▪ TD ≥160 mmHg sistolik atau 110 mmHG diastolik pada 2x pemeriksaan berjarak 4 jam
(berjarak 15 menit dgnlengan yang sama) (kecuali antihipertensi sudah diberikan
sebelumnya)
▪ Trombositopenia : < 100.000 u(mikro)/L (Trombositopenia dihasilkan dari peningkatan
aktivasi, agregasi, dan konsumsi trombosit)
▪ Insufisiensi renal: Kreatinin serum > 1,1 mg/dL atau peningkatan 2x konsentrasi serum
tanpa adanya penyakit renal lain
▪ Gangguan fungsi hepar: peningkatan konsentrasi transaminase 2x konsentrasi normal
maksimal / nyeri perut persisten hebat quadran kanan atas atau epigastrium yang tidak
respon terhadap pengobatan (nyeri dianggap karena periporta dan fokal parenkimmal
nekrosis, sel hati edema, atau distensi Glissons capsuled, atau kombinasinya)
▪ Edema pulmonal
▪ Sakit kepala yang tidak responsif terhadap pengobatan (Acetaminophen)
▪ Gangguan penglihatan + stroke
▪ Oligohidromnion, fetal growth restriction, absent or reversed end diastolic velocity (pada
doppler US velocimetri -> menurunnya aliran umbilikal arteri)
Eklampsia
Tambahan
• Deteksi dini preeklampsia -> placental growth factor (PIGF) penurunan, tingginya pulsasi arteri uterina
indeks
• Untuk membedaka superimposed eclamsi dengan PE dilakukan pengecakan asam urat
• Pencegahan Preeklamsia
o intervensi gizi berupa vitamin C, D, dan E, minyak ikan, bawang putih, asam folat, pembatasan
garam -> belum cukup bukti
o Suplementasi kalsium (1g/hari pada wanita dengan asupan kalsium rendah/ WHO = 1,5-2 g/hari)-
> mampu menurunkan kejadian PE-> relaksasi otot polos uterus, mencegah aktivasi sel endotel -
> dampak buruknya meningkatkan hipertensi gestasional. Disarankan saat usia kehamian 20 – 28
minggu hingga aterm
o Tirah baring -> tidak efektif menurunkan PE
o Konsumsi aspirin (Tromboksan A2 inhibitor) (75 mg/hari) (profilaksis mulai 12 atau 28 minggu <20
minggu kehamilan hingga aterm) saat setelah minggu ke 16 kehamilan hanya sedikit yang
menunjukkan penurunan kejadian PE. Namun signifikan pada penurunan PEB dan IUGR. Hanya
direkomendasikan pada ibu dgn risiko tinggi riwayat PE, DM, multiple gestasi, hipertensi kronik,
penyakit ginjal, autoimun / nulipara, obes, usia > 35 riwayat LBW atau SGA
Tatalaksana
Syarat pemberian:
1. Tersedia antidotum (Ca glukonas 10% ->1 g dalam 10 cc IV dalam waktu 3 menit)
2. RR ≥ 16 x/menit
3. Output urinie ≥ 30 cc/jam (≥ 0,5/KgBB/jam)
4. Refleks patella +
Dihentikan bila:
❖ Antihipertensi
• Diberikan bila TD ≥160 mmHg sistolik dan atau ≥110 mmHg diastolik menetap dalam 15 menit
atau lebih
• Pilih salah satu dari Labetolol, hidralazin, nifedipine keefektifannya sama
• ACOG 2020, labetolol 200 mg/12 jam PO bisa ditingkatkan hingga 800 mg (max 2,400 mg/hari) ->
gagal -> nifedipine short acting 10-20 mg PO bisa diulang dalam 20 menit -> 10-20 mg tiap 2-6
jam (max dose 180 mg/hari)
• Efek samping sakit kepala dan takikardi
• Tekanan darah diturunkan tidak lebih dari 20 % dalam 1 jam dan tidak kurang dari 140/90 mmHg
Usia Kehamilan
Manajemen Ekspektatif
Manajemen Aktif
HELLP Syndrome
❖ Eklamsia
o Cegah trauma -> ikat kendor
o Posisikan lateral dekubitus
o Cegah aspirasi -> pasang sudip lidah
o Oksigen
o Manitol/dexa/gliserol -> edema otak
o Antihipertensi
o TTV dan saturasi oksigen
o Setelah itu berikan anti kejang MgSO4 -> rekuren-> 2-4 g MgSO4 Iv dalam 5 menit ->
setelah 20 menit masih kejang -> Na Amobarbital (250 mg IV dalam 3 menit) / fenitoin
(1.250 mg IV 50 mg/menit)
o Endotrakeal intubasi -> ICU
o NGT
o Setelah keadaan hemodnamik stabil lakukan terminasi (Harus, no matter what) : 4-8
jam setelah pemberian obat kejang terakhir, kejang berakhir, obat antihipertensi,
sadar
o Metode terminasi bergantung pada usia kehamilan, presentasi janin, dan keadaan
cervix. Inpartu -> nilai dengan bishop -> induksi/augmentasi -> SC
• Pemberian kortikosteroid -> meningkatkan platelet saja tidak menurunkan morbidatas ibu
(10 mg IV/12 jam 2 kali -> 5 mg/12 jam 2 x -> trombosit > 100.000 dan penurunan LDH.
(sarwono)
• Bisa dipertimbangkan pemberian transfusi trombosit jika ingin melakukan SC atau trombosit
menurun < 50.000 (sarwono)
2. PEEDARAHAN POSTPARTUM
❖ Definisi
o PNPK HOGI, 2016 : Kehilangan darah dari salurana gintalia >500 ml setelah
melahirkan pervaginam atau >1000 ml setelah melahirkan secara SC
o ACOG, 2017 : Kehilangan darah kumulatif ≥ 1000 mL atau kehilangan darah disertai
gejala hipovelemia dalam waktu 24 jam setelah persalinan (termasuk kehilangan
darah intrapartum) -> tujuan perubahan untuk mengurangi jumlah kasus post partum
hemoragik
❖ Klasifikasi
o Waktu Perdarahan
▪ Primer/Dini : Terjadi dalam 24 jam pertama pasca salin (lebih berat)
▪ Sekunder/Lanjut : Terjadi setelah 24 jam pasca salin – 12 minggu
o Banyaknya perdarahan
▪ Minor (500-1000 ml):
▪ Mayor
• Sedang (1000-2000 ml) :
• Berat (>2000 ml):
❖ Faktor Risiko
❖ Gejala Klinis
o Muncul ketika perdarahan >25% /1500 ml (Takikardi dn hipotensi)
• Tanda
1. Perubahan bentuk uterus dari diskoid menjadi globular (bulat keras dan
keatas)
2. Tali pusat memanjang
3. Semburan darah mendadak dan singkat
• Kustner : regangan tali pusat + penekanan atas simfisis (tidak lepas: tali pusat masuk)
• Klein : meneran (tidak lepas : ketika selesai tali pusat tertarik kembali)
• Strassman : regangan tali pusat + mengetok fundus uteri (tidak lepas : tali pusat
bergetar)
• Manuaba : regangan tali pusat + memegang segmen bawah rahim+dorong keduanya
dengan arah berlawanan ( tidak lepas : tarikan berat dan tali pusat tidak memanjang)
3. KPD/KPSW
• Definisi :
o KPSW : Pecahnya ketuban sebelum pembukaan 3 cm/ fase aktif (protap)
o KPD : Pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya persalinan (POGI 2016)
▪ PROM (premature rupture of membrane) ≥ 37 minggu
▪ PPROM (Preterm premature rupture of membrane) < 37 minggu
▪ KPD sangat preterm < 24 minggu
• Etiologi : Trauma (amniosentesis) , Infeksi, Inkompetensi seviks, over distensi uterus
• Diagnosis:
o Ferning test
o Nitrazine test
o IGFBP-1 (insuline like growth factor -1) (+)
o Vaginal pooling test (ada cairan di fornix/ketika valsava keluar ketuban)
o USG -> AFI <5cm (4 kuadran vertikal ditambahkan)
• Tatalaksana POGI 2016:
o Antibiotik KPD memanjang > 24 jam (Benzilpenislin 1,2 g/ 4 jam atau bila alergi
klindamisin 600 mg IV/8 jam) Ampisillin 2 g IV/6 jam atau eritromisin 250 mg IV/6 jam
selama 2 hari->amoxicillin 250 mg/8 jam selama 5 hari
o Tokolitik tidak disarankan pada preterm (POGI 2016 rekomendasi A) bila masih mau
diberikan neuroproteksi pada usia <31minggu (persalinan 24 jam) MgSO4 6 gr IV
selama 40 menit -> infus 2 g/jam sampai 12 jam atau pesalinan
o Pematangan paru <34 minggu (Betametason 12 mg/24 jam selama 2 hari atau
deksametason 6 mg/12 jam selama 2 hari)
o Manajemen ekspektan <34 minggu, >34 minggu risiko korioamnionitis (rekomendasi
B)
KONTRA INDIKASI PARTOGRAF (khusus dr.JK)
• SC elektif (DKP, plasenta previa, gawat janin, malpresentasi dan posisi dll)
• IUFD
• Prematur
• Bukaan > 8 saat ditangani
• Preeklampsia-eklampsia (Karena indeks gestosis dinilai setiap 6 jam, sedangkan pemeriksaan
dalam pada partograf tiap 4 jam sehingga terlalu sering melakukan pemeriksaan dan
pelaporan -> tekanan darah)
SKORING
Interpretasi : <3 (asfiksia berat), 4-6 (asfiksia sedang), >7 (normal) dinilai pada 1 dan 5 menit pertama
serta tiap 5 menit hingga 20 menit untuk skor <7 (ACOG)
• Definisi : perdarahan pervaginam yang terjadi dari 24 minggu kehamilan hingga sebelum
kelahiran bayi (RCOG, 2011)
• Plasenta Previa : Plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutup OUI (unpad)
o Marginal, Parsial, total
• Vasa Previa : Pembuluh darah janin terdapat di membran yang melintasi ostium (obpad)
perdarahan tidak nyeri apabilah ketuban pecah
• Abruptio/solusio/ablasio Plasenta : lepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang
terimplantasi normal diatas usia 22 minggu dan sebelum lahirnya anak (unpad)
o Revealed hemorrhage (keluar melalui vagina)
o Cocealed hemorrhage (tidak keluar melalui vagina)
o Marginal, Parsial, total
o Ringan (<25% <250 ml), Sedang (>25% 250-999 ml), Berat (>50% ≥ 1000 ml)
o Bisa menyebabkan Apopleksia uteroplasenta (Couvelaire uterus) perdarahan dalam
otot rahim dan dibawah endometrium hingga uterus berwarna biru akibat
fibrinogenemia
• Tatalaksana (Sarwono):
o ABC, Resusitasi cairan (infus dan atau transfusi sesuai kebutuhan)
o Pantau TVI dan janin (bila memungkinkan gunakan KTG)
o Tirah Baring
o Plasenta Previa
▪ Perdarahan sedikit, TVI baik (rawat jalan, kembali bila perdarahan ulang +
steroid apabila usia kehamilan 24-34 minggu)
▪ Perdarahan banyak (terminasi bila sudah viabel -> SC)
o Vasa Previa : SC
o Solusio plasenta : SC (janin hidup,cukup bulan, gawat janin, belum inpartu),
pervaginam bila janin mati/perdarahan sedikti
• Diagnosis : USG + color doppler, hipofibrinogen <100 mg%, oliguria (solusio)
5. MALPOSISI DAN MALPRESENTASI (sarwono,protap unsri,unpad)
❖ Istilah
o Sikap (habitus) : Hubungan bagian janin (muka terhadap punggung janin) fleksi-
defleksi maksimal
o Letak (situs) : Hubungan sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu
(memanjang, melintang, oblik)
o Presentasi : Bagian terbawah janin
o Posisi/denominator /bagian janin penunjuk terhadap jalan lahir sesuai kiri, kanan,
depan dan belakang ibu
• Normoposisi
o UUK depan
o UUK kanan depan
o UUK kiri depan
• Malposisi : penunjuk tidak berada di anterior
o UUK belakang
o UUK kanan belakang
o UUK kiri belakang
o UUK melintang
• Malpresentasi : bagian terbawah janin bukan belakang kepala
o Dahi
▪ Denoominator frontum (dahi)
▪ Teraba orbita, UUB, pangkal dagu
▪ Bisa jadi presentasi muka atau oksiput
o Muka
▪ Diagnosis : VT: teraba dagu, mulut (perbedaan dari bokong tonjolan
molar dan mulut membentuk segitiga, sedangkan anus dan tuber
iskia sejajar+mekonium), DJJ di bagian kecil
▪ Bisa lahir spontan (dagu didepan)
▪ Bisa diabantu forsep ( dagu depan & hodge IV)
▪ Dagu belakang saran SC (defleksi kepala maksimal)/ perasat Thorn
pervaginam
o Bokong
▪ Diagnosis : DJJ letak tinggi, dari leopold, VT : bokong, mekonium, USG
▪ Dicoba versi bila belum inpartu dan bokong bebas (metode lama)
▪ Complete, Frank (bokong murni) bisa pervaginam apabila memenuhi
skor zatuchni andros dengan metode:
• Bracht, pinard (Bokong dan kaki) SPONTAN
• Klasik/deventer (bahu belakang), Muller (bahu depan),
Lovset (Bahu) PARTIAL EKSTRAKSI
• Mauriceau smille veit (muka) PARTIAL, piper cunam,
• EKSTRAKSI TOTAL
▪ Fase persalinan : lambat (bokong-pusat) cepat (pusat-mulut) lambat
(mulut-kepala)
▪ Komplikasi : after coming head (tali pusat terjepit kepala saat di
panggul harus lahir 8 menit),Perdarahan intakrnial (cepatnya lahir
kepala), prolaps tali pusat, kerusakan tulang belakang ( hiperekstensi
saat persalinan)
▪ Footling dan kepala hiperekstensi : di SC
o Bahu : Versi kalau bisa, tidak -> SC
7. ABORTUS
• Definisi : Suatu ancaman atau keluarnya hasil konsepsi sebelum dapat hidup diluar kandungan
dengan usia kehamilan < 20 minggu atau berat < 500 gram. (WHO) ada juga yang bilang 22
minggu karna usia 20 minggu rata2 berat hanya mencapai 320 gram (william obstetrik)
• Etiologi :
o Kelainan janin : blighted ovum, kelainan kromosom
o Maternal: infeksi TORCH atau yang lain, inkompatbilitas, kelainan anatomi, penyakit
vaskular / endokrin
o Trauma, radiasi, obat-obatan
• Klasifikasi :
o Spontan
o Provokatus
▪ Medisinalis
▪ Kriminalis
o Klinis
Diagnosis Definisi Perdarahan Serviks Tinggi Konsepsi Tatalaksana
Fundus / nyeri
Iminens Abortus sedikit tertutup Sesuai sedikit -Tirah baring + X
mengancam coital (3 hari)
-Progesteron 5-10
mg
Insipiens Abortus sedang Sedang- terbuka sesuai Sedang- -Evakuasi hasil
berlangsung banyak berat konsepsi <16
minggu kuretase, >
16 minggu
oksitosin 20 IU/500
cc Rl/40 gtt/menit
-uterotonik post
evakuasi
-antibiotik
Inkomplit Konsepsi lahir Sedang- Terbuka Tidak Sedang- -Perbaikan KU
tidak lengkap banyak sesuai berat + -Evakuasi hasil
sebagian konsepsi <16
hasil minggu kuretase, >
konsepsi 16 minggu
oksitosin 20 IU/500
cc Rl/40 gtt/menit
-uterotonik post
evakuasi
-antibiotik 3 hari
Komplit Konsepsi lahir Sedikit/- Terbuka Tidak Observasi
lengkap ./ sesuai perdarahan (10 hari
tertutup berhenti)
Missed Abortus Sedikit tertutup Tidak -Perbaikan KU
Abortion tertunda berwarna sesuai -Dilatasi
(konsepsi yang kehitaman / - (Misoprostol 200
telah mati mcg/ 6 jam atau
tertahan laminaria) dan
didalam rahim) kuretasi/evakuasi
oksitosin bila > 12
minggu
Diagnosis :
• Mekanisme ketoasidosis dan asam laktat
• Definisi :
o Robeknya dinding uterus saat kehamilan atau persalinan
o Komplit :Keadaan dimana telah terjadi robekan pada rahim dimana telah terjadi
hubungan langsung antara rongga amnion dan rongga peritoneum (ketiga lapisan
uterus robek)
o Inkomplit : Hubungan antara amnion dan peritoneum masih dibatasi oleh
peritonemum viseral (hanya 2 lapisan yang robek, endo dan miometrium)
o Dehisen : Bekas luka parut merekah dikit demi sedikit dengan kantong ketuban belum
robek
o Kolpaporeksis : Perluasan ruptur ke korpus, serviks, atau vagina
• Faktor risiko
o Riwayat SC atau operasi pada uterus (kuretase, miomektomi, histerorafi, dll)
o Manuver kristeller
o Kelainan anatomi
o Trauma
o DKP, malpresentasi (presentasi bahu), makrosomia, hidrosefalus
• Klasifikasi
o Sebab
▪ Spontan : Karena kekuatan his semata
▪ Violent : manipulasi tenaga tambahan (induksi/dorongan)
▪ Traumatika : kecelakaan/kekerasan
o Anatomik
▪ Komplit : transperitoneal (3 lapis rahim)
▪ Inkomplit : subperitoneal (2 lapis rahim X serosa)
o Waktu
▪ Kehamilan
▪ Persalinan
o Sifat
▪ Silent: tanpa gejala khas (bekas sesar)
▪ Dehisen : Merekah sedikit demi sedikit (bekas parut)
▪ Overt : tanda gejala jelas, cepat, dan akut
o Lokasi
▪ SBR
▪ Serviks
▪ Korpus
o Gambaran klinis
▪ Ruptur uteri iminens /ancaman: Ring van Bandl ( Kontraksi dan retraksi
berulang uterus yang menarik keatas SBR sehingga melebar dan tipis
kemudian menimbulkan lingkaran retraksi batas kedua segmen yang semakin
meninggi melewati batas fisiologik), ibu gelisah, nyeri diluar his dan tekan, DJJ
abnormal atau tidak ada, hematuria
▪ Setelah Ruptur:
• Tanda syok hipovolemik (HB rendah, anemia, takikardi, tensi turun,
sesak)
• Nyeri tekan
• Bagian janin teraba jelas
• His hilang
• Hemiperitoneum : merangsang diafragma-> nyeri memancar ke dada
• DJJ hilang atau deselerasi variabel berat dengan KTG
• Pemeriksaan dalam: teraba robekan->usus, janin berpindah
• Perdarahan pervaginam/hematuria
o Tatalaksana
▪ Perbaiki ABC/ perbaikan KU/transfusi
▪ Antibiotik spektrum luas
▪ Histerektomi (multigravida dengan luka compang-camping+tubektomi,
nekrosis luas)
▪ Histerorafi (masih ingin punya anak, luka rapi tanpa nekrosis)
o Komplikasi
▪ Syok hipovolemik
▪ Sepsis
9. DISPROPORSIO KEPALA PANGGUL (Obspad+sarwono ilmu bedah)
PCOS (Medscape)
Definisi : Suatu kondisi yang ditandai dengan infertilitas, pembesaran ovarium, masalah menstruasi,
level hormon pria yang tinggi, pertumbuhan berlebih rambut pada wajah, tubuh, jerawat, dan
obesitas. (NIH)
Tatalaksana:
10. ENDOMETRIOSIS
• Definisi : suatu penyakit di mana jaringan yang mirip dengan endometrium tumbuh di luar
uterus yang menyebabkan rasa sakit dan atau infertiilitas (WHO, 2021)
• Etiologi : retrograde menstruasi, metaplasia sel membentuk endometrium, stem sel yang
menyebar melalui pembuluh darah dan limfatik, dan banyak lagi teori lain seperti estrogen
(WHO)
• Lokasi : peritoneum pelvis, ovarium, rectovaginal septum, usus, vesika, bahkan bisa di luar
pelvis (WHO)
• Gejala : Nyeri panggul, dismenore, dispareunia, disuria, diskezia, kelelahan, kembung dan
mual (WHO), infertilitas akibat reaksi inflamasi kronik -> jaringan parut
• Diagnosis : TVUS/MRI (POGI) Laparaskopi -> biopsi (WHO)
• Tatalaksana : Operasi (bergantung ukuran lesi dan bisa mengembalikan kesuburan akibat
perlengketan), kontrasepsi hormonal (menurunkan estrogen dan meningkatkan progesteron
agar lingkungan yang mempromosikan pertumbuhan endometriosis berkurang), NSAID,
analgesik (WHO) agonis GnRH (down regulasi reseptor GnRH ->hipogonad->pengecilan
endometrium)
11. MOLAHIDATIDOSA
• Definisi : masa vili korion yang besar, membengkak, kadang berdilatasi kistik, secara
makroskopik mirip anggur (Patologi robin)
• Klasifikasi :
o Komplit : tanpa embrio, etiologi teori sitogenetika : ovum yang kosong/tidak berinti
akibat kelainan meiosis dibuahi sebuah sperma haploid yang berduplikasi sendiri
(diploid androgenetik) ->obspad
o Parsial : gejala lebih ringan dibanding komplit, ada unsur janin/embrionik, satu ovum
normal dibuahi 2 sperma (diandro triploid)
• Gejala dan Diagnosis: Perdarahan pervaginam, meningkatan B hCG > 100.000 mIU/ml,
amenore, mual mintah hebat, uterus > dari usia kehamilan, adanya kista lutein uni/bilateral
akibat peningkatan b hCG, tirotoksikosis, DJJ(-), USG (gambaran honey comb/snow strom),
hasil PA
• Tatalaksanan : Perbaikan KU, transfusi, AVM+kuretase tumpul -> tajam, diulang kuret jika ada
indikasi
• Follow up : B hcG < 5mIU/ml, atau 8 minggu B hcG urin negatif, kembali hamil normal (obspad)
• Komplikasi : Koriokarsinoma prognosis 100% sembuh walau invasi sudah ke paru (robin), mola
invasif -> kemoterapi (metotrexate 20 mg/hari + antidotum asam folate)
Definisi : Perlengketan/adhesi intra uterin akibat jaringan parut di dalam uterus atau servix (NCBI)
FARMAKOLOGI OBAT
• Disebut gawat janin apabila djj > 160 x/menit atau dibawah 100x/menit, ireguler, atau
keluarnyamekonium yang kental (Sarwono)
• DJJ diukur setelah kontraksiagar bisa mengetahui ada atau tidaknya deselerasi lambat yang
merupakan salah satu tanda hipoksia (Sarwono)
• Tatalaksana: Resusitasi intrauterin (Sarwono)
o Miringkan ibu ke sebelah kiri untuk memperbaiki sirkulasi plasenta
o Hentikan infus oksitosin (bila diberikan)
o Terapi cairan pada ibu dengan RL 1L untuk memperbaiki hipotensi ibu pasca anastesi
epidural -> dipercepat
o Beri oksigen 6-8 L/menit
o Jika terdapat hiperstimulasi uterus berikan tokolitik
o Dilakukan selama 20 menit -> tidak bisa pervaginam -> perabdominan
o
15. INERSIA UTERI
• Fase laten : Serviks yang belum matang atau penggunaan analgetik ( prostaglandin inhibitor)
• Fase aktif : disporposio kepala panggul, fetal pelvic disporpotion,
• Regangan berlebihan (Hidramnion/gemeli)
1. 60 Langkah ANC
Jawaban :
Jawaban :
• Cara menilai dengan menekan dinding rahim pada puncak kontraksi (Acme) selama
10 menit
• His dikatakan kurang apabila : lemah (dari plpasi), pendek (lamanya), dan jarang (dar
sela waktu antara 2 his)
• His dikataan adekuat apabila ≥ 3x dalam 10 menit selama > 40 detik atau 50-60 mmHg
pada KTG(Buku ObPad hal 131 ->WHO)
• His >50 detik -> risiko gawat janin
• His yang terjadi terus menurus diantara 2 his tanpa istirahat -> tetania uteri
• Kelainan his : Inersia Uteri (pemanjangan fase laten dan atau fase aktif dari kala
pembukaan/lemahnya his)
5. Tanda pasti dan tidak pasti hamil
Jawaban :
Jawaban : Dilakukan setelah selesai kontraksi -> kesempatan jantung berdenyut normal
- Fetoskop /laennec/stetoskop monoaural = ukur pada saat 5 detik ke 1,3, dan 5 kemudian di
x 4 dikatakan ireguler apabila terdapat perbedaan djj yang jauh dari 3 pengukuran
- Kardiotokografi, lebih baik dari doppler dan laennec, bisa juga untuk menilai kekuatan his
Jawaban :
Jawaban :
9. Prinsip hecting
Jawaban :
10. Bidang hodge
Jawaban :
11. Edukasi untuk pasien hamil
Jawaban :