Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN RETENSI URIN PADA Tn.

C
DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETENSI URIN DI RUANGAN
INTERNA LAKI
RSUD DR.M.HAULUSSY

ADELIA SURYANI SLAMAT N2209001


ADOLOF M BERHITU N229002
ADVENSIA SOLISSA N229003
AKSA FEBRIANTI MAROMON N229004
NILA ANGRIYANTI UMASUGI N229046
BAHARUDIN RUMALEAN N229008
DEWINTA HUKUNALA N229012
DORKAS LATBUAL N229013
pengertian
Retensi urin adalah ketidakmampuan
kandung kemih untuk mengosongkan
sebagian atau keseluruhan urin saat
berkemih.Pengobatan diarahkan pada
penyelesaian penyebab masalah
Klasifikasi

Retensi urin akut Retensi urin kronis


Retensi urin yang akut adalah Retensi urin kronik adalah
ketidakmampuan berkemih retensi urin ‘tanpa rasa nyeri’
tiba-tiba dan disertai rasa yang disebabkan oleh
sakit meskipun buli-buli terisi peningkatan volume residu
penuh. urin yang bertahap
Etiologi retensi urin
Adapun penyebab dari penyakit retensio urine adalah sebagai berikut:

Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medulla spinallis S2 S4 setinggi
1
T12L1.Kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun seluruhnya

Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada pasien DM
2
atau penyakit neurologist, divertikel yang besar

Intravesikal berupa pembesaran prostate, kekakuan leher vesika, striktur, batu


3
kecil,tumor pada leher vesika, atau fimosis

Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran porstat, kelainan patologi


4 urethra(infeksi, tumor, kalkulus), trauma, disfungsi neurogenik kandung kemih.
Manifestasi klinis
Pada retensi urin akut di tandai dengan nyeri, sensasi kandung kemih yang penuh
dan distensi kandung keimih yan ringan. Pada retensi kronik ditandai dengan
gejala iritasi kandung kemih
(frekuensi,disuria,volume sedikit) atau tanpa nyeri retensi yang nyata.
Tanda klinis retensi:
1 Ketidak nyamanan daerah pubis
2 Distensi vesika urinia.

3 Ketidaksanggupan untuk berkemih.

4 Ketidak seimbangan jumlah urin yang di keluarkan dengan  asupannya


patofisiologi

Secara garis besar penyebab retensi dapat


diklasifikasi menjadi 5 jenis yaitu :
 Obstruksi

 Infeksi

 Farmakologi

 Neurologi

 Faktor trauma
Pemeriksaan
Penunjang
Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan
pada retensio urine adalah sebagai berikut :
A. Laboratorium
Urinalisis / Sedimen Urin
Pemeriksaan fungsi ginjal
Pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen)
B. Pencitraan
Foto Polos Abdomen
Pemeriksaan Ultrasonografi Transrektal (TRUS)
C. Pemeriksaan lain : Pemeriksaan Derajat Obstruksi
identifikasi
Pasien
Nama Initial : Tn.C
Tempat/tgl.lahir (Umur): Wanibe, 26-06-1979, (44 Tahun)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Jumlah Anak :6
Agama/Suku : Kristen Protestan
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Daerah Ambon
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat Rumah : Saparua, Ouw
 
Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Alamat : Saparua, Ouw
Hubungan dengan pasien : Istri
Data Medik

Dikirim Oleh : Rawat Inap (IGD), Cara Masuk (Rujukan dari Puskesmas Saparua)
Diagnosa Medik : Retensi Urin
Keluhan Utama : Nyeri pada perut bagian bawah
• Saat Masuk : Pasien mengatakan merasakan nyeri saat BAK dan saat BAK
terputus-putus serta mengeluarkan urin berwarna merah, pasien sempat
dirawat dipuskesmas saparua atas anjuran dari pihak puskesmas dan
persetujuan keluarga pasien di rujuk ke RSUD Haulussy.
 
• Saat Pengkajian : Pasien mengatakan nyeri diperut bagian bawah nyeri
yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 6 (sedang) nyeri
dirasakan hilang timbul kurang lebih 1 jam yang lalu dengan durasi waktu 5-
10 detik.
Keadaan Umum
KEADAAN SAKIT : Pasien tampak sakit sedang
Alasan : pasien terbaring lemah, tampak pucat, terpasang infus RL 12tpm ditangan kanan dan terpasang kateter urin
 
TANDA-TANDA VITAL
Kesadaran
Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif :
Skala Coma Glasglow :
Respon Motorik :6
Respon Verbal :5
Respon Eye :4
Kesimpulan : Pasien sadar penuh
Tekanan Darah : 130/100 mmhg
Map : 110 mmhg
Kesimpulan : stadium 1 (hipertensi ringan)
Suhu : 36oC
Nadi : 60x/m
Pernafasan : Frekuensi : 20x/m
Irama : Teratur
Jenis : Dada
 
PENGUKURAN
1. Lingkar Lengan Atas : 32cm 3. Tinggi Badan : 170cm
2. Lipat Kulit Triceps : Tidak Dikaji 4. Berat Badan : 74kg
Indeks Masa Tubuh (IMT) : 24,2 kg/m2
Kesimpulan : Berat badan pasien dalam kategori normal
Penjelasan :
Pasien merupakan anak bungsu
dari 3 bersaudara, istri pasien
merupakan anak bungsu dari 4
bersaudara dan pasien memiliki 6
orang anak, pasien dan istri
tinggal serumah Bersama anak
ke 3 dan anak ke 4. Tidak ada
Riwayat penyakit yang sama
dengan pasien.
Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit Dahulu


Pernah Dirawat : Tidak Pernah
Riwayat Penyakit Kronik dan Menular : Tidak Ada
Riwayat Alergi : Tidak Ada
Obat : Tidak
Makanan : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada
Riwayat Operasi : Tidak Pernah
 
Riwayat penyakit yang pernah dialami
Pasien hanya sakit biasa seperti demam, batuk & flu hanya beberapa kali saja untuk
pengobatannya pasien membeli obat diapotik, pasien tidak pernah mengalami
kecelakaan
PEMERIKSAAN
FISIK 5. Mata
Inspeksi : Kondisi mata bersih , pupil isokor 3mm , Konjungtifa unemis
1. Keadaan Umum ,dan sclera mata unikterik
Kesadaran : Compos Mentis Palpasi : Kelopak mata tidak ada masa dan tidak ada nyeri tekan
GCS : E:4 V:5 M:6 = 15 6. Telinga
BB : 74Kg Inspeksi : Daun Telinga Simetris / Tidak ada Ganguan Pendengaran dan
TB : 170CM Peredangan Palpasi : Tidak ada masa pada telinga dan tidak ada nyeri
2. Tanda-tanda Vital tekan
Tekanan darah : 130/100 MMHg 7. Hidung
Nadi : 70x /M Inspeksi : Simetris kana kiri / Tidak ada sevret atau polip dan Indra
Pernafasan : 20x/M Penciuman Berfungsi Dengan baik
Suhu : 36,5°C Palpasi : Tidak ada edema dan nyeri tekan
Saturasi Oksigen : 98% 8. Mulut
3. Kulit Inspeksi : keadaan mulut bersih, Mukosa Lembab Kadang Kering
Warna Kulit : Normal ( Sawo Matang ) Palpasi : Tidak ada masa pada bibir maupun nyeri tekan
Kondisi Kulit : Lembab Terkadang kering 9. Leher
Turgor Kulit : Baik Inspeksi : Tidak ada pembesaran Kelenjar tiroid
Edema : Tidak ada Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4. Kepala 10. Dada / Thorax
Inspeksi : Bentuk Normal. Rambut tebal, rambut Inspeksi : Bentuk dada Normochest Gerakan dada Simetris
bersih , tidak ada lesi Palpasi : Tidak ada benjolan / nyeri tekan
Palpasi : Tidak ada Pembengkakan dan Tidak ada Perkusi : Perkusi dada sonor
nyeri tekan auskuitasi : Bunyi nafas Vesikuler dan tidak ada bunyi nada tambahan
PEMERIKSAAN
FISIK
11. Jantung
Palpasi : Saat dipalpasi Tekanan vena jugularis meninggi CRT
<2detik
Perkusi : Pada saat diperkusi jantung redup
auskuitasi : bunyi jantung lup dup dan tidak ada bunyi tambahan
Tidak ada bunyi jantung tambahan
12. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen Datar , tidak ada pembesaran Hepar
Palpasi : Ada nyeri tekan Pada Kuadran Bawah Kiri
Perkusi : Perut tidak kembang
Auskultasi : Peristaltik Norma 16x /M
13. Genitalia
Inspeksi : Pasien Terpasang Kareter
Palpasi : Tidak dikaji
14. Ekstremitas
Inspeksi : Simetris KI , KA , Intregitas kulit baik , rom aktif , tidak
Ada lesi
Palpasi : Denyutan arterti brachialis , dan arteri radialis
terabah jelas
15. Vesikuler Pelifer
CRT : ≥ 2Detik
Clubbing : Tidak ada
Perubahan Wana : Tidak ada
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis


(inflamasi)
2. Gangguan eliminasi urin berhubugan dengan penyempitan
uretra
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan dysuria
LANJUTAN
LANJUTAN
INTERVENSI
LANJUTAN
INTERVENSI
LANJUTAN
IMPLEMENTASI
HARI KE 2
LANJUTAN
IMPLEMENTASI
HARI KE 2
IMPLEMENTASI
HARI KE 3
EVALUASI
HARI KE 1
EVALUASI HARI KE
2
EVALUASI HARI KE
3
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai