Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN

KEPERAWATAN
KOMPLIKASI INFEKSI
PADA PASIEN
PERITONEAL DIALISIS
NAMA : Sumarsih, S.Kep, Ns
NIP : 19800505 199903 2 001
Alamat :Jl. Durian Barat no 14 Lamper Kidul Semarang
Email/WA/IG : fachradina@gmail/081325974973/sumarsih_rsdk
Riw Pendidikan : SDN Pandean Lamper 02 Semarang Lulusan Th. 1992
SMPN 29 Semarang Lulusan Th. 1995
SPK Depkes Kariadi Semarang Lulusan Th. 1998
D3 Keperawatan Poltekkes Semarang Lulusan Th. 2005
S1/Ners Keperawatan UNDIP Semarang Lulusan th. 2016
 Riw Pekerjaan : Sebagai Perawat Pelaksana di RSUP Dr. Kariadi Semarang
Th. 1999 s/d Th 2005, di Instalasi Rawat Jalan
Th. 2005 s/d Sekarang, di Ruang Hemodialisa
Riw Keorganisasian: Bendahara I DPK PPNI RSUP Dr. Kariadi Semarang
Bendahara I IPDI Korwil Semarang Atlas
Anggota I Bidang Kesejahteraan FPKHI Jawa Tengah
KOMPLIKASI CAPD

INFEKSI
NON INFEKSI
INFEKSI PADA EXIT
SITE / TUNNEL
NORMAL EXIT SITE

• Cairan jernih di kateter


• Kulit tampak normal dan tanpa
ada krusta di sekitar kateter
I
N
F
E
K
S
I
Infeksi Tunnel:
•Eritema
Infeksi exit site :
•Terdapat pus/nanah
•Edema atau nyeri di area
•Dengan/tanpa inflamasi
subkutis diatas tunnel
•Sering tidak nyata USG (merah, bengkak, nyeri)
EXIT SITE INFEKSI
EXIT SITE INFEKSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN INFEKSI
EXIT SITE / TUNNEL

 Teknik implantasi
Kateter yang mengarah ke atas Cuff yang
terdorong keluar meningkatkan resiko ESI
 Perawatan Exit site
Mandiri dan Kolaborasi
PENCEGAHAN INFEKSI
EXIT SITE / TUNNEL

Perbaiki gizi
Hindari terdorongnya cuff keluar

Identifikasi masalah secepatnya.


Lakukan tindakan sesuai SPO
Edukasi
PENCEGAHAN TRAUMA
1. Pasien dijelaskan
untuk menghindari
Tension & Tugging
semua hal ini yang
membahayakan exit
Garukan Iritasi oleh pakaian
Regangan & sentakan
site.

2. Tidak tidur telungkup


Dirt atau miring menekan
exit site terlalu lama
Debu krusta
Berendam dalam air

3. Jangan
membersihkan atau
menggosok terlalu
Krim/salep
keras.
Bedak obat bebas alkohol
PERITONITIS
PERITONITIS
Pengertian
• adalah infeksi rongga peritoneum akibat
masuknya mikro-organisme melalui kateter,
celah kateter ataupun invasi dari dinding usus
Manifestasi Klinis
• Cairan dialisat yang keruh
• Nyeri perut
• Demam

Diagnosis
• Diagnosis peritonitis minimal 2 dari kriteria dibawah :
• Cairan yang keruh
• Hitung sel dialisat >100 µl
• Sel PMN >50%
• Atau kultur dialisat positif
Dua tempat yang dapat menjadi sumber
masuknya kuman ke dalam peritoneum :

1. Melalui ujung konektor dari pasien ke Twin


bag selama proses pertukaran cairan.

2. Melalui exit site


Peritoneal Dialysis
International, Vol.
36, pp. 481–508
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM
PENGELOLAAN KOMPLIKASI INFEKSI PASIEN CAPD

ASUHAN KEPERAWATAN KOMPERHENSIP:


- INDIVIDU
- KELUARGA
- Edukator yang handal :
• Mengetahui tanda dan gejala infeksi
• Memberitahu keluarga apa yg harus dilakukan
• Melakukan perawatan mandiri dan kolaborasi
• Modifikasi lingkungan dalam keluarga
• Menjelaskan upaya pencegahan
• Optimalisasi hasil penanganan infeksi dengan kontrol berkelanjutan

PASIEN DAN KELUARGA SEBAGAI BAGIAN PENTING


DALAM MENCAPAI KRITERIA HASIL YANG DI HARAPKAN
ASKEP PADA PASIEN
PERITONEAL DIALISIS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Nyeri abdmonen
2. Riwayat kesehatan sekarang
Didapat keluhan lainnya yang menyertai
nyeri, seperti peningkatan suhu tubuh, pus,
inflamasi, mual, dan muntah
3. Riwayat kesehatan dahulu
menentukan penyakit dasar yang
menyebabkan kondisi infeksi (peritonitis)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

b. Pengkajian Pemeriksaan Fisik


1) Aktivitas dan istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan, dan malaise
(perasaan tidak enak/kurang enak badan)
Tanda : kelemahan otot, kehilangan tonus,
penurunan rentan gerak
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat hipo/hipertensi lama atau
berat; palpitasi;
Tanda : hipertensi, nadi kuat, Friction rub
pericardial (respons terhadap akumulasi
cairan), Kecenderungan perdarahan.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

3) Integritas ego
Gejala: faktor stress (misalnya financial,
hubungan dan sebagainya), perasaan tak
berdaya, tak ada harapan, tak ada
kekuatan.
Tanda: menolak, asietas, takut, marah,
mudah terangsang, perubahan kepribadian.
4) Eliminasi
Gejala: penurunan frekuensi urin, oliguri,
atau anuri, distensi abdomen, diare atau
kostipasi.
Tanda: perubahan warna urin (kuning pekat,
merah, atau coklat),oliguri atau anuri.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

5) Makanan dan cairan


Gejala: peningkatan berat badan cepat
(edema), penurunan berat badan
(malnutrisi), anoreksia, nyeri epigastrium,
mual/muntah, napas bau amoniak.
Tanda: Distensi abdomen (asites),
pembesaran hati (hepatomegali) Perubahan
turgor kulit, lembab, Edema, Penurunan
kekuatan otot, penurunan lemak subkutan,
penampilan tak bertenaga.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

6) Neurosensori
Gejala: sakit kepala/pusing, kelemahan,
khususnya ekstermitas bawah (neuropati
perifer).
Tanda: Gangguan status mental (misalnya
penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan
memori, penurunan kesadaran, stupor atau
koma.
7) Nyeri dan kenyamanan
Gejala: nyeri perut, sakit kepala, nyeri kaki
Tanda: perilaku berhati-hati (distraksi),
gelisah.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

8) Pernapasan
Gejala: napas pendek, nocturnal paroxysmal
dyspnea, batuk dengan atau tanpa sputum
kental.
Tanda: takipnea, dispnea, pernapasan
kussmaul (cepat dan dalam), batuk
produktif dengan sputum merah muda dan
encer (edema paru).
9) Keamanan
Gejala: kulit gatal, ada atau berulangnya
infeksi
Tanda: pruritus, demam (karena sepsis atau
dehidrasi), petekie, ekimosis
PENGKAJIAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

10) Seksualitas
Gejala: penurunan libido, amenore,
infertilitas
11) Interaksi social
Gejala: kecemasan, kesulitan menentukan
kondisi (misalnya tidak mampu bekerja,
atau mempertahankan fungsi peran
biasanya dalam keluarga), motivasi
12) Personal hygiene
Kelemahan selama aktivitas perawatan diri
PENGKAJIAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

c. Pemeriksaan Penunjang
1. Obat-obatan yang diminum
2. Hasil lab, usg
3. Adanya tanda-tanda komplikasi infeksi
peritoneal dialisis
‐ Hitung sel dialisat >100 µl
‐ Sel PMN >50%
‐ Kultur dialisat positif
‐ Drainase : purulen dan atau hemoragis,
eksudat basah pada perban
‐ Daerah exit site mudah berdarah bila
disentuh
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d infeksi, inflamasi intestinal, abses abdomen
ditandai dengan nyeri tekan pada abdomen
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kurangnya asupan
makanan yang adekuat ditandai dengan mual, muntah dan
anoreksia
3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b.d keluarnya
cairan tubuh ditandai dengan muntah yang berlebihan
4. Syok hipovolemik b.d penurunan volume darah, sekunder
dari syok sepsis ditandai dengan mual, muntah, dan
demam
5. Ansietas yang berhubungann dengan krisis situasi
Intervensi keperawatan
1. Nyeri b.d infeksi, inflamasi intestinal, abses
abdomen ditandai dengan nyeri tekan pada abdomen
1. Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri
nonfarmakologi dan noninvasif
2. Lakukan manajemen nyeri keperawatan, meliputi
 Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST
 Beri oksigen nasal apabila skala nyeri ≥ 3 (0-10)
 Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul
 Atur posisi fisiologis


Kolaborasi : Berikan analgesic
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya asupan
makanan yang adekuat ditandai dengan mual, muntah dan
anoreksia
a. Kaji dan berikan nutrisi sesuai tingkat toleransi individu
b. Sajikan makanan dengan cara yang menarik
c. Fasilitasi pasien memperoleh diet rendah lemak
d. Fasilitasi pasien memperoleh diet dengan kandungan serat tinggi
e. Fasilitasi pasien memperoleh diet rendah serat pada gejala
obstruksi
f. Fasilitasi untuk pemberian nutrisi parenteral
g. Pantau intake dan output, anjurkan untuk timbang berat badan
secara periodik (sekali seminggu)
h. Lakukan perawatan mulut
i. Kolaborasi dengan ahli gizi jenis nutrisi yang akan digunakan
pasien
3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
b.d keluarnya cairan tubuh ditandai
dengan muntah yang berlebihan
a. Monitoring status cairan (turgor kulit,
membran mukosa, urine output)
b. Kaji sumber kehilangan cairan
c. Auskultasi tekanan darah
d. Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer,
dan diaforesis secara teratur
e. Kolaborasi
f. Pertahankan pemberian cairan secara
intravena
g. Evaluasi kadar elektrolit
3. RENCANA KEPERAWATAN
4. Syok hipovolemik b.d penurunan volume darah,
sekunder dari syok sepsis ditandai dengan mual,
muntah, dan demam
1) Identifikasi adanya tanda-tanda syok dan status
dehidrasi
2) Kolaborasi skor dehidrasi
3) Lakukan pemasangan IVFD
4) Lakukan pemasangan dan pembeian infus secara
intraoseus
5) Kolaborasi rehidrasi cairan
6) Monitor rehidrasi cairan
7) Dokumentasi dengan akurat tentang intake dan
output cairan
8) Lakukan monitoring ketatpada seluruh sistem organ
5. Ansietas yang berhubungann dengan
krisis situasi Intervensi keperawatan
a. Kaji tingkat ansietas
b. Kaji keterampilan koping saat ini
c. Jelaskan semua tindakan dan prosedur
d. Beri penguatan penjelasan dokter tentang
penyakit dan tindakan
e. Bantu dan ajarkan teknik relaksasi
f. Berikan periode istirahat tanpa gangguan
g. Beri dorongan dukungan kelurga/orang terdekat
EVALUASI
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
adalah sebagai berikut :
1. Tidak terjadi syok hipovolemik
2. Informasi kesehatan terpenuhi
3. Nyeri berkurang atau teradaptasi
4. Asupan nutrisi optimal sesuai tingkat toleransi individu
5. Tidak terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
6. Mengungkapkan perasaan dan masalah dan pemahaman cara
koping positif
DISCHARGE PLANNING

1. Selalu cuci tangan dengan benar


2. Mematuhi pembatasan cairan / balance cairan
3. Mematuhi teknik penggantian cairan dan teknik
aseptik
4. Menjaga keteraturan penggantian dialisat
5. Mematuhi diet gagal ginjal dengan CAPD
6. Menjaga kepatenan exit site
7. Minum obat secara teratur
8. Mampu menjaga tekanan darah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai