Anda di halaman 1dari 59

PREEKLAMPSIA

BERAT

Karima Duhita 1902612068


Ni Kadek Dwi Karlina 1902612149
Xena Laveda 1902612183

Penguji:

Dr. dr. I.B.G. Fajar Manuaba, SpOG, MARS


PENDAHULUAN
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

Komplikasi yang terjadi pada saat kehamilan dengan ciri yang khas
yaitu disertai dengan hipertensi ≥160/110 mmHg dan atau disertai
Preeklampsia berat dengan adanya protein urin positif 2 dan atau 3 dan lazim disertai
dengan edema pada kehamilan ≥20 minggu
EPIDEMIOLOGI

•Angka kejadian preeklampsia – eklampsia berkisar antara 2% dan


10% dari kehamilan di seluruh dunia.
•Kejadian preeklampsia menjadi lebih tinggi di negara
berkembang, sekitar 5-7 kasus per 10.000 kelahiran hingga satu
kasus per 100 kehamilan.
•Afrika selatan, Mesir, Tanzania, dan Ethiopia: 1,8% - 7,1%
•Nigeria: 2% - 16,7%
•Angka kejadian dari preeklampsia di Indonesia sekitar 7-10%, dan
merupakan penyebab kematian nomor dua di Indonesia bagi ibu
hamil.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

● Impending eklampsia: nyeri kepala berat, gangguan penglihatan,


nyeri perut kuadran atas
● Kebutaan sementara
● Nyeri perut kanan atas/ epigastrium
● Sesak nafas
● Kenaikan berat badan
● Edema
● Hipertensi
Preeklampsia: ≥ 140/90 mm Hg
Preeklampsia berat: ≥ 160/110 mm Hg
DIAGNOSIS

ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


FISIK PENUNJANG
● Faktor risiko ● Darah Lengkap
● Tanda dan gejala ● Tanda vital ● Urin lengkap
● Usia kehamilan ≥ 20 ● Tekanan darah ● Fungsi ginjal
minggu ● Edema ● Fungsi hati
● Riwayat hipertensi
kronis (superimposed)
● Reflek fisiologis ● Lipid profil
● Riwayat kejang pada ● Radiologis
kehamilan
KRITERIA DIAGNOSIS (ACOG 2020)
Preeklampsia

Tekanan darah ≥ 140 / 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 4 jam pada


≥ 20 minggu usia kehamilan dengan tekanan darah normal sebelumnya
DAN

Proteinuria
- ≥300 mg / 24 jam urin ATAU
- Protein/Creatinine ratio ≥0.3 ATAU
- Dipstick protein 2+ (hanya bila kuantitatif tidak ada)
KRITERIA DIAGNOSIS (ACOG 2020)
Tidak ada proteinuria

Hipertensi onset baru dan onset baru salah satu dari berikut:
- Trombositopenia : ≤ 100 x 109/L
- Serum kreatinin ≥ 1.1 mg/dL atau meningkat 2x lipat tanpa gangguan ginjal
- Liver transaminase meningkat 2x lipat dari batas normal
- Edema paru
- Onset baru nyeri kepala tidak membaik dengan pengobatan dan tidak ada
diagnosis lain ATAU gangguan penglihatan
KRITERIA DIAGNOSIS (ACOG 2020)
Preeklampsia Berat

- Tekanan darah ≥ 160 /110 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 4 jam (kecuali sudah diberikan obat
antihipertensi sebelumnya)

- Trombositopenia (platelet <100x109/L)

- Serum kreatinin >1,1mg/dL atau meningkatnya serum kreatinin 2 kali lipat tanpa adanya penyakit
ginjal sebelumnya, atau ratio protein banding kreatinin 0.3 atau lebih

- Peningkatan liver transaminase 2 kali lipat dari batas atas normal, atau nyeri persisten perut kanan
atas, atau nyeri epigastrik, yang tidak membaik dengan pengobatan

- Edema paru

- Nyeri kepala onset baru yang tidak berpengaruh dengan obat, dan tidak berhubungan dengan
diagnosis lain, atau gangguan visual.
KRITERIA DIAGNOSIS (PPK Sanglah 2015)
Preeklampsia Ringan: Tekanan darah sistolik ≥ 140 sampai < 160 mmHg,
tekanan darah diastolik ≥ 90 sampai <110 mmHg dan proteinuria >0,3 g/L atau +2

Preeklampsia Berat: Tekanan darah ≥ 160 mmHg/110 mmHg dan proteinuria


>5gr/24 jam atau +4, oliguria, edema paru atau sianosis, sindroma HELLP dan tanda-
tanda impending eklampsia

● HELLP sindrom: Platelet <100x 109/L, SGOT/SGPT >70, dan LDH >600
● Impending eklampsia: nyeri kepala frontal, penglihatan kabur dan nyeri perut kuadran kanan atas
● Oliguria: produksi urin <500 cc/24 jam
PENATALAKSANAAN (UMUM)

Rawat inap observasi: PEB? → rawat inap


Ibu hamil dan tx lanjut
- Nyeri kepala, ggn visual,
≥140/90 mHg nyeri RUQ/epigastrium
< 140/90 mmHg
- Urin protein dan TD
- SC, AST/ALT, platelet dan tidak ada
LDH gejala/kerusakan
- Janin: USG -- BB janin, organ → rawat
volume amnion, fetal jalan
antepartum testing
PENATALAKSANAAN (Rawat Inap)

Tujuan rawat inap Preeklampsia Berat:


● terapi cairan
● pencegahan kejang
● penurunan tekanan darah
● mencegah kerusakan organ
● melakukan terminasi kehamilan (persalinan) sesuai dengan derajat
berat dan usia kehamilan
PENATALAKSANAAN (Terminasi kehamilan/persalinan)

Terminasi kehamilan → satu-satunya cara


Sebelum terminasi kehamilan: pemberian antikonvulsan dan antihipertensi

● Persalinan: UK ≥ 34 minggu / adanya kriteria


● Tunda persalinan: UK < 34 minggu → terapi konservatif (manajemen ekspektatif)

Pilihan persalinan: induksi persalinan dan pervaginam


● Indikasi SC = kejang refrakter berulang yang sudah dilakukan tatalaksana,
meningkatnya TD secara berat dan resisten terhadap obat antihipertensi,
perburukan ibu/janin sebelum waktu kelahiran
● Experts = SC direkomendasikan untuk semua pasien PEB dan pada pasien dengan
inkompetensi serviks yang harus melakukan persalinans ebelum UK 30 minggu
PENATALAKSANAAN (Manajemen Ekspektatif)
PEB UK <34 minggu dengan syarat kondisi ibu dan janin
stabil → rawat inap faskes adekuat tersedia perawatan
intensif

● Kortikosteroid untuk pematangan paru janin


○ Betamethasone 2x 12 mg IM (per 24 jam)
○ Dexamethasone 4 x 6mg IM (per 12 jam)
PENATALAKSANAAN (Antikonvulsan dan Antihipertensi)
Antikonvulsan
MgSO4 → mencegah eklampsia dan kejang berulang

Syarat:
● PEB / ada klinis keluhan nyeri kepala, gangguan visual, klonus, nyeri RUQ, dan tanda kejang
● Tersedia Kalsium Glukonat 10% (antidote) - 1 gr dalam 10 cc IV dalam 2-3 menit
● Refleks patella normal
● RR >16x/menit
● Tidak ada distress nafas

Dosis
● Loading dose 4-6 gr dalam 100 mL NaCl 0,9% atau D5% dalam 15-20 menit
● Rumatan IV kontinyu 2 gr / jam
Monitor: refleks, status mental, status pernafasan, kadar serum Mg, dan urine output
PENATALAKSANAAN (Antikonvulsan dan Antihipertensi)

Antihipertensi
Rekomendasi penurunan <160/110 mmHg dengan penurunan bertahap tidak
lebih dari 25% dalam 1 jam

Lini pertama: nifedipin oral, hydralazine, labetalol parenteral

● Nifedipine : 10 - 20 mg per oral, dapat diulang 2 kali setiap 30 menit. Dapat dilanjutkan
dengan 10-20 mg setiap 4 -6 jam (max 120 mg/hari)
● Hydralazine : 5-10 mg IV dalam 2 menit dapat diulang setelah 20 menit
● Labetalol parenteral : 20 mg IV dalam 10 menit, 40 mg IV pada 10 menit kedua, 80 mg IV
pada 10 menit. Dosis maksium 220-300 mg per hari
KOMPLIKASI
● Kelahiran preterm
● IUGR
● IUFD
● Sindrom HELLP
● Eklampsia
● Disfungsi organ maternal → HF, peripartum cardiomyopathy, edema paru, DIC,
komplikasi serebrovaskular, AKI, gagal hati, ruptur hati, ascites, retinal detachment
KOMPLIKASI (Sindrom HELLP)

● MgSO4 sejak rawat inap


sampai 24-48 jam
postpartum
● Indikasi transfusi platelet
○ Pervaginam <20 x
109/L
○ SC <50x 109/L

Klasifikasi Mississippi Sindrom


HELLP
KOMPLIKASI (Eklampsia)

Definisi: manifestasi konvulsif dari hipertensi dalam kehamilan. Onset


baru kejang tonik-klonik, fokal, atau multifokal tanpa adanya penyebab
lain (epilepsi, iskemia arteri serebral, infark serebral, perdarahan
intrakranial atau pemakaian obat)

Dapat terjadi sebelum, saat atau setelah ibu melahirkan

Komplikasi: hypoxia, trauma, aspirasi pneumonia, kerusakan


neurologis, kematian maternal
PENCEGAHAN
ANC → faktor risiko, modifikasi gaya hidup, suplementasi nutrisi, dan
farmakologis
Farmakologis:
● Aspirin
○ ACOG 2018: 81 mg/hari diberikan pada UK 12-28 minggu (optimal 16 minggu)
○ WHO 2011: 75 mg/hari diberikan sebelum UK 20 minggu dgn Ibu risiko tinggi PE;
■ Riwayat PE, DM, hipertensi kronik, penyakit ginjal, penyakit autoimun, gemelli
○ Rolnik dkk 2020: pencegahan preterm PE pada wanita risiko tinggi dgn dosis >100 mg
sebelum UK 16 minggu
● Suplementasi kalsium dosis 1-2gram/hari
○ Keuntungan baik pada wanita memiliki diet kalsium rendah dan risiko tinggi
PROGNOSIS

•Kematian ibu akibat preeklampsia berat antara 9.8% - 25.5%


dan kematian bayi sebesar 42.2% - 48.9%.
•Morbiditas dan mortalitas perinatal kehamilan dengan PJT
lebih tinggi dari pada kehamilan normal.
•Kehamilan preeklampsia dengan PJT dapat memperburuk
prognosis, semakin rendah berat badan bayi akan semakin
meningkatkan angka kematian perinatal.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ni Nengah Suriati


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Bunglada, 15 Februari 1992
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Hindu
Kebangsaan : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Br. Dinas Bunglada Tianyar Tengah Kubu Karangasem
No. CM : 21051083
Tanggal MRS : 24 September 2021 pukul 20.00
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluar cairan pervaginam sejak sore hari SMRS (24 September 2021) pukul 17.00 WITA

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSUP Sanglah diantar oleh suami pada tanggal 24 September 2021 pukul 20.00 WITA dalam keadaan sadar
dengan keluhan keluar cairan pervaginam sejak pukul 17.00 WITA. Cairan yang keluar berwarna jernih, tidak disertai darah dengan
volume sedikit dan tidak disertai nyeri perut hilang timbul. Gerakan janin baik sejak Mei 2021. Saat melakukan ANC di puskesmas
didapatkan tekanan darah pasien tinggi (sistole 170mmHg) dan disarankan memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan. Oleh
dokter diberikan obat penurun tekanan darah (Nifedipine). Dan saat usia kehamilan 36-37 minggu didapatkan janin dengan letak
sungsang.
Pada tanggal 25 September 2021 pukul 01.00 WITA dilakukan tindakan operasi secar dan lahir bayi perempuan dengan berat badan
lahir 2920 gram tanpa kelainan kongenital. Saat di ruang intermediate pada siang hari pukul 15.00 WITA, pasien mengeluhkan sakit
kepala, kemudian pasien mengalami kejang sebanyak 1 kali dengan durasi sekitar 1 menit dan setelah kejang pasien tidak sadarkan diri
kurang lebih selama 40 menit. Setelah kondisi pasien stabil, pasien dipindahkan ke ruangan Cempaka 2 Obstetri (26 September 2021)
ANAMNESIS

Riwayat Menstruasi
Pasien mengalami menstruasi pertama kali pada saat pasien berusia 14 tahun, saat pasien duduk di bangku
sekolah menengah pertama. Menstruasi sebelum hamil dikatakan teratur setiap bulan dengan siklus 28 hari.
Lama menstruasi saat menggunakan kontrasepsi IUD sekitar 5 hari, dan saat pasien tidak menggunakan IUD
sekitar 7 hari. Frekuensi mengganti pembalut sekitar 3 kali dalam sehari (±60 ml). Hari pertama haid
terakhir (HPHT) dikatakan lupa.

Riwayat Pernikahan
Pasien menikah satu kali pada tahun 2010, saat pasien berusia 18 tahun dan suami pasien berusia 20 tahun.
ANAMNESIS
Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
Pasien menggunakan kontrasepsi berupa IUD setelah kelahiran anak pertama dan kedua. Beberapa
bulan sejak penggunaan IUD pertama, pasien merasakan nyeri di sekitar pemasangan IUD, sehingga
IUD dilepas. Pada saat penggunaan kedua, pasien tidak merasakan keluhan apapun. Pasien melakukan
kontrol penggunaan IUD apabila mengalami keluhan. Kemudian IUD dilepas satu tahun yang lalu,
sehinga lama penggunaan IUD kedua sekitar 5 tahun. Segera setelah dilahirkannya anak ketiga,
dilakukan pemasangan IUD pada pasien.
Riwayat Obstetri

Hamil Tgl Usia BBL Jenis Cara Penolong Abortus Hidup/


ke: Partus kehamilan kelamin persalinan Mati

1 17 Juni 37 minggu 3500 P Normal Bidan X Hidup


2010 gram

2 17 Mei 37 minggu 4200 L Normal Bidan X Hidup


2014 gram

Hamil 25 40 minggu 2920 P SC Dokter X Hidup


ini Septem gram
ber
2021
ANAMNESIS
Riwayat Antenatal Care (ANC)
Pasien melakukan pemeriksaan kehamilan sejak usia kehamilan 2 minggu. Pasien melakukan
pemeriksaan kehamilan lebih dari 3 kali, yang dilakukan setiap bulan selama kehamilannya.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di klinik, puskesmas, dan dokter spesialis kandungan.
Pemeriksaan USG dilakukan sebanyak sebanyak 5 kali selama kehamilan. Tafsiran persalinan
pasien dikatakan pada tanggal 24 September 2021. Pasien mendapatkan vitamin dan obat-obatan
pada saat kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pasien mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
pada kehamilan pertama.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus dan asma
disangkal. Riwayat mual muntah hebat, kejang, nyeri kepala hebat dan penglihatan kabur
disangkal oleh pasien. Pasien tidak memilki riwayat penyakit ginekologi maupun riwayat alergi
terhadap makanan ataupun obat-obatan tertentu.
ANAMNESIS
Riwayat Sosial dan Keluarga
Pasien merupakan ibu rumah tangga, yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai swasta dan
berhenti bekerja 2 tahun yang lalu. Selama kehamilan pasien tetap beraktivitas seperti biasa.
Riwayat merokok maupun minum alkohol disangkal oleh pasien, namun suami pasien merokok.
Suami pasien dapat menghabiskan sekitar satu bungkus rokok dalam dua hari.
Riwayat penyakit kronis dalam keluarga seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung,
ginjal, keganasan, asma, dan penyakit ginekologi disangkal oleh pasien.
PEMERIKSAN FISIK (24 September 2021)
Status Present
Keadaan Umum : Baik
GCS : E4V5M6 (Compos Mentis)
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 94 x/ menit
Respirasi : 18 x/ menit
Suhu Aksila : 36,7 oC
Sp O2 : 98% udara ruangan
Berat badan
- Sebelum hamil : 58 kg
- Setelah hamil : 64 kg
Tinggi badan : 155 cm
IMT :
- Sebelum hamil : 24,14 kg/m2
- Setelah hamil : 26,63 kg/m2
Status General
Mata : anemis -/-, ikterus -/-, cowong -/-, pupil isokor
THT : dalam batas normal
Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid(-)
Thorax :
Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Mamae : bentuk simetris, putting susu menonjol,
pengeluaaran (-), kebersihan cukup
Abdomen : sesuai dengan keadaan obstetri
Ekstremitas : edema (-/-), akral hangat, refleks patella (+)
Status Obstetri
Inspeksi : tampak cairan keluar dari OUE, lakmus test (+)
Palpasi :
Leopold I : Teraba bagian bulat keras kesan kepala
Leopold II : Teraba bagian panjang mendatar keras pada sisi kiri
Leopold III : Teraba bagian bulat lunak kesan bokong
Leopold IV : Konvergen
Auskultasi : bising usus (+), DJJ 148x/menit.
Anogenital
Vaginal Toucher : pembukaan 1 1cm, penipisan 25%, ketuban (-) teraba bokong, denominator
belum jelas, penurunan Hodge I, tidak teraba bagian kecil atau tali pusat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KIMIA DARAH
AGD DAN ELEKTROLIT
URINALISI
S
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● USG (24 September 2021)

Janin tunggal hidup, DJJ (+), presentasi bokong


BPD 9.29 cm – 37W5D
HC 32.98 cm – 37W4D
AC 33.48 cm – 37W3D
FL 7.30 cm – 37W3D
Placenta fundus corpus anterior
EFW 3214 gram
AUA 37W5D
EDD 14/10/2021
● Pemeriksaan Rapid Antigen COVID-19
Non-reaktif.
DIAGNOSIS

Diagnosis masuk : G3P2002 40 Minggu 0 Hari Tunggal/Hidup presentasi


bokong, preeklampsia dengan gambaran berat, ketuban pecah dini
Diagnosis terakhir : P3003 post SC hari ke-3, follow up eklampsia, HELLP
Syndrome class I, hipoalbuminemia
PENATALAKSANAAN
● Rawat inap

● SC Cito + IUD
● IVFD RL + MgSO4 40% 6 gram ~ 28 tpm s/d 24 jam post operasi
● IVFD RL + Oksitosin 20 IU ~ 28 tpm s/d 24 jam post operasi
● Ceftriaxone 1 gr tiap 12 jam IV
● DC s/d 6 jam post MgSO4
● Nifedipine 10 mg tiap 8 jam po bila MAP > 125 mmHg
● Perawatan post operatif
Monitoring: keluhan, tanda-tanda vital, tanda impending eklampsia, tanda intoksikasi MgSO4, produksi
urin, kontraksi uterus, perdarahan.
KIE

● Menjelaskan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, serta


diagnosis kepada pasien.
● Menjelaskan kondisi pasien saat ini kepada pasien dan keluarga serta rencana
tindakan dan perawatan selanjutnya.
PERJALANAN
PERSALINAN
PEMANTAUAN 2 JAM POST SC
Waktu Tekanan Darah Nadi Kontraksi uterus Perdarahan aktif

02.30 150/110 86 + baik -

02.45 150/110 84 + baik -

03.10 150/100 84 + baik -


PERKEMBANGAN KESEHATAN IBU
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis PEB: 1. 24 September 2021

Keluhan utama: Keluar cairan jernih dari vagina


ACOG 2020 → Tekanan darah ≥ 160 /110
mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 4 jam UK 40 minggu - TD 160/100 dan proteinuria +4
(memenuhi 1 kriteria)
Riwayat TD tinggi (Sistol 170) UK 33 minggu
PPK Sanglah → Tekanan darah ≥ 160
mmHg/110 mmHg dan proteinuria >5gr/24
Dapat ditegakan adanya diagnosis Preeklampsia
jam atau +4, oliguria, edema paru atau
Berat
sianosis, sindroma HELLP dan tanda- tanda
impending eklampsia
Dx masuk: G3P2002 40 Minggu 0 Hari Tunggal/Hidup presentasi

bokong, preeklampsia dengan gambaran berat, ketuban pecah

dini
DIAGNOSIS
1. 25 September 2021 (01.00)

SC cito bayi perempuan BBL 2920 gr

2. 25 September 2021 (siang)

Kejang 1 kali → tidak sadarkan diri 40 menit

Didahuluhi sakit kepala


Eklampsia: manifestasi konvulsif dari hipertensi
dalam kehamilan. Onset baru kejang tonik-klonik, Pemeriksaan Penunjang: platelet 20x103/µL, AST
fokal, atau multifokal tanpa adanya penyebab lain (SGOT) 243.4 U/L, ALT (SGPT) 146.8 U/L, LDH 1898
(epilepsi, iskemia arteri serebral, infark serebral, U/L
perdarahan intrakranial atau pemakaian obat)
Dapat ditegakan diagnosis adanya eklampsia
dan sindrom HELLP klas 1
Dapat terjadi sebelum, saat atau setelah ibu
melahirkan Dx 28/9/2021 P3003 post SC hari ke-2 fu
Eklampsia, HELLPSyndrome class I
FAKTOR RISIKO
Teori Kasus
1. Usia di atas 40 tahun 1. Usia 29 tahun
2. Nullipara 2. Melahirkan 2 anak sebelumnya
3. Multipara dengan riwayat preeklampsia 3. Tidak ada riwayat preeklampsia sebelumnya
sebelumnya 4. Menikah sekali
4. Multipara dengan kehamilan oleh pasangan 5. Jarak kehamilan sebelumnya 7 tahun
baru 6. Tidak ada riwayat preeklampsia pada ibu atau
5. Multipara dengan jarak kehamilan >10 tahun saudara perempuan
6. Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara 7. Bukan kehamilan multipel
perempuan 8. Tidak ada diabetes mellitus, hipertensi kronis,
7. Kehamilan multipel penyakit ginjal, atau sindrom antifosfolipid
8. Diabetes mellitus, hipertensi kronis, penyakit 9. Bukan kehamilan dengan inseminasi donor
ginjal, atau sindrom antifosfolipid sperma, oosit, atau embrio
9. Kehamilan dengan inseminasi donor sperma, 10. IMT pasien sebelum hamil 24,14 (sehat)
oosit, atau embrio
10. Obesitas atau IMT ≥ 35 sebelum hamil
PENATALAKSANAAN
Persalinan / Manajemen Ekspektatif (sesuai UK
dan kriteria terminasi kehamilan) Penatalaksanaan awal:

Antikonvulsan: MgSO4
Bolus MgSO4 40% 4 gram IV
loading dose 4-6 gram dalam 100 mL Nacl 0,9% atau dilanjutkan dengan MgSO4 28 tpm s/d
dekstrosa 5% secara intravena dalam 15-20 menit,
diikuti dengan rumatan infus kontinyu 2 gram per 24 jam
jam
Nifedipine 10 mg tiap 8 jam po bila
Monitor refleks, status mental, status pernafasan,
kadar serum Mg dan urine output MAP > 125 mmHg
Antihipertensi: lini pertama nifedipine
DC s/d 6 jam post MgSO4
Nifedipine : 10 - 20 mg per oral, dapat diulang 2 kali
setiap 30 menit. Dapat dilanjutkan dengan 10-20 mg SC Cito 25/9/2021 (01.00)
setiap 4 -6 jam (max 120 mg/hari)
KOMPLIKASI
1. Post SC

Setelah selesainya persalinan, pasien nyeri


kepala diikuti dengan kejang 1 menit dan lalu
pasien tidak sadarkan diri selama 40 menit
Eklampsia: manifestasi konvulsif dari hipertensi Pemeriksaan Penunjang: platelet 20x103/µL,
dalam kehamilan AST (SGOT) 243.4 U/L, ALT (SGPT) 146.8 U/L,
LDH 1898 U/L

Impending eklampsia: klinis sebelum terjadinya


eklampsia (nyeri kepala berat, gangguan
penglihatan, nyeri perut kuadran atas) Eklampsia dengan adanya impending
eklampsia dan sindrom HELLP klas 1
KESIMPULAN
Kesimpulan

● Preeklampsia berat = komplikasi kehamilan di mana terjadi kelainan pada endotel yang menyebabkan peningkatan
tekanan darah sistolik >160 mmHg, diastolik >110 mmHg, dan proteinuria positif +2/+3, disertai dengan adanya
edema pada kehamilan ≤20 minggu.
● Faktor risiko = usia risiko >40 tahun, nullipara, riwayat preeklampsia sebelumnya, diabetes melitus, hipertensi kronik,
gemeli, riwayat keluarga, dan obesitas.
● Gejala = adanya nyeri perut, sesak nafas, kenaikan berat badan, edema, dan hipertensi.
● Penatalaksanaan kuratif = terminasi kehamilan.

Telah dilaporkan suatu kasus pada wanita berusia 29 tahun dengan diagnosis preeklampsia dengan gambaran berat.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada pasien ditemukan
tekanan darah 160/110 mmHg pada saat MRS dan proteinuria +4 dari pemeriksaan urinalisis. Pasien juga memiliki
riwayat hipertensi pada usia kehamilan 33 minggu. Telah dilakukan perbandingan diagnosis dan penatalaksanaan pada
kasus terhadap teori dan didapatkan bahwa sebagian besar telah sesuai dengan teori yang ada.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai