Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

PERAWATAN CAPD DI RUMAH

Oleh:
Tim PKRS Hemodialisa RSSA

Pemerintah Provinsi Jawa Timur


Rumah Sakit Umum Daerah dr Saiful Anwar
Malang
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Perawatan CAPD di Rumah

Bidang studi : Keperawatan


Topik : Perawatan CAPD di Rumah
Sasaran : Keluarga dan pasien
Hari : Jumat
Tanggal : 6 agustus 2018
Jam : 09.00 wib
Waktu : 30 menit
Tempat : ruang Tunggu Hemodialisa RSSA

1. Latar Belakang
Vonis gagal ginjal bukanlah akhir dari segalanya. Semangat yang tinggi dan
ketelatenan menjalani metode perawatan bisa memperpanjang dan meningkatkan
kualitas hidup. Selain hemodialisis atau cuci darah serta transplantasi ginjal, ada
metode continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD)
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan dan mendapatkan penjelasan tentang metode
CAPD diharapkan peserta mampu mengerti dan memahami metode CAPD dengan
jelas
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu:
1. Pasien mengetahui pengertian CAPD
2. Pasien menyebutkan dan menjelaskan cara kerja metode CAPD
3. Pasien dapat mempraktikkan metode CAPD
4. Lampiran
Terlampir
5. Metode
a. Presentasi
b. Tanya jawab
6. Media
a. Power point
b. LCD proyektor
c. Laptop

7. Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA MEDIA


NO
1. Pembukaan : Menjawab salam Mendengarkan Power point,
1. Memberi salam dan memperhatikan materi yang LCD, laptop,
2. Menjelaskan tujuanpenyuluhan disampaikan penyaji proyektor
3. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

2. Pelaksanaan: 1. Memperhatikan Power point,


1. Menjelaskan tentang
2. Memperhatikan LCD, laptop,
pengertian CAPD
2. Menjelaskan cara kerja 3. Mengikuti pengarahan proyektor
metode CAPD 4. Bertanya dan menjawab
3. Menjelaskan kelebihan dan pertanyaan yang diajukan
kekurangan dari metode
CAPD
4. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya

3. Evaluasi: Feedback Power point,


- Menanyakan kepada peserta
LCD, laptop,
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement proyektor
kepada peserta yang sudah mau
bertanya.

4. Terminasi: Menjawab salam Power point,


a. Mengucapkan terimakasih atas
LCD, laptop,
peran peserta
b. Mengucapkan salam penutup proyektor

8. Setting Tempat
Peserta duduk di depan penyaji dan penyaji berdiri di depan peserta
9. Pengorganisasian
Moderator : Rani
Penyaji : Lauren
Notulen : Indah
Operator : Nizar

10. Evaluasi
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:
1. Apa pengertian CAPD?
2. Bagaimana cara kerja CAPD?
3. Apa kelebihan dari metode CAPD?
4. Apa kekurangan dari metode CAPD?
5. Apa Komplikasi dari metode CAPD?
MATERI PENYULUHAN
Perawatan CAPD di Rumah

1. Pengertian
CAPD adalah singkatan dari Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis.
Continuous berarti proses dialisis tidak berhenti atau secara berkesinambungan
“membersihkan” darah 24 jam sehari, setiap hari. Ambulatory bermakna bebas bergerak,
tidak berhubungan dengan mesin. Peritoneal adalah menggunakan rongga peritoneum
yang bekerja sebagai filter untuk mengeluarkan sisa metabolisme dan cairan dari darah.
Dialysis berarti menyaring dan membuang cairan berlebih serta sisa metabolisme tubuh.

2. Cara Kerja CAPD


Proses CAPD diawali dengan memasukan cairan dialisat kedalam rongga perut
melalui selang kateter yang dipasang dirongga perut. Ketika cairan dialisat berada dalam
rongga perut terjadi proses osmosis. Sehingga zat-zat racun dalam darah akan ditarik
keluar. Proses dialysis peritoneal ini tidak akan menimbulkan rasa sakit dan hanya
membutuhkan waktu singkat, terdiri dari tiga langkah :
1. Memasukan cairan dialisat kedalam rongga peritoneum
2. Cairan dibiarkan didalam rongga perut untuk selama periode tertentu (biasanya 4-
6 jam)
3. Keluarkan cairan dari peritoneum.

3. Kelebihan dari metode CAPD


1. Menggunakan peralatan yang sederhana
2. Lebih fleksibel sehingga tidak harus dilakukan dirumah sakit
3. Bisa dilakukan dimana saja
4. Pasien dapat menjalani diet dengan lebih longgar, dengan kebutuhan protein lebih
tinggi, cairan, garam, dan kalium tidak harus dibatasi
5. Tidak menggunakan mesin
6. Tidak menggunakan jarum suntik
7. Tekanan darah lebih stabil
8. Mempertahankan fungsi ginjal lebih baik
4. Kekurangan dari metode CAPD
1. Resiko infeksi (peritonitis) terjadi apabila pasien tidak hati-hati dalam mengganti
cairan /kurang menjaga sterilisasi
2. Dapat menimbulkan rasa jenuh, karena harus melakukan hal yang sama setiap harinya
3. Adanya cairan dalam perut membuat pasien tidak nyaman
4. Tidak dianjurkan bagi pasien yang sudah sering melakukan pembedahan perut

5. Komplikasi dari metode CAPD


komplikasi CAPD dapat diartikan sebagai penyakit/gangguan fungsi tubuh yang
timbul selama penggunaan CAPD. Komplikasi pada CAPD dapat dibagi menjadi
komplikasi teknis dan komplikasi medis.
1. Komplikasi Teknis
Bukan merupakan komplikasi serius dan mudah diatasi. Komplikasi ini
meliputi bocornya cairan dialisat, sumbatan pada saat masuk atau keluarnya dialisat,
kesalahan letak kateter, dan lain-lain (Parsudi, Siregar & Roesli, 2006)
2. Gangguan Aliran Dialisat
Konstipasi menjadi penyebab aliran masuk atau aliran keluar yang terganggu
pada PD. Untuk mencegah konstipasi, dokter biasanya meresepkan obat mengatasi
konstipasi sebelum memasang kateter PD. Dilakukannya enema sebelum memulai PD
juga dapat mencegah masalah aliran. Diet tinggi serat dan tempat duduk lunak tanpa
sandaran diperlukan untuk mencegah konstipasi. Penyebab lain dari gangguan aliran
termasuk kekakuan atau terjepitnya koneksi tubing, posisi pasien, terbentuknya
bekuan fibrin dan kateter PD yang tidak pada posisinya (Thomas dan Smith, 2002).
Harus dipastikan bahwa kantong drainage lebih rendah dari abdomen pasien
untuk meningkatkan aliran gravitasi saat mengeluarkan cairan dialisat dari rongga
peritonium. Diperhatikan juga koneksi tabung dan sistem PD apakah kaku atau
tergulung, dan yakinkan bahwa jepitan dibuka. Jika aliran masuk dan keluar masih
tidak adekuat, reposisikan pasien untuk menstimulasi aliran masuk dan aliran keluar.
Ubah posisi pasien pada sisi lain atau yakinkan bahwa pasien dalam posisi sejajar
yang tepat. Posisi supine rendah - posisi Fowler mengurangi tekanan intra abdominal.
Peningkatan tekanan intra abdominal dari posisi duduk dan berdiri atau batuk akan
berkontribusi pada terjadinya kebocoran kateter pada PD. Terbentuknya bekuan fibrin
dapat terjadi setelah kateter PD terpasang atau pada onset peritonitis. Dengan
memerah tabung kateter akan mengeluarkan bekuan fibrin dan meningkatkan aliran.
X-Ray diperlukan untuk mengetahui posisi katater PD. Jika terjadi kesalahan
tempat/displacement, maka dokter akan mereposisinya (Thomas dan Smith, 2002).
DAFTAR PUSTAKA

American Jornal Of Kidney Disease. NKF-K/DOQI clinical practice Guidelines For


CronicKidney disease : Evaluation, classification and stratification. Mineapoliss,
United states OfAmerica. 39 : S17-S25.2001.

Anda mungkin juga menyukai