Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

SISTEM PERSYARAFAN

ASUHAN KEPERAWATAN PARKINSON DAN ALZHEIMER

Dosen Pembimbing : Berlian Y.S, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun Oleh :

NAMA : Cindy Apriliesta

NIM : A1R19009

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG

TAHUN AJARAN 2020-2021


ASUHAN KEPERAWATAN PARKINSON

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien : Nama, Usia : terjadi pada umur 40 - 60 tahun, Jenis Kelamin
: dapat terjadi pada wanita dan Laki – Laki, Alamat, pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan :
Keluhan utama
a. Biasanya pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sulit
untuk berjalan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
sulit melakukan aktifitas sehari-hari , tidak bisa menelan, terjadi tremor
dan penurunan ketajaman penglihatan
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada pasien dan keluarga apakah pasien pernah menderita
penyakit yang menyerang saraf pusat seperti ensefalitis dan meningitis
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya keluarga pasien ada yang mengalami penyakit seperti pasien
3. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
a. Keadaan umum : klien lemah.
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda vital :
S : Normal (36,50 - 37,5 0C)
N : Bradikardi (60-100 x/ menit);
RR : Takipneu
(18-24x/ menit),
TD : 130/85mmHg
d. Kepala : biasanya mesosepal, rambut hitam, bersih, biasanya adanya
nyeri kepala,
e. Mata : anemis, ikterik tidak ada , reflek pupil terhadap cahaya ada,
f. Hidung : biasanya ada pernapasan Cuping hidung,tidak ada secret dan
epitaksis
g. Telinga : biasanya tidak ada serumen, bentuk simetris
h. Leher :
Palpasi :biasanya tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
i. Dada
inspeksi : biasanya bentuk dada normal, pengembangan dada simetris,
tidak ada retraksi dinding dada,tidak ada otot bantu pernafasan,tidak
ada nyeri pada dada, tidak ada pembesaran jantung, pengembangan
paru kanan – kiri simetris.
Palpasi :pada jantung tidak teraba ictus cordis,
Perkusi : bunyi jantung pekak, bunyi paru – paru sonor seluruh lapang
pandang.
Auskultasi :biasanya tidak ada suara bising atau gallop dan pernafasan
vesikuler.
j. Abdomen :
Inspeksi :biasanya abdomen tampak rata, tidak ada pembesaran
Auskultasi : Bising usus menurun (5-12x/menit)
Palpasi :biasanya ada pengerasan pada regio kiri bawah,
Perkusi :hypertimpani
k. Genetalia :
Inspeksi :biasanya tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid
Palpasi :biasanya tidak ada pembesaran genetalia
Ekstremitas : terjadi kekakuan dan kelemahan karena penyakitnya dan
kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi.

B. Fokus Pengkajian
1. B1 (Breathing)
a. Sistem pernafasan meningkat ( normal : 18- 24 x/mnt )
b. Palpasi taktil premitus seimbang kanan dan kiri
c. Perkusi resonan pada seluruh lapangan paru
d. Auskultasi tidak terdengar bunyi nafas tambahan
2. B2 (Blood)
Nadi meningkat ( normal : 60-100x/mnt), tekanan darah meningkat ( normal :
110/70 – 120/80mmHg), tidak terdengar bunyi jantung tambahan
3. B3 (Brain )
Pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada
sistemlainnya.
4. B4 ( Bladder )
Berkurangnya volume pengeluaran urin berhubungan dengan penurunan perfusi
dan penurunan curah jantungke ginjal.
5. B5 ( Bowel )
Pemenuhan Nutrisi menurun dikarenakan disfagia.
6. B6 ( Bone )
Ada penurunan aktifitas disebabkan karena ada penurunan kekuatan otot.

C. Pengkajian Saraf Kranial


1. Saraf I : tidak ada kelainan pada fungsi penciuman
2. Saraf II: tes ketajaman penglihatan turun
3. Saraf III,IV,VI : Gangguan konstruksi otot – otot bola mata.
4. Saraf V : Terjadi kekakuan pada wajah, wajah seperti topeng
5. Saraf VII : terjadi penurunan rasa pada lidah
6. Saraf VIII : tidak ada tuli konduksi dan tuli persepsi
7. Saraf IX danX :paralisis otot orofaring, kesulitan berbicara,mengunyah dan
menelan.
8. Saraf XI : tidak ada atrofi sterno kleidomastoideus dan trapezius, kemampuan
mobilisasi leher baik.
9. Saraf XII : Lidah simetris, indra pengecapan mengalami kelumpuhan dan
pengecapan pada dua pertiga lidah sisi kelumpuhan kurang tajam.

D. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan mengeluh
lelah, dipsnea, merasa lemah (D.0056)
2. Deficit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan ditandai
dengan otot menelan lemah otot pengnyah lemah (D.0019)

E. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Intervensi


1. Intoleransi aktifitas berhubungan Manajemen Energi (I.05178)
dengan kelemahan ditandai dengan Observasi
mengeluh lelah, dipsnea, merasa 1. Identifikasi gangguan fungsi
lemah (D.0056) tubuh yang mengakibatkan
keleahan
2. Monitor keleahan fisik dan
emosional
Terapeutik
3. Lakukan latihan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
5. Anjurkan melakukan aktifitas
secara bertahap
6. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
2. Deficit Nutrisi berhubungan dengan Manajemen Nutrisi (I.03119)
ketidakmampuan menelan makanan Observasi :
ditandai dengan otot menelan 1. Identifikasi perlunya
lemah otot pengnyah lemah penggunaan selang nasogastrik
(D.0019) 2. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
3. Berikan makanan tinggi protein
dan tinggi kalori
4. Berikan suplemen makanan
Edukasi
5. Anjurkan posisi duduk, jika
perlu
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antlemetik), jika perlu
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
ASUHAN KEPERAWATAN ALZHEIMER

A. Pengkajian
1. Identitas klien meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia
lanjut, 50% populasi berusia lebih dari 85 tahun), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
masuk rumah sakit, nomor register dan diagnosa medis.
2. Riwayat penyakit saat ini
Klien mengatakan sering lupa dan hilangnya ingatan yang baru. Pada
beberapa kasus , keluarga sering mengeluhkan bahwa klien sering
mengalami tingkah laku aneh dan kacau serta sering keluar rumah
sendiri tanpa meminta izin pada anggota keluarga yang lain.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi,
dm, penyakit jantung, penggunaan obat-obatan anti ansietas,
pengunaan obat-obatan antikoligernik dalam jangka waktu lama, dan
riwayat sindrom down yang pada suatu saat kemudian menderita
penyakit alzheimer pada usia empat puluhan.
4. Riwayat penyakit keluarga
Penyebab penyakit alzheimer ditemukan memiliki hubungan genetik
yang jelas. Diperkirakan 10-30% klien alzheimer menunjukkan tipe
yang diwariskan dan dinyantakan sebagai anggota generasi terdahulu
yang menderita hipertensi dan diabetes melitus diperlukan untuk
melihat adanya komplikasi penyakit lain yang dapat mempercepat
progesifnya penyakit.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Klien dengan penyakit alzheimer umumnya mengalami penurunan
kesadaran sesuai dengan degenerasi neuron koligernik dan proses
senilisme. Adanya perubahan pada tanda-tanda vital, meliputi
bradikardi, hipotensi dan penurunan frekuensi pernapasan.
2. B1 (breathing)
Gangguan fungsi pernapasan : berkaitan dengan hipoventilasi
inaktifitas, aspirasi makanan atau saliva dan berkurangnya fungsi
pembersihan saluran nafas.
a) Inspeksi : didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan
untuk batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak nafas,
dan penggunaan otot bantu nafas.
b) Palpasi : traktil premitus seimbang kanan dan kiri
c) Perkusi : adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru
d) Auskultasi :bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi,
stridor, ronkhi, pada klien dengan peningkatan produksi sekret
dan kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan
pada klien dengan inaktifitas.
3. B2 (blood)
Hipotensi postural : berkaitan dengan efek ssamping pemberian obat
dan juga gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem
persyarafan otonom
4. B3 (brain)
Pengkajian B3 merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap
dibandingkan dengan pengkajian pada pengkajian sistem lainnya.
Inspeksi umum didapatkan berbagai manifestasi akibat perubahan
tingkah laku.
a) Pengkajian tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien biasanya apatis dan juga bergantung
pada perubahan status kognitif klien.
b) Pengkajian fungsi serebral
Status mental : biasanya status mental klien mengalami
perubahan yang berhubungan dengan penurunan status
kognitif, penurunan persepsi, dan penurunan memori, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
c) Pengkajian syaraf kranial
Saraf I : biasanya pada klien penyakit alzheimer tidak ada
kelainan fungsi penciuman
Saraf II : tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan,
yaitu sesuai dengan keadaan usia lanjut biasanya klien dengan
alzheimer mengalami keturunan ketajaman penglihatan
Saraf III, IV, VI : biasanya tidak ditemukan adanya kelainan
pada saraf ini.
Saraf V : wajah simetris dan tidak ada kelainan pada saraf ini
Saraf VII : persepsi pengecapan dalam batas normal
Saraf VIII : adanya tuli konduktif dan tuli persepsi
berhubungan proses senilis serta penurunan aliran darah
regional
Saraf IX dan X : kesulitan dalam menelan makanan yang
berhubungan dengan perubahan status kognitif
Saraf XI : tidak atrofi otot strenokleidomastoideus dan
trapezius
Saraf XII : lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan
tidak ada vasikulasi dan indera pengecapan normal
d) Pengkajian sistem motorik
Inspeksi : klien mengalami perubahan dan penurunan pada
fungsi motorik secara umum
e) Pengkajian refleks
Klien mencoba untuk berdiri dengan kepala cenderung ke
depan dan berjalan dengan gaya seperti didorong
f) Pengkajian sistem sensorik
Sesuai berlanjunya usia, klien mengalami penurunan terhadap
sensasi sensorik secara progesif
5. B4 (bladder)
Inkontenensia urin/feces, cenderung konstipasi/infaksi dengan diare
6. B5 (bowel)
Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi
yang kurang karena kelemahan fisik umum dan perubahan status
kofnitif. Karena penurunan aktivitas umum, klien mengalami
konstipasi.
7. B6 (bone)
Adanya gangguan keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan
pergerakan disebabkan karena perubahan pada gaya berjalan dan kaku
pada seluruh gerakan akan memberikan resiko pada trauma fisik bila
melakukan aktivitas.

C. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan memori berhubungan dengan faktor psikologis ditandai
dengan tidak mampu mengingat perilaku tertentu yang pernah
dilakukan (D.0062)
2. Defisit perawatan diri(mandi, berpakaian, makan) berhubungan
dengan gangguan neuromuskuler ditandai dengan menolak melakukan
perawatan diri (D.0109)

D. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Intervensi


1. Gangguan memori Latihan Memori (I.06188)
berhubungan dengan faktor Observasi :
psikologis ditandai dengan 1. Identifikasi masalah memori
tidak mampu mengingat yang dialami
perilaku tertentu yang pernah 2. Monitor perilaku dan
dilakukan (D.0062) perubahan memori selama
terapi
Terapeutik
3. Koreksi kesalahan orientasi
4. Stimulasi menggunakan
memori pada peristiwa yang
baru terjadi (mis.bertanya
kemana sja ia pergi akhir-akhir
ini
Edukasi
5. Jelaskan tujuan dan prosedur
latihan
6. Ajarkan teknik memori yang
tepat (mis.imajinasi visual,
perangkat mnemorik,
permainan memori, isyarat
memori, teknik asosiasi,
membuat daftar, komputer,
papan nama)
Kolaborasi
7. Rujuk pada terapi okupasi, jika
perlu
2. Defisit perawatan diri(mandi, Dukungan Perawatan Diri (I.11348)
berpakaian, makan) Observasi :
berhubungan dengan 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas
gangguan neuromuskuler perawatan diri sesuai usia
ditandai dengan menolak Terapeutik
melakukan perawatan diri 2. Fasilitasi kemandirian, bantu
(D.0109) jika tidak mampu melakukan
perawatan diri
3. Jadwalkan rutinitas perawatan
diri
Edukasi
4. Anjurkan melakukan perawatan
diri secara konsisten sesuai
kemampuan

Anda mungkin juga menyukai