Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPARAWATAN PADA NY.

Z
DENGAN PLASENTA PREVIA
DI RUANG KEBIDANAN
RSUP M JAMIL PADANG

Oleh
Nora Agustina
2113110
DEFENISI

Plasenta previa adalah plasenta atau biasa disebut


dengan ari-ari yang letaknya tidak normal, yaitu pada
bagian bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian
atau seluruh pembukaan jalan rahim. Pada keadaan
normal ari-ari terletak dibagian atas rahim (Aspiani, 2017)
ETIOLOGI

Faktor-faktor resiko terjadinya plasenta previa antara lain :


• Usia
Pada usia ibu kurang dari 20 tahun organ reproduksi seorang wanita belum siap
untuk menerima kehamilan, Ketidaksiapan jaringan endometrium dapat
mengakibatkan jaringan plasenta akan melebar diri untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi janin, sehingga dapat menutupi seluruh atau sebagian ostium uteri
internum
• Paritas ibu
Paritas adalah jumlah anak yang dikandung dan dilahirkan oleh ibu,baik lahir
hidup maupun lahir mat
• Riwayat Sectio Saesaria ( SC )
Hal ini akan meningkat pada wanita yang sudah 2 kali atau lebih operasi sectiosesaria dimana jaringan
parutnya lebih banyak.
• Riwayat kuretase
Risiko plasenta previa pada wanita dengan riwayat abortus 4 kali lebih besar dibandingkan dengan
tanpa riwayat abortus dan secara sistematis bermakna.
• Tumor
Plasenta previa dapat disebabkan oleh tumor dalam hal ini mioma uteri dan polip endometrium
karena basanya mioma dan polip tersebut tumbuh pada fundusuteri
• Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar mungkin menjadi risiko tinggi plasenta previa dibandingkan dengan kehamilan
tunggal karena adanya peningkatan masa plasenta dan adanya dua tempat implamentasi
 
Anatomi Fisiologi

Secara umum, plasenta normal memiliki diameter


15 - 25 cm, ketebalan 2-3 cm, dan berat 500-600
gram17,18 atau bervariasi yaitu 1/6 dari berat lahir
bayi.19,20 Plasenta terdiri dari dua sisi yaitu sisi
maternal terdiri dari desisua kompakta yang terdiri
dari beberapa lobus dan kotiledon, sisi dimana
plasenta berwarna merah gelap dan terbagi-bagi
dalam lobula dan kotiledon yang berjumlah antara
15-20.
PATOFISIOLOGI
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat
segmen bawah uterus membentuk dari mulai melebar serta menipis, umumnya terjadi
pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami
perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan servik menyebabkan
sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan
sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tidak dapat di hindarkan karena
ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada
plasenta letak normal. Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester
ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya. segmen
bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui
tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang
bertumbuh menjadi bagian dari uri.
MANIFESTASI KLINIS
 Perdarahan pada vagina dengan His biasanya tidak ada
nyeri
 Rasa tidak tegang (biasa) saat
Perdarahan berulang palpasi
Warna perdarahan merah segar iDenyut jantung janin ada

Adanya anemia dan renjatan yang  Teraba jaringan vagina saat


sesuai dengan keluarnya darah periksa dalam vagina
Timbul nya perlahan- lahan k. Penurunan kepala tidak masuk
pintu atas panggul
Waktu terjadi saat hamil
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Transabdominal ultrasonografi
• MagneticresonanceImaging (MRI)
• Pemeriksaan darah: hemoglobin, hematokrit.
PENATALAKSANAAN
1. Terapi ekspektatif

Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir prematur, pasien
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis.

2. Terapi aktif (tindakan segera)

Untuk wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang


aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang
maturitas janin.
KOMPLIKASI
Untuk wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan
pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana
secara aktif tanpa memandang maturitas janin.
KONSEP DASAR
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
• Identitas
• Biasanya berisi nama, umur, agama, jenis kelamin, suku bangsa, status
perkawaninan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit,
nama rekam medis, dan diagnosa medis.
• Keluhan
• Biasanya terjadi perdarahan pervaginam dengan nyeri, warna
perdarahan merah segar, perdarahan biasanya berulang.
• Riwayat kesahatan
• Riwayat Kesahatan Sekarang
• Biasanya ada perdarahan pervagina tanpa nyeri, perasaan sakit di perut
secara tiba-tiba, warna darah merah segar, atau bekuan darah
kehitaman.
-Riwayat Kesahatan Dahulu
Biasanya ibu memiliki riwayat kehamilan dengan solusio plasenta,
abortus.
-Riwayat Kesahatan Keluarga
Biasanya ibu tidak memiliki penyakit jantung, diabetes melitus.

Pemeriksaan Fisik
-Tanda-tanda vital : biasanya tekanan darah menurun, nadi
menurun, suhu meningkat
-Tinggi badan : biasanya tidak ada masalah
-Berat badan : biasanya tidak ada masalah
-Lila : biasanya tidak ada masalah
-Kepala : biasanya tidak ada benjolan, rambut bersih, tidak ada
ketombe, tidak ada benjolan
• Mata : biasanya konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, simetris
• Hidung : biasanya simetris, tidak ada polip
• Telinga : biasanya simetris, tidak ada serumen
• Mulut : biasanya simetris, membran mukosa pucat, tidak ada karies
• Leher : biasanya tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan limfe
• Dada
• Paru I : biasanya simetris kiri dan kana
P : biasanya frekmitus kiri dan kana teraba
P : biasanya sonor
A : biasanya vesikuler
• Jantung I: biasanya ictus cordis tidak terlihat
P: biasanya ictus cordis teraba di iga ke v midlavikularis
P : biasanya pekak
A : biasanya lup-dup
• Abdomen I : biasanya datar, tidak ada lesi
A : biasanya bising usus normal
P : biasanya tidak ada benjolan, hepar tidak teraba
P : biasanya timpani
• Ektremitas : biasanya kekuatan otot melemah, tidak ada udem, tidak ada varises
• Intergumen I: biasanya tidak ada lesi
P: biasanya tidak ada nyeri tekan
• Neurologis : biasanya compos mentis
• Payudara : biasanya tidak masalah
• Genitalia : biasanya tidak ada masalah
• Rectal : biasanya tidak ada masalah
-Pola kebiasaan sehari-hari
Pola persepsi dan penangan kesahatan
Biasanya klien kurang pengetahuan tentang plasenta previa dalam kehamilan,
penangan, perawatan
-Pola nutrisi dan metabolisme
Biasanya klien mengalami tidak napsu makan
-Pola eliminasi
Biasanya klien terpasang kateter
- Pola aktivitas dan latihan
Biasanya klien aktivitas sangat terbatas, cepat lelah
-Pola istirahat dan tidur
Biasanya klien mengalami perubahan pola tidur
- Pola seksualitas / reproduksi
Biasanya tidak ada masalah dengan seksualitas
-Pola peran hubungan
Biasanya klien terganggu dengan peran selama sakit
-Pola persepsi diri/konsep diri
Biasanya tidak ada masalah
-Pola koping tolerensi stress
Biasanya mengalami gangguan akibat nyeri
-Pola keyakinan nilai
Biasanya tidak memiliki masalah dalam spritual

Pemeriksaan penunjang
Biasanya pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui kadar
hb setelah operasi, pemeriksaan USG

Terapi / penetalaksanaan
Biasanya obat-obatan Mgso4, nifedipin, betamethason.
Diagnosa
Keparawatan

1. Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif


2. Resiko infeksi b/d penurunan Hb
Intervensi Keparawatan

N Diagnosa Slki Siki


o keparawatan

Hipovelemia Status cairan Manajemen hipovolemia


b/d kehilangan Kriteria hasil Tindakan
cairan aktif  Kekuatan nadi meningkat Observasi
 Frekuensi nadi membaik  Periksa tanda dan gejala hipovoemia mis frek nadi
 Suhun tubuh membaik meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah
 Kadar hb membaik menurun, turgor kulit menurun.
 Kadar ht membaik  Monitor intake dan output cairan
Terapuetik
 Hitung kebutuhan cairan
Edukasi
 Anjurkan memperbanyak asupan oral
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan iv isotonis (Nacl, kl)
2 Resiko Tingkat nyeri Pencegahan infeksi
infeksi b/d Kriteria hasil Tindakan
penuruna  Demam menurun Observasi
n hb  Kadar sel darah putih membaik  Memonitor tanda dan gejala infeksi
 Nyeri menurun lokal dan sistemik
 Vesikel menurun Terapeutik
 Napsu makan membaik  Pertahankan teknik aseptik pada
pasien berisiko tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara memeriksa luka operasi
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
LAPORAN
KASUS
Identitas pasien
• Nama : Ny. Z
• Umur : 26 tahun
• Pekerjaan : ibu rumah tangga
• Alamat : kerinci
• Tanggal masuk : 13 september 2021
• Keluhan utama
• Ny. Z datang dari Igd pada tanggal 13 september 2021 jam 10.00 wib, Ny. Z
rujukan dari Rsud Solok dengan kelihan nyeri pinggang menjalar ke ari- ari,
keluar lendir dari kemaluan.
• Riwayat Kesahatan
• Riwayat Kesahatan Sekarang
• Saat dilakukan pengakajian tanggal 10 september 2021, klien mengatakan nyeri pada
luka operasi di area perut bawah, klien mengatakan nyeri hilang timbul, klien
mengatakan keluar darah pada area pervaginamnya, klien mengatakan sulit tidur, klien
mengatakan letih, klien tampak meringgis, klien tampak gelisah
• Riwayat Kesahatan Dahulu
• Klien mengatakan pernah mengalami abortus.
• Riwayat Kesahatan Keluarga
• Klien mengatakan tidak ada keluarga menderita hipertensi, jantung, diabetes melitus.
• Pemeriksaan fisik
• Tanda-tanda vital
• Tekanan darah : 97/60 mmhg
• Nadi : 105x/i
• Pernapasan : 19x/i
• Suhu : 36,9 derajat celcius
• Tinggi badan : 154 cm
• Berat badan : 60 kg
• Lila : 23 cm
• Kepala : tidak ada benjolan, rambut bersih, tidak ada ketombe
• Mata : konjungtiva anemis
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan limfe
Dada
• Paru I: simetris kiri dan kana
P : frekmitus kiri dan kana teraba
P : sonor
A : vesikuler
• Jantung I: ictus cordis tidak terlihat
P: ictus cordis teraba di iga ke v midlavikularis
P : pekak
A : biasanya lup-dup
• Abdomen I : datar, tidak ada lesi, bekas operasi
A : biasanya bising usus 12x/i
P : tidak ada benjolan, hepar tidak teraba
P : timpani
• Ektremitas : kekuatan otot melemah, tidak ada udem, tidak ada varises
• Intergumen I: tidak ada lesi, turgor kulit pucat
P: biasanya tidak ada nyeri tekan, ctr > 3 dtk, akral teraba dingin
• Neurologis : compos mentis
• Payudara : puting susu menonjol
• Genitalia : lochea rubra warna merah segar, bau amis darah
• Rectal : tidak ada masalah
• Pola kebiasaan sehari-hari
• Pola persepsi dan penangan kesahatan
klien kurang pengetahuan tentang plasenta previa dalam kehamilan, penangan,
perawatan
• Pola nutrisi dan metabolisme
klien mengalami tidak napsu makan
• Pola eliminasi
klien terpasang kateter
• Pola aktivitas dan latihan
klien aktivitas sangat terbatas, cepat lelah
• Pola istirahat dan tidur
klien mengalami perubahan pola tidur karena nyeri post operasi caesar
• Pola seksualitas / reproduksi
tidak ada masalah dengan seksualitas
• Pola peran hubungan
klien terganggu dengan peran selama sakit
• Pola persepsi diri/konsep diri
tidak ada masalah
• Pola koping tolerensi stress
mengalami gangguan akibat nyeri
• Pola keyakinan nilai
tidak memiliki masalah dalam spritual
• Pemeriksaan penujang
• Pemeriksaan darah lengkap
• Hb 8,8 g/dl (N: gr/dl
• Kreatinin 0,6
• Leukosit 8850 (N: 5-10)
• Trombosit 347000 (N: 150-400)

• Terapi
• Ceftriaxon 2x1 gr
• Vit k 3x 1 ampul
• Parasetamol 3x 500 gr
• Transamin 3x500
ANALISA DATA
No Data penunjang masalah etiologi
1. Ds Perfusi perifer tidak efektif Penurunan konsentrasi
-klien mengatakan letih hemoglobin
Do
-Ctr >3 detik
-Akral teraba dingin
-Warna kulit pucat
-Hb 8,8 gr/dl
2. Ds Nyeri akut Agen cedera fisik (prosedur
-klien mengatakan nyeri pada luka operasi operasi)
diarea perut bawah
-klien mengatakan nyeri hilang timbul
Do
-klien tampak meringgis
-nadi 105x/i
Klien tampak gelisah
3. Ds Risiko perdarahan Komplikasi
-klien mengatakan keluar darah kehamilan (plasenta
pada area pervaginamnya previa)
Do
-Tekanan darah : 97/60 mmhg
-Nadi 105x /i
-Hb 8,8 gr/dl
-Konjungtiva anemis
-Terdapat lochea rubra warna
merah segar, bau amis darah
DIAGNOSA
KEPARAWATAN

• Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hemoglobin


• Nyeri akut b/d agen cedara fisik (prosedur operasi)
• Risiko perdarahan b/d komplikasi kehamilan (plasenta previa)
Intervensi keparawatan

No Diagnosa Keparawatan Slki Siki

1. Perfusi perifer tidak efektif b/d Perfusi perifer Perawatan sirkulasi


penurunan konsentrasi Kriteria hasil Tindakan
hemoglobin  Warna kulit pucat menurun Observasi
 Akral membaik  Periksa tanda sirkulasi perifer (nadi
 Pengisian kapiler membaik perifer, edema, pengisian kapiler, warna
 Denyut nadi perifer meningkat suhu, ankle brachial index)
 Kelemahan otot menurun  Monitor panas, kemarahan, nyeri, bengkak
pada eksteremitas
Terapeutik
 Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi
 Lakukan pencegahan infeksi
Edukasi
 Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi ( rendah lemak jenuh, minyak
ikan omega 3)
Nyeri akut b/d agen cedara Tingkat nyeri Manajemen nyeri
fisik (prosedur operasi) Kriteria hasil Tindakan
 Keluhan nyeri menurun Obeservasi
 Meringgis menurun  Identifikasi lokasi, karakteristik,
 Gelisah menurun durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
 Kesulitan tidur menurun nyeri
 Sikap protektif menurun  Identifikasi skala nyeri
 Indentifikasi respon nyeri non verbal
Terapeutik
 Berikan teknik non farmakalogis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
3. Risiko perdarahan b/d Tingkat perdarahan Pencegahan perdarahan
komplikasi kehamilan Kriteria hasil Tindakan
(plasenta previa)  Hemoglobin membaik Observasi
 Tekanan darah membaik  Monitor tanda dan gejala perdarahan
 Suhu tubuh membaik  Monitor nilai hematokrit hemoglobin
 Kelembapan membran mukosa meningkat sebelum dan setelah kehilangan darah
 Hematokrit membaik Terapeutik
 Pertahankan bed rest selama
perdarahan
 Batasi tindakan invasif, jika perlu
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
 Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin k
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian produk darah,
jika perlu
Catatan perkembangan

Hari/tgl/ Nod Implementasi Hari/tgl/ Evaluasi ttd


jam x jam
Selasa, 1.  memeriksa tanda sirkulasi perifer Selasa, S: klien mengatakan
14/9/202 (nadi perifer, edema, pengisian 14/9/2021 masil lemah
1 kapiler, warna suhu, ankle brachial Jam 11.00 O :
Jam index) wib -Klien tampak pucat
10.00  Memonitor panas, kemarahan, nyeri, -Membran mukosa
wib bengkak pada eksteremitas pucat
 mengindari pemasangan infus atau A: masalah teratasi
pengambilan darah di area sebagian
keterbatasan perfusi P: intervensi di
 melakukan pencegahan infeksi lanjutkan
Perawatan sirkulasi
2  mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S: klien mengatakan
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas masih terasa nyeri
nyeri O: klien tampak
 mengidentifikasi skala nyeri meringgis
 mengindentifikasi respon nyeri non Skala nyeri 3
verbal A: masalah teratasi
 memberikan teknik non farmakalogis sebagian
untuk mengurangi rasa nyeri P: intervensi di
 memfasilitasi istirahat dan tidur lanjutkan
 menjelaskan penyebab, periode dan Manajemen nyeri
pemicu nyeri
 menkolaborasi pemberian analgesik,
jika perlu
3.  Memonitor tanda dan gejala S: klien
perdarahan mengatakan masih
 Memoonitor nilai hematokrit keluar darah pada
hemoglobin sebelum dan setelah area pervaginamny
kehilangan darah O:
 mempertahankan bed rest selama -terdapat lochea
perdarahan rubra warna merah,
 membatasi tindakan invasif, jika bau amis darah
perlu A: masalah teratasi
 menjelaskan tanda dan gejala sebagian
perdarahan P: intervensi
 meganjurkan meningkatkan asupan dilanjutkan
makanan dan vitamin k \pencegahan
 mengkolaborasi pemberian produk perdarahan
darah, jika perlu
Rabu, 1.  memeriksa tanda sirkulasi perifer Selasa, S: klien
15/9/202 (nadi perifer, edema, pengisian 15/9/2021 mengatakan masil
1 kapiler, warna suhu, ankle brachial Jam 10.00 lemah
Jam index) wib O:
09.00  Memonitor panas, kemarahan, -Klien tampak
wib nyeri, bengkak pada eksteremitas pucat
 menghindari pemasangan infus atau -Membran mukosa
pengambilan darah di area pucat
keterbatasan perfusi A: masalah teratasi
 melakukan pencegahan infeksi sebagian
P: intervensi di
lanjutkan
Perawatan sirkulasi
2  mengidentifikasi lokasi, S: klien
karakteristik, durasi, frekuensi, mengatakan masih
kualitas, intensitas nyeri terasa nyeri
 Identifikasi skala nyeri O: klien tampak
 Indentifikasi respon nyeri non meringgis
verbal Skala nyeri 3
 Berikan teknik non farmakalogis A: masalah
untuk mengurangi rasa nyeri teratasi sebagian
 Fasilitasi istirahat dan tidur P: intervensi di
 Jelaskan penyebab, periode dan lanjutkan
pemicu nyeri Manajemen nyeri
 Kolaborasi pemberian analgesik,
jika perlu
3.  Memoonitor tanda dan gejala S: klien
perdarahan mengatakan masih
 Memoonitor nilai hematokrit keluar darah pada
hemoglobin sebelum dan setelah area pervaginamny
kehilangan darah O:
 memperertahankan bed rest -terdapat lochea
selama perdarahan rubra warna merah,
 membatasi tindakan invasif, jika bau amis darah
perlu A: masalah teratasi
 Jelaskan tanda dan gejala sebagian
perdarahan P: intervensi
 meganjurkan meningkatkan dilanjutkan
asupan makanan dan vitamin k \pencegahan
 mengkolaborasi pemberian produk perdarahan
darah, jika perlu
Kamis 1.  memeriksa tanda sirkulasi perifer Kamis, S: klien
16/9/202 (nadi perifer, edema, pengisian 15/9/2021 mengatakan masih
1 kapiler, warna suhu, ankle Jam 14.00 lemah
Jam brachial index) wib O:
13.00  Memonitor panas, kemarahan, -klien tampak
wib nyeri, bengkak pada eksteremitas pucat
 menghindari pemasangan infus -conjungtiva
atau pengambilan darah di area anemis
keterbatasan perfusi A: masalah teratasi
 melakukan pencegahan infeksi sebagian
P: intervensi di
lanjutkan
Perawatan
sirkulasi
2  mengidentifikasi lokasi, S: klien mengatakan
karakteristik, durasi, frekuensi, masih terasa nyeri
kualitas, intensitas nyeri O: klien tampak
 Identifikasi skala nyeri meringgis
 Indentifikasi respon nyeri non verbal Skala nyeri 3
 Berikan teknik non farmakalogis A: masalah teratasi
untuk mengurangi rasa nyeri sebagian
 Fasilitasi istirahat dan tidur P: intervensi di
 Jelaskan penyebab, periode dan lanjutkan
pemicu nyeri Manajemen nyeri
 Kolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
3.  Memoonitor tanda dan gejala S: klien
perdarahan mengatakan masih
 Memoonitor nilai hematokrit keluar darah pada
hemoglobin sebelum dan setelah area pervaginamny
kehilangan darah O:
 memperertahankan bed rest -terdapat lochea
selama perdarahan rubra warna
 membatasi tindakan invasif, jika merah, bau amis
perlu darah
 Jelaskan tanda dan gejala A: masalah teratasi
perdarahan sebagian
 meganjurkan meningkatkan P: intervensi
asupan makanan dan vitamin k dilanjutkan
 mengkolaborasi pemberian \pencegahan
produk darah, jika perlu perdarahan
Thanks 

Anda mungkin juga menyukai