Anda di halaman 1dari 45

Anti Koagulan pada

Hemodialisis

DWI LESTARI PARTININGRUM


Divisi Ginjal dan Hipertensi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoiro/ RSUP Dr Kariadi
Pasien Hemodialisis beresiko terjadinya
perdarahan dan trombosis

Dwi L Partiningrum
Hemostasis

 Hemostasis adalah suatu proses


pembentukan fibrin dan trombosit untuk
menutup adanya kebocoran/luka pada
pembuluh darah tanpa membuat
sumbatan total pada pembuluh darah
tersebut

Dwi L Partiningrum
Hemostasis

Dwi L Partiningrum
Hemostasis

Dwi L Partiningrum
Hemostasis

Dwi L Partiningrum
Hemodialisis (HD)
 Seluruh bagian dari sirkuit ekstrakorporeal (ECC) 
bersifat trombogenik.
 Pada pasien sedang menjalani HD (saat darah keluar
dari badan): jalur intrinsik dan ekstrinsik koagulasi akan
diaktifkan setiap saat
 Tanpa antikoagulan dengan HD 4 jam, maka dapt terjadi
keadaan sbb:
 Clotting 5 – 10%
 Kehilangan darah 100 – 150 cc
 Dializer akan tersumbat  tidak efektif

Dwi L Partiningrum
Faktor yang mendorong terjadinya
Clotting
 Low blood rate (QB rendah)
 UF rate tinggi
 Transfusi darah atau produk darah,
penambahan albumin, infus lipid, drip I.V
durante HD
 Akses dialisis resirkulasi
 Hematokrit yang tinggi
 Priming tidak adekuat, masih tersisa udara di
dalam dializer

Dwi L Partiningrum
Tanda dari Clotting
 Darah berwarna sangat gelap dalam sirkuit
 Muncul garis-garis hitam pada dialiser, gumpalan darah
pada serat (fibre) tabung dialiser:
 Clotting grade I <10% fibres
 Clotting grade II 10 – 50% fibres
 Clotting grade III > 50% fibres
 Bekuan darah di sisi arteri
 Timbul busa dan gumpalan di ruang tetesan (drip
chamber) dan perangkap vena
 Pengisian cepat monitor transduser dengan darah

Dwi L Partiningrum
Hemodialisis membutuhkan Antikoagulan
 Hemostasis/ trombosis Clotting  efisiensi HD,
masa pakai sirkuit pendek, kehilangan banyak darah,
beban kerja perawat , tdk bisa reuse dan biaya 
 Mempertahankan kelancaran darah dalam sirkuit
ekstrakorporeal selama HD sangat penting  syarat
kualitas HD optimal
 Antikoagulasi yang tepat  dibutuhkan untuk
menyeimbangkan antara under-dan over-heparinization
dalam mencegah pembekuan ECC dan perdarahan
(Pasien HD cenderung mengalami episode perdarahan
yang berkepanjangan dari dialisis fistula, serta
gastrointestinal dan perdarahan intrakranial).
Dwi L Partiningrum
Antikoagulan untuk Hemodialisis

 Unfractionated Heparin (UFH)


 Low Molecular Weight Heparin (LMWH)
 Heparin Free Dialysis

Dwi L Partiningrum
Unfractionated heparin (UFH)

UFH

Dwi L Partiningrum
Unfractionated heparin (UFH)

Dwi L Partiningrum
Metode Pemberian Heparin

Inisial Bolus maintenance


Metode A rutin Infus konstan

Metode B rutin Hanya dosis


tunggal atau
pengulangan
bolus

Metode C minimal Infus konstan

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Metode A: Rutin Infus Konstan

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Metode A : Rutin Infus Konstan

Dwi L Partiningrum
Pemantauan Metode A

Dwi L Partiningrum
Metode A : Rutin Infus Konstan

Dwi L Partiningrum
Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015
Metode Pemberian Heparin

Inisial Bolus maintenance


Metode A rutin Infus konstan

Metode B rutin Hanya dosis


tunggal atau
pengulangan
bolus

Metode C minimal Infus konstan

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Metode B: Rutin Heparin, single
dose atau pengulangan bolus

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Metode Pemberian Heparin

Inisial Bolus maintenance


Metode A rutin Infus konstan

Metode B rutin Hanya dosis


tunggal atau
pengulangan
bolus

Metode C minimal Infus konstan

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Metode C: Minimal Heparin
(dengan infus heparin)

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Metode C: Minimal Heparin
(dengan infus heparin)

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Metode C: Minimal Heparin
(dengan infus heparin)

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Bagaimana jika masih terjadi clotting
walaupun sudah memakai antikoagulan?

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Bagaimana jika masih terjadi clotting
walaupun sudah memakai antikoagulan?

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Bagaimana jika masih terjadi clotting
walaupun sudah memakai antikoagulan?

Dwi L Partiningrum
Komplikasi Heparinisasi

Dwi L Partiningrum
Komplikasi Heparinisasi

Dwi L Partiningrum
Komplikasi Heparinisasi

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Komplikasi Heparinisasi

Dwi L Partiningrum
Low Molecular Weight Heparin (LMWH)

Dwi L Partiningrum
Low Molecular Weight Heparin (LMWH)

UFH

LMWH

Dwi L Partiningrum
LMWH vs UFH

Dwi L Partiningrum
LMWH vs UFH

Dwi L Partiningrum
LMWH vs UFH

Dwi L Partiningrum
LMWH vs UFH

Dwi L Partiningrum
LMWH vs UFH

Dwi L Partiningrum
LMWH vs UFH

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


LMWH Monitoring

Dwi L Partiningrum Daugirdas. Handbook of Dialysis. Chapter 14. 2015


Heparin Free Dialysis
Indications

Dwi L Partiningrum
Heparin Free Dialysis
Procedures

Dwi L Partiningrum
Ringkasan
 Pasien CKD beresiko terjadi perdarahan dan trombosis.
 Hemodialisis diharapkan dapat mengurangi resiko2
tersebut. Namun HD apabila tidak memakai antikoagulan
akan menyebabkan clotting sehingga HD tidak adequat.
 LMWH lebih superior dalam hal terjadinya perdarahan
pada pasien CKD-HD, namun heparin (UFG) menjadi
pilihan karena mudah digunakan tersedia luas dan
murah.
 HD free heparin dapat dilakukan pada pasien dengan
keadaan khusus.

Dwi L Partiningrum
Dwi L Partiningrum

Anda mungkin juga menyukai