DILARANG MEMPERBANYAK/MENYEBARKAN
SLIDE/ISI SLIDE INI TANPA IZIN
© PADI, 2020
KEYWORDS
• Laki-laki, 58 tahun
• Nyeri pinggang kiri menjalar ke selangkangan,
pekerjaan supir bus dan sering menahan BAK
• PF: ballottement (+) pinggang kiri
• BNO IVP: gambaran kaliks menggembung
(ballooning)
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
D. Hidronefrosis derajat 4
PENJELASAN
Hidronefrosis
Distensi kaliks ginjal akibat penumpukkan cairan
• Paling sering disebabkan
obstruksi pada area distal pelvis
→ paling sering batu ginjal atau
batu ureter
• Gejala
• Sulit buang air kecil
• nyeri pinggang (batu ginjal)
atau menjalar hingga
selangkangan (batu ureter) USG Ginjal → dilatasi pelvis renalis
Grading Hidronefrosis
1. Kaliks berbentuk blunting (tumpul)
2. Kaliks berbentuk flattening (datar)
3. Kaliks berbentuk clubbing (menonjol)
4. Kaliks berbentuk ballooning (menggembung)
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Hidronefrosis derajat 1
B. Hidronefrosis derajat 2
C. Hidronefrosis derajat 3
E. Hidronefrosis derajat 5
D. Hidronefrosis derajat 4
KEYWORDS
• Laki-laki, 31 tahun
• BAK anyang-anyangan sejak 3 hari lalu, perut
bawah terasa mengganjal walaupun setelah BAK,
demam (+) suhu naik turun tidak tinggi
• Suhu 37,3oC; PF: nyeri tekan suprapubik (+)
• UL: leukositosis, bakteri (+)
C. TMP-SMX 2x960 mg PO
selama 7 hari
PENJELASAN
Anatomis
• Atas → pyelonephritis, renal/perinephric abscess,
prostatitis
• Bawah → urethritis, cystitis
Klinis
• Non-komplikata → ISK bawah pada wanita
• Komplikata → ISK atas pada wanita, ISK pada pria
dan wanita hamil, ISK dengan gangguan
struktural/neurologis/ imunosupresi
Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital
Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN
Etiologi ISK
Non-komplikata
Komplikata
E. Coli (80%), Proteus,
E.Coli (30%),
Klebsiella, S.
enterococci (20%)
saprophyticus
Urethritis
Catheter-associated C. trachomatis, N.
Yeast (30%), E. coli gonorrhoeae,
(25%) Ureaplasma urealyticum,
T. vaginalis, HSV
Manifestasi Klinis
Sistitis
• Dysuria, urgensi, frekuensi, hematuria, nyeri
suprapubik
Urethritis
• Mirip dengan sistitis dengan urethral discharge, nyeri
suprapubic (-)
Prostatitis
• Kronik → mirip dengan sistitis dengan gejala obstruksi
(hesitansi, weak stream)
• Akut → nyeri perineal, demam, nyeri tekan prostat
PENJELASAN
Manifestasi Klinis
Pielonefritis
• Demam, menggigil, nyeri pinggang/flank, mual-
muntah, diare
Abses renal
• Mirip dengan pielonefritis dan demam persisten
dengan pengobatan antibiotik yang adekuat
Pemeriksaan Penunjang
• Urinalisis
• Pyuria + bacteriuria ± hematuria ± nitrit
• Kultur urin
• Kultur darah
• Terutama pada pasien denan demam dan ISK
komplikata
• CT-Scan abdomen
• Kecurigaan abses renal pada pasien dengan
pielonefritis yang tidak membaik dalam 72 jam
pengobatan
• USG renal, voiding cystography
• ISK rekuren pada pria
PENJELASAN
Panel Urinalisis
Angka
Temuan Indikator Infeksi
Normal
Leukosit
- Positif (penanda pyuria)
esterase
Nitrit - Positif (penanda bakteri pereduksi nitrat)
WBC <5 Pyuria; WBC > 10
RBC <5 Pada infeksi sering didapatkan hematuria
Jumlah sel epitel yang tinggi menunjukkan
Epitel <5
adanya kontaminasi flora kulit
pH meningkat pada infeksi bakteri urease
pH 4,5-8
(P. mirabilis, S. aureus, Klebsiella spp.)
PENJELASAN
Kultur Urin
Merupakan pemeriksaan gold standard
untuk mendiagnosis ISK
• Spesimen dapat diambil dari urin pancar
tengah (midstream/clean-catch) atau kateter
(pada pasien yang terpasang kateter)
• Bakteri ≥105 CFU/mL pada wanita
• Bakteri ≥103 CFU/mL pada pria/kateter
• Pada pyuria dan kultur (-) → pyuria steril
• Urethritis, nephritis, renal TB, benda asing
Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital
Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN
ISK Tatalaksana
Sistitis - Non-komplikata
- Nitrofurantoin 2 x 100 mg PO untuk 5 hari
- TMP – SMX 2 x 960 mg PO untuk 3 hari
- Komplikata
- Fluorokuinolon untuk 7 – 14 hari
- Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO
- Levofloxacin 1 x 250 mg PO
- TMP – SMX 2 x 960 mg PO untuk 7 – 14 hari
Catheterized Lepas kateter (apabila tidak memungkinkan ganti baru) dan
terapi antibiotik sama seperti sistitis
Uretritis Tatalaksana untuk Neisseria dan Chlamydia
- Neisseria → Ceftriaxone 250 mg IM dan Azitromycin 1 gr
PO (single dose)
- Chlamydia → Doxycyxlin 2 x 100 mg PO untuk 7 hari atau
Azitromycin 1 gr PO (single dose)
ISK Tatalaksana
Prostatitis Fluorokuinolon/TMP – SMX PO untuk 14 – 28 hari pada
kasus akut dan 6 – 12 minggu pada kasus kronik
Pielonefritis - Rawat jalan
- Fluorokuinolon PO untuk 7 hari
- TMP – SMX PO untuk 14 hari
- Rawat inap
- Ceftriaxone atau Ampisilin-sulbaktam IV untuk 14 hari,
ganti PO bila klinis membaik dan afebris setelah 24-48
jam
Abses renal Drainase dan terapi antibiotik seperti pielonefritis
C. TMP-SMX 2x960 mg PO
selama 7 hari
KEYWORDS
• Laki-laki, 65 tahun
• BAK tidak lampias sejak 1 bulan, badan lemas kurang
tidur karena sering BAK saat malam hari, demam (-),
nyeri berkemih (-)
• TD 130/90mmHg, HR 90x/mnt, RR 20x/mnt
• RT: prostat konsistensi kenyal, permukaan licin, tidak
teraba nodul, tidak teraba pole atas, tidak nyeri
D. Dihidrotestosteron
PENJELASAN
BPH
Diagnosa histologis → proliferasi sel epitel dan
stroma prostat dan gangguan apoptosis sel
sehingga menyebabkan pembesaran kelenjar
• Normal part of aging process → dependen terhadap
hormon testosterone dan dihidrotestosteron (DHT)
• Paling sering pada zona transisional dan periurethral
• Gejala utama → disfungsi berkemih karena prostat
menekan urethra sehingga menyebabkan bladder
outlet obstruction (BOO) → LUTS
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN
Pemeriksaan Penunjang
- Fungsi ginjal
- Urinalisis
- PSA (N <4ng/mL)
- USG
PENJELASAN
Komplikasi BPH
TATALAKSANA
• Terapi farmakologis
• Alpha 1-blocker
• Selective → prazosin 2 – 20 mg/hari (short
acting), terazosin 1 – 20 mg/hari (long acting)
• Partially Subtype (uroselective) → tamsulosin
0,4 – 0,8 mg/hari, silodosin 8 mg/hari
• 5-alpha reductase inhibitor
• Dutasteride 0,5 mg/hari
• Finasteride 0,5 mg/hari
• Terapi definitif
• TURP, TUIP, Prostatektomi
TATALAKSANA
D. Dihidrotestosteron
KEYWORDS
• Laki-laki, 47 tahun
• Benjolan di skrotum, riwayat vasektomi 1 tahun
lalu
• PF: benjolan pada area superoposterior testis,
tes transiluminasi (+), tes valsava (-)
Spermatocele
Massa kistik pada testis yang berasal dari
akumulasi sperma
• Terletak di jalur sepanjang
testis hingga vas deferens
• Biasanya asimptomatik
• Faktor resiko → vasektomi
• Sulit dibedakan dengan kista
epididimis secara
makroskopis
• Tes valsava (-)
PENJELASAN
Hydrocele
Penumpukan cairan pada skrotum karena
patensi prosesus vaginalis
• Biasanya asimptomatik
• Skrotum membesar dan tidak
simetris Tes transiluminasi (+)
• Testis teraba
Hydrocele
PENJELASAN
Varicocele
Disfungsi katup vena sehingga aliran darah
terhambat → dilatasi vena
• Laki-laki, 66 tahun
• BAK bercabang sejak 1 bulan, terkadang demam
dan BAK tidak tampias
• Riwayat dirawat di ICU 1 minggu karena
perdarahan intrakranial
• TTV dan status generalis dalam batas normal
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
D. Striktur uretra
PENJELASAN
Striktur Urethra
Penyempitan urethra akibat terbentuknya
jaringan skar
Striktur Urethra
Gejala
• Sulit BAK
• Retensi urin
• Kencing bercabang
(spraying or double stream)
• Postvoiding dribbling
• Frekuensi
• Urgensi
PENJELASAN
Penyebab striktur pada urethra
anterior
• Pemasangan instrument
(uretroskopi, kateter, dll)
• Hipospadia
• Lichen sclerosus (penile
urethra, pars bulbosa)
• IMS (penile urethra, pars
bulbosa)
• Crush injury (penile urethra,
pars bulbosa), straddle injury
Uretrogram retrograd
• Prosedur diagnostik yang umumnya dilakukan pada
pasien laki-laki untuk mendiagnosis kelainan pada
urethra, misalnya trauma (ruptur) urethra atau
striktura urethra
• Dilakukan dengan cara memasukkan kontras
radioopak melalui OUE, kemudian dilakukan foto
polos
• Lebih tidak invasif dibandingkan dengan uretroskopi
dan sistoskopi
PENJELASAN
Uretrogram retrograd
Uretrogram retrograd
TATALAKSANA
• Dilatasi mekanik
• Menggunakan alat (dilator) untuk melebarkan
urethra di lokasi terjadinya striktura
• Uretrotomi internal
• Dilakukan insisi pada lokasi striktura untuk
membebaskan/memisahkan jaringan parut
• Komplikasi: dapat terjadi striktura baru
• Rekonstruksi bedah
• Dilakukan pembuangan pada bagian striktura
dan dilakukan reanastomosis (penyambungan
ulang) → harus dipastikan reanastomosis tidak
menyebabkan tegangan yang tinggi pada
sepanjang urethra
PILIHAN JAWABAN LAIN
D. Striktur uretra
KEYWORDS
• Wanita, 28 tahun
• Nyeri pada ujung jari tangan sejak 2 minggu,
dirasakan setelah ruangan kerja dipasang AC
• Riwayat merokok, hipertensi, DM disangkal
• PF: jari tangan tampak pucat kebiruan
D. Vasopasme perifer
PENJELASAN
Raynaud Disease
Vasospasme pembuluh darah perifer karena
paparan suhu dingin → ujung jari membiru dan nyeri
Tatalaksana
- Hindari faktor
resiko
- Menggunakan
sarung tangan
- Hindari merokok
- Menghangatkan
tubuh
PENJELASAN
PENJELASAN
Thromboangiitis Obliterans
(Buerger Disease)
• Inflamasi pembuluh
darah perifer terkait
kebiasaan merokok
• Pada pemeriksaan
ujung-ujung jari tampak
iskemik (kehitaman),
ada klaudikasio (nyeri
saat aktivitas akibat
demand O2 meningkat)
• Komplikasi jangka
panjang → gangren
PENJELASAN
Tatalaksana
• Berhenti merokok
• Debridement
PILIHAN JAWABAN LAIN
D. Vasopasme perifer
KEYWORDS
• Wanita, 49 tahun
• Tungkai kanan bengkak sejak 2 bulan, dirasakan
memberat, nyeri betis kanan saat berjalan/istirahat
• TD 160/90mmHg, HR 84x/mnt, RR 22x/mnt
• PF: ulkus pada tungkai kanan, Ø1.5cm, nyeri (+),
pulsasi a. dorsalis pedis melemah
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
Faktor Resiko
• Merokok
• Diabetes mellitus
• Hipertensi
• Homosistenemia
• Hiperkolesterolemia
PENJELASAN
ABI Kanan
Sistol tertinggi (tibialis posterior vs dorsalis pedis)
pada tungkai kanan
Sistol tertinggi pada lengan (lengan kanan vs lengan
kiri)
ABI Kiri
Sistol tertinggi (tibialis posterior vs dorsalis pedis)
pada tungkai kiri
Sistol tertinggi pada lengan (lengan kanan vs lengan
kiri)
PENJELASAN
Klaudikasio Intermiten
Menurunnya perfusi ekstremitas inferior akibat atherosclerosis,
ditandai dengan nyeri yang ditimbulkan oleh aktivitas
Pemeriksaan sederhana
menggunakan Ankle
Brachial Index (ABI)
Klaudikasio intermiten
merupakan fase awal
dari perjalanan penyakit
chronic limb ischemia
TATALAKSANA
PENJELASAN
• Wanita, 44 tahun
• Mudah lelah bila beraktivitas sejak 2 bulan
• Riwayat HT dan dyslipidemia, rutin berobat sejak
3 bulan terakhir tetapi tidak ingat nama obat
• TD 130/80mmHg, HR 55x/mnt, RR 16x/mnt
JAWABAN
D. Verapamil
PENJELASAN
Bradiaritmia
Denyut jantung <50 kali/menit
AV Block
AV block derajat 1
• PR interval memanjang
konstan (>5 mm)
AV block derajat 2a
(Mobitz 1)
• PR interval memanjang
progresif, hingga
akhirnya ada kompleks
QRS yang hilang (beat
drop)
PENJELASAN
AV block derajat 2b
(Mobitz 2)
• PR interval memanjang
konstan, hingga akhirnya
ada kompleks QRS yang
hilang (beat drop)
• Butuh pacemaker
AV block derajat 3
• Gelombang P dan QRS
berjalan sendiri-sendiri
• Jarak PP reguler,
begitupun jarak RR
• Butuh pacemaker
PENJELASAN
AV block derajat 3
• Gelombang P dan QRS tidak berhubungan
• P-P regular, R-R regular
PENJELASAN
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Simvastatin → rhabdomyolisis
B. Gemfibrozil → gangguan fungsi hepar
(jarang)
C. Captopril → batuk kering, hiperkalemia
E. Candesartan → hiperkalemia
KESIMPULAN
D. Verapamil
KEYWORDS
• Wanita, 44 tahun
• Nyeri tangan kanan sejak 2 jam, disertai pucat
dan dingin, demam (+) suhu naik turun
• TD lengan kanan 90/60mmHg, kiri 110/70mmHg
• PF: pulsasi a. radialis kanan lemah, bruit (+) a.
carotis kanan
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
B. Arteritis Takayasu
PENJELASAN
Arteritis Takayasu
Inflamasi arteri besar dan sedang (vaskulitis)
• Predileksi daerah aorta dan
percabangannya
• Sering terjadi pada wanita
<50 tahun → pada lansia
biasanya disebabkan Giant
Cell Arteritis
• Pada arteritis Takayasu
terdapat gejala inflamasi →
demam, malaise, peningkatan
protein fase akut, LED
PENJELASAN
Arteritis Takayasu
Gejala konstitusional Kelainan neurologis
• Lemas, demam, nyeri • Nyeri kepala
sendi, BB turun • Transient ischemic
attack
Kelainan kardiovaskular
• Ggn. Visual
• Bruit, terutama pada • Diplopia
area carotis • Amaurosis fugax
• Perbedaan TD antar
ekstremitas
• Klaudikasio
• Subclavian steal
syndrome
PENJELASAN
Kriteria Diagnosis
PENJELASAN
Klasifikasi
TATALAKSANA
Arteritis Takayasu
• Kortikosteroid
• Predinsone 1mg/kgbb/hari, tappering off hingga
gejala membaik (biasanya dalam hitungan
beberapa minggu-bulan)
DIAGNOSIS ??
B. Arteritis Takayasu
KEYWORDS
• Laki-laki, 41 tahun
• Nyeri dada kiri 1 hari lalu, timbul saat beraktivitas
dan membaik saat istirahat, sudah terjadi beberapa
kali tetapi tidak berobat
• Pasien suka makan gorengan dan gulai → FR
• TTV dan PF dalam batas normal
• PP: kol 248mg/dL, GDS 131mg/dL, EKG normal
DIAGNOSIS >> STABLE ANGINA
JAWABAN
A. Asetilsalisilat 80 mg 1x1
tab per hari
PENJELASAN
Angina Pektoris
Iskemi miokardium karena ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan pasokan oksigen →
menimbulkan gejala nyeri dada
Etiologi → aterosklerosis
di pembuluh darah jantung
• Saat aktivitas →
penyempitan pembuluh
darah → supply darah
tidak adekuat → timbul
gejala khas angina
PENJELASAN
Angina Pektoris
• Dibagi menjadi 3 jenis
• Stable angina/classic angina/effort angina
• Unstable angina/crescendo angina
• Variant angina/vasospasm angina/Prinzmetal angina
PENJELASAN
Unstable Angina
Pectoris
Disebabkan karena
obstruksi arteri koronari
karena plak atheroma
progresif
Gejala
• Nyeri dada kiri >10 menit,
tidak hilang dengan istirahat
• Bersifat crescendo
• Muncul ketika beraktivitas
maupun istirahat
• Dapat menyebabkan MI
PENJELASAN
PENJELASAN
Prinzmetal Angina
Disebabkan karena vasospasme arteri koronari
• Mekanisme masih
belum diketahui →
kemungkinan karena
disfungsi endotelium
• Tidak berhubungan
dengan aterosklerosis
Gejala
• Nyeri dada timbul saat
istirahat
• Hilang dengan NTG
PENJELASAN
TATALAKSANA
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Asetilsalisilat 80 mg 1x1
tab per hari
KEYWORDS
• Laki-laki, 68 tahun
• Mudah sesak bila beraktivitas, tidur diganjal 2-3
bantal sejak 3 bulan terakhir
• TD 160/100mmHg, HR 84x/mnt, RR 22x/mnt
• PF: JVP 5±3 cmH2O, edema tungkai minimal
A. Amlodipine 1x10 mg PO
PENJELASAN
Hipertensi
Penegakan diagnosis dilakukan dengan 2 kali
pengukuran tekanan darah pada 2 kunjungan yang
berbeda
PENJELASAN
Pengukuran
PENJELASAN
Pengukuran
• Laki-laki, 51 tahun
• Berdebar-debar dan keringat dingin sejak 1 jam
• TD 110/60mmHg, HR 176x/mnt, RR 22x/mnt
JAWABAN
B. Verapamil 80 mg PO
PENJELASAN
Takiaritmia
Gangguan irama jantung dengan HR >100
kali/menit
Takiaritmia
PENJELASAN
Narrow QRS
Atrial Fibrilasi :
• Ireguler (jarak R-R)
• Gelombang P
menghilang
Atrial Flutter:
• Reguler (jarak R-R)
• Gambaran gigi gergaji
(saw-tooth)
PENJELASAN
Wide QRS
Torsades de Pointes
Suatu subtipe VT polimorfik
Vagal Maneuver
1. Batuk → kencang dan kuat selama beberapa kali
2. Stimulus dingin → menaruh ice-pack pada wajah sekitar
10 detik (Diver’s reflex)
3. Pijat karotis → posisi leher ekstensi, lalu memijat salah
satu sisi dengan gerakan memutar selama 10 detik
4. Gagging → memicu refleks muntah dengan
menggunakan tongue depressor lalu menyentuh faring
5. Valsava maneuver → mengedan atau meniup spuit 10 cc
hingga plunger bergerak (atau selama 15-20detik)
Vagal Maneuver
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Verapamil 80 mg PO
KEYWORDS
• Laki-laki, 65 tahun
• Sesak memberat sejak 2 minggu, sering dirasakan
dan hilang-timbul
• Batuk berdahak berwarna putih sejak 2 tahun, riwayat
merokok (+) saat remaja
• TD 140/90mmHg, HR 90x/mnt, RR 28x/mnt, suhu 36,7oC
• PF: pelebaran sela iga, wheezing +/+, rhonki +/+
C. Pleural line
PENJELASAN
Spirometri
• Digunakan untuk diagnosis dan menentukan tingkat
keparahan obstruksi jalan nafas (prognosis)
• TIDAK BOLEH dilakukan dalam keadaan akut
C. Pleural line
KEYWORDS
• Anak, 8 tahun
• Sering tertidur di kelas dan prestasi buruk, anak
mengorok saat tidur dan sering terbangun tiba-tiba
lalu menangis
• PF: pandangan kosong pada wajah, mulut
terbuka, gigi atas prominen, anak tampak
bernafas dari mulut
E. Facies adenoid
PENJELASAN
Hipertrofi Adenoid
Hiperplasia tonsil faringeal
• Biasanya asimptomatik
hingga terjadi kongesti
koana dan tuba eustachius
→ inflamasi berulang pada
anak-anak
• Etiologi
• EBV, S. aureus, S.
pneumonia, H. influenza,
GABHS, Moraxella
catarrhalis
• Alergen
PENJELASAN
Anatomi Adenoid
• Adenoid jaringan limfoid
pada dinding posterior
nasofaring, termasuk
rangkaian cincin
Waldeyer
• Normalnya, adenoid
membesar pada anak
usia 3 tahun & mengecil-
hilang pada usia 14
tahun
PENJELASAN
Hipertrofi Adenoid
Bila sering terjadi infeksi sal. napas atas, adenoid
dapat membesar → gejala sumbatan koana, sumbatan
tuba, dan gangguan tidur
• Akibat sumbatan koana, pasien akan
bernapas melalui mulut sehingga terjadi
(a) fasies adenoid, (b) faringitis &
bronchitis, (c) gangguan ventilasi &
drainase sinus paranasal → sinusitis
kronik
• Akibat sumbatan tuba, terjadi OMA
berulang → OMSK
• Gangguan tidur kronis menurunkan
asupan O2 → retardasi mental &
pertumbuhan fisik berkurang
TATALAKSANA
Hipertrofi Adenoid
• Simptomatis → atasi penyebab inflamasi
• Kortikosteroid pada kasus alergi
• Antibiotik pada kasus infeksi bakteri
• Adenotonsillectomy
• Otitis media kronik/rekuren pada anak
• Sinusitis kronik/rekuren
• Obstruksi jalan nafas berat (OSA)
PILIHAN JAWABAN LAIN
E. Facies adenoid
KEYWORDS
• Laki-laki, 41 tahun
• Tenggorokan terasa kering sejak 1 bulan, terasa
ada yang mengganjal dan batuk kadang berdahak
sejak 5 hari terakhir.
• Pasien merupakan tukang bajaj dan aktif merokok
• PF: mukosa dinding posterior faring granular (+),
cobblestone (+)
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
D. Faringitis kronik
hiperplastik
PENJELASAN
Faringitis
Peradangan dinding faring yang disebabkan
oleh virus (40- 60%), bakteri (5-40%), alergi,
trauma, iritan, dan lain-lain
PENJELASAN
Faringitis Kronik
• Catarrhal → penebalan
mukosa, tampak pelebaran
pembuluh darah dan folikel (2)
• Atrophic → tampak membran
tipis yang merupakan lendir
kental dengan mukosa kering
di dasarnya (3)
• Hypertrophic → penebalan
mukosa, dinding posterior
tampak tidak rata dan
bergranular (cobblestone) (4)
• Granular → tampak
pembengkakan KGB pada
dinding faring (5)
PENJELASAN
Centor Score
Skoring untuk mengetahui
penyebab faringitis akibat
infeksi GABHS (Group-A Beta
Hemolyticus Streptococcus)
TATALAKSANA
A. Faringitis akut
B. Faringitis kronik atrofi
C. Faringitis fungal
E. Faringitis luetika
D. Faringitis kronik
hiperplastik
KEYWORDS
• Anak, 4 tahun
• Sesak nafas sejak 2 jam, nyeri tenggorokan
terutama saat menelan, hot potato voice (+)
• HR 110x/mnt, RR 28x/mnt, suhu 38.5oC
• PF: limfadenopati servikal (+)
• X-ray: gambaran thumbprint
B. Haemophilus influenza B
PENJELASAN
Epiglotitis
Inflamasi akut pada area supraglotis, terutama
epiglotis
• Paling sering karena H. influenza B (90%) dan S.
pneumonia
• Onset mendadak dan progresif menjadi gagal nafas
karena obstruksi jalan nafas
• Stridor inspirasi, tripod position
• Pada kasus berat suara nafas menghilang + retraksi
• Demam tinggi
• Nyeri tenggorokan, disfagia, drooling
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN
TATALAKSANA
Epiglotitis
• Jaga jalan nafas sebelum melakukan tindakan lain
yang dapat meng-trigger obstruksi jalan nafas
(terutama pada anak-anak)
• ETT hingga pasien stabil 24 – 48 jam
• Trakeostomi
• Dalam respiratory arrest → menggunakan BMV hingga
penatalaksanaan lebih lanjut
• Oksigenasi
• Antibiotik
• ꞵ-lactamase resistant → Ceftriaxone 50 – 75 mg/kg/hari
single dose (maksimal 2 g/hari)
• Vaksin Hib → pencegahan
https://www.msdmanuals.com/professional/ear,-nose,-and-throat-
disorders/oral-and-pharyngeal-disorders/epiglottitis
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Haemophilus influenza B
KEYWORDS
• Laki-laki, 33 tahun
• Sesak nafas mendadak dan nyeri dada sejak 2 jam lalu,
terutama saat menarik nafas dan disertai batuk berdarah.
Riwayat post-ORIF 1 minggu lalu
• TD 140/90mmHg, HR 124x/mnt, RR 34x/mnt, suhu 37.4oC
• PF: tungkai bawah hiperemis, teraba hangat, Homan
sign (+), X-ray: Westermark sign (+)
A. Modified Wells
PENJELASAN
Emboli
Obstruksi vaskular oleh
massa intravaskular
(padat, cairan atau gas)
Types of the emboli
- Cardiac → LA, infarct LV,
vegetation in endocarditis
- Arterial → systemic arteries
in the brain, spleen, kidney,
intestines
- Venous → pulmonary
arteries
PENJELASAN
Emboli Paru
Terjadi sumbatan pada
pembuluh darah paru akibat
emboli vena, biasanya akibat
DVT atau SVT
Gejala
• Sesak napas
• Hemoptisis
• Nyeri dada pleuritik
• Sianosis
• Berdebar-debar
• Low grade fever
Infark paru
PENJELASAN
B. Burch-Wartofsky → tirotoksikosis
C. Virchow’s triad → DVT
D. CHADS2 → prediksi stroke iskemik pada
pasien dengan AF
E. Centor → faringitis bakterial
KESIMPULAN
A. Modified Wells
KEYWORDS
• Laki-laki, 68 tahun
• Sering mimisan sejak 1 bulan, hidung terasa
mengganjal, sakit kepala dan pandangan ganda
• PF: limfadenopati colli dextra, laringoskopi
tampak massa pada fossa Rosenmuller
A. Epstein-Barr virus
PENJELASAN
Kanker Nasofaring
Paling sering disebabkan
karena infeksi Ebstein-
barr virus (EBV)
Gejalanya biasa asimptomatik
sampai tumor membesar dan
menganggu struktur
disekitarnya
Kanker Nasofaring
Pemeriksaan fisik
• Pembesaran KGB colli
• Biasanya tidak nyeri
• Bilateral
• Gangguan saraf kranial
(25% kasus)
• Nasofaringoskopi → tampak
massa di daerah nasofaring
(paling sering pada fossa
Rosenmuller)
PENJELASAN
PENJELASAN
B. Adenovirus
C. Coronavirus
D. Human Papilloma virus
E. Rhinovirus
KESIMPULAN
A. Epstein-Barr virus
KEYWORDS
• Wanita, 60 tahun
• Sesak pada hari kedua perawatan di RS dengan
diagnosis stroke, pasien disuapi makanan dalam posisi
setengah berbaring
• TD 130/80mmHg, HR 100x/mnt, RR 30x/mnt
• PF: rhonki (+) basah kasar pada basal paru kanan
• Xray thorax: infiltrat pada basal paru kanan
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
C. Pneumonia aspirasi
PENJELASAN
Sindroma Aspirasi
Inflamasi parenkim paru akibat masuknya substansi yang
berasal dari orofaring maupun gaster ke dalam saluran
pernapasan
Pneumonitis Aspirasi
Aspirasi isi lambung yang bersifat steril
• Paling sering terjadi akibat proses anestesi
umum
• Faktor resiko lain → hamil, gangguan
kesadaran (intoksikasi, trauma kepala,
perdarahan otak)
• Aspirasi isi lambung → asam lambung, cairan
empedu, darah atau air
• Gejala → SOB, rhonki, wheezing, edema paru,
hipotensi, progresif menjadi ARDS
Pneumonia Aspirasi
Aspirasi material dari orofaring yang tidak steril
Faktor risiko
• Gangguan refleks
menelan
• Defisit neurologis
• Abnormalitas traktus
digestif-respiratori
Komplikasi
• Kavitas, dapat terinfeksi
menjadi abses paru
PENJELASAN
Pneumonia Aspirasi
PENJELASAN
Pneumonia Aspirasi
Stabilisasi jalan napas
Antibiotik
• Tanpa gejala toksik : Ceftriaxone + Makrolid, atau
florokuinolon respirasi (ex : Levofloxacin)
• Tampak toksik : Imipenem/Cilastatin + Vankomisin
• Aspirasi kronik, sekret busuk → tambahkan
Klindamisin (curiga anaerob)
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN
C. Pneumonia aspirasi
KEYWORDS
• Laki-laki, 40 tahun
• Dibawa ke RS karena KLL, pasien penumpang bis
AKAP dan mengalami kecelakaan karena
kelalaian supir
• Pasien merupakan peserta BPJS mandiri kelas II
MEKANISME PEMBAYARAN ??
JAWABAN
A. Pembayaran dilakukan
oleh Jasa Raharja
PENJELASAN
A B D
C
PENJELASAN
A. Jasa Raharja
KLL yang termasuk di dalam tanggungan Jasa Raharja :
1. Mereka yang tertabrak kendaraan umum atau pribadi
2. Tabrakan dua atau lebih kendaraan bermotor, kecuali
penumpang atau pengemudi kendaraan yang
menyebabkan kecelakaan
3. Korban tabrak lari
4. Korban angkutan umum darat, laut, atau udara,
termasuk pada skenario kecelakaan tunggal
PENJELASAN
A. Jasa Raharja
KLL yang tidak termasuk di dalam tanggungan Jasa Raharja :
1. Kendaraan yang menyebabkan kecelakaan
2. Kendaraan maupun pejalan kaki yang menerobos palang pintu rel
KA yang sedang difungsikan
3. Kecelakaan yang disebabkan perlombaan kecepatan dan
bencana alam (gempa bumi, letusan gunung berapi, dll)
4. Kecelakaan tunggal
5. Mereka yang mengalami kecelakaan karena bunuh diri,
percobaan bunuh diri, mabuk atau tidak sadar, maupun tengah
melakukan kejahatan
PENJELASAN
A. Jasa Raharja
Contoh kasus :
1. Tn. A, seorang pejalan kaki, sedang berjalan di trotoar
ketika dirinya ditabrak oleh Nn. Z yang mengendarai
mobil secara ugal-ugalan. Biaya perawatan di RS
mencapai Rp 12.000.000,00
B. BPJS Kesehatan
KLL yang termasuk di dalam tanggungan BPJS
Kesehatan:
1. Kecelakaan tunggal
PENJELASAN
B. BPJS Kesehatan
Contoh kasus :
1. Tn. U, dibawa ke RS akibat kecelakaan lalu lintas saat
akan pergi ke restoran. Tn. U menabrak pohon beringin
di tepi jalan akibat mengendarai mobil sambil bermain
kuis di HP. Tidak ada korban lain dalam kasus ini.
PENJELASAN
D. BPJS Ketenagakerjaan
KLL yang termasuk di dalam tanggungan BPJS
Ketenagakerjaan :
1. Kecelakaan saat pergi ke tempat kerja
2. Kecelakaan di tempat kerja
3. Kecelakaan saat pulang dari tempat kerja
PENJELASAN
D. BPJS Ketenagakerjaan
Contoh kasus :
1. Ny. M, seorang pekerja di pabrik garmen yang berjarak
5 km dari rumahnya. Pada saat Ny. M pulang dari pabrik
dengan mengendarai motor, dirinya ditabrak oleh truk
pasir. Ny. M harus dirawat selama 5 hari di RS.
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Pembayaran dilakukan
oleh Jasa Raharja
KEYWORDS
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
A. Transient Ischemic
Attack; ABCD2 score
PENJELASAN
Lokasi:
10 % vertebrobasiler,
80% carotid, 10%
uncertain
PENJELASAN
Tatalaksana TIA
• Anti agregasi platelet :
• Aspirin 1 x 80mg
• Klopidogrel 1 x 75mg
• Warfarin (pada pasien dengan AF) → 1 x 2mg
• Tatalaksana faktor risiko :
• Hipertensi
• DM
• Dislipidemia
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Transient Ischemic
Attack; ABCD2 score
KEYWORDS
Kejang Demam
• Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal > 380C) tanpa infeksi,
gangguan elektrolit, atau gangguan metabolik lain
• Usia predileksi → 6 bulan – 5 tahun
• Kejang demam kompleks, 1 dari kriteria berikut
– Lebih dari 15 menit
– Fokal (tidak generalisata, misalnya meliputi satu
ekstremitas saja)
– Berulang dalam 24 jam
• Kejang demam sederhana, tidak boleh memenuhi
satupun kriteria diatas
Evaluasi
• Pemeriksaan
– Sesuai indikasi untuk menyingkirkan
diagnosis : darah rutin, gula darah,
elektrolit, urinalisis, feses, dll
– Pemeriksan CSF menyingkirkan
meningitis terutama bayi < 12 bulan
(sangat dianjurkan) dan 12 -18 bulan
(dianjurkan)
– CT scan dan MRI bila ada indikasi
Sumber : REKOMENDASI Penatalaksanaan Kejang Demam, UKK Neurologi IDAI 2016
PENJELASAN
Terapi
• Antipiretik: PCT 10-15 mg/kgBB/kali 4-6 kali
perhari
• Anti kejang: praktis bisa diberikan orang tua
dirumah → diazepam supp 5 mg untuk BB < 12
kg, 10 mg untuk BB > 12 kg
• Anti kejang: di IGD → diazepam intravena 0,2-0,5
mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 2
mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan
dosis maksimal 10 mg. Secara umum,
penatalaksanaan kejang akut mengikuti algoritma
kejang pada umumnya.
Lokasi patologis?
JAWABAN
B. Vertebrobasiler artery
PENJELASAN
Stroke
• Kelainan
neurologis fokal
maupun global,
bertahan lebih
dari 24 jam
karena masalah
serebrovaskular.
85% →
ISKEMIK
PENJELASAN
• Klinis : • Klinis :
• Defisit neurologis akut • Defisit neurologis akut
• Kesadaran Umumnya • Penurunan Kesadaran
Compos Mentis • Tanda lesi UMN
• Tanda lesi UMN • Hipertensi
(hiperrefleks, refleks
patologis (+)
• CT Scan : Hiperdens
• CT Scan : Hipodens
Updates AHA/ASA Stroke Recommendations
PENJELASAN
Perdarahan vertebrobasiler
Brainstem +
cerebellum
PENJELASAN
PENJELASAN
ALGORITMA
GADJAH
MADA
PENJELASAN
Pengecualian !!
• Stroke Iskemik (pada tahap
awal, khususnya pada area
MCA) dapat
menunjukkan middle cerebral
artery (MCA) dot sign
/ Sylvian fissure sign →
tampakan hyperdense pada
Brain CT Scan
https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/01.STR.32.1.84 ; https://radiopaedia.org/articles/mca-dot-sign-brain
PENJELASAN
https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/01.STR.32.1.84 ; https://radiopaedia.org/articles/mca-dot-sign-brain
TATALAKSANA
B. Vertebrobasiler artery
KEYWORDS
• Wanita, 39 tahun
• Nyeri kepala kronis + pandangan ganda
• Keluar ASI, padahal tidak sedang hamil /
menyusui
• PF : hemianopsia bitemporal
DIAGNOSIS?
JAWABAN
B. Prolaktinoma
PENJELASAN
PROLAKTINOMA
GEJALA
Efek Hormonal Efek SOL
• Gejala yang muncul akibat tingginya
hormon prolaktin (hiperprolaktinemia)
• Nyeri kepala
• Gangguan menstruasi / • Defek lapang
infertilitas
pandang akibat
• Galactorrhea
• Hypoestrogenisme → vaginal
kompresi jaras optik
dryness, dyspareunia, penurunan • Bitemporal (chiasma)
BMD
• Total vision loss
• Pada laki-laki :
• Penurunan libido, gangguan
ereksi
• Gynecomastia
• Female body habitus, testis
mengecil
PENJELASAN
Pemeriksaan penunjang
• Serum prolaktin
• Serum tiroid → untuk eksklusi
hiperprolaktinoma sekunder
• Imaging
• MRI → modalitas terbaik untuk menilai jaringan
lunak
• CT dengan kontras → modalitas terpilih untuk
menilai struktur tulang
PENJELASAN
TATALAKSANA
• Mikroprolaktinoma → tanpa gejala signifikan
dapat dilakukan observasi (95%
mikroprolaktinoma tidak berkembang menjadi
makroprolaktinoma)
• Makroprolaktinoma → butuh tatalaksana !
• Bromocriptine → start 1.25mg/hari, tingkatkan
hingga 2.5mg 2x/hari
• Radioterapi → kurang efektif
• Pembedahan →transsphenoidal pituitary
adenomectomy
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Prolaktinoma
KEYWORDS
• Wanita, 29 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 1 jam yll
• Riwayat kejang (+) → serangan > 5x dalam setahun
• Serangan diawali dengan bengong kemudian mulut
mengecap-ngecap dan gerakan tangan kanan ± 5 detik
• Setelah sadar pasien kembali beraktivitas. Diantara 2
serangan pasien normal
• Defisit neurologis (-)
DIAGNOSIS?
JAWABAN
Kejang
Kejang umum : berasal dari DUA HEMISFER
Terapi
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Pria, 42 tahun
• KLL 1 jam yll → tidak sadar, - menuju UGD pasien
sadar kembali - jatuh pingsan saat tiba di UGD
• E2M1V2
• TD 100/70 mmHg, Nadi 110x/ menit, respirasi 27x/ menit,
kaku kuduk (-)
• Jejas temporal sinistra
DIAGNOSIS >> EDH
JAWABAN
EDH
• Arteri meningea media (36%)
• Lucid interval
• Bentuk lenticular pada CT Scan
• Operasi diindikasikan jika volume lebih dari
30cm3
PENJELASAN
EDH vs SDH
PENJELASAN
Tampakan radiologis
PENJELASAN
LUCID INTERVAL
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Pria, 41 tahun
• Batuk pilek 5HSMRS
• kelemahan anggota gerak, kedua tungkai
dan lengan.
• motorik tungkai bawah 3/3 dan lengan 4/4
• penurunan refleks fisiologis
DIAGNOSIS >> GBS
Tatalaksana utama?
JAWABAN
C. IVIg
PENJELASAN
Faktor Risiko
Infeksi : C. jejuni (diare berdarah), EBV (batuk dan
pilek)
Gejala
Kelemahan, kesemutan, bilateral
Dimulasi dari DISTAL EKSTREMITAS
Kerusakan otonom
Kerusakan nervus kranial
Gagal napas
PENJELASAN
OR
A. Piridostigmin →parasympathomimetic,
reversible cholinesterase inhibitor utk
myasthenia gravis
B. Prednisone→steroid
D. Carbamazepine→antikonvulsif
E. Metronidazole→antibiotik
KESIMPULAN
C. IVIg
KEYWORDS
Patogenesis?
JAWABAN
Poliomielitis
• Infeksi virus polio
(fekal-oral) → highly
infectious
• Merusak sel neuron
di kornu anterior
medula spinalis
• Klinis: demam,
kelemahan otot akut
yang berat,
umumnya asimetris
→ ekstremitas
bawah lebih parah
Sumber : www.emedicine.Medscape.com
PENJELASAN
Poliomielitis
• Tiga tipe virus polio yaitu tipe 1, 2 dan 3
• Vaksin bivalent OPV hanya mencakup
perlindungan untuk tipe 1 dan 3
• Vaksin IPV mencakup semua serotipe
Tatalaksana
•Perempuan, 49 tahun
•Mata kiri cekot-cekot sejak 2 jam yang lalu.
•Mata merah dan pandangan mata kabur.
•Px Oftalmologi : VOS 3/60, injeksi konjungtiva tanpa
sekret, edema kornea dan mid-dilatasi pupil yang
non-reaktif. TIO OS : 45 mmHg.
DIAGNOSIS >> GLAUKOMA AKUT (PACG)
JAWABAN
Klasifikasi Glaukoma
• Congenital & Developmental Glaucomas
⮚ Primary Congenital Glaucoma
⮚ Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
⮚ Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
⮚ Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
⮚ Primary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma
⮚ Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma,
Inflamatory Glaucoma (uveitis), Pigmentary Glaucoma,
Neovascular Glaucoma, Exfoliation Syndrome, Trauma
(tergantung etiologi & mekanisme ↑ TIO)
Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology, ed. 18th, McGraw Hill : New York, 2011
PENJELASAN
• Tonometri
Px • Gonioskopi
Penunjang • Perimetri
• Oftalmoskopi direk dan indirek
PENJELASAN
Regimen Terapi
KELOMPOK OBAT REGIMEN MEKANISME AKSI
Khaw, PT Shah P, & Elkington AR, ABC of Eyes, ed. 4th, BMJ Books 2004
PILIHAN JAWABAN LAIN
Komplikasi okular?
JAWABAN
Konjungtivitis
• Peradangan pada konjungtiva
• Etiologi : Infeksi (Bakteri, Viral, Jamur), Alergi,
Trauma
• MATA MERAH, VISUS NORMAL
• Jenis Eksudat → serosa (viral, iritasi), mucoid
(alergi), mukopurulen( infeksi bakteri, chlamydia),
purulent (infeksi gonococcal)
• Reaksi Konjungtiva
• Folikular → viral, chlamydia
• Papilar → bakteri (termasuk, gonococcal), alergi
PENJELASAN
Konjungtivitis
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana
Bakteri Staphylococci, Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
Streptococci, sensasi terbakar, biasanya Air mata buatan
Gonococci, bilateral, kelopak mata susah
Corynebacterium membuka, injeksi konjungtiva
strains difus, discharge mukopurulen,
papil (+)
Konjungtivitis
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida sp., Jarang, pasien Antijamur topikal
Blastomyces imunokompromais, pasien
dermatitidis, yang mendapat terapi
Sporothrix antibiotik
schenckii
Vernal Alergi Peradangan konjungtiva Hindari alergen
kronis, riwayat keluarga Antihistamin topikal,
atopik, gatal, fotofobia, mast cell stabilizer,
sensasi benda asing, simptomatik
blefarospasme, cobblestone
pappila, horner trantas dot
Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri selama Doxycycline 100 mg
trachomatis → beberapa minggu/bulan, bid for 21 hari atau
Badan Inklusi sekret mukopurulen, lengket, Erythromycin 250 mg
sensasi benda asing, mata PO qid 21 days
berair, kelopak mata Antibiotik topikal
bengkak,kemosis, Folikel
PENJELASAN
Konjungtivitis Vernal
• Hipersensitivitas Tipe 1
• Rekuren – Bilateral
• Mata merah, gatal, dan berair →
“pink eye”
• Riw. Alergi → asma, rhinitis
alergika, eczema
• Ada 2 tipe (bisa berjalan bersamaan)
• Palpebral → Papil besar di
konjungtiva tarsalis → Cobblestone +
sekret mucoid
• Limbal → degenerasi epitel kornea →
Horner Trantas Dot di limbus
• Tatalaksana : Menghindari alergen,
Mast cell stabilizer, Steroid,
Antihistamin
Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5, Ilyas (2013)
PENJELASAN
Konjungtivitis
Vernal vs Atopik
Characteristics VKC AKC
Generally presents at a younger
Age at onset Second to third decade
age than AKC' first decade
JAWABAN
A. Proliferative diabetic
retinopathy
PENJELASAN
Diabetic Retinopathy
• Tanda dan gejala:
• Melihat titik atau floaters
• Penurunan tajam penglihatan
• Terdapat titik hitam di tengah
lapang pandang → bisa terjadi
edema makula
• Sulit melihat dalam gelap
• Pada pemeriksaan
funduskopi: cotton wool spot,
flame hemorrhages, dot-blot
hemorrhages, hard exudates
• Terdapat 2 tahap : NPDR vs
PDR
PENJELASAN
MANAJEMEN
• Cegah progresivitas penyakit, terutama kontrol
diabetes dan faktor risiko lainnya
• Fotokoagulasi laser
• Injeksi intraviteral antiVEGF
• StemCell (masih dalam penelitian)
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Proliferative diabetic
retinopathy
KEYWORDS
• Laki-laki, 29 tahun
• Benjolan pada kelopak mata sebelah kanan
sejak 4 hari yang lalu. Riwayat batuk pilek (+)
seminggu yang lalu.
• Px Mata kanan (ralat soal) → benjolan
hiperemis dan nyeri pada orbita superior sinistra
& ptosis berbentuk S.
• Terdapat pembesaran KGB.
DIAGNOSIS >> DAKRIOADENITIS E.C VIRAL
INFECTION
Tatalaksana awal?
JAWABAN
E. Kompres hangat,
masase, NSAID
PENJELASAN
Dakrioadenitis
• Peradangan pada kelenjar lakrimal → lokasi :
supratemporal orbit
• Karakter Presentasi Klinis : nyeri unilateral,
kemerahan dan bengkak pada orbita superior
(sisi temporal) dengan ptosis berbentuk S
• Causa : Viral : Mumps Virus (tersering),
EBV, Coxsackievirus, Herpes
Bakterial : S.aureus, Streptococcus,
N.gonorrhea, C.Trachomatis
Fungal : rare
PENJELASAN
Wajib bedakan !
PENJELASAN
Berdasarkan etiologi
• Viral (most common) - Self-limiting,
supportif saja (kompres hangat, masase,
dan NSAID oral)
• Bakterial – Antibiotik broad spectrum →
lakukan kultur untuk tentukan etiologi
• Fungal : antifungal
• Protozoa : specific antiamoebic
PILIHAN JAWABAN LAIN
E. Kompres hangat,
masase, NSAID
KEYWORDS
• Laki-laki, 47 tahun
• Keluhan mata buram saat membaca koran
dan gadget tetapi penglihatan jauh tidak
mengalami gangguan.
JAWABAN
Presbiopia
Jaeger Reading Test Card
• Anak, 8 tahun
• Sering terlihat memincingkan matanya apabila
melihat benda jauh.
• VOD 4/60 koreksi S-5 C-1,25 axis 90° → 6/18
• VOS 3/60 koreksi S-6 C-1,25 axis 180° → 6/20
DIAGNOSIS?
JAWABAN
A. Ambliopia
PENJELASAN
AMBLIOPIA
• Kondisi visus turun pada salah satu/kedua
mata akibat gangguan perkembangan jaras
saraf visus penglihatan sejak kecil → otak
hanya ‘belajar/ mengenali’ visus dengan
tajam penglihatan yang normal. Mata
dengan visus kabur ‘terbiasa’ tidak
digunakan → istilah = MATA MALAS
Refractive Amblyopia
• Uncorrected refractive errors are considered the most
common cause of amblyopia.
• Terdapat 2 tipe amblyopia refraktif :
• Amblyopia Anisometropic → unilateral amblyopia : akibat
perbedaan kekuatan refraksi antara kedua mata yang signifikan
→ 1.0–1.5 D atau lebih pada anisohyperopia, ≥ 2.0 D pada
anisoastigmatism, dan 3.0–4.0 D atau lebih pada anisomyopia
• Amblopia Isoametropic/Bilateral amblyopia → kedua mata
amblyopia akibat kekuatan refraksi yang tinggi. Bisa muncul
pada (-) 5.0–6.0 D atau lebih pada myopia, 4.0–5.0 D atau lebih
pada hyperopia dan 2.0–3.0 D atau lebih pada astigmatisma
• Amblyopia akibat astigmatisma berat disebut meridional
amblyopia.
https://www.aao.org/disease-review/types-of-amblyopia
TATALAKSANA
TATALAKSANA
• Tatalaksana amblyopia: sedini
mungkin (efektif pada usia <14 tahun)
oklusi/ patching mata yang normal,
agar mata yang mengalami gangguan
‘belajar’ untuk memperbaiki visusnya
→Bisa digunakan fulltime/ parttime
(selama beberapa bulan)
• Koreksi gg. Refraktif maksimal
• Pembedahan → biasanya untuk
kasus strabismic amblyopia
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Ambliopia
KEYWORDS
• Laki-laki, 53 tahun
• Keluhan kedua mata nyeri mendadak sejak 1
jam yang lalu.
• Keluhan disertai mata merah, pandangan buram,
nyeri kepala dan mual.
• VODS 6/60, injeksi sklera (+), COA dangkal, lensa
keruh, shadow test (+), TIO OD / OS : 36 / 38
mmHg.
DIAGNOSIS?
JAWABAN
A. Glaukoma Fakomorfik
PENJELASAN
Glaukoma
• Congenital & Developmental Glaucomas
➢ Primary Congenital Glaucoma
➢ Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
➢ Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
➢ Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
➢Primary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma
➢Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma,
Inflamatory Glaucoma (uveitis), Pigmentary Glaucoma,
Neovascular Glaucoma, Exfoliation Syndrome, Trauma
(tergantung etiologi & mekanisme ↑ TIO)
PENJELASAN
Katarak Senilis
• Katarak kongenital → infeksi TORCH (khususnya Rubella)
• Katarak didapat / acquired :
• Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata / bintang
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca operasi katarak
• Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain, misalnya diabetes
melitus sering mengakibatkan katarak subkapsular posterior
A. Glaukoma Fakomorfik
KEYWORDS
Populasi terjangkau?
JAWABAN
Populasi Penelitian
• Populasi → secara umum : seluruh populasi
yang ada dialam ini, jumlahnya tak terbatas
• Populasi Target → punya karakteristik
tertentu
• Tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Ditandai
dengan karakteristik klinis dan demografis
• Contoh : Pasien Ca Paru berusia dibawah 40 tahun
• Populasi Terjangkau (source/accessible
population)
• Bagian dari populasi target, merupakan populasi
yang terukur dan dibatasi oleh tempat dan waktu
• Contoh : Pasien Ca Paru berusia dibawah 40 tahun
yang berobat ke RSCM selama tahun 1996-2000
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis
PENJELASAN
Populasi Penelitian
• Subyek Penelitian / Sample
• Suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi
yang diharapkan menjadi perwakilan dari populasi
yang hasilnya mewakili keseluruhan populasi
(REPRESENTATIF)
• Butuh pertimbangan dalam menentukan → Metode
sampling
• Subyek yang benar-benar diteliti
• → dikurangi loss to follow up dan subyek yang
menolak
Confidence Interval
PILIHAN JAWABAN LAIN
Desain penelitian?
JAWABAN
B. Cohort Retrospective
PENJELASAN
Desain Penelitian
Case report
DESKRIPTIF:
tidak ada
pembanding
Case series
Cross
Observasional
sectional
Desain
Penelitian
Eksperimental: ANALITIK: ada
Case control
ada perlakuan pembanding
Cohort
PENJELASAN
Kohort Prospektif
RISIKO +
RISIKO - PENYAKIT +
PENYAKIT -
SEKARANG
Kohort Retrospektif
B. Cohort Retrospective
KEYWORDS
JAWABAN
C. 50/900
PENJELASAN
Incidence Risk/Proportion =
ATTACK RATE
• Jumlah penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu saat dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit tersebut pada saat yang
sama
→ biasa dinyatakan dalam persentase, ketika ada
epidemic (situasi/kondisi saat itu → sifatnya akut)
kasus baru
populasi berisiko awal pada suatu
interval waktu
PENJELASAN
C. 50/900
KEYWORDS
JAWABAN
Beneficence
Non-maleficence
• First do no harm.
• Sering dalam keadaan CITO.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis
Beuchamp TL, Childress JF. The principle of biomedical ethics, ed. 3rd. New York : Oxford University Press; 2001.
PENJELASAN
Autonomi
Justice
KODEKI 2012
PASAL 16
• Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang seorang pasien,bahkan juga
setelah pasien itu meninggal dunia.
JAWABAN
B. Implied Consent
PENJELASAN
Jenis Consent
Jenis Keterangan Contoh
Informed consent Adalah persetujuan Istilah umum/
tindakan medis oleh ‘umbrella term’. Di
pasien setelah pasien dalamnya tercakup jenis
menerima penjelasan consent lain.
(jenis tindakan,
prosedur, tujuan, risiko,
dan lain lain).
Jenis Consent
Jenis Keterangan Contoh
Implied consent Persetujuan pasien yang Pasien mengangguk saat
diberikan secara hendak di-PF.
implisit, tersirat. Pasien membuka
pakaian ketika akan
diperiksa leopold.
Presumed consent Persetujuan pasien yang Pasien KLL tidak sadar
diberikan secara implisitdibawa ke UGD kemudian
namun berdasarkan dokter melakukan
‘dugaan’ dokter pemeriksaan dan merawat
bahwa pasien tidak lukanya. Pasien tidak
menolak. Sering menolak perawatan luka
digunakan untuk tindakan sehingga tindakan
yang merupakan ‘general tersebut dianggap
knowledge’. tindakan umum yang
disetujui oleh pas
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Implied Consent
KEYWORDS
• Laki-laki, 22 tahun
• Mudah lelah sejak 3 bulan SMRS
• 3 kali terjatuh dalam 1 bulan, muncul tremor pada
kedua tangan → curiga gangguan saraf
• Sklera ikterik, Hb 7,5 g/dL bilirubin total 3,1 mg/dl →
pikirkan hemolisis
• Edema pada kedua kaki
• AST 15 U/L, ALT 15 U/L
• Ceruloplasmn 5 mg/dL → gangguan metabolisme Cu
E. Endoskopi
PENJELASAN
Wilson’s disease
• Penyakit yang disebabkan karena gangguan ekskresi
Copper (Cu)
• Etiologi: Genetik autosomal resesif (gangguan gen
ATP7B)
• Patogenesis:
• Defisiensi protein ATP7B
• Penurunan ekskresi Cu melalui empedu
• Akumulasi Cu di organ dalam (terutama hati)
• Reaksi oksidatif Cu → pembentukan radikal bebas
• katabolisme apoceruloplasmin → ceruloplasmin darah
rendah
PENJELASAN
Wilson’s disease
• Manifestasi Klinis
• Hepar → terjadi dalam beberapa tahap
1. Hepatitis → serum AST/ALT meningkat, ikterik
2. Cirrhosis → hipertensi porta
3. Dekompensasi hepar → ditandai dengan bilirubin ,
albumin dan faktor koagulasi , ascites, edema perfier,
ensefalopati
• Darah → anemia hemolitik terjadi akibat
kerusakan oksidatif dari Cu saat sel hepar mati dan
melepaskan Cu ke aliran darah
• Otak → dystonia, inkoordinasi, tremor, disarthria,
disfagia
PENJELASAN
Wilson’s disease
• Manifestasi Klinis
• Mata
• Sunflower cataracts
• Kayser-Fleischer ring → deposit Cu di bagian luar
kornea, + pada 99% pasien yang memiliki manifestasi
neurologis
• Lainnya
• Amenorrhea
• Kolelitiasis dan nefrolitiasis
• Hematuria mikroskopis
PENJELASAN
Wilson’s disease
Wilson’s disease
• Pemeriksaan penunjang
• Serum ceruloplasmin → pemeriksaan awal, rendah
(normal: 180-350 mg/dL)
• Cu urin 24 jam → >1,6 µmol pada pasien simptomatik
(normal 0,3-0,8 µmol)
• Cu hepar (biopsi) → Gold standard, >3,1 µmol (normal 0,3-
0,8 µmol)
• Tes DNA → mutasi 2 gen ATP7B
• Pemeriksaan Haplotipe → hanya bisa dilakukan bila ada
saudara
Wilson’s disease
• Indeks Nazer → indeks prognosis dekompensasi hepar
Wilson’s disease
• Chelation
• Penisilamin + Pyridoxine 25 mg/hari → sudah
jarang digunakan, toksisitas tinggi, meningkatkan
gangguan neurologis
• Trientine
• Zinc
• paling aman
• digunakan pada pasien tanpa dekom hepar maupun gangguan
neurologis
• Transplantasi hepar
PENJELASAN
Wilson’s disease
• Komplikasi → terkait dengan gangguan hepar
yang terjadi
• Varises esofagus
• Ensefalopati hepatikum
• Sindrom hepatorenal
PENJELASAN
Analisis Kasus
• Manifestasi klinis pasien diikuti hasil lab mengarahkan pasien ke
diagnosis Wilson’s disease
• Keadaan AST dan ALT normal, edema perifer → pasien sirosis
dapat memiliki nilai AST dan ALT yang normal. Dalam kasus ini,
pasien mengalami sirosis hepatis yang mengarah ke dekom hepar
• Sirosis hepatis menyebabkan hipertensi porta yang ditandai
dengan edema tungkai
• Hipertensi porta menyebabkan varises esofagus, salah satu
komplikasi dari sirosis hepatis dan Wilson’s disease
• Endoskopi merupakan pemeriksaan penunjang yang digunakan
untuk menilai varises esofagus
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Laki-laki, 24 tahun
• Mual muntah
• Nyeri perut bawah sejak 12 jam lalu
• Benjolan selangkangan kanan hilang timbul
diperburuk angkat beban → pikirkan hernia
inguinalis reponibel
• PF: benjolan abdomen nyeri saat ditekan, tidak
ada bising usus
Hernia
• Definisi: peristiwa keluarnya organ dari
tempatnya secara abnormal melalui
rongga/defek anatomis
• Paling sering terjadi di saluran cerna
• Hernia dinding abdomen
• Groin hernia
• Inguinal
• Femoralis
• Umbilikalis
• Epigastric
PENJELASAN
Groin Hernia
• Faktor risiko
• Riwayat harnia sebelumnya
• Usia tua
• Laki-laki
• Batuk kronik
• Konstipasi kronik
• Riwayat trauma abdomen
• Merokok
PENJELASAN
Groin Hernia
• Patogenesis
• Hernia inguinalis direk/medialis
• Kelemahan pada otot abdomen
• Isi abdomen berjalan dari sisi medial ligamentum inguinale
• Melewati segitiga Hesselbach
• Hernia inguinalis indirek/lateralis
• Kelemahan pada tunica vaginalis → gangguan patensi
• Isi abdomen berjalan melalui kanalis inguinalis
• Dapat menembus hingga skrotum → hernia skrotalis
• Hernia femoralis
• Isi abdomen berjalan inferior dari ligamen inguinale
• Melalui sisi medial kanalis femoralis menuju paha sisi medial
PENJELASAN
Groin Hernia
• Hernia indirek → berjalan
melalui internal inguinal ring
• Hernia direk → menembus
segitiga Hesselbach
• Hernia femoralis → berjalan
di sisi medial kanalis
femoralis (terletak pada sisi
inferior ligamentum
inguinale)
PENJELASAN
PENJELASAN
Groin Hernia
• Reponibilis: bisa direduksi
• Ireponibilis: tidak bisa tidak bisa direduksi
• Inkarserata: terjadi tanda obstruksi (muntah,
konstipasi), tanda nyeri belum ada
• Strangulata: tanda obstruksi (+), terjadi
iskemia → nyeri +
PENJELASAN
Groin Hernia
• Pemeriksaan penunjang → biasanya tidak
diperlukan
• Deteksi hernia okulta
• USG → modalitas awal
• Herniography → Xray abdomen dengan kontras
Groin Hernia
• Tata laksana
• Reduksi manual → bila masih reponibel
• Operasi elektif → kasus reponibel dan ireponibilis
• Operasi cito → inkarserata dan strangulata
• Teknik pembedahan
• Herniotomi → membuka dan melepaskan kantong
hernia (dilakukan pada anak anak)
• Herniorraphy → memperbaiki defek dinding
abdomen/tunica vaginalis
• Hernioplasti → Herniorrhaphy + penggunaan
mesh untuk penguatan dinding abdomen
PILIHAN JAWABAN LAIN
JAWABAN
E. Pylephlebitis
PENJELASAN
Omphalitis
• Definisi: peradangan pada sisa tali pusat
• Etiologi → polimikroba
• S. aureus
• Streptococcus grup A
• Escherichia coli
• Klebsiella pneumoniae
• Proteus mirabilis
• Berhubungan dengan kurangnya perawatan
tali pusat
PENJELASAN
Omphalitis
• Faktor predisposisi
• Kolonisasi bakteri pada sisa tali pusat beberapa
saat setelah lahir
• Jaringan pada sisa tali pusat merupakan medium
perkembangan untuk bakteri
• Pembuluh darah pada sisa tali pusat merupakan
port d’entrée ke sistem sirkulasi bayi
PENJELASAN
Omphalitis
• Manifestasi Klinis
• Pus dari sisa umbilikus
• Eritem pada dasar sisa umbilikus
• Perdarahan dari sisa umbilikus
• Bayi rewel
• Demam → tanda bayi berisiko sepsis/meningitis
PENJELASAN
Omphalitis
• Komplikasi
• Selulitis dinding abdomen
• Fasciitis nekrotikans
• Phlebitis/arteritis tali pusat
• Thrombosis vena hepatika
• Abses hepar
PENJELASAN
Omphalitis
TATALAKSANA
Omphalitis
• Tata laksana
• Bersihkan tali pusat dengan larutan antiseptik
8x/hari hingga tidak ada nanah
• Oles salep antibiotik 3-4 kali sehari
• Pengobatan sistemik
• Kloksasilin oral selama 5 hari
• Tanda sepsis + → beta lactam dan aminoglikosida
• Tidak ada perbaikan → pikirkan MRSA, terapi dengan
vancomycin
Disadur dari: PPK Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tiingkat Pertama, 2017
PENJELASAN
Phylephlebitis
• Tromboflebitis pada sistem vena porta
• Disebabkan oleh sepsis intra-abdominal (mis. pada
apendisitis, diverticulitis, atau peritonitis)
• Menyebabkan hipertensi porta
• Jarang terjadi semenjak adanya antibiotik
PILIHAN JAWABAN LAIN
E. Pylephlebitis
KEYWORDS
• Wanita, 62 tahun
• Mual muntah selama 5 tahun
• BB turun 15 kg dalam 5 tahun
• Endoskopi: mukosa gaster tanpa rugae
• Histopatologi: sel anaplastik terbatas pada
mukosa
• Urea breath test (+) → pikirkan infeksi H. pylori
A. Prognosis baik
PENJELASAN
Karsinoma Gaster
• Neoplasma ganas yang terjadi pada gaster
• Beberapa jenis
• Adenocarcinoma → bentuk paling sering
• Limfoma
• Leiomyosarcoma
• SCC
• Epidemiologi
• Laki-laki:Wanita → 2:1
• Insidensi tertinggi di Asia Timur → terutama Jepang
PENJELASAN
Karsinoma Gaster
• Faktor risiko
• Usia 50-70 tahun
• Makanan yang dibakar/diasap
• Makanan asin dan berMSG
• Infeksi Helicobacter pylori kronik
PENJELASAN
Karsinoma Gaster
• Manifestasi Klinis
• Penurunan berat badan
• Nyeri perut dan nyeri tekan epigastrium
• Disfagia → bila karsinoma terletak pada gastro-
esophageal junction atau gaster proksimal
• Melena
• Massa abdomen → teraba pada tahap lanjut
• Limfadenopati → pada tahap lanjut
• Virchow’s node → supraclavicula sinistra
• Sister Mary Joseph’s nodule → periumbilikus
• Irish node → aksilla kiri
PENJELASAN
Karsinoma Gaster
• Pemeriksaan penunjang
• Endoskopi → pemeriksaan penunjang awal
• Biopsi Histopatologi → bila ditemukan kelainan
pada endoskopi, penunjang terbaik
• CT Scan abdomen → menemukan metastasis
• X ray dada → menemukan metastasis
PENJELASAN
Karsinoma Gaster
• TNM Staging
• T1a – sebatas mukosa
• T1b – mencapai
submukosa
• T2 – mencapai lapisan
otot
• T3 – mencapai tunika
adventitia
• T4a – menembus tunika
adventitia
• T4b – invasi organ dekat
seperti hepar, esofagus,
peritoneum
PENJELASAN
Karsinoma Gaster
• TNM Staging
• N0 – tidak ada metastasis
nodus limfe
• N1 – melibatkan 1-2
nodus limfe sekitar gaster
• N2 – melibatkan 3-6
nodus limfe sekitar gaster
• N3a – melibatkan 7-15
nodus limfe sekitar gaster
• N3b – melibatkan >15
nodus limfe sekitar gaster
PENJELASAN
Karsinoma Gaster
• TNM Staging
• M0 – tidak ada
penyebaran organ jauh
• M1 – penyebaran organ
jauh (+)
PENJELASAN
Karsinoma Gaster
Stage TNM
0 High grade displasia
1A T1 N0 M0
T1 N1 M0
1B
T2 N0 M0
T1 N2 M0
2A T2 N1 M0
T3 N0 M0
T1 N3 M0
T2 N2 M0
2B
T3 N1 M0
T4a N0 M0
PENJELASAN
Karsinoma Gaster
Stage TNM
T2 N3 M0
3A T3 N2 M0
T4a N1 M0
T3 N3 M0
3B T4a N2 M0
T4b N0-N1 M0
T4a N3 M0
3C
T4a N2-3 M0
4 Any T, any N, M1
TATALAKSANA
Karsinoma Gaster
• Tahap awal terlokalisir (T1b-T2, N0) → reseksi
saja
Disadur dari: PPK Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tiingkat Pertama, 2017
PENJELASAN
Karsinoma Gaster
• Prognosis
• 5 year survival rate
• 71% untuk Stage IA
• 56% untuk Stage IB
• 37% untuk Stage II
• 18% untuk Stage IIIA
• 11% untuk Stage IIIB
• 5% untuk Stage IV
PENJELASAN
Analisis Kasus
• Pada kasus ditemukan kelainan sel anaplastik hanya
sebatas mukosa → staging T1a
• Pembesaran limfoodus tidak ditemukan pada kasus →
staging N0
• Metastasis jauh dan keluhan terkait metastasis jauh
tidak ditemukan pada kasus → staging M0
• Pasien menderita karsinoma gaster Stage 1A (T1a-
N0-M0)
• Prognosis Stage 1A baik dengan 5 year survival rate
mencapai 71%
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Prognosis baik
KEYWORDS
• Laki-laki, 65 tahun
• Demam selama 1 minggu
• Nadi 68 kali/menit → bradikardia relatif
• Makula warna salmon yang blanchable → rose spots
• Kultur
• kuman batang Gram (-)
• Berflagel
• Fermentasi glukosa
• Mereduksi nitrat
• Tidak fermentasi laktosa
E. S. typhi
PENJELASAN
Demam Tifoid
Demam Tifoid
Demam Tifoid
• Penunjang
• Kultur → Gold standard
• Minggu 1 → kultur darah
• Minggu 2 → kultur feses
• Minggu 3 → kultur urin
Demam Tifoid
• Kloramfenikol
• DOC tifoid tanpa komplikasi
• Dewasa: 4x500 mg selama 10 hari
• Anak: 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 10 hari
• Seftriakson
• Jika rawat inap
• Dewasa: 2-4gram/hari selama 3-5 hari
• Anak: 80 mg/kgBB/hari, im/iv sekali sehari selama 5 hari
• Amoksisilin
• DOC pada ibu hamil
• Dosis 1,5-2 gram/hari terbagi 3 dosis selama 10 hari
PENJELASAN
C. difficile + Filamen - -
S. typhi - Flagel - +
Beberapa
E. coli - berflagel + +
K. pneumoniae - Non-motil + -
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Anak, 13 bulan
• BAB berdarah
• Menangis saat abdomen ditekan → nyeri tekan (+)
• Skintigrafi 99mTc: hotspot periumbilikus
JAWABAN
Divertikulum Meckel
• Kelainan kongenital pada usus halus yang
disebabkan karena gagalnya obliterasi duktus
vitellinus
• Duktus ini biasanya menghilang pada usia gestasi 7
minggu.
• Rule of 2:
• 2% populasi
• 2 kaki (~60 cm) proksimal dari katup ileocaecal
• 2 cm (lebar)
• <2 tahun (usia onset)
PENJELASAN
Divertikulum Meckel
• Patofisiologi
• Duktus omfalomesenterikus persisten hingga
kelahiran
• Biasanya mengandung 2 epitel
• Gaster → menghasilkan asam lambung dan
menyebabkan ulkus
• Pankreas
PENJELASAN
Divertikulum Meckel
• Manifestasi Klinis
• Biasanya divertikulum Meckel hanya terdiri dari
mukosa ileum (asimptomatik)
Divertikulum Meckel
• Pemeriksaan Penunjang
• Darah Lengkap – menilai Hb pada manifestasi
perdarahan
• Wanita, 29 tahun
• Rasa tidak nyaman pada perut sejak 3 bulan
• Lokasi dan intensitas nyeri tidak konsisten
• Diare bergantian dengan konstipasi
• Sering mual dan kentut → bloating (+)
• PF normal
• PP: Hb 9,1 g/dL, ESR 44 mm/jam, feses laktoferrin
(+) → laktoferrin pada feses menandakan inflamasi
usus
C. Kolonoskopi
PENJELASAN
Analisa Kasus
• Pasien memiliki gambaran klinis khas IBS
• Nyeri perut
• Perubahan pola BAB (diare dan konstipasi bergantian)
• PF normal menguatkan diagnosis IBS
• Namun pasien memiliki gejala ALARM!!
• Anemia
• ESR meningkat dan laktoferrin dalam feses menandakan
terdapat inflamasi pada usus → curiga IBD
• Langkah selanjutnya yang tepat adalah rule-out
penyakit yang dapat menyebabkan gejala ALARM!!
tersebut, dalam hal ini kolonoskopi
PILIHAN JAWABAN LAIN
C. Kolonoskopi
KEYWORDS
• Wanita, 21 tahun
• Benjolan payudara kiri 1 minggu lalu
• PF: massa 2,5 cm kuadran inferolateral mammae
sinistra
• Batas tegas, mobil, tidak nyeri, tidak ada
perubahan kulit, tidak ada cairan dari puting →
tanda jinak
Dapat membesar
Ukuran Biasanya 2-3 cm Biasanya >15 cm
hingga 5-6 cm
Fibrokista vs FAM
PENJELASAN
Fibroadenoma Mammae
• Etiologi: gangguan pada hormon estrogen
• Manifestasi Klinis
• Muncul sebelum usia 30 th
• Tidak nyeri
• Mobile
• Seringkali soliter
• Konsistensi seperti karet
• Batas tegas
PENJELASAN
Fibroadenoma Mammae
• Pemeriksaan Penunjang
• Mamografi → area hipo/isodense dengan tepi rata
dan bulat
• Biopsi
• Memiliki komponen fibrosis stroma dan komponen epitel
• Sel-sel epitel tersusun dalam honeycomb pattern
• Membrana basalis tetap intak → ciri massa jinak
PENJELASAN
Fibroadenoma Mammae
Fibroadenoma Mammae
• Terapi
• Pada sebagian besar kasus, tidak diperlukan
• Lumpektomi, jika
• Ukuran besar
• Mengganggu struktur sekitar
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Wanita, 31 tahun
• Lelah 1 bulan lalu
• Telat haid selama 2 bulan tanpa KB, plano test (+) →
hamil trimester pertama
• Hb 10,1 g/dL → anemia (+)
• MCV 109 fL, MCV 37 pg → makrositik
• MDT hipersegmentasi neutrofil (+)
JAWABAN
A. Spina Bifida
PENJELASAN
• Etiologi
• Fisiologis → akibat penambahan plasma darah, namun tidak
akan mencapai angka Hb yang tertera pada definisi
• Defisiensi besi → penyebab paling sering anemia kehamilan
• Defisiensi folat
• Defisiensi kobalamin
• Thalassemia
PENJELASAN
• Pencegahan
• Belum pernah NTD sebelumnya → Suplementasi asam
folat 400 mcg/hari 1 bulan sebelum percobaan konsepsi dan
diteruskan selama kehamilan
• Pernah NTD sebelumnya → Suplementasi asam folat 4
mg 1-3 bulan sebelum percobaan konsepsi hingga 12
minggu gestasi, kemudian diturunkan menjadi 400 mcg/hari
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Spina bifida
KEYWORDS
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
E. Abortus habitualis
PENJELASAN
Abortus
• Ancaman keluar atau keluarnya hasil konsepsi
pada UG <22 minggu (WHO) atau berat
badan kurang dari 500 gram
• Manifestasi Klinis:
• Perdarahan per vaginam
• Perut nyeri dan kaku
• Keluarnya sebagian / seluruh hasil konsepsi
• Serviks dapat tertutup atau terbuka
• TFU dapat < UG
• Ditemukan pada USG
Hasil
Diagnosis Perdarahan Nyeri Perut TFU Serviks
konsepsi
Abortus = usia
Sedikit Sedang Tertutup Tidak keluar
Iminens gestasi
Janin mati
Missed < usia
Tidak ada Tidak ada Tertutup namun tidak
abortion gestasi
keluar
Abortus
habitualis
Abortus 3 kali berturut-turut
DIAGNOSIS TERAPI
- Pertahankan kehamilan
Abortus iminens - Batasi aktivitas
- Kontrol rutin
Analisis Kasus
• Pasien saat ini mengalami missed abortion yang
dibuktikan dengan
1. Usia kehamilan < 20 minggu
2. Tidak ada keluhan rasa mulas, perdarahan per vaginam,
maupun keluar jaringan
3. Bukti IUFD
• Dengan riwayat P0A2 sebelumnya, ini merupakan
keguguran ke-3 berturut-turut
• Akibatnya, abortus habitualis dapat ditegakkan
PILIHAN JAWABAN LAIN
E. Abortus habitualis
KEYWORDS
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
• Jenis
• Hipertensi kronik
• Superimposed preeclampsia
• Preeklampsia
• Preeklampsia berat
• Eklampsia
• Sindroma HELLP
PENJELASAN
HELLP Syndrome
• HELLP Syndrome adalah diagnosis
laboratorium dimana terdapat seluruh atau
beberapa dari:
• Hemolysis: LDH ≥600 mg/dL ATAU Bilirubin total
>1,2 mg/dL
• Elevated Liver enzyme: AST >70 U/l atau ALT >70
U/I
• Low Platelet: Trombosit <150.000 sel/mm3
PENJELASAN
HELLP Syndrome
• Faktor risiko → riwayat preeklampsia
• Manifestasi Klinis → tidak ada yang khas
• Urin berbusa
• Hipertensi
• Nyeri RUQ / epigastrium
• Mual muntah
• Nyeri kepala
• Penglihatan kabur
• Ikterik
PENJELASAN
HELLP Syndrome
• HELLP syndrome dapat dibagi 2
• HELLP total → memenuhi keseluruhan kriteria klasifikasi
Tennessee / Mississipi
• HELLP parsial → memenuhi sebagian kriteria klasifikasi
Tennessee / Mississipi
• Klasifikasi Tennessee
1. Hemolisis
• Anemia hemolitik dengan skistosit ATAU
• peningkatan bilirubin direk ≥1,2 mg/dL ATAU
• LDH >600 IU/L
2. Trombositopenia → ≤100.000 sel/mm3
3. AST >2 kali batas atas normal (>70 U/L)
PENJELASAN
HELLP Syndrome
• Klasifikasi Mississipi → membagi HELLP syndrome
menjadi 3 kelas
• Kelas 1
• Hemolisis → LDH ≥600 IU/L
• AST atau ALT ≥70 IU/L
• Trombosit ≤50.000 sel/mm3
• Kelas 2
• Hemolisis → LDH ≥600 IU/L
• AST atau ALT ≥70 IU/L
• Trombosit ≤100.000 sel/mm3
• Kelas 3
• Hemolisis → LDH ≥600 IU/L
• AST atau ALT ≥40 IU/L
• Trombosit ≤150.000 sel/mm3
TATALAKSANA
HELLP Syndrome
• Tata laksana awal
• Antihipertensi → labetalol, hidralazine, nifedipine
• Magnesium Sulfat → mencegah kejang dan
neuroproteksi janin
• Loading dose MgSO4 bolus 6 g dalam 20 menit
• Maintenance MgSO4 IV 2 g per jam dipertahankan hingga
24 jam post partum
• Pematangan paru pada UK ≤34 minggu
TATALAKSANA
HELLP Syndrome
• Persalinan → tata laksana definitif
• Usia kehamilan ≥34 minggu atau <23 minggu
• Jika usia kehamilan diluar ini, tetap lakukan persalinan
namun dengan pematangan paru
• Gawat janin
• CTG non-reassuring
• Penyakit maternal parah → disfungsi multi-organ,
DIC, nekrosis hepar, edema pulmo, gagal ginjal
PILIHAN JAWABAN LAIN
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
D. Ruptur serviks
PENJELASAN
Perdarahan Post-Partum
Robekan
Jalan Lahir Retensio
Plasenta Hemofilia
Ruptur Uteri
Atonia
Sisa Uteri DIC
Inversio Plasenta
Uteri
Penyebab Gejala dan Tanda
• Perdarahan segera
Robekan Jalan Lahir
• Bukti robekan jalan lahir (vagina hingga serviks)
Retensio Plasenta • Plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
• Reposisi manual
Inversio Uteri
• Bila tidak berhasil, laparotomi atau histerektomi
D. Ruptur serviks
KEYWORDS
• Wanita, 24 tahun
• Kehamilan kedua
• Riwayat darah ibu B(-), ayah O(+) → pikirkan
inkompatibilitas rhesus
• Coomb’s test indirek: Aglutinasi (+)
JAWABAN
Golongan Darah
Genotipe
(Fenotipe)
D(+) D(-)
Rh (+)
D(+) D(+)
PENJELASAN
Inkompatibilitas Darah
• Gangguan yang terjadi saat sistem imun
tubuh ibu tidak mengenal antigen darah
janin
• Biasanya terjadi pada 2 kelompok antigen
• ABO
• Rhesus (Rh)
• Janin akan mendapatkan 1 allele Rh dari ayah
dan 1 allele Rh dari ibu
PENJELASAN
Coomb’s test
• Pemeriksaan untuk menemukan antibodi
terhadap antigen sel darah merah
• Ada 2 jenis → Positif bila ada aglutinasi
• Direk → memeriksa antibodi pada permukaan sel
darah merah
• Diagnosis proses hemolisis autoimun
• Indirek → memeriksa antibodi pada serum (tidak
terikat pada sel darah merah)
• Cross-matching darah
• Skrining prenatal
PENJELASAN
Analisis Kasus
• Ayah Rh (+), Ibu Rh (-) → dapat terjadi
inkompatibilitas rhesus pada janin
• Ini merupakan kehamilan kedua → jika anak
pertama Rhesus (+) maka ada kemungkinan
tubuh ibu telah membentuk antibodi terhadap
rhesus
• Dibuktikan dengan Coomb’s test indirek →
aglutinasi (+) membuktikan adanya antibodi
terhadap rhesus
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Wanita, 48 tahun
• Perdarahan per vaginam di luar siklus haid → AUB
• USG: massa multipel diameter 5-10 cm
• Biopsi: sel otot polos melingkar
• Tidak ada atipia → bukan keganasan
JAWABAN
P olip C oagulopathy
L eiomyoma E ndometrial
N ot yet classified
PENJELASAN
Mioma Uteri
• Nama lain: fibroid uterus, leiomyoma
• Tumor jinak yang berasal dari otot polos
rahim
• Dipengaruhi hormon reproduksi
• Faktor risiko
• Multipara
• Menarche usia <10 tahun
• Obesitas
• Konsumsi alkohol
• Merokok
PENJELASAN
Mioma Uteri
• Klasifikasi berdasarkan lokasi
• Mioma submukosa: berada di lapisan di bawah
endometrium dan menonjol ke dalam kavum uteri.
Jika bertangkai hingga menonjol melalui seviks
atau vagina → Mioma Geburt
• Mioma intramural: berkembang di antara
miometrium
• Mioma subserosa : tumbuh di bawah lapisan
serosa uterus dan dapat tumbuh ke arah luar
• Mioma servikal: mioma terletak pada serviksa
bukan pada corpus uteri
PENJELASAN
Mioma Uteri
• Manifestasi Klinis
• Asimptomatik → sering ditemukan secara tidak sengaja
pada USG pelvis
• Menorrhagia → Perdarahan menstruasi yang lebih lama dan
lebih banyak
• Efek massa → nyeri abdomen, inkontinensia urin
• Disfungsi reproduksi
• Infertilitas
• Komplikasi obstetri
• Gejala lainnya
• Dysparreunia
• Dysmenorrhea
• Polisitemia
• Galaktorrhea
PENJELASAN
Mioma Uteri
• Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium → tidak dibutuhkan
• Pencitraan
• USG Pelvis → pilihan pencitraan terbaik
• Histeroskopi → dapat visualisasi myoma submukosa
atau mioma geburt
• MRI
• Histopatologi
• sel otot polos dengan jaringan ikat fibrosa
• Tidak ada tanda displasia maupun anaplasia
TATALAKSANA
Mioma Uteri
• Tata laksana
• Terapi hormonal
• GnRH agonis → merupakan terapi farmakologi terbaik
• Pil estrogen-progestin
• IUD dengan levonogestrel
• Impan maupun injeksi progestin
• Pembedahan → Terapi definitif leiomyoma
• Indikasi
• AUB dengan gejala efek desak massa
• Infertilitas maupun abortus
• Dapat dilakukan dengan 2 cara → miomektomi atau
histerektomi
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Wanita, 30 tahun
• Kenaikan berat badan
• Rambut rontok
• Konstipasi
• Mudah kedinginan
• Riwayat perdarahan post-partum hebat
• PF: Kantong mata besar dengan myxedema
• Lab: TSH 1,5 mikroU/mL → normal
Sheehan’s Syndrome
• Definisi: panhipopituitarisme post-partum
akibat nekrosis pituitari akibat perdarahan
post-partum hebat
• Patogenesis → vasospasme, thrombosis dan
kompresi arteri hipofisis
• Ditandai dengan defisiensi hormon yang
dikeluarkan oleh pituitari (biasanya sisi
anterior) → lihat slide manifestasi klinis
PENJELASAN
Sheehan’s Syndrome
• Manifestasi Klinis
• ASI tidak keluar → prolaktin
• Gejala hipotiroid → TSH
• Mudah kedinginan
• Peningkatan berat badan
• Konstipasi
• Rambut mudah rontok
• Amenorrhea, atrofi vagina → FSH dan LH
• Poliuria, polidipsia → ADH
PENJELASAN
Sheehan’s Syndrome
• Manifestasi Klinis
Defisiensi Hormon Tanda dan Gejala
Sheehan’s Syndrome
• Pemeriksaan penunjang
• Insulin tolerance test → untuk menilai defisiensi GH dan
kortisol
• TSH → untuk menilai kadar TSH (biasanya menurun, namun
dapat normal/meningkat pula akibat kompensasi tubuh
dengan menurunkan metabolisme TSH)
• Stimulasi TRH → pada Sheehan syndrome tidak
menyebabkan peningkatan TSH maupun Prolaktin
• Elektrolit → untuk menilai hiponatremia yang sering muncul
• MRI hipofisis → sella turcica yang kososng, pathognomonik
Sheehan syndrome
TATALAKSANA
Sheehan’s Syndrome
• Terapi pengganti hormon
• Terapi glukokortikoid → untuk meningkatkan
kortisol
• Terapi levothyroxine → untuk meningkatkan fT4
dan fT3
• Terapi estrogen dan progesteron → pada pasien
pre-menopause
• Terapi GH
• Terapi Vasopressin
PILIHAN JAWABAN LAIN
JAWABAN
B. Terapi antikonvulsif
PENJELASAN
• Jenis
• Hipertensi kronik
• Superimposed preeclampsia
• Preeklampsia
• Preeklampsia berat
• Eklampsia
• Sindroma HELLP
PENJELASAN
Istilah Lama
• Preeklampsia Ringan
Sebelumnya, preeklampsia yang tidak memenuhi kriteria berat
dimasukkan dalam kategori preeklampsia ringan, namun
penyakit ini tidak pernah bersifat “ringan” sehingga istilah ini
tidak digunakan lagi.
• Impending Eklampsia
• Dahulu digunakan untuk PEB dengan gejala penglihatan
kabur, nyeri kepala, edema pulmo, dll. Namun sudah tidak
digunakan lagi karena bukan merupakan predictor yang baik
untuk eclampsia. Saat ini, semua digolongkan menjadi PEB.
TD S ≥140
Hipertensi TD S ≥140 atau D TD S ≥160 atau D
atau D ≥90
sebelum Hipertensi Kronik ≥90 setelah UK 20 ≥110 setelah UK 20
setelah UK 20
kehamilan minggu minggu
minggu
TD tinggi sebelum
UK 20 minggu Onset baru Proteinuria ≥300 Proteinuria ≥300
(tidak dengan proteinuria 300 mg/24 jam atau mg/24 jam atau ≥1+
Proteinuria
penyakit mg/24 jam pada ≥1+ pada urin pada urin tampung
trofoblastik kehamilan tampung 24 jam 24 jam
gestasionsal)
Trombosit <100.000
sel/mm3, kreatinin
Trombosit
>1,1 mg/dL,
TD kembali <100.000 sel/mm3,
TD persisten HT dan proteinuria AST/ALT 2x
normal dalam kreatinin >1,1
sampai >12 sejak UK <20 normal, nyeri
12 minggu mg/dL, AST/ALT
minggu postpartum minggu epigastric, nyeri
postpartum 2x normal, nyeri
kepala, gangguan
epigastrik
visus,
oligohidramnion
PENJELASAN
Pre-eklampsia
• Patofisiologi → gagalnya invasi trofoblas
yang menyebabkan gangguan arteriol
spiralis maternal
• Faktor risiko:
• BMI >30 kg/m2
• Usia maternal >35 tahun
• Multigravida
• Hipertensi sebelumnya
• PCOS
PENJELASAN
Pre-eklampsia
• Manifestasi klinis
• Hipertensi → TD sistolik ≥140 mmHg ATAU TD
diastolik ≥90 mmHg (2 kali pengukuran, sebelumnya
normotensi)
• Edema tungkai
• Oligohidramnion
• Kencing berbusa → salah satu indikator proteinuria
• Gangguan janin
• Gerakan janin berkurang
• Hambatan pertumbuhan janin
• Gejala berat → lihat slide berikutnya
PENJELASAN
Pre-eklampsia
• Pemeriksaan penunjang
• Urinalisis → pemeriksaan awal, mencari bukti
proteinuria
• Urin 24 jam → gold standard, diagnostik bila ≥0,3 g/24 jam
• Dipstick → minimal +1
• USG → menilai pertumbuhan janin serta jumlah
cairan amnion
• Darah lengkap → dapat menunjukkan
trombositopenia, bila <100.000/mm3 merupakan
tanda PEB
• Tes fungsi hati → peningkatan 2x lipat angka normal
merupakan tanda PEB
PENJELASAN
Pre-eklampsia
Gejala Berat Deskripsi
Pre-eklampsia
• Antihipertensi → mulai jika TD sistolik ≥160 mmHg
ATAU TD diastolik ≥110 mmHg
• Labetalol 200 mg PO setiap jam (maksimum 1600 mg/hari)
→ lanjutkan 3x200 mg jika sudah terkontrol
• Nifedipin 10 mg PO setiap jam (maksimum 120 mg/hari) →
lanjutkan 2x10 mg/hari jika sudah terkontrol
Pre-eklampsia
• Persalinan → terapi definitif
• UK <32 minggu
• Gejala terkontrol → tunda persalinan, pematangan paru
sebelum UK 34 minggu
• Gejala memburuk → SC
• UK 32-36 minggu
• Gejala terkontrol → observasi, pematangan paru sebelum
UK 34 minggu
• Gejala memburuk → SC
• UK >36 minggu
• Gejala terkontrol → per vaginam
• Gejala memburuk, sudah inpartu → boleh per vaginam
• Gejala memburuk, belum inpartu → SC
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Terapi antikonvulsif
KEYWORDS
• Wanita, 28 tahun
• Nyeri perut kanan bawah
• Belum haid selama 6 minggu → pikirkan kehamilan
• Riwayat PID berulang
• TD 90/60 mmHg, HR 110 kali/menit → pikirkan syok
• Defans RLQ → pikirkan peritonitis lokal
• Nyeri pelvis (+), Perdarahan per vaginam
• Beta hCG meningkat → konfirmasi kehamilan
Kehamilan Ektopik
• Definisi: implantasi blastokist di lokasi selain
endometrium cavum uteri
• Lokasi paling sering → tuba fallopi (96%)
• Terdapat 2 jenis
• Tidak ruptur
• Ruptur (Kehamilan Ektopik Terganggu) →
menyebabkan perdarahan hebat dan hipotensi
PENJELASAN
Kehamilan Ektopik
• Faktor risiko
• Riwayat kehamilan ektopik
• PID dan infeksi kemaluan lainnya (gonore, klamidia,
dll)
• Infertilitas sekunder
• Penggunaan In vitro fertilization (IVF)
• Kegagalan operasi sterlisasi
PENJELASAN
Kehamilan Ektopik
• Manifestasi klinis
• Perdarahan per vaginam di trimester I
• Tanda-tanda kehamilan
• Nyeri payudara
• Poliuria
• Mual muntah
• Manifestasi Kehamilan Ektopik Terganggu
• Hipotensi
• Penurunan kesadaran
• Nyeri goyang portio → Chandelier sign, bukti perdarahan
intraperitoneal
• Penumpukan cairan di cavum douglas → jika dipungsi
berisi darah
PENJELASAN
Kehamilan Ektopik
• Pemeriksaan Penunjang
• Konfirmasi kehamilan
• Beta hCG serial
• Evaluasi hemodinamik
• FAST (Focused Assessment with Sonography for Trauma)
→ menilai perdarahan intraperitoneal
• Darah rutin → anemia
• Tentukan lokasi kehamilan ektopik
• TVUS → pemeriksaan penunjang terbaik untuk
menentukan lokasi kehamilan
PENJELASAN
Kehamilan Ektopik
• Tangani Kegawatan (bila ada) → resusitasi cairan
• Ekspektan (observasi) → dilakukan pada
• Lokasi kehamilan belum diketahui DAN
• Serum hCG ≤200 mIU/mL
• Metotreksat → dilakukan pada
• Keadaan hemodinamik stabil DAN
• Serum hCG ≤5.000 mIU/mL DAN
• Tidak ada denyut jantung janin DAN
• Ukuran massa maksimal 3-4 cm
• Pembedahan → dilakukan pada
• Keadaan hemodinamik tidak stabil ATAU
• Kehamilan ektopik terganggu
PILIHAN JAWABAN LAIN
Gambar Kasus
KEYWORDS
• Wanita, 29 tahun
• Duh tubuh berbau semakin kuat post coitus
• PF: cairan keabuan homogen
• pH vagina 6,0
JAWABAN
Vaginosis Bakterialis
• Definisi: sindroma klinik yang ditandai dengan
discharge vagina tanpa tanda peradangan
• Etiologi: terutama Gardnerella vaginalis
• Manifastesi Klinis
• Sering asimptomatik
• Duh tubuh vagina berbau amis seperti ikan
• Tidak menyebabkan
• Disuria
• Dyspareunia
• Pruritus
• Inflamasi vagina
• Kehamilan → dapat menyebabkan persalinan pre-term
PENJELASAN
Vaginosis Bakterialis
• Patogenesis
• Terganggunya flora normal vagina → biasanya
rumah untuk Lactobacillus sp. yang menghasilkan
H2O2, namun “terusir” oleh Gardnerella vaginalis,
Prevotella sp, Porphyromonas sp, dll.
• Akibat hilangnya H2O2, pH vagina naik sehingga
meningkatkan proliferasi bakteri anaerob
• G. vaginalis membentuk biofilm pada epitel
vaginal. Jika sel epitel ini terlepas maka akan
terlihat seperti dikerumuni oleh bakteri ini → clue
cells
PENJELASAN
Vaginosis Bakterialis
• Diagnosis dapat ditegakkan dengan Kriteria
Amsel, minimal 3 dari 4 syarat berikut:
• Duh tubuh vagina putih keabuan, homogen
• pH vagina >4,5
• Tes KOH (whiff test) → + bila menghasilkan bau
amis seperti ikan
• Clue cells >20% (sel epitel vagina yang dikelilingi
oleh bakteri)
PENJELASAN
Clue Cells
Vaginitis
Bacterial Candidosis
Trikomoniasis
Vaginosis Vaginalis
Klotrimazol 1x200 mg
Intravagina 3 hari
Klotrimazol 1x500 mg
Metronidazole 1x2 g Metronidazole 1x2 g Intravagina SD
First Line
PO SD PO SD Flukonazol 150 mg PO
SD
Itrakonazol 200 mg PO
SD
Metronidazole 2x500
mg
PO 7 hari Metronidazole 2x500 mg Nistatin 100.000 IU
Alternatif
PO 7 hari Intravagina 7 hari
Klindamisin 2x300 mg
PO 7 hari
TATALAKSANA
Vaginosis Bakterialis
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Laki-laki, 21 tahun
• Nyeri daerah selangkanagan
• Luka kelamin bersih, tidak bergaung, tidak nyeri
• Luka sembuh sendiri
• Riwayat promiskuitas (+)
• PF: pembesaran KGB inguinal bilateral
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
D. Limfogranuloma
venereum
Ulkus Genital akibat IMS
Penyakit Patogen Manifestasi Klinis
Primer
• Chancre (ulkus durum): lesi tidak nyeri, non-
purulen dengan tepi indurasi
Treponema Sekunder
Sifilis pallidum • Bubo: pembesaran nodus, tidak nyeri, kenyal
(spirocheta
Gram -)
• Condyloma lata: plak/papul vegetasi pada
daerah intertriginosa dan mukokutan (biasanya di
anus)
Tersier – Gumma
Stadium 1 & 2
• Benzathin Penicillin 2,4 juta IU IM SD
Serologi: VDRL/TPHA
Sifilis • Alergi Penisilin:
Mikroskopis:
Doksisiklin 2x100 mg PO 30 hari atau
Warthin-Starry Stain
Eritromisin 4x500 mg PO 30 hari
• Azithromycin 1 g/minggu PO 3
Mikroskopis: minggu atau
Granuloma
Wirght/Giemsa – • Azithromycin 500 mg/hari PO 3
inguinale
Donovan bodies pada minggu atau
(Donovanosis)
makrofag • Doksisiklin 2x100 mg/hari selama 3
minggu
Ulkus Genital akibat IMS
(Penunjang dan Terapi)
Pemeriksaan
Penyakit Terapi
Penunjang Khas
Episode pertama
• Asiklovir 5x200 mg/hari PO 7 hari
Kultur
atau
Herpes • Asiklovir 3x400 mg/hari PO 7 hari
Mikroskopis:
simpleks genital atau
Tzanck smear – sel
• Valasiklovir 2x500 mg/hari PO 7 hari
datia berinti banyak
Rekurens: Terapi sama namun 5 hari
PENJELASAN
Limfagranuloma Venereum
• Etiologi: Chlamydia trachomatis serovar L1,
L2, L3
• Inkubasi: 5-20 hari
• Manifestasi klinis
• Vesikel/ulkus pada penis/vagina yang cepat
sembuh, tidak nyeri
• Pembesaran buboinguinal 2-6 minggu setelah
vesikel hilang → sangat nyeri, fluktuasi (+) groove
sign
TIPS!!
Jika buboingunal membesar saat masih ada ulkus, pikirkan ulkus molle
PENJELASAN
Limfagranuloma Venereum
• Pemeriksaan Penunjang
• Nucleic acid amplification test (NAAT) →
merupakan gold standard
• Rapid test
• Kultur → sudah mulai ditinggalkan untuk diagnosis
klinis
• Mikroskopi → C. trachomatis menginvasi sel epitel
dan membentuk badan inklusi di sitoplasma
PENJELASAN
Limfagranuloma Venereum
Groove sign
PILIHAN JAWABAN LAIN
D. Limfogranuloma
venereum
PENJELASAN
Gambar Kasus
KEYWORDS
• Laki-laki, 37 tahun
• Luka pada kemaluan sejak 1 minggu
• Tidak terasa nyeri
• PF: lesi kemerahan mudah berdarah, berbau
busuk
• Pembesaran KGB (-)
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
A. Granuloma inguinale
Ulkus Genital akibat IMS
Penyakit Patogen Manifestasi Klinis
Primer
• Chancre (ulkus durum): lesi tidak nyeri, non-
purulen dengan tepi indurasi
Treponema Sekunder
Sifilis pallidum • Bubo: pembesaran nodus, tidak nyeri, kenyal
(spirocheta
Gram -)
• Condyloma lata: plak/papul vegetasi pada
daerah intertriginosa dan mukokutan (biasanya di
anus)
Tersier – Gumma
Stadium 1 & 2
• Benzathin Penicillin 2,4 juta IU IM SD
Serologi: VDRL/TPHA
Sifilis • Alergi Penisilin:
Mikroskopis:
Doksisiklin 2x100 mg PO 30 hari atau
Warthin-Starry Stain
Eritromisin 4x500 mg PO 30 hari
Mikroskopis:
Limfogranuloma Giemsa – Gamma- • Doksisiklin 2x100 mg PO 14 hari atau
venereum Favre bodies pada • Eritromisin base 4x500 mg PO 14 hari
makrofag
• Azithromycin 1 g/minggu PO 3
Mikroskopis: minggu atau
Granuloma
Wirght/Giemsa – • Azithromycin 500 mg/hari PO 3
inguinale
Donovan bodies pada minggu atau
(Donovanosis)
makrofag • Doksisiklin 2x100 mg/hari selama 3
minggu
Ulkus Genital akibat IMS
(Penunjang dan Terapi)
Pemeriksaan
Penyakit Terapi
Penunjang Khas
Episode pertama
• Asiklovir 5x200 mg/hari PO 7 hari
Kultur
atau
Herpes • Asiklovir 3x400 mg/hari PO 7 hari
Mikroskopis:
simpleks genital atau
Tzanck smear – sel
• Valasiklovir 2x500 mg/hari PO 7 hari
datia berinti banyak
Rekurens: Terapi sama namun 5 hari
PENJELASAN
Granuloma Inguinale
• Etiologi: Klebsiella granulomatis
• Gram negatif
• Non motil
• Manifestasi Klinis
• Papul / nodul yang berubah menjadi ulkus tidak nyeri yang
dapat menyebar ke lipatan kulit sekitar → kissing ulcer
• Warna merah daging
• Mudah berdarah
• Berbau busuk
• Membentuk jaringan granulasi
• Bubo inguinale (-), namun kulit sekitar dapat membentuk
abses sehingga mirip bubo → pseudobubo
PENJELASAN
Granuloma Inguinale
• Pemeriksaan penunjang
• Mikroskopi → Badan Donovan (dapat berbentuk closed
safety pin) pada makrofag dengan pewarnaan Giemsa /
Wright
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Granuloma Inguinale
KEYWORDS
• Laki-laki, 63 tahun
• Bercak merah keunguan pada paha kiri sejak 2
hari yang lalu
• Riwayat keluhan serupa 3 bulan yang lalu setelah
mengonsumsi obat warung
• Riwayat berobat nyeri sendi beberapa hari lalu
DIAGNOSIS??
JAWABAN
C. Fixed-drug eruption
PENJELASAN
KEYWORDS
C. Fixed-drug eruption
KEYWORDS
• Laki-laki, 26 tahun
• Bercak-bercak kemerahan sejak 3 bulan
• Sangat gatal, terutama bila kurang tidur, nyeri lutut (+)
• PF: lesi plak eritem dari kulit kepala bagian belakang
hingga leher, skuama tebal putih berlapis-lapis, pitting
nail (+), ditemukan bintik-bintik perdarahan saat bercak
dikerok dengan glass object → Fenomena Auspitz
JAWABAN
PSORIASIS
PSORIASIS
• 3 tanda:
• Fenomena tetesan lilin → skuama berubah
jadi putih dengan goresan
• Fenomena auspitz (khas) → bila skuama
dikerok maka akan memperlihatkan
gambaran bintik-bintik perdarahan
• Fenomena koebner → trauma pada lokasi
tubuh lain dapat menimbulkan kelainan sama
PENJELASAN
KEYWORDS PSORIASIS
KLASIFIKASI PSORIASIS
1. Psoriasis vulgaris
• Acute guttate
Vesikel (drop-like)/ gutata / tetesan , Berwarna pink,
seperti salmon (salmon-like pink). Dipicu oleh infeksi
Streptococcus (ISPA) maupun infeksi kulit lainnya
• Chronic stable plaque : plak eritem, batas tegas,
silvery-white scales, squama kronik menyerupai oyster
shell.
• Palmoplantar (di tangan dan kaki)
• Inverse (di perianal, regio genital, dan lipatan tubuh)
PENJELASAN
KEYWORDS
KLASIFIKASI PSORIASIS
Pitting nail
PENUNJANG PSORIASIS
BIOPSI histopatologi → gambaran akantosis ( penebalan
epidermis), parakeratotik hiperkeratosis (nuclei retained in
the stratum corneum) dan papilomatosis (meskipun secara
klinis diagnosis bisa ditegakkan)
PENJELASAN
Hiperkeratosis
parakeratosis
Papilomatosis Acanthosis
TATALAKSANA
KEYWORDS
TATALAKSANA
KEYWORDS
• Laki-laki, 29 tahun
• Gatal seluruh tubuh sejak 1 jam
• Riwayat mengonsumsi seafood
• Riwayat keluhan serupa, dapat hilang sendiri
• PF: plak eritematosa dengan tengah lebih pucat,
batas tegas, bentuk ireguler menyerupai pulau
D. Tidak meninggalkan
bekas setelah remisi
PENJELASAN
KEYWORDS
URTIKARIA
URTIKARIA
Tatalaksana
Urtikaria
TATALAKSANA
KEYWORDS
• Chlorpheniramine;
Dimenhydrinate;
Generasi 1 Promethazine;
Diphenhydramine;
Doxylamine; Hydroxyzine
• Cetirizine; Loratadine
Generasi 2 • Levocetirizine
• Fexofenadine
Generasi 3 • Norastemizole;
Descarboethoxyloratadine
MILIARIA
• Blokade saluran keluar kelenjar keringat ekrin yang terjadi
akibat cuaca panas dengan kelembaban tinggi.
• Blokade → sekret kelenjar ekrin bocor ke lapisan kulit
sekitarnya.
• Terdapat 4 jenis miliaria :
• Miliaria kristalina (sudamina) : di stratum korneum
• Miliaria rubra (prickly heat) : di stratum spinosum / mid-
epidermis→ jika berubah menjadi pustul : miliaria pustulosa
• Miliaria pustulosa : di stratum spinosum
• Miliaria profunda : di dermo-epidermal junction
• Karakteristik demografis:
• M. kristalina: bayi < 2 minggu; org dewasa yang sedang
demam
• M. rubra: bayi 1 – 3 minggu; org dewasa baru pindah ke iklim
tropis
PENJELASAN
KEYWORDS
Miliaria Kristalina → obstruksi di Miliaria Rubra → obstruksi
stratum korneum di epidermis yang lebih
• Lesi berupa vesikel bergerombol dalam
berukuran 1-2mm tanpa tanda
• Lebih berat dari
miliaria kristalina
radang • Terdapat pada badan
• Tempat predileksi terutama pada yang sering terkena
tempat tertutup pakaian tekanan atau gesekan
• Muncul terutama saat setelah • Lesi berupa papul
banyak berkeringat
merah atau papul
vesikular
• Umumnya tidak memberi ekstrafolikular
keluhan dan sembuh dengan • Terasa sangat gatal dan
sisik yang halus pedih
• Laki-laki, 25 tahun
• Gatal dan nyeri kedua daun telinga sejak 5 hari lalu
• Riwayat memakai anting plastik, luka pada lubang
anting, luka menjadi basah
• UKK: plak eritematosa skuama positif tepi aktif
KRITERIA DIAGNOSIS
• Prinsip umum:
• Steroid topikal (potensi sedang) untuk ↓
inflamasi:
• Krim desonid 0,05% atau fluosinolon
asetonid 0,025%
• Dengan liken : krim betametason valerat
0,1% atau mometason furoat 0,1%
• Antibiotik apabila ada infeksi sekunder
• Berat : prednison 20mg/hari dalam 3 hari
PENJELASAN
• .
PENJELASAN
PENJELASAN
• Laki-laki, 38 tahun
• Rambut rontok 3 bulan terakhir
• Pekerjaan kontraktor dan sedang stress dengan tuntutan
pekerjaan
• Rambut semakin tipis, saat disisir sering rontok
• PF: penyebaran rambut yang tidak merata, hair pull test: 8
rambut yang rontok
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
C. Telogen effluvium
PENJELASAN
KEYWORDS
TELOGEN EFFLUVIUM
TELOGEN EFFLUVIUM
Penyebab:
• Hipo/hipertiroidisme, postpartum
• Defisiensi nutrisi : besi, zinc
• Rapid weight loss, caloric or protein deprivation, ADB
kronis
• Stress : demam, penyakit katabolik (keganasan, infeksi
kronis)
• Stress psikologis ; ansietas, depresi, bipolar
• Idiopatik
Anagen elfuvium : kerontokan akibat gangguan fase
anagen sehingga terjadi distrofi folikel rambut (disebabkan
oleh kemoterapi, intoksikasi merkuri, malnutrisi berat)
TATALAKSANA
KEYWORDS
TATALAKSANA
ALOPESIA ANDROGENIK
ALOPESIA AREATA
• Penyakit autoimun kronis akibat reaktivitas sel T yang
memengaruhi folikel rambut
• Gambaran klinis:
• Sepetak kulit kepala yang botak, bisa multiple maupun single
• Kulit kepala tampak normal
• Rambut bagian distal lebih lebar dibandingkan yang
proksimal “exclamation mark” hair
PILIHAN JAWABAN LAIN
C. Telogen effluvium
KEYWORDS
• Laki-laki, 39 tahun
• Bercak-bercak putih pada lengan sejak 1 tahun
• Gatal (-), nyeri (-), membesar (-)
• PF: makula hipopigmentasi 4 buah pada lengan
kiri, hipoestesi (+), penebalan N. Ulnaris sinistra
(+). BTA (-)
Tatalaksana PB
Jenis Obat Usia <5 th Usia 5-9 th Usia 10-15 Usia >15 th Keterangan
th
Minum di
10-15
Rifampisin mg/kgBB/bln
300 mg/bln 450 mg/bln 600 mg/bln depan
petugas
Minum di
1-2
mg/kgBB/bln
25 mg/bln 50 mg/bln 100 mg/bln depan
Dapson petugas
1-2 Minum di
mg/kgBB/hari
25 mg/hari 50 mg/hari 100 mg/hari
rumah
Tatalaksana MB
Jenis Obat Usia <5 th Usia 5-9 th Usia 10-15 Usia >15 th Keterangan
th
Minum di
10-15
Rifampisin mg/kgBB/bln
300 mg/bln 450 mg/bln 600 mg/bln depan
petugas
Minum di
1-2
mg/kgBB/bln
25 mg/bln 50 mg/bln 100 mg/bln depan
Dapson petugas
1-2 Minum di
mg/kgBB/hari
25 mg/hari 50 mg/hari 100 mg/hari
rumah
6 Minum di
100 150 300
mg/kgBB/bula depan
n mg/bulan mg/bulan mg/bulan
Klofazimin petugas
1 50 mg 2x Minum di
mg/kgBB/hari
50 mg/2 hari 50 mg/hari
seminggu rumah
Sumber : PMK No 11 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Kusta
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Anak, 5 tahun
• Lepuh di leher sejak 5 hari
• Lepuh berisi cairan bening, kemudian pecah menjadi kerak
• PF: vesikel dan bula yang kendur, berjumlah 3 buah,
beberapa sudah pecah dan menjadi luka dangkal dengan
skuama eritem di bagian tengah dan tertutup krusta
JAWABAN
PIODERMA
PIODERMA
IMPETIGO BULOSA
• Paling sering : S.aureus, bisa juga
oleh Strepotococcus grup A beta
hemolitikus
• Predileksi: daerah intertriginosa
(aksila, inguinal, gluteal), dada dan
punggung.
• UKK : Vesikel-bula kendur,dapat
timbul bula hipopion.
• Tanda Nikolsky negatif.
• KHAS : Bula pecah meninggalkan
skuama anular dengan bagian tengah
eritematosa (kolaret) dan cepat
mengering
PENJELASAN
KEYWORDS
IMPETIGO NON-BULOSA/KRUSTOSA
IMPETIGO NON-BULOSA/KRUSTOSA
TATALAKSANA
KEYWORDS
TATALAKSANA PIODERMA
SECARA UMUM
1. Topikal
• Bila banyak pus atau krusta : Kompres terbuka dengan
permanganas kalikus 1/5000, asam salisilat 0,1%, rivanol
1‰, larutan povidon iodine 1%; dilakukan 3 kali sehari
masing-masing ½-1 jam selama keadaan akut.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta : Salep/krim asam
fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari,
selama 7-10 hari.
TATALAKSANA
PENJELASAN
KEYWORDS
TATALAKSANA PIODERMA
SECARA UMUM
TATALAKSANA PIODERMA
SECARA UMUM
• Anak, 1 tahun
• Belum bisa bicara/mengikuti kata-kata
• Anak cenderung acuh dan tidak menanggapi orang
sekitar
C. Behavioural
observation audiometry
PENJELASAN
Perkembangan Bicara
Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed
PENJELASAN
Perkembangan Bicara
Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed
PENJELASAN
Perkembangan Bicara
Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed
PENJELASAN
Tuli Kongenital
• Perkembangan fungsi bicara dan bahasa
hanya dapat tercapai apabila auditorik dan
motorik normal
• Curiga bila:
PENJELASAN
KEYWORDS
Pemantauan
•Speech development
•Audiologi Habilitasi usia 6
Tiap 3-6 bulan smp (anak bulan
bisa bicara) usia 3 th
PILIHAN JAWABAN LAIN
C. Behavioural
observation audiometry
KEYWORDS
• Perempuan, 24 tahun
• Hidung tersumbat sejak 3 bulan
• Memakai obat semprot hidung sejak awal, dirasakan kurang
bekerja 1 bulan terakhir walaupun dengan peningkatan dosis
• PF: rhinoskopi anterior: konka hiperemis, sekret kental, dan
kavum nasi menyempit
JAWABAN
Rhinitis Medikamentosa
• Rhinitis yang disebabkan overuse dari
vasokonstriktor nasal topikal
• Terjadi toleransi dan takifilaxis dengan
rebound rhinitis yang berat →
penggunaan obat topikal terus
digunakan → kondisi semakin berat
• Gejala: Sumbatan hidung berat, tidak
ada gatal/bersin, mukosa edematous
(“beefy red”) dan kering.
PENJELASAN
Etiologi
PENJELASAN
Tatalaksana
• Penghentian obat pencetus
• Nasal saline spray/steroid topikal
• Cari penyebab awal rhinitis: rhinitis alergi,
polip nasal, deviasi septum → tatalaksana
sesuai penyebab
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Laki-laki, 33 tahun
• Telinga terasa penuh dan berdenging sejak 1 hari
• Pekerjaan pemburu bulu babi
• Batuk (-), pilek (-)
• PF: meatus akustikus eksterna dbn, MT: intak, tampak
kemerahan dan retraksi
A. Analgetik dan
dekongestan
PENJELASAN
KEYWORDS
Barotrauma
• Definisi klinis: barotrauma telinga & sinus =
pressure-induced injury pada telinga dan sinus
akibat udara/gas terjebak pada rongga ketika
terjadi perubahan tekanan
• Sering terjadi pada penyelam & petugas aviasi
PENJELASAN
KEYWORDS
Barotrauma
• Klasifikasi
• Ear barotrauma
• Dikategorikan berdasarkan manifestasi pada telinga
tengah.
• Sistem klasifikasi Wallace-Teed → grade 0 - 5
• Sinus barotrauma
• Disebutu juga aerosinusitis, barosinusitis
• Sistem klasifikasi Weissmen → grade I – III
PENJELASAN
KEYWORDS
Barotrauma
• Manifetasi Klinis
• Anamnesis
• Riwayat gejala: otalgia, tinnitus, gangguan
pendengaran, nausea, nyeri kepala, nyeri
wajah/sinus, epistaksis, sudden onset vertigo;
terjadi saat atau setelah perubahan tekanan
udara (menyelam, perubahan ketinggian
pesawat, bomb blast, saat kereta kecepatan
tinggi memasuki terowongan, perubahan
ketinggian di gunung)
PENJELASAN
KEYWORDS
Barotrauma
• PF
• Kemerahan/kongesti di sekitar umbo atau
seluruh MT
• Retraksi MT
• Perdarahan di belakang MT
• Perforasi MT
• Darah di kanalis auditoris
PENJELASAN
KEYWORDS
Barotrauma
• Pencitraan
• Gold standard: CT scan untuk menilai sinus
barotrauma
• Axial & coronal view
• Evaluasi penebalan mukosa, hematoma dan
luasnya, serta kelainan anatomi yang menjadi
predisposisi
TATALAKSANA
KEYWORDS
• Laki-laki, 72 tahun
• Pendengaran semakin menurun
• Pemeriksaan audiometri:
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
B. Tuli sensorineural
PENJELASAN
KEYWORDS
Derajat Ketulian
• 0 – 25 dB : normal
• > 25 – 40 dB : tuli ringan
• > 40 – 55 dB : tuli sedang
• > 55 – 70 dB : tuli sedang berat
• > 70 – 90 dB : tuli berat
• > 90 dB : tuli sangat berat
Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed,
PENJELASAN
KEYWORDS
Pemeriksaan Audiometri
BC normal,
terdapat air-bone
gap 10 dB atau
lebih
PENJELASAN
KEYWORDS
Konduksi udara
dan tulang
sama: gap
kurang dari 10
dB
PENJELASAN
KEYWORDS
Terdapat air-bone
gap tetapi BC
tidak normal
PENJELASAN
KEYWORDS
Terdapat
notch pada
frekuensi
tinggi
PENJELASAN
KEYWORDS
Pemeriksaan Audiometri
Presbiaskusis
Penurunan tajam
pendengaran setelah
2000Hz
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Tuli sensorineural
KEYWORDS
• Anak, 3 tahun
• Tampak kesulitan bernapas tiba-tiba
• Batuk terus menerus, memegangi leher
• Riwayat bermain kelereng
• PF: N 116x/menit, RR 30x/menit, stridor (+),
wheezing (-)
C. Laring; manuver
heimlich
PENJELASAN
Benda Asing
– Laring : sesak, rasa tercekik, batuk, stridor
→ obstruksi total selama 3 menit dapat
menimbulkan kematian
– Trakea : batuk, audible slap, palpatory thud,
wheezing
– Bronkus : cenderung masuk
ke bronkus kanan karena
struktur anatomisnya.
Didapatkan batuk, wheezing,
dan suara napas menurun
PENJELASAN
C. Laring; manuver
heimlich
KEYWORDS
• Bayi, 1 bulan
• Terus menengok ke kiri sejak lahir
• Riwayat lahir per vaginam, sungsang,
dilahirkan di Puskesmas
JAWABAN
D. Terjadi fibrosis otot
sternocleidomastoideus akibat
trauma persalinan
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN
Tortikolis Kongenital
PENJELASAN
TATALAKSANA
JAWABAN
B. Holistik
PENJELASAN
A. 150/475
B. 350/475
C. 150/475
D. 250/900.000
B. Holistik
KEYWORDS
A. (15/80)x100%
PENJELASAN
KEYWORDS
OUTPUT
• Tingkat partisipasi masyarakat
• RUMUS D/S x 100 %
• Tingkat cakupan program
• RUMUS K/S x 100 %
• Tingkat cakupan kelangsungan penimbangan
• RUMUS D/K x 100 %
• Tingkat cakupan hasil penimbangan
• RUMUS N/D x 100 %
• Tingkat efektivitas kegiatan
• RUMUS N/S x 100 %
PENJELASAN
KEYWORDS
ANALISIS SOAL
• S : 80
• K : 40
• D : 35
• N : 15
• Tingkat KELANGSUNGAN PROGRAM:
• RUMUS N/S x 100 %
• 15/80 x 100%
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. (35/80)x100%
C. (15/35)x100%
D. (40/80)x100%
E. (15/35)x100%
A. (15/80)x100%
KEYWORDS
JENIS SURVEILANS??
JAWABAN
D. Surveilans Berbasis
Lab
PENJELASAN
KEYWORDS
SURVEILANS KESEHATAN
MASYARAKAT
JENIS SURVEILANS
JENIS SURVEILANS
JENIS SURVEILANS
A. Surveilans Individu
B. Surveilans Penyakit
C. Surveilans Sindromik
E. Surveilans Terpadu
D. Surveilans Berbasis
Lab
KEYWORDS
B. Perceived Severity
PENJELASAN
KEYWORDS
1. Perceived susceptibility
a. Definisi : Pandangan seseorang tentang
kemungkinan mendapatkan suatu kondisi
b. Aplikasi : menentukan populasi berisiko, tingkat
risiko
2. Perceived severity
a. Definisi : Pandangan seseorang tentang
keparahan suatu kondisi dan
konsekuensi/akibat yang ditimbulkan
b. Aplikasi : menentukan akibat atau konsekuensi
risiko dan kondisi
PENJELASAN
KEYWORDS
3. Perceived benefits
a. Definisi : Pandangan seseorang tentang manfaat
dari tindakan yang bertujuan mengurangi risiko
keparahan
b. Aplikasi : menentukan tindakan yang harus
dilakukan: bagaimana, di mana, kapan, dan
menjelaskan efek positif yang mungkin
didapatkan
4. Perceived barriers
a. Definisi : Pandangan seseorang tentang biaya
dan dampak psikologis dari tindakan yang
disarankan
c. Aplikasi : identifikasi dan mengurangi hambatan
melalui jaminan, insentif, bantuan
PENJELASAN
KEYWORDS
5. Cues to Action
a. Definisi : strategi untuk mengaktifkan “kesiapan”
c. Aplikasi : menyediakan informasi, kewaspadaan
6. Self-efficacy
a. Definisi : keyakinan seseorang untuk melakukan
tindakan
c. Aplikasi : menyediakan pelatihan, bimbingan
Sumber : https://www.utwente.nl/en/bms/communication-theories/sorted-by-cluster/Health-
Communication/Health-Belief-Model/
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Perceived Susceptibility
C. Perceived Benefits
D. Perceived Barriers
E. Cues to Action
B. Perceived Severity
KEYWORDS
• Laki-laki, 44 tahun
• Melakukan medical check-up untuk mendaftarkan diri
ke asuransi swasta
• Didapatkan menderita HT stage II
• Meminta dokter mengganti hasil MCU dan
menyatakan pasien dalam kondisi sehat
HUKUMAN PENJARA??
JAWABAN
A. 4 tahun
PENJELASAN
KEYWORDS
PEMALSUAN SURAT
PEMALSUAN SURAT
B. 4 tahun 6 bulan
C. 6 tahun
D. 6 tahun 6 bulan
E. 8 tahun 6 bulan
A. 4 tahun
KEYWORDS
• Laki-laki, 28 tahun
• Ditusuk pisau dapur di dada kanan
• PF: Luka terbuka dengan tepi rata, tidak ada jembatan jaringan,
berukuran 3x 1 cm. Tepi luka tidak dapat disatukan, dan
menembus jaringan paru sehingga menyebabkan penekanan.
• Dokter mendiagnosis pasien dengan tension pneumothorax
JAWABAN
Penganiayaan yang
Penganiayaan ringan
Penganiayaan sedang menimbulkan luka berat
(Pasal 352 (1) KUHP) →
(Pasal 351 (1) KUHP) → (Pasal 351 (2) KUHP) →
Penganiayaan yang
penganiayaan yang penganiayaan yang
tidak menimbulkan
menyebabkan ‘penyakit’ menimbulkan luka berat.
penyakit atau halangan
akibat kekerasan Batasan “luka berat”
untuk menjalankan
tersebut pada penderita dideskripsikan dalam
jabatan atau pekerjaan.
Pasal 90 KUHP
Sumber: Visum et Repertum Perlukaan: Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat Luka (Maj Kedokt Indon, Vol 60, 2010)
Luka Berat Menurut
Pasal 90 KUHP
Luka berat adalah luka yang memenuhi satu atau lebih
kriteria berikut:
• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali, atau yang
menimbulkan bahaya maut;
• Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas
jabatan atau pekerjaan pencariaan;
• Kehilangan salah satu panca indera;
• Mendapat cacat berat;
• Menderita sakit lumpuh;
• Terganggunya daya pikir selamat empat minggu lebih; atau
• Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Perempuan, 28 tahun
• Perubahan pola makan sejak 6 bulan
• Sering tidak mau makan dalam 1 hari, makan
hanya 2-3 sendok
• Takut gemuk, ingin tubuh ideal
• TB 156 cm, BB 32 kg
DIAGNOSIS??
JAWABAN
A. Anoreksia nervosa
PENJELASAN
Anoreksia Nervosa
• Diet ketat yang mengakibatkan berat badan di bawah
batas normal
• Takut berat badan naik, meskipun badan sudah kurus
• Self-image buruk (menganggap diri gendut, meskipun
kurus)
• Pada wanita bisa menyebabkan amenorea → dahulu
termasuk kriteria DSM-IV
• Terdapat dua tipe:
– Restriksi, yaitu mengurangi konsumsi makanan secara
ekstrem
– Purging, yaitu meningkatkan pengeluaran makanan dari
tubuh (muntah paksa, konsumsi laksatif)
Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM
PENJELASAN
Bulimia Nervosa
– Perilaku membuang kalori (compensatory) setelah
episode makan yang berlebihan (binge eating /
compulsive eating) dengan cara:
– Purging (muntah paksa, laksatif, diuretik), atau
– Non-purging (olahraga berlebihan, puasa).
– Kondisi ini paling tidak selama 1 minggu setiap 3 bulan
– Berat badan pasien biasanya normal atau overweight.
• Psikoterapi
– Terapi perilaku dan kognitif (CBT)
– Specialist supportive clinical management
(SSCM) → bertujuan menjelaskan penyebab
dan bahaya dari kondisi pasien, supaya pasien
dapat melawan kondisinya
– Terapi keluarga → mempersiapkan keluarga
untuk membantu pasien
• Koreksi abnormalitas metabolik
• Re-feeding perlahan-lahan (untuk mencegah
re-feeding syndrome) → pada anoreksia
TATALAKSANA
American Psychiatric Association. Practice Guideline for the Treatment of Patients with Eating Disorders
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Anoreksia nervosa
KEYWORDS
• Laki-laki, 27 tahun
• Sulit ditanyakan
• Menurut istrinya → saat ditanyakan, pasien
bercerita panjang lebar, selama 10 menit,
tanpa menjawab pertanyaan yang diberikan
dokter
PSIKOPATOLOGI??
JAWABAN
B. Tangensial
PENJELASAN
Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Neologisme → membentuk kata-kata/ungkapan baru
yang tidak dipahami oleh umum
• Ex: diskon tulang → pendek, impoten inteligensi →
bodoh, juragan lemak → gemuk
– Flight of ideas → perubahan yang mendadak lagi
cepat dalam pembicaran, sehingga suatu ide/topik
yang belum selesai diceritakan sudah disusul oleh
ide/topik yang lain.
• Ex: waktu anak saya lahir dulu, suami saya baru
menang lotere, untung saja pas itu saya sudah masak
makan malam, jadinya kan hujan tidak jadi turun
PENJELASAN
Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Asosiasi longgar → mengatakan hal-hal yang tidak
ada hubungannya sama sekali satu sama lain, masih
dapat membuat kalimat yang baik
• Ex: saya mau tidur, semua orang bisa lapar, kamu akan lelah
– Inkoheren → berbicara/komunikasi tidak nyambung
(terkadang kalimat yang dibuat sudah tidak sesuai
kaidah bahasa)
• Ex: Saya minta dijanji, tidur, lahir, dengan pakaian lengkap
untuk anak saya satu atau lebih menurut pengadilan tinggi
dengan suami jodohnya yang menyinggung segala
percobaan
PENJELASAN
Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Word salad → berbicara kacau, kata demi kata sudah
tidak ada kaitan (tidak dapat membuat kalimat yang
sesuai kaidah bahasa)
• Ex: meja botol api ikan jambu danau jika awan
– Logorrhea → banyak bicara, kata-kata dikeluarkan
bertubi-tubi tanpa kontrol, dapat koheren ataupun
inkoheren
• Ex: Dok, saya lapar loh, rasanya pengen makan indomi. Eh
iya dok semalam nonton ga Chelsea menang 2-1, hebat ya
dok. Duh dok saya kangen sama teman-teman saya,
rasanya mau kumpul bareng. Saya baru inget, kucing teman
saya kemarin mati kelindas, kasihan banget teman saya itu.
PENJELASAN
Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Tangensial → gangguan pola pikir yang berputar-
putar, namun tidak ada ujung dan kaitannya
• Ex: ketika ditanya: “apa yang membawa anda kesini?”
Pasien menjawab: “Saya mempunyai perasaan ini. Saya
mempunyai perasaan ini setiap saat. Semua mengatakan itu
disekeliling saya. Dapatkan anda membayangkan
bagaimana jika hal itu menyebar? Ini adalah pekerjaan
pertama saya. Kemudian dengan tetangga saya. Sekarang
tampak dimana-mana”
PENJELASAN
Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Sirkumstansial → gangguan pola pikir yang berputar-
putar, namun masih mengenai 1 ide pokok tertentu
• Ex: ketika ditanya: “apa yang membawa anda kemari?”
Pasien menjawab: “Biarkan saya menjelaskan. Saya
ingat ketika berusia 8 tahun saya mempunyai noda
kotor di celana. Saya tidak mungkin membersihkannya
dengan baik. Saya selalu merasa bahwa saya
mengontaminasi diri sendiri. Saya mengotori baju saya.
Kotoran di baju mengotori saya. Ketika saya melihat ke
belakang saya ingin melihat saya bersih atau saya
sudah mengotori kursi. Saya rasa bahwa saya harus
selalu melihat ke belakang setiap saat. Hal itu yang
membuat saya ke sini.”
PENJELASAN
Psikopatologi
• Gangguan arus pikir
– Blocking → jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau
berhenti ditengah sebuah kalimat
• Ex: Saya punya ide bersama sepupu saya untuk melakukan
tindakan yang …. (terhenti)
– Clang association → berbicara dalam kata-kata atau
kalimat dengan ritme yang sama (seperti sebuah
pantun)
• Ex: Pergi ke bandung, pulang-pulang dia mengandung, si ibu
jadi bingung, takut kalau gede jadi anak badung
KESIMPULAN
B. Tangensial
KEYWORDS
• Laki-laki, 39 tahun
• Lesu, tidak bertenaga, tidak mau bekerja, mengurung
diri di kamar sejak 1 bulan → DEPRESI
• 4 bulan lalu → sangat bersemangat, belanjar sportcar
hingga tabungan habis → MANIK (gangguan fungsi
sehari-hari (+))
• Status mental → tidak ada kelainan
B. Fluoksetin 1 x 20 mg PO dan
Litium karbonat 2 x 600 mg PO
PENJELASAN
Gangguan Bipolar
Gangguan Bipolar I
Terdapat satu atau lebih episode manik. Episode
depresi dan hipomanik tidak diperlukan untuk
diagnosis tetapi episode tersebut sering terjadi.
Gangguan Bipolar II
Terdapat satu atau lebih episode hipomanik dan
episode depresif mayor tanpa episode manik.
Sumber: DSM-5
PENJELASAN
Sumber: DSM-5
PENJELASAN
Sumber: Fredriksen KJ, e. (2018). Psychotic Depression and Suicidal Behavior. - PubMed - NCBI. [online]
Ncbi.nlm.nih.gov. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28409714 [Accessed 13 Sep. 2018].
PENJELASAN
• SIKLOTIMIA
Bentuk ringan dari gangguan bipolar. Terdapat episode
euforia dan depresi yang ringan yang tidak memenuhi
kriteria hipomania maupun episode depresi mayor.
• Tatalaksana non-medikamentosa:
– CBT → Terapi keluarga atau terapi kelompok
– Electro convulsive therapy (ECT) → digunakan
terutama pada pasien yang memiliki ide bunuh diri.
• Tatalaksana medikamentosa
– Episode manik/hipomanik
• Mood stabilizer (litium karbonat, 2-3x 300-600 mg po)
– Episode depresi
• Antidepresan (SSRI: fluoksetin, sertralin) + mood
stabilizer (litium karbonat)
– Episode campuran
• First line → antikonvulsan (asam valproat, 20 mg/kg/hari atau
500-750 mg/hari, dosis ditingkatkan 30-50% setiap 2-3 hari
sesuai toleransi pasien)
• Mood stabilizer (litium karbonat, lamotrigin, karbamazepin) +
antipsikotik atipikal
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Perempuan, 17 tahun
• Marah-marah, berperilaku tidak wajar
• Merasa dirinya lebih hebat dibanding teman-
temannya
• Tidak terima kenyataan bahwa dirinya tidak
terpilih, marah-marah kepada semua orang yang
ada
Gangguan Kepribadian
• Kluster A (“Aneh”)
– Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka
berhubungan dengan orang lain
– Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga
terhadap orang lain
– Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku
yang aneh
Gangguan Kepribadian
• Kluster B (“Berisik/Berlebihan”)
– Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan senang
melanggar peraturan
– Ambang/Borderline : impulsivitas serta hubungan
interpersonal dan mood yang intens tapi tidak stabil
– Histrionik : mencari perhatian, suka menggoda
– Narsisistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan
orang lain, mudah iri
Gangguan Kepribadian
• Kluster C (“Cemas”)
– Cemas (menghindar/avoidant) : sangat pemalu,
merasa tidak layak
– Dependen : merasa tidak mampu bertanggung jawab
atas diri sendiri, sehingga terlalu bergantung pada
orang lain, apapun konsekuensinya
– Obsesif-kompulsif (anankastik): preokupasi dengan
keteraturan, perfeksionisme yang berlebihan, terlalu
kaku dalam memandang suatu hal
• Laki-laki, 33 tahun
• Meminta istri mengenakan seragam
pramugrari setiap ingin berhubungan
karena merasa sangat terangsang dengan
cara tersebut
DIAGNOSIS??
JAWABAN
B. Fetishisme
PENJELASAN
F65.X
PENJELASAN
B. Fetishisme
KEYWORDS
• Perempuan, 45 tahun
• Dada berdebar sejak 8 bulan lalu, disertai
pusing, telapak tangan berkeringat, cemas,
dirasakan hampir setiap hari → ganggu
pekerjaan dan aktivitas
• Takut terkena musibah di masa depan
DIAGNOSIS??
JAWABAN
B. Generalized anxiety
disorder
PENJELASAN
• Non-farmakologis:
– CBT → mengendalikan pikiran dan mengurangi
gejala fisik
• Farmakologis:
– SSRI → fluoxetine , sertraline, paroxetine
– SNRI → venlafaxine, duloxetine
– Benzodiazepin → alprazolam, diazepam, lorazepam
– Antidepresan trisiklik → amitriptilin, imipramine
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Perempuan, 28 tahun
• Mengalami KLL
• PF ekstremitas:
• Laserasi 7 cm
• Tulang mencuat keluar, os femur dekstra menyudut
• Perdarahan aktif, pulsasi a. dorsalis pedis
maupun a. tibialis tidak teraba
JAWABAN
E. Grade 3C
PENJELASAN
Definisi Fraktur
• Suatu proses rusaknya kontinuitas struktur tulang.
Dapat disebabkan oleh adanya tekanan eksternal
yang gayanya lebih besar dari yang dapat ditoleransi
oleh tulang (trauma), maupun proses patologis.
PENJELASAN
Jenis Fraktur
Berdasarkan hubungan
dgn dunia luar :
• Fraktur tertutup: Bila
fragmentasi tulang tidak
terhubung dengan dunia
luar. Disebut juga fraktur
yang bersih (karena kulit
masih utuh dan tidak
robek)
• Fraktur terbuka: Bila ada
luka, sehingga terjadi
kontak dengan dunia luar.
kemungkinan terjadi
kontaminasi atau infeksi
PENJELASAN
Fraktur Terbuka
• Kegawatan orthopedi. Kontaminasi → infeksi
• Klasifikasi: Gustilo - Anderson
Gustillo – Anderson
Tipe 1
Tipe 2
Luka < 1 cm, minimal soft tissue
Luka 1- 10 cm
damage. Umumnya bakteri gram
Antibiotik: sefalosporin gen.1 (mis:
positif
cefazolin) hingga 24 jam post
Antibiotik: sefalosporin gen.1 (mis:
closure
cefazolin) hingga 24 jam post
closure
Sumber: Ferri’s Clinical Advisor 13th ed
PENJELASAN
Luka >10 cm
Tipe 3A Tipe 3B
Tipe 3C
Tidak perlu flap Extensive periosteal
stripping, perlu flap Gangguan
neurovaskular,
perlu vaskular
Antibiotik: kombinasi sefalosporin gen repair, tidak
1 (gram positif) & aminoglikosida (gram peduli ukuran
negatif. Hingga 24 – 72 jam post luka
debridement
TATALAKSANA
E. Grade 3C
KEYWORDS
• Laki-laki, 39 tahun
• Nyeri pada siku kanan
• Hobi bermain bowling
• PF:
• Saat melakukan gerakan fleksi pergelangan
tangan melawan tahanan → nyeri siku bagian
dalam
• Tanda inflamasi (+), ROM aktif, benjolan (-)
• Krepitasi (-) → BUKAN fraktur
DIAGNOSIS??
JAWABAN
B. Golfer’s Elbow
PENJELASAN
Anatomi Epikondilus
PENJELASAN
Epikondilitis Medial
Deskripsi Evaluasi Tata Laksana
Epikondilitis medial (Golfer Elbow = Pitcher Elbow)
Degenerasi tendon Pemeriksaan khusus: Modifikasi aktivitas
fleksor Tangan posisi NSAID
menggenggam, Bracing
Akibat supinasi, kemudian Injeksi kortikosteroid
overuse/gerakan pergelangan
repetisi (pemain difleksikan melawan
golf, bowling, tahanan → nyeri
pitcher baseball) pada epikondilus
atau trauma tendon medial (siku bagian
dalam)
PENJELASAN
Epikondilitis Medial
• Golfer’s elbow
• Chronic overuse injury pada
tendon fleksor
(microtrauma)
• Pemeriksaan = wrist
flexion against resistance
• Pasien diminta
memfleksikan pergelangan
tangan dalam keadaan
terfiksasi
• Hasil positif = nyeri pada
area epikondilus medial
(siku bagian dalam)
Epikondilitis Lateral
Deskripsi Evaluasi Tata Laksana
Epikondilitis lateral (Tennis Elbow)
Degenerasi Pemeriksaan khusus: Modifikasi aktivitas
tendon ekstensor Lengan pronasi, NSAID
kemudian Bracing
Akibat pergelangan tangan Injeksi
overuse/gerakan diekstensikan kortikosteroid
repetisi (pemain melawan tahanan →
tenis) atau trauma nyeri pada
tendon epikondilus lateral
(siku bagian luar)
Sumber :
Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2nd ed.
PENJELASAN
Epikondilitis Lateral
• Tennis elbow
• Chronic overuse injury pada
tendon ekstensor
• Pemeriksaan = wrist
extension against
resistance
• Pasien diminta
mengekstensikan
pergelangan tangan, namun
dalam keadaan difiksasi →
memberikan tensi pada
epikondilus lateral tanpa
menggerakkan siku
• Hasil positif → nyeri pada
area epikondilus lateral (siku
Trauma repetisi pada tendon ekstensor bagian luar)
(gerakan backhand tenis)→ mikrotrauma
pada epikondilus lateral
PENJELASAN
TIPS: PERHATIKAN
GERAKAN SAAT
AKTIVITAS
Aktivitas dengan
gerakan forehand
repetitif →
epikondilitis medial
• Golf
• Baseball
• Bowling
• dst
PENJELASAN
TIPS: PERHATIKAN
GERAKAN SAAT
AKTIVITAS
Aktivitas dengan
gerakan backhand
repetitif →
epikondilitis lateral
• Tenis
• Bulutangkis
• Butcher (tukang
potong daging)
• Tukang cat
• dst
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Golfer’s Elbow
KEYWORDS
• Perempuan, 63 tahun
• Nyeri pinggang, terus menerus, sudah
menopause
• Bone DXA → BMD -3
B. Tatalaksana medikamentosa
sebaiknya dimulai sedini mungkin pada
setiap pasien guna menurunkan risiko
komplikasi
PENJELASAN
Osteoporosis
• Definisi klinis = penurunan massa tulang (bone
mineral density) yang meningkatkan resiko fraktur
• Jenis paling banyak = post-menopause, senilis
• Faktor resiko utama =
– Osteoporosis primer: post-menopause, usia di atas
75 tahun, keturunan asia & kaukasia, gaya hidup
(kurang aktivitas fisik, defisiensi vitamin D & kalsium,
merokok, alkohol)
– Osteoporosis sekunder: obat (steroid, warfarin, lithium,
PPH), hiperparatiroid, hipertiroid, myeloma multipel
PENJELASAN
Osteoporosis
Osteoporosis Primer
• Osteoporosis Involusional Tipe I
– Disebut juga osteoporosis postmenopausal
– Disebabkan defisiensi estrogen
– Terutama melibatkan tulang trabekular
• Corpus vertebrae, lengan bawah distal
Osteoporosis Sekunder
PENJELASAN
Osteoporosis
• Patogenesis = mismatched pada proses remodelling tulang
(penurunan formasi tulang, peningkatan resorpsi, atau kombinasi
keduanya) → hasil akhir : penurunan massa tulang
Osteoporosis
• Tampilan klinis:
– Kebanyakan asimptomatik,
hingga terjadi fraktur (fragility
fractures) → tersering:
vertebra, femur proksimal,
humerus proksimal
– PF : height loss, kifosis,
Doweger’s hump
nyeri pada palpasi & perkusi
prosesus spinosus pada
fraktur kompresi vertebra
– Classic feature: Doweger’s
hump
PENJELASAN
Osteoporosis – Penunjang
• Imaging → bukan untuk mendiagnosis osteoporosis;
hanya menemukan fraktur
– Foto polos → Kifosis, fraktur kompresi (75% fraktur
kompresi tanpa gejala nyeri akut, sering kali pasien tidak
menyadari)
– Evaluasi fraktur lanjurtan → CT scan, MRI T2
• Diagnosis → pengukuran BMD (bone mass density)
menggunakan DXA (dual-energy x-ray absorptiometry)
– Diagnosis osteoporosis bila BMD perempuan post-
menopause atau laki-laki di atas 50 tahun lebih dari 2.5
SD di bawah rata-rata. (T score ≤ −2.5).
– T score antara −1.0 and −2.5 dianggap osteopenia (low
bone density) or osteopenia
– Z score (age-matched BMD) pada perempuan pre-
menopause atau laki-laki di bawah 50 tahun < 2SD → low
bone density for age.
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN
Fraktur kompresi
vertebra
(ditemukan
secara insidental)
PENJELASAN
Osteoporosis – Penunjang
• Laboratorium → untuk menyingkirkan diagnosis
banding & penyebab sekunder
– Paget’s disease (osteitis deformans) → peningkatan
alkalin fosfatase
– Osteomalacia → peningkatan hormon paratiroid &
alkaline fosfatase, penurunan serum fosfat & serum
kalsium
– Hiperparatiroid → hiperkalsemia
– Multipel Myeloma → anemia, peningkatan ureum
kreatinin, elektroforesis serum – monoclonal
gammopathy, Bence-Jones proteinuria (+)
TATALAKSANA
Osteoporosis - Manajemen
• Konservatif
– Suplementasi kalsium & vitamin D
– Latihan fisik (strength training)
– Berhenti merokok
• Farmakologis diberikan pada :
– Wanita post menopause dan laki – laki usia > 50
tahun dengan :
• Fraktur panggul atau vertebra
• T-score ≤ -2.5 pada femoral neck atau vertebra
• Massa tulang yang rendah (T-score diantara -1.0 s/d -2.5)
dengan risiko fraktur (FRAX) ≥ 20%
TATALAKSANA
Farmakologis
Calcium metabolism modifiers :
• Alendronate →1st line
• Risedronate
• Calcitonin salmon
Monoclonal antibodies
• Denosumab
• Romosozumab
PENJELASAN
• Laki-laki, 40 tahun
• Nyeri lutut kanan, setelah cedera olahraga 4 minggu
lalu
• Awalnya bengkak → saat ini sudah membaik
• Nyeri sepanjang garis lutut, hilang timbul, memberat
saat berjongkok
• Efusi ringan, nyeri tekan sisi medial lutut
• McMurray (+) saat eksorotasi
• Valgus-varus stress test, ADT & PDT (-)
DIAGNOSIS??
JAWABAN
Cedera Meniskus
• 2 tipe : acute tear (cedera olahraga) & age-related
degeneration
• Klinis
– Anamnesis: nyeri lutut, terutama saat pergerakan
– PF :
• Look: efusi, bengkak
• Feel: nyeri tekan
• Move: gangguan ROM, nyeri saat pergerakan.
McMurray Test (+) , Apley grind test (+)
• Tx :
– NSAID, manajemen nyeri
– Arthroscopic repair (simptomatik, gagal terapi
konservatif)
Sumber: Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2nd ed.
PENJELASAN
• Laki-laki, 40 tahun
• Lemah, pucat, lebam-lebam diseluruh tubuh sejak 1
bulan
• Konjungtiva anemis, ekimosis (+) pada lengan,
kaki, batang tubuh
• Limpa teraba schuffner II
• Hb 8, WBC 64.000, trombosit 25.000
• Gambaran Auer rod
• Aspirasi sumsum tulang → sel blas 24%,
myeloperoksidase (+)
DIAGNOSIS??
JAWABAN
Leukemia
• Definisi: keganasan yang ditandai
dengan proliferasi sel hematopoietik
premordial
• Terdapat 4 jenis besar
– Acute myeloid leukemia (AML)
– Acute lymphoblastic leukemia (ALL)
– Chronic myeloid leukemia (CML)
– Chronic lymphocytic leukemia (CLL)
PENJELASAN
Leukemia
AML ALL CML CLL
Limfosit B Philadelphia
Ciri khas Auer rod Smudge cells
monoklonal chromosome
Tidak
Aspirasi Sel blas >20%, Dominan seri
Limfoblas dominan, diperlukan,
sumsum myeloperoxidase granulosit, Dwarf
Myeloperoxidase - dominasi sel
tulang + megakaryocyte
limfosit
PENJELASAN
Leukemia cutis
Hiperplasia gingiva
PENJELASAN
• Manifestasi Klinis
– Anemia
– Manifestasi perdarahan
– Hepatosplenomegali
– Limfadenopati yang tidak responsif
terhadap antibiotik
– Massa testikuler
PENJELASAN
• Pemeriksaan Penunjang
– Darah rutin
– Apusan darah tepi → ditemukan sel
limfoblas tanpa auer rod
– Aspirasi sumsum tulang → diagnostik
• sel normal digantikan dengan limfoblas
• Myeloperoxidase -
PENJELASAN
• Manifestasi Klinis
– Rasa lelah
– Penurunan berat badan
– Nyeri perut LUQ
– Splenomegali
– Gout arthritis
PENJELASAN
• Pemeriksaan Penunjang
– Darah rutin → leukositosis, tidak ada trombositopenia
– Apusan darah tepi
• Basofilia absolut → temuan universal
• Eosinofilia absolut → 90% kasus
• gambaran myeloblas hingga neutrofil matur
• sel blas <2%
– Aspirasi sumsum tulang → diagnostik
• Hiperplasia sel granulosit
• Megakariosit kecil → dwarf megakaryocyte
– Genetik → Kromosom Philadelphia (fusi gen BCR-ABL1)
• Translokasi lengan panjang kromosom 9 dan 22
PENJELASAN
Kromosom Filadelfia
• Manifestasi Klinis
– 90% asimptomatik
– 10% mengalami gejala
• Penurunan berat badan
• Demam >2 minggu tanpa bukti infeksi
• Keringat malam
• Rasa lelah
– Limfadenopati → tidak nyeri tekan
– Splenomegali
PENJELASAN
A. Epinefrin IM 1:1000
sebanyak 0,3 cc
PENJELASAN
Syok Anafilaktik
• Merupakan salah satu syok distributif
• Reaksi hipersensitivitas tipe I yang terjadi di seluruh
tubuh
– Respirasi → hiperaktivitas bronkus, edema laring
– Kardiovaskuler → vasodilatasi sistemik
– GIT → mual, muntah, diare
– Mata → angioedema
– Kulit → urtikaria, angioedema
Syok Anafilaktik
• Kriteria diagnosis → minimal 1 dari 3
– Kriteria 1
• Onset akut (menit hingga jam) melibatkan kulit,
mukosa atau keduanya dengan
– Gejala gagal nafas (dyspnea, bronkospasme, stridor)
ATAU
– Penurunan tekanan darah / tanda malperfusi
(hipotonus, pingsan, inkontinensia)
PENJELASAN
Syok Anafilaktik
– Kriteria 2 → 2 atau lebih gejala ini setelah
terekspos alergen
• Urticaria, angioedema
• Gejala gagal nafas
• Penurunan tekanan darah / malperfusi
• Gejala GIT persisten (mual muntah, keram perut)
Angioedema
TATALAKSANA
Syok Anafilaktik
Emergensi
– Eliminasi alergen
– Epinefrin 1:1000 dengan dosis 0,3-0,5 mg IM
• Lokasi di vastus lateralis
• Dapat diulang setiap 5-15 menit
• Jika sudah diulang 3 kali tidak respon, titrasi IV dengan infusion
pump 0,1 mcg/kg/menit
– Posisikan pasien supine dengan elevasi kaki (posisi
tredelenburg)
– Suplementasi O2 8-10 L/menit dengan face mask
– Cairan IV → pada hipotensi bolus 1-2 liter
– Albuterol 2,5-5 mg dalam 3 cc NaCl 0,9% → pada kasus
bronkospasme yang resisten epinefrin
PILIHAN JAWABAN LAIN
DIAGNOSIS??
JAWABAN
Hemostasis
Hemostasis terjadi dalam 3 tahap:
1. Vasokonstriksi – Dipengaruhi oleh:
serotonin dan agen vasokonstriktor
lainnya
2. Formasi platelet plug – dipengaruhi oleh:
– Thromboxane A2 (TXA2)
– Jumlah platelet
– Faktor von Willebrand
– ADP
3. Kaskade koagulasi – dipengaruhi oleh:
jumlah faktor koagulasi
JALUR INTRINSIK (aPTT)
8 5
12 11 9* 10* 2* 1
Pemeriksaan
Tahapan Angka Normal Penyakit
Penunjang
Vasokonstriksi Von Willebrand
Bleeding time (BT) 2-9 menit
Platelet plug disease, DIC
Hemofilia, Defisiensi
Kaskade Koagulasi Clotting time (CT) 8-15 menit
Vit. K
- Intrinsik aPTT 30-40 detik Defisiensi Vit. K
11-12,5 detik (PT),
- Ekstrinsik PT / INR Hemofilia
0,8-1,1 (INR)
PENJELASAN
• Fisiologi
– vWF bekerja dengan mengikat platelet dengan kolagen
endotel
– vWF juga merupakan karier faktor VIII, yang berfungsi untuk
kaskade koagulasi
• Klasifikasi
– Tipe I → autosomal dominan, defisiensi kuantitatif parsial
– Tipe II → autosomal dominan, defisiensi kualitatif parsial
– Tipe III → autrosomal resesif, defisiensi total
PENJELASAN
• Laki-laki, 45 tahun
• Sesak, nyeri dada sejak 2 minggu
• Sulit buka kelopak mata, sulit menangkat kepala
setelah beraktivitas seharian
• Ptosis (+) apabila melihat objek dalam jangka
waktu lama
• CT scan → massa a/r regio mediastinum anterior
DIAGNOSIS??
JAWABAN
A. Timoma
PENJELASAN
Patologi
Mediastinum
PENJELASAN
Thymoma
Myasthenia Gravis
• Definisi: Penyakit autoimun yang
menyerang reseptor asetilkolin (AChR)
pada neuromusculuar junction
• Jenis autoantibodi → IgG1 dan IgG3
• Timoma seringkali menyebabkan penyakit
myasthenia gravis → mekanisme belum
diketahui dengan pasti
PENJELASAN
Myasthenia Gravis
Myasthenia Gravis
• Manifestasi Klinis
– Kelemahan otot yang fluktuatif → semakin
otot digunakan, semakin lemah kontraksi otot
• Dominan pada sore-malam hari
• Lebih parah setelah olahraga
– Gejala okular
• Ptosis
• Diplopia
– Gejala bulbar
• Disarthria
• Disfagia
PENJELASAN
Myasthenia Gravis
• Pemeriksaan Penunjang
– Ice pack test
• Hanya bisa pada pasien dengan gejala ptosis (+)
• sensitif namun tidak spesifik (tidak digunakan untuk
konfirmasi)
– Edrophonium (Tensilon) test
• Edrophonium adalah asetilkolin esterase inhibitor
• sensitif namun tidak spesifik (tidak digunakan untuk
konfirmasi)
– Pemeriksaan autoantibodi → untuk
konfirmasi diagnosis
– Pemeriksaan Elektromiografi → untuk
konfirmasi diagnosis
TATALAKSANA
Myasthenia Gravis
• Ada 4 terapi primer
1. Asetilkolin esterase inhibitor (-stigmine)
• Pyridostigmine 3x30 mg/hari (dosis maksimal
6x120 mg/hari)
Myasthenia Gravis
• Ada 4 terapi primer
2. Terapi Imunosupresi kronik → jika ACh
esterase inhibitor tidak bekerja. Memperbaiki
kelainan regulasi imun
• Kortikosteroid
• DMARD
3. Terapi imunosupresi cepat → memperbaiki
kelainan regulasi imun dengan cepat, namun
efeknya sementara
• Plasmapheresis
• IVIG
4. Thymectomy
Tata Laksana Cara Kerja Dosis Keterangan
Asetilkolin
Pyridostigmine 40-600 mg/hari Terapi simptomatis
esterase inhibitor
Induksi: 40-80
mg/hari
Prednison Imunomodulasi Imunoterapi kronik
Rumatan 5-20
mg/hari
Supresi sel B dan
Azathioprine 50-250 mg/hari Imunoterapi kronik
T
A. Timoma
KEYWORDS
• Laki-laki, 69 tahun
• Nyeri tulang seluruh tubuh, pucat, lemas sejak
2 tahun, progresif memberat
• Foto polos → lesi litik “punched out” pada tulang
cranium
• Darah perifer → Hb 7, eritrosit rouleaux
• Urinalisis → protein Bence Jones (+)
Multipel Myeloma
• Keganasan sel plasma yang
menyebabkan prenumpukan protein
monoklonal (terutama IgA dan IgG)
• Patogenesis → infiltrasi korteks tulang
sehingga menyebabkan lesi litik
• Curiga Myeloma multipel bila: mnemonic
“Old CRAB”, lihat slide berikutnya
PENJELASAN
Calcium : >11
mg/dL (>2,75
mmol/L)
Multipel Myeloma
• Manifestasi Klinis
– Gejala Anemia
– Nyeri tulang
– Oliguria
– Penurunan berat badan
PENJELASAN
Multipel Myeloma
• Pemeriksaan penunjang
– Elektroforesis protein serum → Protein monoklonal
tinggi (Spike Protein M)
– Urinalysis → protein Bence Jones
– Darah tepi → Rouleaux
– Aspirasi sumsum tulang → proliferasi sel plasma
klonal (fried egg appearance), dibutuhkan untuk
diagnosis pasti
– Hiperkalsemia
– Radiografi (Ro dan CT Scan) → lesi litik tulang
(punched out lesion)
PENJELASAN
Multipel Myeloma
• Diagnosis pasti → Sel plasma klonal
sumsum tulang ≥10% DAN salah satu
dibawah ini:
– Terdapat gangguan organ/jaringan →
mnemonic CRAB
– Terdapat biomarker gangguan organ → sel
plasma klonal sumsum tulang ≥60%
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Laki-laki, 40 tahun
• Kebiasaan konsumsi fast food
• BB 90 kg, TB 165 cm, LP 109 cm
• TD 140/90
• GDS 220, kolesterol total 210, TG 170, HDL 30
DIAGNOSIS??
JAWABAN
C. Sindrom metabolik
PENJELASAN
KEYWORDS
Sindrom Metabolik
• Sinonim: sindrom X,
sindrom resistensi
insulin
• Merupakan kumpulan
abnormalitas
metabolik yang
meningkatakan risiko
penyakit
kardiovaskular.
• Manifestasi utama:
– Obesitas sentral
– Dislipidemia
– Hiperglikemia
– Hipertensi
Sumber: Harrison’s 19th ed, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5933580/figure/fig1-
1753944717711379/
PENJELASAN
Minimal 3 dari 5
Pengobatan
Hipertrigliseridemia
TATALAKSANA
KEYWORDS
• Hipertensi:
• First line: ACE-inhibitor atau angiotensin-II
receptor blocker
• Jangan lupa: restriksi sodium, perbanyak
konsumsi serat
• Gula darah puasa terganggu
• Modifikasi gaya hidup: turunkan BB dan restriksi
lemak
• Metformin
• Resistensi insulin:
• Biguanida (metformin) dan tiazolidinedion
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. DM tipe 2
B. Hiperlipidemia
D. Dislipidemia
E. Hipertensi grade I
C. Sindrom metabolik
KEYWORDS
• Laki-laki, 25 tahun
• Peningkatan frekuensi BAK sejak 4 minggu, hingga
6-7 kali pada malam hari
• Haus, lemas, pandangan terganggu
• TD 115/70, HR 90, RR 21, suhu afebris
• Pengobatan (-)
• Water deprivation test: osmolalitas serum 360
mOsm/kg; osmolalitas urin 145 mOsm/kg
• Pemberian desmopressin: osmolalitas urin menjadi
300 mOsm/kg
DIAGNOSIS??
JAWABAN
DIABETES INSIPIDUS
ANTI-DIURETIC HORMONE
• Vasopressin
• Fungsi:
– Penurunan urin output
– Penurunan sweating
– Menaikan tekanan darah
• Dehidrasi
– Release ADH
• Overhidrasi
– Menghambat ADH
PENJELASAN
KEYWORDS
PENDEKATAN KLINIS
• Laki-laki, 40 tahun
• BB ↓↓ meski nafsu makan ↑↑
• Jantung berdebar, mudah berkeringat, tidak
tahan cuaca panas
• PP: TSH ↓↓, fT4 ↑↑
JAWABAN
B. Sel folikuler
PENJELASAN
KEYWORDS
TIROTOKSIKOSIS
B. Sel folikuler
KEYWORDS
• Laki-laki, 60 tahun
• Kontrol DM Tipe 2
• Konsumsi rutin metformin
• Dokter menambahkan obat acarbose →
golongan alfa glukosidase inhibitor
• Laki-laki, 65 tahun
• Penurunan kesadaran
• Riw. DM sejak 20 tahun lalu, tidak kontrol teratur
• TD 100/70, RR 35, GDS 647
• Na 150, K 4,2 , Cl 104, osmolalitas serum 330,
Keton urin (-)
B. Berikan Bikarbonat
PENJELASAN
KEYWORDS
KOMPLIKASI AKUT DM
Krisis Hiperglikemia
Krisis Hiperglikemia
Kriteria
KAD HHS
• Trias
– Hiperglikemia
– Hiperosmolaritas
– Dehidrasi (tanpa ketoasidosis yang signifikan)
• Patogenesis: Dehidrasi akibat osmotic
diuresis. Defisiensi insulin relatif, masih cukup
untuk mencegah lipolisis & ketoasidosis. Pada
HHS tidak terjadi asidosis → sehingga tidak
diberikan bikarbonat
Protocol for management of adult patients with DKA or HHS. DKA diagnostic criteria: blood
glucose 250 mg/dl, arterial pH 7.3, bicarbonate 15 mEq/l, and moderate ketonuria or ketonemia.
Kalium
• Pastikan fungsi ginjal baik: diuresis min 50ml/jam
• <3.3 mEq/L → tunda insulin
• 3.3-5.0 mEq/L → beri 20-30 mEq kalium dalam tiap liter cairan iv
• > 5.0 mEq/L → turunkan kalium
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Berikan Bikarbonat