Anda di halaman 1dari 17

Dialisis

pada
Kehamilan
DR. JONNY, SP.PD-KGH, MKES, MM
Frekuensi & Outcome
 Frekuensi angka kehamilan pada pasien dialisis :
US : 0,5% / tahun , Belgia : 0,3% / tahun , Arab Saudi : 1,4% /
tahun.
 Konsepsi terjadi 2-3x > sering pada pasien HD dibandingkan
pasien PD.
 Kehamilan terjadi pada :
 44% setelah dimulainya dialisis.
 74% wanita hamil yang kemudian melakukan dialisis.
 Outcome :
 56% ketidaksuksesan kehamilan berakhir dengan aborsi spontan.
 11% still-birth.
 14% neonatal death.
 18% aborsi terapetik.
Diagnostik Kehamilan
 Diagnosis biasanya baru pada trimester kedua.
 Tes darah (penilaian kuantitatif serum hCG), dapat false (+)
dan false (-)  sejumlah kecil hCG yang diproduksi oleh sel
somatik diekskresikan cukup lambat pada gagal ginjal untuk
kadar darah menjadi borderline (+) hamil.
(*Selama kehamilan, kadar hCG >  dari yang seharusnya)
 Ultrasound: menentukan usia gestasi.
 Tes urin kehamilan tidak dianjurkan.
 Amenorea: sering dan menjadi gejala awal kehamilan seperti
mual yang sering disebabkan masalah metabolik &
gastrointestinal.
Hemodialisis (HD)
pada Kehamilan
 Peningkatan intensitas HD ≥ 20jam/minggu (HD
intensif) terbukti memberikan outcome yang
lebih baik.
 HD ditingkatkan sebanyak 3-4 sesi/minggu.
 Ganjii et al: Modifikasi HD nokturnal dilaporkan
bermanfaat bagi pasien yang hamil dengan
hipertensi tak terkontol dan dapat melahirkan
normal tanpa terjadi prematuritas.
HD INTENSIF
 HD yang berlangsung selama 4 jam dan
dilakukan sebanyak 5-6 sesi / minggu.
 HD dengan Kt/V 1,5-1,7 / sesi.
 Sebuah analisis kohort pada 22 kehamilan
dengan HD intensif  angka kelahiran
hidup sebesar 86,4% dan rata-rata usia
kehamilan 36 minggu dimana sudah
terjadi pematangan paru sudah.
HD INTENSIF

 Membutuhkan kelengkapan peralatan yang


dapat mengatur aliran darah tinggi (250-400
ml/menit) dan cairan dialisis (600-800
ml/menit)  digunakan unrecycled
dialyzers dengan kompatibilitas tinggi.
 Menghindari kehilangan cairan yang banyak dan
perubahan osmolaritas yang mendadak.
Keuntungan HD INTENSIF
 Kadar BUN <16-18 mmol/L.
 Tekanan darah lebih terkontrol  menurunkan
penggunaan antihipertensi.
 Peningkatan nutrisi maternal (kebebasan diet
lebih banyak dibanding dengan yang HD
konvensional).
 Usia kehamilan yang lebih panjang (tidak
terjadinya prematuritas).
 Peningkatan berat badan lahir janin.
 Restriksi perkembangan janin dapat ditekan.
Efek yang mungkin disebabkan
HD INTENSIF
 Alkalosis pada ibu  diberikan bikarbonat konsentrasi
rendah (25 mEq/L), me  ultrafiltrasi.
 Hipofosfatemia  diberikan suplemen oral atau
peningkatan asupan (penambahan fosfor dalam dialisat
dapat menjadi masalah yang rumit).
 Ultrafiltrasi yang sangat cepat  penurunan aliran darah
fetal/plasenta.
 10-15 g asam amino dapat hilang  direkomendasikan
asupan tinggi protein (1,5-1,8 g/kgBB/hari).
Polihidramnion
 Dapat terjadi karena klirens uremik yang tidak
adekuat  peningkatan BUN pada diuresis fetal)
atau volume overload.
 HD internsif  menurunkan kemungkinan
terjadinya hal ini dengan cara meningkatkan
dialisat atau meningkatkan volume ultrafiltrasi).
 Namun penurunan berat maternal yang drastis
dengan mengeluarkan cairan dalam jumlah
besar dapat menyebabkan penurunan aliran
darah fetal/plasenta.
Perlu Perhatian
  pengeluaran cairan pada setiap kali dialisis 
me  risiko hipotensi saat dialisis.
 Pemberian kalsium:
 Kadarkalsium dialisat 3,5 mEq/L, pasien
menerima kalsium hampir 1g/sesi  risiko
hiperkalsemia.
 Rekomendasi kadar kalsium: 2,5 mEq/L.
 Kadar potasium dialisat ditingkatkan menjadi 3-3,5
mmol/L  mencegah hipokalemia.
Perlu Perhatian

 Besarnya ultrafiltrasi harus disesuaikan


secara individual  menghindari hipotensi,
hipovolemia dan aritmia.
 Heparinisasi  untuk clotting pada jalur
ekstrakorporeal dan akses dialisis; heparin
tidak menembus sawar plasenta.
Monitoring
 Tekanan darah dan denyut
jantung ibu (sebelum, selama, dan
setiap setelah dialisis).
 Serum elektrolit secara rutin.
 Kenaikan berat badan ibu.
 Denyut jantung janin dan taksiran
berat janin.
Tatalaksana Dialisis
pada Pasien Hamil

• Kuantitatif serum hCG


Diagnosis • Ultrasound

• Hemodialisis
• Pe waktu dialisis ≥20
Rejimen jam/minggu
Dialisis • Penyesuaian dialisat: hindari
hiperkalsemia & alkalosis
• Monitor hiperfosfatemia
Tatalaksana Dialisis
pada Pasien Hamil

• Hipertensi
• Jaga tekanan darah <140/90
• 1st line : α-metildopa, labetalol, β-
blocker
Masalah • 2nd line : hidralazin, CCB, klonidin
Medis • Hindari ACE-I, ARB
• Anemia
• Eritropoetin (pertahakan Ht >30%)
• Transfusi (jika Ht <25%)
Tatalaksana Dialisis
pada Pasien Hamil
• Kelahiran prematur
• Magnesium: berikan bolus dan beri dosis
ulang hanya setelah dialisis
• Indometasin: penilaian rutin kondisi fetus
• Ultrasound monitor oligohidramnion dan
dilatasi ventrikel kanan fetus
• Monitor fungsi ginjal residu
Masalah • Fetal distress
Obstetrik • Evaluasi 2 kali seminggu (dari usia
kehamialan 26 minggu)
• Hindari oksitoksin
• Growth retardation
• Ultrasound setiap bulan pada trimester 1-2
• Delivery
• Sesuai dengan indikasi obstetrik umumnya
Dialisis Peritoneal
pada Kehamilan
 Data mengenai kehamilan pada PD masih
sangat sedikit dan terbatas.
 Insidensi juga lebih rendah dari HD.
 Data dari registrasi pasien hamil dengan dialisis
menunjukkan tidak adanya perbedaan hasil
pada ibu dan janin antara pasien dengan HD
dan PD.
 PD intensif sulit dilakukan, pada akhir kehamilan
sering distensi abdomen  perlu di  volume.
TERIMA KASIH

10/4/16 1

Anda mungkin juga menyukai