Anda di halaman 1dari 28

DR. JONNY, SP.

PD – KGH, MKES, MM
PEMILIHAN DIALISIS
UNTUK ANAK-ANAK
Indikasi memulainya dialisis adalah bila eGFR
(me  sesuai pertambahan usia)
• eGFR 6,3 mL/menit/1,73 m2 (bayi <1 th)
• eGFR 13,5 mL/menit/1,73 m2 (remaja)

Formula Schwartz kurang akurat pada kisaran


eGFR yang lebih rendah dan malnutrisi

Serum protein cystatin C = alternatif baru


menilai eGFR yang lebih akurat
PEMILIHAN DIALISIS
UNTUK ANAK-ANAK
Pemilihan modalitas dialisis (PD vs HD) harus secara
individual, terkait kebutuhan masing-masing pasien dan
keluarga pasien:
– Usia pasien
– Lifestyle
– Referensi parental sendiri
– Apakah pasien dan/atau keluarganya dapat patuh
menjalankan dialisis di rumah

*Data hasil pendukung pemilihan dialisis terbatas pada bayi karena


angka kematian paling tinggi pada kelompok usia ini.
PEMILIHAN DIALISIS
UNTUK ANAK-ANAK
• Dialisis emergensi  hemodialis (HD) = satu-satunya
terapi pengganti fungsi ginjal untuk anak-anak dengan
gangguan ginjal akut
• HD  anak dengan penyakit ginjal kronik yang
memiliki kontraindikasi PD
HEMODIALISIS (HD)

• Terapi terpilih pada 25% pasien penyakit ginjal tahap


akhir yang berusia 0-5tahun
• Penggunaan HD terbatas, karena :
– Kerumitan teknik untuk akses vaskular dan segala
perlengkapannya
– Jarak ke unit dialisis kurang/tidak terjangkau
– Persepsi bahwa pertumbuhan anak lebih baik dengan PD
dibandingkan HD
– Pembuangan cairan yang lebih minimal dibandingkan PD
INDIKASI HD

• Gagal ginjal akut/kronik pada bayi dengan :


– Omphalocele
– Gastroschisis
– Hernia diafragmatika
– Kebocoran peritoneal-pleura
• Riwayat trauma/operasi abdomen atau intra-abdomen
• Penyakit paru kronik
• Bladder extrophy
HD neonatus/bayi

• Semua bayi yang HD dilakukan melalui kateter perkutaneus eksternal


• Penempatan kateter yang benar (ujung kateter berada di dalam vena
cava superior) penting untuk mencapai aliran yang kuat  konfirmasi
radiografi.

Neonatus • Kateterisasi pembuluh umbilikalis

Bayi >> • Kateterisasi femoralis

• Kateterisasi subklavian/internal
Rekomendasi jugular
HEMODIALISIS (HD)

• Selama HD, kateter harus dibilas dengan


heparin 1000 U/ml dengan volume yang sesuai
dengan isi lumen kateter

• Komplikasi kateter perkutaneus eksternal :


– Sepsis terkait kateter
– Infeksi area masuk (exit site) kateter
– Obstruksi kateter
Volume
Ekstrakorporeal

• Bayi yang kecil (terutama <10kg) 


komplikasi >>>
• Blood lines dan dialyzer priming volume
ditentukan hati-hati  batasi vol darah
ekstrakorporeal <10% dari vol darah bayi
(80mL/kg)
• BB <8kg  vol ekstrakorporeal >10% dari
vol darah bayi  diperlukan packed red blood
cells (PRC)
Volume
Ekstrakorporeal
 Volume ekstrakorporeal:
• Volume mengisi tubing ( tubing filling volume) dan
volume priming dializer
 Volume ekstrakoporeal = < 10% volume darah
 Volume darah
• Neonatus = 100 mL/kgBB
• Anak < 10 kg = 80 mL/kgBB
• Anak > 10 kg = 70 mL/kgBB
 Volume cairan mengisi tubing dialisis:
• Neonatus : 34 mL
• Anak : 74 mL
• Dewasa : 128 mL
TATALAKSANA HD

• Penggunaan darah dari bank darah memiliki beberapa


risiko:
 Potasium  hiperkalemia pada awal HD
 Viskositas darah  high circuit resistance
 Penggunaan heparin >>>
 Oksigenasi darah <<<  hipoksia

• Bayi yang lbh besar, dengan vol <10% dari vol darah di
jalur ekstrakorporeal  beri albumin 5%/normal saline
TATALAKSANA HD

• Dialyzer harus dapat membuat klirens urea 3-5


ml/kg/menit dan small priming volume
• BUN tinggi (>100 ml/dl)  klirens urea harus turun
sampai 1,5-2 ml/kg/menit dengan me  aliran darah
untuk beberapa sesi awal sampai BUN terkontrol
• BUN tinggi  beri manitol (1 g/kgBB) melalui dialisis
(minimalkan perubahan osmotik  cegah edema
serebri)
• Metabolik anak baik  tercapai pertumbuhan normal
TATALAKSANA HD

• Pembuangan cairan melalui ultrafiltrasi harus hati-hati


• Penilaian berat badan kering dan berat badan sekarang
secara akurat perlu dilakukan sebelum dialisis untuk
mengatur volume ultrafiltrasi
• Total ultrafiltrasi harus tidak lebih dari 5% berat bayi 
hindari sirkulasi kolaps
• Monitor BB, TD, nadi, pernafasan, suhu, pucat, status
mental, capillary refill time
TATALAKSANA HD

• Bayi  volume ekstrakorporeal besar  regulasi suhu


sangat penting (monitor suhu berkala)
• Regulasi suhu dengan pemilihan dialisat dengan hati-
hati
– BB >10kg  suhu dialisat 39oC
– BB sangat kecil/bayi yang sakit
 radiant heater
HEMODIALISIS (HD)

• HD konvensional (3 kali/minggu, 4-6 jam/sesi)


• HD intensif, termasuk short daily HD, intermittent
nocturnal HD, daily nocturnal HD menjadi strategi
penting untuk memaksimalkan perawatan
• HD intensif :
 Kontrol kadar fosfat, anemia, tekanan darah
 Pertumbuhan dan nutrisi
• Home HD: rencana ke depan untuk me  outcome
ANTIKOAGULAN
PADA HD ANAK-ANAK

• Standar  HEPARIN
• Sensitivitas heparin berbeda-beda, tergantung pada kadar
uremik pasien
• Tes koagulasi harus selalu dikerjakan sebelum memulai HD
dan setelah beberapa waktu selama dialisis
• Monitor heparin :
– partial thromboplastin time (PTT)
– whole blood clotting time
– activated clotting time (ACT)
ANTIKOAGULAN
PADA HD ANAK-ANAK
• Target di setiap unit dialisis bervariasi (25 dan 300% di atas
batas dasar)
• Bolus heparin pada awal dialisis
Dosis Heparin Total Dosis Inisial
Berat Badan (kg)
(IU/kg) Heparin (IU)

• 5-15 • 10-16 • 50-250


• >15-25 • 16-20 • 250-500
• >25 • 20 • 500-1000

• Total dosis heparin dalam satu dialisis (3 jam) = < 100 IU/kg
• Heparin dihentikan 30 menit sebelum akhir dialisis
ANTIKOAGULAN
PADA HD ANAK-ANAK

• ACT dinilai pada beberapa waktu, dosis heparin dititrasi


untuk menjaga ACT setidaknya 150% dari nilai batas dasar
• Efek residual heparin  protamin infus 15-30 menit
(1 mg protamin menetralkan 100 U heparin)
• Heparin pada sisi arteri dialyzer, protamin pada sisi vena
• Sistem heparinisasi ini diubah menjadi  dialisis dengan
penggunaan dosis rendah – free heparin
PROTOKOL HEPARINISASI
DOSIS RENDAH

1. Dialyzer diisi dengan 1 L NS dengan ditambahkan 2000 IU heparin,


di-drain, dan diisi ulang dengan normal salin
2. Batas dasar koagulasi diukur – Sistem Hemochron untuk ACT
3. ACT >125% normal: dialisis dimulai tanpa heparin
4. ACT <125% normal: heparin loading dose (10 IU/kg)
5. ACT diulang setiap jam dan setiap bolus heparin  penting untuk
mempertahankan tes koagulasi setidaknya 25% diatas normal
6. ACT tetap 25% diatas normal tanpa terapi : tidak diberikan heparin
7. Dialyzer dibilas dengan NS setiap 30 menit untuk mengecek adanya
clotting (25 ml pada anak BB<20kg; 50 ml pada anak lebih besar)
SITRAT

• Antikoagulan yang dikatakan akan menjadi


alternatif dari heparin
• Efek antikoagulannya dengan mengikat ion
kalsium bebas  cegah aktivasi calcium dependent
procoagulant
• Tidak memiliki efek antikoagulan sistemik seperti
heparin
• Komplikasi: intoksikasi sitrat dengan
hipokalsemia, aritmia, dan parestesi, serta
hipernatremia
Komponen Peresepan Hemodialisis
Standar Komponen
Pediatric/Neonatal tergantung besarnya pasien Blood Line

Ukuran dializer tidak boleh lebih dari Ukuran dializer


75-100% luas permukaan pasien
90mL/m2/mnt sp maksimum 150-200 Kecepatan darah
mL/m2/min*
Standar: 500 mL/mnt, dapat bervariasi 300-800 Kecepatan dialisat
mL/mnt
140 mmol/L Komposisi dialisat * Sodium
2-3 mmol/L Potassium
40 mEq/L Bicarbonate
1.25-1.5 mmol/L Calcium
1.5 - 2% BB/jam dan tidak lebih dari 5% Kecepatan ultrafiltrasi
BB/sesi dialisis*
Standar: Heparin; Loading dose 2000 IU/m2 Antikoagulan
dilanjutkan 400 IU/m2/hr*
Tiga kali per minggu, selama 3-4 jam per sesi Lama dan frekuensi HD
untuk mencapai Kt/V 1.2 - 1.4
21
Monitoring
Monitoring: mencegah pengeluaran cairan
berlebih dan hipotensi
• Tekanan darah
• Tanda vital
• Gelisah, mual, perubahan warna kulit,
muntah

Rasio perawat & anak selama dialisis= 1:1


Monitoring Pasien pada Hemodialisis Kronik
Evaluasi Frekuensi
Monitoring kejadian simpang Terus menerus selama dialisis
Tanda vital Setiap setengah jam selama dialisis
Pemeriksaan fisik rutin Sekali, setiap sesi
Pemeriksaan tempat akses HD Sekali, setiap sesi
Gula darah dan elektrolit Sekali, setiap sesi
Uji fungsi ginjal dan hati Setiap minggu
Darah rutin Setiap minggu
Konsultasi gizi Setiap minggu
Pemeriksaan parathormon dan besi Setiap 3 bulan

Kt/v Sesi pertama 4 dialisis, kemudian setiap 3 bulan


Rasio reduksi ureum Sesi pertama 4 dialisis, kemudian setiap 3 bulan

EKG, ekokardiogram Setiap 6 bulan


Serologi virus Sekali dalam 6 bulan
PCR virus (heparatitis B, hepatitis C) Jika transaminase meningkat

Biakan darah dan kateter Jika demam >24 jam


Tatalaksana Nutrisi

 Tata laksana nutrisi= predialitik


 Diet:
• Kalori dan protein: 100-110% RDA
• Protein:
- < 3 thn: 2,5-3,0 g/kg
- 3-12 thn: 2,0-2,5 g/kg
- > 12 thn: 1,0-1,5 g/kg
• Vitamin dan mikronutrien
• Albumin darah: > 3 g/Dl
 Terapi lain: eritropoietin, vit D, besi
Peritoneal Dialisis
pada Anak
CAPD pada Anak
• Volume cairan:
• Awal: 15-20mL/kgBB
• Dinaikkan bertahap menjadi:
- Bayi dan anak kecil: 40-
50mL/kgBB
- Anak: 30-40mL/kgBB
KESIMPULAN

• HD : dialisis emergensi pada pasien gagal ginjal akut


• HD : aman dan efektif dengan peralatan dan
pemahaman prinsip penggunaan dialisis ini
• HD bukan 1st line terapi pengganti ginjal pada pediatrik
dengan gagal ginjal tahap akhir
• HD digunakan pada anak yang memiliki
kontraindikasi penggunaan PD
TERIMA KASIH

10/4/16 1

Anda mungkin juga menyukai