Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK TENTANG HIPOSPADIA, ISK,


DAN SINDROM NEFROTIK

Oleh Mahasiswa S1 Keperawatan


HIPOSPADIA DAN EPISPADIA

Hipospadia suatu keadaan dimana lubang uretra


terdapat di penis bagian bawah, bukan di ujung penis.
Epispadaia adalah suatu kelainan
bawaan pada bayi laki-laki, dimana
lubang uretra terdapat di bagian
punggung penis atau uretra tidak
berbentuk tabung, tetapi terbuka.
Etiologi
Gangguan dan ketidakseimbangan hormon
Genetika terjadi karena gagalnya sintesis androgen
Lingkungan

Patofisiologi
Tidak lengkapnya perkembangan uretra dalam utero
Hypospadia di mana lubang uretra terletak pada perbatasan
penis dan skortum, ini dapat berkaitan dengan crodee kongiental
Epispadia terbukanya uretranya sebelah ventral. Kelainan ini
meliputi leher kandung kemih ( epispadia total ) atau hanya
uretra ( epispadia persial ).
Penatalaksanaan

Operasi Hipospadia dan epispadia


satu tahap (ONE STAGE
URETHROPLASTY)
Operasi Hipospadia epispadia 2
tahap
ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPOSPADIA DAN EPISPADIA

Diagnosa Keperawatan

Pasien pre operasi


Manajemen regimen terapeutik tidak efektif
Pengkajian berhubungan dengan pola perawatan keluarga.
Kaji biodata pasien Perubahan eliminasi (retensi urin) berhubungan
dengan obstruksi mekanik
Kaji riwayat masa Kecemasan berhubungan dengan akan dilakukan
lalu: Antenatal, tindakan operasi baik keluarga dan klien.
natal, Pasien post operasi
Kaji riwayat Kesiapan dalam peningkatan manajemen regimen
pengobatan ibu terapeutik berhubungan dengan petunjuk
waktu hamil aktivitas adekuat.
Nyeri berhubungan dengan post prosedur operasi
Kaji keluhan utama
Resiko tingggi infeksi berhubungan dengan invasi
Kaji skala nyeri kateter
(post operasi) Perubahan eliminasi urine berhibingan dengan
trauma operasi
INFEKSI SALURAN PERKEMIHAN

Infeksi saluran kemih


atau infeksi traktus
urinarius adalah
infeksi yang
disebabkan oleh
mikroorganisme
patogenik dalam
traktus urinarius,
dengan atau tanpa
disertai dengan gejala,
(Brunner and
Suddarth,
Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8 Vol. 2,
halaman: 1428).
Etiologi
Faktor Resiko
Wanita lebih beresiko dibandingkan dengan pria.
Memiliki riwayat penyakit menular seksual
Kateterisasi
Faktor Predisposisi
Bakteri Escherichia coli, Proteus, Klebsiella,
Enterobacter, Pseudomonas, dan Staphylococcus
saprophyticus
Terganggunya glikosaminoglikan
Refluks uretrovesikal
Refluks ureterovesikal
Obstruksi aliran urin
Faktor Presipitasi
Hygiene buruk.
Cara membasuh alat kelamin yang salah
Sering menahan kencing
Patofisiologi

Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih

Secara asending
Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal

Secara hematogen Pasien yang system imunnya rendah

Glikosaminoglikan terganggu fungsinya


Manifestasi Klinis

Nyeri yang sering


Rasa panas ketika berkemih
Kadang-kadang disertai spasme
pada kandung kemih dan area
suprapubis
Hematuria
Nyeri punggung
Peningkatan frekuensi berkemih
Perasaan ingin berkemih
Adanya sel-sel darah putih dalam
urin
Demam yang disertai adanya darah
dalam urin pada kasus yang parah.
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium (Urinalisis, Bakteriologis)

Radiologis dan Pemeriksaan Penunjang Lainnya


PENATALAKSANAAN

Keperawatan Medis
Mengobservasi TTV pasien tiap 6 Penanganan Infeksi Saluran
jam. Kemih (ISK) yang ideal adalah
Menganjurkan untuk sering agens antibacterial yang secara
minum dan BAK sesuai efektif menghilangkan bakteri
kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin dari traktus urinarius dengan efek
naik ke uretra. minimal terhadap flora fekal dan
Mengkaji skala nyeri pasien vagina. Infeksi Saluran Kemih (
dengan metode PQRST. ISK ) pada usia lanjut dapat
Mengajarkan teknik manajemen
dibedakan atas:
nyeri distraksi (menonton TV,
mengobrol) dan relaksasi (nafas Terapi antibodika dosis tunggal
dalam). Terapi antibiotika konvensional :
Memberikan HE. 5-14 hari
Mengukur dan catat pengeluaran Terapi antibiotika jangka lama : 4-
urine setiap kali berkemih. 6 minggu
Terapi dosis rendah untuk supresi
ANALISA DATA
Data Subyektif Data Obyektif Masalah
Pasien mengatakan nyeri saat Pasien terlihat meringis saat buang Nyeri
berkemih air keci
Pasien mengatakan nyeri saat Pemeriksaan PQRST
perkusi panggul
Pasien mengatakan kencingnya Urin pasien berwarna keruh, Gangguan eliminasi urinarius
tersendat-sendat terdapat darah, purulent.
Pasien mengatakan sering ingin Hasil pemeriksaan lab adanya
buang air kecil, tapi urinnya tidak bakteri pathogen
keluar
Pasien mengatakan badannya Suhu tubuh pasien meningkat 38- Hipertermia
panas 390C
Pasien mengatakan susuah tidur di Mata pasien terlihat lelah dan Insomnia
malam hari merah
Pasien mengatakan hanya bisa Terdapat lingkar hitam pada mata
tidur 2 sampai 3 jam / hari
Pasien mengatakan sering
terbangun di malam hari
Pasien mengatakan tidak bisa tidur
siang
Pasien mengatakan tidak paham Pasien terlihat bingung ketika Defisiensi pengetahuan
tentang penyakitnya ditanya tentang penyakitnya
Pasien mengatakan tidak tahu
tentang pengobatan penyakitnya
SINDROM NEFROTIK

Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang


ditandai dengan peningkatan permeabilitas
membran glomerulus terhadap protein, yang
mengakibatkan kehilangan protein urinaris yang
massif (Donna L. Wong, 2004).
Etiologi
Penyebabnya karena adanya kerusakan pada
pembuluh darah kapiler pada glomerulus ginjal
yang bekerja menyaring sampah-sampah tubuh
dan kelebihan air pada darah dan
mengirimkannya ke kandung kemih sebagai
urin. Bila glomerulus bekerja dengan benar,
mereka akan menjaga protein tetap berada
dalam darah dan tidak bocor ke dalam urin.
Manifestasi klinik

Edema
Pucat
Anoreksia dan diare
disebabkan karena edema
mukosa usus.
Sakit kepala, malaise,
nyeri abdomen, berat
badan meningkat dan
keletihan umumnya
terjadi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC

Uji urine
Protein urin meningkat
Urinalisis cast hialin dan granular, hematuria
Dipstick urin positif untuk protein dan darah
Berat jenis urin meningkat
Uji darah
Albumin serum menurun
Kolesterol serum meningkat
Hemoglobin dan hematokrit meningkat (hemokonsetrasi)
Laju endap darah (LED) meningkat
Elektrolit serum bervariasi dengan keadaan penyakit
perorangan.
Uji diagnostic
Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak
dilakukan secara rutin (Betz, Cecily L, 2002 : 335).
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi kekurangan volume cairan
(intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan
protein dan cairan, edema.
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan edema.
Kelebihan volume cairan (total tubuh)
berhubungan dengan akumulasi cairan dalam
jaringan dan ruang ketiga (Interstitial).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
SINDROM NEFROTIK
Pengkajian
Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian luasnya edema
Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat, terutama yang
berhubungan dengan penambahan berat badan saat ini, disfungsi
ginjal.

Observasi adanya manifestasi Pembengkakan labial (scrotal)


sindrom nefrotik : Edema mukosa usus yang
Penambahan berat badan menyebabkan :
Edema Diare
Wajah sembab : Anoreksia
Khususnya di sekitar mata Absorbsi usus buruk
Timbul pada saat bangun pagi Pucat kulit ekstrim (sering)
Berkurang di siang hari Peka rangsang
Pembengkakan abdomen Mudah lelah
(asites) Letargi
Kesulitan pernafasan (efusi Tekanan darah normal atau sedikit
pleura) menurun
Kerentanan terhadap infeksi
Diagnosa NOC NIC
Resiko tinggi Klien tidak menunjukkan a. Catat intake dan output secara akurat
kekurangan kehilangan cairan R/ Evaluasi harian keberhasilan terapi dan dasar
volume cairan intravaskuler atau shock penentuan tindakan
hipovolemik yang b. Kaji dan catat TD, Pembesaran abdomen, BJ Urine,
(intravaskuler)
ditunjukkan pasien minimum nilai laboratorik setiap 4 jam.
berhubungan atau tidak ada R/ TD dan BJ Urine dapat menjadi indikator regimen
dengan terapi
kehilangan Kriteria hasil : c. Timbang BB tiap hari dalam skala yang sama
protein dan a. Penurunan oedema, R/ Estimasi penurunan oedema tubuh
cairan, edema. ascites. d. Pegang daerah oedema secara hati-hati, laki-laki
b. Kadar protein darah mungkin perlu menggunakan penyangga scrotum
meningkat/cukup R/ Mengurangi cidera yang mungkin timbul,
c. Berat badan kembali mengurangi oedema
dalam batas normal e. Berikan steroid (prednison) sesuai jadwal. Kaji
d. Output urine adekuat efektifitas dan efek samping (retensi Natrium,
(450 900 cc/hr) Kehilangan Potasium)
e. Tekanan darah dalam R/ Peningkatan ekses cairan tubuh
batas normal (D < 54 S > f. Sesuai indikasi, berikan diuretik dan antasid (untuk
90) mencegah perdarahan GI akibat terapi steroid)
R/ Pengurangan cairan ekstravaskuler sangat
diperlukan dalam mengurangi oedema
Resiko tinggi Kulit tidak menunjukkan a. Berikan perawatan kulit
kerusakan adanya kerusakan integritas : R/ Memberikan kenyamanandan mencegah
integritas kulit kemerahan atau iritasi kerusakan kulit
90) mencegah perdarahan GI akibat terapi steroid)
R/ Pengurangan cairan ekstravaskuler sangat
diperlukan dalam mengurangi oedema
Resiko tinggi Kulit tidak menunjukkan a. Berikan perawatan kulit
kerusakan adanya kerusakan integritas : R/ Memberikan kenyamanandan mencegah
integritas kulit kemerahan atau iritasi kerusakan kulit
b. Hindari pakaian ketat
berhubungan
Ktiteria hasil : R/ Dapat mengakibatkan area yang menonjol
dengan edema. a. Integritas kulit baik tertekan
b. Memperlihatkan c. Bersihkan dan bedaki permukaan kulit beberapa kali
prilaku/teknik untuk sehari
mencegah kerusakan R/ Untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit
kulit. karena gesekan dengan alat tenun
d. Topang organ edema, seperti skrotum
R/ Untuk menghilangkan aea tekanan
e. Ubah posisi dengan sering ; pertahankan kesejajaran
tubuh dengan baik
R/ Karena anak dengan edema massif selalu letargis,
mudah lelah dan diam saja
f. Gunakan penghilang tekanan atau matras atau tempat
tidur penurun tekanan sesuai kebutuhan
R/ Untuk mencegah terjadinya ulkus
Kelebihan Pasien tidak menunjukkan a. Kaji masukan yang relatif terhadap keluaran secara
volume cairan bukti-bukti akumulasi cairan akurat.
Kelebihan Pasien tidak a. Kaji masukan yang relatif terhadap
volume cairan menunjukkan bukti- keluaran secara akurat.
(total tubuh) bukti akumulasi cairan R/ Perlu untuk menentukan fungsi ginjal,
berhubungan (pasien mendapatkan kebutuhan penggantian cairan dan
dengan volume cairan yang penurunan resiko kelebihan cairan.
akumulasi tepat). a. Timbang berat badan setiap hari (atau lebih
cairan dalam Kriteria hasil : sering jika diindikasikan).
jaringan dan a. Penurunan edema, R/ Mengkaji retensi cairan
ruang ketiga ascites. a. Kaji perubahan edema : ukur lingkar
(Interstitial). b. Tidak mengalami abdomen pada umbilicus serta pantau edema
peningkatan edema sekitar mata.
c. Berat badan kembali R/ Untuk mengkaji ascites dan karena
dalam batas normal merupakan sisi umum edema.
d. Output urine a. Atur masukan cairan dengan cermat.
adekuat (450 900 R/ Agar tidak mendapatkan lebih dari jumlah
cc/hr) yang dibutuhkan
a. Pantau infus intra vena
R/ Untuk mempertahankan masukan yang
diresepkan
a. Berikan kortikosteroid sesuai ketentuan.
R/ Untuk menurunkan ekskresi proteinuria
a. Berikan diuretik bila diinstruksikan.
R/ untuk memberikan penghilangan
sementara dari edema.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai