Anda di halaman 1dari 20

Dialisis

pada
Kehamilan
DR. JONNY, SP.PD-KGH, MKES, MM
Pendahuluan
 Kehamilan pada pasien PGK merupakan tantangan
bagi ibu dan anak.
 Walaupun angka mortalitas, prematuritas, dan berat
badan lahir rendahnya tinggi, namun keberhasilan
kehamilan pada pasien dialisis meningkat dari waktu
ke waktu dengan fetal survival ∼25% per dekade (dari
23% tahun 1980, menjadi ∼50% tahun 1998, sampai
lebih dari 90% pada tahun2 terakhir)
 Peningkatan ini karena pendekatan yang lebih agresif
pada pasien dialisis yang hamil.
Pregnancy in end-stage renal disease patients on dialysis: how to achieve a successful delivery. G Manisco et al Clin Kidney J
(2015) 8: 293–299; doi: 10.1093/ckj/sfv016
Peresepan Dialisis
 Jadwal lebih intensif dengan blood urea nitrogen
(BUN) ,16-18 mmol/L.
 Tingkatkan frekuensi HD
 Beralih ke HD malam yang Panjang atau
turunkan volume dweling menjadi 800mL
 Monitoring secara hati-hati uterin dan fetal selama
dialisis
 Karena hemodinamik ibu yang tidak stabil dapat
mempengaruhi sirkulasi uteroplasenta
→berhubungan dengan induksi kontraksi uterin.
Pregnancy in end-stage renal disease patients on dialysis: how to achieve a successful delivery. G Manisco
et al Clin Kidney J (2015) 8: 293–299; doi: 10.1093/ckj/sfv016
Frekuensi & Outcome
 Frekuensi angka kehamilan pada pasien dialisis :
US : 0,5% / tahun , Belgia : 0,3% / tahun , Arab Saudi : 1,4% /
tahun.
 Konsepsi terjadi 2-3x > sering pada pasien HD dibandingkan
pasien PD.
 Kehamilan terjadi pada :
 44% setelah dimulainya dialisis.
 74% wanita hamil yang kemudian melakukan dialisis.
 Outcome :
 56% ketidaksuksesan kehamilan berakhir dengan aborsi spontan.
 11% still-birth.
 14% neonatal death.
 18% aborsi terapetik.
Diagnostik Kehamilan
 Diagnosis biasanya baru pada trimester kedua.
 Tes darah (penilaian kuantitatif serum hCG), dapat false (+)
dan false (-) → sejumlah kecil hCG yang diproduksi oleh sel
somatik diekskresikan cukup lambat pada gagal ginjal untuk
kadar darah menjadi borderline (+) hamil.
(*Selama kehamilan, kadar hCG >  dari yang seharusnya)
 Ultrasound: menentukan usia gestasi.
 Tes urin kehamilan tidak dianjurkan.
 Amenorea: sering dan menjadi gejala awal kehamilan seperti
mual yang sering disebabkan masalah metabolik &
gastrointestinal.
Hemodialisis (HD)
pada Kehamilan
 Peningkatan intensitas HD ≥ 20jam/minggu (HD
intensif) terbukti memberikan outcome yang
lebih baik.
 HD ditingkatkan sebanyak 3-4 sesi/minggu.
 Ganjii et al: Modifikasi HD nokturnal dilaporkan
bermanfaat bagi pasien yang hamil dengan
hipertensi tak terkontol dan dapat melahirkan
normal tanpa terjadi prematuritas.
HD INTENSIF
 HD yang berlangsung selama 4 jam dan
dilakukan sebanyak 5-6 sesi / minggu.
 HD dengan Kt/V 1,5-1,7 / sesi.
 Sebuah analisis kohort pada 22 kehamilan
dengan HD intensif → angka kelahiran
hidup sebesar 86,4% dan rata-rata usia
kehamilan 36 minggu dimana sudah
terjadi pematangan paru.
HD INTENSIF
 Membutuhkan kelengkapan peralatan
yang dapat mengatur aliran darah
tinggi (250-400 ml/menit) dan cairan
dialisis (600-800 ml/menit) → digunakan
unrecycled dialyzers dengan
kompatibilitas tinggi.
 Menghindarikehilangan cairan yang
banyak dan perubahan osmolaritas yang
mendadak.
Keuntungan HD INTENSIF
 Kadar BUN <16-18 mmol/L.
 Tekanan darah lebih terkontrol → menurunkan
penggunaan antihipertensi.
 Peningkatan nutrisi maternal (kebebasan diet
lebih banyak dibanding dengan yang HD
konvensional).
 Usia kehamilan yang lebih panjang (tidak
terjadinya prematuritas).
 Peningkatan berat badan lahir janin.
 Restriksi perkembangan janin dapat ditekan.
Efek yang mungkin disebabkan
HD INTENSIF
 Alkalosis pada ibu → diberikan bikarbonat konsentrasi
rendah (25 mEq/L), me  ultrafiltrasi.
 Hipofosfatemia → diberikan suplemen oral atau
peningkatan asupan (penambahan fosfor dalam dialisat
dapat menjadi masalah yang rumit).
 Ultrafiltrasi yang sangat cepat → penurunan aliran darah
fetal/plasenta.
 10-15 g asam amino dapat hilang → direkomendasikan
asupan tinggi protein (1,5-1,8 g/kgBB/hari).
Polihidramnion
 Dapat terjadi karena klirens uremik yang tidak
adekuat → peningkatan BUN pada diuresis fetal)
atau volume overload.
 HD internsif → menurunkan kemungkinan
terjadinya hal ini dengan cara meningkatkan
dialisat atau meningkatkan volume ultrafiltrasi).
 Namun penurunan berat maternal yang drastis
dengan mengeluarkan cairan dalam jumlah
besar dapat menyebabkan penurunan aliran
darah fetal/plasenta.
Perlu Perhatian
  pengeluaran cairan pada setiap kali dialisis →
me  risiko hipotensi saat dialisis.
 Pemberian kalsium:
 Kadarkalsium dialisat 3,5 mEq/L, pasien
menerima kalsium hampir 1g/sesi → risiko
hiperkalsemia.
 Rekomendasi kadar kalsium: 2,5 mEq/L.
 Kadar potasium dialisat ditingkatkan menjadi 3-3,5
mmol/L → mencegah hipokalemia.
Perlu Perhatian

 Besarnya ultrafiltrasi harus disesuaikan


secara individual → menghindari hipotensi,
hipovolemia dan aritmia.
 Heparinisasi → untuk pembekuan pada
jalur ekstrakorporeal dan akses dialisis;
heparin tidak menembus sawar plasenta.
Monitoring
 Tekanan darah dan denyut
jantung ibu (sebelum, selama, dan
setiap setelah dialisis).
 Serum elektrolit secara rutin.
 Kenaikan berat badan ibu.
 Denyut jantung janin dan taksiran
berat janin.
Tatalaksana Dialisis
pada Pasien Hamil
Tatalaksana Dialisis
pada Pasien Hamil
Tatalaksana Dialisis
pada Pasien Hamil
Dialisis Peritoneal
pada Kehamilan
 Data mengenai kehamilan pada PD masih
sangat sedikit dan terbatas.
 Insidensi juga lebih rendah dari HD.
 Data dari registrasi pasien hamil dengan dialisis
menunjukkan tidak adanya perbedaan hasil
pada ibu dan janin antara pasien dengan HD
dan PD.
 PD intensif sulit dilakukan, pada akhir kehamilan
sering distensi abdomen → perlu di  volume.
TERIMA KASIH

10/4/16 1

Anda mungkin juga menyukai