Anda di halaman 1dari 18

INFEKSI KANDUNG KEMIH (ISK)

ANGGOTA KELOMPOK 8 :

MEI NOVIANI INDAHYANI


ILHAM CHOIRUL HUDA
SINDI DWI AMBAR WATI
DEFINISI

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah keadaan adanya


infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih,
meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai kandung
kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna
(Hastuti dan Sjaifullah, 2016)
KLASIFIKASI
1. ISK berdasarkan gejalanya
 Asimpomaatik
 Simptomatik
2. ISK berdasarkan lokasi infeksi
 Infeksi Saluran Kemih Bawah (Sistitis)
 Infeksi Saluran Kemih Atas (Pielonefritis)
3. ISK berdasarkan kelaianan saluran kemih
 ISK uncomplicated (sederhana)
 ISK complicated (rumit)
ETIOLOGI

 Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan ISK. Escherichia coli (80%


kasus) dan organisme enterik garam-negatif lainnya merupakan organisme
yang paling sering menyebabkan ISK: kuman-kuman ini biasanya ditemukan
di daerah anus dan perineum. Organisme lain yang menyebabkan ISK antara
lain Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Staphylococcus aureus,
Haemophilus, dan Staphylococcus koagulse negatif.
 Selain penyebab terjadinya kejadian ISK dari berbagai jenis mikroba terdapat
banyak faktor risiko yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka
kejadian ISK. Faktor risiko lain yang paling sering diidentifikasi adalah
penggunaan antibiotik sebelumnya dan penggunaan katerisasi.
PATOFISIOLOGI

Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) atau


mikroroganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berkembang biak.
Mikroorganisme memasuki saluran kemih tersebut melalui empat cara,
yaitu:
 Ascending
 Hematogen (descending)
 Limfogen (jalur limfatik)
 Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau
eksogen sebagai akibat dari pemakaian kateter.
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS
 Pada neonatus, gejala ISK tidak spesifik, seperti pertumbuhan
lambat, muntah, mudah terangsang, tidak mau makan, temperatur
tidak stabil, perut kembung, jaundice.
 Pada bayi, gejala klinik ISK tidak spesifik dan dapat berupa
demam, nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare,
ikterus, distensi abdomen, penurunan berat badan, dan gagal
tumbuh.
 Pada anak besar, gejala klinik biasanya lebih ringan, dapat berupa
gejala lokal saluran kemih berupa polakisuria, disuria, urgensi,
frequency, ngompol. Dapat juga ditemukan sakit perut, sakit
pinggang, demam tinggi, dan nyeri ketok sudut kosto-vertebra.
KOMPLIKASI
 Pyelonefritis, Infeksi yang naik dari ureter ke
ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan
intestinal yang terjadi pada satu atau kedua
ginjal.
 Gagal Ginjal, Terjadi dalam waktu yang lama dan
bila infeksi sering berulang atau tidak diobati
dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan
ginjal baik secara akut dan kronik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Urinalisis

Pemeriksaan urinalisis meliputi leukosituria, nitrit, leukosit


esterase, protein, dan darah.
 Pemeriksaan Darah
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Keperawatan
Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak
ada kontra indikasi
Mencegah konstipasi
Perubahan pola hidup

Penatalaksanaan Medis
Melalui medikamentosa yaitu pemberian obat-obatan
berupa antibiotik secara empirik selama 7-10 hari untuk
eridikasi infeksi akut. Pemberian analgetik dan anti
spasmodik untuk mengurangi rasa nyeri.
ASUHAN KEPERAWATAN
 IDENTITAS
Nama : Tn. W
Umur : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Bahasa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
Alamat : Dsn. Jajar, Trenggalek
Alamat yg mudah dihubungi : Dsn. Jajar , Trenggalek
Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS /
Sendiri
 RIWAYAT KESEHATAN
a. Alasan Masuk Rumah Sakit : Nyeri saat berkemih
b. Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri berkemih
c. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Pasien mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit
e. Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
menurun
 POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
BAK Sebelum masuk RS Di Rumah Sakit
Warna Khas kuning Khas kuning
Bau Khas Khas
Konsistensi Cair Cair
Jumlah Banyak Banyak
Frekuensi 3 kali sehari 2500cc per hari
Masalah BAK Tidak ada Nyeri BAK
Upaya mengatasi Tidak ada Penggunaan analgetik
 PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda – tanda vital
Suhu Tubuh : 37,6 C Nadi : 89x/mnt
Tekanan darah : 150/90 mmHg Respirasi : 22x/mnt
Tinggi Badan : 170 kgBerat Badan : 60 kg
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Diagnosa Medis : Infeksi Saluran Kemih
b. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
a. Urinalisis : warna kuning, coklat gelap, merah gelap / terang, Penampilan keruh, Ph: 7
atau lebih besar, bakteria.
b. Kultur Urine : adanya staphylokokus aureus, proteus, klebsiella, pseudomonas, e.coli.
c. BUN / kreatinin : meningkat.
d. IVP : menunjukan perlambatan pengosongan kandung kemih dan adanya pembesaran
prostat, penebalan otot abnormal kandung X0058kemih.
e. Sistogram : mengukur tekanan darah dan volume dalam kandung Kemih.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
a. Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal,
panggul.
b. Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
3. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung kemih
 PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Perawatan dapat berupa :
1) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi
2) Perubahan pola hidup
Obat-obatan :
1) Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
2) Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau diganti ) dalam
jangka waktu 3 – 4 minggu
3) Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur dalam
waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada komplikasi
lebih lanjut.
 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan iritasi kandung kemih dibuktikan
dengan distensi kandung kemih, berkemih tidak tuntas.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis (inflamasi)
dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, frekuensi nadi meningkat
 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA STANDAR INTERVENSI
KARAKTERISTIK
Gangguan eleminasi urin Eliminasi Urine Manajemen Eliminiasi
b.d iritasi kandung ( L.04034 ) Urine (I.04152)
kemih

Nyeri akut b.d agen Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri


pencedera fisiologis (I.08238)
(inflamasi)

 TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

N0 TGL IMPLEMENTASI TGL EVALUASI


DX

1 20/ 1. Mengidentifkasi tanda dan gejala 20/ S : Pasien mengatakan


09 retensi atau inkontinensia urin 09 sudah sedikit mampu
2. Mengidentifikasi faktor yang berkemih dengan baik
menyebabkan retensi atau
inkontinensia urin
3. Memonitor eliminasi urin O:
4. Mencatat waktu-waktu dan haluaran • Pasien dapat berkemih
berkemih sendiri
5. Membatasi asupan cairan • Terpasang infuse RL
6. Mengambil sampel urin tengah • Pengobatan profilaktik
7. Mengajarkan tanda dan gejala • Pengobatan antibiotik
infeksi saluran kemih • TTV
8. Menkolaborasikan pemberian obat S : 37 C
supositoria, jika perlu. TD : 140/80
N : 89/mnt
RR : 22/ mnt
• GCS : 4-5-6
• Keadaan umum : lemah
A :Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
6,7,8,9

2 20/ 1. Mengidentifikasi lokasi, 20/ S : Pasien mengatakan nyeri


09 karakteristik, durasi, frekuensi, 09 dan terasa panas saat berkemih
kualitas, intensitas nyeri. sudah berkurang
2.Mengidentifikasi skala nyeri O:
3.Mengidentifikasi faktor yang • Pasien tampak meringis
memperberat dan memperingan • Terpasang infuse RL
nyeri • Pengobatan profilaktik
4.Memberikan teknik • Pengobatan antibiotik
nonfarmakologis untuk • Pengobatan analgetik
mengurangi rasa nyeri • TTV
5.Mengontrol lingkungan yang S : 37 C
memperberat rasa nyeri TD : 140/80
6.Menjelaskan penyebab, periode, N : 89/mnt
dan pemicu nyeri RR : 22/ mnt
7.Menjelaskan strategi meredakan • Skala nyeri : 4
nyeri • GCS : 4-5-6
8.Menganjurkan memonitor nyeri • Keadaan umum : lemah
secara mandiri • Gelisah, sulit tidur
9.Mengkolaborasikan pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik. P: Intervensi dilanjutkan 7,8,9
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai