BERAT
Penguji:
Komplikasi yang terjadi pada saat kehamilan dengan ciri yang khas
yaitu disertai dengan hipertensi ≥160/110 mmHg dan atau disertai
Preeklampsia berat dengan adanya protein urin positif 2 dan atau 3 dan lazim disertai
dengan edema pada kehamilan ≥20 minggu
EPIDEMIOLOGI
Proteinuria
- ≥300 mg / 24 jam urin ATAU
- Protein/Creatinine ratio ≥0.3 ATAU
- Dipstick protein 2+ (hanya bila kuantitatif tidak ada)
KRITERIA DIAGNOSIS (ACOG 2020)
Tidak ada proteinuria
Hipertensi onset baru dan onset baru salah satu dari berikut:
- Trombositopenia : ≤ 100 x 109/L
- Serum kreatinin ≥ 1.1 mg/dL atau meningkat 2x lipat tanpa gangguan ginjal
- Liver transaminase meningkat 2x lipat dari batas normal
- Edema paru
- Onset baru nyeri kepala tidak membaik dengan pengobatan dan tidak ada
diagnosis lain ATAU gangguan penglihatan
KRITERIA DIAGNOSIS (ACOG 2020)
Preeklampsia Berat
- Tekanan darah ≥ 160 /110 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 4 jam (kecuali sudah diberikan obat
antihipertensi sebelumnya)
- Serum kreatinin >1,1mg/dL atau meningkatnya serum kreatinin 2 kali lipat tanpa adanya penyakit
ginjal sebelumnya, atau ratio protein banding kreatinin 0.3 atau lebih
- Peningkatan liver transaminase 2 kali lipat dari batas atas normal, atau nyeri persisten perut kanan
atas, atau nyeri epigastrik, yang tidak membaik dengan pengobatan
- Edema paru
- Nyeri kepala onset baru yang tidak berpengaruh dengan obat, dan tidak berhubungan dengan
diagnosis lain, atau gangguan visual.
KRITERIA DIAGNOSIS (PPK Sanglah 2015)
Preeklampsia Ringan: Tekanan darah sistolik ≥ 140 sampai < 160 mmHg,
tekanan darah diastolik ≥ 90 sampai <110 mmHg dan proteinuria >0,3 g/L atau +2
● HELLP sindrom: Platelet <100x 109/L, SGOT/SGPT >70, dan LDH >600
● Impending eklampsia: nyeri kepala frontal, penglihatan kabur dan nyeri perut kuadran kanan atas
● Oliguria: produksi urin <500 cc/24 jam
PENATALAKSANAAN (UMUM)
Syarat:
● PEB / ada klinis keluhan nyeri kepala, gangguan visual, klonus, nyeri RUQ, dan tanda kejang
● Tersedia Kalsium Glukonat 10% (antidote) - 1 gr dalam 10 cc IV dalam 2-3 menit
● Refleks patella normal
● RR >16x/menit
● Tidak ada distress nafas
Dosis
● Loading dose 4-6 gr dalam 100 mL NaCl 0,9% atau D5% dalam 15-20 menit
● Rumatan IV kontinyu 2 gr / jam
Monitor: refleks, status mental, status pernafasan, kadar serum Mg, dan urine output
PENATALAKSANAAN (Antikonvulsan dan Antihipertensi)
Antihipertensi
Rekomendasi penurunan <160/110 mmHg dengan penurunan bertahap tidak
lebih dari 25% dalam 1 jam
● Nifedipine : 10 - 20 mg per oral, dapat diulang 2 kali setiap 30 menit. Dapat dilanjutkan
dengan 10-20 mg setiap 4 -6 jam (max 120 mg/hari)
● Hydralazine : 5-10 mg IV dalam 2 menit dapat diulang setelah 20 menit
● Labetalol parenteral : 20 mg IV dalam 10 menit, 40 mg IV pada 10 menit kedua, 80 mg IV
pada 10 menit. Dosis maksium 220-300 mg per hari
KOMPLIKASI
● Kelahiran preterm
● IUGR
● IUFD
● Sindrom HELLP
● Eklampsia
● Disfungsi organ maternal → HF, peripartum cardiomyopathy, edema paru, DIC,
komplikasi serebrovaskular, AKI, gagal hati, ruptur hati, ascites, retinal detachment
KOMPLIKASI (Sindrom HELLP)
Riwayat Menstruasi
Pasien mengalami menstruasi pertama kali pada saat pasien berusia 14 tahun, saat pasien duduk di bangku
sekolah menengah pertama. Menstruasi sebelum hamil dikatakan teratur setiap bulan dengan siklus 28 hari.
Lama menstruasi saat menggunakan kontrasepsi IUD sekitar 5 hari, dan saat pasien tidak menggunakan IUD
sekitar 7 hari. Frekuensi mengganti pembalut sekitar 3 kali dalam sehari (±60 ml). Hari pertama haid
terakhir (HPHT) dikatakan lupa.
Riwayat Pernikahan
Pasien menikah satu kali pada tahun 2010, saat pasien berusia 18 tahun dan suami pasien berusia 20 tahun.
ANAMNESIS
Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
Pasien menggunakan kontrasepsi berupa IUD setelah kelahiran anak pertama dan kedua. Beberapa
bulan sejak penggunaan IUD pertama, pasien merasakan nyeri di sekitar pemasangan IUD, sehingga
IUD dilepas. Pada saat penggunaan kedua, pasien tidak merasakan keluhan apapun. Pasien melakukan
kontrol penggunaan IUD apabila mengalami keluhan. Kemudian IUD dilepas satu tahun yang lalu,
sehinga lama penggunaan IUD kedua sekitar 5 tahun. Segera setelah dilahirkannya anak ketiga,
dilakukan pemasangan IUD pada pasien.
Riwayat Obstetri
● SC Cito + IUD
● IVFD RL + MgSO4 40% 6 gram ~ 28 tpm s/d 24 jam post operasi
● IVFD RL + Oksitosin 20 IU ~ 28 tpm s/d 24 jam post operasi
● Ceftriaxone 1 gr tiap 12 jam IV
● DC s/d 6 jam post MgSO4
● Nifedipine 10 mg tiap 8 jam po bila MAP > 125 mmHg
● Perawatan post operatif
Monitoring: keluhan, tanda-tanda vital, tanda impending eklampsia, tanda intoksikasi MgSO4, produksi
urin, kontraksi uterus, perdarahan.
KIE
dini
DIAGNOSIS
1. 25 September 2021 (01.00)
Antikonvulsan: MgSO4
Bolus MgSO4 40% 4 gram IV
loading dose 4-6 gram dalam 100 mL Nacl 0,9% atau dilanjutkan dengan MgSO4 28 tpm s/d
dekstrosa 5% secara intravena dalam 15-20 menit,
diikuti dengan rumatan infus kontinyu 2 gram per 24 jam
jam
Nifedipine 10 mg tiap 8 jam po bila
Monitor refleks, status mental, status pernafasan,
kadar serum Mg dan urine output MAP > 125 mmHg
Antihipertensi: lini pertama nifedipine
DC s/d 6 jam post MgSO4
Nifedipine : 10 - 20 mg per oral, dapat diulang 2 kali
setiap 30 menit. Dapat dilanjutkan dengan 10-20 mg SC Cito 25/9/2021 (01.00)
setiap 4 -6 jam (max 120 mg/hari)
KOMPLIKASI
1. Post SC
● Preeklampsia berat = komplikasi kehamilan di mana terjadi kelainan pada endotel yang menyebabkan peningkatan
tekanan darah sistolik >160 mmHg, diastolik >110 mmHg, dan proteinuria positif +2/+3, disertai dengan adanya
edema pada kehamilan ≤20 minggu.
● Faktor risiko = usia risiko >40 tahun, nullipara, riwayat preeklampsia sebelumnya, diabetes melitus, hipertensi kronik,
gemeli, riwayat keluarga, dan obesitas.
● Gejala = adanya nyeri perut, sesak nafas, kenaikan berat badan, edema, dan hipertensi.
● Penatalaksanaan kuratif = terminasi kehamilan.
Telah dilaporkan suatu kasus pada wanita berusia 29 tahun dengan diagnosis preeklampsia dengan gambaran berat.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada pasien ditemukan
tekanan darah 160/110 mmHg pada saat MRS dan proteinuria +4 dari pemeriksaan urinalisis. Pasien juga memiliki
riwayat hipertensi pada usia kehamilan 33 minggu. Telah dilakukan perbandingan diagnosis dan penatalaksanaan pada
kasus terhadap teori dan didapatkan bahwa sebagian besar telah sesuai dengan teori yang ada.
TERIMA KASIH