Sasaran
Waktu
Hari, Tanggal
Tempat
Nama Penyuluh
A.
Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan klien dan
keluarga mampu memahami tentang perawatan double lumen.
B.
Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, klien dan keluarga dapat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pertimbangan psikososial.
D.
Metode Penyuluhan
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
3.
Demonstrasi
E.
Media Penyuluhan
1.
Leaflet
2.
Lembar balik
F.
No.
1.
2.
Tahap
Kegiatan/waktu
Pembukaan :
2 menit
Pelaksanaan :
20 menit
KegiatanPenyuluh
Kegiatan Sasaran
1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan kontrak;
waktu, topik, dan tujuan
penyuluhan
1. Menjawab salam
2. Memperhatikan dan
mendengarkan
3. Memperhatikan dan
mendengarkan
1. Mengkaji pengetahuan
klien tentang pengertian
Kateter Double Lumen.
2. Memberi reinforcement
positif pada klien.
3. Menjelaskan pengertian
Double Lumen.
4. Menjelaskan tujuan
Perawatan Double Lumen.
5. Menanyakan kepada klien
apakah sudah memahami
penjelasan sebelumnya
1. Mengemukakan pendapat
6. Memperhatikan dan
mendengarkan
2. Memperhatikan dan
mendengarkan
3. Memperhatikan dan
mendengarkan
4. Memperhatikan dan
mendengarkan
5. Klien merespon dan
mengatakan sudah paham
7. Memperhatikan dan
mendengarkan
konsultasi.
9. Menjelaskan komplikasi
Perawatan Double Lumen.
10. Melatih teknik relaksasi
nafas dalam dan distraksi.
11. Menanyakan kepada klien
apakah sudah memahami
penjelasan sebelumnya
3.
G.
Evaluasi/
Penutup :
8 menit
1. Menyimpulkan materi
penyuluhan bersama
dengan klien.
2. Melakukan evaluasi;
Menanyakan kembali pada
klien tentang materi yang
telah diberikan, dan
mengajukan pertanyaan
secara lisan.
3. Menutup penyuluhan;
Mengucapkan terimakasih
atas peran serta klien, dan
mengucapkan salam
8. Memperhatikan dan
mendengarkan
9. Memperhatikan dan
mendengarkan
10. Memperhatikan dan
mengikuti
11. Merespon dan mengatakan
sudah paham
1. Menyimak, memperhatikan
dan mendengarkan
2. Merespon dan menjawab
pertanyaan yang akan
diberikan
3. Menyimak dan menjawab
salam
Evaluasi
a.
b.
c.
Klien mampu menyebutkan kembali 5 dari 6 aktivitas yang harus dihindari pada
Perawatan Double Lumen.
d.
e.
f.
g.
Klien mampu mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi.
3
H.
Lampiran Materi
PERAWATAN AKSES HEMODIALISA (DOUBLE LUMEN)
1.
Pengertian
Kateter double lumen adalah sebuah alat yang terbuat dari bahan plastik
PVC mempunyai 2 cabgan, selang merah (arteri) untuk keluarnya darah dari
tubuh ke mesin dan selang biru (vena) untuk masuknya darah dari mesin ke tubuh
(Allen R, 2004).
Double lumen atau temporary catheters, kateter sementara ini dipasang
pada pasien di vena jugularis, vena femoralis atau vena subklavia. Akses sirkulasi
yang di pasang secara temporer pada vena jugularis dan subclavia terdiri dari dua
lumen untuk menghubungkan sirkulasi darah (sirkulasi ekstraporeal) dengan
tubuh (sirkulasi sistemik). Komplikasi yang sangat sering terjadi pada
pemasangan kateter ini adalah infeksi. Berikut gambar letak pemasangan double
lumen catheter :
Sumber http://www.vygon.co.uk/images/upload/Body.jpg
Lama penggunaan kateter-kateter tipe ini bervariasi sesuai dengan tempat
insersi. Batasang usia penggunaan biasanya disebabkan oleh karena infeksi.
Secara umum, kateter jugularis interna dapat digunakan selama 2 sampai 3
minggu, sedangkan kateter femoral biasanya digunakan sekali ( pasien-pasien
rawat jalan) atau selama 3 sampai 7 hari pada pasien rawat inap. Kateter dialisis
4
cuffed tunneled merupakan suatu kateter lumen ganda yang menggunakan bahan
silikon/silastik atau polimer lunak lainnya dan dilengkapi dengan balon biasanya
digunakan untuk akses vaskular jangka menengah. Kateter vena sentral ini dapat
dimasukkan ke dalam vena subklavia, jugularis interna, jugularis eksterna atau
femoralis dan dapat digunakan sampai 6 bulan atau lebih lama. Kekurangan
utama dari penggunaan kateter ini adalah diperlukannya fluoroskopi dalam insersi
untuk memastikan lokasi ujung yang ideal serta beberapa tide kateter harus
dimasukkan secara bedah
2.
3.
pada kulit.
Hindari mengangkat benda berat dan melakukan pekerjaan berat.
Pada saat tidur jaga daerah kateter double lumen jangan sampai tertekan.
Disaat melakukan aktifitas atau saat tidur kateter double lumen dapat
terlepas atau tercabut paksa karena tertekan dan hal tersebut dapat
menyebabkan pendarahan. Kateter double lumen yang bersifat temporer
(sementara) tentu lebih mudah lepas dibandingkan dengan kateter double
e.
f.
4.
d.
e.
f.
g.
h.
5.
Lakukan Konsultasi
Harus segera lakukan konsultasi ke dokter apabila :
6.
a.
b.
Adanya rasa nyeri pada tempat keluarnya kateter atau exit site.
Perdarahan atau keluar darah/cairan dari daerah exit site (kateter double
c.
d.
lumen).
Terjadi demam, suhu tubuh mencapai 380C atau lebih.
Kateter keluar dari tempat penusukan.
Komplikasi
Komplikasi paling umum adalah trombosis dan infeksi. Akses vena
subklavia adalah yang paling jarang digunakan karena risiko pneumotorak.
Infeksi pada daerah pemasangan dan penggumpalan adalah komplikasi yang
sering mengharuskan kateter untuk dilepas. Masalah lain yang terjadi adalah
dislogment, perdarahan, dan erosi kulit. Masalah kateter termasuk salah
penempatan dan obstruksi. Obstruksi mungkin karena malposisi, pelekatan ujung
kateter ke omentum, atau infeksi. Konstipasi dapat dikurangi dengan aliran
kateter, mungkin karena peristaltis membantu aliran keluar. Kebocoran cairan
mengindikasikan fungsi kateter yang tidak tepat, penyembuhan daerah
pemasangan yang tidak sempurna, atau instilasi berlebih. Perdarahan yang
mengalir biasanya tidak jelas dan hilang secara spontan. Heparin ditambahkan
pada dialisat untuk mencegah formasi penggumpalan fibrin pada kateter baru atau
setelah pengobatan peritonitis.
a.
Pendarahan
Komplikasi tersering dan kerap kali terjadi pada awal dilakukan
tindakan, dimana penderita masih mendapat obat-obatan untuk pengencer
darah. Begitu juga pendarahan dari daerah bekas sayatan operasi yang
langsung mengenai pembuluh besar pada dada jika terjadi rembasan akan
terjadi dalam jumlah yang cukup banyak pemahaman terhadap keadaan ini
tentu sangat membantu agar keluarga tidak panik disaat terjadi pendarahan
pada penderita. Jika terjadi hal demikian yang pertama kali dapat dilakukan
adalah menekan daerah diatas lokasi tempat alat terpasang ditekan dengan
kuat dan menekan dengan kassa dalam jumlah yang cukup tebal.
Selanjutnya dilakukan dengan membawa penderita segera mungkin ke
UGD.
b.
Infeksi
6
pendek
seperti
short
time
kateter
double
lumen
d.
7.
Pertimbangan Psikososial
Seseorang yang menjalani dialisa dengan terpasangnya alat-alat medis yang
harus dibenar-benar dirawat dan di jaga biasanya merasa tertekan, sehingga
banyak penderita bahkan keluarganya yang mengalami depresi dan stress. Adanya
konseling, memberikan motivasi, dan penanganan teknik untuk mengatasi cemas
cukup perlu dan penting, seperti halnya dengan mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam, dan teknik distraksi.
I.
Sumber
Burrnert, Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. EGC: Jakarta.
Corwin, J. 2000. Buku Saku Pathofisiologi. EGC: Jakarta.
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran FKUI. Media Aesculapius:
Jakarta.
Nissenson, Allen. 2004. Nephrologi Secrets. Philadelphia: Mosby Elsevier.
Smeltzer, Suzanne. 2002. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner & Sudarth Vol II. Jakarta:
EGC.
https://www.google.co.id/search?
newwindow=1&biw=1280&bih=655&tbm=isch&sa=1&q=hemodialisis&oq=hem
odialisis&gs_l=img.3...45135.45135.0.45402.1.1.0.0.0.0.0.0..0.0.msedr...0...1c.1.6
4.img..1.0.0.kPFgVVN2C-I. Availabel Online. Diakses pada tanggal 05 Mei 2015.