Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 2

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT


DARURAT PADA
SOLUSIO PLASENTA
Definisi

Solutio Plasenta adalah Solutio Plasenta adalah


terlepasnya plasenta yang terlepasnya plasenta dengan
letaknya normal di korpus uteri implantasi normal sebelum
yang terjadi setelah kehamilan 20 waktunya pada kehamilan yang
minggu dan sebelum janin berusia diatas 28 minggu (Arief
dilahirkan (Nita Norma, 2013). Mansjoer, 2001).

Dari beberapa definisi diatas


dapat kami simpulkan bahwa
solusio plasenta adalah lepasnya
plasenta dari implantasi normal
sebelum waktunya yang terjadi
pada usia kehamilan antara 20-28
minggu.
Manifestasi Klinis

Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri di perut yang


terus menerus, warna darah merah kehitaman.
Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi
rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di
belakang plasenta hingga rahim teregang (wooden uterus).
Palpasi janin sulit karena rahim keras
Fundus uteri makin lama makin naik
Auskultasi DJJ sering negatife
Kala uri pasien lebih buruk dari jumlah darah yang keluar
Sering terjadi renjatan (hipovolemik dan neurogenik)
Pasien kelihatan pucat, gelisah dan kesakitan
Klasifikasi
Berdasarkan gejala klinis Berdasarkan ada
yang ditimbulkan tidaknya perdarahan
Kelas 0 : Asimptomatik pervaginam
Kelas 1 : gejala klinis Solusio plasenta yang
ringan nyata/tampak (revealed )
Kelas 2 : gejala klinik Solusio plasenta yang
sedang tersembunyi (concealed)
Kelas 3 : gejala berat Solusio plasenta tipe
campuran (mixed)

Berdasarkan luasnya
Berdasarakan jumlah
plasenta yang terlepas dari
perdarahan yang terjadi uterus
Solusio plasenta ringan :
Solusio plasenta ringan :
perdarahan pervaginam < 100
kurang dari bagian plasenta
ml.
terlepas
Solusio plasenta sedang :
Solusio plasenta sedang :
perdarahan pervaginam 100-
plasenta yang terlepas - 2/3
500 ml
bagian
Solusio plasenta berat :
Solusio plasenta berat :
perdarahan pervaginam luas >
plasenta yang terlepas > 2/3
500 ml
bagian
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian

1. Biodata
Nama, Jenis kelamin, Umur, Pendidikan, Alamat,
Riwayat persalinan,Status perkawinan
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan perdarahan yang disertai
nyeri
Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena
isi rahim bertambah dengan dorongan yang
berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim
tegang.
Perdarahan yang berulang-ulang
3. Riwayat penyakit sekarang
Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk
gumpalan darh, darah yang keluar sedikit banyak, terus
menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan
pucat. Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami
hypertensi esensialis atau pre eklampsi, tali pusat
pendek trauma, uterus yang sangat mengecil
(hydroamnion gameli) dll.
4. Riwayat penyakit masa lalu
Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit
hipertensi / pre eklampsi, tali pusat pendek, trauma,
uterus / rahim feulidli.
5 Riwayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai
nyeri, serta tidak mengetahui asal dan penyebabnya.
Pengkajian Cepat
SAMPLE
S : perdarahan berulang, nyeri,
Rahim keras seperti papan dan
nyeri tekan karena isi rahim
bertambah dengan dorongan yang
AVPU berkumpul dibelakang plasenta,
A : Kesadaran sehingga rahim tegang.
pasien A : Alergi makanan/obat yang dimiliki
V : Verbal stimulus pasien.
P : Stimuluis nyeri M : obat-obatan yang biasa
U : Unresponsive dikonsumsi pasien
P : riwayat penyakit/kehamilan yang
dimiliki pasien
L : makanan terakhir yang
dikonsumsi
E : mekanisme kejadian terjadinya
perdarahan.
Primary Survey dan Secondary Survey
Secondary Survey Keadaan umum
Kesadaran : composmetis s/d coma
Postur tubuh : biasanya gemuk
Cara berjalan : biasanya lambat dan
tergesa-gesa
Primary Survey Raut wajah : biasanya pucat
Airway Tanda-tanda vital
Pasien tidak mengeluh sesak, tidak Tensi : normal sampai turun (syok)
ada nyeri dada, tidak terdapat suara Nadi : normal sampai meningkat (>
nafas tambahan, tidak ada secret. 90x/menit)
Suhu : normal / meningkat (> 37C)
Breathing
RR : normal / meningkat (>
Tidak ada pernapasan cuping hidung, 24x/menit)
tidak ada penggunakan otot aksesori Pemeriksaan cepalo caudal
pernapasan. Kepala : kulit kepala biasanya
Circulation normal / tidak mudah mengelupas
conjungtiva anemis, acral dingin, Hb rambut biasanya rontok / tidak
turun, muka pucat & lemas, nadi rontok.
meningkat/ > 100x/menit. Muka : biasanya pucat, tidak
oedema ada cloasma
Hidung : biasanya ada pernafasan
cuping hidung
Mata : conjunctiva anemis
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan


perdarahan ditandai dengan conjungtiva anemis, acral
dingin, Hb turun, muka pucat & lemas.
2. Resiko tinggi terjadinya letal distress berhubungan dengan
perfusi darah ke plasenta berkurang.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
kontraksi uterus di tandai terjadi distress/pengerasan
uterus, nyeri tekan uterus.
4. Gangguan psikologi (cemas) berhubungan dengan
keadaan yang dialami.
5. Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan
dengan perdarahan.
6. Kurang pengetahuan klien tentang keadaan patologi yang
dialaminya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan Kriteria Hasil
1 Gangguan - Tujuan : suplai/ 1. Bina hubungan saling 1. Pasien percaya tindakan yang
perfusi jaringan kebutuhan darah percaya dengan pasien dilakukan
berhubungan
kejaringan 2. Jelaskan penyebab 2. Pasien paham tentang kondisi yang
dengan
terpenuhi terjadi perdarahan dialami
perdarahan
ditandai dengan - Kriteria hasil 3. Monitor tanda-tanda 3. Tensi, nadiyang rendah, RR dan suhu

conjungtiva Conjunctiva tida vital tubuh yang tinggi menunjukkan


anemis, acral anemis, acral 4. Kaji tingkat gangguan sirkulasi darah.
dingin, Hb turun, hangat, Hb perdarahan setiap 15 4. Mengantisipasi terjadinya syok
muka pucat & normal muka 30 menit 5. Produsi urin yang kurang dari 30
lemas.
tidak pucat, tida 5. Catat intake dan ml/jam menunjukkan penurunan
lemas. output fungsi ginjal.
6. Kolaborasi pemberian 6. Cairan infus isotonik dapat mengganti
cairan infus isotonic volume darah yang hilang akiba
7. Kolaborasi pemberian perdarahan.
tranfusi darah bila Hb 7. Tranfusi darah mengganti komponen
rendah darah yang hilang akibat perdarahan

Anda mungkin juga menyukai