Anda di halaman 1dari 11

Panduan Praktik Klinis

KSM Obstetri dan Ginekologi


RSD Balung Jember
2022-2025
PREEKLAMPSIA BERAT
(ICD 10 : O14.1)

1. Pengertian ( Definisi ) Hipertensi yang baru terjadi pada usia kehamilan ≥ 20 minggu disertai
adanya gangguan organ.
2. Anamnesis  Bisa tanpa keluhan.
 Diketahui Hipertensi setelah umur kehamilan 20 minggu
 Gangguan visus dan serebral, nyeri kepala hebat , scotoma ,
pandangan kabur (gejala impending eklampsia)
 Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.
 Tidak ada riwayat tekanan ddarah tinggi sebelum hamil

3. Pemeriksaan Fisik  Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih atau tekanan darah
diastolik 110 mmHg atau lebih.
 Edema tidak termasuk dalam definisi preeklampsia kecuali edema
anasarka
 Usia kehamilan lebih dari 20 minggu

4. Pemeriksaan Penunjang  Darah Lengkap ( DL)


Peningkatan hemoglobin dan hematokrit berarti :
ada hemokonsentrasi, yang mendukung diagnosis preeclampsia,
menggambarkan beratnya hipovolemia, nilai ini akan menurun bila
terjadi hemolisis
 Urine Lengkap (UL)
 Renal Function Test (RFT) : Kreatinin serum, asam urat serum,
nitrogen urea darah (BUN)
Peningkatannya menggambarkan :
Beratnya hipovolemia
Tanda menurunnya aliran darah ke ginjal  Oliguria
 Transaminase Serum : SGOT, SGPT
Peningkatan transaminase serum menggambarkan preeclampsia
berat dengan gangguan fungsi hepar
 Lactic Acid Dehydrogenase (LDH) : menggambarkan adanya
hemolisis
 Albumin serum dan Faktor Koagulasi (Faal Hemostasis) :
menggambarkan kebocoran endothel, dan kemungkinan
koagulopati
 USG
 CTG bila usia kehamilan > 28 minggu
5. Kriteria Diagnosis Tekanan Darah (TD) ≥ 140/90 mmHg dan minimal salah satu dari
adanya:
- TD ≥ 160/110
- Proteinuria ≥ 300mg / 24 jam atau ≥ 1+ dipstik
- Serum kreatinin > 1,1 mg / dl
- Edema paru
- Peningkatan fungsi liver (lebih dari dua kali dan atau disertai nyeri
epigastrial / kuadran kanan atas)
- Trombosit < 100.000
- Nyeri kepala dan gangguan penglihatan
- Gangguan pertumbuhan janin
6. Diagnosis Kerja Pre Eklamsia Berat

7. Diagnosis Banding Gestasional Hipertensi


Pre Eklamsia
Hipertensi Kronis Superimposed PE
Eklamsia

8. Terapi a. Pengobatan medisinalis.


 Segera masuk rumah sakit.
 Istirahat berbaring ke satu sisi (kiri).
 Infus Dextrose 5%, yang tiap liternya diselingi dengan larutan
Ringer Lactate 500 cc (60-125 cc/jam).
 Pemberian obat anti kejang: MgSO4.
Cara Pritchard:
- Loading dose : 10 g MgSO4 im.
- Maintenance : 5 g MgSO4 im tiap 4 jam bergantian bokong
kanan dan kiri.
- Dihentikan setelah 24 postpartum.
Cara MAGPIE:
- Loading dose:
 4 g MgSO4 50 % dilarutkan dalam cairan saline
intravena selama 10 -15 menit, atau
 10 g MgSO4 50% im. (5g bokong kanan dan 5 g
bokong kiri).
- Maintenance:
 1 g / jam iv selama 24 jam atau
 5 g / 4 jam im selama 24 jam
Syarat pemberian MgSO4:
 Reflek patella (+).
 Tidak ada depresi pernafasan ( RR > 16 x/ mnt).
 Urine > 100 ml / 4 jam.
 Tersedia Glukonas calcicus 10 % 10 ml ( dalam
keadaan siap pakai & diberikan iv dalam 3 menit ).
 Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada:
 Edema paru-paru.
 Payah jantung kongestif.
 Edema anasarka
 Anti hipertensi diberikan bila ;
Tekanan: Sistolik ≥180 mmHg dan atau Diastolik ≥110
mmHg.
Obat yang diberikan:
 Calcium channel blockers : nifedipine.
Terapi maintenance:
 Methyl dopa.
 β blockers: labetalol, atenolol.
 Calcium Channel Blockers : nifedipine.
 Kardiotonika.
Indikasi pemberian kardiotonika ialah bila ada tanda-tanda
menjurus payah jantung dan dilakukan rawat bersama dengan
bagian penyakit jantung.
 Diet : TKTP
 Pasang Douwer Catheter
b. Pengelolaan obstetrik :
1. Pengelolaan Konservatif:
Tujuan :
 Untuk mempertahankan kehamilan sampai janin siap untuk
dilahirkan.
 Untuk meningkatkan kualitas janin ketika dilahirkan, tanpa
mengesampingkan keselamatan ibu.

Kortikosteroid dapat diberikan dalam waktu 48 jam, apabila


kehamilan harus diakhiri pada usia kehamilan antara 32 – 34
minggu.

Pengelolaan di Rumah Sakit:


 Pemeriksaan secara detail diikuti observasi setiap hari
untuk gejala klinis sebagai berikut :nyeri kepala, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrium, penambahan berat badan
yang cepat
 Pemeriksaan berat badan saat datang dan setiap hari
seterusnya
 Pemeriksaan untuk proteinuria pada saat datang dan
minimal 2 hari setelahnya
 Pemeriksaan tekanan darah sesuai dengan pengukuran
tekanan darah yang standar
 Pemeriksaan laboratorium : darah dan urin rutin, fungsi
ginjal, fungsi hepar, asam urat, dan pemeriksaan lain sesuai
indikasi.
 Pemeriksaan USG : untuk menilai pertumbuhan dan profil
biofisik janin
 Rencana KRS bila penderita telah bebas dari gejala-gejala
preeklampsia berat, masih tetap dirawat 3 hari kemudian
baru di ijinkan pulang

Rencana persalinan:
 Apabila belum inpartu, dipertahankan hingga 34 minggu
kecuali bila ada indikasi untuk mengakhiri kehamilan.
 Dipertimbangkan persalinan secara pervaginam dengan
peringan kala II (ibu dilarang mengejan)
 SC dilakukan apabila syarat pervaginam tidak memenuhi
 Apabila sudah inpartu maka dievaluasi sebagaimana
mestinya

2. Manajemen aktif:
Tujuan : Untuk mengakhiri kehamilan.
Indikasi Ibu :
 Kenaikan tekanan darah yang terus menerus ke arah
yang lebih berat
 Adanya tanda dan gejala impending eklampsia
 Gangguan fungsi hepar dengan hemolisis
 Adanya suatu gangguan ginjal yang berlangsung
progresif
 Suspek solusio plasenta
 Inpartu kala II, ketuban pecah atau perdarahan
Indikasi Janin:
 Pertumbuhan janin terhambat
 Profil biofisik janin tidak baik
 Oligohidramnion
 IUFD
Indikasi laboratorium:
 Trombositopenia, menunjukkan ke HELLP syndrome

Pengobatan medisinalis:
Dapat dilihat di pengobatan medisinalis di atas.

Rencana persalinan:
Bila belum inpartu:
1. Induksi persalinan apabila nilai serviksnya
memungkinkan.
2. Diharapkan ibu melahirkan dalam 24 jam dari keputusan
induksi.
3. Indikasi SC :
 apabila syarat pervaginam tidak memenuhi atau
apabila induksi tak respon.
 adanya suatu hal yang menyimpang baik pada ibu
atau janin.
 usia kehamilan < 32 minggu.

Sudah inpartu:
1. Evaluasi kemajuan persalinannya
2. Kala I :
a. Fase laten : 6 jam tidak masuk masa aktif dilakukan
SC.
b. Fase aktif : dilakukan amniotomi , bila 6 jam
setelah amnuiotomi belum terjadi pembukaan
lengkap dilakukan SC.
3. Kala II pada persalinan pervaginam dengan peringan kala
II.
4. Dengan SC apabila adanya suatu hal yang menyimpang
baik pada ibu atau janin.
Primigravida disarankan untuk pengakhiran kehamilan secara
SC.
Anestesi : lebih dipertimbangkan untuk menggunakan regional
atau epidural.
9. Edukasi a. Kondisi penyakit ibu dan kondisi janin
b. Tujuan dan tatacara tindakan medis
c. Alternatif tindakan medis dan resikonya
d. Rencana perawatan, pemberian obat-obatan dan
tindakan yang dilakukan
e. Kemungkinan resiko dan komplikasi yang bisa terjadi
kepada ibu dan janinnya
f. Prognosa penyakit dan prognosa terhadap tindakan
yang dilakukan
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens I / II / III / IV


12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Indikator Medis 1. Tekanan darah terkendali
2. Protein urine negatif atau +1
3. Fetal Well Being (FWB) baik
14. Kepustakaan 1. Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam kehamilan di
Indonesia, Himpunan Kedokteran Fetomaternal 2012
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Alexander JM, Bloom
SL. Williams Obstetrics 25th edition. Mc GrawHill. New York.
2018
3. Lindheimer MD, Roberts JM, Cunningham FG.
Chesley’s Hypertensive Disoreders in Pregnancy 3rd ed. Elsevier.
New York. 2009.
4. Cohen WR, Cherry and Merkatz’s Complication of
Pregnancy 5th ed. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia.
2000.
5. Creasy RK, Resnik R., Maternal Fetal Medicine
Principles and Practice 5th ed. Saunders. Philadelphia. 2004
6. Burrow GN, Duffy TP and Copel JA. Medical
Complications During Pregnancy 6th ed. Elsevier Saunders.
Philadelphia. 2004
7. Reece EA dan Hobbins JC. Cilinical Obstetrics The
Fetus and Mother. 3rd ed. Blackwell Publishing. Massachusetts.
2007
8. Brown, M.A., Magee, L.A., Kenny, L.C., Karumanchi, S.A.,
McCarthy, F.P., Saito, S., Hall, D.R., Warren, C.E., Adoyi, G. and
Ishaku, S., 2018. Hypertensive disorders of pregnancy: ISSHP
classification, diagnosis, and management recommendations for
international practice. Hypertension, 72(1), pp.24-43

Jember, 20 Desember 2022

Ketua Komite Medik Ketua KSM Obtetri dan Ginekologi

dr. H.M. Arif Heriawan, Sp.B dr. Dwi Cahya Febrimulya, Sp.OG

Direktur RSD Balung Jember

dr. Tri Wiranto


Panduan Praktik Klinis
KSM Obstetri dan Ginekologi
RSD Balung Jember
2022-2025
PREEKLAMPSIA (TANPA GEJALA BERAT)
(ICD 10 : O14.0)
Pengertian (Definisi) Terjadinya hipertensi pada usia kehamilan > 20 minggu disertai kerusakan
organ akibat gangguan tersebut. Gangguan hipertensi ini akan hilang
maksimal pada 12 minggu setelah persalinan. Kondisi preeklampsia yang
didefinisikan disini tanpa disertai
gejala berat dari preeklampsia
Anamnesis  Usia kehamilan > 20 minggu
 Masa nifas > 12 minggu
 Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya
Pemeriksaan Fisik  Tekanan darah sistolik > 140 mmHg, < 160 mmHg
 Tekanan darah diastolik > 90 mmHg, < 110 mmHg
Kriteria Diagnosis  Hamil dengan usia kehamilan > 20 minggu
 Tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan < 160 mmHg, atau tekanan darah
diastolik > 90 mmHg dan < 110 mmHg
disertai: gangguan fungsi organ
 Proteinurin > 300 mg/ 24 jam atau > 1+ dengan pemeriksaan dipstik
Diagnosis Dilakukan evaluasi tanda – tanda adanya preeklampsia pada pasien
Diagnosis Banding Hipertensi kronis
Hipertensi kronis superimposed preeklampsia
Hipertensi gestasional
Pemeriksaan Pemeriksaan Ibu:
Penunjang  Darah Lengkap (Grade 1B)
 Urinalisis (Grade 1A)
 Fungsi Ginjal (serum kreatinin) (Grade 1B)
 Fungsi Liver (AST / ALT) (Grade 1B)
 Albumin serum (Grade 2B)
 LDH (Grade 2B)
 Faal hemostasis (PPT / APTT) (Grade 2C)

Pemeriksaan Janin:
 USG untuk evaluasi pertumbuhan janin dan jumlah cairan ketuban (Grade
1B)
 USG doppler untuk evaluasi aliran darah Ibu, dan janin (Grade 2A)
 NST untuk monitoring janin (Grade 2B)
Terapi Tatalaksana preeklampsia dapat dilakukan secara poliklinis dan dilakukan
terminasi pada usia kehamilan ≥ 37 minggu.

 Monitoring ketat selama poliklinis untuk evaluasi gejala pemberatan


preeklampsia setiap kontrol 2 kali per minggu (tekanan darah, edema
paru, impending eklampsia) (Grade 1B)
 Cek laboratorium (trombosit, albumin, fungsi ginjal (serum kreatinin)
dan fungsi liver (AST/ALT)) setiap minggu (Grade 1B)
 Evaluasi kondisi janin (USG untuk evaluasi pertumbuhan janin tiap 2
minggu dan USG dan NST untuk evaluasi fetal wellbeing 2 kali per
minggu) (Grade 2C)

A. Jika usia kehamilan > 37 minggu: (Grade


1B) Dilakukan pengakhiran kehamilan

B.Jika usia < 37 minggu: (Grade 1B)


Dilakukan perawatan konservatif secara
poliklinis

Persalinan diusahakan secara pervaginam dengan melakukan induksi. SC


hanya dilakukan sesuai indikasi obstetrik (Grade 2B)

Jember, 20 Desember 2022

Ketua Komite Medik Ketua KSM Obtetri dan Ginekologi

dr. H.M. Arif Heriawan, Sp.B dr. Dwi Cahya Febrimulya, Sp.OG

Direktur RSD Balung Jember

dr. Tri Wiranto


Panduan Praktik Klinis
KSM Obstetri dan Ginekologi
RSD Balung Jember
2022-2025
HIPERTENSI KRONIS
(ICD 10 : O10)
Pengertian (Definisi) Terjadinya hipertensi dalam kehamilan yang telah diketahui pada usia
kehamilan < 20 minggu, atau hipertensi yang baru diketahui setelah usia
kehamilan 20 minggu namun
menetap hingga lebih dari 12 minggu pasca melahirkan
Anamnesis  Didapatkan riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya pada usia
kehamilan < 20 minggu atau menetap hingga masa nifas > 12
minggu
 Nyeri kepala
 Nyeri epigastrium
 Penglihatan kabur atau diplopia
Pemeriksaan Fisik  Tekanan darah sistolik > 140 mmHg
 Tekanan darah diastolik > 90 mmHg
Kriteria Diagnosis Didapatkan hipertensi dalam kehamilan tanpa adanya gejala
preeklampsia :
 Didapatkan riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya pada usia
kehamilan < 20 minggu atau menetap hingga masa nifas > 12
minggu
 Tekanan darah sistolik > 140 mmHg, atau tekanan darah diastolik >
90 mmHg Tanpa disertai tanda kerusakan organ : (jika didapatkan
gejala dibawah maka termasuk dalam hipertensi kronis
superimposed preeklampsia dengan penatalaksanaan sesuai
preeklampsia)
 Proteinurin > 300 mg/ 24 jam atau > 1+ dengan pemeriksaan dipstik
 Serum kreatinin > 1,1 mg/dL
 Trombosit < 100.000 / L
 Peningkatan fungsi liver (lebih dari 2 kali)
 Edema paru
 Keluhan nyeri kepala dan gangguan penglihatan

Jika pasien sudah mengalami berbagai komplikasi sebelum kehamilan seperti


proteinuri dan kelainan ginjal akibat hipertensi kronis. Maka kriteria
hipertensi kronis superimposed preeklampsia ditegakkan jika didapatkan
perburukan gejala dari hipertensi dan atau
disfungsi organ lainnya
Diagnosis Dilakukan evaluasi tanda – tanda adanya preeklampsia pada pasien dan
riwayat hipertensi pada usia kehamilan < 20 minggu atau > 12 minggu
pasca persalinan. Jika
kondisi tersebut terpenuhi, maka diagnosis hipertensi kronis dapat
ditegakkan
Diagnosis Banding Preeklampsia
Hipertensi kronis superimposed preeklampsia
Hipertensi gestasional
Pemeriksaan Pemeriksaan Ibu:
Penunjang  Darah Lengkap (Grade 1B)
 Urinalisis (Grade 1A)
 Fungsi Ginjal (serum kreatinin) (Grade 1B)
 Fungsi Liver (AST / ALT) (Grade 1B)
 Albumin (Grade 2B)
 LDH (Grade 2B)
 Faal Koagulasi (PPT, APTT) (Grade 2B)

Pemeriksaan Janin:
 USG untuk evaluasi pertumbuhan janin dan jumlah cairan ketuban (Grade
1B)
 USG doppler untuk evaluasi aliran darah Ibu, dan janin (Grade 2A)
 NST untuk monitoring janin (Grade 2B)
Terapi Tatalaksana hipertensi kronis dapat dilakukan secara poliklinis dan
dilakukan terminasi pada usia kehamilan ≥ 38 minggu. Jika didapatkan
tanda – tanda preeklampsia maka diagnosis akan menjadi hipertensi kronis
superimposed preeklampsia dengan penatalaksanaan sesuai dengan
tatalaksana preeklampsia

Jember, 20 Desember 2022

Ketua Komite Medik Ketua KSM Obtetri dan Ginekologi

dr. H.M. Arif Heriawan, Sp.B dr. Dwi Cahya Febrimulya, Sp.OG

Direktur RSD Balung Jember

dr. Tri Wiranto


Panduan Praktik Klinis
KSM Obstetri dan Ginekologi
RSD Balung Jember
2022-2025
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang hebat selama
1. Pengertian (Definisi) hamil,
> 3x/hari yang sering menimbulkan ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, dehidrasi, ketonuria, penurunan berat badan 5% atau lebih dari
berat badan
sebelum hamil, dan gangguan nutrisi
2. Anamnesis - Mual dan muntah
- Terlambat haid
- Lemas
- Penurunan berat badan

3. Pemeriksaan Fisik - Tes kehamilan (+)


- Tanda-tanda dehidrasi (Turgor kulit menurun, mata cowong,
hipotensi, takikardi)
- Penurunan berat badan
- Gangguan elektrolit
- Ketonuria
- Jaundice

4. Kriteria Diagnosis PUQE Score


1. Dalam 24 jam terakhir, berapa lama anda merasakan mual atau nyeri pada perut?
>6jam 4-6jam 2-3jam <1jam tidak merasakan (5poin)
(4 poin) (3 poin) (2 poin) (1 poin)
2. Dalam 24 jam terakhir, berapa kali anda muntah?
>7kali 5-6kali 3-4kali 1-2 kali tidak ada (5poin)
(4 poin) (3 poin) (2 poin) (1 poin)
3. Berapa kali anda merasakan kehausan dalam satu hari?
>7kali 5-6kali 3-4kali 1-2 kali tidak ada (5poin)
(4 poin) (3 poin) (2 poin) (1 poin)

5. Diagnosis PUQE score >13


6. Diagnosis Banding Keracunan makanan
Tes kehamilan
7. Pemeriksaan Serum Elektrolit
Penunjang Ketonurine
LFT (OT/PT)
8. Terapi Konservatif Supportive
Rehidrasi
9. Terapi Aktif
10. Terapi
menghindari sesuatu yang membuat mual, makan dalam porsi kecil namun
11. Edukasi
sering dan rendah lemak, tinggi karbohidrat
Ad bonam
12. Prognosis
Tidak ada kematian ibu dan janin
1. Evidence Based Medicine
13. Kepustakaan 2. Cochrane

Jember, 20 Desember 2022

Ketua Komite Medik Ketua KSM Obtetri dan Ginekologi

dr. H.M. Arif Heriawan, Sp.B dr. Dwi Cahya Febrimulya, Sp.OG

Direktur RSD Balung Jember

dr. Tri Wiranto

Anda mungkin juga menyukai