Anda di halaman 1dari 22

ASKEP PADA KLIEN

DENGAN
PIELONEFRITIS

Kelompok 2
Defenisi

• Pyielonefritis adalah inflamasi


pada pelvis ginjal dan parenkim
ginjal yang di sebabkan karena
adanya infeksi oleh bakteri yang
dapat mengenai salah satu atau
kedua ginjal.
• Infeksi bakteri pada jaringan ginjal
yang dimulai dari sauran kemih
bagian bawah terus naik ke ginjal.
Urinary System

• Two kidneys

• Two ureters

• Urethra
fungsi ginjal
1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis
atau racun.

2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan


3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari
cairan tubuh.

4. Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat


lain dalam tubuh.

5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum


protein.
EPIDEMIOLOGI
 Wanita kira-kira lima kali lebih besar daripada
laki-laki untuk dirawat di rumah sakit dengan
kondisi ini. Akan tetapi perempuan mempunyai
angka kematian lebih rendah daripada laki-laki.
 Pielonefritis akut terjadi pada 1%-2% dari ibu
hamil, meningkatkan resiko persalinan
prematur dan bayi berat lahir rendah.
 Pada 1% sampai 4% gadis pelajar, 5-10% pada
perempuan usia subur, dan sekitar 10%
perempuan yang usianya telah melebihi usia 60
tahun.
ETIOLOGI
• Kelompok anterobacteriaceae
seperti : Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae,
Enterobacter aerogenes, Proteus,
ETIOLOGI cont…

• Faktor predisposisi:
• Obstruksi aliran urine (batu, penyakit prostat)
• Umur
• Peralatan kedokteran (pemasangan kateter)
• Penyakit Metabolik seperti DM
• Jenis kelamin perempuan
• Refluks vesikoureter
• Vesika urianaria neurgenik
patofisiologi
 Organisme utama penyebab peradangan ini adalah
batang gram-negatif enteric. Eschericia coli
merupakan organisme tersering penyebab penyakit
ini.
 Terdapat dua rute yang dapat ditempuh bakteri
untuk mencapai ginjal, yaitu melalui aliran darah
(hematogen) dan saluran kemih bawah (ascendens).
 Keadaan bakteri hematogen dapat ikut masuk saat
adanya aliran darah menuju arteriol afferent ginjal
sehingga bakteri masuk ke parenkim dan pelvis
ginjal.
 Infeksi tersebut dapat menyebabkan terjadinya
reaksi inflamasi yang merangsang pengaktifan
neutrofil dan makrofag serta merangsang
pengeluaran mediator kimiawi menimbulkan
gejala hipertermi dan nyeri.
 Proses peradangan juga dapat menyebabkan
terbentuk pus yang dapat menyumbat pada
saluran kemih sehingga terjadi gangguan
eliminasi urin seperti disuria dan keinginan
berkemih yang kuat.
 Pielonefritis kronis muncul stelah periode
berulang dari pielonefritis akut. Ginjal
mengalami perubahan degeneratif dan menjadi
 atrophic. Jika destruksi nefron meluas, dapat
berkembang menjadi gagal ginjal.
MANIFESTASI KLINIS

1. pembengkakan ginjal atau pelebaran


penampang ginjal
2. Pada pengkajian didapatkan adanya demam
yang tinggi, menggigil, nausea
3. nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri
otot dan adanya kelemahan fisik.
4. Klien biasanya disertai disuria, frequency,
urgency dalam beberapa hari.
5. Pada pemeriksaan urin didapat urin
berwarna keruh atau hematuria dengan bau
yang tajam, selain itu juga adanya
peningkatan sel darah putih.
Pemeriksaan fisik

• Inspeksi : urin keruh, frekuensi sering


tapi sedikit
• Palpasi : suhu tubuh meningkat, nadi
meningkat > 100 x/menit, distensi
vesikaurinari, nyeri tekan di
costovertebral
Pemeriksaan diagnostik

• Pengukuran BUN, kadar kreatinin dan


klirens kreatinin.
• Pemeriksaan Kultur Urin
• Biopsy ginjal
• Urinalisis
• Ultrasonografi (USG)
Penatalaksanaan medis
 Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-
obat antimikrobial seperti trimethroprim-
sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycin
dengan atau tanpa ampicilin, cephelosporin, atau
ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari.
 Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung
kemih, meningkatkan rasa nyaman, dan
meningkatkan kapasitas kandung kemih
menggunakan obat farmakologi tambahan
antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin
(Ditropan) dan propantheline (Pro-Banthine)
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
 Mengkaji riwayat medis, obat-obatan, dan alergi.
 Monitor Vital Sign
 Melakukan pemeriksaan fisik
 Mengobservasi dan mendokumentasi karakteristik
urine klien.
 Mengumpulkan spesimen urin segar untuk urinalisis.
 Memantau input dan output cairan.
 Mengevaluasi hasil tes laboratorium (BUN,
creatinin, serum electrolytes)
 Memberikan dorongan semangat pada klien untuk
mengikuti prosedur pengobatan.
KOMPLIKASI

• PIELONEFRITIS AKUT
• PIELONEFRITIS KRONIK
• PIELONEFRITIS SAAT
KEHAMILAN
• KOMPLIKASI LAIN
lanjutan

Nekrosis papila
ginjal
Fionefrosis.
Abses perinefrik .
Diagnosa keperawatan
1. nyer b.d inflamasi akibat infeksi pada pielum dan parenkim ginjal

2. Gangguan  eliminasi urin b.d respons inflamasi saluran kemih, iritasi


saluran kemih

3. Hipertermi b.d respons sistemik sekunder dari infeksi pada pielium dan
parenkim ginjal.

4. Resiko kekambuhan infeksi saluran kemih b.d tidak terpajan nya informasi,
misinterprestasi, kesalahan sumber informasi, rencana perawatan dirumah

5. Anxietas b.d prognosis penyakit, ancaman, kondisi sakit dan perubahan


kesehatan.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN:
Data fokus :
DS :
 Klien mengatakan sering berkemih meningkat
pada malam hari.
 Klien mengatakan nyeri pada saat berkemih.
 Klien mengeluh demam hilang timbul.
 Klien mengatakan nyeri di punggung bagian
bawah.
 Klien mengatakan mengalami mual dan muntah. 
 
CONT..
DO :
 Klien tampak sering berkemih.
 Tampak klien mengeluh nyeri pada saat berkemih.
 Tampak klien mengeluh nyeri pada punggung
bagian bawah.
 Klien tampak lemas.
 Wajah klien tampak meringis.
 Suhu tubuh klien > 39,5 oC.
 Hasil laboratorium : BUN : 30 mg/dl, kreatinin : 2
mg/dl

Anda mungkin juga menyukai