1. Pengertian ( Definisi ) Hipertensi yang baru terjadi pada usia kehamilan ≥ 20 minggu disertai
adanya gangguan organ.
2. Anamnesis Bisa tanpa keluhan.
Diketahui Hipertensi setelah umur kehamilan 20 minggu
Gangguan visus dan serebral, nyeri kepala hebat , scotoma ,
pandangan kabur (gejala impending eklampsia)
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.
Tidak ada riwayat tekanan ddarah tinggi sebelum hamil
3. Pemeriksaan Fisik Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih atau tekanan darah
diastolik 110 mmHg atau lebih.
Edema tidak termasuk dalam definisi preeklampsia kecuali edema
anasarka
Usia kehamilan lebih dari 20 minggu
Rencana persalinan:
Apabila belum inpartu, dipertahankan hingga 34 minggu
kecuali bila ada indikasi untuk mengakhiri kehamilan.
Dipertimbangkan persalinan secara pervaginam dengan
peringan kala II (ibu dilarang mengejan)
SC dilakukan apabila syarat pervaginam tidak memenuhi
Apabila sudah inpartu maka dievaluasi sebagaimana
mestinya
2. Manajemen aktif:
Tujuan : Untuk mengakhiri kehamilan.
Indikasi Ibu :
Kenaikan tekanan darah yang terus menerus ke arah
yang lebih berat
Adanya tanda dan gejala impending eklampsia
Gangguan fungsi hepar dengan hemolisis
Adanya suatu gangguan ginjal yang berlangsung
progresif
Suspek solusio plasenta
Inpartu kala II, ketuban pecah atau perdarahan
Indikasi Janin:
Pertumbuhan janin terhambat
Profil biofisik janin tidak baik
Oligohidramnion
IUFD
Indikasi laboratorium:
Trombositopenia, menunjukkan ke HELLP syndrome
Pengobatan medisinalis:
Dapat dilihat di pengobatan medisinalis di atas.
Rencana persalinan:
Bila belum inpartu:
1. Induksi persalinan apabila nilai serviksnya
memungkinkan.
2. Diharapkan ibu melahirkan dalam 24 jam dari keputusan
induksi.
3. Indikasi SC :
apabila syarat pervaginam tidak memenuhi atau
apabila induksi tak respon.
adanya suatu hal yang menyimpang baik pada ibu
atau janin.
usia kehamilan < 32 minggu.
Sudah inpartu:
1. Evaluasi kemajuan persalinannya
2. Kala I :
a. Fase laten : 6 jam tidak masuk masa aktif dilakukan
SC.
b. Fase aktif : dilakukan amniotomi , bila 6 jam
setelah amnuiotomi belum terjadi pembukaan
lengkap dilakukan SC.
3. Kala II pada persalinan pervaginam dengan peringan kala
II.
4. Dengan SC apabila adanya suatu hal yang menyimpang
baik pada ibu atau janin.
Primigravida disarankan untuk pengakhiran kehamilan secara
SC.
Anestesi : lebih dipertimbangkan untuk menggunakan regional
atau epidural.
9. Edukasi a. Kondisi penyakit ibu dan kondisi janin
b. Tujuan dan tatacara tindakan medis
c. Alternatif tindakan medis dan resikonya
d. Rencana perawatan, pemberian obat-obatan dan
tindakan yang dilakukan
e. Kemungkinan resiko dan komplikasi yang bisa terjadi
kepada ibu dan janinnya
f. Prognosa penyakit dan prognosa terhadap tindakan
yang dilakukan
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
dr. H.M. Arif Heriawan, Sp.B dr. Dwi Cahya Febrimulya, Sp.OG
Pemeriksaan Janin:
USG untuk evaluasi pertumbuhan janin dan jumlah cairan ketuban (Grade
1B)
USG doppler untuk evaluasi aliran darah Ibu, dan janin (Grade 2A)
NST untuk monitoring janin (Grade 2B)
Terapi Tatalaksana preeklampsia dapat dilakukan secara poliklinis dan dilakukan
terminasi pada usia kehamilan ≥ 37 minggu.
dr. H.M. Arif Heriawan, Sp.B dr. Dwi Cahya Febrimulya, Sp.OG
Pemeriksaan Janin:
USG untuk evaluasi pertumbuhan janin dan jumlah cairan ketuban (Grade
1B)
USG doppler untuk evaluasi aliran darah Ibu, dan janin (Grade 2A)
NST untuk monitoring janin (Grade 2B)
Terapi Tatalaksana hipertensi kronis dapat dilakukan secara poliklinis dan
dilakukan terminasi pada usia kehamilan ≥ 38 minggu. Jika didapatkan
tanda – tanda preeklampsia maka diagnosis akan menjadi hipertensi kronis
superimposed preeklampsia dengan penatalaksanaan sesuai dengan
tatalaksana preeklampsia
dr. H.M. Arif Heriawan, Sp.B dr. Dwi Cahya Febrimulya, Sp.OG
dr. H.M. Arif Heriawan, Sp.B dr. Dwi Cahya Febrimulya, Sp.OG