Anda di halaman 1dari 45

Asuhan Keperawatan Pada Perdarahan Antepartum

( Antepartum Hemoragic)
Oleh Kelompok 1 :
Dewi Astuti (113063C1221005)
Februanto (113063c1221009)
Linang Anggraini (113063C1221012)
Siska Wulandari (113063c1221019)
Perdarahan antepartum adalah Perdarahan jalan lahir setelah
kehamilan 22 minggu
PLASENTA PREVIA

Plasenta previa adalah plasenta


yang berimplantasi atau tertanam
pada segmen bawah rahim dan
menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum
Plasenta berbentuk lengkap usia kehamilan 16 minggu
Letak plasenta umumnya didepan atau dibelakang
dinding uterus agak ke atas kearah fundus uteri
Klasfikasi plasenta previa
 Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup
oleh plasenta,
 Plasenta previa parsialis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir
tertutup oleh plasenta,
 Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada
pinggir pembukaan jalan lahir,
 Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas
pinggir pembukaan jalan lahir.
cont
Etiologi
Multifaktorial
1.Multipara

2.Umur kehamilan dini


3.Kelahiran dengan sesarea sebelumnya
Tanda dan gejala
 Perdarahan tanpa nyeri
 Perdarahan berulang
 Warna perdarahan merah segar
 Timbulnya perlahan-lahan
 Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
 Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
 Presentasi mungkin abnormal
Diagnosis plasenta previa
Anamnesis
1. Gejala pertama ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu
atau pada kehamilan lanjut (trimester III).
2. Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless),
dan berulang (recurrent).
3. Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun.
4. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari
tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan
cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak sebelumnya.
 Pemeriksaan fisik
luar
Bagian terbawah janin belum
turun , apabila letak kepala,
biasanya kepala masih goyang
atau terapung (floating) atau
mengolak di atas pintu atas
panggul
penanganan
 Prinsip penanganan : setiap ibu yg mengalami perdarahan harus segera di bawa
ke rumah sakit
 Tidak melakukan pemeriksaan dalam (VT)
Terapi ekspektatif
 tujuan supaya janin tidak lahir prematur Syarat terapi ekspektatif
dan upaya diagnosis dilakukan secara  Kehamilan preterm dgn perdarahan
noninvasif sedikit kemudian berhenti
 Belum ada tanda inpartu
 Keadaan ibu cukup baik (Hb dalam batas
normal)
 Janin masih hidup
Ekspektatif terapi

Rawat inap dan tirah baring


Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi
plasenta
Perbaiki anemia dgn sulfas ferosus
Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai
37 minggu masih lama, pasien dapat rawat jalan
Terapi aktif
Rencanakan terminasi kehamilan jika :
 Janin matur
 Janin mati
 Terjadi perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif
tanpa memandang maturitas janin
Tindakan penanganan aktif

1. Sectio caesaria
Prinsip utama tindakan sectio caesaria 2. Partus pervaginam
adalah menyelamatkan jiwa ibu. Dilakukan pada kasus placenta previa lateralis
Sedangkan tujuan utama tindakan sectio atau marginalis pada multipara dan anak
caesaria adalah: sudah meninggal atau premature.
 Melahirkan janin dengan segera
 Menghindari kemungkinan robekan
uterus
 Meminimalkan terjadinya robekan
pada tempat implantasi placenta
Solutio Plasenta
Solusio plasenta (abruption
plasenta atau accidental
haemorage) adalah terlepasnya
plasenta yang letaknya normal
pada korpus uteri setelah
kehamilan 20 minggu atau
sebelum janin lahir
AKPER HKBP BALIGE
Epideimologi
Insidennya 1 dalam 77-89 persalinan
Slava dalam penelitiannya melaporkan insidensi solusio
plasenta di dunia adalah 1% dari seluruh kehamilan.
RSCM didapat angka 2% atau 1 dalam 50 persalinan.
Etiologi
1. Idiopatik
2. Multifaktorial
 Faktor kardiovaskuler

 Faktor trauma
 Faktor usia ibu

 Faktor pengunaan kokain


 Faktor kebiasaan merokok
patofisiologi
Perdarahan didalam desidua basalis

hematoma subkorionik

Penekanan + perluasan pelepasan plasenta dari dinding uterus.

Perdarahan sedikit biasanya berlangsung terus

Tanda dan gejala belum jelas Hematom retroplasenter >>


 

sebagian atau seluruh plasenta lepas

Darah keluar melalui vagina


+
 
Masuk ke kantong amnion ekstravasasi ke serabut otot uterus

Uterus
Gejala klinis
 Nyeri pada perut terus menerus
 Nyeri tekan pada uterus
 Perdarahan pervaginam, darah berwarna
kehitam hitaman
 DJJ tidak terdengar lagi
 Air ketuban mungkin telah berwarna
merah
Klasifikasi
Solusio plasenta ringan Solusio plasenta sedang

 Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat


 Terlepasnya sebagian kecil plasenta  tanda dan gejala dapat timbul perlahan atau mendadak

yang tidak berdarah banyak akan dengan gejala sakit terus menerus lalu perdarahan
pervaginan.
menyebabkan perdarahan  Dinding uterus teraba tegang terus menerus dan nyeri
pervaginan berwarna kehitaman tekan sehingga bagian-bagian janin susah diraba
dan sedikit.  bunyi jantung janin susah didengar. Walaupun perdarahan
pervaginam dapat sedikit, tetapi perdarahan sebenarnya
 Perut terasa agak sakit atau terus mungkin telah mencapai 1000 ml.
menerus agak tegang.  Ibu mungkin telah jatuh ke dalam syok, demikian pula
janinnya yang jika masih hidup mungkin telah berada
 Bagian janin masih mudah diraba dalam keadaan gawat
Solusio plasenta berat
 Plasenta telah lepas dari dua pertiga
permukaan
 Biasanya ibu telah jatuh dalam
keadaan shock dan janinnya telah
meninggal.
 Uterus teraba sangat tegang seperti
papan dan sangat nyeri.
komplikasi
Syok hemoragik
Gagal ginjal
Kelainan pembekuan darah disebabkan oleh
hipofibrinogenemia.
Apoplexi uteroplacenta (Uterus Couvelaire)
Komplikasi pada janin 
 Fetal distress
 Gangguan pertumbuhan/perkembangan
 Hipoksia dan anemia
 Kematian
 
penanganan
Konservatif  Aktif
SC (sectio)
 Bila solusio plasenta derajat ringan
Penyulit :
 Kelahiran bisa ditunda bila janin
 Hipovolemia
masih immatur
 Kelainan pembekuan darah
 Perbaiki keadaan hipovolemia,
anemia dan hipoksia ibu.
Asuhan keperawatan
Pengkajian Fokus : (biodata pasien dan suami, nama, umur, keluhan utama)
Riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat kehamilan dan persalinan,
Pemeriksaan fisik : pemeriksaan TTV
Insfeksi : terdapat strie gravidarum
Palpasi : pemeriksaan leopoid
Perkusi : reflek lutut
Auskultasi : bunyi DJJ
Pemeriksaan penunjang seperti hasil dari lengkap terutama Hb dan
trombosit
Diagnosa Keperawatan & Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 D.012 Risiko hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Observasi:
berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam diharapkan - Periksa tanda dan gejala hipovolemia
perdarahan : - Monitor intake dan output cairan
1. Keseiimbangan cairan Terapeutik
elektrolit terpenuhi - Hitung kebutuhan cairan
2. Nutrisi terpenuhi - Berikan posisi modified trendelenburg
- Berikan asupan caiaraqn oral
- Fasilitasi istirahat dan tidur.
Edukasi
- Anjurkakan memperbanyak asupann cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan iv isotonis ( Nacl, Rl)
- Koloborasi pemberian produk darah
Implementasi Keperawatan

Pada tahap Implementasi merupakan realisasi pelaksanaan kegiatan


tindakan keperawatan dari perencanaan yang telah kita susun tadi
berdasarkan diagnosa keperawatan dan intervensi.
Evaluasi tindakan keperawatan
Di setiap intervensi dan implementasi keperawatan yang kita
lakukan dilakukan evaluasi agar tujuan atau hasil yang diharapkan
bisa tercapai sesuai dengan kriteria hasil

Apabila belum tercapai maka diperlukan perencaaan lanjutan


apakah dengan melanjutkan intervensi sebelumnya atau
menambah intervensi dan implementasi keperawatan lainnya
agar tujuan tercapai sesuai dengan kriteria hasil.
Daftar Pustaka

Manuaba G.B.I. (2010).ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB: Edisi II. EGC.Jakarta
PPNI, 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
PPNI, 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
PPNI, 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
Gangguan Pembekuan Darah saat Kehamilan
Definisi
pembekuan adalah terjadinya kelainan dalam pembentukan pembekuan darah dimana
hal ini berhubungan dengan trombosit dan faktor-faktor pembekuan darah.
Abnormalitas yang merupakan predisposisi seseorang mengalami perdarahan dapat
disebabkan oleh pembuluh darah, trombosit, dan setiap faktor koagulasi plasma, fibrin
atau plasmin .
Etiologi
Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan yang berupa
hipofibrinogenemia familial dapat saja terjadi, tetapi abnormalitas yang didapat biasanya
yang menjadi masalah. Hal ini dapat berupa DIC yang berhubungan dengan solusio
plasenta, sindroma HELLP, IUFD, emboli air ketuban dan sepsis.
Manifestasi Klinis

1. Perdarahan yang terjadi secara terus menerus


2. Adanya rembesan di daerah vagina
patofiologi
Gangguan pembekuan darah sebenarnya umum terjadi pada ibu hamil.
Studi menyebut 7 – 12 persen wanita hamil mengalami kondisi ini dan
sebagian besar kasusnya disebabkan oleh trombositopenia gestasional,
yakni kondisi penurunan kadar trombosit yang disebabkan oleh
perubahan selama kehamilan. Di antaranya adalah peningkatan
volume plasma darah, penumpukan atau penggunaan trombosit di
plasenta, dan perubahan fisiologis lainnya selama kehamilan. Selama
trombosit masih berada di atas 100.000 mikroliter, trombositopenia
tidak menimbulkan gejala dan tidak memerlukan terapi apapun.
pathway
Penanganan Edukasi
Untuk menjaga trombosit agar tetap Meluruskan kaki, melakukan pergerakan
normal, umumnya dokter memberikan ringan, hingga berjalan-jalan akan sangat
obat untuk menambah jumlah membantu mencegah terjadinya
trombosit. Selama kehamilan, Anda perlambatan aliran darah yang dapat
harus berhati-hati jika mengkonsumsi memicu terjadinya pembekuan darah.
Selan itu minum banyak air juga dapat
obat, pastikan obat yang Anda konsumsi
menurunkan resiko penggumpan darah.
selalu ada dalam p resep dokter.
Diagnosa keperawatan

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan


2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan limpa
Intervensi Keperawtan
NO Standar Diagnosa Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperwatan
Keperawatan Indonesia Indonesia (SIKI)
Indonesia (SDKI) (SLKI)
1. Intoleransi aktivitas Setelah diberikan tindakan Terapi Aktivitas (I.05186)
berhubungan dengan keperawatan 6x24 jam pasien Obsevasi
kelemahan dapat melakukan aktivitas 1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas
secara bertahap dengan 3. Identifikasi sumber daya aktivitas yang diinginkan
kriteria hasil : 4. Identifikasi makna aktivitas rutin
1. Kemudahan dalam Terapeutik
melakukan aktivitas sehari- 5. Fasilitasi fokuspada kemampuan, bukan defisit yang dialami
hari meningkat 6. Koordinasikan pemilihan aktifitas sesuai usia
2. Dispnea saat setelah 7. Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
aktivitas menurun 8. Fasilitasi fisik rutin
9. Fasilitasi pengganti saat mengalami keterbatasan waktu,
3. Perasaan lemah menurun energi, atau gerak
4. Frekuensi napas normal 12- 10. Fasilitasi aktivitasi motoric untuk merlaksasikan otot
20 x/menit Edukasi
11. Jelaskan metode aktivitas fisik
12. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
13. Anjurkan melakukan aktivitas fisik
Kolaborasi
14. Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan
program aktivitas
15. Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu
Intervensi Keperawtan
NO Standar Diagnosa Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperwatan
Keperawatan (SLKI) Indonesia (SIKI)
Indonesia (SDKI)
2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri :
dengan pembengkakan limpa selama 1x30 menit, diharapkan nyeri Observasi
keluhan teratasi dengan kriteria hasil : lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
1.Tingkat nyeri menurun intensitas nyeri
a. Pasien tidak meringis atau merintih Identifikasi skala nyeri
kesakitan Identifikasi respon nyeri non verbal
b. Pasien mengatakan nyeri sudah Identifikasi faktor yang memperberat dan
berkurang memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
NO Standar Diagnosa Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperwatan
Keperawatan (SLKI) Indonesia (SIKI)
Indonesia (SDKI)
1. kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Kesimpulan
Gangguan pembekuan darah pada ibu hamil adalah terjadinya kelainan dalam
pembentukan pembekuan darah ibu hamil, dimana hal ini berhubungan dengan
trombosit dan faktor-faktor pembekuan darah sehingga darah tetap mengalir tidak
membeku. Penyebab dari gangguan pembekuan ini adalah berkaitan dengan hormon
atau faktor-faktor yang terjadi selama masa kehamilan yang mengakibatkan trombosit si
ibu rendah.
Dalam penanganannya, biasanya dokter akan mempertimbangkan tingkat keparahan dari
gangguan pembekuan ini, dan jika parah dokter akan memberikan obat sebagai
penambah trombosit.
Daftar Pustaka
Azkalatifah, 2019. Gangguan Pembekuan Pada Ibu Hamil. Dikutip dari Ilmu Kesehatan
PPNI, 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
PPNI, 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
PPNI, 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
Redaksi Halodoc, 2019. Penanganan saat Ibu Hamil Terkena Trombositopenia.
Rezky Amaliah, 2019. Gangguan Pembekuan Darah.

Anda mungkin juga menyukai