvis (+), Perdarahan per vaginam
• Beta hCG meningkat → konfirmasi kehamilan

DIAGNOSIS >> KEHAMILAN EKTOPIK


TERGANGGU
JAWABAN

A. Implantasi blastokita pada


ampulla yang kemudian robek
PENJELASAN

Kehamilan Ektopik
• Definisi: implantasi blastokist di lokasi selain
endometrium cavum uteri
• Lokasi paling sering → tuba fallopi (96%)
• Terdapat 2 jenis
• Tidak ruptur
• Ruptur (Kehamilan Ektopik Terganggu) →
menyebabkan perdarahan hebat dan hipotensi
PENJELASAN

Kehamilan Ektopik
• Faktor risiko
• Riwayat kehamilan ektopik
• PID dan infeksi kemaluan lainnya (gonore, klamidia,
dll)
• Infertilitas sekunder
• Penggunaan In vitro fertilization (IVF)
• Kegagalan operasi sterlisasi
PENJELASAN

Lokasi Kehamilan Ektopik


PENJELASAN

Kehamilan Ektopik
• Manifestasi klinis
• Perdarahan per vaginam di trimester I
• Tanda-tanda kehamilan
• Nyeri payudara
• Poliuria
• Mual muntah
• Manifestasi Kehamilan Ektopik Terganggu
• Hipotensi
• Penurunan kesadaran
• Nyeri goyang portio → Chandelier sign, bukti perdarahan
intraperitoneal
• Penumpukan cairan di cavum douglas → jika dipungsi
berisi darah
PENJELASAN

Kehamilan Ektopik
• Pemeriksaan Penunjang
• Konfirmasi kehamilan
• Beta hCG serial
• Evaluasi hemodinamik
• FAST (Focused Assessment with Sonography for Trauma)
→ menilai perdarahan intraperitoneal
• Darah rutin → anemia
• Tentukan lokasi kehamilan ektopik
• TVUS → pemeriksaan penunjang terbaik untuk
menentukan lokasi kehamilan
PENJELASAN

Kehamilan Ektopik
• Tangani Kegawatan (bila ada) → resusitasi cairan
• Ekspektan (observasi) → dilakukan pada
• Lokasi kehamilan belum diketahui DAN
• Serum hCG ≤200 mIU/mL
• Metotreksat → dilakukan pada
• Keadaan hemodinamik stabil DAN
• Serum hCG ≤5.000 mIU/mL DAN
• Tidak ada denyut jantung janin DAN
• Ukuran massa maksimal 3-4 cm
• Pembedahan → dilakukan pada
• Keadaan hemodinamik tidak stabil ATAU
• Kehamilan ektopik terganggu
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Implantasi blastokista pada dinding posterior


uterus yang kemudian robek → kehamilan ektopik
ditandai dengan implantasi di luar endometrium
uterus
C. Obstruksi fekalith pada lumen apendiks yang
kemudian robek → merupakan etiologi dari
apendisitis, beta hCG meningkat mengarahkan
diagnosis ke kehamilan ektopik
D. Jaringan endometrium ektopik pada ovarium →
merupakan etiologi dari endometriosis
E. 2 sperma yang memfertilisasi 1 ovum →
merupakan etiologi dari mola hidatidosa
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 28 tahun
• Nyeri perut kanan bawah
• Belum haid selama 6 minggu → pikirkan kehamilan
• Riwayat PID berulang
• TD 90/60 mmHg, HR 110 kali/menit → pikirkan syok
• Defans RLQ → pikirkan peritonitis lokal
• Nyeri pelvis (+), Perdarahan per vaginam
• Beta hCG meningkat → konfirmasi kehamilan

DIAGNOSIS >> KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


Maka etiologi yang paling tepat pada kasus adalah

A. Implantasi blastokita pada


ampulla yang kemudian robek
PENJELASAN

Gambar Kasus
KEYWORDS

• Wanita, 29 tahun
• Duh tubuh berbau semakin kuat post coitus
• PF: cairan keabuan homogen
• pH vagina 6,0

DIAGNOSIS >> BAKTERIAL VAGINOSIS

JAWABAN

E. Merusak DNA dan


membentuk metabolit toksik
PENJELASAN

Vaginosis Bakterialis
• Definisi: sindroma klinik yang ditandai dengan
discharge vagina tanpa tanda peradangan
• Etiologi: terutama Gardnerella vaginalis
• Manifastesi Klinis
• Sering asimptomatik
• Duh tubuh vagina berbau amis seperti ikan
• Tidak menyebabkan
• Disuria
• Dyspareunia
• Pruritus
• Inflamasi vagina
• Kehamilan → dapat menyebabkan persalinan pre-term
PENJELASAN

Vaginosis Bakterialis
• Patogenesis
• Terganggunya flora normal vagina → biasanya
rumah untuk Lactobacillus sp. yang menghasilkan
H2O2, namun “terusir” oleh Gardnerella vaginalis,
Prevotella sp, Porphyromonas sp, dll.
• Akibat hilangnya H2O2, pH vagina naik sehingga
meningkatkan proliferasi bakteri anaerob
• G. vaginalis membentuk biofilm pada epitel
vaginal. Jika sel epitel ini terlepas maka akan
terlihat seperti dikerumuni oleh bakteri ini → clue
cells
PENJELASAN

Vaginosis Bakterialis
• Diagnosis dapat ditegakkan dengan Kriteria
Amsel, minimal 3 dari 4 syarat berikut:
• Duh tubuh vagina putih keabuan, homogen
• pH vagina >4,5
• Tes KOH (whiff test) → + bila menghasilkan bau
amis seperti ikan
• Clue cells >20% (sel epitel vagina yang dikelilingi
oleh bakteri)
PENJELASAN

Clue Cells

Pewarnaan Gram Sediaan Normal Saline


(Wet mount)
TATALAKSANA

Vaginitis
Bacterial Candidosis
Trikomoniasis
Vaginosis Vaginalis
Klotrimazol 1x200 mg
Intravagina 3 hari
Klotrimazol 1x500 mg
Metronidazole 1x2 g Metronidazole 1x2 g Intravagina SD
First Line
PO SD PO SD Flukonazol 150 mg PO
SD
Itrakonazol 200 mg PO
SD
Metronidazole 2x500
mg
PO 7 hari Metronidazole 2x500 mg Nistatin 100.000 IU
Alternatif
PO 7 hari Intravagina 7 hari
Klindamisin 2x300 mg
PO 7 hari
TATALAKSANA

Vaginosis Bakterialis
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Mengikat ribosom subunit 30S → cara kerja


tetrasiklin
B. Menghambat RNA polymerase → cara kerja
rifampin
C. Menghambat sintesis ergosterol → cara kerja
golongan azole (ketoconazole, itraconazole, dll),
digunakan pada kandidosis vaginalis
D. Menghambat topoisomerase II →
Topoisomerase II adalah nama lain DNA gyrase,
merupakan cara kerja fluoroquinolone
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 29 tahun
• Duh tubuh berbau semakin kuat post coitus
• PF: cairan keabuan homogen
• pH vagina 6,0

DIAGNOSIS >> BAKTERIAL VAGINOSIS

Maka mekanisme antibiotik lini pertama yang paling


tepat pada kasus adalah

E. Merusak DNA dan membentuk


metabolit toksik
KEYWORDS

• Laki-laki, 21 tahun
• Nyeri daerah selangkanagan
• Luka kelamin bersih, tidak bergaung, tidak nyeri
• Luka sembuh sendiri
• Riwayat promiskuitas (+)
• PF: pembesaran KGB inguinal bilateral

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

D. Limfogranuloma
venereum
Ulkus Genital akibat IMS
Penyakit Patogen Manifestasi Klinis

Primer
• Chancre (ulkus durum): lesi tidak nyeri, non-
purulen dengan tepi indurasi
Treponema Sekunder
Sifilis pallidum • Bubo: pembesaran nodus, tidak nyeri, kenyal
(spirocheta
Gram -)
• Condyloma lata: plak/papul vegetasi pada
daerah intertriginosa dan mukokutan (biasanya di
anus)

Tersier – Gumma

• Kissing ulcer: ulkus bersebrangan akibat


Haemophilus autoinokulasi, nyeri, purulen, mudah berdarah,
Ulkus molle
ducreyi (Kokobasil tepi bergaung
(chancroid)
Gram -) • Bubo: pembesaran nodus, nyeri, supuratif,
biasanya unilateral
Penyakit Patogen Manifestasi Klinis

Chlamydia • Papul/pustule tidak nyeri, indurasi minimal


Limfogranuloma trachomatis
venereum serovar L1, L2, L3 • Bubo: pembesaran kelenjar yang nyeri, jika
(kokobasil intrasel terjadi di atas dan dibawah ligamen
Gram -) Poupart disebut Groove sign

• Ulkus kronik, tidak nyeri, tepi indurasi,


Klebsiella dengan jaringan granulasi berwarna
Granuloma
granulomatis kemerahan
inguinale
(basil intraselular
(Donovanosis) Gram -) • Pseudobubo: lesi nodular, bukan
pembesaran kelenjar

Herpes simplex • Vesikel berkelompok → jika pecah


Herpes virus tipe 2 membentuk ulkus irregular, dengan
simpleks genital (virus DNA double
stranded)
punched-out lesion
Ulkus Genital akibat IMS
(Penunjang dan Terapi)
Pemeriksaan
Penyakit Terapi
Penunjang Khas

Stadium 1 & 2
• Benzathin Penicillin 2,4 juta IU IM SD
Serologi: VDRL/TPHA
Sifilis • Alergi Penisilin:
Mikroskopis:
Doksisiklin 2x100 mg PO 30 hari atau
Warthin-Starry Stain
Eritromisin 4x500 mg PO 30 hari

• Siprofloksasin 2x500 mg PO 3 hari atau


Mikroskopis:
Ulkus molle • Eritromisin base 4x500 mg PO 7 hari atau
Giemsa – “School of
(chancroid) • Azithromisin 1 g PO SD atau
fish”
• Seftriakson 250 mg IM SD
Ulkus Genital akibat IMS
(Penunjang dan Terapi)
Pemeriksaan
Penyakit Terapi
Penunjang Khas

Mikroskopis: • Doksisiklin 2x100 mg PO 14 hari atau


Limfogranuloma Giemsa – Gamma- • Eritromisin base 4x500 mg PO 14 hari
venereum Favre bodies pada atau
makrofag • Tetrasiklin 4x500 PO selama 14 hari

• Azithromycin 1 g/minggu PO 3
Mikroskopis: minggu atau
Granuloma
Wirght/Giemsa – • Azithromycin 500 mg/hari PO 3
inguinale
Donovan bodies pada minggu atau
(Donovanosis)
makrofag • Doksisiklin 2x100 mg/hari selama 3
minggu
Ulkus Genital akibat IMS
(Penunjang dan Terapi)
Pemeriksaan
Penyakit Terapi
Penunjang Khas

Episode pertama
• Asiklovir 5x200 mg/hari PO 7 hari
Kultur
atau
Herpes • Asiklovir 3x400 mg/hari PO 7 hari
Mikroskopis:
simpleks genital atau
Tzanck smear – sel
• Valasiklovir 2x500 mg/hari PO 7 hari
datia berinti banyak
Rekurens: Terapi sama namun 5 hari
PENJELASAN

Limfagranuloma Venereum
• Etiologi: Chlamydia trachomatis serovar L1,
L2, L3
• Inkubasi: 5-20 hari
• Manifestasi klinis
• Vesikel/ulkus pada penis/vagina yang cepat
sembuh, tidak nyeri
• Pembesaran buboinguinal 2-6 minggu setelah
vesikel hilang → sangat nyeri, fluktuasi (+) groove
sign
TIPS!!
Jika buboingunal membesar saat masih ada ulkus, pikirkan ulkus molle
PENJELASAN

Limfagranuloma Venereum
• Pemeriksaan Penunjang
• Nucleic acid amplification test (NAAT) →
merupakan gold standard
• Rapid test
• Kultur → sudah mulai ditinggalkan untuk diagnosis
klinis
• Mikroskopi → C. trachomatis menginvasi sel epitel
dan membentuk badan inklusi di sitoplasma
PENJELASAN

Limfagranuloma Venereum

Groove sign
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ulkus molle → pada ulkus molle, luka terasa


nyeri dan bertahan saat bubo inguinal (+)
B. Herpes genital → tidak ditemukan
pembesaran inguinale yang nyeri pada herpes
C. Ulkus durum → pada sifilis terdapat luka
dengan indurasi, bubo inguinal dapat (+) namun
biasanya tidak nyeri
E. Gonorrhea → gonore ditandai dengan sekret
purulen dari kemaluan
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki-laki, 21 tahun
• Nyeri daerah selangkanagan
• Luka kelamin bersih, tidak bergaung, tidak nyeri
• Luka sembuh sendiri
• Riwayat promiskuitas (+)
• PF: pembesaran KGB inguinal bilateral

Maka diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah

D. Limfogranuloma
venereum
PENJELASAN

Gambar Kasus
KEYWORDS

• Laki-laki, 37 tahun
• Luka pada kemaluan sejak 1 minggu
• Tidak terasa nyeri
• PF: lesi kemerahan mudah berdarah, berbau
busuk
• Pembesaran KGB (-)

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

A. Granuloma inguinale
Ulkus Genital akibat IMS
Penyakit Patogen Manifestasi Klinis

Primer
• Chancre (ulkus durum): lesi tidak nyeri, non-
purulen dengan tepi indurasi
Treponema Sekunder
Sifilis pallidum • Bubo: pembesaran nodus, tidak nyeri, kenyal
(spirocheta
Gram -)
• Condyloma lata: plak/papul vegetasi pada
daerah intertriginosa dan mukokutan (biasanya di
anus)

Tersier – Gumma

• Kissing ulcer: ulkus bersebrangan akibat


Haemophilus autoinokulasi, nyeri, purulen, mudah berdarah,
Ulkus molle
ducreyi (Kokobasil tepi bergaung
(chancroid)
Gram -) • Bubo: pembesaran nodus, nyeri, supuratif,
biasanya unilateral
Ulkus Genital akibat IMS
Penyakit Patogen Manifestasi Klinis

Chlamydia • Papul/pustule tidak nyeri, indurasi minimal


Limfogranuloma trachomatis
venereum serovar L1, L2, L3 • Bubo: pembesaran kelenjar yang nyeri, jika
(kokobasil intrasel terjadi di atas dan dibawah ligamen
Gram -) Poupart disebut Groove sign

• Ulkus kronik, tidak nyeri, tepi indurasi,


Klebsiella dengan jaringan granulasi berwarna
Granuloma
granulomatis kemerahan
inguinale
(basil intraselular
(Donovanosis) Gram -) • Pseudobubo: lesi nodular, bukan
pembesaran kelenjar

Herpes simplex • Vesikel berkelompok → jika pecah


Herpes virus tipe 2 membentuk ulkus irregular, dengan
simpleks genital (virus DNA double
stranded)
punched-out lesion
Ulkus Genital akibat IMS
(Penunjang dan Terapi)
Pemeriksaan
Penyakit Terapi
Penunjang Khas

Stadium 1 & 2
• Benzathin Penicillin 2,4 juta IU IM SD
Serologi: VDRL/TPHA
Sifilis • Alergi Penisilin:
Mikroskopis:
Doksisiklin 2x100 mg PO 30 hari atau
Warthin-Starry Stain
Eritromisin 4x500 mg PO 30 hari

• Siprofloksasin 2x500 mg PO 3 hari atau


Mikroskopis:
Ulkus molle • Eritromisin base 4x500 mg PO 7 hari atau
Giemsa – “School of
(chancroid) • Azithromisin 1 g PO SD atau
fish”
• Seftriakson 250 mg IM SD
Ulkus Genital akibat IMS
(Penunjang dan Terapi)
Pemeriksaan
Penyakit Terapi
Penunjang Khas

Mikroskopis:
Limfogranuloma Giemsa – Gamma- • Doksisiklin 2x100 mg PO 14 hari atau
venereum Favre bodies pada • Eritromisin base 4x500 mg PO 14 hari
makrofag

• Azithromycin 1 g/minggu PO 3
Mikroskopis: minggu atau
Granuloma
Wirght/Giemsa – • Azithromycin 500 mg/hari PO 3
inguinale
Donovan bodies pada minggu atau
(Donovanosis)
makrofag • Doksisiklin 2x100 mg/hari selama 3
minggu
Ulkus Genital akibat IMS
(Penunjang dan Terapi)
Pemeriksaan
Penyakit Terapi
Penunjang Khas

Episode pertama
• Asiklovir 5x200 mg/hari PO 7 hari
Kultur
atau
Herpes • Asiklovir 3x400 mg/hari PO 7 hari
Mikroskopis:
simpleks genital atau
Tzanck smear – sel
• Valasiklovir 2x500 mg/hari PO 7 hari
datia berinti banyak
Rekurens: Terapi sama namun 5 hari
PENJELASAN

Granuloma Inguinale
• Etiologi: Klebsiella granulomatis
• Gram negatif
• Non motil

• Manifestasi Klinis
• Papul / nodul yang berubah menjadi ulkus tidak nyeri yang
dapat menyebar ke lipatan kulit sekitar → kissing ulcer
• Warna merah daging
• Mudah berdarah
• Berbau busuk
• Membentuk jaringan granulasi
• Bubo inguinale (-), namun kulit sekitar dapat membentuk
abses sehingga mirip bubo → pseudobubo
PENJELASAN

Granuloma Inguinale
• Pemeriksaan penunjang
• Mikroskopi → Badan Donovan (dapat berbentuk closed
safety pin) pada makrofag dengan pewarnaan Giemsa /
Wright
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Ulkus molle → luka pada kemaluan yang


terasa nyeri
C. Ulkus durum → luka berindurasi, tidak
berdarah dan dapat sembuh sendiri
D. Sifilis sekunder → tidak bermanifestasi
sebagai ulkus kemaluan
E. Kondiloma akuminata → lesi berupa vegetasi
berjonjot
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki-laki, 37 tahun
• Luka pada kemaluan sejak 1 minggu
• Tidak terasa nyeri
• PF: lesi kemerahan mudah berdarah, berbau busuk
• Pembesaran KGB (-)

Maka diagnosis yang paling tepat pada kasus ini adalah

A. Granuloma Inguinale
KEYWORDS

• Laki-laki, 63 tahun
• Bercak merah keunguan pada paha kiri sejak 2
hari yang lalu
• Riwayat keluhan serupa 3 bulan yang lalu setelah
mengonsumsi obat warung
• Riwayat berobat nyeri sendi beberapa hari lalu

DIAGNOSIS??
JAWABAN

C. Fixed-drug eruption
PENJELASAN
KEYWORDS

FIXED DRUG ERUPTION


• Kelainan kulit akibat Reaksi alergi tipe 2
(sitotoksik)
• Efloresensi: Eritema dan vesikel
berbentuk bulat atau lonjong, dan
biasanya numular
• Predileksi: sekitar mulut, di daerah bibir,
daerah penis pada laki-laki
• Meninggalkan bercak hiperpigmentasi
• Kelainan timbul berkali-kali pada
tempat yang sama
• Obat yang sering jadi penyebab :
sulfonamid, barbiturat, trimetoprim,
analgetik
PENJELASAN
KEYWORDS

FIXED DRUG ERUPTION


TATALAKSANA : hentikan obat penyebab
1. Sistemik :
• Prednison 3 x 10 mg;
• Antihistamin: hidroksisin 2 x 10 mg atau loratadin 1 x 10
mg selama 7 hari
2. Topikal :
• Kulit kering (eritema, urtikaria) : bedak salisilat 2% +
menthol 0,5-1%
• Kulit basah : kompres larutan as.salisilat 1%
• Kalium permanganas 1/10.000 selama 10-15 menit 3x
sehari sampai lesi kering
• Kortikosteroid topikal ringan-sedang : hidrokortison 2,5%
atau mometason furoat 0,1%
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Cellulitis → infeksi kulit oleh S. aureus, tanda-


tanda radan, eritema, batas tidak tegas
B. Drug-Induced pemphigus → autoimun, bulan
dan lepuh pada kulit dan mukosa
D. Erythema multiforme → khas target lesion
E. Discoid lupus erythematosus → bentuk lupus
kutaneus, eritema, inflamasi, coin-shaped
dengan skuama dan krusta
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 63 tahun
• Bercak merah keunguan pada paha kiri sejak 2 hari
yang lalu
• Riwayat keluhan serupa 3 bulan yang lalu setelah
mengonsumsi obat warung
• Riwayat berobat nyeri sendi beberapa hari lalu

Maka, diagnosis yang tepat adalah

C. Fixed-drug eruption
KEYWORDS
• Laki-laki, 26 tahun
• Bercak-bercak kemerahan sejak 3 bulan
• Sangat gatal, terutama bila kurang tidur, nyeri lutut (+)
• PF: lesi plak eritem dari kulit kepala bagian belakang
hingga leher, skuama tebal putih berlapis-lapis, pitting
nail (+), ditemukan bintik-bintik perdarahan saat bercak
dikerok dengan glass object → Fenomena Auspitz

DIAGNOSIS >> PSORIASIS

JAWABAN

C. Histopatologi, tampak hiperkeratosis,


papilomatosis, akantosis
PENJELASAN
KEYWORDS

PSORIASIS

• Disebabkan oleh autoimun, kronik – residif


• Bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan
skuama kasar berlapis-lapis dan transparan,
gatal ringan, pitting nail, kelainan sendi
(psoriasis artritis)
• Pencetus : physical trauma, stress (40%), infeksi
streptococcal drugs: Systemic glucocorticoids,oral
lithium, antimalarial drugs, interferon,and β-
adrenergic blockers
PENJELASAN
KEYWORDS

PSORIASIS

• 3 tanda:
• Fenomena tetesan lilin → skuama berubah
jadi putih dengan goresan
• Fenomena auspitz (khas) → bila skuama
dikerok maka akan memperlihatkan
gambaran bintik-bintik perdarahan
• Fenomena koebner → trauma pada lokasi
tubuh lain dapat menimbulkan kelainan sama
PENJELASAN
KEYWORDS PSORIASIS

skuama kasar berlapis-lapis dan transparan


PENJELASAN
KEYWORDS

KLASIFIKASI PSORIASIS

1. Psoriasis vulgaris
• Acute guttate
Vesikel (drop-like)/ gutata / tetesan , Berwarna pink,
seperti salmon (salmon-like pink). Dipicu oleh infeksi
Streptococcus (ISPA) maupun infeksi kulit lainnya
• Chronic stable plaque : plak eritem, batas tegas,
silvery-white scales, squama kronik menyerupai oyster
shell.
• Palmoplantar (di tangan dan kaki)
• Inverse (di perianal, regio genital, dan lipatan tubuh)
PENJELASAN
KEYWORDS

KLASIFIKASI PSORIASIS

2. Psoriatic erythroderma : psoriasis + eritem


generalisata
3. Pustular psoriasis : bentuk pustul
• Pustular psoriasis of von Zumbusch
• Palmoplantar pustulosis
• Acrodermatitis continua
PENJELASAN
KEYWORDS KLASIFIKASI PSORIASIS

4. Bisa mengenai kavum oral → Geographic


tongue
5. Bisa mengenai sendi → Psoriatic arthritis Geographic tongue
6. Bisa mengenai kuku → Psoriasis Kuku

Pitting nail

Onycholisis, “oil drop”


PENJELASAN
KEYWORDS

PENUNJANG PSORIASIS
BIOPSI histopatologi → gambaran akantosis ( penebalan
epidermis), parakeratotik hiperkeratosis (nuclei retained in
the stratum corneum) dan papilomatosis (meskipun secara
klinis diagnosis bisa ditegakkan)
PENJELASAN

Hiperkeratosis
parakeratosis

Papilomatosis Acanthosis
TATALAKSANA
KEYWORDS
TATALAKSANA
KEYWORDS

Topikal Fototerapi Sistemik

• Emolien • UVB • Retinoid


• Keratolitik • PUVA • Methotrexat
• Coal tar • Cycosporin
• Steroid • Hydoxyurea
• Vitamin D • Fumarat
• Rerinoid • Mycophenolat
• Makrolid • Biologik
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ziehl Neelsen, bakteri berwarna merah →


untuk Mycobacteria, bakteri tahan asam
B. Tzanck smear, sel datia berinti banyak →
herpes zoster, herpes simplex, varicella zoster
D. KOH, hifa panjang bersekat → tinea
E. Pengecatan gram, bakteri basil →
pemeriksaan gram
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 26 tahun
• Bercak-bercak kemerahan sejak 3 bulan
• Sangat gatal, terutama bila kurang tidur, nyeri lutut (+)
• PF: lesi plak eritem dari kulit kepala bagian belakang hingga leher,
skuama tebal putih berlapis-lapis, pitting nail (+), ditemukan bintik-
bintik perdarahan saat bercak dikerok dengan glass object →
Fenomena Auspitz

DIAGNOSIS >> PSORIASIS

Maka, pemeriksaan penunjang dan hasil yang sesuai adalah

C. Histopatologi, tampak hiperkeratosis,


papilomatosis, akantosis
KEYWORDS

• Laki-laki, 29 tahun
• Gatal seluruh tubuh sejak 1 jam
• Riwayat mengonsumsi seafood
• Riwayat keluhan serupa, dapat hilang sendiri
• PF: plak eritematosa dengan tengah lebih pucat,
batas tegas, bentuk ireguler menyerupai pulau

DIAGNOSIS >> URTIKARIA


JAWABAN

D. Tidak meninggalkan
bekas setelah remisi
PENJELASAN
KEYWORDS

URTIKARIA

• Urtikaria : papul / plak eritematosa yang gatal.


• Bisa terjadi di kulit mana saja.
• Berkaitan dengan reaksi alergi (hipersensitivitas tipe 1).
• Onset cepat, umumnya remisi dalam 24 jam tanpa terapi
khusus, tanpa bekas kecuali bekas garukan (eksoriasi).
• AKUT dan KRONIK
• Akut : < 6 minggu.
• Kronik: > 6 minggu.
• Angioedema→ lebih berat daripada urtikaria, edema
kulit dan mukosa (traktus respiratorius,
gastrointestinalis)
PENJELASAN
KEYWORDS
PENJELASAN
KEYWORDS

URTIKARIA

• KHAS : timbulnya wheals dan/atau angioedema secara


cepat.
• Wheal terdiri dari 3 gambaran klinis
1. Edema di bagian sentral dengan ukuran variasi
2. Gatal atau sensasi terbakar
3. Berakhir cepat, kembali ke kondisi normal dalam 1-24
jam
• Bentuk polimorfik, bisa membesar dan koalesens.
• Berupa edema/ plak, batas tegas, permukaan serupa
dengan kulit atau eritema, sangat gatal, dermografisme
(+), blanching (+), ice cube test (+) → pada cold urticaria.
PENJELASAN
KEYWORDS
TATALAKSANA

Tatalaksana
Urtikaria
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Chlorpheniramine;
Dimenhydrinate;
Generasi 1 Promethazine;
Diphenhydramine;
Doxylamine; Hydroxyzine

• Cetirizine; Loratadine
Generasi 2 • Levocetirizine

• Fexofenadine
Generasi 3 • Norastemizole;
Descarboethoxyloratadine

• Bila berat → berlanjut angioedema &/ syok anafilaktik → epinefrin 1: 1000 IM


atau subkutan 0,3-0,5 mL
• Ringan : antihistamin H1; kortikosteroid; antileukotrien; trisiklik antidepresan.
• Antihistamin generasi 1 = sangat lipofilik sehingga mudah menembus barier
otak (BBB), menyebabkan efek SSP berupa sedasi, drowsiness. Generasi
pertama juga mempunyai waktu paruh pendek sehingga perlu diberikan berulang
dalam sehari.
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas tipe


2 → seharusnya tipe 1
B. Umumnya kembali ke kondisi normal dalam
72 jam → remisi biasanya dalam 24 jam
C. Tatalaksana awal dengan pemberian
siklosporin → tatalaksana awal dengan
anthistamin nonsedatif
E. Predileksi pada lengan dan wajah → bisa di
kulit mana saja
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 29 tahun
• Gatal seluruh tubuh sejak 1 jam
• Riwayat mengonsumsi seafood
• Riwayat keluhan serupa, dapat hilang sendiri
• PF: plak eritematosa dengan tengah lebih pucat, batas tegas,
bentuk ireguler menyerupai pulau

DIAGNOSIS >> URTIKARIA

Maka, pernyataan yang sesuai adalah


D. Tidak meninggalkan
bekas setelah remisi
KEYWORDS
• Bayi, 1 bulan
• Muncul bintik-bintik pada punggung

DIAGNOSIS >> MILIARIA KRISTALINA


JAWABAN

A. Lotio calamine dan anjurkan untuk


mengganti pakaian bayi jika basah
PENJELASAN
KEYWORDS

MILIARIA
• Blokade saluran keluar kelenjar keringat ekrin yang terjadi
akibat cuaca panas dengan kelembaban tinggi.
• Blokade → sekret kelenjar ekrin bocor ke lapisan kulit
sekitarnya.
• Terdapat 4 jenis miliaria :
• Miliaria kristalina (sudamina) : di stratum korneum
• Miliaria rubra (prickly heat) : di stratum spinosum / mid-
epidermis→ jika berubah menjadi pustul : miliaria pustulosa
• Miliaria pustulosa : di stratum spinosum
• Miliaria profunda : di dermo-epidermal junction
• Karakteristik demografis:
• M. kristalina: bayi < 2 minggu; org dewasa yang sedang
demam
• M. rubra: bayi 1 – 3 minggu; org dewasa baru pindah ke iklim
tropis
PENJELASAN
KEYWORDS
Miliaria Kristalina → obstruksi di Miliaria Rubra → obstruksi
stratum korneum di epidermis yang lebih
• Lesi berupa vesikel bergerombol dalam
berukuran 1-2mm tanpa tanda
• Lebih berat dari
miliaria kristalina
radang • Terdapat pada badan
• Tempat predileksi terutama pada yang sering terkena
tempat tertutup pakaian tekanan atau gesekan
• Muncul terutama saat setelah • Lesi berupa papul
banyak berkeringat
merah atau papul
vesikular
• Umumnya tidak memberi ekstrafolikular
keluhan dan sembuh dengan • Terasa sangat gatal dan
sisik yang halus pedih

Miliaria crystallina. Note the water-drop


appearance of the lesions.
PENJELASAN
KEYWORDS

Miliaria Pustulosa → obstruksi di stratum spinosum


• Bentuk dari miliaria rubra yang terinfeksi
• Lesi berupa pustul (berisi pus) dengan dasar eritematosa
• Terasa sangat gatal dan pedih
PENJELASAN
KEYWORDS

Miliaria Profunda → obstruksi di dermoepidermal junction


• Biasanya timbul setelah miliaria rubra, ditandai papul putih,
keras berukuran 1-3 mm
• Terutama pada badan dan ekstremitas
• Lesi lebih banyak papul dibandingkan vesikel
• Tidak gatal dan tidak terdapat eritema
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Miliaria kristalina → asimptomatik, tidak perlu tatalaksana


khusus, self limited
• Topikal :
1. Bedak kocok kalamin + mentol/kamfer, 2x/ hari selama 1
minggu
2. Lanolin topikal atau bedak salisil 2% + mentol ¼ - 2%
2x/hari 1 minggu
• Sistemik :
1. Antihistamin sedatif : Klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per
hari selama 7 hari atau cetirizin 1 x 10 mg per hari
selama 7 hari
2. Antihitamin non sedatif : Loratadin 1 x 10 mg per hari
selama 7 hari
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Mupirosin 2% dan anjurkan untuk mengoles


tipis-tipis pada kulit
C. Hidrokortison 1% oleskan pada lesi tipis-tipis
D. Hidrokortison 2,5% oleskan pada lesi tipis-
tipis
E. Tidak ada jawaban yang tepat

Pernyataan lain tidak tepat


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Bayi, 1 bulan
• Muncul bintik-bintik pada punggung

DIAGNOSIS >> MILIARIA KRISTALINA

Maka, tatalaksana dan edukasi yang tepat adalah


A. Lotio calamine dan anjurkan untuk
mengganti pakaian bayi jika basah
KEYWORDS

• Laki-laki, 25 tahun
• Gatal dan nyeri kedua daun telinga sejak 5 hari lalu
• Riwayat memakai anting plastik, luka pada lubang
anting, luka menjadi basah
• UKK: plak eritematosa skuama positif tepi aktif

DIAGNOSIS >> DKA


JAWABAN

C. Memberikan hasil decresendo


pada uji Prick Test
PENJELASAN
KEYWORDS

DERMATITIS KONTAK IRITAN

• Dermatitis kontak iritan (DKI) adalah inflamasi pada kulit,


akibat respons terhadap pajanan bahan iritan, fisik, atau
biologis yang kontak pada kulit, tanpa dimediasi oleh
respons imunologis
• Terdapat riwayat pajanan dan hubungan temporal dengan
bahan iritan
• Tangan adalah lokasi tersering, diikuti wajah, dan kaki
• Gejala subyektif berupa rasa gatal, dominan
terbakar/nyeri
• Efloresensi klinis bergantung pada jenis iritan dan pola
pajanan
PENJELASAN
KEYWORDS

DERMATITIS KONTAK IRITAN - Akut


PENJELASAN
KEYWORDS

DERMATITIS KONTAK IRITAN -


Kronik
TATALAKSANA
KEYWORDS DKI
PENJELASAN
KEYWORDS

DERMATITIS KONTAK ALERGI

• Dermatitis yang terjadi akibat pajanan dengan


bahan alergen di luar tubuh, diperantai reaksi
hipersensitivitas tipe 4 (Coombs dan Gel)

• Reaksi kulit dapat terjadi beberapa jam, hari,


hingga tahun setelah kontak pertama

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-


irritant.html
PENJELASAN
KEYWORDS

DERMATITIS KONTAK ALERGI


• Beratnya reaksi kulit tidak berbanding lurus
dengan jumlah allergen yg terpapar

• Melalui fase sensitisasi (antigen dimakan oleh


sel Langerhan → dipresentasikan ke pada MHC
class II lalu ke sel T dan berproliferasi. Sel T yang
tersensitisasi masuk ke sirkulasi. Ketika terpajan
dengan alergen yang sama → masuk fase
elisitasi → cytokine release

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-


irritant.html
PENJELASAN
KEYWORDS

KRITERIA DIAGNOSIS

• Riwayat terpajan dengan bahan alergen


• Efloresensi: Gambaran klinis polimorfik, sangat
bervariasi bergantung stadiumnya:
• 1. Akut: eritema,edema,dan vesikel
• 2. Subakut: eritema, eksudatif (madidans), krusta
• 3. Kronik: likenifikasi,fisura,skuama
• Gejala subjektif: dominan rasa gatal
PENJELASAN
KEYWORDS

CONTOH KASUS DKA


• Alergi nikel yang dijadikan rantai jam tangan, kalung dan anting
imitasi
• Alergi terhadap bahan plaster luka (rosin)
• Dermatitis tangan pada pekerja pabrik karet
• Dermatitis fotokontak → alergi terhadap sunscreen atau sabun
antibakteri yang timbul setelah paparan terhadap sinyal matahari
• Lainnya: DKA terhadap parfum, cat rambut, obat topikal
PENJELASAN
KEYWORDS
PENJELASAN
KEYWORDS

PATCH TEST (UJI TEMPEL)


• Indikasi
• Pasien dengan diagnosis kerja dermatitis kontak,
terutama pada kelompok pasien dengan penyakit kulit
dasar berupa dermatitis atopi, seboroik, stasis,
numularis; psoriasis; dishidrosis
• Dermatitis kronis tanpa penyebab yang jelas
• Dermatitis kontak akibat pekerjaan

DKA: cresendo → setelah patch dilepas, kemerahan akan


semakin bertambah
DKI : decresendo → setelah patch dilepas, kemerahan
akan semakin hilang
Sumber : An Bras Dermatol. 2013;88(6):879-88, Ilmu Penyakitt Kulit dan Kelamin FK UI
PENJELASAN
KEYWORDS DKI VS DKA
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Simptomatik: antihistamin oral utk ↓ gatal


• Hidroksizin 2x25 mg/hari maksimal 2 minggu
• Loratadine 1x10 mg/hari selama maksimal 2
minggu
• Prinsip umum:
• Identifikasi dan penghindaran terhadap bahan
alergen tersangka
• Pakai APD
• Krim pelembab (krim urea 10%)
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Prinsip umum:
• Steroid topikal (potensi sedang) untuk ↓
inflamasi:
• Krim desonid 0,05% atau fluosinolon
asetonid 0,025%
• Dengan liken : krim betametason valerat
0,1% atau mometason furoat 0,1%
• Antibiotik apabila ada infeksi sekunder
• Berat : prednison 20mg/hari dalam 3 hari
PENJELASAN

POTENSI STEROID TOPIKAL

• .
PENJELASAN
PENJELASAN

• Potensi kuat (kelas 1-4) : alopesia areata,


discoid lupus, LSK, psoriasis, dermatitis
numularis
• Potensi sedang (kelas 5-6) : dermatitis
numularis, dermatitis seboroik, dermatitis
stasis, dermatitis atopik
• Potensi ringan ( kelas 7) : napkin
eczema, dermatitis area wajah,
intertriginosa, perineal
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Merupakan reaksi hipersensitivitas yang


diperantarai oleh IgE
B. Salah satu tindakan pencegahan yang dapat
disarankan adalah menghindari penggunaan
benda berbahan nikel
D. Keadaan tersebut melewati fase sensitisasi
dan elisitasi
E. Salep kortikosteroid dapat diberikan sebagai
adjuvant

Pernyataan lain sudah tepat


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 25 tahun
• Gatal dan nyeri kedua daun telinga sejak 5 hari lalu
• Riwayat memakai anting plastik, luka pada lubang anting, luka
menjadi basah
• UKK: plak eritematosa skuama positif tepi aktif

DIAGNOSIS >> DKA

Maka, pernyataan yang tidak tepat adalah

C. Memberikan hasil decresendo


pada uji Prick Test
KEYWORDS

• Laki-laki, 38 tahun
• Rambut rontok 3 bulan terakhir
• Pekerjaan kontraktor dan sedang stress dengan tuntutan
pekerjaan
• Rambut semakin tipis, saat disisir sering rontok
• PF: penyebaran rambut yang tidak merata, hair pull test: 8
rambut yang rontok

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

C. Telogen effluvium
PENJELASAN
KEYWORDS

TELOGEN EFFLUVIUM

• Karakterisik: rambut rontok difus.


• Umumnya sembuh spontan dalam 3-6 bulan, bahkan
12 bulan.
• Penurunan jumlah persentasi anagen phase dibanding
telogen phase
PENJELASAN
KEYWORDS

TELOGEN EFFLUVIUM

Penyebab:
• Hipo/hipertiroidisme, postpartum
• Defisiensi nutrisi : besi, zinc
• Rapid weight loss, caloric or protein deprivation, ADB
kronis
• Stress : demam, penyakit katabolik (keganasan, infeksi
kronis)
• Stress psikologis ; ansietas, depresi, bipolar
• Idiopatik
Anagen elfuvium : kerontokan akibat gangguan fase
anagen sehingga terjadi distrofi folikel rambut (disebabkan
oleh kemoterapi, intoksikasi merkuri, malnutrisi berat)
TATALAKSANA
KEYWORDS

TATALAKSANA

• Dapat sembuh spontan, penanganan terutama


pada reassurance
• Terapi untuk penyebab reversible seperti poor diet,
defisiensi besi, gangguan hormon tiroid, dan
lainnya
• Penggunaan minoxidil tidak terbukti memberikan
perbaikan pada kasus effluvium telogen
PENJELASAN
KEYWORDS DIAGNOSIS BANDING
Factor Androgenic Alopecia Telogen Alopecia Areata
Effluvium
Hair loss Men : Hamilton- Generalized Usually patchy, but
distribution Norwood can be generalized
Women : Ludwig
Course Gradual onset with Onset abrupt, Onset abrupt, often
progression trigger factor waxes and wanes
with relapses
Appearance Thining with or without Thinning with no Thining with abrupt
bare patches. Bare bare patches bare patches
patches are gradual, not
abrupt

Shedding Minimal Prominent Prominent


Age of onset Puberty or Oder Any age Any age

Pull Test Negative Positive Positive


PENJELASAN
KEYWORDS

Hair pull test


• Normal : 1-2 rambut
rontok setiap 30
rambut
• Positif = 3 rambut
• Alopesia
Androgenik: dapat
positif 3-6 rambut
• Telogen effluvium :
selalu positif ≥6
rambut
PENJELASAN
KEYWORDS

ALOPESIA ANDROGENIK

• Alopesia terpola akibat faktor hormon androgen dan genetik


• Menyebabkan konversi rambut terminal menjadi rambut velus
• Klinis :
• Pada pria penipisan rambut di temporal, frontal/parietal,
verteks, oksipital
• Pada wanita penipisan rambut difus terutama di daerah
frontal/parietal
PENJELASAN
KEYWORDS

POLA KEBOTAKAN ALOPESIA


ANDROGENIK
PENJELASAN
KEYWORDS

ALOPESIA AREATA
• Penyakit autoimun kronis akibat reaktivitas sel T yang
memengaruhi folikel rambut
• Gambaran klinis:
• Sepetak kulit kepala yang botak, bisa multiple maupun single
• Kulit kepala tampak normal
• Rambut bagian distal lebih lebar dibandingkan yang
proksimal “exclamation mark” hair
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Androgenik alopeciata → faktor hormon


androgen, terdapat penipisan pada temporal,
fronto/parietal, verteks, oksipital (laki-laki)
B. Alopecia areata → botak pada sepetak kulit,
“exclamation mark” hair
D. Anagen effluvium → sering ditemukan pada
pasien radioterapi
E. Dermatitis seboroik → kulit bersisik,
berketombe
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 38 tahun
• Rambut rontok 3 bulan terakhir
• Pekerjaan kontraktor dan sedang stress dengan
tuntutan pekerjaan
• Rambut semakin tipis, saat disisir sering rontok
• PF: penyebaran rambut yang tidak merata, hair pull
test: 8 rambut yang rontok

Maka, diagnosis yang tepat adalah

C. Telogen effluvium
KEYWORDS

• Laki-laki, 39 tahun
• Bercak-bercak putih pada lengan sejak 1 tahun
• Gatal (-), nyeri (-), membesar (-)
• PF: makula hipopigmentasi 4 buah pada lengan
kiri, hipoestesi (+), penebalan N. Ulnaris sinistra
(+). BTA (-)

DIAGNOSIS >> MORBUS HANSEN PB


JAWABAN

D. Rifampisin 600mg, Dapson 100mg


(hari 1) + Dapson 100mg (hari 2-28)
PENJELASAN
KEYWORDS
MORBUS HANSEN
• Disebabkan Mycobacterium leprae
(tidak dapat menyebar ke SSP)
• Tanda kardinal :
1. Kelainan kulit atau lesi dapat berbentuk hipopigmentasi atau
eritema yang mati rasa (anestesi)
2. penebalan saraf tepi disertai dengan gangguan fungsi saraf
akibat peradangan saraf tepi (neuritis perifer) kronis.
Gangguan fungsi saraf ini dapat berupa:
1. Gangguan fungsi sensoris: anestesi
2. Gangguan fungsi motoris: paresis atau paralisis otot
3. Gangguan fungsi otonom: kulit kering atau anhidrosis dan terdapat
fisura Ditemukan BTA dari kulit cuping telinga kanan kiri dan lesi
aktif (slit skin smear)
3. Adanya Basil Tahan Asam (BTA) di dalam kerokan jaringan
kulit (slit skin smear).

Diagnosis ditegakkan bila ada 1 tanda kardinal

Sumber : PMK No 11 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Kusta


PENJELASAN
KEYWORDS

Sumber : PMK No 11 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Kusta


PENJELASAN
KEYWORDS

Tatalaksana PB
Jenis Obat Usia <5 th Usia 5-9 th Usia 10-15 Usia >15 th Keterangan
th
Minum di
10-15
Rifampisin mg/kgBB/bln
300 mg/bln 450 mg/bln 600 mg/bln depan
petugas
Minum di
1-2
mg/kgBB/bln
25 mg/bln 50 mg/bln 100 mg/bln depan
Dapson petugas
1-2 Minum di
mg/kgBB/hari
25 mg/hari 50 mg/hari 100 mg/hari
rumah

Sumber : PMK No 11 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Kusta


PENJELASAN
KEYWORDS

Tatalaksana MB
Jenis Obat Usia <5 th Usia 5-9 th Usia 10-15 Usia >15 th Keterangan
th
Minum di
10-15
Rifampisin mg/kgBB/bln
300 mg/bln 450 mg/bln 600 mg/bln depan
petugas
Minum di
1-2
mg/kgBB/bln
25 mg/bln 50 mg/bln 100 mg/bln depan
Dapson petugas
1-2 Minum di
mg/kgBB/hari
25 mg/hari 50 mg/hari 100 mg/hari
rumah
6 Minum di
100 150 300
mg/kgBB/bula depan
n mg/bulan mg/bulan mg/bulan
Klofazimin petugas
1 50 mg 2x Minum di
mg/kgBB/hari
50 mg/2 hari 50 mg/hari
seminggu rumah
Sumber : PMK No 11 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Kusta
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Rifampisin 600mg, Dapson 100mg, Klofazimin 300mg


(hari 1) + Dapson 100mg, Klofazimin 50mg (Hari 2-28)
→ regimen MB
B. Rifampisin 600mg, Dapson 100mg, Klofazimin 300mg
(hari 1) + Dapson 100mg (Hari 2-28) → tidak tepat
C. Rifampisin 600 mg, Ofloxacin 400 mg, Minosiklin 100
mg → regimen PB lesi tunggal menurut Depkes 2012
(sudah tidak dipakai)
E. Rifampisin 600mg, Dapson 100mg (hari 1) + Dapson
50mg (Hari 2-28) → dosis tidak tepat
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 39 tahun
• Bercak-bercak putih pada lengan sejak 1 tahun
• Gatal (-), nyeri (-), membesar (-)
• PF: makula hipopigmentasi 4 buah pada lengan kiri,
hipoestesi (+), penebalan N. Ulnaris sinistra (+). BTA (-)

DIAGNOSIS >> MORBUS HANSEN PB

Maka, tatalaksana yang tepat adalah

D. Rifampisin 600mg, Dapson 100mg


(hari 1) + Dapson 100mg (hari 2-28)
KEYWORDS

• Anak, 5 tahun
• Lepuh di leher sejak 5 hari
• Lepuh berisi cairan bening, kemudian pecah menjadi kerak
• PF: vesikel dan bula yang kendur, berjumlah 3 buah,
beberapa sudah pecah dan menjadi luka dangkal dengan
skuama eritem di bagian tengah dan tertutup krusta

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA??

JAWABAN

E. Impetigo bulosa; Krim fusidic


acid 2% 2x/hari selama 7 hari
PENJELASAN
KEYWORDS

PIODERMA

• Penyakit kulit yang disebabkan oleh


Staphylococcus (paling sering pada superficial
pyoderma), Streptococcus, atau infeksi keduanya
• Faktor predisposisi : kebersihan diri buruk,
penurunan daya tahan tubuh (gizi kurang, anemia,
penyakit kronis, keganasan, diabetes)

Sumber : PERDOSKI 2017


PENJELASAN
KEYWORDS

PIODERMA

Sumber : PERDOSKI 2017


PENJELASAN
KEYWORDS

IMPETIGO BULOSA
• Paling sering : S.aureus, bisa juga
oleh Strepotococcus grup A beta
hemolitikus
• Predileksi: daerah intertriginosa
(aksila, inguinal, gluteal), dada dan
punggung.
• UKK : Vesikel-bula kendur,dapat
timbul bula hipopion.
• Tanda Nikolsky negatif.
• KHAS : Bula pecah meninggalkan
skuama anular dengan bagian tengah
eritematosa (kolaret) dan cepat
mengering
PENJELASAN
KEYWORDS

IMPETIGO NON-BULOSA/KRUSTOSA

• Salah satu pioderma yang paling sering


disebabkan Streptococcus beta hemolitikus
• Predileksi : Wajah terutama sekitar nares dan
mulut

• Lesi awal berupa makula atau papul eritematosa


yang secara cepat berkembang menjadi vesikel
atau pustul yang kemudian pecah membentuk
krusta kuning madu (honey colour) dikelilingi
eritema
• Rasa gatal dan tidak nyaman dapat terjadi
PENJELASAN
KEYWORDS

IMPETIGO NON-BULOSA/KRUSTOSA
TATALAKSANA
KEYWORDS

TATALAKSANA PIODERMA
SECARA UMUM

• Ringan: sabun antibakteri, jaga higienitas.

1. Topikal
• Bila banyak pus atau krusta : Kompres terbuka dengan
permanganas kalikus 1/5000, asam salisilat 0,1%, rivanol
1‰, larutan povidon iodine 1%; dilakukan 3 kali sehari
masing-masing ½-1 jam selama keadaan akut.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta : Salep/krim asam
fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari,
selama 7-10 hari.
TATALAKSANA
PENJELASAN
KEYWORDS

TATALAKSANA PIODERMA
SECARA UMUM

2. Sistemik : minimal selama 7 hari (dipilih jika ada


selulitis atau demam)
• Lini pertama:
a. Kloksasilin/dikloksasilin : dewasa 4x250-500
mg/hari per oral; anak-anak 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis
b. Amoksisilin dan asam klavulanat: dewasa 3x250-
500 mg/hari; anak-anak 25 mg/kgBB/hari terbagi
dalam 3 dosis
c. Sefaleksin: dewasa 4 x 250 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis.
TATALAKSANA
PENJELASAN
KEYWORDS

TATALAKSANA PIODERMA
SECARA UMUM

2. Sistemik : minimal selama 7 hari (dipilih jika ada


selulitis atau demam)
• Lini kedua:
a. Azitromisin 1x500 mg/hari (hari 1), dilanjutkan 1x250
mg (hari 2-5)
b. Klindamisin : dewasa 3x300 mg (15 mg/kgBB/hari
terbagi 3 dosis).
c. Eritromisin : dewasa 4x250-500 mg/hari; anak-anak
20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Impetigo krustosa; Krim mikonazol 2% 2x/hari


selama 7 hari → sering di sekitar nares dan mulut,
berwarna kuning madu
B. Impetigo bulosa; Krim azelaic acid 2x/hari selama
5 hari → tatalaksana tidak tepat
C. Pemfigoid bulosa; Krim gentamisin 0,1% 2x/hari
selama 5 hari → biasanya pada orang tua, kulit
kemerahan, gatal, sering pada daerah lipatan, lepuh
bening tidak gampang robek
D. Pemfigus vulgaris; Krim desonid 0,05% 2x/hari
selama 7 hari → autoimun, sering mengenai mukosa,
tidak mengenai sisi plantar
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 5 tahun
• Lepuh di leher sejak 5 hari
• Lepuh berisi cairan bening, kemudian pecah menjadi kerak
• PF: vesikel dan bula yang kendur, berjumlah 3 buah,
beberapa sudah pecah dan menjadi luka dangkal dengan
skuama eritem di bagian tengah dan tertutup krusta

Maka, diagnosa dan tatalaksana yang tepat adalah

E. Impetigo bulosa; Krim fusidic


acid 2% 2x/hari selama 7 hari
KEYWORDS

• Anak, 1 tahun
• Belum bisa bicara/mengikuti kata-kata
• Anak cenderung acuh dan tidak menanggapi orang
sekitar

DIAGNOSIS >> TULI KONGENITAL


JAWABAN

C. Behavioural
observation audiometry
PENJELASAN

Perkembangan Bicara

Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed
PENJELASAN

Perkembangan Bicara

Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed
PENJELASAN

Perkembangan Bicara

Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed
PENJELASAN

Tuli Kongenital
• Perkembangan fungsi bicara dan bahasa
hanya dapat tercapai apabila auditorik dan
motorik normal
• Curiga bila:
PENJELASAN
KEYWORDS

INFANT & CHILDREN HEARING


IMPAIRMENT

• Anak tidak dapat mengeluhkan gangguannya

• Manifestasi utama: delayed speech (seluruh anak


yang mengalami speech delay wajib dibuktikan
tidak memiliki gangguan pendengaran)
PENJELASAN
KEYWORDS

INFANT & CHILDREN HEARING


IMPAIRMENT
PENJELASAN
KEYWORDS

INFANT & CHILDREN HEARING


IMPAIRMENT

• Faktor risiko: paparan terhadap obat ototoksik,


insult pre/post natal (infeksi TORCH selama
hamil, hiperbilirubin, meningitis, sepsis, prematur,
BBLR), Riwayat tuli keluarga, sindrom tertentu

• Diagnostik Fungsi Pendengaran


• Tes Subyektif: BOA,VRA, play audiometry, tes
fungsi persepsi
• Tes Obyektif: timpanometri, refleks akustik,
OAE, BERA, ASSR
PENJELASAN
KEYWORDS

INFANT & CHILDREN HEARING


IMPAIRMENT

• UNHS → skrining untuk seluruh bayi dengan atau


tanpa faktor risiko gangguan pendengaran
• Prosedur Diagnostik
• Evoked Otoacooustic Emission (EOAE)
• Menilai fungsi outer hair cell koklea & fungsi
telinga tengah
• EOAE = gelombang suara yang dihasilkan
telinga dalam sebagai respons terhadap sinyal
auditorik, dapat direkam menggunakan
microphone yang diletakkan di kanal telinga.
PENJELASAN
KEYWORDS

• Auditory brainstem response (ABR/BERA)


• Menilai fungsi saraf pendengaran & batang otak
• Serangkaian potensi listrik yang dihasilkan di
nervus auditorik (N.VIII) dan batang otak sebagai
respons suara → direkam melalui elektroda di
kulit kepala → menghasilkan beberapa gelombang
PENJELASAN
KEYWORDS

Baku Emas Pendengaran


Skrining Pendengaran
Otoaccoustic Emission (OAE) & Automated
ABR

Universal Newborn Hearing Screening


(UNHS)

Targeted Newborn Hearing Screening


ALUR SKRINING BAYI BARU
Bayi baru lahir / 2 hr LAHIR

PASS OAE REFER

Faktor Faktor 3 bulan


Risiko (-) Risiko
1 –3 BULAN Otoskopi
(+) Timpanometri
Auto ABR P R
atau OAE
click 35 dB Auto ABR

P R ABR Click & Tone B 500 Hz


atau ASSR
Timpanometri High Frequeny
Tidak perlu ABR Click + CochlearMicrophonic
tindak lanjut ABR Tone B 500 Hz atau ASSR
Timpanometri ( refleks akustik) Neuropati Tuli
High Frequency Auditorik Sensorineural

Pemantauan
•Speech development
•Audiologi Habilitasi usia 6
Tiap 3-6 bulan smp (anak bulan
bisa bicara) usia 3 th
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Timpanometri → untuk menilai mobilitas


membran timpani. Terutama menilai patologi
telinga tengah (e.g. OME)
B. Brainstem evoked response audiometry →
pemeriksaan menggunakan elektroda
D. Audiometri bermain → menilai fungsi
pendengaran, untuk anak sekitar 2 tahun.
merekam reaksi anak terhadap suara paling
lembut dan memplotnya pada audiogram
E. Audiometri nada murni → menilai fungsi
pendengaran pada dewasa
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 1 tahun
• Belum bisa bicara/mengikuti kata-kata
• Anak cenderung acuh dan tidak menanggapi orang sekitar

DIAGNOSIS >> TULI KONGENITAL

Maka, pemeriksaan fungsi pendengaran yang disarankan


adalah

C. Behavioural
observation audiometry
KEYWORDS

• Perempuan, 24 tahun
• Hidung tersumbat sejak 3 bulan
• Memakai obat semprot hidung sejak awal, dirasakan kurang
bekerja 1 bulan terakhir walaupun dengan peningkatan dosis
• PF: rhinoskopi anterior: konka hiperemis, sekret kental, dan
kavum nasi menyempit

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA??

JAWABAN

A. Rhinitis medikamentosa; Hentikan


pemakaian obat semprot hidung
PENJELASAN

Rhinitis Medikamentosa
• Rhinitis yang disebabkan overuse dari
vasokonstriktor nasal topikal
• Terjadi toleransi dan takifilaxis dengan
rebound rhinitis yang berat →
penggunaan obat topikal terus
digunakan → kondisi semakin berat
• Gejala: Sumbatan hidung berat, tidak
ada gatal/bersin, mukosa edematous
(“beefy red”) dan kering.
PENJELASAN

Etiologi
PENJELASAN

Tatalaksana
• Penghentian obat pencetus
• Nasal saline spray/steroid topikal
• Cari penyebab awal rhinitis: rhinitis alergi,
polip nasal, deviasi septum → tatalaksana
sesuai penyebab
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Rhinitis alergika; Nebulisasi salbutamol →


rinorea, gatal, bersin, allergic shinners
C. Rhinitis medikamentosa; Fenilefrin semprot
hidung → obat yang seringkali mencetuskan
D. Rhinitis alergika; Ciprofloxacin → rinorea,
gatal, bersin, allergic shinners
E. Rhinitis vasomotor; Oxymetazoline semprot
hidung → diagnosis eksklusi
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Perempuan, 24 tahun
• Hidung tersumbat sejak 3 bulan
• Memakai obat semprot hidung sejak awal, dirasakan
kurang bekerja 1 bulan terakhir walaupun dengan
peningkatan dosis
• PF: rhinoskopi anterior: konka hiperemis, sekret
kental, dan kavum nasi menyempit

Maka, diagnosis dan tatalaksana yang tepat adalah

A. Rhinitis medikamentosa; Hentikan


pemakaian obat semprot hidung
KEYWORDS

• Laki-laki, 33 tahun
• Telinga terasa penuh dan berdenging sejak 1 hari
• Pekerjaan pemburu bulu babi
• Batuk (-), pilek (-)
• PF: meatus akustikus eksterna dbn, MT: intak, tampak
kemerahan dan retraksi

DIAGNOSIS >> BAROTRAUMA


JAWABAN

A. Analgetik dan
dekongestan
PENJELASAN
KEYWORDS

Barotrauma
• Definisi klinis: barotrauma telinga & sinus =
pressure-induced injury pada telinga dan sinus
akibat udara/gas terjebak pada rongga ketika
terjadi perubahan tekanan
• Sering terjadi pada penyelam & petugas aviasi
PENJELASAN
KEYWORDS

Barotrauma

• Klasifikasi
• Ear barotrauma
• Dikategorikan berdasarkan manifestasi pada telinga
tengah.
• Sistem klasifikasi Wallace-Teed → grade 0 - 5
• Sinus barotrauma
• Disebutu juga aerosinusitis, barosinusitis
• Sistem klasifikasi Weissmen → grade I – III
PENJELASAN
KEYWORDS

• Wallace Teed • Weissman Classification

• Grade 0: Gejala tanpa tanda • Grade I


otologi
– Sinus discomfort ringan,
• Grade 1: Kemerahan & retraksi transien
membran timpani (MT) • Grade II
– Nyeri berat kurang dari atau
• Grade 2: Grade 1 + perdarahan maksimal 24 jam
ringan di dalam MT – Radiografi: penebalan mukosa

• Grade 3: Grade 1 + perdarahan • Grade III


makro di dalam MT – Nyeri berat> 24 jam
– Radiografi: penebalan mukosa
• Grade 4: MT gelap + bulging berat/opasifikasi
– Dapat disertai
akibat darah di telinga tengah epistaksis/sinusitis menetap
• Grade 5: Perforasi MT, darah
keluar ke kanalis auditori
PENJELASAN
KEYWORDS

Barotrauma

• Manifetasi Klinis
• Anamnesis
• Riwayat gejala: otalgia, tinnitus, gangguan
pendengaran, nausea, nyeri kepala, nyeri
wajah/sinus, epistaksis, sudden onset vertigo;
terjadi saat atau setelah perubahan tekanan
udara (menyelam, perubahan ketinggian
pesawat, bomb blast, saat kereta kecepatan
tinggi memasuki terowongan, perubahan
ketinggian di gunung)
PENJELASAN
KEYWORDS

Barotrauma

• PF
• Kemerahan/kongesti di sekitar umbo atau
seluruh MT
• Retraksi MT
• Perdarahan di belakang MT
• Perforasi MT
• Darah di kanalis auditoris
PENJELASAN
KEYWORDS

Barotrauma

• Pencitraan
• Gold standard: CT scan untuk menilai sinus
barotrauma
• Axial & coronal view
• Evaluasi penebalan mukosa, hematoma dan
luasnya, serta kelainan anatomi yang menjadi
predisposisi
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Mengurangi inflamasi & kongesti untuk


mengurangi gejala → analgesik & kongestan
• Profilaksis: kortikosteroid intranasal & dekongestan
(topikal seperti fenilefrin nasal spray, oxymetazoline
nasal spray; atau oral seperti pseudoefedrin)

• Tindakan bedah untuk memperbaiki aliran


udara dan kompartemen yang mengalami
obstruksi
• Functional endoscopic sinus surgery
• Miringotomi
PENJELASAN
KEYWORDS

Kriteria Rujuk Barotrauma

• Ruptur MT yang tidak menyembuh dalam 10 –


14 hari

• Kecurigaan ruptur tingkap oval/bundar (gejala


gangguan keseimbangan atau pendegnaran
yang tidak resolusi dalam 72 jam)

• Cairan pada telinga tengah yang memerlukan


miringotomi
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Analgetik dan antibiotik → tidak ada infeksi


C. Miringotomi → bukan tatalaksana awal
D. Kortikosteroid → tidak perlu
E. FESS → bukan tatalaksana awal
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 33 tahun
• Telinga terasa penuh dan berdenging sejak 1 hari
• Pekerjaan pemburu bulu babi
• Batuk (-), pilek (-)
• PF: meatus akustikus eksterna dbn, MT: intak, tampak
kemerahan dan retraksi

DIAGNOSIS >> BAROTRAUMA

Maka tatalaksana awal yang tepat adalah


A. Analgetik dan
dekongestan
KEYWORDS

• Laki-laki, 72 tahun
• Pendengaran semakin menurun
• Pemeriksaan audiometri:

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

B. Tuli sensorineural
PENJELASAN
KEYWORDS

Derajat Ketulian

• 0 – 25 dB : normal
• > 25 – 40 dB : tuli ringan
• > 40 – 55 dB : tuli sedang
• > 55 – 70 dB : tuli sedang berat
• > 70 – 90 dB : tuli berat
• > 90 dB : tuli sangat berat

Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed,
PENJELASAN
KEYWORDS

Pemeriksaan Audiometri

• Memeriksa batas ambang suara terlemah yang


masih bisa didengar pada frekuensi tertentu (250-
8000 Hz)
• Air conduction (konduksi udara/AC) → lewat
earphones, loudspeakers, dll
• Bone conduction (konduksi tulang/BC) → lewat
vibrator di dahi atau mastoid
• Air-bone gap adalah adanya jarak antara
konduksi tulang dengan konduksi udara, artinya
konduksi tulang lebih baik daripada konduksi
udara → terdapat tuli konduktif
PENJELASAN
KEYWORDS

Pemeriksaan Audiometri Normal


PENJELASAN
KEYWORDS

Pemeriksaan Audiometri Gangguan


Konduksi

BC normal,
terdapat air-bone
gap 10 dB atau
lebih
PENJELASAN
KEYWORDS

Pemeriksaan Audiometri Gangguan


Sensorineural

Konduksi udara
dan tulang
sama: gap
kurang dari 10
dB
PENJELASAN
KEYWORDS

Pemeriksaan Audiometri Gangguan


Campuran

Terdapat air-bone
gap tetapi BC
tidak normal
PENJELASAN
KEYWORDS

Pemeriksaan Audiometri NIHL

Terdapat
notch pada
frekuensi
tinggi
PENJELASAN
KEYWORDS

Pemeriksaan Audiometri
Presbiaskusis

Penurunan tajam
pendengaran setelah
2000Hz
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Rinne -/-, Weber tidak ada lateralisasi,


Schwabach memendek → tidak tepat
C. Konduksi tulang normal, konduksi udara
menurun dengan air-bone gap 30dB → tuli
konduksi
D. Terdapat takik pada frekeuensi 4000 Hz →
NIHL
E. Konduksi tulang dan udara di bawah 80dB
tanpa air-bone gap → SNHL
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 72 tahun
• Pendengaran semakin menurun
• Pemeriksaan audiometri:

Maka, diagnosis yang tepat berdasarkan gambaran


pemeriksaan di atas adalah

B. Tuli sensorineural
KEYWORDS

• Anak, 3 tahun
• Tampak kesulitan bernapas tiba-tiba
• Batuk terus menerus, memegangi leher
• Riwayat bermain kelereng
• PF: N 116x/menit, RR 30x/menit, stridor (+),
wheezing (-)

DIAGNOSIS >> BENDA ASING JALAN NAPAS


JAWABAN

C. Laring; manuver
heimlich
PENJELASAN

Benda Asing (BA)


• Dapat menyumbat/obstruksi di
sepanjang jalan napas → menimbulkan
gejala yang berbeda-beda
– Hidung : hidung tersumbat, rinore unilateral
dengan sekret kehijauan, kental, berbau
busuk. Dapat menyebabkan demam
– Orofaring-hipofaring : odinofagia. Bila
tersangkut di sinus piriformis → Jackson’s
sign
PENJELASAN

Benda Asing
– Laring : sesak, rasa tercekik, batuk, stridor
→ obstruksi total selama 3 menit dapat
menimbulkan kematian
– Trakea : batuk, audible slap, palpatory thud,
wheezing
– Bronkus : cenderung masuk
ke bronkus kanan karena
struktur anatomisnya.
Didapatkan batuk, wheezing,
dan suara napas menurun
PENJELASAN

The Choking Child Algorithm


PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN
TATALAKSANA

• BA hidung → ekstraksi dengan


pengait/hook
• BA laring → manuver heimlich,
ekstraksi cunam dengan laringoskop
• BA trakea →ekstraksi cunam dengan
bronkoskopi, bila gagal lakukan
trakeostomi
• BA bronkus → ekstraksi cunam dengan
bronkoskopi, bila gagal lakukan
torakotomi atau servikotomi.
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Faring; ekstraki dengan pengait


B. Laring; ekstraksi dengan pengait
D. Trakea; ekstraksi cunam dengan bronkoskopi
E. Bronkus; Ekstraksi cunam dengan
bronkoskopi

Jawaban lain tidak tepat


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 3 tahun
• Tampak kesulitan bernapas tiba-tiba
• Batuk terus menerus, memegangi leher
• Riwayat bermain kelereng
• PF: N 116x/menit, RR 30x/menit, stridor (+), wheezing (-)

DIAGNOSIS >> BENDA ASING JALAN NAPAS

Maka, lokasi dan tatalaksana yang tepat adalah

C. Laring; manuver
heimlich
KEYWORDS

• Bayi, 1 bulan
• Terus menengok ke kiri sejak lahir
• Riwayat lahir per vaginam, sungsang,
dilahirkan di Puskesmas

DIAGNOSIS >> TORTIKOLIS

JAWABAN
D. Terjadi fibrosis otot
sternocleidomastoideus akibat
trauma persalinan
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN

Tortikolis Kongenital
PENJELASAN
TATALAKSANA

• Non Surgical → program latihan dan fisioterapi


untuk stretching M. Sternocleidomastoid.
1. Gerakan leher bayi ke dua sisi secara
bergantian hingga dagu menyentuh puncak
bahu.
2. Lalu secara perlahan juga gerakan leher
hingga telinga menyentuh pundak. Lakukan
beberapa kali dalam sehari.

• Surgical → bila tidak ada perbaikan kondisi


dengan upaya non-surgical, dilakukan prosedur
operasi untuk memanjangkan otot
sternocleidomastoid.
https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/congenital-muscular-torticollis-twisted-neck
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Tatalaksana awal dengan operasi untuk


memanjangkan otot sternocleidomastoideus
B. Disebabkan atrofi otot
sternocleidomastoideus
D. Terjadi fibrosis otot sternocleidomastoideus
akibat trauma persalinan
E. Merupakan kondisi yang diturunkan

Jawaban lain tidak tepat


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Bayi, 1 bulan
• Terus menengok ke kiri sejak lahir
• Riwayat lahir per vaginam, sungsang, dilahirkan di
Puskesmas

DIAGNOSIS >> TORTIKOLIS

Maka, pernyataan yang sesuai adalah


D. Terjadi fibrosis otot
sternocleidomastoideus akibat
trauma persalinan
KEYWORDS

• Dokter Puskesmas mendapat rujukan pasien anemia


berat
• Pasien direncanakan untuk dirujuk ke rumah sakit
untuk transfusi
• Dokter menanyakan kepercayaan pasien/keluarga
terkait transfusi darah dan dokter

PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA??

JAWABAN

B. Holistik
PENJELASAN

Nilai Kedokteran Keluarga


• Holistik → tidak hanya fisik,
melainkan biopsikologis dan sosial
• Komprehensif → meliputi promotif,
preventif, kuratif, rehabilitative
• Kontinyu → berkesinambungan. Follow
up, kontrol
• Koordinatif → kerja sama antar
profesional
• Kolaboratif → kerja sama dengan pasien
dan keluarga pasien
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. 150/475
B. 350/475
C. 150/475
D. 250/900.000

Jawaban lain tidak tepat


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Dokter Puskesmas mendapat rujukan pasien anemia
berat
• Pasien direncanakan untuk dirujuk ke rumah sakit
untuk transfusi
• Dokter menanyakan kepercayaan pasien/keluarga
terkait transfusi darah dan dokter

Maka, prinsip kedokteran keluarga yang diterapkan


adalah

B. Holistik
KEYWORDS

• Evaluasi cakupan partisipan masyarakat:


• Total balita datang: 80 anak
• Balita memiliki KMS 40 anak
• Balita ditimbang 35 anak
• Balita berat badannya naik: 15 anak

TINGKAT EFEKTIVITAS KEGIATAN??


JAWABAN

A. (15/80)x100%
PENJELASAN
KEYWORDS

PELAPORAN SKDN dalam KARTU


MENUJU SEHAT (KMS)

• KMS : suatu pencatatan lengkap tentang


kesehatan seorang anak. KMS harus dibawa ibu
setiap kali menimbang anaknya atau memeriksa
kesehatan anak dengan demikian pada tingkat
keluarga KMS merupakan laporan lengkap bagi
anak yang bersangkutan
PENJELASAN
KEYWORDS

PELAPORAN SKDN dalam KARTU


MENUJU SEHAT (KMS)

• S adalah jumlah balita yang ada di wilayah posyandu


• K adalah jumlah balita yang terdaftar dan memiliki
KMS
• D adalah jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini
• N adalah jumlah balita yang naik berat badannya
• Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat
cakupan kegiatan penimbangan, kesinambungan
kegiatan penimbangan posyandu, tingkat partisipasi
masyarakat dalam kegiatan, kecenderungan status
gizi, efektivitas kegiatan
PENJELASAN
KEYWORDS

OUTPUT
• Tingkat partisipasi masyarakat
• RUMUS D/S x 100 %
• Tingkat cakupan program
• RUMUS K/S x 100 %
• Tingkat cakupan kelangsungan penimbangan
• RUMUS D/K x 100 %
• Tingkat cakupan hasil penimbangan
• RUMUS N/D x 100 %
• Tingkat efektivitas kegiatan
• RUMUS N/S x 100 %
PENJELASAN
KEYWORDS

ANALISIS SOAL
• S : 80
• K : 40
• D : 35
• N : 15
• Tingkat KELANGSUNGAN PROGRAM:
• RUMUS N/S x 100 %
• 15/80 x 100%
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. (35/80)x100%
C. (15/35)x100%
D. (40/80)x100%
E. (15/35)x100%

Jawaban lain tidak tepat


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Evaluasi cakupan partisipan masyarakat:
• Total balita datang: 80 anak
• Balita memiliki KMS 40 anak
• Balita ditimbang 35 anak
• Balita berat badannya naik: 15 anak

Maka, tingkat efektivitas kegiatan adalah

A. (15/80)x100%
KEYWORDS

• Peningkatan kasus demam tifoid


• Petugas melakukan deteksi dan monitoring
• Dilakukan pengambilan sampel dari makanan dan
dilakukan deteksi strain bakteri pada laboratorium

JENIS SURVEILANS??

JAWABAN

D. Surveilans Berbasis
Lab
PENJELASAN
KEYWORDS

SURVEILANS KESEHATAN
MASYARAKAT

• Pengumpulan dan analisis data secara terus –


menerus dan sistematis yang kemudian
disebarluaskan kepada pihak – pihak yang
bertanggungjawab dalam pencegahan penyakit dan
masalah kesehatan lainnya.

• Tujuannya : (1) memonitor kecenderungan penyakit,


(2) mendeteksi perubahan mendadak insidensi
penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak, (3)
memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya
beban penyakit, (4) menentukan kebutuhan kesehatan
prioritas, (5) mengevaluasi cakupan dan efektivitas
program kesehatan, (6) mengidentifikasi kebutuhan
riset
PENJELASAN
KEYWORDS

JENIS SURVEILANS

• Surveilans Individu: mendeteksi dan memonitor


individu yang mengalami kontak dengan penyakit
serius (pes, cacar, TB, tifus, dll)

• Surveilans Penyakit: melakukan pengawasan


terus-menerus terhadap distribusi dan
kecenderungan insidensi penyakit, melalui
pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi
terhadap laporan-laporan penyakit dan
kematian. Fokus terhadap penyakit bukan
individu
PENJELASAN
KEYWORDS

JENIS SURVEILANS

• Surveilans Sindromik: melakukan pengawasan


terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan
gejala) penyakit, bukan masing-masing penyakit

• Surveilans Berbasis Lab: mendeteksi dan


memonitor penyakit infeksi. Contoh kasus infeksi
salmonella (penularan melalui makanan) deteksi
strain bakteri pada laboratorium
PENJELASAN
KEYWORDS

JENIS SURVEILANS

• Surveilans Terpadu: menata dan memadukan


semua kegiatan surveilans di suatu wilayah
yurisdiksi sebagai sebuah pelayanan publik
bersama.
• Menggunakan struktur, proses, dan personalia yang
sama, melakukan fungsi mengumpulkan informasi yang
diperlukan untuk tujuan pengendalian penyakit

• Surveilans Kesehatan Masyarakat Global:


Surveilans terhadap masalah internasional seperti
transmisi penyakit infeksi lintas negara (SARS)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Surveilans Individu
B. Surveilans Penyakit
C. Surveilans Sindromik
E. Surveilans Terpadu

Jawaban lain tidak tepat


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Peningkatan kasus demam tifoid
• Petugas melakukan deteksi dan monitoring
• Dilakukan pengambilan sampel dari makanan
dan dilakukan deteksi strain bakteri pada
laboratorium

Maka, jenis surveilans yang terjadi adalah

D. Surveilans Berbasis
Lab
KEYWORDS

• Bungkus rokok mencantumkan bahaya akibat


merokok dan asap yang dihirup
• Pemerintah membuat gambar bahaya akibat
merokok atau menghirup asap rokok di
bungkus

YANG INGIN DITANAMKAN?? (HEALTH


BELIEF MODEL)
JAWABAN

B. Perceived Severity
PENJELASAN
KEYWORDS

HEALTH BELIEF MODEL

1. Perceived susceptibility
a. Definisi : Pandangan seseorang tentang
kemungkinan mendapatkan suatu kondisi
b. Aplikasi : menentukan populasi berisiko, tingkat
risiko
2. Perceived severity
a. Definisi : Pandangan seseorang tentang
keparahan suatu kondisi dan
konsekuensi/akibat yang ditimbulkan
b. Aplikasi : menentukan akibat atau konsekuensi
risiko dan kondisi
PENJELASAN
KEYWORDS

HEALTH BELIEF MODEL

3. Perceived benefits
a. Definisi : Pandangan seseorang tentang manfaat
dari tindakan yang bertujuan mengurangi risiko
keparahan
b. Aplikasi : menentukan tindakan yang harus
dilakukan: bagaimana, di mana, kapan, dan
menjelaskan efek positif yang mungkin
didapatkan
4. Perceived barriers
a. Definisi : Pandangan seseorang tentang biaya
dan dampak psikologis dari tindakan yang
disarankan
c. Aplikasi : identifikasi dan mengurangi hambatan
melalui jaminan, insentif, bantuan
PENJELASAN
KEYWORDS

HEALTH BELIEF MODEL

5. Cues to Action
a. Definisi : strategi untuk mengaktifkan “kesiapan”
c. Aplikasi : menyediakan informasi, kewaspadaan

6. Self-efficacy
a. Definisi : keyakinan seseorang untuk melakukan
tindakan
c. Aplikasi : menyediakan pelatihan, bimbingan

Sumber : https://www.utwente.nl/en/bms/communication-theories/sorted-by-cluster/Health-
Communication/Health-Belief-Model/
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Perceived Susceptibility
C. Perceived Benefits
D. Perceived Barriers
E. Cues to Action

Jawaban lain tidak tepat


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Bungkus rokok mencantumkan bahaya akibat
merokok dan asap yang dihirup
• Pemerintah membuat gambar bahaya akibat
merokok atau menghirup asap rokok di
bungkus

Maka, yang ingin ditanamkan pada


masyarakat adalah

B. Perceived Severity
KEYWORDS

• Laki-laki, 44 tahun
• Melakukan medical check-up untuk mendaftarkan diri
ke asuransi swasta
• Didapatkan menderita HT stage II
• Meminta dokter mengganti hasil MCU dan
menyatakan pasien dalam kondisi sehat

HUKUMAN PENJARA??
JAWABAN

A. 4 tahun
PENJELASAN
KEYWORDS

PEMALSUAN SURAT

• Pemalsuan surat diatur dalam Pasal 263


KUHP sebagai berikut:
1. Barang siapa membuat surat palsu atau
memalsukan surat, yang dapat menerbitkan sesuatu
hak, sesuatu perjanjian (kewajiban) atau sesuatu
pembebasan utang, atau yang boleh dipergunakan
sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan, dengan
maksud akan menggunakan atau menyuruh orang
lain menggunakan surat-surat itu seolah-olah surat
itu asli dan tidak dipalsukan, maka kalau
mempergunakannya dapat mendatangkan sesuatu
kerugian dihukum karena pemalsuan surat, dengan
hukuman penjara selama-lamanya enam tahun.
PENJELASAN
KEYWORDS

PEMALSUAN SURAT

2. Dengan hukuman serupa itu juga dihukum,


barang siapa dengan sengaja menggunakan surat
palsu atau yang dipalsukan itu seolah-olah surat
itu asli dan tidak dipalsukan, kalau hal
mempergunakan dapat mendatangkan sesuatu
kerugian.
PENJELASAN
KEYWORDS

PEMALSUAN SURAT OLEH DOKTER

• Mengenai dokter yang memalsukan surat


keterangan sakit, bisa dikenakan dengan Pasal
267 KUHP :

1. Tabib yang dengan sengaja memberikan surat


keterangan palsu tentang adanya atau tidak
adanya sesuatu penyakit, kelemahan atau cacat,
dihukum penjara selama-lamanya empat tahun.
PENJELASAN
KEYWORDS

PEMALSUAN SURAT OLEH DOKTER

2. Kalau keterangan itu diberikan dengan maksud


supaya memasukkan seseorang ke dalam rumah
sakit ingatan atau supaya ditahan di sana, maka
dijatuhkan hukuman penjara selama-lamanya
delapan tahun enam bulan.
3. Dengan hukuman serupa itu juga
dihukum barang siapa dengan sengaja
menggunakan surat keterangan palsu itu
seolah-olah isinya cocok dengan hal yang lain
sebenarnya.
PENJELASAN
KEYWORDS

PEMALSUAN SURAT OLEH DOKTER

Jadi apabila memenuhi unsur-unsur yang diatur


dalam pasal di atas maka dapat diancam dengan
hukuman selama 4 (empat) tahun, dan jika surat
keterangan tersebut digunakan untuk
memasukkan seseorang ke dalam rumah sakit
maka diperberat menjadi 8 (delapan) tahun 6
(enam) bulan
PENJELASAN
KEYWORDS

PEMALSUAN SURAT OLEH DOKTER

Seorang dokter yang memberikan keterangan


palsu tidak hanya melanggar ketentuan KUHP tapi
juga telah melanggar KODEKI

• Pasal 7 Kode Etik Kedokteran: “Seorang dokter


wajib hanya memberikan surat keterangan dan
pendapat yang telah diperiksa sendiri
kebenarannya.”
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. 4 tahun 6 bulan
C. 6 tahun
D. 6 tahun 6 bulan
E. 8 tahun 6 bulan

Jawaban lain tidak tepat


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 44 tahun
• Melakukan medical check-up untuk
mendaftarkan diri ke asuransi swasta
• Didapatkan menderita HT stage II
• Meminta dokter mengganti hasil MCU dan
menyatakan pasien dalam kondisi sehat

Maka, hukuman penjara paling lama adalah

A. 4 tahun
KEYWORDS

• Laki-laki, 28 tahun
• Ditusuk pisau dapur di dada kanan
• PF: Luka terbuka dengan tepi rata, tidak ada jembatan jaringan,
berukuran 3x 1 cm. Tepi luka tidak dapat disatukan, dan
menembus jaringan paru sehingga menyebabkan penekanan.
• Dokter mendiagnosis pasien dengan tension pneumothorax

DERAJAT LUKA DAN PASAL YANG SESUAI??

JAWABAN

D. Luka Berat, KUHP


pasal 90
PENJELASAN

Hukum Pidana Indonesia


terkait Penganiayaan:

Penganiayaan yang
Penganiayaan ringan
Penganiayaan sedang menimbulkan luka berat
(Pasal 352 (1) KUHP) →
(Pasal 351 (1) KUHP) → (Pasal 351 (2) KUHP) →
Penganiayaan yang
penganiayaan yang penganiayaan yang
tidak menimbulkan
menyebabkan ‘penyakit’ menimbulkan luka berat.
penyakit atau halangan
akibat kekerasan Batasan “luka berat”
untuk menjalankan
tersebut pada penderita dideskripsikan dalam
jabatan atau pekerjaan.
Pasal 90 KUHP

Sumber: Visum et Repertum Perlukaan: Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat Luka (Maj Kedokt Indon, Vol 60, 2010)
Luka Berat Menurut
Pasal 90 KUHP
Luka berat adalah luka yang memenuhi satu atau lebih
kriteria berikut:
• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali, atau yang
menimbulkan bahaya maut;
• Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas
jabatan atau pekerjaan pencariaan;
• Kehilangan salah satu panca indera;
• Mendapat cacat berat;
• Menderita sakit lumpuh;
• Terganggunya daya pikir selamat empat minggu lebih; atau
• Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Luka Ringan, KUHP pasal 352


B. Luka Sedang, KUHP pasal 351
C. Luka Berat, KUHP pasal 353
E. Luka Sedang, KUHP pasal 352

Jawaban lain tidak tepat karena luka menembus


paru sehingga dapat mengancam nyawa
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 28 tahun
• Ditusuk pisau dapur di dada kanan
• PF: Luka terbuka dengan tepi rata, tidak ada jembatan jaringan,
berukuran 3x 1 cm. Tepi luka tidak dapat disatukan, dan
menembus jaringan paru sehingga menyebabkan penekanan.
• Dokter mendiagnosis pasien dengan tension pneumothorax

Maka, derajat luka dan pasal yang sesuai adalah

D. Luka Berat, KUHP


pasal 90
KEYWORDS

• Perempuan, 28 tahun
• Perubahan pola makan sejak 6 bulan
• Sering tidak mau makan dalam 1 hari, makan
hanya 2-3 sendok
• Takut gemuk, ingin tubuh ideal
• TB 156 cm, BB 32 kg

DIAGNOSIS??
JAWABAN

A. Anoreksia nervosa
PENJELASAN

Anoreksia Nervosa
• Diet ketat yang mengakibatkan berat badan di bawah
batas normal
• Takut berat badan naik, meskipun badan sudah kurus
• Self-image buruk (menganggap diri gendut, meskipun
kurus)
• Pada wanita bisa menyebabkan amenorea → dahulu
termasuk kriteria DSM-IV
• Terdapat dua tipe:
– Restriksi, yaitu mengurangi konsumsi makanan secara
ekstrem
– Purging, yaitu meningkatkan pengeluaran makanan dari
tubuh (muntah paksa, konsumsi laksatif)
Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM
PENJELASAN

Bulimia Nervosa
– Perilaku membuang kalori (compensatory) setelah
episode makan yang berlebihan (binge eating /
compulsive eating) dengan cara:
– Purging (muntah paksa, laksatif, diuretik), atau
– Non-purging (olahraga berlebihan, puasa).
– Kondisi ini paling tidak selama 1 minggu setiap 3 bulan
– Berat badan pasien biasanya normal atau overweight.

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


PENJELASAN

Binge Eating Disorder


– Terjadi episode binge-eating berulang
– Setiap episode binge-eating disertai 3 atau lebih kondisi
berikut :
– Makan lebih cepat dari biasanya
– Makan sampai kenyang berlebihan
– Makan makanan dalam porsi besar dalam kondisi tidak lapar
– Makan sendirian karena merasa malu
– Merasa jijik, depresi, dan bersalah setelahnya
– Episode binge-eating terjadi rata-rata 1 minggu dalam 3
bulan

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


PENJELASAN
TATALAKSANA

• Psikoterapi
– Terapi perilaku dan kognitif (CBT)
– Specialist supportive clinical management
(SSCM) → bertujuan menjelaskan penyebab
dan bahaya dari kondisi pasien, supaya pasien
dapat melawan kondisinya
– Terapi keluarga → mempersiapkan keluarga
untuk membantu pasien
• Koreksi abnormalitas metabolik
• Re-feeding perlahan-lahan (untuk mencegah
re-feeding syndrome) → pada anoreksia
TATALAKSANA

American Psychiatric Association. Practice Guideline for the Treatment of Patients with Eating Disorders
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Body dysmorphic disorder → preokupasi


adanya defek/ketidaksempurnaan pada 1 atau
lebih anggota/bagian tubuh, padahal sebetulnya
(menurut orang lain) tidak tampak
C. Gangguan cemas menyeluruh → durasi > 6
bulan, kecemasan akan hal-hal yang belum
tentu terjadi, biasanya terkait masa depan
D. Bulimia nervosa
E. Binge-eating disorder

Pilihan lain lihat di slide penjelasan ☺


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Perempuan, 28 tahun
• Perubahan pola makan sejak 6 bulan
• Sering tidak mau makan dalam 1 hari, makan
hanya 2-3 sendok
• Takut gemuk, ingin tubuh ideal
• TB 156 cm, BB 32 kg

Maka, diagnosis yang tepat adalah

A. Anoreksia nervosa
KEYWORDS

• Laki-laki, 27 tahun
• Sulit ditanyakan
• Menurut istrinya → saat ditanyakan, pasien
bercerita panjang lebar, selama 10 menit,
tanpa menjawab pertanyaan yang diberikan
dokter

PSIKOPATOLOGI??
JAWABAN

B. Tangensial
PENJELASAN

Arus Pikir vs Isi Pikir


Gangguan arus pikir Gangguan isi pikir
• Ketidak mampuan • Gangguan pada buah
mengorganisasikan piker/keyakinan
proses pikir membentuk seseorang, bukan cara
suatu ide bertujuan penyampaiannya.
• Contoh: neologisme,
flight of ideas, asosiasi • Contoh: waham, obsesi,
longgar, inkoheren, word fobia, preokupasi
salad, tangensial,
sirkumstansial, logorrhea,
blocking, clang
association, perseverasi
PENJELASAN

Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Neologisme → membentuk kata-kata/ungkapan baru
yang tidak dipahami oleh umum
• Ex: diskon tulang → pendek, impoten inteligensi →
bodoh, juragan lemak → gemuk
– Flight of ideas → perubahan yang mendadak lagi
cepat dalam pembicaran, sehingga suatu ide/topik
yang belum selesai diceritakan sudah disusul oleh
ide/topik yang lain.
• Ex: waktu anak saya lahir dulu, suami saya baru
menang lotere, untung saja pas itu saya sudah masak
makan malam, jadinya kan hujan tidak jadi turun
PENJELASAN

Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Asosiasi longgar → mengatakan hal-hal yang tidak
ada hubungannya sama sekali satu sama lain, masih
dapat membuat kalimat yang baik
• Ex: saya mau tidur, semua orang bisa lapar, kamu akan lelah
– Inkoheren → berbicara/komunikasi tidak nyambung
(terkadang kalimat yang dibuat sudah tidak sesuai
kaidah bahasa)
• Ex: Saya minta dijanji, tidur, lahir, dengan pakaian lengkap
untuk anak saya satu atau lebih menurut pengadilan tinggi
dengan suami jodohnya yang menyinggung segala
percobaan
PENJELASAN

Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Word salad → berbicara kacau, kata demi kata sudah
tidak ada kaitan (tidak dapat membuat kalimat yang
sesuai kaidah bahasa)
• Ex: meja botol api ikan jambu danau jika awan
– Logorrhea → banyak bicara, kata-kata dikeluarkan
bertubi-tubi tanpa kontrol, dapat koheren ataupun
inkoheren
• Ex: Dok, saya lapar loh, rasanya pengen makan indomi. Eh
iya dok semalam nonton ga Chelsea menang 2-1, hebat ya
dok. Duh dok saya kangen sama teman-teman saya,
rasanya mau kumpul bareng. Saya baru inget, kucing teman
saya kemarin mati kelindas, kasihan banget teman saya itu.
PENJELASAN

Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Tangensial → gangguan pola pikir yang berputar-
putar, namun tidak ada ujung dan kaitannya
• Ex: ketika ditanya: “apa yang membawa anda kesini?”
Pasien menjawab: “Saya mempunyai perasaan ini. Saya
mempunyai perasaan ini setiap saat. Semua mengatakan itu
disekeliling saya. Dapatkan anda membayangkan
bagaimana jika hal itu menyebar? Ini adalah pekerjaan
pertama saya. Kemudian dengan tetangga saya. Sekarang
tampak dimana-mana”
PENJELASAN

Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Sirkumstansial → gangguan pola pikir yang berputar-
putar, namun masih mengenai 1 ide pokok tertentu
• Ex: ketika ditanya: “apa yang membawa anda kemari?”
Pasien menjawab: “Biarkan saya menjelaskan. Saya
ingat ketika berusia 8 tahun saya mempunyai noda
kotor di celana. Saya tidak mungkin membersihkannya
dengan baik. Saya selalu merasa bahwa saya
mengontaminasi diri sendiri. Saya mengotori baju saya.
Kotoran di baju mengotori saya. Ketika saya melihat ke
belakang saya ingin melihat saya bersih atau saya
sudah mengotori kursi. Saya rasa bahwa saya harus
selalu melihat ke belakang setiap saat. Hal itu yang
membuat saya ke sini.”
PENJELASAN

Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Blocking → jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau
berhenti ditengah sebuah kalimat
• Ex: Saya punya ide bersama sepupu saya untuk melakukan
tindakan yang …. (terhenti)
– Clang association → berbicara dalam kata-kata atau
kalimat dengan ritme yang sama (seperti sebuah
pantun)
• Ex: Pergi ke bandung, pulang-pulang dia mengandung, si ibu
jadi bingung, takut kalau gede jadi anak badung
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 27 tahun
• Sulit ditanyakan
• Menurut istrinya → saat ditanyakan, pasien
bercerita panjang lebar, selama 10 menit,
tanpa menjawab pertanyaan yang diberikan
dokter

Maka, psikopatologi yang tepat adalah

B. Tangensial
KEYWORDS

• Laki-laki, 39 tahun
• Lesu, tidak bertenaga, tidak mau bekerja, mengurung
diri di kamar sejak 1 bulan → DEPRESI
• 4 bulan lalu → sangat bersemangat, belanjar sportcar
hingga tabungan habis → MANIK (gangguan fungsi
sehari-hari (+))
• Status mental → tidak ada kelainan

DIAGNOSIS >> GANGGUAN BIPOLAR EPISODE KINI


DEPRESI
JAWABAN

B. Fluoksetin 1 x 20 mg PO dan
Litium karbonat 2 x 600 mg PO
PENJELASAN

Gangguan Bipolar
Gangguan Bipolar I
Terdapat satu atau lebih episode manik. Episode
depresi dan hipomanik tidak diperlukan untuk
diagnosis tetapi episode tersebut sering terjadi.

Gangguan Bipolar II
Terdapat satu atau lebih episode hipomanik dan
episode depresif mayor tanpa episode manik.

Sumber: DSM-5
PENJELASAN

Episode Gangguan Bipolar


• Episode Manik → minimal 7 hari ATAU mengganggu
fungsi sehari-hari
– Euforia, tidak perlu tidur, peningkatan libido,
halusinasi/waham, energi berlebih
• Episode Hipomanik → tidak mengganggu fungsi sehari-
hari
– Energi berlebih, tidak perlu tidur

Sumber: DSM-5
PENJELASAN

Episode Gangguan Bipolar


• Episode Depresi Mayor (Major Depressive Disorder)
– Salah satu dari:
• Mood depresif sepanjang hari dan hampir setiap hari selama
minimal 2 minggu. Terdapat perasaan sedih, hampa, dan
menangis tanpa sebab
• Hilang minat pada aktivitas sehari-hari, termasuk hobi
– Ditambah 3-4 dari:
• Penurunan/peningkatan nafsu makan
• Insomnia/hypersomnia
• Agitasi berlebih/lesu dan tidak bersemangat
• Fatigue (kehilangan energi sepanjang hari)
• Perasaan tidak berguna/bersalah
• Sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan
• Pikiran untuk bunuh diri (mengakhiri hidup/lebih baik mati)
Sumber: DSM-5
PENJELASAN

Episode Gangguan Bipolar


• Gejala psikotik pada depresi berat ditunjukkan
dengan adanya waham dan/atau halusinasi

• Keputusan pasien depresi berat untuk bunuh diri


seringkali diakibatkan oleh halusinasi dan/atau
waham yang tak terkendali, atau karena
kecemasan yang berlebih

Sumber: Fredriksen KJ, e. (2018). Psychotic Depression and Suicidal Behavior. - PubMed - NCBI. [online]
Ncbi.nlm.nih.gov. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28409714 [Accessed 13 Sep. 2018].
PENJELASAN

Episode Gangguan Bipolar


• Episode Campuran (1)
– Sudah tidak digunakan dalam DSM-5
– Dahulu didefinisikan sebagai:
• Pasien yang sudah memenuhi kriteria sebagai episode
manik/hipomanik, tetapi di saat yang bersamaan
muncul 3 gejala depresi:
– Perasaan sedih dan hampa
– Hilang minat pada hobi
– Berbicara/merespon lebih lambat
– Fatigue/lelah yang menetap
– Perasaan tidak berguna/bersalah
– Pikiran untuk bunuh diri/mengakhiri hidup
Sumber: DSM-5
PENJELASAN

Episode Gangguan Bipolar


• Episode Campuran (2)
– Sudah tidak digunakan dalam DSM-5
– Dahulu didefinisikan sebagai:
• Pasien yang sudah memenuhi kriteria sebagai episode
depresi mayor, tetapi di saat yang bersamaan muncul
3 gejala manik/hipomanik:
– Mood yang meningkat
– Percaya diri berlebih
– Banyak bicara
– Flight of idea
– Energi yang meningkat
– Lebih berani mengambil risiko
– Tidak butuh tidur Sumber: DSM-5
PENJELASAN
PENJELASAN

• SIKLOTIMIA
Bentuk ringan dari gangguan bipolar. Terdapat episode
euforia dan depresi yang ringan yang tidak memenuhi
kriteria hipomania maupun episode depresi mayor.

• GANGGUAN BIPOLAR YTT


Gejala-gejala yang dialami penderita tidak memenuhi
kriteria gangguan bipolar I dan II. Gejala-gejala tersebut
berlangsung tidak lama atau gejala terlalu sedikit
sehingga tidak dapat didiagnosis gangguan bipolar I dan
II
TATALAKSANA

• Prinsip tatalaksana gangguan afektif bipolar adalah


tatalaksana medikamentosa yang digabung dengan
tatalaksana non-medikamentosa.

• Tatalaksana non-medikamentosa:
– CBT → Terapi keluarga atau terapi kelompok
– Electro convulsive therapy (ECT) → digunakan
terutama pada pasien yang memiliki ide bunuh diri.

• Tatalaksana medikamentosa akan dijelaskan


berdasarkan episode
TATALAKSANA

• Tatalaksana medikamentosa
– Episode manik/hipomanik
• Mood stabilizer (litium karbonat, 2-3x 300-600 mg po)
– Episode depresi
• Antidepresan (SSRI: fluoksetin, sertralin) + mood
stabilizer (litium karbonat)
– Episode campuran
• First line → antikonvulsan (asam valproat, 20 mg/kg/hari atau
500-750 mg/hari, dosis ditingkatkan 30-50% setiap 2-3 hari
sesuai toleransi pasien)
• Mood stabilizer (litium karbonat, lamotrigin, karbamazepin) +
antipsikotik atipikal
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Haloperidol 2 x 5 mg PO dan Fluoksetin 1 x


40 mg PO → salah karena tidak perlu diberikan
antipsikotik
C. Sertralin 1 x 50 mg PO dan Litium karbonat 2
x 90 mg PO → dosis litium karbonat salah
D. Litium karbonat 3 x 600 mg PO →
seharusnya diberikan juga antidepresan
E. Haloperidol 2 x 5 mg PO dan Litium karbonat
2 x 500 mg PO → salah karena tidak perlu
diberikan antipsikotik
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 39 tahun
• Lesu, tidak bertenaga, tidak mau bekerja, mengurung diri di
kamar sejak 1 bulan → DEPRESI
• 4 bulan lalu → sangat bersemangat, belanjar sportcar hingga
tabungan habis → MANIK (gangguan fungsi sehari-hari (+))
• Status mental → tidak ada kelainan

DIAGNOSIS >> GANGGUAN BIPOLAR EPISODE KINI


DEPRESI
Maka, tatalaksana yang tepat adalah
B. Fluoksetin 1 x 20 mg PO dan
Litium karbonat 2 x 600 mg PO
KEYWORDS

• Perempuan, 17 tahun
• Marah-marah, berperilaku tidak wajar
• Merasa dirinya lebih hebat dibanding teman-
temannya
• Tidak terima kenyataan bahwa dirinya tidak
terpilih, marah-marah kepada semua orang yang
ada

DIAGNOSIS >> GANGGUAN KEPRIBADIAN


NARSISISTIK
JAWABAN

A. Penyakit ini berhubungan


dengan faktor genetik
PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster A (“Aneh”)
– Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka
berhubungan dengan orang lain
– Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga
terhadap orang lain
– Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku
yang aneh

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


12/10/2019
PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster B (“Berisik/Berlebihan”)
– Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan senang
melanggar peraturan
– Ambang/Borderline : impulsivitas serta hubungan
interpersonal dan mood yang intens tapi tidak stabil
– Histrionik : mencari perhatian, suka menggoda
– Narsisistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan
orang lain, mudah iri

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


12/10/2019
PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster C (“Cemas”)
– Cemas (menghindar/avoidant) : sangat pemalu,
merasa tidak layak
– Dependen : merasa tidak mampu bertanggung jawab
atas diri sendiri, sehingga terlalu bergantung pada
orang lain, apapun konsekuensinya
– Obsesif-kompulsif (anankastik): preokupasi dengan
keteraturan, perfeksionisme yang berlebihan, terlalu
kaku dalam memandang suatu hal

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


12/10/2019
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Penyakit ini termasuk dalam gangguan kepribadian


kelompok “C” → salah, seharusnya kelompok B
C. Penyakit ini memiliki nama lain sindrom Briquet →
gangguan somatisasi
D. Penyakit ini disebut sebagai gangguan kepribadian
histrionik → mencari perhatian, suka menggoda, pada
kasus ini pasien mudah iri, suka merendahkan orang lain
E. Penyakit ini disebabkan akibat kegagalan mekanisme
defensif → salah, penyakit ini disebabkan karena
mekanisme defensif yang berlebihan sehingga
mencetuskan gangguan kepribadian tersebut
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Perempuan, 17 tahun
• Marah-marah, berperilaku tidak wajar
• Merasa dirinya lebih hebat dibanding teman-
temannya
• Tidak terima kenyataan bahwa dirinya tidak terpilih,
marah-marah kepada semua orang yang ada

DIAGNOSIS >> GANGGUAN KEPRIBADIAN


NARSISISTIK
Maka, pernyataan yang tepat adalah

A. Penyakit ini berhubungan


dengan faktor genetik
KEYWORDS

• Laki-laki, 33 tahun
• Meminta istri mengenakan seragam
pramugrari setiap ingin berhubungan
karena merasa sangat terangsang dengan
cara tersebut

DIAGNOSIS??
JAWABAN

B. Fetishisme
PENJELASAN

F65.X
PENJELASAN

Gangguan Seksual (Parafilia)


• Frotteurisme : mendapatkan kepuasan seksual
dengan menggesekkan alat kelamin pada orang lain.

• Fetishisme: kepuasan seksual dengan mengandalkan


benda2 tertentu sebagai objek fantasi → partner
seksual yang memakainya.

• Transvestisme fetishistik : kepuasan seksual dengan


memakai pakaian lawan jenis untuk menghayatinya
(riasan lengkap, rambut palsu).

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


PENJELASAN

• Troilisme: preferensi seksual dengan lebih


dari satu pasangan di waktu yang sama.

• Pedofilia: preferensi seksual terhadap anak-


anak.

• Masokisme: preferensi seksual untuk menjadi


korban disiksa

• Sadisme: preferensi seksual untuk menjadi


pelaku yang menyiksa

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


PENJELASAN

• Nekrofilia: preferensi seksual pada mayat.

• Voyeurisme: mengintip orang saat telanjang


atau saat sedang melakukan hubungan
seksual.

• Ekshibisionisme: memamerkan bagian tubuh


(contoh: alat kelamin) di tempat publik.

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


TATALAKSANA

• Non farmakologis: CBT, group therapy


• Farmakologis:
– Antidepresan (SSRI)
• Sertralin 150-200 mg/hari
• Fluoksetin 20-80 mg/hari
• Fluvoksamin 200-300 mg/hari
• Citalopram 20-80 mg/hari
• Paroksetin 20-60 mg/hari
– Antiandrogen untuk menurunkan libido
– Mood stabilizer
Sumber : Medscape
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Transvestisme → keinginan memakai pakaian lawan


jenis, namun bukan untuk kepuasan seksual,
merupakan bagian dari penyakit gender dysphoria
C. Transvestisme fetishistik → kepuasan seksual
dengan memakai pakaian lawan jenis untuk
menghayatinya (BEDAKAN DENGAN FETIHISME!!)
D. Transgender → mengidentifikasi diri sebagai lawan
dari jenis kelamin yang diperoleh saat lahir
E. Transseksual → ingin/sudah menjalani transisi jenis
kelamin (laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 33 tahun
• Meminta istri mengenakan seragam
pramugrari setiap ingin berhubungan
karena merasa sangat terangsang dengan
cara tersebut

Maka, diagnosis yang tepat adalah

B. Fetishisme
KEYWORDS

• Perempuan, 45 tahun
• Dada berdebar sejak 8 bulan lalu, disertai
pusing, telapak tangan berkeringat, cemas,
dirasakan hampir setiap hari → ganggu
pekerjaan dan aktivitas
• Takut terkena musibah di masa depan

DIAGNOSIS??
JAWABAN

B. Generalized anxiety
disorder
PENJELASAN

Gangguan Cemas Menyeluruh


(Generalized anxiety disorder)
A. Terlalu banyak ansietas/kecemasan selama minimal 6
bulan. Gejala muncul meskipun penderita banyak
beraktivitas
B. Tidak dapat mengendalikan gejala
C. Tiga dari gejala di bawah ini (hanya 1 bila pada anak-
anak)
1. Perasaan gelisah
2. Mudah lelah
3. Tidak dapat berkonsentrasi
4. Iritabel
5. Ketegangan motoric
6. Sulit tidur
PENJELASAN

Gangguan Cemas Menyeluruh


(Generalized anxiety disorder)
D. Menyebabkan gangguan fungsi
E. Gejala bukan akibat obat-obatan, maupun penyakit fisik
lainnya
F. Gejala yang muncul tidak lebih cocok dikategorikan
dalam penyakit jiwa lainnya seperti gangguan panik.
PENJELASAN

Gangguan Cemas Menyeluruh


(Generalized anxiety disorder)
PENJELASAN

GAD vs Gangguan Panik


GAD Gangguan panik
• Banyak objek • Dominan gejala simpatik
kecemasan, umumnya (berkeringat, berdebar-
masa depan debar)
• Menetap minimal 6 • Hilang timbul
bulan • Dapat dengan/tanpa
agorafobia
TATALAKSANA

• Non-farmakologis:
– CBT → mengendalikan pikiran dan mengurangi
gejala fisik

• Farmakologis:
– SSRI → fluoxetine , sertraline, paroxetine
– SNRI → venlafaxine, duloxetine
– Benzodiazepin → alprazolam, diazepam, lorazepam
– Antidepresan trisiklik → amitriptilin, imipramine
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Gangguan panik → gejala simpatik (+),


dengan/tanpa agorafobia, hilang timbul
C. Gangguan kepribadian ambang → gangguan
regulasi emosi dengan perubahan mood yang
drastis
D. Agorafobia dengan gangguan panik →
ketakutan untuk berada di tempat tertentu dan
tidak dapat mencari bantuan bila serangan panik
muncul
E. Fobia spesifik → ketakutan berlebihan
terhadap suatu hal yang sangat spesifik (contoh:
laba-laba)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Perempuan, 45 tahun
• Dada berdebar sejak 8 bulan lalu, disertai
pusing, telapak tangan berkeringat, cemas,
dirasakan hampir setiap hari → ganggu
pekerjaan dan aktivitas
• Takut terkena musibah di masa depan

Maka, diagnosis yang tepat adalah


B. Generalized anxiety
disorder
KEYWORDS

• Perempuan, 28 tahun
• Mengalami KLL
• PF ekstremitas:
• Laserasi 7 cm
• Tulang mencuat keluar, os femur dekstra menyudut
• Perdarahan aktif, pulsasi a. dorsalis pedis
maupun a. tibialis tidak teraba

DIAGNOSIS >> FRAKTUR TERBUKA

JAWABAN

E. Grade 3C
PENJELASAN

Definisi Fraktur
• Suatu proses rusaknya kontinuitas struktur tulang.
Dapat disebabkan oleh adanya tekanan eksternal
yang gayanya lebih besar dari yang dapat ditoleransi
oleh tulang (trauma), maupun proses patologis.
PENJELASAN

Jenis Fraktur
Berdasarkan hubungan
dgn dunia luar :
• Fraktur tertutup: Bila
fragmentasi tulang tidak
terhubung dengan dunia
luar. Disebut juga fraktur
yang bersih (karena kulit
masih utuh dan tidak
robek)
• Fraktur terbuka: Bila ada
luka, sehingga terjadi
kontak dengan dunia luar.
kemungkinan terjadi
kontaminasi atau infeksi
PENJELASAN

Fraktur Terbuka
• Kegawatan orthopedi. Kontaminasi → infeksi
• Klasifikasi: Gustilo - Anderson

Sumber: Ferri’s Clinical Advisor 13th ed


PENJELASAN
PENJELASAN

Gustillo – Anderson

Tipe 1
Tipe 2
Luka < 1 cm, minimal soft tissue
Luka 1- 10 cm
damage. Umumnya bakteri gram
Antibiotik: sefalosporin gen.1 (mis:
positif
cefazolin) hingga 24 jam post
Antibiotik: sefalosporin gen.1 (mis:
closure
cefazolin) hingga 24 jam post
closure
Sumber: Ferri’s Clinical Advisor 13th ed
PENJELASAN
Luka >10 cm

Tipe 3A Tipe 3B
Tipe 3C
Tidak perlu flap Extensive periosteal
stripping, perlu flap Gangguan
neurovaskular,
perlu vaskular
Antibiotik: kombinasi sefalosporin gen repair, tidak
1 (gram positif) & aminoglikosida (gram peduli ukuran
negatif. Hingga 24 – 72 jam post luka
debridement
TATALAKSANA

Tata Laksana Awal Fraktur Terbuka

• Primary survey, stabilisasi & resusitasi (ABCDE)


• Antibiotik IV
• Kontrol perdarahan (direct pressure)
• Dressing: bersihkan debris, jangan pindahkan
fragmen tulang, dressing gunakan kassa steril
yang direndam NaCl
• Stabilisasi : splint / brace (mengurangi nyeri,
minimalisi trauma jaringan lunak)
• Profilaksis tetanus
PENJELASAN

Oestern & Tscherne Classification


(Closed Fracture)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Grade 1 → luka < 1 cm


B. Grade 2 → luka 1-10 cm
C. Grade 3A → luka > 10 cm, soft tissue coverage baik
D. Grade 3B → luka > 10 cm, perlu flap, periosteal stripping
ekstensif
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Perempuan, 28 tahun
• Mengalami KLL
• PF ekstremitas:
• Laserasi 7 cm
• Tulang mencuat keluar, os femur dekstra menyudut
• Perdarahan aktif, pulsasi a. dorsalis pedis maupun a.
tibialis tidak teraba

DIAGNOSIS >> FRAKTUR TERBUKA


Maka, derajat keparahan yang tepat adalah

E. Grade 3C
KEYWORDS

• Laki-laki, 39 tahun
• Nyeri pada siku kanan
• Hobi bermain bowling
• PF:
• Saat melakukan gerakan fleksi pergelangan
tangan melawan tahanan → nyeri siku bagian
dalam
• Tanda inflamasi (+), ROM aktif, benjolan (-)
• Krepitasi (-) → BUKAN fraktur

DIAGNOSIS??

JAWABAN

B. Golfer’s Elbow
PENJELASAN

Anatomi Epikondilus
PENJELASAN

Epikondilitis Medial
Deskripsi Evaluasi Tata Laksana
Epikondilitis medial (Golfer Elbow = Pitcher Elbow)
Degenerasi tendon Pemeriksaan khusus: Modifikasi aktivitas
fleksor Tangan posisi NSAID
menggenggam, Bracing
Akibat supinasi, kemudian Injeksi kortikosteroid
overuse/gerakan pergelangan
repetisi (pemain difleksikan melawan
golf, bowling, tahanan → nyeri
pitcher baseball) pada epikondilus
atau trauma tendon medial (siku bagian
dalam)
PENJELASAN

Epikondilitis Medial
• Golfer’s elbow
• Chronic overuse injury pada
tendon fleksor
(microtrauma)
• Pemeriksaan = wrist
flexion against resistance
• Pasien diminta
memfleksikan pergelangan
tangan dalam keadaan
terfiksasi
• Hasil positif = nyeri pada
area epikondilus medial
(siku bagian dalam)

Trauma repetisi akibat gerakan fleksi


pergelangan tangan berulang-ulang
PENJELASAN

Epikondilitis Lateral
Deskripsi Evaluasi Tata Laksana
Epikondilitis lateral (Tennis Elbow)
Degenerasi Pemeriksaan khusus: Modifikasi aktivitas
tendon ekstensor Lengan pronasi, NSAID
kemudian Bracing
Akibat pergelangan tangan Injeksi
overuse/gerakan diekstensikan kortikosteroid
repetisi (pemain melawan tahanan →
tenis) atau trauma nyeri pada
tendon epikondilus lateral
(siku bagian luar)

Sumber :
Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2nd ed.
PENJELASAN

Epikondilitis Lateral
• Tennis elbow
• Chronic overuse injury pada
tendon ekstensor
• Pemeriksaan = wrist
extension against
resistance
• Pasien diminta
mengekstensikan
pergelangan tangan, namun
dalam keadaan difiksasi →
memberikan tensi pada
epikondilus lateral tanpa
menggerakkan siku
• Hasil positif → nyeri pada
area epikondilus lateral (siku
Trauma repetisi pada tendon ekstensor bagian luar)
(gerakan backhand tenis)→ mikrotrauma
pada epikondilus lateral
PENJELASAN

TIPS: PERHATIKAN
GERAKAN SAAT
AKTIVITAS
Aktivitas dengan
gerakan forehand
repetitif →
epikondilitis medial
• Golf
• Baseball
• Bowling
• dst
PENJELASAN

TIPS: PERHATIKAN
GERAKAN SAAT
AKTIVITAS
Aktivitas dengan
gerakan backhand
repetitif →
epikondilitis lateral
• Tenis
• Bulutangkis
• Butcher (tukang
potong daging)
• Tukang cat
• dst
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Tennis’ Elbow → epikondilitis lateral


C. Pulled Elbow → nursemaid elbow =
subluksasi kaput radius, biasa terjadi pada anak
akibat penarikan tangan berlebihan, anak
cenderung mempertahankan siku dalam posisi
fleksi
D. Osteoartritis → sendi weight bearing, nyeri
memberat setelah aktivitas, osteofit (+), celah
sendi menyempit
E. Subluksasi kaput radius → pulled elbow
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 39 tahun
• Nyeri pada siku kanan
• Hobi bermain bowling
• PF:
• Nyeri tekan sisi medial siku
• Kemampuan menggenggam lemah
• Tanda inflamasi (+), ROM aktif, benjolan (-)
• Krepitasi (-) → BUKAN fraktur

Maka, diagnosis yang tepat adalah

B. Golfer’s Elbow
KEYWORDS
• Perempuan, 63 tahun
• Nyeri pinggang, terus menerus, sudah
menopause
• Bone DXA → BMD -3

DIAGNOSIS >> OSTEOPOROSIS


JAWABAN

B. Tatalaksana medikamentosa
sebaiknya dimulai sedini mungkin pada
setiap pasien guna menurunkan risiko
komplikasi
PENJELASAN

Osteoporosis
• Definisi klinis = penurunan massa tulang (bone
mineral density) yang meningkatkan resiko fraktur
• Jenis paling banyak = post-menopause, senilis
• Faktor resiko utama =
– Osteoporosis primer: post-menopause, usia di atas
75 tahun, keturunan asia & kaukasia, gaya hidup
(kurang aktivitas fisik, defisiensi vitamin D & kalsium,
merokok, alkohol)
– Osteoporosis sekunder: obat (steroid, warfarin, lithium,
PPH), hiperparatiroid, hipertiroid, myeloma multipel
PENJELASAN

Osteoporosis

High-res peripheral CT (extreme CT) tulang tibia


A. normal; B. osteoporosis berat (tampak penurunan trabekula,
korteks menipis; gambaran gangguan mikroarsitektur tulang)
PENJELASAN

Osteoporosis Primer
• Osteoporosis Involusional Tipe I
– Disebut juga osteoporosis postmenopausal
– Disebabkan defisiensi estrogen
– Terutama melibatkan tulang trabekular
• Corpus vertebrae, lengan bawah distal

• Osteoporosis Invulosional Tipe II


– Disebut juga osteoporosis senilis
– Penurunan masa tulang terkait aging
– Pada tulang kortikal & trabekular
• Fraktur pinggul, tulang panjang, vertebrae
PENJELASAN

Osteoporosis Sekunder
PENJELASAN

Osteoporosis
• Patogenesis = mismatched pada proses remodelling tulang
(penurunan formasi tulang, peningkatan resorpsi, atau kombinasi
keduanya) → hasil akhir : penurunan massa tulang

Unit yang berperan pada remodelling tulang


PENJELASAN

Osteoporosis
• Tampilan klinis:
– Kebanyakan asimptomatik,
hingga terjadi fraktur (fragility
fractures) → tersering:
vertebra, femur proksimal,
humerus proksimal
– PF : height loss, kifosis,
Doweger’s hump
nyeri pada palpasi & perkusi
prosesus spinosus pada
fraktur kompresi vertebra
– Classic feature: Doweger’s
hump
PENJELASAN

Osteoporosis – Penunjang
• Imaging → bukan untuk mendiagnosis osteoporosis;
hanya menemukan fraktur
– Foto polos → Kifosis, fraktur kompresi (75% fraktur
kompresi tanpa gejala nyeri akut, sering kali pasien tidak
menyadari)
– Evaluasi fraktur lanjurtan → CT scan, MRI T2
• Diagnosis → pengukuran BMD (bone mass density)
menggunakan DXA (dual-energy x-ray absorptiometry)
– Diagnosis osteoporosis bila BMD perempuan post-
menopause atau laki-laki di atas 50 tahun lebih dari 2.5
SD di bawah rata-rata. (T score ≤ −2.5).
– T score antara −1.0 and −2.5 dianggap osteopenia (low
bone density) or osteopenia
– Z score (age-matched BMD) pada perempuan pre-
menopause atau laki-laki di bawah 50 tahun < 2SD → low
bone density for age.
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN

Fraktur kompresi
vertebra
(ditemukan
secara insidental)
PENJELASAN

Osteoporosis – Penunjang
• Laboratorium → untuk menyingkirkan diagnosis
banding & penyebab sekunder
– Paget’s disease (osteitis deformans) → peningkatan
alkalin fosfatase
– Osteomalacia → peningkatan hormon paratiroid &
alkaline fosfatase, penurunan serum fosfat & serum
kalsium
– Hiperparatiroid → hiperkalsemia
– Multipel Myeloma → anemia, peningkatan ureum
kreatinin, elektroforesis serum – monoclonal
gammopathy, Bence-Jones proteinuria (+)
TATALAKSANA

Osteoporosis - Manajemen
• Konservatif
– Suplementasi kalsium & vitamin D
– Latihan fisik (strength training)
– Berhenti merokok
• Farmakologis diberikan pada :
– Wanita post menopause dan laki – laki usia > 50
tahun dengan :
• Fraktur panggul atau vertebra
• T-score ≤ -2.5 pada femoral neck atau vertebra
• Massa tulang yang rendah (T-score diantara -1.0 s/d -2.5)
dengan risiko fraktur (FRAX) ≥ 20%
TATALAKSANA

Farmakologis
Calcium metabolism modifiers :
• Alendronate →1st line
• Risedronate
• Calcitonin salmon

Parathyroid hormone analogs :


• Teriparatide
• Abaloparatide
Selective estrogen receptor modulator
• Reloxifene

Monoclonal antibodies
• Denosumab
• Romosozumab
PENJELASAN

Fracture Risk Assessment Tool Model (FRAX)


Algoritma WHO untuk prediksi resiko fraktur
(10-year risk of a major osteoporotic fracture)
- Current age
- Sex
- A prior osteoporotic fracture (including clinical and
asymptomatic vertebral fractures)
- BMD of femur neck
- Low BMI (BMI<21 kg/m2)
- Oral glucocorticoids ≥5 mg/d of prednisone for >3 months
(ever)
- Rheumatoid arthritis
- Parental history of hip fracture
- Secondary causes of osteoporosis: Type-1 DM, early
menopause <40 years, etc.
- Being a past or current smoker
- Alcohol intake (3 or more drinks/day)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Salah satu faktor risiko kejadian tersebut


adalah konsumsi kortikosteroid jangka panjang
C. Latihan beban (sesuai toleransi) guna
meningkatkan kekuatan otot diindikasikan pada
semua pasien dengan diagnosa kasus diatas
D. Alendronate merupakan obat pilihan pertama
pada kasus tersebut
E. Intake kalsium dan vitamin D yang optimal
penting untuk dilakukan pada pasien tersebut.

Pernyataan diatas sudah benar ☺


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Perempuan, 63 tahun
• Nyeri pinggang, terus menerus, sudah menopause
• Bone DXA → BMD -3

DIAGNOSIS >> OSTEOPOROSIS


Maka, pernyataan yang kurang tepat adalah
B. Tatalaksana medikamentosa
sebaiknya dimulai sedini mungkin pada
setiap pasien guna menurunkan risiko
komplikasi
KEYWORDS

• Laki-laki, 40 tahun
• Nyeri lutut kanan, setelah cedera olahraga 4 minggu
lalu
• Awalnya bengkak → saat ini sudah membaik
• Nyeri sepanjang garis lutut, hilang timbul, memberat
saat berjongkok
• Efusi ringan, nyeri tekan sisi medial lutut
• McMurray (+) saat eksorotasi
• Valgus-varus stress test, ADT & PDT (-)

DIAGNOSIS??
JAWABAN

B. Ruptur meniskus medial


PENJELASAN

Cedera Meniskus
• 2 tipe : acute tear (cedera olahraga) & age-related
degeneration
• Klinis
– Anamnesis: nyeri lutut, terutama saat pergerakan
– PF :
• Look: efusi, bengkak
• Feel: nyeri tekan
• Move: gangguan ROM, nyeri saat pergerakan.
McMurray Test (+) , Apley grind test (+)
• Tx :
– NSAID, manajemen nyeri
– Arthroscopic repair (simptomatik, gagal terapi
konservatif)
Sumber: Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2nd ed.
PENJELASAN

Cedera Meniskus – McMurray Test


Lesi Meniskus Medial Lesi Meniskus Lateral
Fleksi lutut, palpasi sisi Fleksi lutut, palpasi sisi
medial lutut lateral lutut
Tungkai bawah rotasi Tungkai bawah rotasi
eksternal, lutut internal, lutut
diekstensikan diekstensikan

[arah gaya dari lateral, [arah gaya dari medial,


meregang meniskus meregang meniskus
medial] lateral]
Terdapat “palpable pop” atau bunyi klik = positif

Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2nd ed.


PENJELASAN
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ruptur meniskus lateral → uji McMurray


positif saat endorotasi
C. Ruptur ligamen kolateral lateral → varus
stress test (+)
D. Ruptur ligamen krusiatum anterior → anterior
drawer test (+), lachman test (+)
E. Ruptur ligamen krusiatum posterior →
posterior drawer test (+), PCL sag test (+)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 40 tahun
• Nyeri lutut kanan, setelah cedera olahraga 4 minggu
lalu
• Awalnya bengkak → saat ini sudah membaik
• Nyeri sepanjang garis lutut, hilang timbul, memberat
saat berjongkok
• Efusi ringan, nyeri tekan sisi medial lutut
• McMurray (+) saat eksorotasi
• Valgus-varus stress test, ADT & PDT (-)

Maka, diagnosis yang tepat adalah

B. Ruptur meniskus medial


KEYWORDS

• Laki-laki, 40 tahun
• Lemah, pucat, lebam-lebam diseluruh tubuh sejak 1
bulan
• Konjungtiva anemis, ekimosis (+) pada lengan,
kaki, batang tubuh
• Limpa teraba schuffner II
• Hb 8, WBC 64.000, trombosit 25.000
• Gambaran Auer rod
• Aspirasi sumsum tulang → sel blas 24%,
myeloperoksidase (+)

DIAGNOSIS??
JAWABAN

D. Leukemia myeloid akut


PENJELASAN

Leukemia
• Definisi: keganasan yang ditandai
dengan proliferasi sel hematopoietik
premordial
• Terdapat 4 jenis besar
– Acute myeloid leukemia (AML)
– Acute lymphoblastic leukemia (ALL)
– Chronic myeloid leukemia (CML)
– Chronic lymphocytic leukemia (CLL)
PENJELASAN

Leukemia
AML ALL CML CLL

Limfosit B Philadelphia
Ciri khas Auer rod Smudge cells
monoklonal chromosome

Usia Dewasa Anak-anak Tidak khas Tidak khas

Tidak
Aspirasi Sel blas >20%, Dominan seri
Limfoblas dominan, diperlukan,
sumsum myeloperoxidase granulosit, Dwarf
Myeloperoxidase - dominasi sel
tulang + megakaryocyte
limfosit
PENJELASAN

Acute Myeloid Leukemia


• Manifestasi Klinis
– Anemia
– Lesi infiltratif berwarna biru-abu pada kulit
→ leukemia cutis
– Hipertrofi gingiva
– Gangguan perdarahan
– Nyeri kepala maupaun manifestasi
neurologis lainnya → akibat
perdarahan/leukemic meningitis
PENJELASAN

Acute Myeloid Leukemia

Leukemia cutis

Hiperplasia gingiva
PENJELASAN

Acute Myeloid Leukemia


• Pemeriksaan penunjang
– Apusan darah tepi → ditemukan sel blas
(sel myeloid imatur), ditemukan auer rod
– Darah lengkap → Pancytopenia
– Aspirat sumsum tulang → definitif,
• Sel blas >20% total sel
• Myeloperoxidase +
PENJELASAN

Acute Myeloid Leukemia

Apusan darah tepi


Tanda panah → gambaran auer rod
PENJELASAN
PENJELASAN

Acute Lymphoblastic Leukemia

• Manifestasi Klinis
– Anemia
– Manifestasi perdarahan
– Hepatosplenomegali
– Limfadenopati yang tidak responsif
terhadap antibiotik
– Massa testikuler
PENJELASAN

Acute Lymphoblastic Leukemia

• Pemeriksaan Penunjang
– Darah rutin
– Apusan darah tepi → ditemukan sel
limfoblas tanpa auer rod
– Aspirasi sumsum tulang → diagnostik
• sel normal digantikan dengan limfoblas
• Myeloperoxidase -
PENJELASAN

Acute Lymphoblastic Leukemia

Apusan darah tepi


Gambaran limfoblas tanpa auer rod
PENJELASAN

Acute Lymphoblastic Leukemia

Aspirat Sumsum Tulang


Sel normal digantikan sel limfoblas
PENJELASAN
PENJELASAN

Chronic Myeloid Leukemia

• Manifestasi Klinis
– Rasa lelah
– Penurunan berat badan
– Nyeri perut LUQ
– Splenomegali
– Gout arthritis
PENJELASAN

Chronic Myeloid Leukemia

• Pemeriksaan Penunjang
– Darah rutin → leukositosis, tidak ada trombositopenia
– Apusan darah tepi
• Basofilia absolut → temuan universal
• Eosinofilia absolut → 90% kasus
• gambaran myeloblas hingga neutrofil matur
• sel blas <2%
– Aspirasi sumsum tulang → diagnostik
• Hiperplasia sel granulosit
• Megakariosit kecil → dwarf megakaryocyte
– Genetik → Kromosom Philadelphia (fusi gen BCR-ABL1)
• Translokasi lengan panjang kromosom 9 dan 22
PENJELASAN

Chronic Myeloid Leukemia

Apusan darah tepi


Basophilia, granulositosis dengan neutrofil matur dan imatur
PENJELASAN

Kromosom Filadelfia

Translokasi lengan pendek kromosom 9 dan 22


Kromosom Filadelfia adalah
kromosom yang memiliki gen BCR-ABL
PENJELASAN

Chronic Myeloid Leukemia


PENJELASAN

Chronic Lymphocytic Leukemia

• Manifestasi Klinis
– 90% asimptomatik
– 10% mengalami gejala
• Penurunan berat badan
• Demam >2 minggu tanpa bukti infeksi
• Keringat malam
• Rasa lelah
– Limfadenopati → tidak nyeri tekan
– Splenomegali
PENJELASAN

Chronic Lymphocytic Leukemia


• Pemeriksaan Penunjang
– Darah rutin
• Limfositosis >5.000 sel/mm3
• Anemia
• Neutropenia
• thrombocytopenia
– Hipogammaglobulinemia
– Apusan darah tepi
• Limfositosis
• Smudge cell / basket cell → limfosit yang rusak saat
pembuatan apusan
– Aspirasi sumsum tulang → Tidak diperlukan pada CLL
• Limfosit >30% seluruh sel
PENJELASAN

Chronic Lymphocytic Leukemia

Apusan Darah Tepi


Proliferasi limfosit dengan smudge cells
PENJELASAN

Chronic Lymphocytic Leukemia


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Leukemia limfositik kronik


B. Leukemia limfoblastik akut
C. Immune thrombocytopenic purpura →
gejala purpura (+) terutama pada kaki,
tidak ada peningkatan leukosit
E. Leukemia myeloid kronik

Pilihan lain dapat dilihat pada slide


sebelumnya ☺
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 40 tahun
• Lemah, pucat, lebam-lebam diseluruh tubuh sejak 1
bulan
• Konjungtiva anemis, ekimosis (+) pada lengan,
kaki, batang tubuh
• Limpa teraba schuffner II
• Hb 8, WBC 64.000, trombosit 25.000
• Gambaran Auer rod
• Aspirasi sumsum tulang → sel blas 24%,
myeloperoksidase (+)

Maka, diagnosis yang tepat adalah

D. Leukemia myeloid akut


KEYWORDS
• An. S, laki-laki, 10 tahun
• Sesak napas sejak 30 menit
• Tersenggol sarang lebah
• TD 80/50, HR 145, RR 45, suhu 37,9, BB 30 kg
• Edema wajah menyeluruh, urtikaria
ekstremitas superior & inferior, wheezing (+)

DIAGNOSIS >> SYOK ANAFILAKTIK


JAWABAN

A. Epinefrin IM 1:1000
sebanyak 0,3 cc
PENJELASAN

Syok Anafilaktik
• Merupakan salah satu syok distributif
• Reaksi hipersensitivitas tipe I yang terjadi di seluruh
tubuh
– Respirasi → hiperaktivitas bronkus, edema laring
– Kardiovaskuler → vasodilatasi sistemik
– GIT → mual, muntah, diare
– Mata → angioedema
– Kulit → urtikaria, angioedema

• Bedakan!! Reaksi anafilaksis dengan syok


anafilaksis. Reaksi anafilaksis tidak harus disertai
dengan hipotensi
Patofisiologi
1. Paparan alergen
2. IgE diikat oleh
reseptor di sel mast
dan basofil
3. Sekresi histamin →
kemudian triptase →
kemudian TNF
4. Muncul gejala alergi
PENJELASAN

Syok Anafilaktik
• Kriteria diagnosis → minimal 1 dari 3
– Kriteria 1
• Onset akut (menit hingga jam) melibatkan kulit,
mukosa atau keduanya dengan
– Gejala gagal nafas (dyspnea, bronkospasme, stridor)
ATAU
– Penurunan tekanan darah / tanda malperfusi
(hipotonus, pingsan, inkontinensia)
PENJELASAN

Syok Anafilaktik
– Kriteria 2 → 2 atau lebih gejala ini setelah
terekspos alergen
• Urticaria, angioedema
• Gejala gagal nafas
• Penurunan tekanan darah / malperfusi
• Gejala GIT persisten (mual muntah, keram perut)

– Kriteria 3 → penurunan tekanan darah setelah


terekspos alergen
• Sistol < 90 mmHg ATAU
• Sistol  >30% dari baseline
Urtikaria

Angioedema
TATALAKSANA

Syok Anafilaktik
Emergensi
– Eliminasi alergen
– Epinefrin 1:1000 dengan dosis 0,3-0,5 mg IM
• Lokasi di vastus lateralis
• Dapat diulang setiap 5-15 menit
• Jika sudah diulang 3 kali tidak respon, titrasi IV dengan infusion
pump 0,1 mcg/kg/menit
– Posisikan pasien supine dengan elevasi kaki (posisi
tredelenburg)
– Suplementasi O2 8-10 L/menit dengan face mask
– Cairan IV → pada hipotensi bolus 1-2 liter
– Albuterol 2,5-5 mg dalam 3 cc NaCl 0,9% → pada kasus
bronkospasme yang resisten epinefrin
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Epinefrin IM 1:10.000 sebanyak 0,3 cc →


konsentrasi yang digunakan untuk anafilaksis adalah
1:1.000. Konsentrasi 1:10.000 digunakan secara
intravena dalam algoritma asistol
C. Nebulisasi Albuterol → digunakan pada kasus
bronkospasme yang resisten epinefrin
D. Difenhidramin IV 30 mg → hanya membantu
urticaria, tidak membantu spasme saluran nafas
(pada kasus ada wheezing)
E. Metilprednisolon IV 30 mg → tidak digunakan dalam
syok anafilaksis
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• An. S, laki-laki, 10 tahun
• Sesak napas sejak 30 menit
• Tersenggol sarang lebah
• TD 80/50, HR 145, RR 45, suhu 37,9, BB 30 kg
• Edema wajah menyeluruh, urtikaria
ekstremitas superior & inferior, wheezing (+)

DIAGNOSIS >> SYOK ANAFILAKTIK


Maka, tatalaksana yang tepat adalah
A. Epinefrin IM 1:1000
sebanyak 0,3 cc
KEYWORDS

• An. K, laki-laki, 11 tahun


• Lemas, sudah menstruasi selama 10 hari, belum berhenti
• Baru menstruasi yang kedua kalinya
• Riw. menstruasi pertama → 11 hari
• Sejak 2 tahun lalu → memar-memar terhadap benturan
ringan
• Trombosit normal, BT memanjang → gangguan
pembekuan darah

DIAGNOSIS??

JAWABAN

C. von Willebrand disease


PENJELASAN

Hemostasis
Hemostasis terjadi dalam 3 tahap:
1. Vasokonstriksi – Dipengaruhi oleh:
serotonin dan agen vasokonstriktor
lainnya
2. Formasi platelet plug – dipengaruhi oleh:
– Thromboxane A2 (TXA2)
– Jumlah platelet
– Faktor von Willebrand
– ADP
3. Kaskade koagulasi – dipengaruhi oleh:
jumlah faktor koagulasi
JALUR INTRINSIK (aPTT)

8 5
12 11 9* 10* 2* 1

JALUR EKSTRINSIK (PT)


* → Faktor yang dependen vitamin K, 7*
faktor VII paling dependen

→ Common pathway (dilalui ekstrinsik


dan intrinsic)
3

Pemeriksaan
Tahapan Angka Normal Penyakit
Penunjang
Vasokonstriksi Von Willebrand
Bleeding time (BT) 2-9 menit
Platelet plug disease, DIC

Hemofilia, Defisiensi
Kaskade Koagulasi Clotting time (CT) 8-15 menit
Vit. K
- Intrinsik aPTT 30-40 detik Defisiensi Vit. K
11-12,5 detik (PT),
- Ekstrinsik PT / INR Hemofilia
0,8-1,1 (INR)
PENJELASAN

Von Willebrand Disease


• Definisi: Penyakit genetik yang menyebabkan
gangguan fungsi / sintesis vWF

• Fisiologi
– vWF bekerja dengan mengikat platelet dengan kolagen
endotel
– vWF juga merupakan karier faktor VIII, yang berfungsi untuk
kaskade koagulasi

• Klasifikasi
– Tipe I → autosomal dominan, defisiensi kuantitatif parsial
– Tipe II → autosomal dominan, defisiensi kualitatif parsial
– Tipe III → autrosomal resesif, defisiensi total
PENJELASAN

Von Willebrand Disease


• Manifestasi Klinis
– Epistaxis >10 menit
– Mudah memar dengan trauma minimal
– Perdarahan menstruasi yang banyak
– Perdarahan post-partum
– Perdarahan GIT
PENJELASAN

Von Willebrand Disease


• Pemeriksaan Penunjang
– Darah rutin dan profil koagulasi
• BT memanjang
• Secara umum PT dan aPTT normal → pada
sebagian kecil kasus aPTT dapat memanjang
akibat kekurangan faktor VIII
• Trombositopenia → ditemukan pada VWD tipe 2
• Anemia mikrositik → akibat perdarahan kronik
– Pemeriksaan Kuantitas dan Kualitas vWF
• vWF:Ag → pemeriksaan kuantitas, <30%
diagnostik
• vWF:Act → pemeriksaan kualitas
PENJELASAN
TATALAKSANA

Von Willebrand Disease


• Desmopressin 0,3 mcg/kg IV
• Terapi konsentrat vWF
• Obat antifibrinolisis → asam aminokaproat 25-50
mg/kg, asam traneksamat 30 mg/kg IV/hari terbagi 3
dosis
• Terapi topikal
• Terapi estrogen → pada wanita
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Hemofilia A → defisiensi faktor VIII, PT


memanjang, BT normal
B. Hemofilia B → defisiensi faktor IX, PT
memanjang, BT normal
D. Disseminated intravascular coagulation →
trombositopenia prominen, koagulopati
konsumtif, ptekie (+)
E. Bernard-Soulier syndrome → ditandai
dengan makrotrombositopenia
(trombositopenia dengan ukuran trombosit
yang besar)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• An. A, laki-laki, 11 tahun
• Lemas, sudah menstruasi selama 10 hari, belum
berhenti
• Baru menstruasi yang kedua kalinya
• Riw. menstruasi pertama → 11 hari
• Sejak 2 tahun lalu → memar-memar terhadap
benturan ringan
• Trombosit normal, BT memanjang → gangguan
pembekuan darah

Maka, diagnosis yang tepat adalah

C. von Willebrand disease


KEYWORDS

• Laki-laki, 45 tahun
• Sesak, nyeri dada sejak 2 minggu
• Sulit buka kelopak mata, sulit menangkat kepala
setelah beraktivitas seharian
• Ptosis (+) apabila melihat objek dalam jangka
waktu lama
• CT scan → massa a/r regio mediastinum anterior

DIAGNOSIS??
JAWABAN

A. Timoma
PENJELASAN

Patologi
Mediastinum
PENJELASAN

Thymoma

• Thymoma → tumor yang berasal dari


lapisan epitel kelenjar timus
• Gejala :
– Disfagia, batuk, nyeri dada
– Suara serak
– Sindroma paraneoplastik
(mis : MG, sindroma vena
kava superior, Goods
syndrome)
PENJELASAN

Myasthenia Gravis
• Definisi: Penyakit autoimun yang
menyerang reseptor asetilkolin (AChR)
pada neuromusculuar junction
• Jenis autoantibodi → IgG1 dan IgG3
• Timoma seringkali menyebabkan penyakit
myasthenia gravis → mekanisme belum
diketahui dengan pasti
PENJELASAN

Myasthenia Gravis

Neuromuscular junction normal Neuromuscular junction MG


PENJELASAN

Myasthenia Gravis
• Manifestasi Klinis
– Kelemahan otot yang fluktuatif → semakin
otot digunakan, semakin lemah kontraksi otot
• Dominan pada sore-malam hari
• Lebih parah setelah olahraga
– Gejala okular
• Ptosis
• Diplopia
– Gejala bulbar
• Disarthria
• Disfagia
PENJELASAN

Myasthenia Gravis
• Pemeriksaan Penunjang
– Ice pack test
• Hanya bisa pada pasien dengan gejala ptosis (+)
• sensitif namun tidak spesifik (tidak digunakan untuk
konfirmasi)
– Edrophonium (Tensilon) test
• Edrophonium adalah asetilkolin esterase inhibitor
• sensitif namun tidak spesifik (tidak digunakan untuk
konfirmasi)
– Pemeriksaan autoantibodi → untuk
konfirmasi diagnosis
– Pemeriksaan Elektromiografi → untuk
konfirmasi diagnosis
TATALAKSANA

Myasthenia Gravis
• Ada 4 terapi primer
1. Asetilkolin esterase inhibitor (-stigmine)
• Pyridostigmine 3x30 mg/hari (dosis maksimal
6x120 mg/hari)

• Memiliki efek samping kolinergik → keram


perut, diare, mual, bradikardia. Jika parah dapat
menyebabkan krisis kolingergik

• Terapi krisis kolinergik → Glycopyrrolate 1 mg


TATALAKSANA

Myasthenia Gravis
• Ada 4 terapi primer
2. Terapi Imunosupresi kronik → jika ACh
esterase inhibitor tidak bekerja. Memperbaiki
kelainan regulasi imun
• Kortikosteroid
• DMARD
3. Terapi imunosupresi cepat → memperbaiki
kelainan regulasi imun dengan cepat, namun
efeknya sementara
• Plasmapheresis
• IVIG
4. Thymectomy
Tata Laksana Cara Kerja Dosis Keterangan

Asetilkolin
Pyridostigmine 40-600 mg/hari Terapi simptomatis
esterase inhibitor

Induksi: 40-80
mg/hari
Prednison Imunomodulasi Imunoterapi kronik
Rumatan 5-20
mg/hari
Supresi sel B dan
Azathioprine 50-250 mg/hari Imunoterapi kronik
T

Mycophenolate Supresi sel B dan


1,5-2 g/hari Imunoterapi kronik
mofetil T
Tata Laksana Cara Kerja Dosis Keterangan

Netralisasi 2 g/kg dimasukkan


IVIG Imunoterapi cepat
autoantibodi dalam 2-5 hari
Mencuci
Plasmapheresis - Imunoterapi cepat
autoantibodi
Thymectomy - - Pembedahan
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Limfoma → tidak terkait myasthenia gravis


C. Goiter → tidak terkait myasthenia gravis
D. Ca paru → tidak terkait myasthenia gravis
E. Meduloblastoma → tidak terkait myasthenia
gravis
KESIMPULAN
Jadi bila menemukan kasus
• Laki-laki, 45 tahun
• Sesak, nyeri dada sejak 2 minggu
• Sulit buka kelopak mata, sulit menangkat
kepala setelah beraktivitas seharian
• Ptosis (+) apabila melihat objek dalam jangka
waktu lama
• CT scan → massa a/r regio mediastinum
anterior

Maka, diagnosis yang tepat adalah

A. Timoma
KEYWORDS

• Laki-laki, 69 tahun
• Nyeri tulang seluruh tubuh, pucat, lemas sejak
2 tahun, progresif memberat
• Foto polos → lesi litik “punched out” pada tulang
cranium
• Darah perifer → Hb 7, eritrosit rouleaux
• Urinalisis → protein Bence Jones (+)

DIAGNOSIS >> MULTIPEL MYELOMA


JAWABAN

C. Biopsi sumsum tulang


dan serum elektroforesis
PENJELASAN

Multipel Myeloma
• Keganasan sel plasma yang
menyebabkan prenumpukan protein
monoklonal (terutama IgA dan IgG)
• Patogenesis → infiltrasi korteks tulang
sehingga menyebabkan lesi litik
• Curiga Myeloma multipel bila: mnemonic
“Old CRAB”, lihat slide berikutnya
PENJELASAN

Old: usia >65 tahun

Calcium : >11
mg/dL (>2,75
mmol/L)

Renal Failure: GFR


<40 mL/min atau
Kreatinin >2 mg/dL

Bone lytic lesion:


lesi ≥5 mm
PENJELASAN

Multipel Myeloma
• Manifestasi Klinis
– Gejala Anemia
– Nyeri tulang
– Oliguria
– Penurunan berat badan
PENJELASAN

Multipel Myeloma
• Pemeriksaan penunjang
– Elektroforesis protein serum → Protein monoklonal
tinggi (Spike Protein M)
– Urinalysis → protein Bence Jones
– Darah tepi → Rouleaux
– Aspirasi sumsum tulang → proliferasi sel plasma
klonal (fried egg appearance), dibutuhkan untuk
diagnosis pasti
– Hiperkalsemia
– Radiografi (Ro dan CT Scan) → lesi litik tulang
(punched out lesion)
PENJELASAN

Aspirat sumsum tulang


Gambaran fried egg appearance
PENJELASAN

Lesi litik tulang


PENJELASAN

Multipel Myeloma
• Diagnosis pasti → Sel plasma klonal
sumsum tulang ≥10% DAN salah satu
dibawah ini:
– Terdapat gangguan organ/jaringan →
mnemonic CRAB
– Terdapat biomarker gangguan organ → sel
plasma klonal sumsum tulang ≥60%
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Serum TSH dan T4 → pada multiple myeloma, tidak


terdapat kelainan pada hormon tiroid
B. Biopsi tulang dan biopsi sumsum tulang → biopsi
tulang tidak diperlukan
D. Profil lipid dan fungsi ginjal → profil lipid tidak
diperlkukan
E. SGOT/SGPT dan Albumin/Globulin → pemeriksaan
end-organ damage lebih tepat dilakukan dengan
memeriksakan kreatinin
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 69 tahun
• Nyeri tulang seluruh tubuh, pucat, lemas sejak 2
tahun, progresif memberat
• Foto polos → lesi litik “punched out” pada tulang
cranium
• Darah perifer → Hb 7, eritrosit rouleaux
• Urinalisis → protein Bence Jones (+)

DIAGNOSIS >> MULTIPEL MYELOMA


Maka, pemeriksaan penunjang yang tepat adalah
C. Biopsi sumsum tulang
dan serum elektroforesis
KEYWORDS

• Laki-laki, 40 tahun
• Kebiasaan konsumsi fast food
• BB 90 kg, TB 165 cm, LP 109 cm
• TD 140/90
• GDS 220, kolesterol total 210, TG 170, HDL 30

DIAGNOSIS??
JAWABAN

C. Sindrom metabolik
PENJELASAN
KEYWORDS

Sindrom Metabolik
• Sinonim: sindrom X,
sindrom resistensi
insulin
• Merupakan kumpulan
abnormalitas
metabolik yang
meningkatakan risiko
penyakit
kardiovaskular.
• Manifestasi utama:
– Obesitas sentral
– Dislipidemia
– Hiperglikemia
– Hipertensi
Sumber: Harrison’s 19th ed, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5933580/figure/fig1-
1753944717711379/
PENJELASAN

Kriteria Sindrom Metabolik

Minimal 3 dari 5

Sumber: Harrison’s 19th ed


TATALAKSANA

• PERUBAHAN GAYA HIDUP LEBIH SEHAT


• Obesitas → penurunan BB PENTING!
• Restriksi kalori untuk menurunkan BB awal
• Aktivitas fisik untuk mempertahankan BB ideal
• Tidak boleh turun BB dengan drastis
• Dislipidemia: terutama menurunkan LDL → First
line: STATIN
• Statin poten (atorvastatin dan rosuvastatin) juga
menurunkan trigliserida
• Jika belum berhasil, tambahkan ezetimibe
(penghambat absorpsi kolesterol)
• Gol. fibrat: jika LDL ↑ dan trigliserida ↑ >500mg/dL
(fenofibrat), atau hanya ↑ TG (jika LDL ↑ dan TG ↑→
statin first)
• Hati-hati Kolestiramin bisa ↑ trigliserida
TATALAKSANA

Pengobatan
Hipertrigliseridemia
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Hipertensi:
• First line: ACE-inhibitor atau angiotensin-II
receptor blocker
• Jangan lupa: restriksi sodium, perbanyak
konsumsi serat
• Gula darah puasa terganggu
• Modifikasi gaya hidup: turunkan BB dan restriksi
lemak
• Metformin
• Resistensi insulin:
• Biguanida (metformin) dan tiazolidinedion
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. DM tipe 2
B. Hiperlipidemia
D. Dislipidemia
E. Hipertensi grade I

Pilihan lainnya kurang tepat karena


sudah memenuhi kriteria sindrom
metabolik
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 40 tahun
• Kebiasaan konsumsi fast food
• BB 90 kg, TB 165 cm, LP 109 cm
• TD 140/90
• GDS 220, kolesterol total 210, TG 170, HDL 30

Maka, diagnosis yang tepat adalah

C. Sindrom metabolik
KEYWORDS

• Laki-laki, 25 tahun
• Peningkatan frekuensi BAK sejak 4 minggu, hingga
6-7 kali pada malam hari
• Haus, lemas, pandangan terganggu
• TD 115/70, HR 90, RR 21, suhu afebris
• Pengobatan (-)
• Water deprivation test: osmolalitas serum 360
mOsm/kg; osmolalitas urin 145 mOsm/kg
• Pemberian desmopressin: osmolalitas urin menjadi
300 mOsm/kg

DIAGNOSIS??
JAWABAN

A. Diabetes insipidus sentral


PENJELASAN
KEYWORDS

DIABETES INSIPIDUS

• Kelainan dimana ginjal kehilangan kemampuan


mengkonsentarsikan urin
• Disebabkan defisiensi ADH (Anti-Diuretic Hormone)
• Terbagi menjadi 2
1. Sentral → penurunan sekresi ADH, disebabkan:
idiopatik (30%), trauma, infeksi hipofisis (oleh jamur,
TB), keganasan (kraniofaringioma)

2. Nefrogenik → resistensi ADH (gangguan reseptor


ADH pada ginjal), disebabkan oleh: obat (lithium,
amfoterisin B), hipokalemia berat (tubulus menjadi
resisten terhadap ADH, hiperkalsemia, ginjal polikistik)
PENJELASAN
KEYWORDS

ANTI-DIURETIC HORMONE
• Vasopressin
• Fungsi:
– Penurunan urin output
– Penurunan sweating
– Menaikan tekanan darah
• Dehidrasi
– Release ADH
• Overhidrasi
– Menghambat ADH
PENJELASAN
KEYWORDS

PENDEKATAN KLINIS

• Gejala: poliuria, polidipsi, nokturia


• Pendekatan Diagnosis (suspek DI - pasien dengan
poliuri & polidips)i:
1. Dilakukan pengukuran osmolalitas plasma & osmolalitas
urin untuk mengetahui nilai baseline
2. Selanjutnya uji Water Deprivation Test → membedakan
Diabetes Insipidus & Polidipsi Primer (Psikogenik). Jika
osmolalitas urin meningkat (> 600 mOsmol/kg)→
diabetes insipidus dapat di rule out
3. Untuk membedakan sentral/nefrogenik → diberikan
desmopressin
1. Sentral: osmolaritas urin naik setelah diberikan desmopressin
(menandakan reseptor ADH di ginjal berfungsi baik)
2. Nefrogenik: osmolalitas urin tetap rendah → meskipun
diberikan hormon, reseptor disfungsi
PENJELASAN
KEYWORDS
PENJELASAN
KEYWORDS

Perbedaan Karakteristik Polidipsia


Psikogenik dengan Diabetes Insipidus
TATALAKSANA
KEYWORDS

Untuk pasien dengan asupan oral tidak adekuat dan


terjadi hipernatremia,
Dextrose dan air atau cairan hipoosmolar secara IV
(500 – 750 ml/jam dengan target penurunan sodium
0,5 mEq/L/jam)

•Terapi farmakologi berupa :


•Desmopressin (pilihan utama DI sentral)
•Vasopressin sintetik
•Chlorpropamide
•Karbamazepine
•Klofibrat
•Tiazid
•NSAID, seperti indometasin terutama pada DI nefrogenik
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Diabetes insipidus nefrogenik → pada pemberian


desmopressin osmolalitas urin tetap rendah
C. Polidipsia Psikogenik → pada water deprivation test,
osmolalitas urin meningkat (> 600 mOsmol/kg)
D. Diabetes mellitus tipe 1 → gejala polidipsi polifagi
poliuri, c peptide rendah
E. Syndrome of Inappropriate ADH Secretion (SIADH) →
kebalikan dari diabetes insipidus, sekresi ADH berlebihan
→ gejala euvolemic hyponatremia (disorientasi, letargi,
gangguan kesadaran; turgor kulit normal, tidak
edema/asites), biasa disertai SOL di kepala
KESIMPULAN
Jadi bila menemukan kasus
• Laki-laki, 25 tahun
• Peningkatan frekuensi BAK sejak 4 minggu, hingga
6-7 kali pada malam hari
• Haus, lemas, pandangan terganggu
• TD 115/70, HR 90, RR 21, suhu afebris
• Pengobatan (-)
• Water deprivation test: osmolalitas serum 360
mOsm/kg; osmolalitas urin 145 mOsm/kg
• Pemberian desmopressin: osmolalitas urin menjadi
300 mOsm/kg

Maka, diagnosis yang tepat adalah

A. Diabetes insipidus sentral


KEYWORDS

• Laki-laki, 40 tahun
• BB ↓↓ meski nafsu makan ↑↑
• Jantung berdebar, mudah berkeringat, tidak
tahan cuaca panas
• PP: TSH ↓↓, fT4 ↑↑

DIAGNOSIS >> TIROTOKSIKOSIS

JAWABAN

B. Sel folikuler
PENJELASAN
KEYWORDS

TIROTOKSIKOSIS

• Tirotoksikosis = Manifestasi klinis


kelebihan hormon tiroid dalam sirkulasi
• Hipertiroid = Hiperaktivitas kelenjar tiroid
• Tirotoksikosis tidak sama dengan hipertiroid
meskipun sebagian besar berkaitan
• Tirotoksikosis bisa disebabkan berbagai hal
PENJELASAN
KEYWORDS
PENJELASAN
KEYWORDS

Sintesis Hormon Tiroid


PENJELASAN
KEYWORDS

Sintesis Hormon Tiroid

• Kelenjar tiroid tersusun atas folikel-folikel


(sel folikuler) yang mengelilingi koloid
(cairan protein yang berisi tiroglobulin –
prekursor hormon tiroid)
• Aktivasi thyroid axis → reabsorpsi
tiroglobulin → proteolisis di dalam plasma→
sekresi hormon tiroid
PENJELASAN
KEYWORDS

Tanda dan Gejala Tirotoksikosis


PENJELASAN
KEYWORDS

Pendekatan Klinis Tirotoksikosis


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Sel parafolikuler → C cells → memproduksi


hormon kalsitonin
C. Sel chief → pada kelenjar paratiroid,
mensekresikan hormon paratiroid
D. Sel parietal → pada gaster, mensekresikan
HCl & faktor intrinsik
E. Sel struma → tidak ada istilah ini
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 40 tahun
• BB ↓↓ meski nafsu makan ↑↑
• Jantung berdebar, mudah berkeringat, tidak
tahan cuaca panas
• PP: TSH ↓↓, fT4 ↑↑

DIAGNOSIS >> TIROTOKSIKOSIS


Maka, sel penyebab keluhan yang tepat
adalah

B. Sel folikuler
KEYWORDS

• Laki-laki, 60 tahun
• Kontrol DM Tipe 2
• Konsumsi rutin metformin
• Dokter menambahkan obat acarbose →
golongan alfa glukosidase inhibitor

DIAGNOSIS >> DM TIPE 2


EFEK SAMPING ALFA GLUKOSIDASE
INHIBITOR??
JAWABAN

A. Obat tersebut dapat menyebabkan


peningkatan frekuensi buang angin dan
tinja menjadi lembek
PENJELASAN

DIABETES MELLITUS TIPE 2

Sumber: PERKENI, 2015


DMT2 – KRITERIA
DIAGNOSIS
Pasien yang
cenderung
hipoksemia
(PPOK, CHF NYHA eGFR<30
3-4, CVD, syok
sepsis)
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Obat tersebut dapat menyebabkan


peningkatan berat badan → golongan
sulfonilurea dan glinid
C. Obat tersebut dapat menyebabkan kaki
bengkak → golongan TZD
D. Obat tersebut dapat menyebabkan
muntah-muntah → golongan biguanid, pada
kasus obat yang baru ditambahkan adalah
acarbose (alfa glukosidase inihibitor)
E. Obat tersebut dapat menyebabkan
penurunan gula darah yang drastis →
golongan insulin dan sulfonilurea
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 60 tahun
• Kontrol DM Tipe 2
• Konsumsi rutin metformin
• Dokter menambahkan obat acarbose → golongan alfa
glukosidase inhibitor

DIAGNOSIS >> DM TIPE 2


Maka, efek samping alfa glukosidase inhibitor
yang tepat adalah

A. Obat tersebut dapat menyebabkan


peningkatan frekuensi buang angin dan
tinja menjadi lembek
KEYWORDS

• Laki-laki, 65 tahun
• Penurunan kesadaran
• Riw. DM sejak 20 tahun lalu, tidak kontrol teratur
• TD 100/70, RR 35, GDS 647
• Na 150, K 4,2 , Cl 104, osmolalitas serum 330,
Keton urin (-)

DIAGNOSIS >> KOMA HIPEROSMOLAR


HIPERGLIKEMIK
JAWABAN

B. Berikan Bikarbonat
PENJELASAN
KEYWORDS

KOMPLIKASI AKUT DM
Krisis Hiperglikemia
Krisis Hiperglikemia
Kriteria
KAD HHS

Kadar gula darah 300-600 600-1200

Asidosis Positif Negatif

Anion gap Meningkat Normal/sedikit


meningkat
Osmolaritas plasma Meningkat (300- Sangat meningkat
320) (300-380)
PENJELASAN
Klinis
KAD HHS
• Lebih akut (<24 jam) • Proses perjalanan
• Poliuri, polidipsi, muntah, penyakit lebih lama
(hitungan hari – minggu)
dehidrasi, lemah,
perubahan status mental • Poliuri, polidipsi,
dehidrasi, lemah,
• Mual, muntah, nyeri perubahan status mental
perut (>50%) • Gejala neurologis
• Turgor kembali lambat (hemianopia,
• Kussmaul hemiparesis, kejang)
• Takikardi, hipotensi • Takikardi, hipotensi
PENJELASAN

Kriteria Diagnosis KAD & HHS


PENJELASAN

Hyperosmolar Hyperglycemic State

• Trias
– Hiperglikemia
– Hiperosmolaritas
– Dehidrasi (tanpa ketoasidosis yang signifikan)
• Patogenesis: Dehidrasi akibat osmotic
diuresis. Defisiensi insulin relatif, masih cukup
untuk mencegah lipolisis & ketoasidosis. Pada
HHS tidak terjadi asidosis → sehingga tidak
diberikan bikarbonat
Protocol for management of adult patients with DKA or HHS. DKA diagnostic criteria: blood
glucose 250 mg/dl, arterial pH 7.3, bicarbonate 15 mEq/l, and moderate ketonuria or ketonemia.

Abbas E. Kitabchi et al. Dia Care 2009;32:1335-1343

©2009 by American Diabetes Association


PENJELASAN
KEYWORDS TATALAKSANA HHS

Segera: cairan IV NaCl 0,9% 1 L/jam


• Tentukan status hidrasi
• Hipovolemik syok : NaCl 0,9% 1 L/jam, jika perlu plasma expander
• Syok cardiogenic : tatalaksana syok
• Hipotensi ringan: lanjutkan IV fluid, periksa Na → tentukan ulang jenis
cairan IV berdasarkan hasil Na
Insulin: reguler insulin Bolus 0,1-0,15 U/kg 1-2 jam setelah rehidrasi

• Lanjutkan dengan IV drip 0,1 U/kg/jam dan dapat dititrasi


• Target: kadar glukosa serum 250-300mg/dL

Kalium
• Pastikan fungsi ginjal baik: diuresis min 50ml/jam
• <3.3 mEq/L → tunda insulin
• 3.3-5.0 mEq/L → beri 20-30 mEq kalium dalam tiap liter cairan iv
• > 5.0 mEq/L → turunkan kalium
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Rehidrasi dengan NaCl 0,9%


C. Berikan Kalium
D. Berikan Insulin
E. Bedrest

Pernyataan diatas perlu dilakukan


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 65 tahun
• Penurunan kesadaran
• Riw. DM sejak 20 tahun lalu, tidak kontrol teratur
• TD 100/70, RR 35, GDS 647
• Na 150, K 4,2 , Cl 104, osmolalitas serum 330,
Keton urin (-)

DIAGNOSIS >> Koma Hiperosmolar Hiperglikemik


Maka, hal yang tidak perlu dilakukan adalah

B. Berikan Bikarbonat

Anda mungkin juga menyukai